Dokumen tersebut memperkenalkan beberapa potensi wisata budaya dan alam di Indonesia yang dapat mendukung kerja sama antarnegara bidang sosial-budaya, seperti Coban Pelangi di Malang, Pantai Licin di Malang, dan Sumber Maron di Probolinggo. Dokumen tersebut memberikan gambaran singkat mengenai lokasi, daya tarik, dan cara menuju ke objek-objek wisata tersebut.
1. Memperkenalkan Keanekaragama Potensi
Wisata Indonesia untuk Mendukung Kerja
Sama Antarnegara Bidang Sosial-Budaya
OLEH:
AMIRA RACHMATILLAH 03
IMAM SYAFFULLAH 15
MOHAMMAD RIFKY 17
RONALD KRISHNA 29
2. Latar Belakang
Wisata alam yaitu perjalanan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata
lingkungannya sebagai objek tujuan wisata. Budaya merupakan simbol masyarakat sekitar
yang di dalamnya terdapat makna yang mencakup segala hal yang merupakan hasil cipta,
karya manusia. Pariwisata merupakan rangkaian perjalanan yang di lakukan oleh seseorang
atau kelompok orang diluar tempat tinggalnya yang bersifat sementara untuk berbagai
tujuan (seperti berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya, bisnis, dll).
3. Budaya di tempat pariwisata akan dapat memberikan nilai lebih bagi wisatawan yang datang
untuk berkunjung ke tempat tersebut. Secara tidak langsung pariwisata budaya merupakan
aktivitas pertukaran informasi dan simbol – simbol budaya yang di dalamnya terdapat tempat,
tradisi, kesenian, upacara, dan identitas daerah sehingga seluruh orang mengenal budaya
daerah tersebut, lalu karena tertarik mereka menceritakan hal tersebut kepada orang lain.
5. Wisata Air Terjun Coban Pelangi terletak di
desa Gubukklakah, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dari kota
malang jaraknya sekitar 30 km ke arah timur,
dengan kendaraan dapat ditempuh selama 1
jam. Untuk menuju kesana banyak petunjuk
arah di sepanjang jalan atau bisa berpatokan
dengan jalur menuju Gunung
Bromo dan Gunung Semeru. Lokasinya 2 km
setelah desa Gubukklakah, ditandai dengan
papan nama Wisata Air Terjun Coban Pelangi
di sebelah kanan jalan.
6. Daya Tarik Wisata
Selain air terjunnya yang eksotik, ada keindahann lain
yang menjadi fenomena disini, yaitu munculnya
pelangi. Untuk bisa menyaksikan fenomena pelangi,
tidak bisa ditemukan setiap saat. Karena pelangi hanya
muncul saat cahaya matahari menyeruak masuk
membias diantara percikan air terjun. Waktu yang
tepat biasanya sekitar pukul 10.00 pagi hingga siang
hari, ketika cuaca cerah. Fenomena pelangi inilah yang
akhirnya di jadikan nama air terjun Coban Pelangi.
8. Persiapan Menuju Coban Pelangi Malang
Air Terjun Coban Pelangi berada dan dikelola di bawah pengawasan Perum Perhutani Malang,
serta merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Coban (air terjun
dalam bahasa Jawa) cantik ini terletak 32 km dari pusat Kota Malang atau 10 km dari Kecamatan
Tumpang, Kabupaten Malang.
Cara termudah mendatangi Coban Pelangi adalah dengan menyewa mobil atau naik sepeda
motor menuju ke arah timur dari pusat Kota Malang, atau ke arah Kecamatan Tumpang. Kita
juga bisa mendatangi Coban Pelangi dengan naik angkutan umum lalu naik ojek.
Tidak usah khawatir bakal lapar dan haus karena tersedia beberapa warung makan sederhana di
sekitar Coban Pelangi.
