Dokumen tersebut membahas tentang asas-asas pendidikan di Indonesia seperti Tut Wuri Handayani, Ing
Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, kemandirian belajar, pendidikan sepanjang hayat, dan Alam
Takambang Jadi Guru. Dokumen ini juga menjelaskan implikasi penerapan asas-asas tersebut dalam
pendidikan seperti memberikan kesempatan belajar yang luas dan bervariasi bagi peserta didik.
1. DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN
“ASAS-ASAS PENDIDIKAN DAN UPAYA PENERAPANNYA”
NAMA : Indahhul Mawaddah
NIM :19031171
KELAS : Pendidikan Biologi C
DOSEN : Dr. Ismaniar, M.Pd.
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
2. 1. Asas-asas Pendidikan di Indonesia;
a. Tut WuriHandayani, IngNgarsa Sung Tulada, IngMadyaMang unKarsa
1. Tut Wuri Handayani yang berarti jika dibelakang mengikuti dengan awas. Yang
memiliki makna kita sebagai calon pendidik memberikan peserta didik keleluasaan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya tetapi kita juga harus mengawasinya agar
tidak menyimpang dari norma norma yang ada dalam masyarakat.
2. Ing Narsa Sung Tulada yang berarti jika di depan memberi contoh . Yang dimaksud
ialah sebagai seorang pendidik kita harus bisa menjadi contoh kepada siswa dalam berprilaku
dan juga bertindak agar anak didik kita bisa minimal seperti kita dan harus lebih baik dari kita.
Dalam konteks kepemimpinan semboyan ini berartikan sebagai pemimpin kita hendaknya harus
bisa memperlihatkan dan memberi contoh kepada bawahan dan rakyat kita akan pentingnya
perbuatan baik dan mengayomi rakyat sehingga rakyat pun bisa menerima dan mencontoh
pemimpinnya.
3. Ing Madya Mangun Karsa yang berarti jika ditengah-tengah membangkitkan
kehendak, hasrat atau motivasi, disini kita sebagai calon pendidik kelak ketika akan
memberikan pengajaran kepada masyarakat atau anak didik kita, hendaknya kita dapat berbaur
dengan peserta didik. Kita tidak hanya selalu memberikan materi di depan kelas dan
memberikan contoh, tetapi kita hendaknya berbaur dan membangkitkan semangat peserta didik
dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dialaminya.
b.Kemandirian dalam belajar
Belajar Mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar secara
sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai
suatu materi dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan
masalah yang dijumpainya di dunia nyata.
Sehingga perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama
sebagai fasilitator dan motivator, disamping peran-peran lain: Informator, organisator, dan
sebagainya. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber
belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber
tersebut. Sedang sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk
memanfaatkan sumber belajar itu. Pengembangan kemandirian dalam belajar ini seyogyanya
dimulai dengan kegiatan intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya dalam
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler atau untuk latar perguruan tinggi: Dimulai dalam kegiatan
tatap muka dan dikembangkan dan dimantapkan dalam kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri.
Kegiatan tatap muka atau intrakurikuler terutama berfungsi membentuk konsep-konsep dasar dan
cara-cara pemanfaatan berbagai sumber belajar yang akan menjadi dasar pengembangan
kemandirian dalam belajar di dalam bentuk-bentuk kegiatan terstruktur dan mandiri atau kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler itu.
c. Pendidikan Sepanjang Hayat
Asas Belajar Sepanjang Hayat
3. Asas Belajar Sepanjang Hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education. Istilah pendidikan seumur hidup erat
kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan makna yang sama dengan
istilah belajar sepanjang hayat.
pendidikan sepanjang hayat didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian
dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan perstrukturan ini diperluas
mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai yang paling tua (cropley:
67). Pendidikan sepanjang hayat bukan merupakan pendidikan yang berstruktur namun suatu
prinsip yang menjadi dasar dalam menjiwai seluruh organisasi system pendidikan yang ada.
