2. Kita hidup didunia yang dipenuhi oleh mikroba, dan tubuh kita terus menerus
terpapar dengan bakteri, fungi, parasite dan berbagai virus.
Pertahanan tubuh kita terhadap serangan mikroba tersebut mirip dengan
pertahanan yang dilakukan oleh tentara didalam suatu negara.
Mekanisme pertahanan pertama adalah benteng seperti kulit, yang menahan
masuknya agensia asing. Jika benteng ini berhasil dilalui atau mikroba tersebut
berhasil masuk, maka “tentara” lokal seperti (sel-sel pembunuh, netrofil dan
sel-sel pemakan/ makrofaga) akan dengan cepat menghadapi agnesia yang
menyusup tersebut dan memberikan perlawanan.
Pada akhirnya, jika hal inipun kurang efektif, alat pertahanan selanjutnya akan
diarahkan untuk membendung agensia penyusup tersebut (antibodi dan sel
Limfosit T/Sel T).
Pengetahuan tentang sifat-sifat musuh (antigen) sebelum serangan
memungkinkan untuk membentuk respon tubuh yang lebih efektif dan cepat
(aktivasi sel memori yaitu sel B dan sel T pada serangan berikutnya).
3. A. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN
Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh melawan
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, sel-sel
yang malfungsi dan partikel asing.
Sistem ini cukup rumit, yang terdiri dari beberapa tipe dari
sel-sel yang menetap, melekat pada jaringan atau yang
mampu bergerak (mobile) yang berinteraksi didalam
jaringan getah bening (jaringan limfoid) yang tersebar
diseluruh tubuh.
Fungsinya adalah untuk mengusir /melenyapkan mikroba
atau benda asing tersebut.
4. Ada 2 macam kekebalan atau imunitas pada tubuh manusia,
yaitu :
Kekebalan alamiah (innate, native immunity)
1) Bersifat nonspesifik dan sudah ada sejak lahir
2) Mencakup factor-faktor protektif yang terdapat pada
individu yang tidak tergantung pada rangsangan
antigen (misalnya : kulit, selaput mukosa, sekresi lemak,
fagositosis atau peristiwa sel darah putih makan
bakteri/mikroba yang masuk kedalam tubuh)
3) Ini adalah sistem pengenalan awal yang cepat untuk
mendeteksi patogen
5. Kekebalan didapat atau Imunitas adaptif (adaptive
immunity)
1)Bersifat spesifik
2)Didapat secara aktif setelah seseorang terkena
infeksi atau divaksinasi.
3) Didapat secara pasif dengan penyaluran melalui
plasenta dan suntikan antibodi yang spesifik
6. B. BARIS PERTAHANAN PERTAMA TERHADAP
INFEKSI
Kulit dan membran mukosa adalah benteng bagi
kebanyakan mikroba yang infeksius.
7.
8. C. BARIS PERTAHANAN KEDUA (RESPON ANTI
BAKTERI )
Bila mikroba bisa melalui baris pertahanan pertama,
maka akan ada serangkaian respon proteksi melawan
bakteri.
Proteksi diawali oleh aktivasi imunitas alamiah di
lokasi masuknya bakteri pada fase akut dan akan
dilanjutkan dengan respon spesifik terhadap antigen
tersebut pada skala sistemiknya.
9.
10. Aktivasi respon yang cepat yaitu melalui tiga mekanisme
dibawah ini.
1. Inflamasi akut
Inflamasi akut adalah mekanisme pertahanan untuk
menahan infeksi, yang mencegah penyebarannya pada
lokasi awalnya dan memberi sinyal untuk respon imun
spesifik berikutnya.
Respon inflamasi itu menguntungkan, tetapi di lain
pihak juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan
bisa membuat symptom sakit.
Sel tubuh yang terluka akan mengeluarkan bahan kimia
yang dinamakan Histamin, dan akan memulai respon
inflamasi
11. Ada 3 peristiwa utama pada inflamasi akut, yaitu :
(1) pelebaran pembuluh kapiler untuk meningkatkan
aliran darah kejaringan yang luka (terlihat sebagai
rash atau kemerahan);
(2)meningkatnya permeabilitas struktur pembuluh
darah kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan,
protein plasma dan lekosit dari sirkulasi darah (ini
adalah penyebab jaringan yang sedang radang terlihat
bengkak/odem); dan
(3) keluarnya sel-sel darah putih atau lekosit dari
pembuluh darah kapiler dan terlokalisir di jaringan
yang mengalami luka).
12. 5 gejala khas inflamasi akut yaitu:
(1) rubor artinya warna jaringan kemerahan,
(2) kalor, yaitu suhu tubuh disekitar luka maupun
secara sistemik akan meningkat,
(3) Dolor, rasa sakit,
(4) tumor, yaitu jaringan menjadi bengkak karena
odem, dan
(5) fungsio lesa, yaitu jaringan atau organ yang
terkena akan mengalami gangguan fungsi. Untuk
memperjelas gambaran radang, dapat terlihat pada
gambar berikut.
13. 2. Sistem Komplemen
Komponen dinding sel bakteri adalah aktivator utama
bagi respon proteksi bagi antigen yang bersifat non-
spesifik.
