Cara berdakwah Wali Songo meliputi penggunaan seni seperti wayang beber, tembang, alat musik, dan pesantren. Mereka juga berdagang, mengobati, dan memimpin kerajaan. Metode dakwahnya adalah kebijaksanaan, nasihat yang baik, dan berdebat secara baik. Organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan NU menggunakan metode pendidikan, kelembagaan, ceramah, dan keteladanan.
1. Metode Dakwah Wali Songo
Dalam sejarah masuknya Islam ke Nusantara, Walisongo adalah perintis awal
dakwah Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, yang dipelopori Syeikh Maulana Malik
Ibrahim. Walisongo adalah pelopor dan pemimpin dakwah Islam yang berhasil
merekrut murid-murid untuk menjalankan dakwah Islam ke seluruh Nusantara sejak
abad ke-15. Walisongo terdiri dari sembilan wali; Maulana Malik Ibrahim, Sunan
Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan
Gunung Jati, dan Sunan Kalijaga. Perkataan wali sendiri berasal dari bahasa Arab. Wala
atau Waliya yang berarti qaraba yaitu dekat, yang berperan melanjutkan misi kenabian.
Selanjutnya kata songo menunjukkan angka hitungan Jawa yang berarti sembilan,
angka bilangan magis Jawa yang diambil dari kata Ja yang memiliki nilai tiga dan wa
yang bernilai enam. Namun demikian, ada juga yang berpendapat bahwa kata songo
berasal dari kata sana yang diambil dari bahasa Arab, tsana (mulia) sepadan dengan
mahmud (terpuji).
2.
3. Metode yang digunakan Walisongo dalam berdakwah ada 3 macam, yaitu:
1. Al-Hikmah (kebijaksanaan) : Al-Hikmah merupakan kemampuan dan ketepatan
da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan
kondisi objektif mad’u (objek dakwah). Sebagaimana yang dilakukan oleh
Sunan Kudus.
2. Al-Mau’izha Al-Hasanah (nasihat yang baik) : memberi nasihat dengan kata-
kata yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan ke dalam
perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membeberkan
kesalahan orang lain sebab kelemah-lembutan dalam menasehati seringkali
dapat meluluh hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar, ia lebih mudah
melahirkan kebaikan daripada larangan dan ancaman. Inilah yang dilakukan
oleh para wali.
3. Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan (berbantah-bantah dengan jalan sebaik-
baiknya) : tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang
tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat
yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara
satu dengan lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya
berpegang kepada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas
menerima hukuman kebenaran tersebut. sebagaimana dakwah Sunan Ampel
kepada Adipati Aria Damar dan Sunan Kalijaga kepada Adipati Pandanarang.
4. Cara berdakwah wali songo :
1. Sunan Kalijaga : Wayang beber
2. Sunan Ampel : Pesantren, Ajaran 5 emoh (tidak mau main judi,
mabuk, minum/menghisap ganja, mencuri, dan berzina)
3. Sunan Kudus : Tembang/lagu
4. Sunan Bonang : Alat musik Bonang
5. Sunan Giri : Berdagang, Memimpin kerajaan, dan pesantren
6. Sunan Gunung Jati : Pengobatan, Memimpin Kerajaan, Berdagang,
dan pesantren
7. Sunan Drajat : Tembang Pangkur
8. Sunan Muria : Gamelan dan Pesantren
9. Sunan Maulana Malik Ibrahim : Pengobatan
5. Metode Dakwah Organisasi Islam
1. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang didirikan oleh KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta, pada tanggal 18 November 1912 M. Organisasi ini
dibentuk sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi umat yang dikonsentrasikan
pada perbaikan praktik kehidupan umat dan kesejahteraan mereka.