Dengan kata lain pendidikan sepanjang hayat menembus batas-batas kelembagaan, pengelolaan,
dan program yang telah berabad-abad mendesakkan diri pada system pendidikan.
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar mengajar di sekolah seyogyanya mengemban
sekurang-kurangnya 2 misi, yaitu membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif, dan
serentak dengan itu meningkatkan kemauan dankemampuan belajar mandiri sebagai basis dari
belajar sepanjang hayat.
d. Alam takambang jadi Guru Implementasi masing -masing Asas asas dalam Pendidikan
Guru di daerah Sumatra Barat dan guru-guru penutur bahasa Melayu pada umumnya akan
langsung mengerti makna pepatah tersebut. Di Ranah Minang ungkapan tersebut sangat
komunikatif. Sementara itu, mereka yang tidak mengerti bahasa Melayu dan bahasa Minang,
hanya bisa mengira dan mendiskusikan pengertiannya kepada teman sejawat. Namun mereka tidak
akan banyak menemui kesulitan untuk itu. Lagi pula konsep alam takambang jadi guru sangat
praktis dan universal. Cakupannya meliputi semua dimensi.
Pepatah Alam Takambang jadi guru ini sangat dipahami oleh setiap orang yang berasal dari
Sumatra Barat. Pewarisannya secara oral. Pepatah ini diajarkan turun temurun. Dewasa ini
penyebarannya selain secara lisan juga melalui berbagai karya tulis, termasuk di dalamnya karya
sastra. Pepatah atau ungkapan ini bermakna ‘agar kita belajar pada alam yang menyajika n
berbagai fenomena. Alam terbentang luas senantiasa mengabarkan sebuah kearifan’. Sejatinya
pepatah atau ungkapan filosofi ini mengandung makna, pertama menunjukan sikap seseorang
terhadap tanggung jawab yang seharusnya ia dilaksanakan dalam rangka pengembangan diri.
Kedua ungkapan ini bermakna menunjukan kepada kita apa sesungguhnya sumber dari
pengetahuan dan teknologi atau keterampilan. AlamTakambang yakni menujukan sumber belajar
yang sesungguhnya, yakni sumber belajar yang sungguh-sungguh dapat memenuhi “kebutuhan
kita semua” yang sifatnya selalu ada sepanjang zaman.
Alam diciptakan Allah untuk dimanfaatkan untuk beragam keperluan. Dapat dirinci, di antaranya
sangat banyak pelajaran yang bisa diambil darinya. Karena itu muncul ungkapan orang
Minangkabau yang mengatakan “Alam Takambang jadi Guru” itu. Banyak sudah teknologi
canggih yang kita gunakan sekarang ini mengambil prinsip kerjanya dari alam ini. Untuk itu kita
selalu bersahabat dengan alam (lingkungan dimana kita berada) agar kita selalu dapat memetik
pelajaran darinya.
