2. Krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi COVID-
19 dengan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan
meningkatnya kesenjangan pembelajaran
▪ Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama
satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129
poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi.
▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar selama
kelas 1 berkurang secara signifikan (learning
loss).
▪ Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6
bulan belajar.
▪ Untuk numerasi, learning loss tersebut setara
dengan 5 bulan belajar.
(Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/
Kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan
April 2021)
Literasi
Numerasi
-52
(6 bulan)
129
77
SESUDAH
(T
A 20/21)
SEBELUM
(T
A 19/20)
- 44
Indikasi
Learning Loss
(5 bulan)
78
34
Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan
belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD.
3. Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi
khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan
pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19
Hasil belajar siswa 12 bulan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
Proyeksi jika tidak ada
learning loss
Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20
kab/kota dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan hasil
belajaryang signifikan antara Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Darurat
Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi
learning loss numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum
darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73%
(literasi) dan 86%(numerasi)
Pada sekolah yang menggunakan
Kurikulum 2013
Pada sekolah yang menggunakan
Kurikulum Darurat
522
Learning loss
482
5 bulan
Learning loss
1
bulan
517
Sekitar 31,5%
sekolah
menggunakan
kurikulum darurat
semasa pandemi
COVID-19
4. Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan pembelajaran yang
mendalam dan yang sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik
Materi pembelajaran yang tersedia kurang
beragam sehingga guru kurang leluasa dalam
mengembangkan pembelajaran kontekstual
T
eknologi digital belum digunakan secara
sistematis untuk mendukung proses belajar guru
melalui berbagi praktik baik
Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam
satu tahun
Fokuspada materi yang esensial, Capaian
Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
Memberikan keleluasaan bagi guru
menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
kebutuhan dan karakteristik peserta didik
Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi
bagi guru untuk dapat terus mengembangkan
praktik mengajar secara mandiri dan berbagi
praktik baik.
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya
perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih
komprehensif
Rancangan dan
I
mplementasi Kurikulum SaatI
ni:
Arah Perubahan Kurikulum:
5. Keunggulan Kurikulum Merdeka
1Lebih Sederhana dan Mendalam
Fokuspada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta
didik pada fasenya. Belajarmenjadi
lebih mendalam, bermakna, tidak
terburu-buru dan menyenangkan.
6. Keunggulan Kurikulum Merdeka
2 Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada program peminatan di SMA,
peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat,
bakat, dan aspirasinya.
Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian dan
perkembangan peserta didik.
Sekolah: memiliki wewenang untuk mengembangkan
dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta
didik.
7. Keunggulan Kurikulum Merdeka
3Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara
aktif mengeksplorasi isu-isu aktual
misalnya isu lingkungan, kesehatan,
dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakterdan
kompetensi Profil PelajarPancasila.
8. Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam
perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala
sekolah, dan dinas pendidikan.
Jaminan jam mengajar
dan tunjangan profesi
guru
03
●
●
Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru
Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika
menggunakan Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut
Penyediaan
Perangkat ajar: buku
teks dan bahan ajar
pendukung
01
● Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum
operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar
Pancasila disediakan melalui platform digital bagi guru. Sekolah dapat
melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS reguler atas
dukungan Pemda dan yayasan
● Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak
mandiri
ff
Pelatihan dan
penyediaan sumber
belajar guru, kepala
sekolah, dan pemda
02
●
●
●
●
Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di
aplikasi digital.
Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka.
Misalnya, melalui pengimbasan dari Sekolah Penggerak.
Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast
dll., yang dapat diaksesdaring dan didistribusikan melalui media
penyimpanan (flashdisk).
Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam
adopsi Kurikulum Merdeka, baik di sekolah maupun di komunitasnya
9. Selain itu, penerapan Kurikulum
Merdeka juga didukung oleh Platform
Merdeka Mengajar.
Platform Merdeka Mengajar membantu
guru dalam mendapatkan referensi,
inspirasi, dan pemahaman untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka.
10. Visi Platform Merdeka Mengajar menciptakan ekosistem kolaboratif untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran dan iklim kerja yang positif
Pembelajaran
Mandiri
Perencanaan
dan Kemajuan
Karier
Jejaring
Profesi
guru
Wadah menampilkan
profil, pengalaman dan
keterampilan profesional
Pengembangan konten berbasis
kontribusi yang dapat dilakukan
oleh semua pihak
Guru saling belajar dan
berbagi
Pelatihan daring untuk
pengembangan kompetensi
Content
Crowdsourcing
Komunitas
Belajar Daring
Pengembangan
portofolio guru
11.
12. Program Intrakurikuler
● Pembelajaran terdiferensiasi
● Capaian pembelajaran disederhanakan
● Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi
● Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai
kebutuhan
Program Kokurikuler
● Lintas mata pelajaran
● Berorientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi umum
● Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan
kelas
● Melibatkan masyarakat
● Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu
nasional dan global
Dipelajari
melalui
PELAJAR
PANCASILA
Beriman kepada
Tuhan YME dan
berakhlak mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis Kreatif
Bergotong
Royong
Berkebinekaan
Global
Pembelajaran dengan paradigma baru
Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang
terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya
13.
14. Fase pada jenjang pendidika
Dasar dan menengah
Kelas I dan II
Fase F
Fase E
Fase D
Fase B
Fase C
Fase A
Kelas III dan IV
Kelas V dan VI
Kelas VII, VIII dan IX
Kelas X
Kelas XI dan XII
15.
16.