Yang teraktivasi disini adalah sistem pertahanan tubuh
yang disebut sistem komplemen. Sistem komplemen
akan merangsang sel-sel mast untuk melepaskan
histamine, yang dapat meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah kapiler.
Sistem komplemen juga akan menarik sel-sel netrofil
dan makrofag ke jaringan yang mengalami radang.
14. 3. Fagositosis
Fagositosis adalah proses sel-sel netrofil dan
makrofaga memakan bakteri.
Fagositosis berlangsung dalam 3 tahap, yaitu:
proses perlekatan pada bakteri,
memasukkan bakteri kedalam badan sel netrofil atau
makrofaga dan
mencerna / membunuh bakteri.
15.
16.
17. D. PERTAHANAN TUBUH MELAWAN INFEKSI VIRUS
Respon imun adalah cara terbaik untuk mengontrol infeksi
virus.
Timbulnya demam dan stimulasi sistem kekebalan adalah
dua macam efek sistemiknya
Peningkatan suhu tubuh dan demam dapat
menghambat replikasi dan menurunkan stabilitas
virus
Interferon adalah pertahanan paling penting
terhadap infeksi, tetapi interferon juga menjadi
penyebab rasa lelah, sakit pada otot-otot, menggigil
dan demam (yang merupakan gejala mirip influenza
yang non spesifik) yang banyak dijumpai pada
infeksi virus.
18. E. RESPON IMUN SELULER DAN RESPON IMUN HUMORAL
Didalam tubuh berlangsung 2 macam respon imun, yaitu
respon imun seluler
respon imun humoral.
Respon imun seluler adalah sistem kekebalan yang diperantarai
oleh sel-sel darah putih sebagai sel-sel pertahanan tubuh. Yang
dideskripsikan pada bagian terdahulu, seperti upaya sel-sel
makrofaga dan sel-sel netrofil memfagosit bakteri, juga
bagaimana sel-sel “natural killer” mengenal sel-sel tubuh inang
yang sudah terinfeksi virus dan kemudian membunuh sel-sel
target tersebut, semuanya termasuk dalam kategori respon imun
seluler.
Respon imun humoral adalah sistem kekebalan yang dikontrol
oleh antibodi. Hal ini termasuk baris pertahanan ketiga dalam
sistem imun.
19. F. BARIS PERTAHANAN KETIGA TERHADAP INFEKSI
1. Antibodi
Sebagian besar infeksi dapat melewati baris
pertahanan pertama dan kedua. Infeksi demikian yang
dapat memicu produksi dan pelepasan antibodi.
Antibodi disebut juga imunoglobulin (Ig) atau serum
protein globulin, yaitu suatu substansi kimia berupa
glikoprotein dengan struktur tertentu yang dihasilkan
oleh sel-sel kekebalan tubuh sebagai respon terhadap
keberadaan benda-benda asing atau antigen yang
masuk kedalam tubuh.
20. 2. Mekanisme Respon Imun Humoral
Antibodi dapat menyebabkan kekebalan karena :
Antibodi menghasilkan antitoksin ( anti racun).
Toksin yang dihasilkan bakteri akan dinetralisir oleh
antibodi.
Antibodi akan menempel pada dinding sel bakteri
maupun pada pecahan bakteri (pada tempat
perlekatan antigennya), sehingga : a) bakteri bisa
difagositosis, b) bakteri tidak bisa melekat pada sel
tubuh manusia (= sel target) dan c) antibodi juga akan
mengaktifkan sistem kekebalan komplemen yang
akan membunuh bakteri (bakteri lisis).
21. 3. Pembentukan Antibodi
Antibodi dihasilkan oleh sel-sel Limfosit B.
Jika ada mikroorganisme asing (bakteri atau virus)
masuk kedalam tubuh karena berhasil menembus
baris pertahanan pertama, maka mikroorganisme
asing tersebut akan dimakan (difagosit) oleh sel darah
putih
22. G. SEL-SEL PERTAHANAN PADA SISTEM IMUN
Seluruh jenis sel pada sistem imun berasal dari
regenerasi stem cell (sel induk) sel darah
(hematopetik) yang terdapat di berkembang dalam 2
seri yaitu sari myeloid dan seri lymphoid.
23. I. ORGAN LIMFOID
Tempat utama pembentukan Limfosit adalah sumsum tulang
dan thymus.
Limfosit yang belum matang dihasilkan oleh stem sel di
sumsum tulang dan melanjutkan pematangannya di sumsum
tulang tersebut (Limfosit B dan sel thymus dan berkembang
menjadi Limfosit T. karena merupakan tempat pembentukan
awal dan tempat pematangan, maka thymus dan sumsum
tulang disebut sebagai organ limfoid primer.
Setelah mengalami pematangan, sel dan pembuluh limfa ke
organ limfoid sekunder.
Organ limfoid sekunder meliputi limpa, nodus limfatikus dan
jaringan limfoid didalam mukosa (MALT) di saluran
pencernaan, saluran pernafasan, dan saluran urogenital.
Disini limfosit menghadapi antigen dari sel efektor yang aktif
pada sistem imun.
24. Limfa bertindak sebagai filter (penyaring ) darah dan
merupakan tempat utama untuk membersihkan
partikel-partikel yang dimakan oleh sel penting
produksi antibodi untuk melawan antigen yang masuk
kedalam pembuluh darah