SlideShare a Scribd company logo
1 of 90
i
i
PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
DI UPT SD NEGERI 2 BANDUNG BARU
Skripsi
Oleh
Iistina
NPM 18060002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2022
ii
PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
DI UPT SD NEGERI 2 BANDUNG BARU
(Skripsi)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Iistina
NPM 18060002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2022
iii
ABSTRAK
PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
DI UPT SD NEGERI 2 BANDUNG BARU
Oleh:
Iistina
18060002
Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Ada beberapa macam peran guru dalam pendidikan, antara lain sebagai
demonstator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator, evaluator, motivator dan
sebagai mentor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran
guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung
Baru. Jenis penelitian ini dirancang dalam penelitian kualitatif yang akan
menderskripsikan tentang peran peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Informan
dalam penelitian adalah guru dan siswa. Data yang didapat secara deskriptif
diungkapkan melalui metode pengumpulan data dalam bentuk pedoman
wawancara dan observasi.
Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa peran guru dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik antara lain sebagai demonstrator dengan menunjukan sikap-
sikap terpuji, menunjukan cara agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami
dan dihayati, mengembangkan materi pelajaran, dan memahami bahan ajar.
Sebagai pengelola kelas dengan menciptakan iklim belajar yang nyaman, menjaga
kelas tetap kondusif dan memberikan pelayanan untuk siswa dalam proses
pembelajaran. Sebagai mediator dan fasilitator dengan mengusahakan sumber
belajar yang berguna,untuk menunjang pencapaian tujuan belajar mengajar,dan
meningkatkan pengetahuan media pembelajaran. Sebagai evaluator dengan
melakukan penilaian terhadap hasil yang dicapai, mengumpulkan data
keberhasilan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan seluruh kegiatan yang
telah diprogramkan. Sebagai motivator dengan memberikan dorongan ke siswa
agar mampu meraih cita-cita, mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar, dan
membangkitkan motivasi belajar siswa. Sebagai mentor dengan mengembangkan
keterampilan membaca, membentuk kepribadian, meningkatkan kemampuan dan
kompetensi sebagai mentor, menunjukkan komitmen dalam proses belajar
mengajar.
Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2
Bandung Baru telah dilaksanakan secara efektif. Disarankan bagi guru agar lebih
memaksimalkan pembelajaran tematik, dengan meningkatkan perannya dalam
pembelajaran tematik khususnya pada aspek peran guru sebagai mentor dengan
lebih mengembangkan keterampilan membaca pada siswa, agar siswa lebih gemar
membaca.
Kata Kunci:Peran Guru, Pembelajaran Tematik, Sekolah Dasar
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Peran Guru Dalam Pelaksanaanpembelajaran
Tematik Di Upt Sd Negeri 2 Bandung Baru
NamaMahasiswa : Iistina
NomorPokokMahasiswa : 18060002
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Juhri AM, M.Pd.
NIP 19530703 198501 1 001
Pembimbing II,
Ari Rohmawati, M.Pd.
NIDN 0226018704
2. Ketua Program Studi PGSD,
Yunni Arnidha, M.Pd.
NIDN. 0229097801
v
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Yulianto, M.Pd ……......………
Anggota : Prof. Dr. Juhri, AM., M.Pd ……......………
Anggota : Ari Rohmawati, M.Pd ……......………
2. Dekan FKIP universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Rahma faelosofi, S. Si., M. Sc
NIP 19850202 201504 2 001
Tanggal lulus ujian skripsi:
vi
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama : Iistina
NPM : 18060002
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah
Pringsewu Lampung
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis
orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan
denganmengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Pringsewu, ..............2022
Peneliti,
Iistina
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, Skripsi ini persembahkan kepada:
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang selalu membimbingdalam segala hal.
2. Kedua orang tua tercinta Bapak Sumadi dan Ibu Toinik yang selalu
memberikan dukungan do’a dan dukungan materi serta kepada penulis dalam
menggapai cita-cita.
3. Kepada Kakakku Sukatman dan Desi Yunitaningsih yang selalu memberikan
dukungan.
4. Almamaterku tercinta Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
5. Kepada semua guru di UPT SD Negeri 2 Bandungbaru yang sudah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuanganku terimakasih telah menemani perjuanganku dari
awal hingga akhir.
viii
MOTTO
ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬ ِ
‫س‬
ُ
‫ف‬
ْ
‫ن‬
َ
ِ
‫ِل‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ت‬
ْ
‫ن‬ َ
‫س‬ ْ
‫ح‬
َ
‫أ‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ت‬
ْ
‫ن‬ َ
‫س‬ ْ
‫ح‬
َ
‫أ‬
ْ
‫ن‬ِ‫إ‬
ۖ
‫ا‬ َ
‫ه‬
َ
‫ل‬
َ
‫ف‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ت‬
ْ
‫أ‬ َ
‫س‬
َ
‫أ‬
ْ
‫ن‬ِ‫إ‬ َ
‫و‬
ۖ
ُ
‫د‬
ْ
‫ع‬ َ
‫و‬ َ‫اء‬ َ
‫ج‬ ‫ا‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬
ٍ‫ة‬َّ
‫ر‬ َ‫م‬ َ‫ل‬ َّ
‫و‬
َ
‫أ‬ ُ‫وه‬
ُ
‫ل‬
َ
‫خ‬
َ
‫د‬ ‫ا‬ َ‫م‬
َ
‫ك‬
َ
‫د‬ ِ
‫ج‬ ْ
‫س‬ َ‫م‬
ْ
‫ال‬ ‫وا‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫خ‬
ْ
‫د‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َ
‫و‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫وه‬ ُ
‫ج‬ ُ
‫و‬ ‫وا‬ُ‫وء‬ ُ
‫س‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ِ‫ة‬َ
‫ر‬ ِ
‫خ‬
ْ
‫اْل‬
‫ا‬ً ‫ر‬
‫ّب‬ِ‫ب‬
ْ
‫ت‬
َ
‫ت‬ ‫ا‬ ْ
‫و‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ‫وا‬ ُ ‫ر‬
ِ
‫ّب‬
َ
‫ت‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ َ
‫و‬
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”
Artinya: Jika kalian berbuat baik sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri
sendiri kalian sendiri.
(QS. Al-Isra:7)
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Desa Sidomulyo Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat,
pada tanggal 22 Desember 1998, Anak Kedua dari dua bersaudara, putri dari
Bapak Sumadi dan Ibu Toinik.
Riwayat pendidikan yang pernah penulis tempuh antara lain:
1. SD Negeri 1 Sumberejo,lulus tahun 2012;
2. SMPNegeri 1 Bengkunat Belimbing, lulus tahun 2015;
3. SMANegeri 1 Bengkunat Belimbing, tahun 2018;
4. Kuliah di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung (UMPRI).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar masuk tahun 2018.
x
KATA PENGANTAR
Peneliti memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
taufik dan hidayah, serta inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsiini masih banyak kekurangan baik isi
maupun bentuknya. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
peneliti harapkan guna perbaikan penulisan dimasa yang akan datang. Skripsiini
disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampung.
Skripsiini berjudul “Peran Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di
UPT SD Negeri 2 Bandung Baru”. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini
berdasarkan prapenelitian yang didapatkan hasil bahwa 11 guru yang berada di
UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, hanya terdapat 5 guru (45,5%) yang efektif
memberikan perannya dalam memotivasi siswa.
Dalam penyelesaian skripsiini, peneliti banyak dibantu oleh berbagai pihak,
terutama dari dosen pembimbing. Oleh karena itu, pada kata pengantar ini peneliti
sampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. Wanawir AM,. M.M., M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Rahma Faelasofi, S.S., M.Sc.,Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
xi
3. Yunni Arnidha, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah
DasarFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
4. Prof. Dr.H. Huhri AM, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah dengan
sabar membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini.
5. Ari Rohmawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar
membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staf dan karyawan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
7. Bapak Suparno, S.Pd.SD., selaku Kepala UPT SD Negeri 2 Bandung Baru,
yang telah memberikan waktu dan tempat kepada peneliti dalam melakukan
penelitian.
8. Seluruh Guru di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, yang telah membimbing
dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Bapak dan Ibuku yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya.
Semoga amal baik Bapak Ibu, dan Saudara mendapat pahala yang sesuai dari
Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca
umumnya.
Pringsewu, Maret 2022
Peneliti,
Iistina
xii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
ABSTRAK ................................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... v
PERNYATAAN......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
MOTTO ..................................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Guru ............................................................................ 9
1. Pengertian Peran Guru ................................................... 9
2. Macam-Macam Peran Guru.......................................... 12
B. Pembelajaran Tematik ......................................................... 26
1. Pengertian Pembelajaran Tematik ............................... 26
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............................ 29
3. Tujuan Pembelajaran Tematik ..................................... 30
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik ................... 31
C. Penelitian Terdahulu ............................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......................................................... 36
B. Penelitian.............................................................................. 36
C. Sumber Data......................................................................... 36
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................... 37
E. Pengujian Keabsahan Data.................................................. 39
F. Analisis Data........................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum ............................................................... 43
B. Analisis Deskripsi Data..................................................... 49
C. Temuan Hasil Analisis...................................................... 63
D. Pembahasan....................................................................... 66
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 75
B. Saran.................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik .................................. 32
Tabel 3.1.Contoh Lembar Wawancara........................................................ 38
Tabel 3.2.Contoh Lembar Observasi Penelitian ......................................... 39
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.SK
Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3. Instrumen Penelitian
Lampiran 4. Hasil Penelitian
Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf
hidup dan kemajuan yang lebih baik, seperti halnya peran seorang guru yang
harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan mampu bersaing di era
globalisasi serta seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh sebab itu, di era millenial ini guru harus dapat meningkatkan
peranannya, karena dalam proses mengajar dan menentukan hasil akhir
belajar siswa sebagian besar menjadi tanggung jawab seorang guru. Hal ini
dikarenakan guru merupakan seorang pendidik profesional yang memiliki
tugas utama untuk mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing,
memotivator, memberikan penilaian serta melakukan evaluasi kepada peserta
didik.
Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status.
Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti halnya guru
dan peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia
pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena pada
dasarnya peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya
dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan
yang dimilikinya. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dari guru mustahil
1
2
jika seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mencukupi semua
kebutuhannya. Peran guru merupakan pengorganisasian lingkungan belajar
dan sekaligus sebagai fasilitator belajar yang meliputi, guru sebagai model
belajar, guru sebagai perencana, guru sebagai peramal, guru sebagai
pemimpin, dan guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kearah pusat-
pusat belajar. Dalam kaitan peranannya sebagai perencana, guru
berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana-
rencana yang operasional.
Peran seorang guru salah satunya adalah, guru harus menjadi suri tauladan
yang baik bagi anak didiknya. Peranan seorang pendidik menurut Ki Hajar
Dewantara adalah pendidik memiliki peranan seperti berikut ini, Ing ngarso
sung tuladha (jika di depan menjadi contoh), ing madya mangun karsa (Jika
ditengah membangkitkan hasrat untuk belajar), tut wuri handayani (Jika ada
dibelakang memberi dorongan). Selain peranan pendidik seperti di atas,
pendidik dituntut pula dengan beberapa persyaratan, yaitu : menguasai bahan
yang akan diajarkan, memiliki kemampuan untuk mengajar, dapat
merencanakan dan mengevaluasi suatu program atau unit pelajaran dan
mempunyai minat untuk mengerjakan ilmunya. Ada beberapa macam peran
guru dalam pendidikan, antara lain sebagai demonstator, pengelola kelas,
mediator dan fasilitator, evaluator, motivator dan sebagai mentor.
3
Peran guru sebagai demonstrator merupakan peran yang senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan, serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal
ilmu yang dimilikinya karena akan sangat menentukan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Peran guru sebagai pengelola kelas merupakan peran guru
yang sukses dalam melibatkan siswa secara aktif untuk belajar. Peran guru
sebagai mediator dan fasilitator merupakan kemampuan guru dalam
mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa
narasumber, buku, teks, majalah ataupun surat kabar. Peran guru sebagai
evaluator merupakan kemampuan dalam memberikan dorongan, kekuatan,
motivasi dan energi yang besar kepada semua muridnya agar mereka mampu
meraih cita-cita yang digantung setinggi langit. Peran guru sebagai
pembinaan dan bimbingan yang memiliki hubungan emosional yang kuat
yang mentor merupakan peran guru dalam menciptakan hubungan dengan
siswa yang dilandasi atas dasar kepercayaan, saling menghargai dan
mengasihi agar mempunyai moral yang positif.
Berdasarkan data prasurvey yang ada dilapangan pada tanggal 14 Juli 2021
dengan informan seorang kepala sekolah, bahwa di UPT SD Negeri 2
Bandungbaru tersebut memiliki 9 orang pendidik yang terdiri dari 6 guru
wali kelas, 1 orang guru Agama Islam, 1 orang guru bidang studi, 1 orang
guru PJOK dan 1 tenaga kependidikan lain yang bertugas sebagai penjaga
perpustakaan, serta 1 orang pemimpin yaitu seorang kepala sekolah sehingga
4
total terdapat 11 orang pendidik dan tenaga kependidikan dimana masing-
masing memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
kewajibannya. Dalam sekolah tersebut terdapat 7 orang pendidik yang telah
menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sekaligus telah bersertifikasi, 1
orang guru berstatus PPPK dan 3 lainnya masih berstatus honorer, serta 4
orang pendidik berbacground Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan
memiliki 132 peserta didik yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6
dimana masing-masing kelas terdiri dari 22 sampai 25 orang siswa.
Dari paparan jumlah data pendidik dan tenaga kependidikan diatas jika
dibandingkan dengan jumlah peserta didik dapat disimpulkan bahwa 1 orang
guru hendaknya mampu mengarahkan dan membimbing 10 siswa untuk aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tercipta suasana serta interaksi
yang baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Namun
dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, kenyataannya guru
tidak sepenuhnya melakukan perannya terutama pada pelaksaaan
pembelajaran tematik. Dari 11 guru yang berada di UPT SD Negeri 2
Bandung Baru, hanya terdapat 5 guru (45,5%) yang efektif memberikan
perannya dalam memotivasi siswa.
Guru sebagai motivator dalam pembelajaran tematik juga masih terbilang
kurang efektif, hal ini terlihat dari hasil penelitian awal dimana antusias
belajar siswa yang rendah, siswa cenderung kurang menikmati proses belajar
yang sedang berlangsung, siswa sibuk bermain dan mengobrol dengan
5
teman-teman yang lain sehingga jika diberikan tugas oleh gurunya mereka
hanya terfokus untuk segera menyelesaikan tugas tersebut dengan secepat-
cepatnya namun tidak memikirkan hasil dari jawabannya apakah mereka
mendapatkan nilai tinggi atau rendah dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik yang telah dilakukakannya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di UPT SD Negeri 2
Bandung Baru”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang maka dapat
ditarik beberapa rumusan masalah sebagai titik tolak pengkajian yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana peran guru sebagai demonstator dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru?
2. Bagaimana peran guru sebagai pengelola kelas dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru?
3. Bagaimana peran guru sebagai mediator dan fasilitator dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru?
4. Bagaimana peran guru sebagai evaluator dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru?
5. Bagaimana peran guru sebagai motivator dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru?
6
6. Bagaimana peran guru sebagai mentor dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari
penelitian yang diadakan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai demonstator dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru
2. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai pengelola kelas dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru
3. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai mediator dan fasilitator
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung
Baru
4. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai evaluator dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru
5. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai motivator dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru
6. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai mentor dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru.
7
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan untuk referensi guna menambah dan
memperdalam wawasan terkait peran guru yang harus dikuasai oleh
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan dapat tercapai tujuan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat secara praktis yang
berorientasi bagi sekolah, kepala sekolah, guru, peneliti, dan peneliti lain
yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih
meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan perannya pada saat
proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat tercipta suasana
dan kondisi belajar yang optimal.
b. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan masukan dan evaluasi diri agar kepemimpinan kepala
sekolah dimasa yang akan datang semakin kompeten.
c. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dan dapat
dijadikan pertimbangan serta koreksi diri dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional.
8
d. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman yang luas mengenai peran guru dalam
pembelajaran tematik di sekolah dasar serta sebagai bekal
pengetahuan dan wawasan yang dapat dijadikan modal utama untuk
terjun dalam dunia pendidikan.
e. Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan kajian untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Guru
1. Pengertian Peran Guru
Peran guru merupakan seluruh perilaku atau tindakan seorang guru untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan wawasannya pada orang lain yakni
peserta didik, sehingga salah satu tugas yang harus dilaksanakan guru di
sekolah ialah memberikan pelayanan kepada mereka agar menjadi
peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah itu. Melalui bidang
pendidikan, guru bisa menjadi pengaruh diberbagai aspek kehidupan,
baik dibidang sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan
proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai
pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau
harus dilaksanakan sebagai seorang guru. Guru menjadi role model atau
teladan dari nilai-nilai karakter yang diharapkan. Nilai-nilai tersebut
berintegrasi dalam mata pelajaran, antar pelajaran, dan kurikulum,
sehingga tidak harus diajarkan dalam mata pelajaran tersendiri. Proses ini
harus menjadi daya tarik dan membangkitkan rasa keingintahuan siswa.
Guru menjadi inspirasi sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan,
penguatan isi, dan metode yang mencerahkan siswa. Interaksi yang
terjadi antara guru dan siswa ialah interaksi edukatif, dialogis, dengan
prinsip-prinsip demokrasi, kesetaraan keberagaman, dan penghargaan.
Nilai-nilai dasar kemanusiaan sebagai inti pendidikan karakter
9
10
dimunculkan, ditanamkan, dipelihara, dan direfleksikan melalui sikap
pemikiran, dan perilaku, sehingga menjadi budaya di kehidupan sehari-
hari.
Peran seorang guru harus mampu memberikan motivasi-motivasi yang
membangun kepada siswa dalam meningkatkan kegairahan dan
pengembangan kegiatan belajar siswa serta pengembangan sikap sosial
siswa, dan mampu menciptakan suasana kegiatan belajar yang
sedemikian rupa serasi dengan perkembangan sikap sosial, menghargai
perbedaan agama, serta menumbuhkan rasa toleransi pada peserta didik,
dan guru mampu menanamkan dalam diri peserta didik rasa saling
menghormati sesama teman dan kepada guru serta warga sekolah lainnya
(Tari, 2020: 9).
Peran guru juga merupakan pengorganisasian lingkungan belajar dan
sekaligus sebagai fasilitator belajar yang meliputi, guru sebagai model
belajar, guru sebagai perencana, guru sebagai peramal, guru sebagai
pemimpin, dan guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kearah
pusat-pusat belajar. Dalam kaitan peranannya sebagai perencana, guru
berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan menjadi
rencana-rencana yang operasional. Tujuan–tujuan umum perlu
diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan spesifik dan operasional. Dalam
perencanaan itu murid perlu dilibatkan sehingga menjamin relevansinya
dengan perkembangan, kebutuhan dan tingkat pengalaman mereka.
11
Peranan tersebut menuntut agar perencanaan senantiasa direlevansikan
