SlideShare a Scribd company logo
TUGAS ALERGI IMUNOLOGI
Vaksinasi pada Immunokompromais
Oleh : Fajar Pramadu
Pembimbing : dr. Dhesinta, SpPD,KAI
Pendahuluan
• Gangguan sistem imun dikenal dengan
imunukompromais.
• Pada orang dewasa, imunokompromais sering
didapatkan pada keadaan imunodefisiensi sekunder.
• Kondisi Imunokompromais : malnutrisi, HIV, usia lanjut,
penyakit metabollik, trauma, pembedahan, infeksi berat
dan radiasi.
ImunisasiKlasifikasi
Vaksin
Bakteri Virus
Vaksin hidup BCG
Campak OPV
Parotitis Yellow
fever
Rubella
Varisela
Vaksin mati
Meningokokus
Pneumokokus
Hib
Typhim Vi
Difteri
Pertusis
Kolera
Pertusis
Influenza
HPV
Rabies
Hepatitis A
Hepatitis B
ImunisasiVaksin hidup dilemahkan
• Memerlukan replikasi organisme (terutama
virus) pada penerima vaksin untuk
meningkatkan rangsangan antigen
• Proses pelemahan melalui pembiakan sel,
pertumbuhan jaringan embrionik pada suhu
rendah atau pengurangan gen patogen secara
selektif
• Biasanya memberikan imunitas jangka panjang
ImunisasiVaksin dimatikan
• Mengandung organisme yang tidak aktif
• Melalui proses pemanasan atau penambahan
bahan kimiawi ( aseton, formalin, timerosal atau
fenol )
• Memerlukan beberapa dosis dan bahan ajuvan
untuk meningkatkan resmon imunologik
1. Pasien Kanker
• Resiko penyakit yang dapat dicegah vaksin pada pasien
kanker sangat bervariasi pada paparan, riwayat vaksinasi
dan tingkat imunosupresi.
• Bila memungkinkan, vaksin yang direkomendasikan harus
diberikan sebelum perawatan.
• Pemberian kembali vaksin yang diberikan sebelum
kemoterapi umumnya tidak diperlukan kecuali kemoterapi
yang diikuti dengan haematopoietic stem transplantasi
(HSCT).
Rekomendasi...
• 1. Vaksinasi pneumokokus direkomendasikan untuk
semua pasien kanker. Idealnya, vaksinasi sebelum
kemoterapi.
- Bagi pasien yang belum pernah menerima
PCV atau PPV23, berikan dosis tunggal dari
PCV diikuti PPV23 setelah selang waktu
minimum 8 minggu.
- Bagi pasien yang telah menerima 1 atau
lebih dosis PPV23, berikan satu dosis PCV
minimal 1 tahun setelah PPV23 diterima.
- Anak-anak yang telah menerima PCV7 juga
harus menerima PCV13 dan PPV23
- Dosis penguat PPV23 harus diberikan paling
sedikit 5 tahun setelah Dosis sebelumnya jika
masih mengalami penekanan kekebalan atau
saat berusia 65 tahun.
• 2.Hib tidak direkomendasikan secara rutin untuk pasien
kanker kecuali jika menjalani HSCT (Haematopoietic
Stem Cell Transplant)
• 3. Vaksin influenza direkomendasikan untuk semua
pasien kanker. Berikan setelah selang waktu minimum 3
sampai 4 minggu kemoterapi dan bila jumlah limfosit>
1000 x109 / L.
• 4. BCG, tidak dianjurkan untuk pasien kanker.
• 5. Penderita leukemia, limfoma atau keganasan lainnya yang sedang
dalam remisi, yang sedang menjalani kemoterapi minimal 3 - 6 bulan
dan yang dianggap berisiko tinggi bisa menerima vaksin varicella.
• 6. Secara umum, penderita kanker sebaiknya tidak menerima MMR.
Namun, MMR bisa diberikan kepada pasien leukemia atau limfoma
dalam remisi dan telah menjalani kemoterapi selama 6 bulan. Dimana
ada resiko tinggi infeksi interval minimum pasca kemoterapi untuk
pemberian MMR adalah 3 bulan
• 7. Polio, MenB, MenC, MenACWY, HAV, HBV dan HPV bisa diberikan
jika ada indikasi.
2. Haematopoietic Stem Cell Transplant
(HSCT)
• --> Pemberian sel punca hematopoetik melalui infus dari
donor pada pasien yang menerima kemoterapi, daimbil dari
sumsum tulang.
• Kegunaan :
1. Mengobati kanker
2. Kelainan darah
3. Sindrom imunodefisensi
4. Defisiensi enzim kongenital
5. Penyakit autoimun.
Dilakukan revaksinasi karena titer antibodi dari vaksin
akan menurun dalam 1-4 tahun setelah transplantasi
sel punca.
• Tingkat imunosupresi dan kecepatan pemulihan
kekebalan tubuh bergantung pada:
