Laporan praktikum ini mendeskripsikan percobaan untuk menentukan viskositas larutan gliserol dengan berbagai konsentrasi menggunakan metode Ostwald. Hasilnya menunjukkan bahwa viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi gliserol.
Praktikum ini bertujuan menentukan konstanta kesetimbangan reaksi antara yod dan kalium iodida. Yod larut dalam kloroform dan bereaksi dengan kalium iodida dalam air untuk mencapai kesetimbangan. Konsentrasi yod diukur dalam kloroform dan air, dan konstanta kesetimbangan dihitung berdasarkan hukum massa tindakan. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem mencapai kesetimbangan kimia.
Koefisien distribusi menjelaskan hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Hukum partisi menyatakan bahwa perbandingan konsentrasi solut akan tetap pada suatu suhu. Koefisien distribusi mempengaruhi cara obat mencapai target dan menembus jaringan. Hipotesis Overton-Meyer menyatakan bahwa aktivitas obat terkait dengan koefisien distribusinya.
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Laporan praktikum ini mendeskripsikan percobaan untuk menentukan viskositas larutan gliserol dengan berbagai konsentrasi menggunakan metode Ostwald. Hasilnya menunjukkan bahwa viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi gliserol.
Praktikum ini bertujuan menentukan konstanta kesetimbangan reaksi antara yod dan kalium iodida. Yod larut dalam kloroform dan bereaksi dengan kalium iodida dalam air untuk mencapai kesetimbangan. Konsentrasi yod diukur dalam kloroform dan air, dan konstanta kesetimbangan dihitung berdasarkan hukum massa tindakan. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem mencapai kesetimbangan kimia.
Koefisien distribusi menjelaskan hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Hukum partisi menyatakan bahwa perbandingan konsentrasi solut akan tetap pada suatu suhu. Koefisien distribusi mempengaruhi cara obat mencapai target dan menembus jaringan. Hipotesis Overton-Meyer menyatakan bahwa aktivitas obat terkait dengan koefisien distribusinya.
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
1. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar besi dalam FeSO4.7H2O dan kadar tembaga dalam CuSO4.5H2O menggunakan analisis volumetri titrasi redoks.
2. Metode yang digunakan adalah titrasi permanganometri untuk menentukan kadar besi dan titrasi iodometri untuk menentukan kadar tembaga.
3. Hasilnya menunjukkan kadar besi 18,59% dan kadar tembaga
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Dokumen ini membahas percobaan stoikiometri antara asam klorida dan natrium hidroksida serta tembaga(II) sulfat dan natrium hidroksida untuk mengetahui suhu maksimum campuran dan reaksi yang terjadi.
Laporan praktikum ini membahas percobaan tegangan permukaan yang bertujuan untuk menentukan berbagai tegangan permukaan cairan dengan metode kenaikan pipa kapiler. Pada percobaan diperoleh data kenaikan cairan dalam pipa kapiler pada berbagai suhu untuk menghitung tegangan permukaannya. Hasilnya adalah tegangan permukaan air 70,1 dyne/cm pada 40°C dan 68,2 dyne/cm pada 50°C.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara umum dijelaskan bahwa larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dan kelarutan adalah batas maksimum zat terlarut yang dapat larut pada suhu dan tekanan tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti jenis zat, suhu, tekanan, dan prosedur percobaan untuk menentukan larut
Analisis gravimetri melibatkan pemisahan komponen yang akan ditentukan dari sampel, pengendapannya, dan penimbangan endapan untuk menghitung kadar komponen tersebut berdasarkan beratnya. Metode ini memerlukan endapan yang mudah terbentuk dan disaring serta stabil.
Titrasi konduktometri digunakan untuk menentukan titik ekivalen reaksi asam-basa dengan mengukur perubahan konduktivitas larutan selama titrasi. Titik ekivalen didapat pada volume titran 13 mL.
1. Kelompok 5 melakukan percobaan untuk menguji hukum kekekalan massa dan hubungan antara unsur-unsur dalam senyawa kimia. Mereka mengukur massa sebelum dan sesudah reaksi serta mengamati hasil reaksi berbagai larutan.