dengan kondisi masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan
pengetahuan siswa, metode belajar yang serasi dan materi pelajaran yang
sesuai dengan minatnya (Zein, 2016).
Peran ialah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas
semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus
bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi
belajar-mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil
tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-
prinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan
(Sardiman, 2018: 42). “Guru adalah sebagai pendidik mempunyai citra
yang baik dan menjadi panutan dan teladan di masyarakat”.
Peran guru yaitu sebagai suatu upaya yang dilakukan pendidik atau guru
secara sengaja dengan tujuan menyampaikan ilmu pengetahuan, dengan
cara mengorganisasikan dan menciptakan suatu sistem lingkungan
belajar dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan belajar secara lebih optimal (Kirom, 2017).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran guru
merupakan peran seseorang dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam
pembelajaran.
12
2. Macam-Macam Peran Guru
Peran guru sebagai pendidik merupakan peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan
pembinaan, serta tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak, agar
anak menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup
dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas tersebut berkaitan dengan
meningkatkn pertumbuhan dan perkembangan anak memperoleh
pengalaman lebih lanjut.
Keberadaan guru pada hakikatnya merupakan komponen yang sangat
strategis dan memiliki peranan yang sangat penting. Kemudian ada
beberapa peranan guru dalam membina moralitas siswa yang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Guru Sebagai Demonstator
Guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan
kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih
mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua
konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, guru harus
menunjukan sikap-sikap yang terpuji karena guru merupakan sosok
ideal dalam setiap aspek kehidupan. Apa yang dilakukan oleh guru
akan ditiru oleh setiap siswa. Kedua, guru harus dapat menunjukan
bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami
dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu sebagai demonstrator
13
erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih
efektif (Sanjaya, 2017: 46).
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat siswa
pahami. Untuk itu Guru harus berusaha dengan membantunya
dengan cara memperagakan apa yang diajarkan, sehingga apa yang
Guru inginkan sejalan dengan pemahaman siswa, tidak terjadi
kesalahan pengertian antara Guru dan siswa. Tujuan pengajaran pun
dapat tercapai dengan efektif dan efisien (Slameto, 2016: 97).
Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai
bahan atau materi belajaran yang akan diajarkan dan
mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa (Kirom, 2017).
Guru memiliki peran sebagai demonstator adalah memiliki peran
yang mana dapat menunjukkan sikap-sikap yang bisa menginspirasi
murid untuk melakukan hal-hal yang sama bahkan dapat lebih baik
(Yestiani dan Zahwa, 2020).
Guru sebaiknya selalu menguasai bahan materi pelajari yang akan
diajarkannya serta mengembangkan materi sehingga dapat
menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa (Nidawati, 2020).
Melalui peranannya sebagai demonstator, lecturer atau pengajar,
guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran
14
yang akan diajarkan, serta senantiasa mengembangkannya dalam arti
meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya
karena akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia
sendiri adalah pelajar ini berarti bahwa guru harus belajar terus-
menerus. Dengan cara demikian, ia akan memperkaya dirinya
dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam
melaksanakan tugasnya sebagai demonstator sehingga mampu
memeragakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Didaktis
maksudnya ialah apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh
anak didik terkhususdalam perilaku terpuji bagi setiap anak didik.
b. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Guru sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru
berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang
baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya
proses belajar bagi seluruh siswa. Sebagai manajer guru berfungsi
memimpin dan mengawasi segala sesuatu apakah sudah berfungsi
sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan
(Sanjaya, 2017: 46).
Sebagai pengelola kelas, Guru hendaknya dapat mengelola kelas
dengan baik, karena kelas merupakan tempat berhimpun semua
15
siswa dan Guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari Guru.
Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi
edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan
menghambat kegiatan pengajaran (Slameto, 2016: 97).
Pengelolaan kelas tidak sekedar bagaimana mengatur ruang kelas
dengan segera sarana prasarananya, tetapi menyangkut bagaimana
interaksi dan pribadi-pribadi di dalamnya. Pengelolaan kelas lebih
ditekankan bagaimana pribadi-pribadi dalam kelas dapat menjadi
suatu komunitas yang penuh persaudaraan dan kekeluargaan.
Komunitas yang demikian akan mengembangkan kepribadian baik
pendidik maupun peserta didiknya. Peserta didik kemudian di kelas
tidak hanya belajar aspek pengetahuan tetapi juga aspek afektif dan
sosialisasi (Buchari, 2018).
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran dalam
memegang kendali atas iklim yang ada di dalam suasana proses
pembelajaran. Dapat diibaratkan jika guru menjadi nahkoda yang
memegang kemudi dan membawa kapal dalam perjalanan yang
nyaman dan aman. Seorang guru haruslah dapat menciptakan
suasana kelas menjadi kondusif dan nyaman (Yestiani dan Zahwa,
2020).
16
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru
hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas
merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi (Kirom, 2017).
Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan siswa secara
aktif untuk belajar. Keduanya berjalan seiring, tidak ada yang
mendahului belajar dan mengajar karena masing-masing memiliki
peran yang memberikan pengaruh satu dengan yang lainnya.
Keberhasilan/ kesuksesan guru mengajar ditentukan oleh aktivitas
siswa dalam belajar, demikian juga keberhasilan siswa dalam belajar
ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar. Mengajar adalah
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan guru dalam kelas atau
lingkungan sekolah. Dalam proses mengajar, pastilah ada tujuan
yang hendak dicapai oleh guru, yaitu siswa memahami, mengerti
dan mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan. Dalam hal ini,
tentu saja guru berharap siswa mau belajar, baik dalam jam pelajaran
maupun sesudah materi dari guru yang ia terima. Belajar adalah
kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan
ketrampilan dengn cara mengolah bahan belajar. Proses belajar
mengajar akan berlangsung dengan baik jika guru dan siswa sama-
sama mengerti bahan apa yang akan dipelajari sehingga terjadi
interaksi yang aktif dalam proses belajar mengajar di kelas dan hal
ini menjadi kunci utama kesuksesan dalam mengajar. Jadi, mengajar
dengan tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan yang
17
bersifat kognitif saja, tetapi didalamnya harus ada perubahan
berpikir, sikap dan kemauan agar siswa mau belajar secara kontinu.
c. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator
Guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan
pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran. Fasilitas yang diberikan oleh guru tersebut selain
berupa media pembelajaran, metode, dan penguasaan materi agar
siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai materi
belajar yang tidak dipahami oleh siswa dan didapat pada guru
(Sanjaya, 2017: 46).
Sebagai mediator, Guru dapat berperan sebagai penengah, sebagai
pengatur lalu lintas jalannya diskusi. Kemacetan jalannya diskusi
akibat siswa kurang mampu mencari jalan keluar dari pemecahan
masalahnya, hal ini dapat Guru tengahi, bagaimana menganalisis
permasalahan agar dapat diselesaikan oleh Guru sebagai mediator.
Sebagai fasilitator, Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas
yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa. Oleh
karena itu menjadi tugas Guru bagaimana menyediakan fasilitas
sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif.
Hal ini bergayuh dengan semboyan “tut wuri handayani” (Slameto,
2016: 97).
18
Guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang
berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan da proses belajar
mengajar baik itu berupa narasumber, buku teks, majalah maupun
surat kabar (Nidawati, 2020).
Peran seorang guru sebagai fasilitator adalah dalam memberikan
pelayanan agar murid dapat dengan mudah menerima dan
memahami materi-materi pelajaran. Sehingga nantinya proses
pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien (Yestiani dan
Zahwa, 2020).
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup untuk media pendidikan, karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar. Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru
hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya
berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar
mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah,
ataupun surat kabar (Kirom 2017).
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi merupakan alat komunikasi
untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Begitu juga
guru sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan sumber
19
belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan
proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks,
majalah ataupun surat kabar. Dengan demikian media dan fasilitas
pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan bagian dari integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
d. Guru Sebagai Evaluator
Guru sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data
atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan fungsinya
sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Kedua, untuk
menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang telah diprogramkan (Sanjaya, 2017: 46).
Guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan
intrinsik. Penilaian aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek
kepribadian siswa, yakni aspek nilai (values). Penilaian terhadap
kepribadian siswa tentu diutamakan daripada penilaian terhadap
jawaban siswa ketika diberikan tes. Siswa yang berprestasi baik,
belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi, penilaian itu pada
hakikatnya diarahkan pada perubahan kepribadian siswa agar
20
menjadi manusia susila yang cakap dan bertanggung jawab
(Djamarah, 2018: 43-48).
Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan
penilaian untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu
tercapai apa tidak, apakah materi yang diajarkan sedah dikuasai atau
belum oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup
tepat (Kirom, 2017).
Setelah proses pembelajaran berlangsung, tentunya seorang guru
harus melakukan evaluasi pada hasil yang telah dilakukan selama
kegiatan pembelajaran tersebut. Evaluasi ini tidak hanya untuk
mengevaluasi keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan dalam
kegiatan belajar mengajar. Namun juga menjadi evaluasi bagi
keberhasilan guru di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
(Yestiani dan Zahwa, 2020).
Dalam hal ini guru di tuntut harus bersikap baik dan jujur dimana
guru harus memberikan penilaian yang menyentuh aspek effektif
dan aspek penilaian kognitif siswa. Sebagai evaluator guru tidak
hanya menilai product (hasil pengajaran) tetapi juga menilai proses
jalannya pengajaran sehingga terjadi feedback (umpan balik)
(Nidawati, 2020).
21
Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk
pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode
pendidikan akan diadakan evaluasi. Artinya, pada waktu tertentu
selama satu periode pendidikan tadi, orang melakukan penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun
pendidik. Penilaian perlu dilakukan karena dengan penilaian guru
dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa
terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode
mengajar.
e. Guru Sebagai Motivator
Guru dilihat sebagai makhlak yang mulia, maka dari itu masyarakat
mengharapkan guru menjalankan fungsinya sebagai motivator bagi
para muridnya. Guru diharapkan mampu memberikan dorongan,
kekuatan, motivasi dan energi yang besar kepada semua muridnya
agar mereka mampu meraih cita-cita yang digantung setinggi langit.
Maka dari itu, apabila siswa sudah termotivasi untuk mencapai cita-
cita yang diinginkan siswa akan lebih giat dalam belajar dan
memperbaiki diri untuk menjadi siswa atau manusia yang lebih baik.
Tidak perlu diperdebatkan lagi bagaimana banyak orang berhasil di
Indonesia salah satu peletak dasar keberhasilan mereka adalah
fondasi mimpi, motivasi dan kepribadian yang dibangun oleh guru
mereka. Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari
pembelajaran yang berorientasi kepada guru ke pembelajaran yang
22
berorientasi kepada siswa, maka peran guru dalam proses
pembelajaranpun mengalami pergeseran, salah satunya adalah
penguatan peran guru sebagai motivator. Untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi
belajar siswa sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Peranan Guru sebagai motifator ini penting artinya dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa.
Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta untuk
mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan aktifitas dan
kreativitas, sehingga akan terjadi dinamika didalam proses belajar
mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah lama
dikenal dengan istilah “Ing madya mangun karsa”. Peranan Guru
sebagai motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang
membutuhkan kemahiran sosial, dalam arti personalisasi dan
sosialisasi diri (Slameto, 2016: 97).
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek
dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang
berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang,
tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia
tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan
demikian guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membangkitkan
23
motivasi belajar siswa diantaranya dengan ciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dalam belajar, berilah pujian yang wajar
terhadap setiap keberhasilan siswa, berikan penilaian, berilah
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, dan ciptakan persaingan
dan kerjasama antar siswa dan guru (Sanjaya, 2017: 46).
Guru hendaknya mendorong siswa agar rajin dan aktif belajar.
Dalam usaha memberi motivasi, guru dapat menganalisis motif-
motif yang melatarbelakangi siswa yang malas dalam belajar dan
menurun prestasinya (Nidawati, 2020).
Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika murid-murid di
dalam nya memiliki motivasi yang tinggi. Guru memiliki peran yang
penting untuk menumbuhkan motivias serta semangat di dalam diri
siswa dalam belajar (Yestiani dan Zahwa, 2020).
Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah terjadinya
perubahan tingkah laku anak. Komponen ini juga punya kaitan erat
dengan suasana belajar di ruangan kelas maupun diluar kelas.
Berbagai upaya pendidik untuk menumbuhkembangkan motivasi
dan kreativitas dalam belajar, baik di dalam kelas maupun individual
(di luar kelas), merupakan suatu langkah yang tepat (Kirom, 2017).
f. Guru Sebagai Mentor
Mentoring merupakan hubungan pembelajaran dan konseling antara
orang yang berpengalaman yang mempunyai keahlian professional
24
dan mau membagikan dengan orang yang lebih sedikit
pengalamannya untuk mengembangkan keterampilan dan
kemampuan dari bagian yang kurang pengalaman. Mentoring adalah
sebuah proses dari rangkaian pembentukan karakter manusia, dari
mentoring akan dihasilkan berbagai hal dan yang terpenting adalah
ketangguhan karakter. Mentoring adalah perilaku-perilaku atau
proses yang dipolakan dimana seseorang bertindak sebagai
penasehat bagi orang lain. Mentoring merupakan salah satu sarana
yang didalamnya terdapat proses belajar. Orientasi dari mentoring
itu adalah pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai
mentee (peserta mentoring).
Guru mentor memiliki kompetensi dan keterampilan mengelola dan
menunjukkan komitmen dalam proses belajar mengajar secara
kolaboratif. guru mentor saat membimbing mahasiswa guru dapat
diperlakukan sebagai rekan kerja (Munthe, 2016:2).
Proses pendidikan serta pembelajaran tentunya membutuhkan
latihan keterampilan, entah itu dalam intelektual ataupun motorik.
Dalam hal ini guru akan bertindak sebagai pelatih untuk
mengembangkan ketrampilan tersebut. Tanpa adanya latihan maka
tentunya seorang guru tidak akan mampu dalam menunjukkan
penguasaan kompetensi dasar serta tidak mahir dalam ketrampilan
25
ketrampilan yang sesuai dengan materi standar (Yestiani dan Zahwa,
2020).
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan
keterampilan baik intelektual maupun motorik, sehingga guru
dituntut untuk bertindak sebagai pelatih, karena tanpa latihan siswa
tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar,
tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan
sesuai dengan materi standar, guru juga harus mampu
memperhatikan perbedaan individu siswa/ individual differences
(Nidawati, 2020).
Guru berperan sebagai seseorang yang membantu, seseorang yang
mengerahkan dan memberi penegasan, seseorang yang memberi
jiwa dan mengilhami siswa dengan cara membangkitkan rasa ingin
tahu, rasa antusias, gairah dari seorang (Kirom, 2017).
Guru harus memahami karakteristik peserta didik untuk
mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, sehingga guru dapat
memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Peran serta guru sangat penting dalam membimbing anak
menjadi pribadi yang disiplin. Pengembangan nilai-nilai dalam
memberikan arahan dan bimbingan sangat penting untuk membantu
terwujudnya kegiatan pembelajaran di sekolah (Ningsih dkk, 2021).
26
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mentoring merupakan
sebuah proses interaksi antara seseorang yang lebih tua yang
berperan sebagai mentor dengan orang yang lebih muda yang
berperan sebagai mentee yang mana di dalamnya terdapat proses
pembinaan dan bimbingan yang memiliki hubungan emosional yang
kuat yang dilandasi atas dasar kepercayaan, saling menghargai dan
mengasihi mentee agar mempunyai moral yang positif.
B. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibaan siswa dalam
proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang akan
mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Karena itu pembelajaran tematik lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Guru perlu
mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi
kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih
efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan
membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan
kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran
27
tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai
dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (Anwar, 2018: 174-175).
Tematik berarti berkenaan dengan tema. Tematik berorientasi pada satu
wujud pembelajaran melalui penyesuaian dengan suatu tema tertentu,
sehingga pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran
dengan memadukan materi beberapa pelajaran dalam satu tema yang
menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar dan pemberdayaan
dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini dapat menumbuhkan
kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang
berbeda satu dengan yang lainnya (Assingkily, 2019 : 17).
Pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran terpadu
yang mengintegrasikan berbagai mata sejumlah pengetahuan yang diikat
kedalam suatu tema dalam pembelajaran yang bersifat holistik tertentu
sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
peserta didik. pembelajaran tematik sangat menuntut kreativitas guru
dalam memilih dan mengembangkan tema pembelajaran. Tema yang
dipilih hendaknya diangkat dari lingkungan kehidupan peserta didik,
agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak. Dalam
hal ini guru harus bisa memiliki pemahaman yang luas tentang tema
yang akan dipilih dalam mata pelajaran, sehingga saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya (Nasution, 2019).
28
Pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang mengaitkan
beberapa aspek antar mata pelajaran yang mana pada pembelajaran
tematik dikembangkan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan, membuat pembelajaran lebih bermakna. Untuk itu
dituntut peran guru sebagai perencana, pelaksana dan sebagai evaluasi
dalam proses pembelajaran tematik (Maryono, 2017: 85).
Pembelajaran tematik mempunyai implikasi pada siswa terutama dalam
proses belajarnya, siswa lebih aktif dalam pembelajaran jika pengemasan
pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru terencana dengan baik
dan terlaksana dengan baik. Siswa sebagai subjek dalam kegiatan
pembelajaran tematik harus dikondisikan dengan baik sehingga siswa
harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya bisa
saja secara individual, pasangan, kelompok kecil maupun klasikal. Siswa
juga harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara
aktif misalnya dengan diskusi kelompok, pemecahan masalah dan
mengadakan penelitian sederhana (Ramli, 2016: 98).
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.
29
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang membedakannya
dengan pembelajaran lainnya. Karakteristik pembelajaran tematik antara
lain adalah:
a. berpusat pada anak;
b. memberikan pengalaman langsung pada anak;
c. pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam
satu pemahaman dalam kegiatan);
d. menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses
pembelajaran (saling terkait antara mata pelajaran yang satu dengan
lainnya);
e. bersifat luwes (keterpaduan berbagai mata pelajaran);
f. hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya)
(Kemendikbud, 2016: 194).
Karakteristik pembelajaran tematik adalah berpusat pada siswa;
memberikan pengalaman langsung; pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas; menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; bersifat
fleksibel; hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa;
menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
(Rusman, 2016: 258).
30
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang membedakannya