- Umur saat transplantasi,
- Diagnosis yang mendasarinya,
- Intensitas dosis,
- Durasi pengobatan sebelumnya transplantasi, dan
- Regimen transplantasi.
Rekomendasi
1. Vaksinasi dengan vaksin non-live harus dimulai 6 bulan pasca
transplantasi.
2.Tingginya risiko penyakit pneumokokus pada pasca transplantasi Pasien,
vaksinasi PCV bisa diberikan sedini 3 bulan pasca transplantasi.
3. BCG tidak indikasi pasca transplantasi.
4.Uji pasca vaksinasi pasien HSCT dapat dipertimbangkan setiap 5 tahun
untuk menilai kekebalan terhadap HBV, campak, tetanus, difteri dan polio
5. Vaksin Pneumokok : PPV23 memiliki imunogenitas terbatas
untuk resipien transplantasi. Diberikan 12-24 bulan setelah
transplantsi.
6. Haemophilus influenza type b (Hib) : Diberikan pada bulan
12,14 dan 24 setelah transplantasi.
Karena kadar antibodi Hib polisakarida rendah setelah lebih 4
bulan transplantasi.
Profilaksis rifampisin diberikan pada resipien jika kontak dengan
penderita Hib
3. Solid organ transplant (SOT) candidates
and recipients
1.Vaksinasi langsung, selain BCG, bisa diberikan
sebelum transplantasi tapi tidak dalam waktu 1
bulan setelah transplantasi, dan bukan untuk
yang menerima terapi imunosupresif.
2. Idealnya pasien juga harus menerima PCV,
PPV23, varicella, MenACWY, Vaksin MenB,
Hepatitis A dan B.
3. Vaksin MMR dapat diberikan dari usia 6 bulan
dan harus diberikan awal jika transplantasi
sebelum usia 13 bulan sudah diantisipasi
Pre
1. Vaksin non-live bisa diberikan dari 6 bulan
pasca transplantasi.
2. Mereka yang menerima vaksin non-live dalam
waktu 2 minggu sebelum transplantasi harus
diimunisasi ulang tidak lebih cepat dari 6 bulan
pasca transplantasi.
3. Vaksin hidup umumnya tidak diberi
transplantasi pasca karena pasien ini cenderung
tetap menjalani terapi imunosupresif.
4. BCG tidak boleh diberi post SOT.
5. Pasien yang berusia lebih dari 6 bulan harus
menerima vaksinasi influenza tahunan
Post
Table. Vaccinations for SOT candidates and recipients aged 10 years and over.
4. Terapi Kortikosteroid
• Penerimaan harian kortikosteroid dosis tinggi berpotensi
imunosupresif.
• Pemulihan daya tahan tubuh tergantung pada dosis,
frekuensi masuk(harian atau selang seling) dan durasi
terapi
• Adults and children >40kg : More than 20mg/day for 2 weeks or longer
• Children <40 kg: 0.5mg/kg/day or more for 2 weeks or longer
Terapi Kortikosteroid
• Idealnya,imunisasi lengkap sebelum inisiasi steroid.
• Secara umum bahwa vaksin virus hidup dapat diberikan
dari 3 bulan setelah berhentinya terapi steroid dosis
tinggi, dengan beberapa ahli merekomendasikan vaksin
segera setelah 1 bulan setelah penghentian steroid.
Terapi Kortikosteroid
1. Vaksin non-hidup dapat diberikan secara aman kepada
pasien yang menerima steroid,
2. Pasien yang mendapat terapi steroid imunosupresif
seharusnya tidak diberi vaksin hidup.
3. Tunda vaksin virus hidup minimal 1 bulan, setelah
menghentikan terapi steroid dosis tinggi.
4. Menunda BCG minimal 3 dan umumnya 6 bulan setelah
berhenti terapi kortikosteroid dosis tinggi
Terapi Kortikosteroid
5. Tunda BCG sampai usia 3 bulan untuk bayi yang lahir
dari ibu yang menerima terapi steroid dosis tinggi selama
dua minggu atau lebih
• 6. Tidak ada kontraindikasi untuk menggunakan vaksin
hidup, bakteri atau virus, jika Pengobatan steroid untuk:
1. Jangka pendek (<14 hari) terlepas dari dosis
2. Jangka panjang dengan prednisolon kurang dari 20mg (0,5mg / kg pada anak-anak
<40kg) atau setara per hari
3. Pengobatan jangka panjang dan alternate daydengan sediaan short-acting
4. Perawatan dosis fisiologis (terapi pengganti)
5. Topikal (kulit atau mata) atau inhalasi
6. Injeksi intra-artikular, bursal, atau tendon.
