Evaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitasnoussevarenna
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Evaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitasnoussevarenna
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Makalah Penilaian dalam Pembelajaran TematikAnitaRohimah
Makalah ini mengulas beberapa hal yang berkaitan dengan penilaian dalam pembelajaran tematik, mudah-mudahan dapat makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi para pendidik yang belum memahami bagaimana penilaian dalam pembelajaran tematik. Terima kasih
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Makalah Penilaian dalam Pembelajaran TematikAnitaRohimah
Makalah ini mengulas beberapa hal yang berkaitan dengan penilaian dalam pembelajaran tematik, mudah-mudahan dapat makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi para pendidik yang belum memahami bagaimana penilaian dalam pembelajaran tematik. Terima kasih
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Tugas Pengembangan E-Learning - Clark, R. C., & Mayer, R. E. (2016). E-learning and the science of instruction: Proven guidelines
for consumers and designers of multimedia learning. john Wiley & sons.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
3. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam
melakukan fungsi ukurnya - (Azwar, 1997)
Validitas adalah sejauh mana kesimpulan dari hasil penilaian tertentu
dapat dibuat secara akurat - (Mehrens dan Lehmann, 1991)
Validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai - (Sudjana, 2004)
Validitas (Validity)
3
5. Validitas konten atau isi berkaitan dengan
sejauh mana butir-butir pernyataan yang
tersusun dalam instrumen mencakup semua
materi yang hendak diukur.
VALIDITAS
KONTEN
5
6. Validitas konstruk membuktikan apakah hasil
pengukuran yang diperoleh melalui butir-butir
atau item-item tes berkorelasi tinggi dengan
konstruk teoritik yang mendasari penyusuan tes
tesebut.
Validitas ini berkaitan dengan apakah alat
penelitian yang dipakai telah disusun berdasarkan
kerangka (construct) teoretis yang tepat dan
relevan.
VALIDITAS
KONSTRUK
6
7. Validitas kriterium berkaitan dengan sejauh
mana alat pengukuran atau instrumen yang
baru sudah tepat atau sesuai dengan
instrumen pengukuran lainnya yang
dianggap sebagai model atau telah dipakai
secara luas dalam bidang ilmu tertentu.
VALIDITAS
KRITERIUM
7
8. Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu reliability
yang mempunyai asal kata rely dan ability.
Sebenarnya reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan
sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya.
Reliabilitas
8
10. Reliabilitas ini melakukan pengujian
terhadap seperangkat tes sebanyak dua kali
atau lebih secara berturut-turut. Jarak tidak
dapat dipastikan, namun dapat disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai.
TES
ULANG
10
11. Reliabilitas pecahan setara menggunakan hasil
dari bentuk tes yang sebanding atau setara yang
diberikan kepada subjek yang sama pada waktu
yang sama pula. Dengan demikian diperlukan dua
perangkat alat ukur yang disusun sedemikian rupa
agar memiliki derajat kesamaan atau kesetaraan
baik dari segi, isi, tingkat kesukaran alat ukur,
abilitas yang diukur, jumlah pertanyaan, bentuk
pertanyaan dan segisegi teknis lainnya. Yang
berbeda hanyalah pertanyaan.
PECAHAN
SETARA
11
12. Teknik belah dua untuk reliabilitas tes ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
menggunakan beberapa rumus. Dalam
melaksanakan teknik belah dua ini yang
pertama harus dilakukan adalah membagi
tes menjadi dua bagian. Pertama tes
dibedakan antara tes yang nomornya ganjil
dan genap. Selain itu bisa juga tes dibelah
berdasarkan butir soal positif dan negatif.
BELAH
DUA
12
13. KESIMPULAN
Semakin tinggi tingkat validitas yang dimiliki, maka semakin tinggi ketepatan fakta
atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur. Terdapat tiga jenis validitas, yaitu:
konten, konstruk dan kriterium. Selain itu, pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi
disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Terdapat tiga jenis reliabilitas, yaitu: tes
ulang, pecahan setara dan belah dua.
13