dengan pembelajaran lainnya, pembelajaran tematik sesuai dengan taraf
perkembangan siswa SD yang masih berfikir secara holistic.
3. Tujuan Pembelajaran Tematik
Setiap pembelajaran tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajari secara lebih
bermakna
b. Mengembangkan kemampuan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi.
c. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilainilai
luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
d. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,
toleransi, serta menghargai pendapat orang lain.
e. Meningkatkan gairah dalam belajar.
f. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para
siswa (Prastowo, 2016: 140).
Tujuan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
mata pelajaran dalam tema yang sama
31
c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan
d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan
mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman
pribadi peserta didik
e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus
mempelajari pelajaran yang lain.
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang
disajikan dalam konteks tema yang jelas
g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2
atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan
h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan
dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi
dan kondisi. Pembelajaran tematik memiliki banyak tujuan yang
sangat baik, tentunya tujuan-tujuan pembelajaran tematik akan
tercapai jika guru dapat melaksanakan pembelajaran tematik di kelas
dengan baik dan benar (Kemendikbud, 2016:193).
4. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah pembelajaran tematik di Sekolah Dasar sebagai
berikut:
32
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik
No Tahap Aspek Deskripsi
1 Perencanaan Penentuan
Tema
Dalam penentuan tema ada tiga cara yang
dapat ditempuh, yaitu (a) tema
ditentukan oleh guru,
(b) tema ditentukan oleh siswa dan
(c) tema diputuskan bersama antara guru
dan siswa.
Identifikasi
dan
Pemilihan
Sumber
Belajar
Sumber-sumber belajar yang digunakan
antara lain berupa (a) barang cetakan,
seperti buku, majalah, koran, gambar,
grafik dansebagainya; (b) benda-benda
asli atau benda tiruan, seperti alat
peraga, miniatur, lingkungan dan
sejenisnya
Pemilihan
Aktivitas
Jenis tema dan tujuan belajar yang hendak
dicapai berpengaruh terhadap jenis
aktivitas siswa
Perencanaan
Evaluasi
Teknik yang digunakan dalam
mengevaluasi antara lain pengamatan,
dengan perangkat pendukungnya seperti
daftar cek, skala bertingkat, tes maupun
wawancara.
3 Pelaksanaan Penyajian
Tema
Jika tema dipilih sendiri oleh guru, maka
penyajian tema akan diikuti penjelasan
dari guru. Apabila tema itu dipilih oleh
siswa, maka penyajian tema dilakukan
melalui pengajuan pertanyaan kepada
siswa mengenai hal-hal yang ingin
mereka pelajari. Jika tema dipilih oleh
guru dan siswa, maka langkah yang
ditempuh adalah guru menyampaikan
tema yang akan dipelajari dan
kemudian memberikan kepada siswa
untuk mendalami beberapa aspek dari
tema tersebut
Curah
Pendapat
Pada kesempatan ini siswa secara aktif
menyampaikan tentang hal-hal yang
ingin mereka pelajari dan guru
menuliskan pendapat siswa di papan
sehingga terbentuk jaringan tema ke
sub-sub tema
33
No Tahap Aspek Deskripsi
Membuat
Kontrak
Belajar
Bagi siswa kelas tinggi, setelah
mengadakan curah pendapat mereka
diarahkan untuk membuat kontrak
belajar sesuai dengan sub tema yang
mereka pelajari. Tetapi bagi siswa kelas
rendah, guru langsung melanjutkan
dengan kegiatan pembelajaran
berdasarkan langkah-langkah yang ada
pada kegiatan inti di dalam perencanaan
pembelajaran
Pengumpulan
dan
Analisis
Data
Siswa melakukan kegiatan tersebut dan
anak diminta menyusun laporan atau
menghasilkan suatu karya sesuai
dengan kontrak belajar yang telah
dicapai sebelumnya
Penyajian
Hasil
Belajar
Siswa diajak menyajikan hasil-hasil
belajarnya, baik melalui pemaparan,
demonstrasi atau pemajangan
3 Evaluasi Fokus
Sasaran
Evaluasi
Proses yang terjadi selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran
Teknik
Evaluasi
Selain menggunakan teknik tes,
penggunaan teknik non-tes mendapat
porsi yang dominan.
(Masdiana dkk, 2018)
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa langkah-
langkah pembelajaran tematik yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu dan relevan dengan
penelitian yang dilaksanakan saat ini sebagai perbandingan dalam penelitian,
berikut peneliti akan menguraikan hasil-hasil penelitian terdahulu.
1. Dwi Septi Maysarah, Mahasiswi Universitas Sarjana Wijayata Taman
Siswa (2020) yang berjudul “peran guru dalam mengembangkan sikap
sosial peserta didik pada pembelajaran tematik bermuatan ilmu
34
pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Pendamsari Sleman”. Dari hasil
penelitian tersebut diungkapkan bahwa peran guru dapat dilakukan
dengan cara mencontohkan, merancang, mengarahkan, mengajak,
menggerakkan, memotivator, mendampingi dan mengevaluator peserta
didik dalam bersikap sosial yang baik dalam pembelajaran maupun di
luar pembelajaran setiap hari agar peserta didik terbiasa melakukan hal-
hal yang bernilai baik dan positif sesuai dengan apa yang diharapkan
sekolah, mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran dengan cara
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta
didik, agar contoh dalam kehidupan nyata tidak berbeda jauh dengan
materi yang mereka pelajari.
Perbedaan dalam penelitian diatas dengan penelitian yang akan
dilakukan penulis terletak pada aspek peran guru yang diteliti, dimana
pada penelitian sebelumnya peran guru berfokus pada pengembangan
sikap sosial pada siswa dengan mata pelajaran yang digunakan adalah
IPS, sedangkan yang akan penulis lakukan adalah peran guru dalam
pembelajaran tematik.
2. Yosefat Salu, Mahasiswi Universitas Citra Bangsa (2020) yang berjudul
“peran guru dalam pengelolaan kelas pada pembelajaran tematik tema
peduli terhadap makhluk hidup di SD Negeri Oetona”. Dari hasil
penelitian tersebut diungkapkan bahwa peran guru dalam pengelolaan
kelas pada pembelajaran tematik dapat ditempuh dengan cara: pertama,
35
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Dimana
seorang guru menunjukkan sikap tanggap terhadap siswanya dengan cara
mengaplikasikan diskusi diluar kelas. Guru membagi perhatian kepada
siswa dengan cara pada saat diskusi guru menghampiri setiap
kelompoknya, guru menunjuk siswa untuk membacakan hasil diskusi.
Cara kedua yaitu mengembalikan kondisi belajar mengajar bila terjadi
gangguan dalam proses belajar. Dimana seorang guru ketika menemukan
masalah pada saat proses belajar mengajar dapat memecahkan masalah
tersebut.
Perbedaan dalam penelitian diatas dengan penelitian yang akan
dilakukan terletak pada peran guru dalam proses pembelajaran, dimana
penelitian sebelumnya lebih menitikberatkan peran guru dalam
mengelola kelas, sedangkan penelitian yang akan dilakukan terhadap
aspek peran yang secara umum.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena untuk memperoleh
deskripsi atau gambaran mengenai peran guru dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, oleh sebab itu data
yang diperoleh tidak dapat diolah secara kuantitatif yang menggunakan
angka-angka. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian studi kasus,
karena peneliti akan meneliti sesuatu yang sedang berlangsung bukan sesuatu
yang sudah lewat, khususnya pada peran guru dalam pembelajaran tematik
yang dilakukan saat ini.
B. Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap pembelajaran tematik di kelas V SD. Sesuai
dengan ruang lingkup yang akan diteliti, maka penelitian akan dilaksanakan
di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, Tepatnya di Desa Bandung Baru, Jl.
Bandung Baru RT 03 RW 01, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu,
Provinsi Lampung. Waktu penelitian ini yang akan dilaksanakan tahun
pelajaran 2021-2022 pada semester genap.
C. Sumber Data
Agar memperoleh hasil data sesuai yang diharapkan, maka informan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV, V, dan VI selaku subjek
yang menerapkan perannya terhadap peserta didik. Kemudian siswa kelas IV,
36
37
V, dan VI adalah peserta didik yang menerima dan merasakan ada atau
tidaknya peran dari tenaga pendidik, dan kepala sekolah yaitu orang yang
langsung mengawasi tentang kompetensi dan kinerja guru sehingga
mengetahui ada atau tidaknya peranan yang diberikan oleh guru terhadap
siswa.
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi.
1. Wawancara
Wawancara ialah metode pengambilan data yang di lakukan dengan cara
wawancara antara peneliti dengan informan yang dimintai informasi.
Dalam pelaksanaan wawancara ini dilakukan oleh kepala sekolah UPT
SD Negeri 2 Bandungbaru, yaitu menanyakan tentang peran guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik. Dalam pelaksanaan wawancara ini
peneliti menggunakan pedoman wawancara yang di susun dan di
kembangkan dalam kajian pustaka yang menjelaskan tentang sub fokus
yang diteliti. Pelaksanaan penneliti yag dilakukan oleh informan supaya
diperoleh informasi yang diperluka oleh peneliti yang sistematis untuk
memberikan jawaban tujuan yang ingin dicapai.
38
Tabel 3.1
Contoh Lembar Wawancara
No Aspek yang ditanyakan Petikan
Wawancara
1 Baimana cara anda dalam menunjukan sikap-sikap
yang terpuji kepada peserta didik baik di dalam
maupun di luar sekolah?
2 Bagaimana cara anda dalam menciptakan iklim
belajar yang membuat siswa dapat belajar secara
nyaman?
3 Bagaimana cara anda dalam mengusahakan sumber
belajar yang berguna dalam proses belajar
mengajar?
4 Bagaimana cara anda dalam melakukan penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai siswa?
5 Bagaimana cara anda dalam memberikan dorongan
ke siswa dalam pembelajaran?
6 Bagaimana cara anda dalam membentuk karakter
pada siswa?
2. Observasi
Observasi merupakan suatu metode atau cara mengumpulkan data
dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran dikelas. .
Dalam penelitian ini menggunakan observasi secara terstruktur yaitu
untuk melakukan pengumpulan data dimana peneliti melakukan
pengamatan langsung di sekolah yang akan dijadikan sebagai subjek
penelitian saat pembelajaran tematik dilakukan di kelas. Adapun lembar
observasi dalam penelitian ini akan disusun sebagai berikut:
39
Tabel 3.2
Contoh Lembar Observasi Penelitian
No Aspek yang diobservasi Ada Tidak Keterangan
1 Dokumen guru yang
menunjukkan sikap-sikap terpuji
dalam menjalankan perannya
sebagai demonstrator.
2 Dokumen guru dalam
menciptakan iklim belajar yang
menyenangkan dalam
menjalankan perannya sebagai
pengelola kelas.
3 Dokumen guru dalam
memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa saat kegiatan
proses pembelajaran dalam
menjalankan perannya sebagai
mediator dan fasilitator.
4 Dokumentasi penilaian terhadap
siswa dalam menjalankan
perannya sebagai evaluator
5 Dokumen guru yang
menunjukkn dorongan atau
motivasi terhadap siswa dalam
menjalankan perannya sebagai
motivator.
6 Dokumen guru yang dapat
menumbuhkan karakter
terhadap siswa dalam
menjalankan perannya sebagai
mentor.
E. Pengujian Keabsahan Data
Dalam pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai metode pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai metode pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data
dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
40
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber artinya dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik artinya dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sam dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu artinya dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu
dan situasi yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik yaitu mengecek data dari hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Karena bertujuan untuk mengecek
kebenaran data tertentu dengan membandingkan data yang telah diperoleh
dari pengumpulan data melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi,
sehingga tidak melakukan pengujian keabsahan data dengan menggunakan
triangulasi waktu sebab dalam penelitian ini pengambilan data yang saya
lakukan tidak mengambil data berdasarkan waktu pengambilan data, dimana
pengambilan data hanya saya lakukan sekali dengan menggunakan teknik
atau metode. Selain itu penulis tidak melakukan uji keabsahan data dengan
menggunakan triangulasi sumber karena pelaksanaan pengujian keabsahan
data diasakan sulit, karena harus memenuhi beberapa risiko jika penguji
41
meminta sumber didatangkan maka harus mendatangkan sumber tersebut,
sehingga resikonya harus memberikan biaya transpot untuk menuju kampus,
membiyai perjalanan, uang saku, uang makan selama mengikuti ujian.
F. Analisis Data
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Adapun prosedur analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan yaitu Reduksi Data, Penyajian Data, dan Penarikan
kesimpulan atau Verifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Pada
tahap ini peneliti memusatkan fokus penelitian pada peran guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru.
2. Penyajian Data
Dalam penelitian ini, peneliti mendesripsikan mengenai bagaimana peran
guru dalam pelaksanaaan pembelajaran tematik di Upt SD Negeri 2
Bandung Baru dalam bentuk teks yang bersifat naratif sesuai dengan
bentuk penyajian data.
42
3. Kesimpulan atau Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi, dimana kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam penelitian
ini, peneliti mengambil kesimpulan mengenai peran guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum
1. Sejarah Singkat UPT SD Negeri 2 Bandungbaru
UPT SD Negeri 2 Bandungbaru terletak di Jalan Bandungbaru RT.03
RW 01 Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu. UPT SD Negeri 2
Bandungbaru merupakan salahsatu sekolah dasar pertama yang berada di
desa Bandungbaru. Sekolah ini berdiri pada tahun 1970 dengan luas
2000 m2 (50 x 40 meter), status tanah tersebut adalah milik desa. Pada
tahun 1980 luas bangunannya menjadi 392 m2., dan swadaya masyarakat
menyerahkan seutuhnya kepada pemerintah, dengan ini status
kepemilikannya sudah milik negara, bangunan tersebut untuk ruang
belajar dan kantor.
Pada tahun 2014 berdasarkan SK yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN-S/M) UPT SD Negeri 2
Bandungbaru Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu telah memiliki
nilai 74 atau predikat B. Muatan kurikulum UPT sekolah dasar Negeri 2
Bandung baru meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik. Di samping
itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke
dalam isi kurikulum. Dipilihnya muatan lokal wajib adalah pendidikan
bahasa dan aksara Lampung dan pilihan sesuai kebutuhannya adalah
43
44
bahasa Inggris yang dapat menunjang sesuatu tuntutan zaman saat ini
dan yang akan datang.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah
Lampung, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh sekolah dasar Negeri 2 Bandung baru. Selain itu
terdapat peranan guru sebagai perencanaan pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan
sendiri konsep-konsep tentang kurikulum guru merupakan penerjemahan
kurikulum yang mengolah meramu kembali kurikulum dari pusat untuk
disajikan di kelasnya. Oleh karena itu guru bisa dikatakan sebagai
barisan pengembangan kurikulum yang terdepan.
Adapun peran guru dalam mengembangkan kurikulum di UPT SD
Negeri 2 Bandung baru antara lain sebagai perencana pengajaran artinya
guru harus membuat perencanaan pengajaran dan persiapan sebelum
melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pengelola
pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar yang memungkinkan
tujuan belajar yang telah ditentukan guru sebagai evaluator artinya, guru
melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anak didik telah
mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
45
Hal tersebut juga tidak terlepas dari komite sekolah yang merupakan
badan mandiri untuk mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di
satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan
sekolah maupun jalur pendidikan diluar sekolah. Secara kontekstual
peran komite sekolah yaitu memberi pertimbangan (Advisory agency)
dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan
pendidikan. Pendukung (Supporting agency) baik yang berwujud
financial pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
di satuan pendidikan. Pengontrol (Controling agency) dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
di satuan pendidikan. Mediator antara pemerintah (Eksekutif) dengan
masyarakat di satuan pendidikan.
2. Visi, Misi dan Tujuan UPT SD Negeri 2 Bandungbaru
Adapun visi UPT SD Negeri 2 Bandungbaru adalah “Menjadi Sekolah
Dasar Negeri yang Berkualitas, Unggul Dalam Prestasi, Terampil
Berdasarkan Iman dan Taqwa”.
Adapun misi UPT SD Negeri 2 Bandungbaru sebagai berikut:
a. Memberikan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
b. Memupuk/ menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap sesama
manusia dan lingkungannya
c. Membiasakan siswa hidup bersih
46
d. Menerapkan sikap disiplin dan bertanggungjawab.
e. Mengembangkan nilai-nilai budi pekerti luhur
f. Meningkatkan profesionalisme guru/ personil
g. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang optimal
h. Melengkapi sarana dan prasarana sekolah
i. Menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat
Tujuan UPT SD Negeri 2 Bandungbaru sebagai berikut:
a. Meningkatkan perilaku budi pekerti luhur
b. Meningkatkan Imtak dan Iptek
c. Meningkatkan keterampilan siswa dengan bakat serta minat
d. Meningkatkan kepribadian seutuhnya
e. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi (Wajar 9 tahun)
f. Meningkatkan profesionalisme personal
g. Mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan
h. Menciptakan lulusan yang santun, simpatik, ramah dan bersahabat
i. Menjadi sekolah yang diminati masyarakat
j. Menciptakan kerjasama yang harmonis antara warga sekolah,
masyarakat dan pemerintah.
47
3. Keadaan Guru UPT SD Negeri 2 Bandungbaru
Tabel 3.1
Data guru di UPT SD Negeri 2 Bandungbaru
NO Nama Jenis
kelamin
Ruang/Golongan Jabatan
1 Suparno, S.Pd., SD. L Pembina TK 1
/IV/b
Kepala Sekolah
2 Sri Hartati, S.Pd. P Pembina TK 1/ IV
b
Guru Kelas
3 Sugiyati, S.Pd., SD. P Pembina TK/IV b Guru Kelas
4 Nurhayati, S.Pd. P Pembina/IV a Guru Kelas
5 Mahmud Toyibi,
S.Pd.
L Penata/ III/c Guru Kelas
6 Umi Salamah, S.Pd.,
SD
P Penata/ III/c Guru Kelas
7 Aminah, S.Pd., M.Pd. P Penata TK 1 /III/b Guru Kelas
8 Yuniati, S.Pd.SD P S-1 Guru Kelas
9 Ani Sulastri,
A.Md.Pd
P D-2 Perpustakaan
10 Rosmida P SMA Guru B. Study
11 Rohimanto L S-1 Guru PAI
4. Keadaan Peserta Didik
Tabel 3.2
Data Siswa UPT SD Negeri 2 Bandungbaru
No Kelas Putra Putri Jumlah
1 I 15 19 34
2 II 12 16 28
3 III 10 12 22
4 IV 7 11 18
5 V 14 12 26
6 VI 10 16 26
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sekolah adalah seperangkat unsur-unsur yang saling
terikat dan berhubungan serta saling bergantungan antara satu sama lain
48
yang merupakan satu kesatuan dengan tujuan bersama yakni
memberikan kemajuan dan peningkatan di bidang pendidikan untuk
memperlancar semua pelaksanaan program kerja dari lembaga
pendidikan tersebut. Demikian pula halnya dengan adanya struktur
organisasi sekolah di UPT SD Negeri 2 Bandung baru untuk
mempermudah melaksanakan suatu program kerja sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya masing-masing agar tercapai suatu tujuan
pendidikan. Adapun struktur organisasi UPTD SD Negeri 2 Bandung
baru tertera dalam bagan di bawah ini.
Bagan 3.3
Bagan Struktur Organsisasi UPT SD Negeri 2 Bandungbaru
Pengawas
Bengatun, S.Pd.SD
Kepala Sekolah
Suparno, S.Pd. SD
Komite Sekolah
Guru
G. Kelas I
Nurhayati, S.Pd
G. Kelas II
Yuniati, S.Pd.SD
G. Kelas III
Sri Hartati, S.Pd
G. Kelas IV
Sugiyati,
S.Pd.SD
G. Kelas V
Umi Salamah,
S.Pd.SD
G. Kelas VI
Aminah,
S.Pd.M.Pd
Guru PAI
Rohimanto,
S.Pd.I
Guru Agama
Katholik
Guru Agama
Kristen
Guru Penjaskes
Mahmud Toyibi,
S.Pd.
Guru Bahasa
Inggris
Ani Sulastri,
A.Ma, Pd
Guru Bahasa
Lampung
Rosmida
49
B. Analisis Deskripsi Data
Berdasarkan wawancara terhadap informan penelitian dan observasi
penelitian ini memaparkan fakta berdasarkan sub fokus masalah untuk
mengetahui peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD
Negeri 2 Bandung baru yaitu:
1. Peran Guru sebagai Demonstrator
Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang
ditanyakan mengenai peran guru sebagai demonstrator yaitu, bagaimana
cara anda dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta
didik baik di dalam maupun di luar sekolah agar setiap materi pelajaran
bisa lebih dipahami dan dihayati oleh siswa? Hal ini sesuai pertanyaan
yang diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22
memberikan jawaban seperti dibawah ini:
“Jadi cara saya dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji
kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah adalah
dengan menunjukkan sikap-sikap yang bisa menginspirasi murid
untukmelakukan hal-hal yang sama bahkan dapat lebih baik,
misalnya dengan bertutur kata sopan, setelah ituuntuk
menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa
lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa adalah dengan cara
memberikan contoh kehidupan nyata, misalnya dengan
kehidupan sekitar, mengembangkan bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkandisesuaikan dengan silabus dan RPP yang
berlaku, serta dengan melakukan tanya jawab atau memberikan
tes kepada siswa, kemudian guru langsung memperagakan bahan
ajar yang dimiliki melalui penjelasan lisan dan juga
menggunakan media yang ada, baik itu papan tulis maupun alat
peraga yang tersedia”.
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang
berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
50
“Kalau saya memberi contoh dalam bersikap yang baik dan
bertutur kata yang sopan kepada siswa kemudian untuk
menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa
lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa adalah dengan cara
memberikan contoh kehidupan nyata, misalnya dengan
kehidupan sekitar, lalu untuk mengembangkan bahan atau materi
pelajaran yang akan diajarkan tersebut dapat mengunakanmedia
pembelajaran yang menarik bagi siswa, misalnya dengan
memberikan penjelasan serta contoh kepada siswa, dan langsung
memperagakan bahan ajar yang dimiliki pada saat proses
pembelajaran dimulai”.
Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan
yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Cara saya dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada
peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah adalah dengan
memberi contoh perilaku kepada siswa dalam berkata dan
bertindak, setelah itu kalau saya untuk menunjukan bagaimana
caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan
dihayati oleh setiap siswa adalah dengan menyuruh siswa untuk