7. Fludrokortison <300 mikrogram / hari
5. HIV
HIVTable 3.6. Vaccination Schedule for HIV exposed and infected children
Tabel. Jadwal Vaksin pada HIV dewasa
HIV
• Respon vaksin tergantung pada jumlah CD4+, semakin
rendah CD4+, makin rendah respon vaksinasi yang
didapat.
• Pasien HIV dengan CD4+ < 200 sel/mm3 merupakan
kontraindikasi pemberian vaksin hidup---> polio oral,
varisela, yellow fever dan MMR.
1. Vaksinasi MMR
- Jika jumlah CD4 ≥200 sel x 106 / L: 2 dosis (interval 1 bulan).
- Jika jumlah CD4 <200 sel x 106 / L - MMR dikontraindikasikan.
2. Varicella untuk non-imun:
- Jika jumlah CD4 ≥400 sel x 106 / L memberikan 2 dosis (interval 1 bulan).
- Jika jumlah CD4 ≥ 200 tetapi <400 x 106 / L, pasien dapat menerima
varicella vaksin jika stabil pada terapi antiretroviral
- Jika CD4 <200 sel x 106 / L vaksin varicella dikontraindikasikan.
3. BCG dikontraindikasikan untuk semua orang yang terinfeksi HIV.
HIV
4. Pneumococcal:
- Bagi yang belum pernah menerima PCV13 atau PPV23,
berikan dosis tunggal dari PCV diikuti PPV23 setelah selang
waktu minimum 8 minggu.
- Bagi mereka yang telah menerima 1 atau lebih dosis PPV23,
berikan satu dosis PCV minimal 1 tahun setelah PPV23.
- Dosis penguat PPV23 dapat diberikan paling sedikit 5 tahun
setelah sebelumnya dosis (jika kurang dari 65 tahun).
HIV
5. Inaktivasi influenza: Berikan setiap tahun.
6. Hepatitis A: Berikan pasien yang rentan, jadwal 2 dosis.
7. Hepatitis B: Berikan pasien yang rentan, jadwal 3 dosis
(gabungan Vaksin Hepatitis A / Hepatitis B dapat digunakan).
8. HPV: 3 dosis jadwal pada interval yang sesuai untuk pria
dan wanita pasien <26 tahun
6.Asplenia fungsional atau anatomi atau
hiposplenisme
• Individu dengan asplenia fungsional atau anatomi atau
hiposplenisme meningkatkan risiko bakteremia fulminan,
terutama dari pneumokokus tetapi juga dari bakteri
polisakarida yang dienkapsulasi lainnya (misalnya Hib,
meningococcus).
• Hiposplenisme dikaitkan dengan sejumlah kondisi, termasuk
penyakit sel sabit, talasemia, penyakit seliaka, peradangan
penyakit usus, SLE, dan HIV / AIDS.
• Vaksinasi yang dianjurkan : vaksin meningokok(dilakukan
berulang setelah 5 tahun), pneumokok, dan influenza (
menurunkan kematian hingga 54% pada asplenia).
• Vaksinasi untuk splenektomi diberikan minimal 2 minggu
sebelum operasi/ diberikan segera setelah kondisi stabil
pascaoperasi.
7. Pasien dialisis dan penyakit kronik
• Berisiko tinggi terinfeksi seperti Hep.B dan pneumokokus.
vaksin yang dianjurkan hep.B, influenza dan
pneumokokuk.
• Dianjurkan imunisasi sebelum memulai dialisis sebagai
persiapan dialisis pada penyakit gagal ginjal awal.
• Respon imun pasca vaksin dan titer antibodi akan lebih
baik dibanding diberikan setelah pasien menjalani dialisis.
Pasien dialisis dan penyakit kronik
• Untuk melihat status imun dilakukan tes serologi dalam 1-
2 bulan setelah pemberian dosis terakhir dengan terget
anti HBs ≥10 mlU/mL.
• Pasien dialisis, pemeriksaan anti HBs diulang setiap
tahun.
• jika anti HBs <10mlU/mL, vaksin diulang
• Jika HBsAG negatif, perlu pemberian HBIG sebagai
pencegah paparan
Pasien dialisis dan penyakit kronik
• Vaksinasi pasien CAPD sama dengan pasien dialisis.
• Pasien transplantasi ginjal menunjukkan kadar antibodi
yang rendah daripada populasi umum, terutama setalh
vaksin hepB dan influenza.
• Vaksin varisela, MMR dan yellow fever kontraindikasi
pada pasien transplantasi ginjal.
8. Penyakit Autoimun
• Pemberian terapi antibodi monoklonal terutama antitumor
necrosis factor, seperti adalimumab, infliximab dan
etanercept yang diikuti dengan pemberian vaksin hidup
akan :
• - Reaktivasi dari infeksi TB laten
• - Penyakit TBC
• - Timbulnya opportunistik lain
TERIMA KASIH
MOHON ASUPAN