Ada bermacam metode yang digunakan dalam berdakwah pada organisasi
Muhammadiyah diantaranya sebagai berikut.
a) Metode Kelembagaan
Muhammadiyah mendirikan banyak lembaga diantaranya lembaga pendidikan
(mulai dari TK sampai perguruan tinggi), rumah sakit, balai kesehatan, rumah
bersalin, panti asuhan, panti jompo, dan lembaga ekonomi. Ada pula lembaga
pendidikan lain seperti pondok pesantren. Selain itu, dibentuk pula lembaga
otonom Khusus Aisyiyah (organisasi wanita), Amal Usaha Muhammadiyah
(AUM), dan macam-macam lembaga lainnya.
6. b) Muhammadiyah telah berkiprah dalam berbagai aspek kehidupan, salah
satunya di bidang pendidikan. Muhammadiyah mendirikan banyak
lembaga pendidikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, MI, MTs sampai
perguruan tinggi.
c) Metode Ceramah
Untuk menyebarkan dakwah Islam, para ulama berdakwah dengan
berceramah di masjid-masjid.
d) Metode Propaganda
Metode propaganda jelas digunakan untuk mempengaruhi massa untuk
masuk dan memeluk agama Islam. Selain itu, di dalam metode ceramah
juga terdapat unsur propaganda, yaitu mengajak orang untuk senantiasa
berbuat kebajikan.
e) Metode Tanya-Jawab
Metode ceramah biasanya disertai dengan tanya jawab. Mad’u dapat
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dikuasai atau
dimengerti oleh mad’u dan da’i langsung menjawab pertanyaan mad’u
tersebut, sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara da’i dan
mad’u.
7. f) Metode Keteladanan
Salah satu metode yang digunakan dalam berdakwah adalah metode dakwah
bil hal atau melalui keteladanan para ulama.
g) Metode Diskusi
Pemimpin dan pengurus organisasi selalu bertukar pikiran atau berdiskusi
tentang bagaimana memajukan dan mensukseskan usaha dakwah atau untuk
membahas program-program yang terstruktur dalam lembaga
Muhammadiyah.
h) Metode Bimbingan Konseling
Para da’i atau ulama memberikan bimbingan kepada umatnya tentang tata cara
shalat ataupun berwudhu terutama bagi mad’u yang masih awam atau mualaf.
i) Metode Silaturahmi
Untuk mempererat tali silaturahmi sesama muslim, maka diadakan
perkumpulan atau kajian-kajian rutin yang telah diatur sesuai jadwal.
j) Metode Karya Tulis
Metode karya tulis pada organisasi Muhammadiyah yaitu dengan
diterbitkannya buku-buku bernuansa islami, seperti majalah yang membahas
tentang fiqih dan buku khusus yang menjelaskan tentang organisasi
Muhammadiyah.
8. k) Metode Ekspansi
Metode ekspansi merupakan cara dakwah dalam menyebarluaskan
pengajaran agama Islam kepada seluruh umat.
l) Metode Missi (Bi’tsah)
Untuk memperlancar gerakan dakwah, maka diadakan program
khusus pengadaan atau pengiriman da’i-da’i di daerah dan korps
mubaligh.
m) Metode Korespondensi
Sebelum para da’i dikirim ke daerah-daerah, terlebih dahulu diberi
surat pengantar ke daerah-daerah yang akan didakwahi.
n) Metode Pemberdayaan Masyarakat
Aspek kehidupan yang ditanamkan Muhammadiyah selain
pendidikan dan kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat.
9. 2. Nahdatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (NU) artinya kebangkitan ulama, adalah organisasi massa
Islam yang didirikan oleh para ulama pesantren di bawah pimpinan KH. Hasyim
Asy’ari, di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Organisasi ini didirikan dengan
maksud untuk mewujudkan masyarakat demokratis dan berakhlakul karimah.