selalu mengulangi pelajaran yang sudah diberikan di rumah,
selain itu guru dapatlebih mengembangkan bahan atau materi
pelajaran yang akan diajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang menarik bagi siswa, dan menanyakan kembali
materi yang sudah disampaikan secara langsung di awal sampai
dengan akhir pembelajaran agar siswa mengetahui apa yang akan
disampaikan guru”.
Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada
informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan
jawaban bahwa:
“Bicaranya guru sangat sopan dan tidak pernah marah, bu
gurusering mengulang-ulang apa yang diajarkan, dan
menjelaskan materinya menyenangkan, sering dikasih contoh
oleh bu guru dengan apa yang ada di sekitar dan sering juga
nunjukkin alat-alat peraga”
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta
didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan
adalah:
51
“Menunjukan sikap-sikap yang terpuji itu hormat sama yang
lebih tua, sayang kepada yang lebih muda, terus untuk
menunjukan agar materi bisa lebih dipahami disuruh tulis dulu
terus dijelasin, terus dikasih contoh, sering ngajar dengan cara
yang menyenangkan jadi bu guru juga tidak hanya menyuruh
menulis dan menjelaskan saja tapi sering ngasih contoh yang
mudah saya pahami kaya saat menjelaskan materi guru ngasih
benda-benda yang dijadikan contoh”.
Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta
didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa:
“Dengan selalu sopan dalam berbicara dengan siswa, terus cara
bu guru menunjukan cara agar materi pelajaran bisa lebih
dipahami itu dengan dikasih contoh, dengan mengajar yang
mudah saya mengerti, kemudian disuruh lihat buku cetak sama
lihat LKS”.
Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi cara
dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta didik baik di
dalam maupun di luar sekolah agar setiap materi pelajaran bisa lebih
dipahami dan dihayati oleh siswa terhadap 6 informan diatas, dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa peran guru sebagai demonstrator adalah
seperti memberi contoh dalam bersikap yang baik dan bertutur kata
sopan, menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa
lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa seperti memberikan contoh
kehidupan nyata, misalnya dengan kehidupan sekitar, mengembangkan
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan seperti menggunakan
media pembelajaran yang menarik bagi siswa, memahami bahan ajar
yang diberikan, dan memperagakan bahan ajar yang dimiliki seperti
memberi penjelasan secara langsung di awal pelajaran, agar siswa
mengetahui apa yang akan disampaikan guru.
52
2. Peran Guru sebagai Pengelola Kelas
Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang
ditanyakan mengenai peran guru sebagai pengelola kelas yaitu,
bagaimana cara anda dalam menciptakan iklim belajar yang membuat
siswa dapat belajar secara nyaman? Hal ini sesuai pertanyaan yang
diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan
jawaban seperti di bawah ini:
“Jadi kalau saya cara menciptakan iklim belajar yang membuat
siswa dapat belajar secara nyaman adalah selama pembelajaran
berlangsung menyuruh siswa fokus dalam belajar dan tidak
mengobrol dengan temannya, mengajak siswa untuk selalu aktif
dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menyuruh siswa
berdiskusi dan tanya jawab ketika guru telah memberikan
penjelasan tentang materi pelajaran yang disampaikan,
mengulangi sampai siswa jelas, dilanjutkanmelakukan
komunikasi dengan siswa saat pembelajaran berlangsung,
menanya siswa bila belum jelas dengan materi yang telah
disampaikan agar terjadi interaksi antara guru dan siswa saat
pembelajaran berlangsung”.
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang
berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Saya akan menyuruh siswa fokus dalam belajar dan tidak
mengobrol dengan temannya saat pembelajaran, lalu saya
menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan dan mengulangi
sampai siswa jelas, kemudian mengajak siswa untuk aktif
berkomunikasi dan sering tanya jawab saat pembelajaran
berlangsung”.
Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan
yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Menurut saya yaitu dengan selalu mengawasi aktifitas siswa saat
pembelajaran berlangsung, misalnya dengan mengajak siswa
untuk selalu aktif dalam kelas, memberikan penjelasan tentang
materi pelajaran yang disampaikan, mengulangi sampai siswa
53
jelas, danmenyuruh siswa aktif untuk bertanya, kemudian agar
terjadi interaksi antara guru dan siswa adalah dengan
mengadakan tanya jawab saat di kelas”.
Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada
informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan
jawaban bahwa:
“Tidak boleh berisik di kelas, terus suruh nanya kalo ga ngerti,
habis diterangin suruh tunjuk tangan kalo ada yang tau, yang
cepet jawab dapet nilai tambah”.
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta
didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan
adalah:
“Tidak boleh berisik dan mengobrol sendiri, tidak boleh bermain-
main, terus kalo saya kesulitanbiasanya guru mendatangi untuk
dijelaskan dan diperiksa catatannya, lalu bertanya tentang materi
yang diajarkan di kelas, setelah itu guru menjelaskan, dan
biasanya dilanjutkan ada tanya jawab”.
Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta
didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa:
“Guru keliling ruangan saat menjelaskan materi, ga boleh
mengobrol atau main sendiri saat di kelas, terus bu guru jelasin
ke siswa telaten dan pelan-pelan.
Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi cara
dalam menciptakan iklim belajar yang membuat siswa dapat belajar
secara nyaman terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa peran guru sebagai pengelola kelas adalah dengan
menciptakan iklim belajar yang membuat siswa dapat belajar secara
nyaman seperti selama pembelajaran berlangsung menyuruh siswa fokus
54
dalam belajar dan tidak mengobrol dengan temannya, menjaga kelas agar
tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa seperti
mengajak siswa untuk selalu aktif dalam kelas, memberikan pelayanan
untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran seperti
menyuruh siswa aktif untuk bertanya, siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran, dan terjadi interaksi antara guru dan siswa seperti
mengadakan tanya jawab saat pembelajaran berlangsung.
3. Peran Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang
ditanyakan mengenai peran guru sebagai mediator dan fasilitator yaitu,
bagaimana cara anda dalam mengusahakan sumber belajar yang berguna
dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran?. Hal ini sesuai pertanyaan yang
diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan
jawaban seperti di bawah ini:
“Cara saya dalam mengusahakan sumber belajar yang berguna
dalam proses belajar mengajar adalah dengan Menggunakan buku
paket yang sudah disesuaikan dengan RPP dan silabus, setelah itu
dapat memberikan tes kemampuan siswa dengan mengerjakan
soal namun sebelumnya saya memberikan penjelasan ke siswa
dari awal sampai akhir pembelajaran setelah itu saya juga
mengulangi pembelajaran yang sudah disampaikan jika siswa
belum paham dengan apa yang saya jelaskan hal ini dilakukan
agar siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai
materi belajar yang tidak dipahami”.
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang
berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
55
“Kalau saya menyiapkan RPP dan buku paket, kemudian
mengadakan evaluasi, biasanya dengan tes, kemudian hal yang
saya lakukan untuk meningkatkan pemahaman yang cukup
tentang media pembelajaran yaitu dengan mengulangi
pembelajaran yang sudah disampaikan dan menanyakan kepada
siswa saat sebelum pembelajaran selesai”.
Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan
yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Dengan bentuk buku paket dan media pembelajaran, kemudian
saya juga mengadakan evaluasi, biasanya dengan ulangan harian
atau tugas dalam bentuk tes, lalu mengulas kembali media
pembelajaran yang telah dilakukan dan menanyakan kembali
kepada siswa mengenai materi yang telah diberikan”.
Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada
informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan
jawaban bahwa:
“Dikasih contoh gambar atau benda-benda sekitar, bu guru juga
sering pake laptop, bu guru ngasih tau pas mau belajar, kadang
ada tanya jawab, terus kalo ada yang gak tau disuruh tanya”
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta
didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan
adalah:
“Diberi buku, LKS, sama suruh lihat video, pake laptop juga, bu
guru selalu jelasin waktu belajar di kelas”.
Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta
didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa:
“Dikasih catatan sama buku cetak, dikasih penjelasanterus bu
guru juga ngasih contoh-contoh yang mudah dimengerti dapet
penjelasan lagi kalau belum paham”.
56
Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi cara guru
dalam mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar
mengajar untuk meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa peran guru sebagai mediator dan fasilitator adalah
dengan mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar
mengajar seperti menggunakan buku paket yang sudah disesuaikan
dengan RPP dan silabus, menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar mengajar seperti mengadakan evaluasi, biasanya dengan ulangan
harian atau tugas dalam bentuk tes, meningkatkan pengetahuan mengenai
media pembelajaran seperti memberikan penjelasan ke siswa dari awal
pembelajaran, meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran seperti mengulas kembali media pembelajaran yang telah
dilakukan, dan siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai
materi belajar yang tidak dipahami seperti menanyakan kembali kepada
siswa mengenai materi yang telah diberikan.
4. Peran Guru sebagai Evaluator
Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang
ditanyakan mengenai peran guru sebagai evaluator yaitu, bagaimana cara
anda dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai
siswa?. Hal ini sesuai pertanyaan yang diberikan kepada informan yang
berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan jawaban seperti di bawah ini:
57
“Jadi kalau saya dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang
telah dicapai siswa adalah dengan Tes atau evaluasi misalnya
dengan memberikan contoh, dengan mencatat di buku penilaian
hasil belajar, dengan lembar nilai dan sikap yang sudah
disiapkan, lalu mengevaluasi penilaian terhadap seluruh kegiatan
yang telah siswa lakukan”.
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang
berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Saya Memberikan ulangan harian dan pr, lalu saya juga
mencatat di buku penilaian hasil belajar dan sikap yang sudah
disiapkan, kemudian mengevaluasi kembali pembelajaran yang
dilakukan apabila ada kekurangan”.
Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan
yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Saya selalu Memberikan soal-soal mengenai materi yang sudah
disampaikan, lalu saya juga memiliki catatan mengenai sikap dan
nilai hasil belajar siswa yang dijadikan menjadi satu buku
penilaian siswa, sehingga apabila diperlukan mudah untuk
mencarinya, selain itu untuk melakukan penilaian terhadap hasil
yang telah dicapai siswadapat dilihat dari hasil akhir penilaian
yang dikumpulkan dalam buku penilaian siswa”.
Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada
informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan
jawaban bahwa:
“Cara guru dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang telah
dicapai siswa adalah dengan dikasih tugas sama guru, terus
dikumpul aja di depan”.
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta
didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan
adalah:
“Setelah belajar biasanya suruh ngerjain soal, terus soal yang
sudah dikerjakan dikumpul ke meja guru”
58
Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta
didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa:
“Adanya tugas di kelas, kadang dikasih PR, seringnya dikumpul
langsung sama gurunya”.
Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi
bagaimana cara dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang telah
dicapai siswa terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa peran guru sebagai evaluator adalah dengan
melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa seperti
memberikan soal-soal mengenai materi yang sudah disampaikan,
mengumpulkan data tentang keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan seperti mencatat di buku penilaian hasil belajar seperti dengan
lembar nilai dan sikap yang sudah disiapkan, mengumpulkan berbagai
informasi mengenai kondisi pembelajaran, menentukan keberhasilan
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dan
menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan
yang telah diprogramkan seperti mengevaluasi hasil penilaian terhadap
siswa yang telah dilakukan.
5. Peran Guru sebagai Motivator
Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang
ditanyakan mengenai peran guru sebagai motivator yaitu, bagaimana
cara anda dalam memberikan dorongan ke siswa dalam pembelajaran?
59
Hal ini sesuai pertanyaan yang diberikan kepada informan yang
berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan jawaban seperti dibawah ini:
“Jadi kalau saya cara yang dilakukan dalam memberikan
dorongan ke siswa dalam pembelajaran adalah dengan
memberikan motivasi ke siswa, memberikan contoh-contoh ke
siswa mengenai tokoh-tokoh sukses, memberikan tugas tambahan
di rumah, lalu saya memberikan pujian, biasanya di akhir
semester memberikan reward ke siswa”.
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang
berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Saya dapat memberikan pujian dan semangat ke siswa,
memberikan kekuatan kepada semua murid agar mampu meraih
cita-cita memberikan contoh ke siswa tokoh-tokoh sukses dunia,
mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar misalnya dengan
memberikan PR ke siswa tentang materi yang telah diselesaikan,
lalu saya juga memberikan semangat ke siswa untuk selalu
belajar dengan serius karena biasanya diakhir semester saya
memberikan sebuah penghargaan kepada siswa yang berprestasi”.
Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan
yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Saya akan Memberikan siswa kata-kata semangat, pujian serta
motivasi belajar, memberitahukan ke siswa bahwa dengan kerja
keras dan belajar sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang
baik, memberi PR dan membuat resume materi pelajaran yang
sudah dilaksanakan, Sering memberikan pujian kepada siswa
yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat
waktu, dan memberi hadiah kecil sebagai ungkapan penghargaan
ke siswa yang memiliki nilai tinggi di kelas”.
Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada
informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan
jawaban bahwa:
“Kalo ga ngerjain tugas ga dikasih nilai, Sering dicontohin sama
pahlawan atau orang-orang yang terkenal, terus disuruh banyak
baca buku”.
60
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta
didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan
adalah:
“Bu guru sering meminta siswa untuk rajin belajar, sering
bercerita tentang orang-orang sukses, sering dikasih PR sama
tugas juga”
Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta
didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa:
“Sering berlatih dan belajar dengan tekun, dikasih nasehat yang
baik oleh guru, terus disuruh untuk lebih banyak belajar di
rumah”.
Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi
bagaimana cara guru dalam memberikan dorongan ke siswa dalam
pembelajaran terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa peran guru sebagai motivator adalah dengan
memberikan dorongan ke siswa dalam pembelajaran seperti memberikan
siswa kata-kata semangat, pujian serta motivasi belajar,memberikan
kekuatankepada semua muridnya agar mampu meraih cita-cita seperti
memberitahukan ke siswa bahwa dengan kerja keras dan belajar
sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang baik, mendorong siswa
agar lebih aktif dalam belajar seperti memberikan PR dan membuat
resume materi pelajaran yang sudah dilaksanakan, memberikan energi
kepada semua muridnya agar mereka mampu meraih cita-cita seperti
sering memberikan pujian kepada siswa yang berhasil menyelesaikan
tugasnya dengan baik dan tepat waktu, dan membangkitkan motivasi
61
belajar siswa seperti memberi hadiah kecil sebagai ungkapan
penghargaan ke siswa yang memiliki nilai tinggi di kelas.
6. Peran Guru sebagai Mentor
Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang
ditanyakan mengenai peran guru sebagai mentor yaitu, bagaimana cara
anda dalam mengembangkan keterampilan membaca dan meningkatkan
kompetensi sebagai mentoring bagi para siswa? Hal ini sesuai pertanyaan
yang diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22
memberikan jawaban seperti dibawah ini:
“Jadi kalau saya dalam mengembangankan keterampilan
membaca dapat dilakukan dengan program literasi sekolah
kemudian untukmeningkatkan kemampuan sebagai mentor bagi
para siswa adalah dengan selalu belajar dan mengevaluasi apa
yang sudah dikerjakan, lalu terusmeningkatkan wawasan, baik
dengan memperbanyak literasi dan berkonsultasi dengan rekan
kerja ataupun teman sejawat dan selalu menjaga disiplin dalam
mengajar sesuai dengan RPP yang telah disiapkan”.
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang
berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Menurut saya dapat dengan program literasi sekolah yang sudah
dijalankan di sekolah ini, kemudian cara saya untuk
meningkatkan kemampuan sebagai mentor bagi para siswa yakni
dengan mengoreksi bila terjadi kekurangan dalam pembelajaran,
memperbanyak membacadan berkonsultasi dengan rekan kerja,
lalu saya juga selalu menjaga disiplin dalam mengajar”.
Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan
yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
“Saya akan mendukung pengadaan gemar membaca pada gerakan
literasi sekolah, biasanya saya memberikan tugas merangkum apa
yang telah siswa baca, selain itu untuk meningkatkan kemampuan
62
sebagai mentor pada siswa saya rajin berkomunikasi dengan
guru-guru lain dan belajar dari pengalaman yang sudah dijalani,
kemudian saya jugaselalu belajar dari berbagai sumber, setelah
itu untuk menunjukkan komitmennya dalam proses belajar
mengajar secara kolaboratif dapat dilakukandengan rajin dan
tekun dalam mengajar karena akan menjadikan kebiasaan diri
menjadi disiplin”.
Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada
informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan
jawaban bahwa:
“Membuat rangkuman singkat terus dikumpulin, terus Bu guru
memberi contoh ke siswa mengenai kepribadian yang baik yaitu
dengan sopan santun apalagi sama yang lebih tua”
Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta
didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan
adalah:
“Bu guru nyuruh rangkum buku yang dibaca, terus abis itu
memberi contoh ke siswa seperti tidak boleh bicara kasar, dan ga
boleh berantem”.
Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta
didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa:
“Kadang sering membuat rangkuman buku dari perpustakaan, bu
guru juga sering ngasih contoh ke siswa agar sopan kepada semua
orang”.
Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi,
bagaimana cara guru dalam mengembangkan keterampilan membaca dan
meningkatkan kompetensi sebagai mentoring bagi para siswa terhadap 6
informan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa peran guru
sebagai mentor adalah dengan mengembangkan keterampilan membaca
63
pada siswa seperti pengadaan gemar membaca pada gerakan literasi
sekolah biasanya guru memberikan tugas merangkum apa yang telah
siswa baca, membentuk kepribadian pada siswa seperti memberikan
contoh-contoh secara langsung sikap yang terpuji ke siswa,
meningkatkan kemampuan sebagai mentor bagi para siswa seperti selalu
belajar dan mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan, meningkatkan
kompetensi sebagai mentor bagi para siswa seperti meningkatkan
wawasan baik dengan memperbanyak literasi dan berkonsultasi dengan
rekan kerja, dan menunjukkan komitmen dalam proses belajar mengajar
secara kolaboratif seperti selalu menjaga disiplin dalam mengajar sesuai
dengan RPP yang telah disiapkan.
C. Temuan Hasil Analisis
Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di UPT SD Negeri 2
Bandung Baru diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Berdasarkan simpulan hasil analisis pada sub fokus peran guru sebagai
demonstrator dalam pembelajaran yang berorientasi untuk membentuk
perilaku siswa sebaiknya guru melaksanakan contoh-contoh sebagai
berikut yaitu menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta didik
baik di dalam maupun di luar sekolah agar setiap materi pelajaran bisa
lebih dipahami dan dihayati oleh siswanya, menunjukan bagaimana
caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati
oleh setiap siswa, mengembangkan bahan atau materi pelajaran yang
64
akan diajarkan, memahami bahan ajar yang diberikan, dan
memperagakan bahan ajar yang dimiliki.
2. Berdasarkan simpulan hasil analisis pada sub fokus peran guru sebagai
pengelola kelas untuk mengkondisikan kelas agar tetap kondusif saat
proses pembelajaran sebaiknya guru dapat menciptakan iklim belajar
yang membuat siswa dapat belajar secara nyaman, menjaga kelas agar
tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa,
memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran dan terjadi interaksi antara guru dan siswa saat
pembelajaran berlangsung.
3. Berdasarkan simpulan hasil analisis pada subfokus peran guru sebagai
mediator dan fasilitator dalam pembelajaran yang berorientasi untuk
mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar
mengajar serta meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran sebaiknya guru menggunakan buku paket yang sudah
disesuaikan dengan RPP dan silabus, menunjang pencapaian tujuan dan
proses belajar mengajar, meningkatkan pengetahuan mengenai media
pembelajaran, meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran, dan siswa dapat dengan mudah mendapat informasi
mengenai materi belajar yang tidak dipahami.
4. Berdasarkan simpulan hasil analisis pada sub focus peran guru sebagai
evaluator dalam pembelajaran yang berorientasi untuk melakukan
penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa sebaiknya guru
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx
BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx

More Related Content

Similar to BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx

Proposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiaProposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesia
bcirohil
 
Asas Pendidikan dan Upaya Penerapannya.docx
Asas Pendidikan dan Upaya Penerapannya.docxAsas Pendidikan dan Upaya Penerapannya.docx
Asas Pendidikan dan Upaya Penerapannya.docx
IndahHulmawaddah
 

Similar to BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx (20)

UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
 
10676-22070-1-SM.pdf
10676-22070-1-SM.pdf10676-22070-1-SM.pdf
10676-22070-1-SM.pdf
 
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cxTugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
 
01. abk
01. abk01. abk
01. abk
 
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"Tugas Baha Indonesia "JURNAL"
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"
 
Proposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiaProposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesia
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
 
Proposal kualitatif
Proposal kualitatifProposal kualitatif
Proposal kualitatif
 
Proposal kualitatif
Proposal kualitatifProposal kualitatif
Proposal kualitatif
 
Teori pemerolehan bahasa (kebaikan & kelemahan)
Teori pemerolehan bahasa (kebaikan & kelemahan)Teori pemerolehan bahasa (kebaikan & kelemahan)
Teori pemerolehan bahasa (kebaikan & kelemahan)
 
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAPPRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
 
Asas Pendidikan dan Upaya Penerapannya.docx
Asas Pendidikan dan Upaya Penerapannya.docxAsas Pendidikan dan Upaya Penerapannya.docx
Asas Pendidikan dan Upaya Penerapannya.docx
 
pbl 2.pdf
pbl 2.pdfpbl 2.pdf
pbl 2.pdf
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_Apriyanti.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi_Apriyanti.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi_Apriyanti.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi_Apriyanti.pdf
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
 
Merancang kegiatan kegiatan yang sesuai dengan peran Guru penggerak
Merancang kegiatan kegiatan yang sesuai dengan peran Guru penggerakMerancang kegiatan kegiatan yang sesuai dengan peran Guru penggerak
Merancang kegiatan kegiatan yang sesuai dengan peran Guru penggerak
 
Peran guru ipa
Peran guru ipaPeran guru ipa
Peran guru ipa
 
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
 
Ptk ips
Ptk ipsPtk ips
Ptk ips
 

Recently uploaded

KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
InnesKana26
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Obat Telat Bulan Di Bandung
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
meirahayu651
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
buktifisikskp23
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 

Recently uploaded (20)

KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docxTUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
 
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptxPPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 