More Related Content

What's hot

Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
oksheila
 
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medisPentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Hasanah Hasanah
 
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2Pophy D'PRinces
 
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam) CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
aimanusopam
 
Torch pada kehamilan
Torch pada kehamilanTorch pada kehamilan
Torch pada kehamilan
Hendy Masjayanto
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioFerdiansah Umar
 
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
Vrilisda Sitepu
 
Pantera
PanteraPantera

What's hot (9)

Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medisPentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
 
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
 
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam) CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
 
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilanAskeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
 
Torch pada kehamilan
Torch pada kehamilanTorch pada kehamilan
Torch pada kehamilan
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polio
 
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
 
Pantera
PanteraPantera
Pantera
 

Similar to Vaksinasi pada immunokompromais

Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptxImunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
ida prohestin
 
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
MarrCenllon Hia
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
ssuser1017eb
 
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPINGSOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
EstiSupriyatin
 
Vaksin covid 19 Lansia Kemkes.ppt
Vaksin covid 19 Lansia Kemkes.pptVaksin covid 19 Lansia Kemkes.ppt
Vaksin covid 19 Lansia Kemkes.ppt
DeaMustikaH
 
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi CoronaRekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
CIkumparan
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
Ira Rosita
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
Andriey Setyawan
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
Dedi Kun
 
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi PediatriVaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
Fadel Muhammad Garishah
 
Imunisasi selama-kehamilan
Imunisasi selama-kehamilanImunisasi selama-kehamilan
Imunisasi selama-kehamilan
spiderind2
 
kuliah672635535673737736366373imunisasi 6686352572755pptx
kuliah672635535673737736366373imunisasi 6686352572755pptxkuliah672635535673737736366373imunisasi 6686352572755pptx
kuliah672635535673737736366373imunisasi 6686352572755pptx
AYUNDALAILLANSP
 
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docxUpdate Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
ssuserc8776e
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
Henki Ata
 
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikTatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Olivia590142
 
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptxAntibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
ChristianaTrijayanti1
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamilmempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
DwiNormaR
 

Similar to Vaksinasi pada immunokompromais (20)

Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptxImunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
Imunisasi Dewasa dan Geriatri-ida.pptx
 
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
 
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPINGSOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
 
Vaksin covid 19 Lansia Kemkes.ppt
Vaksin covid 19 Lansia Kemkes.pptVaksin covid 19 Lansia Kemkes.ppt
Vaksin covid 19 Lansia Kemkes.ppt
 
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi CoronaRekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi PediatriVaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
 
Imunisasi selama-kehamilan
Imunisasi selama-kehamilanImunisasi selama-kehamilan
Imunisasi selama-kehamilan
 
kuliah672635535673737736366373imunisasi 6686352572755pptx
kuliah672635535673737736366373imunisasi 6686352572755pptxkuliah672635535673737736366373imunisasi 6686352572755pptx
kuliah672635535673737736366373imunisasi 6686352572755pptx
 
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docxUpdate Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikTatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
 
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptxAntibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamilmempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
 

Recently uploaded

pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 

Recently uploaded (20)

pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 

Vaksinasi pada immunokompromais

  • 1. TUGAS ALERGI IMUNOLOGI Vaksinasi pada Immunokompromais Oleh : Fajar Pramadu Pembimbing : dr. Dhesinta, SpPD,KAI
  • 2. Pendahuluan • Gangguan sistem imun dikenal dengan imunukompromais. • Pada orang dewasa, imunokompromais sering didapatkan pada keadaan imunodefisiensi sekunder. • Kondisi Imunokompromais : malnutrisi, HIV, usia lanjut, penyakit metabollik, trauma, pembedahan, infeksi berat dan radiasi.
  • 3. ImunisasiKlasifikasi Vaksin Bakteri Virus Vaksin hidup BCG Campak OPV Parotitis Yellow fever Rubella Varisela Vaksin mati Meningokokus Pneumokokus Hib Typhim Vi Difteri Pertusis Kolera Pertusis Influenza HPV Rabies Hepatitis A Hepatitis B
  • 4. ImunisasiVaksin hidup dilemahkan • Memerlukan replikasi organisme (terutama virus) pada penerima vaksin untuk meningkatkan rangsangan antigen • Proses pelemahan melalui pembiakan sel, pertumbuhan jaringan embrionik pada suhu rendah atau pengurangan gen patogen secara selektif • Biasanya memberikan imunitas jangka panjang
  • 5. ImunisasiVaksin dimatikan • Mengandung organisme yang tidak aktif • Melalui proses pemanasan atau penambahan bahan kimiawi ( aseton, formalin, timerosal atau fenol ) • Memerlukan beberapa dosis dan bahan ajuvan untuk meningkatkan resmon imunologik
  • 6. 1. Pasien Kanker • Resiko penyakit yang dapat dicegah vaksin pada pasien kanker sangat bervariasi pada paparan, riwayat vaksinasi dan tingkat imunosupresi. • Bila memungkinkan, vaksin yang direkomendasikan harus diberikan sebelum perawatan. • Pemberian kembali vaksin yang diberikan sebelum kemoterapi umumnya tidak diperlukan kecuali kemoterapi yang diikuti dengan haematopoietic stem transplantasi (HSCT).