2. Dari hasilnya, ditemukan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi tetap, membuktikan kebenaran hukum kekekalan massa. Jumlah mol zat yang bereak
Dokumen tersebut membahas tentang adsorpsi dan absorpsi. Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair yang ditarik oleh permukaan zat padat, sedangkan absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas dengan pengikatan bahan pada permukaan zat cair. Kedua proses dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu kontak, karakteristik adsorben/absorben, luas permukaan, dan kelarutan adsor
1. Percobaan membuat dan mengukur pH tiga jenis larutan buffer: sitrat, fosfat, dan borat-NaOH.
2. Hasilnya menunjukkan pH larutan buffer sitrat berkisar antara 2-5, fosfat antara 6-8, dan borat-NaOH antara 9-10.
3. pH terukur mendekati pH teoritis pada literatur, menunjukkan buffer berfungsi menstabilkan pH.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat fisik zat, termasuk viskositas dan titik leleh. Ia juga menjelaskan tujuan percobaan untuk menentukan sifat-sifat tersebut dari beberapa sampel seperti susu, kecap, dan saus. Metode yang digunakan adalah menggunakan alat ukur viskositas seperti viscometer Ostwald, Lehman dan Stokes.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
1. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar besi dalam FeSO4.7H2O dan kadar tembaga dalam CuSO4.5H2O menggunakan analisis volumetri titrasi redoks.
2. Metode yang digunakan adalah titrasi permanganometri untuk menentukan kadar besi dan titrasi iodometri untuk menentukan kadar tembaga.
3. Hasilnya menunjukkan kadar besi 18,59% dan kadar tembaga
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Dokumen ini membahas percobaan stoikiometri antara asam klorida dan natrium hidroksida serta tembaga(II) sulfat dan natrium hidroksida untuk mengetahui suhu maksimum campuran dan reaksi yang terjadi.
Laporan praktikum ini membahas percobaan tegangan permukaan yang bertujuan untuk menentukan berbagai tegangan permukaan cairan dengan metode kenaikan pipa kapiler. Pada percobaan diperoleh data kenaikan cairan dalam pipa kapiler pada berbagai suhu untuk menghitung tegangan permukaannya. Hasilnya adalah tegangan permukaan air 70,1 dyne/cm pada 40°C dan 68,2 dyne/cm pada 50°C.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara umum dijelaskan bahwa larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dan kelarutan adalah batas maksimum zat terlarut yang dapat larut pada suhu dan tekanan tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti jenis zat, suhu, tekanan, dan prosedur percobaan untuk menentukan larut
Analisis gravimetri melibatkan pemisahan komponen yang akan ditentukan dari sampel, pengendapannya, dan penimbangan endapan untuk menghitung kadar komponen tersebut berdasarkan beratnya. Metode ini memerlukan endapan yang mudah terbentuk dan disaring serta stabil.
Titrasi konduktometri digunakan untuk menentukan titik ekivalen reaksi asam-basa dengan mengukur perubahan konduktivitas larutan selama titrasi. Titik ekivalen didapat pada volume titran 13 mL.
1. Kelompok 5 melakukan percobaan untuk menguji hukum kekekalan massa dan hubungan antara unsur-unsur dalam senyawa kimia. Mereka mengukur massa sebelum dan sesudah reaksi serta mengamati hasil reaksi berbagai larutan.
2. Dari hasilnya, ditemukan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi tetap, membuktikan kebenaran hukum kekekalan massa. Jumlah mol zat yang bereak
Dokumen tersebut membahas tentang adsorpsi dan absorpsi. Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair yang ditarik oleh permukaan zat padat, sedangkan absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas dengan pengikatan bahan pada permukaan zat cair. Kedua proses dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu kontak, karakteristik adsorben/absorben, luas permukaan, dan kelarutan adsor
1. Percobaan membuat dan mengukur pH tiga jenis larutan buffer: sitrat, fosfat, dan borat-NaOH.
2. Hasilnya menunjukkan pH larutan buffer sitrat berkisar antara 2-5, fosfat antara 6-8, dan borat-NaOH antara 9-10.
3. pH terukur mendekati pH teoritis pada literatur, menunjukkan buffer berfungsi menstabilkan pH.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat fisik zat, termasuk viskositas dan titik leleh. Ia juga menjelaskan tujuan percobaan untuk menentukan sifat-sifat tersebut dari beberapa sampel seperti susu, kecap, dan saus. Metode yang digunakan adalah menggunakan alat ukur viskositas seperti viscometer Ostwald, Lehman dan Stokes.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan untuk mengukur viskositas zat cair dengan metode bola jatuh. Terdapat penjelasan teori dan rumus yang terkait, data hasil pengukuran diameter, berat, dan waktu jatuh bola, serta perhitungan untuk menentukan viskositas zat cair.
Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu fluida yang ditentukan oleh interaksi antara molekulnya. Dokumen menjelaskan pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, satuan, dan metode pengukuran viskositas serta penerapannya dalam industri minyak bumi.
Rheology mempelajari sifat aliran zat cair dan perubahan bentuk (deformasi) zat padat. Tujuannya adalah menggambarkan sifat aliran tersebut. Viskositas adalah istilah kunci dalam rheology yang menggambarkan kemampuan suatu zat untuk mengalir. Viskositas dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu, tekanan, penambahan bahan lain, berat molekul, dan konsentrasi larutan.
Rancangan Percobaan Fisika Viskositas oleh Kelompok 1 kelas X MIA 5, SMAN 2 Majene
Muh. Ananta Buana Burhan
Muh. Naufal Saranani
Muh. Riyadh Ma’arif
Hamryana Hamzah
Meilinda Sari
Aslan Nur
Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu zat cair. Terdapat beberapa jenis viskometer seperti viskometer Ostwald, viskometer rotasi, viskometer Brookfield, dan viskometer bola jatuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain suhu, konsentrasi larutan, berat molekul zat terlarut, dan tekanan. Viskometer merupakan alat penting untuk menentukan kualitas sediaan farm
BAB I memberikan latar belakang bahwa viskositas dan rheologi mempengaruhi sifat fisika senyawa obat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengertian dan faktor yang mempengaruhi viskositas, serta menentukan viskositas suatu cairan menggunakan viskometer ostwald.
Viskositas adalah ukuran penolakan fluida terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan. Ia menggambarkan penolakan fluida terhadap aliran dan dapat dianggap sebagai cara mengukur gesekan dalam fluida. Viskositas dipengaruhi oleh suhu, di mana viskositas cairan akan menurun dengan peningkatan suhu. Rumus Arrhenius menjelaskan hubungan antara viskositas dan suhu.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan debit air aktual menggunakan hydraulic bench dan mempelajari faktor yang mempengaruhi debit. Terdapat tiga langkah perhitungan debit yaitu menghitung massa, volume, dan waktu rata-rata. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan antara viskositas dan suhu serta densitas dan suhu. Kesalahan dalam pembacaan suhu dapat mempengaruhi akurasi data.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat molekul kitosan dengan metode viskometri menggunakan viskometer Ostwald. Kitosan dengan konsentrasi berbeda (2%, 4%, 6%, 8%) larutkan dalam asam asetat 1% kemudian diukur waktu alirnya. Dari hasil pengukuran, dihitung viskositas relatif, spesifik, dan reduksi untuk menentukan berat molekul kitosan berdasarkan persamaan Mark-Houwink yaitu
1. LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK I
PERCOBAAAN IV
VISKOSITAS
OLEH :
NAMA
:
WA ODE AMALIA
STAMBUK
:
A1C4 12 051
KELOMPOK
:
IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING
:
SAMSUL FAJRIN
LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
2. ABSTRAK
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan, Viskositas dapat diukur dengan
mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini
juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Tujuan dari praktikum ini adalah
menentukan viskositas suatu cairan dengan metode Ostwald dan menentukan
hubungan viskositas terhadap konsentrasi. Prinsip percobaan viskositas ini adalah
menentukan massa jenis dan nilai viskositas suatu zat cair berdasarkan metode
Ostwald dimana waktu yang diperlukan untuk semua volume cairan yang
mengalir melalui kapiler berada dibawah pengaruh tekanan yang tetap. Cairan
yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest dan glyserol dengan
konsentrasi yang berbda-beda. Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Kata kunci : Viskositas, Metode Ostwald, konsentrasi, fluida
3. BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental
atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa
gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida
yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang
lain.
Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas
maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya
saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara
kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui
bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara
kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu
zat cair adalah viskosimeter.
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai
kecepatan yang sama dengan dinding.
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih
kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar
mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan
masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Cairan yang mudah
4. mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil
untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif
kecil, dan begitu pula sebaliknya.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena
adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan
tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka
aliran akan semakin lambat.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlunya dilakukan
praktikum mengenai viskositas dengan menggunakan beberapa cairan untuk
melihat kekentalan dari suatu cairan sampel tersebut.