BISMILLAH FINISH SKRIPSI IISTINA.docx

  • 1. i i PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI UPT SD NEGERI 2 BANDUNG BARU Skripsi Oleh Iistina NPM 18060002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2022
  • 2. ii PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI UPT SD NEGERI 2 BANDUNG BARU (Skripsi) Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh Iistina NPM 18060002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2022
  • 3. iii ABSTRAK PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI UPT SD NEGERI 2 BANDUNG BARU Oleh: Iistina 18060002 Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ada beberapa macam peran guru dalam pendidikan, antara lain sebagai demonstator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator, evaluator, motivator dan sebagai mentor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru. Jenis penelitian ini dirancang dalam penelitian kualitatif yang akan menderskripsikan tentang peran peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Informan dalam penelitian adalah guru dan siswa. Data yang didapat secara deskriptif diungkapkan melalui metode pengumpulan data dalam bentuk pedoman wawancara dan observasi. Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik antara lain sebagai demonstrator dengan menunjukan sikap- sikap terpuji, menunjukan cara agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati, mengembangkan materi pelajaran, dan memahami bahan ajar. Sebagai pengelola kelas dengan menciptakan iklim belajar yang nyaman, menjaga kelas tetap kondusif dan memberikan pelayanan untuk siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai mediator dan fasilitator dengan mengusahakan sumber belajar yang berguna,untuk menunjang pencapaian tujuan belajar mengajar,dan meningkatkan pengetahuan media pembelajaran. Sebagai evaluator dengan melakukan penilaian terhadap hasil yang dicapai, mengumpulkan data keberhasilan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan. Sebagai motivator dengan memberikan dorongan ke siswa agar mampu meraih cita-cita, mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar, dan membangkitkan motivasi belajar siswa. Sebagai mentor dengan mengembangkan keterampilan membaca, membentuk kepribadian, meningkatkan kemampuan dan kompetensi sebagai mentor, menunjukkan komitmen dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru telah dilaksanakan secara efektif. Disarankan bagi guru agar lebih memaksimalkan pembelajaran tematik, dengan meningkatkan perannya dalam pembelajaran tematik khususnya pada aspek peran guru sebagai mentor dengan lebih mengembangkan keterampilan membaca pada siswa, agar siswa lebih gemar membaca. Kata Kunci:Peran Guru, Pembelajaran Tematik, Sekolah Dasar
  • 4. iv HALAMAN PERSETUJUAN Judul Skripsi : Peran Guru Dalam Pelaksanaanpembelajaran Tematik Di Upt Sd Negeri 2 Bandung Baru NamaMahasiswa : Iistina NomorPokokMahasiswa : 18060002 Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing Pembimbing I, Prof. Dr. H. Juhri AM, M.Pd. NIP 19530703 198501 1 001 Pembimbing II, Ari Rohmawati, M.Pd. NIDN 0226018704 2. Ketua Program Studi PGSD, Yunni Arnidha, M.Pd. NIDN. 0229097801
  • 5. v MENGESAHKAN 1. Tim Penguji Ketua : Drs. Yulianto, M.Pd ……......……… Anggota : Prof. Dr. Juhri, AM., M.Pd ……......……… Anggota : Ari Rohmawati, M.Pd ……......……… 2. Dekan FKIP universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung Rahma faelosofi, S. Si., M. Sc NIP 19850202 201504 2 001 Tanggal lulus ujian skripsi:
  • 6. vi PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama : Iistina NPM : 18060002 Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Pringsewu Lampung Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan denganmengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim. Pringsewu, ..............2022 Peneliti, Iistina
  • 7. vii HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, Skripsi ini persembahkan kepada: 1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang selalu membimbingdalam segala hal. 2. Kedua orang tua tercinta Bapak Sumadi dan Ibu Toinik yang selalu memberikan dukungan do’a dan dukungan materi serta kepada penulis dalam menggapai cita-cita. 3. Kepada Kakakku Sukatman dan Desi Yunitaningsih yang selalu memberikan dukungan. 4. Almamaterku tercinta Universitas Muhammadiyah Pringsewu. 5. Kepada semua guru di UPT SD Negeri 2 Bandungbaru yang sudah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman seperjuanganku terimakasih telah menemani perjuanganku dari awal hingga akhir.
  • 8. viii MOTTO ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ ِ ‫س‬ ُ ‫ف‬ ْ ‫ن‬ َ ِ ‫ِل‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ْ ‫ن‬ َ ‫س‬ ْ ‫ح‬ َ ‫أ‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ْ ‫ن‬ َ ‫س‬ ْ ‫ح‬ َ ‫أ‬ ْ ‫ن‬ِ‫إ‬ ۖ ‫ا‬ َ ‫ه‬ َ ‫ل‬ َ ‫ف‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ْ ‫أ‬ َ ‫س‬ َ ‫أ‬ ْ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫و‬ ۖ ُ ‫د‬ ْ ‫ع‬ َ ‫و‬ َ‫اء‬ َ ‫ج‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ ٍ‫ة‬َّ ‫ر‬ َ‫م‬ َ‫ل‬ َّ ‫و‬ َ ‫أ‬ ُ‫وه‬ ُ ‫ل‬ َ ‫خ‬ َ ‫د‬ ‫ا‬ َ‫م‬ َ ‫ك‬ َ ‫د‬ ِ ‫ج‬ ْ ‫س‬ َ‫م‬ ْ ‫ال‬ ‫وا‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫د‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫وه‬ ُ ‫ج‬ ُ ‫و‬ ‫وا‬ُ‫وء‬ ُ ‫س‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ِ‫ة‬َ ‫ر‬ ِ ‫خ‬ ْ ‫اْل‬ ‫ا‬ً ‫ر‬ ‫ّب‬ِ‫ب‬ ْ ‫ت‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬ ْ ‫و‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ‫وا‬ ُ ‫ر‬ ِ ‫ّب‬ َ ‫ت‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ َ ‫و‬ “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” Artinya: Jika kalian berbuat baik sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri sendiri kalian sendiri. (QS. Al-Isra:7)
  • 9. ix RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Desa Sidomulyo Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, pada tanggal 22 Desember 1998, Anak Kedua dari dua bersaudara, putri dari Bapak Sumadi dan Ibu Toinik. Riwayat pendidikan yang pernah penulis tempuh antara lain: 1. SD Negeri 1 Sumberejo,lulus tahun 2012; 2. SMPNegeri 1 Bengkunat Belimbing, lulus tahun 2015; 3. SMANegeri 1 Bengkunat Belimbing, tahun 2018; 4. Kuliah di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung (UMPRI). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar masuk tahun 2018.
  • 10. x KATA PENGANTAR Peneliti memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah, serta inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari dalam penulisan skripsiini masih banyak kekurangan baik isi maupun bentuknya. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan guna perbaikan penulisan dimasa yang akan datang. Skripsiini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Skripsiini berjudul “Peran Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru”. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini berdasarkan prapenelitian yang didapatkan hasil bahwa 11 guru yang berada di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, hanya terdapat 5 guru (45,5%) yang efektif memberikan perannya dalam memotivasi siswa. Dalam penyelesaian skripsiini, peneliti banyak dibantu oleh berbagai pihak, terutama dari dosen pembimbing. Oleh karena itu, pada kata pengantar ini peneliti sampaikan terima kasih kepada: 1. Drs. Wanawir AM,. M.M., M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 2. Rahma Faelasofi, S.S., M.Sc.,Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
  • 11. xi 3. Yunni Arnidha, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah DasarFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 4. Prof. Dr.H. Huhri AM, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini. 5. Ari Rohmawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staf dan karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 7. Bapak Suparno, S.Pd.SD., selaku Kepala UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, yang telah memberikan waktu dan tempat kepada peneliti dalam melakukan penelitian. 8. Seluruh Guru di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, yang telah membimbing dan membantu penulis dalam melakukan penelitian. 9. Bapak dan Ibuku yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya. Semoga amal baik Bapak Ibu, dan Saudara mendapat pahala yang sesuai dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya. Pringsewu, Maret 2022 Peneliti, Iistina
  • 12. xii DAFTAR ISI COVER ...................................................................................................... i HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii ABSTRAK ................................................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN................................................................... v PERNYATAAN......................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii MOTTO ..................................................................................................... viii RIWAYAT HIDUP................................................................................... ix KATA PENGANTAR .............................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru ............................................................................ 9 1. Pengertian Peran Guru ................................................... 9 2. Macam-Macam Peran Guru.......................................... 12 B. Pembelajaran Tematik ......................................................... 26 1. Pengertian Pembelajaran Tematik ............................... 26 2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............................ 29 3. Tujuan Pembelajaran Tematik ..................................... 30 4. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik ................... 31 C. Penelitian Terdahulu ............................................................ 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian .......................................................... 36 B. Penelitian.............................................................................. 36 C. Sumber Data......................................................................... 36 D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................... 37 E. Pengujian Keabsahan Data.................................................. 39 F. Analisis Data........................................................................ 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum ............................................................... 43 B. Analisis Deskripsi Data..................................................... 49 C. Temuan Hasil Analisis...................................................... 63 D. Pembahasan....................................................................... 66
  • 13. xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................... 75 B. Saran.................................................................................. 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
  • 14. xiv DAFTAR TABEL Tabel 2.1.Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik .................................. 32 Tabel 3.1.Contoh Lembar Wawancara........................................................ 38 Tabel 3.2.Contoh Lembar Observasi Penelitian ......................................... 39
  • 15. xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.SK Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3. Instrumen Penelitian Lampiran 4. Hasil Penelitian Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi
  • 16. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik, seperti halnya peran seorang guru yang harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan mampu bersaing di era globalisasi serta seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, di era millenial ini guru harus dapat meningkatkan peranannya, karena dalam proses mengajar dan menentukan hasil akhir belajar siswa sebagian besar menjadi tanggung jawab seorang guru. Hal ini dikarenakan guru merupakan seorang pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, memotivator, memberikan penilaian serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti halnya guru dan peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena pada dasarnya peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dari guru mustahil 1
  • 17. 2 jika seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya. Peran guru merupakan pengorganisasian lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator belajar yang meliputi, guru sebagai model belajar, guru sebagai perencana, guru sebagai peramal, guru sebagai pemimpin, dan guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kearah pusat- pusat belajar. Dalam kaitan peranannya sebagai perencana, guru berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana- rencana yang operasional. Peran seorang guru salah satunya adalah, guru harus menjadi suri tauladan yang baik bagi anak didiknya. Peranan seorang pendidik menurut Ki Hajar Dewantara adalah pendidik memiliki peranan seperti berikut ini, Ing ngarso sung tuladha (jika di depan menjadi contoh), ing madya mangun karsa (Jika ditengah membangkitkan hasrat untuk belajar), tut wuri handayani (Jika ada dibelakang memberi dorongan). Selain peranan pendidik seperti di atas, pendidik dituntut pula dengan beberapa persyaratan, yaitu : menguasai bahan yang akan diajarkan, memiliki kemampuan untuk mengajar, dapat merencanakan dan mengevaluasi suatu program atau unit pelajaran dan mempunyai minat untuk mengerjakan ilmunya. Ada beberapa macam peran guru dalam pendidikan, antara lain sebagai demonstator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator, evaluator, motivator dan sebagai mentor.
  • 18. 3 Peran guru sebagai demonstrator merupakan peran yang senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan, serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Peran guru sebagai pengelola kelas merupakan peran guru yang sukses dalam melibatkan siswa secara aktif untuk belajar. Peran guru sebagai mediator dan fasilitator merupakan kemampuan guru dalam mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks, majalah ataupun surat kabar. Peran guru sebagai evaluator merupakan kemampuan dalam memberikan dorongan, kekuatan, motivasi dan energi yang besar kepada semua muridnya agar mereka mampu meraih cita-cita yang digantung setinggi langit. Peran guru sebagai pembinaan dan bimbingan yang memiliki hubungan emosional yang kuat yang mentor merupakan peran guru dalam menciptakan hubungan dengan siswa yang dilandasi atas dasar kepercayaan, saling menghargai dan mengasihi agar mempunyai moral yang positif. Berdasarkan data prasurvey yang ada dilapangan pada tanggal 14 Juli 2021 dengan informan seorang kepala sekolah, bahwa di UPT SD Negeri 2 Bandungbaru tersebut memiliki 9 orang pendidik yang terdiri dari 6 guru wali kelas, 1 orang guru Agama Islam, 1 orang guru bidang studi, 1 orang guru PJOK dan 1 tenaga kependidikan lain yang bertugas sebagai penjaga perpustakaan, serta 1 orang pemimpin yaitu seorang kepala sekolah sehingga
  • 19. 4 total terdapat 11 orang pendidik dan tenaga kependidikan dimana masing- masing memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya. Dalam sekolah tersebut terdapat 7 orang pendidik yang telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sekaligus telah bersertifikasi, 1 orang guru berstatus PPPK dan 3 lainnya masih berstatus honorer, serta 4 orang pendidik berbacground Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan memiliki 132 peserta didik yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dimana masing-masing kelas terdiri dari 22 sampai 25 orang siswa. Dari paparan jumlah data pendidik dan tenaga kependidikan diatas jika dibandingkan dengan jumlah peserta didik dapat disimpulkan bahwa 1 orang guru hendaknya mampu mengarahkan dan membimbing 10 siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tercipta suasana serta interaksi yang baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Namun dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, kenyataannya guru tidak sepenuhnya melakukan perannya terutama pada pelaksaaan pembelajaran tematik. Dari 11 guru yang berada di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, hanya terdapat 5 guru (45,5%) yang efektif memberikan perannya dalam memotivasi siswa. Guru sebagai motivator dalam pembelajaran tematik juga masih terbilang kurang efektif, hal ini terlihat dari hasil penelitian awal dimana antusias belajar siswa yang rendah, siswa cenderung kurang menikmati proses belajar yang sedang berlangsung, siswa sibuk bermain dan mengobrol dengan
  • 20. 5 teman-teman yang lain sehingga jika diberikan tugas oleh gurunya mereka hanya terfokus untuk segera menyelesaikan tugas tersebut dengan secepat- cepatnya namun tidak memikirkan hasil dari jawabannya apakah mereka mendapatkan nilai tinggi atau rendah dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang telah dilakukakannya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai titik tolak pengkajian yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana peran guru sebagai demonstator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru? 2. Bagaimana peran guru sebagai pengelola kelas dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru? 3. Bagaimana peran guru sebagai mediator dan fasilitator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru? 4. Bagaimana peran guru sebagai evaluator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru? 5. Bagaimana peran guru sebagai motivator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru?
  • 21. 6 6. Bagaimana peran guru sebagai mentor dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari penelitian yang diadakan yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai demonstator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru 2. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai pengelola kelas dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru 3. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai mediator dan fasilitator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru 4. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai evaluator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru 5. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai motivator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru 6. Untuk mendeskripsikan peran guru sebagai mentor dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru.
  • 22. 7 D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat diantaranya: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat digunakan untuk referensi guna menambah dan memperdalam wawasan terkait peran guru yang harus dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan dan dapat tercapai tujuan pendidikan. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat secara praktis yang berorientasi bagi sekolah, kepala sekolah, guru, peneliti, dan peneliti lain yaitu sebagai berikut: a. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan perannya pada saat proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat tercipta suasana dan kondisi belajar yang optimal. b. Bagi Kepala Sekolah Sebagai bahan masukan dan evaluasi diri agar kepemimpinan kepala sekolah dimasa yang akan datang semakin kompeten. c. Bagi Guru Penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dan dapat dijadikan pertimbangan serta koreksi diri dalam melaksanakan tugasnya secara profesional.
  • 23. 8 d. Bagi Peneliti Mendapatkan pengalaman yang luas mengenai peran guru dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar serta sebagai bekal pengetahuan dan wawasan yang dapat dijadikan modal utama untuk terjun dalam dunia pendidikan. e. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan kajian untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.
  • 24. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Pengertian Peran Guru Peran guru merupakan seluruh perilaku atau tindakan seorang guru untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan wawasannya pada orang lain yakni peserta didik, sehingga salah satu tugas yang harus dilaksanakan guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada mereka agar menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah itu. Melalui bidang pendidikan, guru bisa menjadi pengaruh diberbagai aspek kehidupan, baik dibidang sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebagai seorang guru. Guru menjadi role model atau teladan dari nilai-nilai karakter yang diharapkan. Nilai-nilai tersebut berintegrasi dalam mata pelajaran, antar pelajaran, dan kurikulum, sehingga tidak harus diajarkan dalam mata pelajaran tersendiri. Proses ini harus menjadi daya tarik dan membangkitkan rasa keingintahuan siswa. Guru menjadi inspirasi sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, penguatan isi, dan metode yang mencerahkan siswa. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa ialah interaksi edukatif, dialogis, dengan prinsip-prinsip demokrasi, kesetaraan keberagaman, dan penghargaan. Nilai-nilai dasar kemanusiaan sebagai inti pendidikan karakter 9
  • 25. 10 dimunculkan, ditanamkan, dipelihara, dan direfleksikan melalui sikap pemikiran, dan perilaku, sehingga menjadi budaya di kehidupan sehari- hari. Peran seorang guru harus mampu memberikan motivasi-motivasi yang membangun kepada siswa dalam meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa serta pengembangan sikap sosial siswa, dan mampu menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa serasi dengan perkembangan sikap sosial, menghargai perbedaan agama, serta menumbuhkan rasa toleransi pada peserta didik, dan guru mampu menanamkan dalam diri peserta didik rasa saling menghormati sesama teman dan kepada guru serta warga sekolah lainnya (Tari, 2020: 9). Peran guru juga merupakan pengorganisasian lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator belajar yang meliputi, guru sebagai model belajar, guru sebagai perencana, guru sebagai peramal, guru sebagai pemimpin, dan guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kearah pusat-pusat belajar. Dalam kaitan peranannya sebagai perencana, guru berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana-rencana yang operasional. Tujuan–tujuan umum perlu diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan spesifik dan operasional. Dalam perencanaan itu murid perlu dilibatkan sehingga menjamin relevansinya dengan perkembangan, kebutuhan dan tingkat pengalaman mereka.
  • 26. 11 Peranan tersebut menuntut agar perencanaan senantiasa direlevansikan dengan kondisi masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan pengetahuan siswa, metode belajar yang serasi dan materi pelajaran yang sesuai dengan minatnya (Zein, 2016). Peran ialah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar-mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip- prinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan (Sardiman, 2018: 42). “Guru adalah sebagai pendidik mempunyai citra yang baik dan menjadi panutan dan teladan di masyarakat”. Peran guru yaitu sebagai suatu upaya yang dilakukan pendidik atau guru secara sengaja dengan tujuan menyampaikan ilmu pengetahuan, dengan cara mengorganisasikan dan menciptakan suatu sistem lingkungan belajar dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih optimal (Kirom, 2017). Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran guru merupakan peran seseorang dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam pembelajaran.
  • 27. 12 2. Macam-Macam Peran Guru Peran guru sebagai pendidik merupakan peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan, serta tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak, agar anak menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas tersebut berkaitan dengan meningkatkn pertumbuhan dan perkembangan anak memperoleh pengalaman lebih lanjut. Keberadaan guru pada hakikatnya merupakan komponen yang sangat strategis dan memiliki peranan yang sangat penting. Kemudian ada beberapa peranan guru dalam membina moralitas siswa yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Guru Sebagai Demonstator Guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, guru harus menunjukan sikap-sikap yang terpuji karena guru merupakan sosok ideal dalam setiap aspek kehidupan. Apa yang dilakukan oleh guru akan ditiru oleh setiap siswa. Kedua, guru harus dapat menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu sebagai demonstrator
  • 28. 13 erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih efektif (Sanjaya, 2017: 46). Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat siswa pahami. Untuk itu Guru harus berusaha dengan membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan, sehingga apa yang Guru inginkan sejalan dengan pemahaman siswa, tidak terjadi kesalahan pengertian antara Guru dan siswa. Tujuan pengajaran pun dapat tercapai dengan efektif dan efisien (Slameto, 2016: 97). Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi belajaran yang akan diajarkan dan mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa (Kirom, 2017). Guru memiliki peran sebagai demonstator adalah memiliki peran yang mana dapat menunjukkan sikap-sikap yang bisa menginspirasi murid untuk melakukan hal-hal yang sama bahkan dapat lebih baik (Yestiani dan Zahwa, 2020). Guru sebaiknya selalu menguasai bahan materi pelajari yang akan diajarkannya serta mengembangkan materi sehingga dapat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa (Nidawati, 2020). Melalui peranannya sebagai demonstator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran
  • 29. 14 yang akan diajarkan, serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia sendiri adalah pelajar ini berarti bahwa guru harus belajar terus- menerus. Dengan cara demikian, ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai demonstator sehingga mampu memeragakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Didaktis maksudnya ialah apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik terkhususdalam perilaku terpuji bagi setiap anak didik. b. Guru Sebagai Pengelola Kelas Guru sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa. Sebagai manajer guru berfungsi memimpin dan mengawasi segala sesuatu apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan (Sanjaya, 2017: 46). Sebagai pengelola kelas, Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas merupakan tempat berhimpun semua
  • 30. 15 siswa dan Guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari Guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran (Slameto, 2016: 97). Pengelolaan kelas tidak sekedar bagaimana mengatur ruang kelas dengan segera sarana prasarananya, tetapi menyangkut bagaimana interaksi dan pribadi-pribadi di dalamnya. Pengelolaan kelas lebih ditekankan bagaimana pribadi-pribadi dalam kelas dapat menjadi suatu komunitas yang penuh persaudaraan dan kekeluargaan. Komunitas yang demikian akan mengembangkan kepribadian baik pendidik maupun peserta didiknya. Peserta didik kemudian di kelas tidak hanya belajar aspek pengetahuan tetapi juga aspek afektif dan sosialisasi (Buchari, 2018). Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran dalam memegang kendali atas iklim yang ada di dalam suasana proses pembelajaran. Dapat diibaratkan jika guru menjadi nahkoda yang memegang kemudi dan membawa kapal dalam perjalanan yang nyaman dan aman. Seorang guru haruslah dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif dan nyaman (Yestiani dan Zahwa, 2020).