  • 7. Rekomendasi... • 1. Vaksinasi pneumokokus direkomendasikan untuk semua pasien kanker. Idealnya, vaksinasi sebelum kemoterapi. - Bagi pasien yang belum pernah menerima PCV atau PPV23, berikan dosis tunggal dari PCV diikuti PPV23 setelah selang waktu minimum 8 minggu. - Bagi pasien yang telah menerima 1 atau lebih dosis PPV23, berikan satu dosis PCV minimal 1 tahun setelah PPV23 diterima. - Anak-anak yang telah menerima PCV7 juga harus menerima PCV13 dan PPV23 - Dosis penguat PPV23 harus diberikan paling sedikit 5 tahun setelah Dosis sebelumnya jika masih mengalami penekanan kekebalan atau saat berusia 65 tahun.
  • 8. • 2.Hib tidak direkomendasikan secara rutin untuk pasien kanker kecuali jika menjalani HSCT (Haematopoietic Stem Cell Transplant) • 3. Vaksin influenza direkomendasikan untuk semua pasien kanker. Berikan setelah selang waktu minimum 3 sampai 4 minggu kemoterapi dan bila jumlah limfosit> 1000 x109 / L. • 4. BCG, tidak dianjurkan untuk pasien kanker.
  • 9. • 5. Penderita leukemia, limfoma atau keganasan lainnya yang sedang dalam remisi, yang sedang menjalani kemoterapi minimal 3 - 6 bulan dan yang dianggap berisiko tinggi bisa menerima vaksin varicella. • 6. Secara umum, penderita kanker sebaiknya tidak menerima MMR. Namun, MMR bisa diberikan kepada pasien leukemia atau limfoma dalam remisi dan telah menjalani kemoterapi selama 6 bulan. Dimana ada resiko tinggi infeksi interval minimum pasca kemoterapi untuk pemberian MMR adalah 3 bulan • 7. Polio, MenB, MenC, MenACWY, HAV, HBV dan HPV bisa diberikan jika ada indikasi.
  • 10. 2. Haematopoietic Stem Cell Transplant (HSCT) • --> Pemberian sel punca hematopoetik melalui infus dari donor pada pasien yang menerima kemoterapi, daimbil dari sumsum tulang. • Kegunaan : 1. Mengobati kanker 2. Kelainan darah 3. Sindrom imunodefisensi 4. Defisiensi enzim kongenital 5. Penyakit autoimun. Dilakukan revaksinasi karena titer antibodi dari vaksin akan menurun dalam 1-4 tahun setelah transplantasi sel punca.
  • 11. • Tingkat imunosupresi dan kecepatan pemulihan kekebalan tubuh bergantung pada: - Umur saat transplantasi, - Diagnosis yang mendasarinya, - Intensitas dosis, - Durasi pengobatan sebelumnya transplantasi, dan - Regimen transplantasi.
  • 12. Rekomendasi 1. Vaksinasi dengan vaksin non-live harus dimulai 6 bulan pasca transplantasi. 2.Tingginya risiko penyakit pneumokokus pada pasca transplantasi Pasien, vaksinasi PCV bisa diberikan sedini 3 bulan pasca transplantasi. 3. BCG tidak indikasi pasca transplantasi. 4.Uji pasca vaksinasi pasien HSCT dapat dipertimbangkan setiap 5 tahun untuk menilai kekebalan terhadap HBV, campak, tetanus, difteri dan polio
  • 13. 5. Vaksin Pneumokok : PPV23 memiliki imunogenitas terbatas untuk resipien transplantasi. Diberikan 12-24 bulan setelah transplantsi. 6. Haemophilus influenza type b (Hib) : Diberikan pada bulan 12,14 dan 24 setelah transplantasi. Karena kadar antibodi Hib polisakarida rendah setelah lebih 4 bulan transplantasi. Profilaksis rifampisin diberikan pada resipien jika kontak dengan penderita Hib
  • 14.
  • 15. 3. Solid organ transplant (SOT) candidates and recipients 1.Vaksinasi langsung, selain BCG, bisa diberikan sebelum transplantasi tapi tidak dalam waktu 1 bulan setelah transplantasi, dan bukan untuk yang menerima terapi imunosupresif. 2. Idealnya pasien juga harus menerima PCV, PPV23, varicella, MenACWY, Vaksin MenB, Hepatitis A dan B. 3. Vaksin MMR dapat diberikan dari usia 6 bulan dan harus diberikan awal jika transplantasi sebelum usia 13 bulan sudah diantisipasi Pre 1. Vaksin non-live bisa diberikan dari 6 bulan pasca transplantasi. 2. Mereka yang menerima vaksin non-live dalam waktu 2 minggu sebelum transplantasi harus diimunisasi ulang tidak lebih cepat dari 6 bulan pasca transplantasi. 3. Vaksin hidup umumnya tidak diberi transplantasi pasca karena pasien ini cenderung tetap menjalani terapi imunosupresif. 4. BCG tidak boleh diberi post SOT. 5. Pasien yang berusia lebih dari 6 bulan harus menerima vaksinasi influenza tahunan Post