11. Pantai Licin terletak di Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten
Malang. Pantai ini berada di paling ujung selatan timur Kabupaten Malang. Sebenarnya nama
awal pantai ini adalah Pantai Pasir Putih. Sebab hampir di seluruh pantai ini dahulu terhampar
pasir putih yang sangat luas. Namun sekitar tahun 1960-an, kawasan tersebut menjadi sangat
licin akibat lumut. Hal ini karena di sekitar pantai dan perkampungan itu dulunya merupakan
hutan lebat dan sering terjadi banjir. Lama kelamaan seluruh tanahnya berlumut dan menjadi
sangat licin. Hingga sekarang wilayah itu dinamakan Dusun Licin, pantainya pun ikut disebut
masyarakat dengan sebutan Pantai Licin.
13. Yang menarik dan menjadikan Pantai Licin istimewa yakni di pantai ini banyak terdapat bebatuan
Andesit yang konon berasal dari hasil letusan gunung Semeru. Bukan hanya itu saja, jika pada
umumnya pasir pantai berwarna putih namun tidak untuk Pantai Licin yang memiliki pasir
berwarna hitam. Keunikan warna pasir di Pantai Licin ternyata berasal dari aliran lahar dari
Gunung Semeru yang kemudian bermuara di sisi Timur Pantai Licin, Kabupaten Malang. Dari
kejauhan Anda juga dapat melihat Pulau Nusa Barung yang termasuk dalam wilayah Kabupaten
Jember. Bukan hanya itu, Pantai Licin juga merupakan salah satu Pantai di kawasan Malang yang
memiliki lokasi strategis untuk menyaksikan matahari terbit dan tenggelam yang sungguh
menakjubkan.
14. Menuju Pantai Licin
Untuk menuju Pantai Licin, akses jalannya tergolong baik, hanya ada beberapa bagian jalan yang
rusak. Selama perjalanan kita akan menemui jalan naik turun bukit yang berliku-liku. Dari pusat
kota Malang, rute yang dapat Anda ambil adalah Malang-Turen-Dampit-Sumberrejo-Desa
Lebakharjo-Pantai Licin. Dari Desa Lebakharjo menuju pantai jaraknya masih sekitar 17
kilometer. Jalan menuju Pantai Licin dari Desa Lebakharjo juga hanya bisa ditempuh
menggunakan sepeda motor. Disarankan jangan menggunakan sepeda motor
berjenis matic sebab medan jalan ke lokasi pantai tidak dapat ditempuh oleh kendaraan
tersebut.
18. Sumber Maron adalah sumber mata air tanah alami yang sangat menawan yang berada di tengah-
tengah kawasan persawahan penduduk. Dahulu di Sumber Maron ini oleh masyarakat digunakan untuk
berbudi daya tanaman kangkung. Bahkan dahulu seringkali warga sekitar memanfaatkan sumber air ini
untuk mandi dan mencuci, terutama setelah mereka pulang bekerja dari sawah. Namun, setelah
dibangun menjadi area pemandian, banyak wisatawan lokal yang datang untuk sekedar berkunjung,
maupun untuk menikmati pemandangan dengan suasana pedesaan. Nama Sumber Maron sendiri konon
asal mulanya karena dahulu mata air tersebut muncul dari sebuah maron (sejenis peralatan menanak
nasi) yang dibuang di daerah tersebut. Ada juga yang menyatakan nama Sumber Maron berasal dari
keadaan lingkungan sumber air yang menyerupai maron.
20. Transportasi Menuju Sumber Maron
Untuk menuju Sumber Maron, melalui jalan yang berkelok-kelok. Tidak jauh sebelum sampai di Sumber
Maron, terdapat kelokan jalan lalu jalanan menurun menuju rerimbunan tanaman bambu. Jalannya
cukup terjal, lalu jalanan akan makin menanjak hingga sampai ke Sumber Maron. Menariknya, untuk
memasuki Sumber Maron tidak dipungut biaya, kecuali bagi mereka yang membawa kendaraan bermotor
dikenakan biaya parkir sebesar Rp 2.000. Tempat wisata ini biasanya ramai hanya pada hari minggu atau
hari libur saja, selain hari itu keadaannya masih sepi. Jika kita memandang sekitar lokasi Sumber Maron
dari area tempat parkir, mata akan terasa sejuk dengan pemandangan terasering persawahan yang
berwarna hijau menghampar luas. Pemandangannya mirip dengan persawahan sistem terasering (subak)
yang ada di Bali.