  • 31. 16 Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi (Kirom, 2017). Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan siswa secara aktif untuk belajar. Keduanya berjalan seiring, tidak ada yang mendahului belajar dan mengajar karena masing-masing memiliki peran yang memberikan pengaruh satu dengan yang lainnya. Keberhasilan/ kesuksesan guru mengajar ditentukan oleh aktivitas siswa dalam belajar, demikian juga keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar. Mengajar adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan guru dalam kelas atau lingkungan sekolah. Dalam proses mengajar, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai oleh guru, yaitu siswa memahami, mengerti dan mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan. Dalam hal ini, tentu saja guru berharap siswa mau belajar, baik dalam jam pelajaran maupun sesudah materi dari guru yang ia terima. Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan ketrampilan dengn cara mengolah bahan belajar. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik jika guru dan siswa sama- sama mengerti bahan apa yang akan dipelajari sehingga terjadi interaksi yang aktif dalam proses belajar mengajar di kelas dan hal ini menjadi kunci utama kesuksesan dalam mengajar. Jadi, mengajar dengan tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan yang
  • 32. 17 bersifat kognitif saja, tetapi didalamnya harus ada perubahan berpikir, sikap dan kemauan agar siswa mau belajar secara kontinu. c. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Fasilitas yang diberikan oleh guru tersebut selain berupa media pembelajaran, metode, dan penguasaan materi agar siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak dipahami oleh siswa dan didapat pada guru (Sanjaya, 2017: 46). Sebagai mediator, Guru dapat berperan sebagai penengah, sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi. Kemacetan jalannya diskusi akibat siswa kurang mampu mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya, hal ini dapat Guru tengahi, bagaimana menganalisis permasalahan agar dapat diselesaikan oleh Guru sebagai mediator. Sebagai fasilitator, Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu menjadi tugas Guru bagaimana menyediakan fasilitas sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini bergayuh dengan semboyan “tut wuri handayani” (Slameto, 2016: 97).
  • 33. 18 Guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan da proses belajar mengajar baik itu berupa narasumber, buku teks, majalah maupun surat kabar (Nidawati, 2020). Peran seorang guru sebagai fasilitator adalah dalam memberikan pelayanan agar murid dapat dengan mudah menerima dan memahami materi-materi pelajaran. Sehingga nantinya proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien (Yestiani dan Zahwa, 2020). Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Begitu juga guru sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar (Kirom 2017). Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Begitu juga guru sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan sumber
  • 34. 19 belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks, majalah ataupun surat kabar. Dengan demikian media dan fasilitas pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan bagian dari integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. d. Guru Sebagai Evaluator Guru sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan fungsinya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan (Sanjaya, 2017: 46). Guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian siswa, yakni aspek nilai (values). Penilaian terhadap kepribadian siswa tentu diutamakan daripada penilaian terhadap jawaban siswa ketika diberikan tes. Siswa yang berprestasi baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi, penilaian itu pada hakikatnya diarahkan pada perubahan kepribadian siswa agar
  • 35. 20 menjadi manusia susila yang cakap dan bertanggung jawab (Djamarah, 2018: 43-48). Guru sebagai evaluator yang baik, guru hendaknya melakukan penilaian untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai apa tidak, apakah materi yang diajarkan sedah dikuasai atau belum oleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat (Kirom, 2017). Setelah proses pembelajaran berlangsung, tentunya seorang guru harus melakukan evaluasi pada hasil yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran tersebut. Evaluasi ini tidak hanya untuk mengevaluasi keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun juga menjadi evaluasi bagi keberhasilan guru di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Yestiani dan Zahwa, 2020). Dalam hal ini guru di tuntut harus bersikap baik dan jujur dimana guru harus memberikan penilaian yang menyentuh aspek effektif dan aspek penilaian kognitif siswa. Sebagai evaluator guru tidak hanya menilai product (hasil pengajaran) tetapi juga menilai proses jalannya pengajaran sehingga terjadi feedback (umpan balik) (Nidawati, 2020).
  • 36. 21 Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi. Artinya, pada waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi, orang melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun pendidik. Penilaian perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. e. Guru Sebagai Motivator Guru dilihat sebagai makhlak yang mulia, maka dari itu masyarakat mengharapkan guru menjalankan fungsinya sebagai motivator bagi para muridnya. Guru diharapkan mampu memberikan dorongan, kekuatan, motivasi dan energi yang besar kepada semua muridnya agar mereka mampu meraih cita-cita yang digantung setinggi langit. Maka dari itu, apabila siswa sudah termotivasi untuk mencapai cita- cita yang diinginkan siswa akan lebih giat dalam belajar dan memperbaiki diri untuk menjadi siswa atau manusia yang lebih baik. Tidak perlu diperdebatkan lagi bagaimana banyak orang berhasil di Indonesia salah satu peletak dasar keberhasilan mereka adalah fondasi mimpi, motivasi dan kepribadian yang dibangun oleh guru mereka. Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru ke pembelajaran yang
  • 37. 22 berorientasi kepada siswa, maka peran guru dalam proses pembelajaranpun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif. Peranan Guru sebagai motifator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan aktifitas dan kreativitas, sehingga akan terjadi dinamika didalam proses belajar mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah lama dikenal dengan istilah “Ing madya mangun karsa”. Peranan Guru sebagai motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri (Slameto, 2016: 97). Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membangkitkan
  • 38. 23 motivasi belajar siswa diantaranya dengan ciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam belajar, berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa, berikan penilaian, berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, dan ciptakan persaingan dan kerjasama antar siswa dan guru (Sanjaya, 2017: 46). Guru hendaknya mendorong siswa agar rajin dan aktif belajar. Dalam usaha memberi motivasi, guru dapat menganalisis motif- motif yang melatarbelakangi siswa yang malas dalam belajar dan menurun prestasinya (Nidawati, 2020). Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika murid-murid di dalam nya memiliki motivasi yang tinggi. Guru memiliki peran yang penting untuk menumbuhkan motivias serta semangat di dalam diri siswa dalam belajar (Yestiani dan Zahwa, 2020). Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku anak. Komponen ini juga punya kaitan erat dengan suasana belajar di ruangan kelas maupun diluar kelas. Berbagai upaya pendidik untuk menumbuhkembangkan motivasi dan kreativitas dalam belajar, baik di dalam kelas maupun individual (di luar kelas), merupakan suatu langkah yang tepat (Kirom, 2017). f. Guru Sebagai Mentor Mentoring merupakan hubungan pembelajaran dan konseling antara orang yang berpengalaman yang mempunyai keahlian professional
  • 39. 24 dan mau membagikan dengan orang yang lebih sedikit pengalamannya untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan dari bagian yang kurang pengalaman. Mentoring adalah sebuah proses dari rangkaian pembentukan karakter manusia, dari mentoring akan dihasilkan berbagai hal dan yang terpenting adalah ketangguhan karakter. Mentoring adalah perilaku-perilaku atau proses yang dipolakan dimana seseorang bertindak sebagai penasehat bagi orang lain. Mentoring merupakan salah satu sarana yang didalamnya terdapat proses belajar. Orientasi dari mentoring itu adalah pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai mentee (peserta mentoring). Guru mentor memiliki kompetensi dan keterampilan mengelola dan menunjukkan komitmen dalam proses belajar mengajar secara kolaboratif. guru mentor saat membimbing mahasiswa guru dapat diperlakukan sebagai rekan kerja (Munthe, 2016:2). Proses pendidikan serta pembelajaran tentunya membutuhkan latihan keterampilan, entah itu dalam intelektual ataupun motorik. Dalam hal ini guru akan bertindak sebagai pelatih untuk mengembangkan ketrampilan tersebut. Tanpa adanya latihan maka tentunya seorang guru tidak akan mampu dalam menunjukkan penguasaan kompetensi dasar serta tidak mahir dalam ketrampilan
  • 40. 25 ketrampilan yang sesuai dengan materi standar (Yestiani dan Zahwa, 2020). Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan baik intelektual maupun motorik, sehingga guru dituntut untuk bertindak sebagai pelatih, karena tanpa latihan siswa tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar, guru juga harus mampu memperhatikan perbedaan individu siswa/ individual differences (Nidawati, 2020). Guru berperan sebagai seseorang yang membantu, seseorang yang mengerahkan dan memberi penegasan, seseorang yang memberi jiwa dan mengilhami siswa dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias, gairah dari seorang (Kirom, 2017). Guru harus memahami karakteristik peserta didik untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, sehingga guru dapat memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Peran serta guru sangat penting dalam membimbing anak menjadi pribadi yang disiplin. Pengembangan nilai-nilai dalam memberikan arahan dan bimbingan sangat penting untuk membantu terwujudnya kegiatan pembelajaran di sekolah (Ningsih dkk, 2021).
  • 41. 26 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mentoring merupakan sebuah proses interaksi antara seseorang yang lebih tua yang berperan sebagai mentor dengan orang yang lebih muda yang berperan sebagai mentee yang mana di dalamnya terdapat proses pembinaan dan bimbingan yang memiliki hubungan emosional yang kuat yang dilandasi atas dasar kepercayaan, saling menghargai dan mengasihi mentee agar mempunyai moral yang positif. B. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibaan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang akan mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Karena itu pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran
  • 42. 27 tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (Anwar, 2018: 174-175). Tematik berarti berkenaan dengan tema. Tematik berorientasi pada satu wujud pembelajaran melalui penyesuaian dengan suatu tema tertentu, sehingga pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi beberapa pelajaran dalam satu tema yang menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini dapat menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan yang lainnya (Assingkily, 2019 : 17). Pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan berbagai mata sejumlah pengetahuan yang diikat kedalam suatu tema dalam pembelajaran yang bersifat holistik tertentu sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. pembelajaran tematik sangat menuntut kreativitas guru dalam memilih dan mengembangkan tema pembelajaran. Tema yang dipilih hendaknya diangkat dari lingkungan kehidupan peserta didik, agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak. Dalam hal ini guru harus bisa memiliki pemahaman yang luas tentang tema yang akan dipilih dalam mata pelajaran, sehingga saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya (Nasution, 2019).
  • 43. 28 Pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang mengaitkan beberapa aspek antar mata pelajaran yang mana pada pembelajaran tematik dikembangkan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, membuat pembelajaran lebih bermakna. Untuk itu dituntut peran guru sebagai perencana, pelaksana dan sebagai evaluasi dalam proses pembelajaran tematik (Maryono, 2017: 85). Pembelajaran tematik mempunyai implikasi pada siswa terutama dalam proses belajarnya, siswa lebih aktif dalam pembelajaran jika pengemasan pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru terencana dengan baik dan terlaksana dengan baik. Siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran tematik harus dikondisikan dengan baik sehingga siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya bisa saja secara individual, pasangan, kelompok kecil maupun klasikal. Siswa juga harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya dengan diskusi kelompok, pemecahan masalah dan mengadakan penelitian sederhana (Ramli, 2016: 98). Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.
  • 44. 29 2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang membedakannya dengan pembelajaran lainnya. Karakteristik pembelajaran tematik antara lain adalah: a. berpusat pada anak; b. memberikan pengalaman langsung pada anak; c. pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan); d. menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antara mata pelajaran yang satu dengan lainnya); e. bersifat luwes (keterpaduan berbagai mata pelajaran); f. hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya) (Kemendikbud, 2016: 194). Karakteristik pembelajaran tematik adalah berpusat pada siswa; memberikan pengalaman langsung; pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; bersifat fleksibel; hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Rusman, 2016: 258).
  • 45. 30 Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang membedakannya dengan pembelajaran lainnya, pembelajaran tematik sesuai dengan taraf perkembangan siswa SD yang masih berfikir secara holistic. 3. Tujuan Pembelajaran Tematik Setiap pembelajaran tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajari secara lebih bermakna b. Mengembangkan kemampuan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi. c. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilainilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan. d. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, serta menghargai pendapat orang lain. e. Meningkatkan gairah dalam belajar. f. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa (Prastowo, 2016: 140). Tujuan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama
  • 46. 31 c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain. f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi. Pembelajaran tematik memiliki banyak tujuan yang sangat baik, tentunya tujuan-tujuan pembelajaran tematik akan tercapai jika guru dapat melaksanakan pembelajaran tematik di kelas dengan baik dan benar (Kemendikbud, 2016:193). 4. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik Langkah-langkah pembelajaran tematik di Sekolah Dasar sebagai berikut:
  • 47. 32 Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik No Tahap Aspek Deskripsi 1 Perencanaan Penentuan Tema Dalam penentuan tema ada tiga cara yang dapat ditempuh, yaitu (a) tema ditentukan oleh guru, (b) tema ditentukan oleh siswa dan (c) tema diputuskan bersama antara guru dan siswa. Identifikasi dan Pemilihan Sumber Belajar Sumber-sumber belajar yang digunakan antara lain berupa (a) barang cetakan, seperti buku, majalah, koran, gambar, grafik dansebagainya; (b) benda-benda asli atau benda tiruan, seperti alat peraga, miniatur, lingkungan dan sejenisnya Pemilihan Aktivitas Jenis tema dan tujuan belajar yang hendak dicapai berpengaruh terhadap jenis aktivitas siswa Perencanaan Evaluasi Teknik yang digunakan dalam mengevaluasi antara lain pengamatan, dengan perangkat pendukungnya seperti daftar cek, skala bertingkat, tes maupun wawancara. 3 Pelaksanaan Penyajian Tema Jika tema dipilih sendiri oleh guru, maka penyajian tema akan diikuti penjelasan dari guru. Apabila tema itu dipilih oleh siswa, maka penyajian tema dilakukan melalui pengajuan pertanyaan kepada siswa mengenai hal-hal yang ingin mereka pelajari. Jika tema dipilih oleh guru dan siswa, maka langkah yang ditempuh adalah guru menyampaikan tema yang akan dipelajari dan kemudian memberikan kepada siswa untuk mendalami beberapa aspek dari tema tersebut Curah Pendapat Pada kesempatan ini siswa secara aktif menyampaikan tentang hal-hal yang ingin mereka pelajari dan guru menuliskan pendapat siswa di papan sehingga terbentuk jaringan tema ke sub-sub tema
  • 48. 33 No Tahap Aspek Deskripsi Membuat Kontrak Belajar Bagi siswa kelas tinggi, setelah mengadakan curah pendapat mereka diarahkan untuk membuat kontrak belajar sesuai dengan sub tema yang mereka pelajari. Tetapi bagi siswa kelas rendah, guru langsung melanjutkan dengan kegiatan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah yang ada pada kegiatan inti di dalam perencanaan pembelajaran Pengumpulan dan Analisis Data Siswa melakukan kegiatan tersebut dan anak diminta menyusun laporan atau menghasilkan suatu karya sesuai dengan kontrak belajar yang telah dicapai sebelumnya Penyajian Hasil Belajar Siswa diajak menyajikan hasil-hasil belajarnya, baik melalui pemaparan, demonstrasi atau pemajangan 3 Evaluasi Fokus Sasaran Evaluasi Proses yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran Teknik Evaluasi Selain menggunakan teknik tes, penggunaan teknik non-tes mendapat porsi yang dominan. (Masdiana dkk, 2018) Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa langkah- langkah pembelajaran tematik yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. C. Penelitian Terdahulu Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu dan relevan dengan penelitian yang dilaksanakan saat ini sebagai perbandingan dalam penelitian, berikut peneliti akan menguraikan hasil-hasil penelitian terdahulu. 1. Dwi Septi Maysarah, Mahasiswi Universitas Sarjana Wijayata Taman Siswa (2020) yang berjudul “peran guru dalam mengembangkan sikap sosial peserta didik pada pembelajaran tematik bermuatan ilmu
  • 49. 34 pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Pendamsari Sleman”. Dari hasil penelitian tersebut diungkapkan bahwa peran guru dapat dilakukan dengan cara mencontohkan, merancang, mengarahkan, mengajak, menggerakkan, memotivator, mendampingi dan mengevaluator peserta didik dalam bersikap sosial yang baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran setiap hari agar peserta didik terbiasa melakukan hal- hal yang bernilai baik dan positif sesuai dengan apa yang diharapkan sekolah, mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran dengan cara mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, agar contoh dalam kehidupan nyata tidak berbeda jauh dengan materi yang mereka pelajari. Perbedaan dalam penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan penulis terletak pada aspek peran guru yang diteliti, dimana pada penelitian sebelumnya peran guru berfokus pada pengembangan sikap sosial pada siswa dengan mata pelajaran yang digunakan adalah IPS, sedangkan yang akan penulis lakukan adalah peran guru dalam pembelajaran tematik. 2. Yosefat Salu, Mahasiswi Universitas Citra Bangsa (2020) yang berjudul “peran guru dalam pengelolaan kelas pada pembelajaran tematik tema peduli terhadap makhluk hidup di SD Negeri Oetona”. Dari hasil penelitian tersebut diungkapkan bahwa peran guru dalam pengelolaan kelas pada pembelajaran tematik dapat ditempuh dengan cara: pertama,
  • 50. 35 menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Dimana seorang guru menunjukkan sikap tanggap terhadap siswanya dengan cara mengaplikasikan diskusi diluar kelas. Guru membagi perhatian kepada siswa dengan cara pada saat diskusi guru menghampiri setiap kelompoknya, guru menunjuk siswa untuk membacakan hasil diskusi. Cara kedua yaitu mengembalikan kondisi belajar mengajar bila terjadi gangguan dalam proses belajar. Dimana seorang guru ketika menemukan masalah pada saat proses belajar mengajar dapat memecahkan masalah tersebut. Perbedaan dalam penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada peran guru dalam proses pembelajaran, dimana penelitian sebelumnya lebih menitikberatkan peran guru dalam mengelola kelas, sedangkan penelitian yang akan dilakukan terhadap aspek peran yang secara umum.
  • 51. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, oleh sebab itu data yang diperoleh tidak dapat diolah secara kuantitatif yang menggunakan angka-angka. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian studi kasus, karena peneliti akan meneliti sesuatu yang sedang berlangsung bukan sesuatu yang sudah lewat, khususnya pada peran guru dalam pembelajaran tematik yang dilakukan saat ini. B. Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap pembelajaran tematik di kelas V SD. Sesuai dengan ruang lingkup yang akan diteliti, maka penelitian akan dilaksanakan di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru, Tepatnya di Desa Bandung Baru, Jl. Bandung Baru RT 03 RW 01, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. Waktu penelitian ini yang akan dilaksanakan tahun pelajaran 2021-2022 pada semester genap. C. Sumber Data Agar memperoleh hasil data sesuai yang diharapkan, maka informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV, V, dan VI selaku subjek yang menerapkan perannya terhadap peserta didik. Kemudian siswa kelas IV, 36
  • 52. 37 V, dan VI adalah peserta didik yang menerima dan merasakan ada atau tidaknya peran dari tenaga pendidik, dan kepala sekolah yaitu orang yang langsung mengawasi tentang kompetensi dan kinerja guru sehingga mengetahui ada atau tidaknya peranan yang diberikan oleh guru terhadap siswa. D. Metode dan Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi. 1. Wawancara Wawancara ialah metode pengambilan data yang di lakukan dengan cara wawancara antara peneliti dengan informan yang dimintai informasi. Dalam pelaksanaan wawancara ini dilakukan oleh kepala sekolah UPT SD Negeri 2 Bandungbaru, yaitu menanyakan tentang peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Dalam pelaksanaan wawancara ini peneliti menggunakan pedoman wawancara yang di susun dan di kembangkan dalam kajian pustaka yang menjelaskan tentang sub fokus yang diteliti. Pelaksanaan penneliti yag dilakukan oleh informan supaya diperoleh informasi yang diperluka oleh peneliti yang sistematis untuk memberikan jawaban tujuan yang ingin dicapai.
  • 53. 38 Tabel 3.1 Contoh Lembar Wawancara No Aspek yang ditanyakan Petikan Wawancara 1 Baimana cara anda dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah? 2 Bagaimana cara anda dalam menciptakan iklim belajar yang membuat siswa dapat belajar secara nyaman? 3 Bagaimana cara anda dalam mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar mengajar? 4 Bagaimana cara anda dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa? 5 Bagaimana cara anda dalam memberikan dorongan ke siswa dalam pembelajaran? 6 Bagaimana cara anda dalam membentuk karakter pada siswa? 2. Observasi Observasi merupakan suatu metode atau cara mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dikelas. . Dalam penelitian ini menggunakan observasi secara terstruktur yaitu untuk melakukan pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan langsung di sekolah yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian saat pembelajaran tematik dilakukan di kelas. Adapun lembar observasi dalam penelitian ini akan disusun sebagai berikut:
  • 54. 39 Tabel 3.2 Contoh Lembar Observasi Penelitian No Aspek yang diobservasi Ada Tidak Keterangan 1 Dokumen guru yang menunjukkan sikap-sikap terpuji dalam menjalankan perannya sebagai demonstrator. 2 Dokumen guru dalam menciptakan iklim belajar yang menyenangkan dalam menjalankan perannya sebagai pengelola kelas. 3 Dokumen guru dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa saat kegiatan proses pembelajaran dalam menjalankan perannya sebagai mediator dan fasilitator. 4 Dokumentasi penilaian terhadap siswa dalam menjalankan perannya sebagai evaluator 5 Dokumen guru yang menunjukkn dorongan atau motivasi terhadap siswa dalam menjalankan perannya sebagai motivator. 6 Dokumen guru yang dapat menumbuhkan karakter terhadap siswa dalam menjalankan perannya sebagai mentor. E. Pengujian Keabsahan Data Dalam pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai metode pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai metode pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
  • 55. 40 berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut: 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber artinya dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik artinya dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sam dengan teknik yang berbeda. 3. Triangulasi Waktu Triangulasi waktu artinya dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik yaitu mengecek data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Karena bertujuan untuk mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkan data yang telah diperoleh dari pengumpulan data melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, sehingga tidak melakukan pengujian keabsahan data dengan menggunakan triangulasi waktu sebab dalam penelitian ini pengambilan data yang saya lakukan tidak mengambil data berdasarkan waktu pengambilan data, dimana pengambilan data hanya saya lakukan sekali dengan menggunakan teknik atau metode. Selain itu penulis tidak melakukan uji keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber karena pelaksanaan pengujian keabsahan data diasakan sulit, karena harus memenuhi beberapa risiko jika penguji
  • 56. 41 meminta sumber didatangkan maka harus mendatangkan sumber tersebut, sehingga resikonya harus memberikan biaya transpot untuk menuju kampus, membiyai perjalanan, uang saku, uang makan selama mengikuti ujian. F. Analisis Data Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Adapun prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu Reduksi Data, Penyajian Data, dan Penarikan kesimpulan atau Verifikasi. 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Pada tahap ini peneliti memusatkan fokus penelitian pada peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru. 2. Penyajian Data Dalam penelitian ini, peneliti mendesripsikan mengenai bagaimana peran guru dalam pelaksanaaan pembelajaran tematik di Upt SD Negeri 2 Bandung Baru dalam bentuk teks yang bersifat naratif sesuai dengan bentuk penyajian data.
  • 57. 42 3. Kesimpulan atau Verifikasi Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, dimana kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kesimpulan mengenai peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru.
  • 58. 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum 1. Sejarah Singkat UPT SD Negeri 2 Bandungbaru UPT SD Negeri 2 Bandungbaru terletak di Jalan Bandungbaru RT.03 RW 01 Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu. UPT SD Negeri 2 Bandungbaru merupakan salahsatu sekolah dasar pertama yang berada di desa Bandungbaru. Sekolah ini berdiri pada tahun 1970 dengan luas 2000 m2 (50 x 40 meter), status tanah tersebut adalah milik desa. Pada tahun 1980 luas bangunannya menjadi 392 m2., dan swadaya masyarakat menyerahkan seutuhnya kepada pemerintah, dengan ini status kepemilikannya sudah milik negara, bangunan tersebut untuk ruang belajar dan kantor. Pada tahun 2014 berdasarkan SK yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN-S/M) UPT SD Negeri 2 Bandungbaru Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu telah memiliki nilai 74 atau predikat B. Muatan kurikulum UPT sekolah dasar Negeri 2 Bandung baru meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Dipilihnya muatan lokal wajib adalah pendidikan bahasa dan aksara Lampung dan pilihan sesuai kebutuhannya adalah 43