17.
18.
19.
20. SMA (Kelas 10)
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA
Kelas 10.
Kurikulum 2013
Siswa langsung
masuk dalam
program peminatan
(IPA, IPS, atau
Bahasa & Budaya)
Tidak ada mata pelajaran
IPA dan IPS. Mata
pelajaran langsung
spesifik pada Fisika,
Kimia, Geografi,
Ekonomi, dsb.
Arah perubahan pembelajaran
Belum ada peminatan, siswa mengambil semua mata pelajaran wajib
Di kelas 10 siswa menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Siswa
perlu
berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, dan orang tua.
Mata pelajaran kelompok IPA dan IPS terdiri dari:
1. IPA: Fisika, Kimia, Biologi (6JP)/minggu
2. IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (8JP/minggu)
Sekolah dapat menentukan pengorganisasian IPA dan IPS berdasarkan sumberdaya
yang tersedia, yaitu dengan memilih:
a. Sistem blok - team teaching dalam perencanaan namun guru Fisika, Kimia, Biologi
mengajar bergantian
b. Sebagai mata pelajaran berdiri sendiri-sendiri
c. Terintegrasi - team teaching dalam perencanaan dan pembelajaran
Setiap tengah dan akhir semester ada unit inkuiri yang mengintegrasikan mapel-mapel dalam
masing-masing IPA dan IPS
Siswa menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusan. Partisipasi dalam berbagai
kegiatan pembelajaran diharapkan memberi inspirasi terkait topik yang dipilih.
21.
22. SMA (Kelas 11 dan 12)
Paduan antara peminatan dan perkembangan
holistik.
Kurikulum 2013
Pilihan program peminatan (sejak kelas 10)
Siswa yang masuk ke dalam suatu program cenderung
hanya akan mempelajari disiplin ilmu tersebut saja.
Kesempatan untuk eksplorasi disiplin ilmu yang lain
semakin sempit.
Siswa perlu mengambil keputusan tentang studi di
perguruan tinggi sejak lulus SMP, dan kajian
menunjukkan bahwa banyak diantara mereka yang
merasa salah jurusan
Terjadi stratifikasi program, di m ana IPA dianggap
lebih baik daripada yang lain, dan kesempatan
untuk masuk ke berbagai program studi di perguruan
tinggi lebih besar untuk lulusan program IPA
Angka siswa masuk perguruan tinggi masih rendah
Arah perubahan pembelajaran
Siswa memilih mata pelajaran dari kelompok pilihan
Siswa memilih mata pelajaran dari minimum 2 kelompok pilihan
hingga syarat minimum jam pelajaran terpenuhi (total J P :
40/minggu; J P untuk mapel pilihan: 22 JP/m inggu)
Ada 5 kelompok mata pelajaran yang direkomendasikan, yaitu:
● MIPA: Matematika peminatan, Fisika, Kimia, Biologi, Informatika
● IPS: Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Antropologi
● Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia,
Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa Asing lainnya
● Vokasi/Karya Kreatif: Budidaya, Rekayasa, dsb.
● Seni dan Olahraga* (khusus untuk sekolah-sekolah
yang ditetapkan pemerintah)
Sekolah membuka minimum 2 kelompok mata pelajaran. Apabila
sumberdaya memungkinkan, sekolah dapat membuka lebih dari dua
kelompok
Sekolah dapat bekerja s a m a dengan pemangku kepentingan
setempat untuk mengembangkan CP mata pelajaran Vokasi
28. No Kur-2013 Kurikulum MERDEKA
1 KI dan KD Capaian Pembelajaran
2 KKM Target Capaian Pembeljaran
3 4C+PPK+Literasi dan Numerasi Profil Pelajar Pancasila (6 PROFILE + Literasi dan
Lumerasi)
4 RPP Modul Ajar
KI dan KD Capaian
Pembelajaran
Modul Ajar
RPP
39. Langkah-Langkah Pelaksanaan Kurikulum Merdeka
Komite Pembelajaran
IHT/Workshop
Analisis CP
, TP
, Modul
Ajar, dan MateriAjar
Tim Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Tim Pembelajaran dan
Asesmen
Forum Kepala
Sekolah
Penggerak
MGMP Sekolah
Penggerak
Pendampingan
Dengan Pelatih
Ahli
EKSTERNAL
Pengawas Sekolah
Kepala Sekolah
Guru Kela X (11)
INTERNAL
40. Profil Pelajar Pancasila
Penguatan
Pembelajaran
dengan
paradigma baru
Pembelajaran yang
berorientasi pada
penguatan kompetensi dan
pengembangan karakter
yang sesuai nilai-nilai
Pancasila,melalui kegiatan
pembelajaran di dalam dan
luar kelas.
Perencanaan
berbasis data
Manajemen berbasis
sekolah: perencanaan
berdasarkanrefleksi diri
sekolah
Digitalisasi
SDM sekolah sekolah
Penguatan Kepala Sekolah, Penggunaan berbagai
Pengawas Sekolah, Penilik, platform digital bertujuan
dan Gurumelalui program mengurangi kompleksitas,
pelatihandan meningkatkanefisiensi,
pendampingan intensif menambahinspirasi, dan
(coaching one to one) pendekatan yang
dengan pelatih ahli yang disesuaikan
disediakan oleh Kemdikbud.
Pendampingan konsultatif dan asimetris
Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah di mana Kemendikbud memberikan pendampingan
implementasi Sekolah Penggerak
Profil Pelajar Pancasila