II. Tujuan Praktikum
Pada praktikum viskositas ini bertujuan untuk :
1. Menentukan viskositas suatu cairan dengan metode Ostwald
2. Mempelajari hubungan viskositas terhadap konsentrasi
III. Prinsip Praktikum
Prinsip percobaan viskositas ini adalah menentukan massa jenis dan
nilai viskositas suatu zat cair berdasarkan metode Ostwald dimana waktu yang
diperlukan untuk semua volume cairan yang mengalir melalui kapiler berada
dibawah pengaruh tekanan yang tetap.
BAB II
TEORI PENDUKUNG
5. Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer
Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk penentuan viskometer
larutan polimer, viskometer kapiler yang paling tepat adalah viskometer
Ubbelohde. Pada viskometer Ubbelohde, pengukuran viskometer dilakukan
dengan menentukan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume larutan untuk
mengalir di antara dua tanda kalibrasi. Waktu alir larutan ini kemudian
dibandingkan 12 dengan waktu alir pelarut murninya. Dengan cara ini akan
diperoleh nilai viskositas spesifik, yang tidak mempunyai satuan. Secara umum,
viskositas lebih banyak dinyatakan dengan satuan Poise. Terminologi viskositas
yang menghubungkan viskositas dalam Poise dengan viskositas spesifik adalah
viskositas kinematik, yang diperoleh dari perkalian viskositas dengan densitas
larutan. Viskositas kinematik dihubungkan dengan viskositas spesifik melalui
koefisien kinematik yang besarannya tergantung pada viskometer kapiler yang
digunakan (Rochima, 2007).
Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan
gaya gesekan antara lapisan – lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan – lapisan
tersebut bergerak satu melewati lainnya. Pada zat cair, viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang
berbeda, dan zat cair pada umumnya jauh lebih kental dari gas. Viskosimeter
merupakan alat untuk mengukur viskositas suatu fluida. Model viscometer yang
umum digunakan berupa viscometer bola jatuh (menggunakan hukum stokes), tabung
(pipa kapiler), yang mengukur viskositas berdasarkan tekanan dalam aliran pipa dan
sistem rotasi (Maulida, 2010).
6. Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradient kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang
dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan
kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin
tinggi nilai viskositasnya (Warsito, 2012).
Dalam ilmu mekanika fluida dijelaskan bahwa fluida memiliki sifat- sifat
viskositas, berat jenis dan lainnya. Semua fluida memiliki viskositas yang
berbeda, sebab itu gesekan aliran fluida berbea.Gesekan pada aliran fluida akan
menentukan keadaan fisik aliran. Dalam Reynold Number dinyatakan bahwa
viskositas memiliki peranan yang penting dalam menentukan jenis aliran suatu
fluida. Fluida viskos yang mengalir melewati suatu benda padat akan terjadi
Boundary Layer pada permukaan benda tersebut. Lapisan batas ini menyatakan
daerah dimana efek viskositas fluida masih terjadi (Astawa, 2009).
Viskositas (kekentalan) dapat diartikan sebagai gesekan di bagian dalam
suatu fluida untuk menggerakkan salah satu lapisa di atas lapisan lainnya.
Koefisien viskositas fluida (η) didefinisikan sebagai perbandingan tegangan
luncur dengan kecepatan perubahan regangan luncurnya. Viskositas fluida
(cairan) dipengaruhi oleh temperatur. Jika termperatur naik, maka viskositas
menjadi berkurang (fitriyah, 2013).
8. Metode yang digunakan pada percobaan viskositas ini adalah metode Ostwald,
dengan menggunakan viskosimeter.
I. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan viskositas adalah sebagai
berikut :
1. Viskosimeter
2. Stopwatch
3. Pipet volume 25 ml
4. Picnometer
5. Timbangan analitik
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Bahan yang digunakan dalam praktikum viskositas adalah sebagai
berikut :
1. Glyserol 5 %, 10 %, 15 %, 20% dan 25%
2. Aquades
II. Prosedur Kerja
• Viskositas pada Aquadest
Aquades
dimasukkan lewat A kedalam viskosimeter di bawa ke sampai
masih tersisa setengah
9. dihisap atau ditiup
dibawah ke B sampai sedikit diatas garis m
dibiarkan mengalir secara bebas
dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalir ke m
dilakukan sebanyak 3 kali
ditentukan rapat massa cairan pada temperatur percobaan dengan picnometer
Viskositas aquadest
• Viskositas pada Glyserol
Glyserol 5%
Glyserol 10%
Glyserol 15%
Glyserol 20%
Glyserol 25%
dimasukkan lewat A kedalam viskosimeter di bawa ke sampai
masih tersisa setengah
dihisap atau ditiup
dicatat waktuke B sampai sedikit diatas garis m m
dibawah yang diperlukan untukbebas
dibiarkan mengalir secara mengalir ke
10. ditentukan rapat massa cairan pada temperatur percobaan dengan picnometer
Rapat jenis glyserol
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Data Pengamatan
A. Penentuan berat sampel cairan
Berat kosong picnometer
= 24.49 gram
Berat air dalam picnometer
= 79.508 gram
11. Berat glyserol 5 %
= 80.2805 gram
Berat glyserol 10%
= 80.6738 gram
Berat glyserol 15%
= 81.82 gram
Berat glyserol 20%
= 82 gram
Berat glycerol 25%
= 82.98 gram
B. Penentuan waktu rata – rata (t) sampel cairan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aquades
Glyserol 5%
Glyserol 10%
Glyserol 15%
Glyserol 20%
Glyserol 25%
Waktu
Sampel Cairan
T1(s)
3.19
3.78
4.00
4.36
4.54
5.26
T2(s)
3.25
3.99
4.05
4.57
4.74
5.33
T3(s)
3.32
3.88
4.14
4.42
4.70
5.16
Trata – rata (s)
3.25
3.88
4.06
4.45
4.66
5.25
II. Perhitungan
• Perhitungan berat cairan
a. Berat aquades = (Berat piknometer + aquades) – piknometer kosong
= 79.508 - 24.49
= 55.018
b. Berat glyserol 5% = (Berat piknometer + glyserol 5%) – piknometer
kosong
= 80.2805 - 24.49
= 55.7905
• Perhitungan Rapat Jenis ( ρ ) Cairan ρ air = 995,7
kg
m
3
12. a. ρ
b. ρ
Berat aquades
x ρ air
Berat air
55.018.10 - 3 kg
=
x 995,7 kg 3
- 3 kg
m
55.018.10
= 995,7 kg 3
m
aquades
=
sampel gliserol
Berat sampel gliserol
x ρ air
Berat air
55.7905.10 - 3 kg
=
x 995,7 kg 3
-3 g
m
49,66.10
= 1009.68 kg 3
m
=
• Perhitungan Nilai Viskositas (η) Cairan
−
a.η aquades =
ρ aquades . t aquades
−
xη air
ρ air . t air
995,7 kg 3 .3.19 s
m
=
x 0,801.10 −3 Ns 3
m
kg .3.19 s
995,7
3
m
= 0,801 x 10 -3 Ns 3
m
−
b. η sampel gliserol =
ρ sampel gliserol . t sampel gliserol
−
xη air
ρ air . t air
1009.68 kg 3 .3.78 s
m
=
x 0,801.10 −3 Ns 3
m
995,7 kg 3 .3.19 s
m
3816.5904
=
x 0,801.10 -3 Ns 3
m
3176.283
= 0.962474 x 10 -3 Ns 3
m
13. Dengan cara yang sama, diperoleh data :
No
Sampel
Cairan
Berat Cairan
(g)
Rapat Jenis
Cairan
Waktu
(s)
(kg/m3)
1
55.018
3.25
995.7
2.
gliserol 5%
55.7905
0.801 x 10-3
3.25
0.962474 x 10-3
3.78
3.99
1009.68
0.969698 x 10-3
3.88
1.03 x 10-3
4
3.
gliserol 10%
56.1838
4.05
1016.798
1.021837 x 10-3
4.06
1.140789 x 10-3
4.36
3.
gliserol 15%
57.33
4.57
1037.542
4.
gliserol 20%
57.51
1.142842 x 10-3
4.45
4.54
1040.8
4.74
5.
gliserol 25%
58.49
5.33
5.16
1.221142 x 10-3
1.200532 x 10-3
4.66
5.26
1.191616x 10-3
1.185307 x 10-3
4.7
Rata – Rata
1.173661 x 10-3
1.111204 x 10-3
4.42
Rata – Rata
1.01932 x 10-3
1.020002 x 10-3
4.14
Rata – Rata
0.997189 x 10-3
0.949252 x 10-3
3.88
Rata – Rata
0.801 x 10-3
0.801 x 10-3
3.32
Rata - Rata
(Ns/m3)
0.801 x 10-3
3.19
aquades
Viskositas
1058.535
1.404121 x 10-3
1.396539 x 10-3
1.323491 x 10-3
14. Rata – Rata
5.25
1.375578 x 10-3
II. Pembahasan
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan, Viskositas dapat diukur
dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder.
Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Makin kental suatu
cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada
15. kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel
dari fase disperse dengan viskositas rendah, sedang system disperse yang
mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi.
Pada percobaan ini untuk menentukan viskositas suatu cairan dengan
menggunakan metode Ostwald, dimana yang diukur adalah waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan
sebenarnya, sejumlah tertentu cairan dimasukkan kedalam viscometer. Cairan
kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan
cairan lebih tinggi daripada batas m. cairan kemudian dibiarkan turun ketika
permukaan cairan turun melewati batas n, stopwatch mulai dinyalakan dan
ketika cairan melewati tanda batas n, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara m dan n dapat ditentukan.
Pada percobaan ini menentukan hubungan viskositas terhadap
konsentrasi. Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut
tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar
partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Dalam percobaan ini cairan yang digunakan yaitu aquadest dan
larutan glyserol. Pada pengamatan pertama menggunakan aquadest yang
menjadi cairan pembanding. waktu yang diperlukan aquadest untuk mengalir
dari garis m ke garis n lebih cepat dengan rata-rata waktu yang diperlukan
16. 3,25 Sekon jika dibandingkan dengan gliserol dan memiliki viskositas yang
lebih rendah dibandingkan dengan gliserol. Hal ini berarti semakin cepat
waktu yang diperlukan oleh fluida untuk mengalir maka semakin rendah
viskositas fluida tersebut, sebaliknya semakin lambat waktu yang diperlukan
oleh fluida untuk mengalir maka akan memiliki nilai visositas yang lebih
tinggi.
Pada pengamatan kedua menggunakan glyserol dengan konsentrasi
yang berbeda-beda, yaitu 5 %, 10 %, 15 %, 20 % dan 25 % guna menentukan
rapat jenisnya, menunjukkan bahwa glyserol dengan konsentrasi yang lebih
rendah memerlukan waktu yang lebih cepat untuk mengalir. Aliran gliserol
akan melambat seiring pertambahan konsentrasi glyserol. Hal ini berarti nilai
viskositas pun akan bertambah seiring dengan pertambahan konsentrasi
gliserol. Hal ini dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang
terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula. Sehingga nilai konsentrasi dan viskositas berbanding lurus.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
17. 1.
Penentuan nilai viskositas suatu cairan dengan metode Ostwad dapat
dipraktikkan dengan menggunakan viskometer yang mengalir melalui
metode kapiler.
2.
Hubungan viskositas dan konsentrasi yaitu nilai viskositas dan konsentrasi
akan berbanding lurus.
II. Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini sebaiknya pada
percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya digunakan juga glyserol dengan
konsentrati 30% agar cairan pembanding yang digunakan lebih banyak lagi
serta jangan hanya menggunakan aduadest dan glyserol tetapi juga cairan yang
lain, dimana cairan tersebut lebih kental.
DAFTAR PUSTAKA
Astawa, Ketut. Sukadana dan Karnata. 2009. Study Eksperimental Jarak Terhadap
Koefisien Tekanan Silinder Ganda Diposisikan Alined. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin. Vol.3. Hal.133. [Diakses tanggal 2 November 2013].
Fitriyah. 2013. Pengaruh Penambahan Air dan Suhu Pemanasan Terhadap
Viskositas Ikan Petis. Jurnal Penelitian. Hal.1 [diakses tanggal 4
novemner 2013]
18. Maulida, R.H dan Rani, Erika. 2010. Analisis Karakteristik Pengaruh suhu dan
Kontaminan terhadap Viskositas Oli menggunakan Rotary Viskometer.
Jurnal Neotrino. Vol.3. Hal.20 [diakses 4 November 2013].
Rochima, Ema., Suhartono, M.T., Syah, Dahrul., Sugiyono. 2007. Viskositas Dan
Berat Molekul Kitosan Hasil Reaksi Enzimatis Kitin Deasetilase Isolat.
Bacillus papandayan. Vol.1. Hal. 11 – 12 [diakses 4 November 2013].
Warsito, Suciati, S.W., Isworo, Dyan. 2012. Desain dan Analisis Pengukuran
Viskositas dengan Metode Bola Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler dan
Sistem Akuisisinya pada Komputer. Jurnal Natur Indonesia. Vol.3.
Hal.231 [diakses 4 November 2013].