  • 59. 44 bahasa Inggris yang dapat menunjang sesuatu tuntutan zaman saat ini dan yang akan datang. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah Lampung, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah dasar Negeri 2 Bandung baru. Selain itu terdapat peranan guru sebagai perencanaan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum guru merupakan penerjemahan kurikulum yang mengolah meramu kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan di kelasnya. Oleh karena itu guru bisa dikatakan sebagai barisan pengembangan kurikulum yang terdepan. Adapun peran guru dalam mengembangkan kurikulum di UPT SD Negeri 2 Bandung baru antara lain sebagai perencana pengajaran artinya guru harus membuat perencanaan pengajaran dan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar yang memungkinkan tujuan belajar yang telah ditentukan guru sebagai evaluator artinya, guru melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anak didik telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
  • 60. 45 Hal tersebut juga tidak terlepas dari komite sekolah yang merupakan badan mandiri untuk mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan diluar sekolah. Secara kontekstual peran komite sekolah yaitu memberi pertimbangan (Advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. Pendukung (Supporting agency) baik yang berwujud financial pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Pengontrol (Controling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Mediator antara pemerintah (Eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan. 2. Visi, Misi dan Tujuan UPT SD Negeri 2 Bandungbaru Adapun visi UPT SD Negeri 2 Bandungbaru adalah “Menjadi Sekolah Dasar Negeri yang Berkualitas, Unggul Dalam Prestasi, Terampil Berdasarkan Iman dan Taqwa”. Adapun misi UPT SD Negeri 2 Bandungbaru sebagai berikut: a. Memberikan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa b. Memupuk/ menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap sesama manusia dan lingkungannya c. Membiasakan siswa hidup bersih
  • 61. 46 d. Menerapkan sikap disiplin dan bertanggungjawab. e. Mengembangkan nilai-nilai budi pekerti luhur f. Meningkatkan profesionalisme guru/ personil g. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang optimal h. Melengkapi sarana dan prasarana sekolah i. Menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat Tujuan UPT SD Negeri 2 Bandungbaru sebagai berikut: a. Meningkatkan perilaku budi pekerti luhur b. Meningkatkan Imtak dan Iptek c. Meningkatkan keterampilan siswa dengan bakat serta minat d. Meningkatkan kepribadian seutuhnya e. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Wajar 9 tahun) f. Meningkatkan profesionalisme personal g. Mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan h. Menciptakan lulusan yang santun, simpatik, ramah dan bersahabat i. Menjadi sekolah yang diminati masyarakat j. Menciptakan kerjasama yang harmonis antara warga sekolah, masyarakat dan pemerintah.
  • 62. 47 3. Keadaan Guru UPT SD Negeri 2 Bandungbaru Tabel 3.1 Data guru di UPT SD Negeri 2 Bandungbaru NO Nama Jenis kelamin Ruang/Golongan Jabatan 1 Suparno, S.Pd., SD. L Pembina TK 1 /IV/b Kepala Sekolah 2 Sri Hartati, S.Pd. P Pembina TK 1/ IV b Guru Kelas 3 Sugiyati, S.Pd., SD. P Pembina TK/IV b Guru Kelas 4 Nurhayati, S.Pd. P Pembina/IV a Guru Kelas 5 Mahmud Toyibi, S.Pd. L Penata/ III/c Guru Kelas 6 Umi Salamah, S.Pd., SD P Penata/ III/c Guru Kelas 7 Aminah, S.Pd., M.Pd. P Penata TK 1 /III/b Guru Kelas 8 Yuniati, S.Pd.SD P S-1 Guru Kelas 9 Ani Sulastri, A.Md.Pd P D-2 Perpustakaan 10 Rosmida P SMA Guru B. Study 11 Rohimanto L S-1 Guru PAI 4. Keadaan Peserta Didik Tabel 3.2 Data Siswa UPT SD Negeri 2 Bandungbaru No Kelas Putra Putri Jumlah 1 I 15 19 34 2 II 12 16 28 3 III 10 12 22 4 IV 7 11 18 5 V 14 12 26 6 VI 10 16 26 5. Struktur Organisasi Struktur organisasi sekolah adalah seperangkat unsur-unsur yang saling terikat dan berhubungan serta saling bergantungan antara satu sama lain
  • 63. 48 yang merupakan satu kesatuan dengan tujuan bersama yakni memberikan kemajuan dan peningkatan di bidang pendidikan untuk memperlancar semua pelaksanaan program kerja dari lembaga pendidikan tersebut. Demikian pula halnya dengan adanya struktur organisasi sekolah di UPT SD Negeri 2 Bandung baru untuk mempermudah melaksanakan suatu program kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing agar tercapai suatu tujuan pendidikan. Adapun struktur organisasi UPTD SD Negeri 2 Bandung baru tertera dalam bagan di bawah ini. Bagan 3.3 Bagan Struktur Organsisasi UPT SD Negeri 2 Bandungbaru Pengawas Bengatun, S.Pd.SD Kepala Sekolah Suparno, S.Pd. SD Komite Sekolah Guru G. Kelas I Nurhayati, S.Pd G. Kelas II Yuniati, S.Pd.SD G. Kelas III Sri Hartati, S.Pd G. Kelas IV Sugiyati, S.Pd.SD G. Kelas V Umi Salamah, S.Pd.SD G. Kelas VI Aminah, S.Pd.M.Pd Guru PAI Rohimanto, S.Pd.I Guru Agama Katholik Guru Agama Kristen Guru Penjaskes Mahmud Toyibi, S.Pd. Guru Bahasa Inggris Ani Sulastri, A.Ma, Pd Guru Bahasa Lampung Rosmida
  • 64. 49 B. Analisis Deskripsi Data Berdasarkan wawancara terhadap informan penelitian dan observasi penelitian ini memaparkan fakta berdasarkan sub fokus masalah untuk mengetahui peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung baru yaitu: 1. Peran Guru sebagai Demonstrator Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang ditanyakan mengenai peran guru sebagai demonstrator yaitu, bagaimana cara anda dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh siswa? Hal ini sesuai pertanyaan yang diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan jawaban seperti dibawah ini: “Jadi cara saya dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah adalah dengan menunjukkan sikap-sikap yang bisa menginspirasi murid untukmelakukan hal-hal yang sama bahkan dapat lebih baik, misalnya dengan bertutur kata sopan, setelah ituuntuk menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa adalah dengan cara memberikan contoh kehidupan nyata, misalnya dengan kehidupan sekitar, mengembangkan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkandisesuaikan dengan silabus dan RPP yang berlaku, serta dengan melakukan tanya jawab atau memberikan tes kepada siswa, kemudian guru langsung memperagakan bahan ajar yang dimiliki melalui penjelasan lisan dan juga menggunakan media yang ada, baik itu papan tulis maupun alat peraga yang tersedia”. Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
  • 65. 50 “Kalau saya memberi contoh dalam bersikap yang baik dan bertutur kata yang sopan kepada siswa kemudian untuk menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa adalah dengan cara memberikan contoh kehidupan nyata, misalnya dengan kehidupan sekitar, lalu untuk mengembangkan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan tersebut dapat mengunakanmedia pembelajaran yang menarik bagi siswa, misalnya dengan memberikan penjelasan serta contoh kepada siswa, dan langsung memperagakan bahan ajar yang dimiliki pada saat proses pembelajaran dimulai”. Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Cara saya dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah adalah dengan memberi contoh perilaku kepada siswa dalam berkata dan bertindak, setelah itu kalau saya untuk menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa adalah dengan menyuruh siswa untuk selalu mengulangi pelajaran yang sudah diberikan di rumah, selain itu guru dapatlebih mengembangkan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang menarik bagi siswa, dan menanyakan kembali materi yang sudah disampaikan secara langsung di awal sampai dengan akhir pembelajaran agar siswa mengetahui apa yang akan disampaikan guru”. Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Bicaranya guru sangat sopan dan tidak pernah marah, bu gurusering mengulang-ulang apa yang diajarkan, dan menjelaskan materinya menyenangkan, sering dikasih contoh oleh bu guru dengan apa yang ada di sekitar dan sering juga nunjukkin alat-alat peraga” Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
  • 66. 51 “Menunjukan sikap-sikap yang terpuji itu hormat sama yang lebih tua, sayang kepada yang lebih muda, terus untuk menunjukan agar materi bisa lebih dipahami disuruh tulis dulu terus dijelasin, terus dikasih contoh, sering ngajar dengan cara yang menyenangkan jadi bu guru juga tidak hanya menyuruh menulis dan menjelaskan saja tapi sering ngasih contoh yang mudah saya pahami kaya saat menjelaskan materi guru ngasih benda-benda yang dijadikan contoh”. Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Dengan selalu sopan dalam berbicara dengan siswa, terus cara bu guru menunjukan cara agar materi pelajaran bisa lebih dipahami itu dengan dikasih contoh, dengan mengajar yang mudah saya mengerti, kemudian disuruh lihat buku cetak sama lihat LKS”. Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi cara dalam menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh siswa terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa peran guru sebagai demonstrator adalah seperti memberi contoh dalam bersikap yang baik dan bertutur kata sopan, menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa seperti memberikan contoh kehidupan nyata, misalnya dengan kehidupan sekitar, mengembangkan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan seperti menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi siswa, memahami bahan ajar yang diberikan, dan memperagakan bahan ajar yang dimiliki seperti memberi penjelasan secara langsung di awal pelajaran, agar siswa mengetahui apa yang akan disampaikan guru.
  • 67. 52 2. Peran Guru sebagai Pengelola Kelas Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang ditanyakan mengenai peran guru sebagai pengelola kelas yaitu, bagaimana cara anda dalam menciptakan iklim belajar yang membuat siswa dapat belajar secara nyaman? Hal ini sesuai pertanyaan yang diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan jawaban seperti di bawah ini: “Jadi kalau saya cara menciptakan iklim belajar yang membuat siswa dapat belajar secara nyaman adalah selama pembelajaran berlangsung menyuruh siswa fokus dalam belajar dan tidak mengobrol dengan temannya, mengajak siswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menyuruh siswa berdiskusi dan tanya jawab ketika guru telah memberikan penjelasan tentang materi pelajaran yang disampaikan, mengulangi sampai siswa jelas, dilanjutkanmelakukan komunikasi dengan siswa saat pembelajaran berlangsung, menanya siswa bila belum jelas dengan materi yang telah disampaikan agar terjadi interaksi antara guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung”. Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Saya akan menyuruh siswa fokus dalam belajar dan tidak mengobrol dengan temannya saat pembelajaran, lalu saya menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan dan mengulangi sampai siswa jelas, kemudian mengajak siswa untuk aktif berkomunikasi dan sering tanya jawab saat pembelajaran berlangsung”. Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Menurut saya yaitu dengan selalu mengawasi aktifitas siswa saat pembelajaran berlangsung, misalnya dengan mengajak siswa untuk selalu aktif dalam kelas, memberikan penjelasan tentang materi pelajaran yang disampaikan, mengulangi sampai siswa
  • 68. 53 jelas, danmenyuruh siswa aktif untuk bertanya, kemudian agar terjadi interaksi antara guru dan siswa adalah dengan mengadakan tanya jawab saat di kelas”. Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Tidak boleh berisik di kelas, terus suruh nanya kalo ga ngerti, habis diterangin suruh tunjuk tangan kalo ada yang tau, yang cepet jawab dapet nilai tambah”. Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Tidak boleh berisik dan mengobrol sendiri, tidak boleh bermain- main, terus kalo saya kesulitanbiasanya guru mendatangi untuk dijelaskan dan diperiksa catatannya, lalu bertanya tentang materi yang diajarkan di kelas, setelah itu guru menjelaskan, dan biasanya dilanjutkan ada tanya jawab”. Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Guru keliling ruangan saat menjelaskan materi, ga boleh mengobrol atau main sendiri saat di kelas, terus bu guru jelasin ke siswa telaten dan pelan-pelan. Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi cara dalam menciptakan iklim belajar yang membuat siswa dapat belajar secara nyaman terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa peran guru sebagai pengelola kelas adalah dengan menciptakan iklim belajar yang membuat siswa dapat belajar secara nyaman seperti selama pembelajaran berlangsung menyuruh siswa fokus
  • 69. 54 dalam belajar dan tidak mengobrol dengan temannya, menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa seperti mengajak siswa untuk selalu aktif dalam kelas, memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran seperti menyuruh siswa aktif untuk bertanya, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, dan terjadi interaksi antara guru dan siswa seperti mengadakan tanya jawab saat pembelajaran berlangsung. 3. Peran Guru sebagai Mediator dan Fasilitator Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang ditanyakan mengenai peran guru sebagai mediator dan fasilitator yaitu, bagaimana cara anda dalam mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran?. Hal ini sesuai pertanyaan yang diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan jawaban seperti di bawah ini: “Cara saya dalam mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar mengajar adalah dengan Menggunakan buku paket yang sudah disesuaikan dengan RPP dan silabus, setelah itu dapat memberikan tes kemampuan siswa dengan mengerjakan soal namun sebelumnya saya memberikan penjelasan ke siswa dari awal sampai akhir pembelajaran setelah itu saya juga mengulangi pembelajaran yang sudah disampaikan jika siswa belum paham dengan apa yang saya jelaskan hal ini dilakukan agar siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak dipahami”. Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah:
  • 70. 55 “Kalau saya menyiapkan RPP dan buku paket, kemudian mengadakan evaluasi, biasanya dengan tes, kemudian hal yang saya lakukan untuk meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran yaitu dengan mengulangi pembelajaran yang sudah disampaikan dan menanyakan kepada siswa saat sebelum pembelajaran selesai”. Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Dengan bentuk buku paket dan media pembelajaran, kemudian saya juga mengadakan evaluasi, biasanya dengan ulangan harian atau tugas dalam bentuk tes, lalu mengulas kembali media pembelajaran yang telah dilakukan dan menanyakan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah diberikan”. Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Dikasih contoh gambar atau benda-benda sekitar, bu guru juga sering pake laptop, bu guru ngasih tau pas mau belajar, kadang ada tanya jawab, terus kalo ada yang gak tau disuruh tanya” Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Diberi buku, LKS, sama suruh lihat video, pake laptop juga, bu guru selalu jelasin waktu belajar di kelas”. Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Dikasih catatan sama buku cetak, dikasih penjelasanterus bu guru juga ngasih contoh-contoh yang mudah dimengerti dapet penjelasan lagi kalau belum paham”.
  • 71. 56 Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi cara guru dalam mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa peran guru sebagai mediator dan fasilitator adalah dengan mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar mengajar seperti menggunakan buku paket yang sudah disesuaikan dengan RPP dan silabus, menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar seperti mengadakan evaluasi, biasanya dengan ulangan harian atau tugas dalam bentuk tes, meningkatkan pengetahuan mengenai media pembelajaran seperti memberikan penjelasan ke siswa dari awal pembelajaran, meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran seperti mengulas kembali media pembelajaran yang telah dilakukan, dan siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak dipahami seperti menanyakan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah diberikan. 4. Peran Guru sebagai Evaluator Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang ditanyakan mengenai peran guru sebagai evaluator yaitu, bagaimana cara anda dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa?. Hal ini sesuai pertanyaan yang diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan jawaban seperti di bawah ini:
  • 72. 57 “Jadi kalau saya dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan Tes atau evaluasi misalnya dengan memberikan contoh, dengan mencatat di buku penilaian hasil belajar, dengan lembar nilai dan sikap yang sudah disiapkan, lalu mengevaluasi penilaian terhadap seluruh kegiatan yang telah siswa lakukan”. Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Saya Memberikan ulangan harian dan pr, lalu saya juga mencatat di buku penilaian hasil belajar dan sikap yang sudah disiapkan, kemudian mengevaluasi kembali pembelajaran yang dilakukan apabila ada kekurangan”. Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Saya selalu Memberikan soal-soal mengenai materi yang sudah disampaikan, lalu saya juga memiliki catatan mengenai sikap dan nilai hasil belajar siswa yang dijadikan menjadi satu buku penilaian siswa, sehingga apabila diperlukan mudah untuk mencarinya, selain itu untuk melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswadapat dilihat dari hasil akhir penilaian yang dikumpulkan dalam buku penilaian siswa”. Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Cara guru dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan dikasih tugas sama guru, terus dikumpul aja di depan”. Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Setelah belajar biasanya suruh ngerjain soal, terus soal yang sudah dikerjakan dikumpul ke meja guru”
  • 73. 58 Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Adanya tugas di kelas, kadang dikasih PR, seringnya dikumpul langsung sama gurunya”. Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi bagaimana cara dalam melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa peran guru sebagai evaluator adalah dengan melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa seperti memberikan soal-soal mengenai materi yang sudah disampaikan, mengumpulkan data tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan seperti mencatat di buku penilaian hasil belajar seperti dengan lembar nilai dan sikap yang sudah disiapkan, mengumpulkan berbagai informasi mengenai kondisi pembelajaran, menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dan menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan seperti mengevaluasi hasil penilaian terhadap siswa yang telah dilakukan. 5. Peran Guru sebagai Motivator Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang ditanyakan mengenai peran guru sebagai motivator yaitu, bagaimana cara anda dalam memberikan dorongan ke siswa dalam pembelajaran?
  • 74. 59 Hal ini sesuai pertanyaan yang diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan jawaban seperti dibawah ini: “Jadi kalau saya cara yang dilakukan dalam memberikan dorongan ke siswa dalam pembelajaran adalah dengan memberikan motivasi ke siswa, memberikan contoh-contoh ke siswa mengenai tokoh-tokoh sukses, memberikan tugas tambahan di rumah, lalu saya memberikan pujian, biasanya di akhir semester memberikan reward ke siswa”. Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Saya dapat memberikan pujian dan semangat ke siswa, memberikan kekuatan kepada semua murid agar mampu meraih cita-cita memberikan contoh ke siswa tokoh-tokoh sukses dunia, mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar misalnya dengan memberikan PR ke siswa tentang materi yang telah diselesaikan, lalu saya juga memberikan semangat ke siswa untuk selalu belajar dengan serius karena biasanya diakhir semester saya memberikan sebuah penghargaan kepada siswa yang berprestasi”. Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Saya akan Memberikan siswa kata-kata semangat, pujian serta motivasi belajar, memberitahukan ke siswa bahwa dengan kerja keras dan belajar sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang baik, memberi PR dan membuat resume materi pelajaran yang sudah dilaksanakan, Sering memberikan pujian kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat waktu, dan memberi hadiah kecil sebagai ungkapan penghargaan ke siswa yang memiliki nilai tinggi di kelas”. Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Kalo ga ngerjain tugas ga dikasih nilai, Sering dicontohin sama pahlawan atau orang-orang yang terkenal, terus disuruh banyak baca buku”.
  • 75. 60 Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Bu guru sering meminta siswa untuk rajin belajar, sering bercerita tentang orang-orang sukses, sering dikasih PR sama tugas juga” Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Sering berlatih dan belajar dengan tekun, dikasih nasehat yang baik oleh guru, terus disuruh untuk lebih banyak belajar di rumah”. Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi bagaimana cara guru dalam memberikan dorongan ke siswa dalam pembelajaran terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa peran guru sebagai motivator adalah dengan memberikan dorongan ke siswa dalam pembelajaran seperti memberikan siswa kata-kata semangat, pujian serta motivasi belajar,memberikan kekuatankepada semua muridnya agar mampu meraih cita-cita seperti memberitahukan ke siswa bahwa dengan kerja keras dan belajar sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang baik, mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar seperti memberikan PR dan membuat resume materi pelajaran yang sudah dilaksanakan, memberikan energi kepada semua muridnya agar mereka mampu meraih cita-cita seperti sering memberikan pujian kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat waktu, dan membangkitkan motivasi
  • 76. 61 belajar siswa seperti memberi hadiah kecil sebagai ungkapan penghargaan ke siswa yang memiliki nilai tinggi di kelas. 6. Peran Guru sebagai Mentor Wawancara dilakukan dengan dewan guru dan peserta didik. Aspek yang ditanyakan mengenai peran guru sebagai mentor yaitu, bagaimana cara anda dalam mengembangkan keterampilan membaca dan meningkatkan kompetensi sebagai mentoring bagi para siswa? Hal ini sesuai pertanyaan yang diberikan kepada informan yang berinisial 01/ U.S/P/01/22 memberikan jawaban seperti dibawah ini: “Jadi kalau saya dalam mengembangankan keterampilan membaca dapat dilakukan dengan program literasi sekolah kemudian untukmeningkatkan kemampuan sebagai mentor bagi para siswa adalah dengan selalu belajar dan mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan, lalu terusmeningkatkan wawasan, baik dengan memperbanyak literasi dan berkonsultasi dengan rekan kerja ataupun teman sejawat dan selalu menjaga disiplin dalam mengajar sesuai dengan RPP yang telah disiapkan”. Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan yang berinisial 02/A/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Menurut saya dapat dengan program literasi sekolah yang sudah dijalankan di sekolah ini, kemudian cara saya untuk meningkatkan kemampuan sebagai mentor bagi para siswa yakni dengan mengoreksi bila terjadi kekurangan dalam pembelajaran, memperbanyak membacadan berkonsultasi dengan rekan kerja, lalu saya juga selalu menjaga disiplin dalam mengajar”. Masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan yang berinisal 03/S/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Saya akan mendukung pengadaan gemar membaca pada gerakan literasi sekolah, biasanya saya memberikan tugas merangkum apa yang telah siswa baca, selain itu untuk meningkatkan kemampuan
  • 77. 62 sebagai mentor pada siswa saya rajin berkomunikasi dengan guru-guru lain dan belajar dari pengalaman yang sudah dijalani, kemudian saya jugaselalu belajar dari berbagai sumber, setelah itu untuk menunjukkan komitmennya dalam proses belajar mengajar secara kolaboratif dapat dilakukandengan rajin dan tekun dalam mengajar karena akan menjadikan kebiasaan diri menjadi disiplin”. Berikutnya masih pada aspek pertanyaan yang sama ditujukan kepada informan peserta didik yang berinisial 04/ N.S.A/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Membuat rangkuman singkat terus dikumpulin, terus Bu guru memberi contoh ke siswa mengenai kepribadian yang baik yaitu dengan sopan santun apalagi sama yang lebih tua” Ketika pertanyaan tersebut ditanyakan kembali kepada informan peserta didik yang berinisial 05/L.H/P/01/22 jawaban yang ia kemukakan adalah: “Bu guru nyuruh rangkum buku yang dibaca, terus abis itu memberi contoh ke siswa seperti tidak boleh bicara kasar, dan ga boleh berantem”. Berikutnya masih pada pertanyaan yang sama kepada informan peserta didik yang berinisial 06/R.N/P/01/22 ia memberikan jawaban bahwa: “Kadang sering membuat rangkuman buku dari perpustakaan, bu guru juga sering ngasih contoh ke siswa agar sopan kepada semua orang”. Berdasarkan jawaban dan penjelasan pertanyaan yang berbunyi, bagaimana cara guru dalam mengembangkan keterampilan membaca dan meningkatkan kompetensi sebagai mentoring bagi para siswa terhadap 6 informan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa peran guru sebagai mentor adalah dengan mengembangkan keterampilan membaca
  • 78. 63 pada siswa seperti pengadaan gemar membaca pada gerakan literasi sekolah biasanya guru memberikan tugas merangkum apa yang telah siswa baca, membentuk kepribadian pada siswa seperti memberikan contoh-contoh secara langsung sikap yang terpuji ke siswa, meningkatkan kemampuan sebagai mentor bagi para siswa seperti selalu belajar dan mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan, meningkatkan kompetensi sebagai mentor bagi para siswa seperti meningkatkan wawasan baik dengan memperbanyak literasi dan berkonsultasi dengan rekan kerja, dan menunjukkan komitmen dalam proses belajar mengajar secara kolaboratif seperti selalu menjaga disiplin dalam mengajar sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. C. Temuan Hasil Analisis Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di UPT SD Negeri 2 Bandung Baru diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Berdasarkan simpulan hasil analisis pada sub fokus peran guru sebagai demonstrator dalam pembelajaran yang berorientasi untuk membentuk perilaku siswa sebaiknya guru melaksanakan contoh-contoh sebagai berikut yaitu menunjukan sikap-sikap yang terpuji kepada peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh siswanya, menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa, mengembangkan bahan atau materi pelajaran yang
  • 79. 64 akan diajarkan, memahami bahan ajar yang diberikan, dan memperagakan bahan ajar yang dimiliki. 2. Berdasarkan simpulan hasil analisis pada sub fokus peran guru sebagai pengelola kelas untuk mengkondisikan kelas agar tetap kondusif saat proses pembelajaran sebaiknya guru dapat menciptakan iklim belajar yang membuat siswa dapat belajar secara nyaman, menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa, memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dan terjadi interaksi antara guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung. 3. Berdasarkan simpulan hasil analisis pada subfokus peran guru sebagai mediator dan fasilitator dalam pembelajaran yang berorientasi untuk mengusahakan sumber belajar yang berguna dalam proses belajar mengajar serta meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran sebaiknya guru menggunakan buku paket yang sudah disesuaikan dengan RPP dan silabus, menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, meningkatkan pengetahuan mengenai media pembelajaran, meningkatkan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, dan siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak dipahami. 4. Berdasarkan simpulan hasil analisis pada sub focus peran guru sebagai evaluator dalam pembelajaran yang berorientasi untuk melakukan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai siswa sebaiknya guru