PPT Journal Reading Arneta Sarah Simarmata 112019170.pptx
1. Infectious and Autoimmune
Causes of Encephalitis in
Children
Arneta Sarah Simarmata
112019170
Pembimbing: dr. Riza Mansyoer, Sp.A(K)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 23 November 2020 – 26 Desember 2020
Penyebab Ensefalitis Infeksi dan Autoimun pada Anak
2. Abstrak
• Latar belakang
Ensefalitis dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas neurologis pada anak-
anak. Penyebab ensefalitis infeksius dan non-infeksi yang baru-baru ini ditemukan
menjadi semakin penting selama dekade terakhir ini
• Metode
• Catatan medis ditinjau secara retrospektif dari pasien anak-anak di Houston yang
didiagnosis dengan ensefalitis di daerah perkotaan dan pedesaan antara tahun 2010 dan
2017 dan menilai etiologi, karakteristik klinis, dan praktik pengujian diagnostik
3. Abstrak
• Hasil
• Dari 231 pasien yang memenuhi kriteria, 42% kasus tidak berhasil ditemukan
etiologinya. Dari kasus yang etiologinya dapat ditemukan, kasus paling banyak
untuk infeksi adalah virus (West Nile Virus), dan anti-NMDAR untuk autoimun.
• Kesimpulan
• WNV adalah penyebab infeksi paling umum dari ensefalitis pada populasi anak-anak
meskipun frekuensi pengujian WNV lebih rendah daripada virus lainnya. Peningkatan
pengujian untuk ensefalitis anti-NMDAR menghasilkan identifikasi kasus yang sering.
4. PENDAHULUAN
Terdapat lebih dari 100 etiologi yang
dapat menyebabkan ensefalitis pada
anak. Namun kebanyakan dari para
peneliti menemukan bahwa
mayoritas pasien anak tidak memiliki
etiologi yang teridentifikasi.
Ensefalitis pada populasi anak dapat menyebabkan morbiditas
yang terlihat jelas, kecacatan, dan bahkan kematian.
5. PENDAHULUAN
Karena sebagian besar anak dengan
ensefalitis infeksius, maka etiologi dari
ensefalitis itu sendiri dapat bervariasi
bergantung dalam hal geografis dan
ekologi
Diagnosis dini ensefalitis pada masa kanak-kanak sangat
penting untuk meningkatkan hasil klinis. Penelitian ini
dilakukan untuk memahami prevalensi etiologi infeksi dan non-
infeksi dari ensefalitis pada anak
6. METODE
POPULASI PENELITIAN
KOLEKSI DATA
METODOLOGI STATISTIK
Studi retrospektif menggunakan chart review kepada setiap pasien anak dengan ensefalitis dan
meningoensefalitis di Texas Children’s Hospital mulai dari 1 Januari 2010 – 31 Desember 2017.
Semua pasien < 90 hari dan > 18 tahun pada saat masuk ke rumah sakit tidak dihitung. Hanya
pasien yang sesuai dengan ketentuan definisi ensefalitis infeksi dan ensefalitis autoimun saja
yang dimasukan ke dalam sampel.
Semua statistik dihitung memakai uji Chi-square (X2 ) dengan p-value ditetapkan di angka
<0.05 dengan menggunakan Stata 14.0 (Stata Corp, College Station, TX). Studi ini telah
ditinjau dan disetujui oleh Baylor College of Medicine Institutional Review Board H-35069.
Semua pasien diklasifikasikan sebagai infeksius atau non-infeksius dan selanjutnya diklarifikasi
sebagai autoimun dan immune-mediated, infeksius termasuk virus, bakteri, lainnya (misalnya
parasit atau jamur), atau tidak diketahui.
7. KRITERIA INKLUSI KRITERIA
EKSKLUSI
• Anak dengan ensefalitis infeksi
• Penurunan kesadaran > 24 jam tanpa sebab
yang jelas
• 2 dari gejala berikut: Demam ≥ 38oC selama
3 hari, onset baru kejang, onset baru
penemuan fokal neurologis, leukosit ≥5/mm3
pada pemeriksaan cairan serebrospinal,
penemuan baru abnormalitas pada
pencitraan neurologis, EEG yang abnormal
• Anak dengan ensefalitis autoimun
• Bukti status mental yang berubah atau defisit
neuropsikiatri dan setidaknya 1 kelainan
sistem saraf pusat objektif: kelainan
neurologis fokal, kejang onset baru,
pleositosis CSF, atau temuan neuroimaging
yang menunjukkan ensefalitis.
• Anak < 90 hari dan > 18 tahun pada saat
masuk ke RS
• Pasien yang masuk ke RS untuk kedua
kalinya
• Pasien yang dirujuk dari RS lain
13. DISKUSI
o Melalui penelitian ini, didapatkan banyak temuan
menarik, terutama prevalensi penyebab autoimun
dan sejumlah besar pasien yang didiagnosis
dengan infeksi virus yang ditularkan melalui
vektor (WNV) dan bakteri atipikal (B. henselae
dan rickettsiosis kelompok demam berbintik)
o B. henselae (3% dari semua pasien) adalah
penyebab paling umum kelima penyebab
ensefalitis pada populasi ini. Peneliti dari satu
studi ensefalitis lain pada pasien anak-anak dan
orang dewasa hanya melaporkan B. henselae
pada, 1% dari pasien yang didiagnosis.
o Sedangkan untuk ensefalitis autoimun, anti-
NMDAR adalah penyebab tersering
o Iklim subtropis di Texas, Houston membuat
penelitian ini dapat menemukan insiden
ensefalitis yang terjadi dengan proses penularan
melalui vektor
14. KESIMPULAN
Etiologi terbanyak untuk ensefalitis infeksi adalah West Nile Virus
dan anti-NMDAR untuk ensefalitis autoimun. Peningkatan
kesadaran dan pengujian yang lebih sering untuk ensefalitis anti-
NMDAR, WNV, dan Bartonella kemungkinan akan menghasilkan
penyebab ensefalitis pada anak menjadi lebih teridentifikasi.
Pengobatan ensefalitis mungkin akan lebih efektif jika diidentifikasi
di awal perjalanannya, dan prognosisnya juga akan lebih baik.
Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan cara inovatif diperlukan
untuk menemukan etiologi yang baru.