Ada bermacam metode yang digunakan dalam berdakwah pada organisasi
NU diantaranya sebagai berikut.
a) Metode Ceramah
Untuk menyebarkan dakwah Islam, para ulama berdakwah dengan berceramah
di mesjid-mesjid.
b) Metode Propaganda
Metode propaganda jelas digunakan untuk mempengaruhi massa untuk masuk
dan memeluk agama Islam. Selain itu, di dalam metode ceramah juga terdapat
unsur propaganda, yaitu mengajak orang untuk senantiasa berbuat kebajikan.
c) Metode Pendidikan
Lapangan usaha NU meliputi bidang pendidikan, seperti pendidikan di
pesantren dan sekolah-sekolah formal seperti MI, MTs, MA, SD, SMP, SMA
sampai perguruan tinggi.
10. d) Metode Kelembagaan
NU sendiri merupakan sebuah lembaga atau wadah yang menampung aspirasi-aspirasi
tokoh agama yang terbentuk dalam sebuah organisasi politik. Selain itu juga ada
lembaga pendidikan seperti pesantren dan sekolah-sekolah. Selain itu, dibentuk pula
lembaga-lembaga otonom yang berfungsi melaksanakan kebijakan-kebijakan NU,
seperti Lembaga Dakwah NU, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, dan lembaga otonom
lainnya.
e) Metode Keteladanan
Para ulama memiliki sifat dan kepribadian yang baik dan patut dicontoh. Seperti tokoh
NU, KH. Abdurrahman Wahid yang pernah menjadi presiden RI keempat. Beliau
dikenal sebagai pribadi yang baik, ramah, bertoleransi tinggi terhadap agama lain, dan
menyelesaikan masalah dengan sangat bijaksana. Karena kepribadian beliaulah, maka
banyak orang dari berbagai suku dan agama simpatik terhadapnya.
f) Metode Kesenian
Metode kesenian dengan dibentuknya Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia
(LESBUMI). Metode kesenian ini dengan cara mengadakan lomba qira’at, seni musik
qasidah, tarian Islam seperti tari samrah, dan bermacam seni lainnya,
11. g) Metode Pemberdayaan Masyarakat
Para ulama ikut serta membantu perekonomian masyarakat dan membantu
mengolah sumber daya alam yang mereka miliki. Hal ini diwujudkan dengan
dibentuk Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LP2NU), serta Lembaga Kajian
dan Pengembagan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM NU).
h) Metode Diskusi
Pemimpin dan pengurus organisasi selalu berdiskusi atau mengadakan rapat kerja
tentang bagaimana memajukan dan mensukseskan usaha dakwah atau untuk
membahas program-program yang terstruktur dalam lembaga NU.
i) Metode Tanya-Jawab
Metode ceramah biasanya disertai dengan tanya jawab. Mad’u dapat mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang belum dikuasai atau dimengerti oleh mad’u dan
da’i langsung menjawab pertanyaan mad’u tersebut, sehingga akan terjadi
hubungan timbal balik antara da’i dan mad’u.
j) Metode Bimbingan Konseling
Para da’i atau ulama memberikan bimbingan kepada umatnya tentang tata cara
shalat ataupun berwudhu terutama bagi mad’u yang masih awam atau mualaf.
12. k) Metode Karya Tulis
Metode karya tulis pada organisasi NU yaitu dengan diterbitkannya buku-buku
bernuansa islami, seperti majalah yang membahas tentang fiqih dan buku khusus
yang menjelaskan tentang keorganisasian NU.
l) Metode Missi (Bi’tsah)
Penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah dilakukan dengan cara mengutus
para da’i ke daerah-daerah pelosok atau daerah yang membutuhkan seorang
tokoh agama untuk meluruskan berbagai tindakan penyimpangan agama.
m) Metode Korespondensi
Sebelum para da’i dikirim ke daerah-daerah, terlebih dahulu diberi surat
pengantar ke daerah-daerah yang akan didakwahi. Surat juga digunakan untuk
mengundang para anggota organisasi untuk menghadiri suatu forum acara
misalnya, rapat kerja atau undangan lainnnya.
n) Metode Silaturahmi
Untuk mempererat tali silaturahmi sesama muslim, maka diadakan perkumpulan
atau kajian-kajian rutin yang telah diatur sesuai jadwal.