Alam Takambang Sebagai Sumber Belajar
4. Alam Takambang Jadi Guru pengertian yang paling pas untuk itu adalah “alam” (sama juga
dengan bahasa Indonesia) yang “Takambang” (membentang luas) ini atau alam raya ini dengan
segala isinya. Jadi Guru diartikan di jadikan sebagai “guru ” ( sama dengan bahasa Inonesia ). “
Guru ” maksudnya adalah apa yang ada yang dapat memberikan pelajaran kepada kita atau apa
yang dapat kita pelajari padanya. Maka guru disini bermakna luas, berlaku untuk semua baik
berupa orang dan alam sekitar di segala tempat dan keadaan. Dengan kata lain maksud guru itu
adalah sumber belajar, baik untuk disekolah maupun diluar persekolahan. Anak dapat belajar
dirumah dengan buku dan internet, anak dapat belajar dengan binatang piaraan dan tanaman
dikebun atau air yang mengalir disungai. Orang dewasa juga demikian belajar kapan saja dan
dimana saja sumber belajarnya tetap saja apa yang ada di lingungannya.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar atau di lingkungan belajar yang
berfungsi untuk membantu optimalisasi aktifitas belajar. Optimalisasi aktifitas belajar ini dapat
dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa
interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar. Sumber belajar dapat memberikan rangsangan
untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. Kegiatan
belajarnya dapat berlansung dimana saja dan kapan saja, dengan kata lain dengan sumber belajar
yang bersifat sangat luas itu anak belajar tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Hal ini berarti bahwa bahwa alam sekitar yang dijadikan sumber belajar bermakna jauh lebih luas
dan lebih bervariasi jika dibandingan “guru” di sekolah sebagai sumber belajar. Dengan hal yang
seperti itu semua orang akan mendapat peluang untuk belajar sepanjang hayat, karena didukung
dengan ketersediaan sumber belajar dimana-mana. Hal ini juga mengandung makna bahwa
seorang guru yang mengajar mengambil bahan pelajaran juga berasal dari Alam Takambang ini.
Alam Takambang Jadi Guru tantu saja merupakan sumber belajar yang maha lengkap, jauh lebih
lengkap jika dibandingkan dengan sumber belajar pendidikan formal yang berupa pustaka,
labortoriun dan work shop
2. Upaya Penerapan asas-asas pendidikan
1.Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa
Implikasi dari penerapan asas ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
a.Seorang pendidik diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide dan
prakarsa yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan.
b.Seorang pendidik berusaha melibatkan mental siswa yang maksimal didalam mengaktualisasikan
pengalaman belajar, upaya melibatkan siswa seperti ini yang sering dikenal dengan cara belajar siswa
aktif (CBSA).
c.Peranan pendidik hanyalah bertugas mengarahkan siswa, sebagai fisilitator, moitivator dan
pembimbing dalam rangka mencapai tujuan belajar . Dalam proses belajar mengajar dilakukan secara
bebas tetapi terkendali, interaksi pendidik dan siswa mencerminkan hubungan manusiawi serta
merangsang berfikir siswa, memanfaatkan bermacam-macam sumber, kegiatan belajar yang dilakukan
siswa bervariasi, tetapi tetap dibawah bimbingan guru
2.Asas Kemandirian Belajar
5. Implikasi dari asas kemandirian belajar dalam pendidikan merupakan suatu wujud manifestasi Asas
Kemandirian dalam Belajar yang bukan hanya dalam berbentuk kurikulum KTSP, namun juga dalam
bentuk ko-kurikuler dan ekstra kurikuler – sedang dalam lingkup perguruan tinggi terwujud dalam
kegiatan tatap muka dan kegiatan terstruktur dan mandiri
3.Asas Belajar Sepanjang Hayat
Implikasi dari asas belajar sepanjang ayat dalam pendidikan adalah :
a.Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.
b.Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur,
jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara proporsional. Dan pada gilirannya
dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
c.Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu
memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan
d.Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar,
perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan keterampilan, dan sarana
pendidikan jasmani.
e.Pengadaan buku ajar diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat .
f.Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinandan keterampilan,
kesegaranjasmani dan daya kreasi,sikap patriotisme dan idealisme, kesadaranberbangsa dan bernegara,
kepribadian dan budi luhur
g.Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga guna
meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga
.h.Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia peningkatan ilmu
pngetahuan dan teknologi, keterampilan serta ketahanan mental.
4.Alam Takambang Jadi GuruImplikasi dari asas Alam Takambang jadi guru dalam pendidikan adalah
:a.Menunjukkan sikap seseorang terhadap tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakan dalam rangka
pengembangan diri.
b.Menunjukkan kepada tata sumber dari pengetahuan dan teknologi atau keterampilan. Dengan
menumbuh kembangkan kemerdekaan.c.Menjadikan alam bebas sebagai sumber pengetahuan dan
pembelajaran bagi peserta didik