  • 16. Table. Vaccinations for SOT candidates and recipients aged 10 years and over.
  • 17. 4. Terapi Kortikosteroid • Penerimaan harian kortikosteroid dosis tinggi berpotensi imunosupresif. • Pemulihan daya tahan tubuh tergantung pada dosis, frekuensi masuk(harian atau selang seling) dan durasi terapi • Adults and children >40kg : More than 20mg/day for 2 weeks or longer • Children <40 kg: 0.5mg/kg/day or more for 2 weeks or longer
  • 18. Terapi Kortikosteroid • Idealnya,imunisasi lengkap sebelum inisiasi steroid. • Secara umum bahwa vaksin virus hidup dapat diberikan dari 3 bulan setelah berhentinya terapi steroid dosis tinggi, dengan beberapa ahli merekomendasikan vaksin segera setelah 1 bulan setelah penghentian steroid.
  • 19. Terapi Kortikosteroid 1. Vaksin non-hidup dapat diberikan secara aman kepada pasien yang menerima steroid, 2. Pasien yang mendapat terapi steroid imunosupresif seharusnya tidak diberi vaksin hidup. 3. Tunda vaksin virus hidup minimal 1 bulan, setelah menghentikan terapi steroid dosis tinggi. 4. Menunda BCG minimal 3 dan umumnya 6 bulan setelah berhenti terapi kortikosteroid dosis tinggi
  • 20. Terapi Kortikosteroid 5. Tunda BCG sampai usia 3 bulan untuk bayi yang lahir dari ibu yang menerima terapi steroid dosis tinggi selama dua minggu atau lebih • 6. Tidak ada kontraindikasi untuk menggunakan vaksin hidup, bakteri atau virus, jika Pengobatan steroid untuk: 1. Jangka pendek (<14 hari) terlepas dari dosis 2. Jangka panjang dengan prednisolon kurang dari 20mg (0,5mg / kg pada anak-anak <40kg) atau setara per hari 3. Pengobatan jangka panjang dan alternate daydengan sediaan short-acting 4. Perawatan dosis fisiologis (terapi pengganti) 5. Topikal (kulit atau mata) atau inhalasi 6. Injeksi intra-artikular, bursal, atau tendon. 7. Fludrokortison <300 mikrogram / hari
  • 22. HIVTable 3.6. Vaccination Schedule for HIV exposed and infected children
  • 23. Tabel. Jadwal Vaksin pada HIV dewasa
  • 24. HIV • Respon vaksin tergantung pada jumlah CD4+, semakin rendah CD4+, makin rendah respon vaksinasi yang didapat. • Pasien HIV dengan CD4+ < 200 sel/mm3 merupakan kontraindikasi pemberian vaksin hidup---> polio oral, varisela, yellow fever dan MMR.
  • 25. 1. Vaksinasi MMR - Jika jumlah CD4 ≥200 sel x 106 / L: 2 dosis (interval 1 bulan). - Jika jumlah CD4 <200 sel x 106 / L - MMR dikontraindikasikan. 2. Varicella untuk non-imun: - Jika jumlah CD4 ≥400 sel x 106 / L memberikan 2 dosis (interval 1 bulan). - Jika jumlah CD4 ≥ 200 tetapi <400 x 106 / L, pasien dapat menerima varicella vaksin jika stabil pada terapi antiretroviral - Jika CD4 <200 sel x 106 / L vaksin varicella dikontraindikasikan. 3. BCG dikontraindikasikan untuk semua orang yang terinfeksi HIV.
  • 26. HIV 4. Pneumococcal: - Bagi yang belum pernah menerima PCV13 atau PPV23, berikan dosis tunggal dari PCV diikuti PPV23 setelah selang waktu minimum 8 minggu. - Bagi mereka yang telah menerima 1 atau lebih dosis PPV23, berikan satu dosis PCV minimal 1 tahun setelah PPV23. - Dosis penguat PPV23 dapat diberikan paling sedikit 5 tahun setelah sebelumnya dosis (jika kurang dari 65 tahun).
  • 27. HIV 5. Inaktivasi influenza: Berikan setiap tahun. 6. Hepatitis A: Berikan pasien yang rentan, jadwal 2 dosis. 7. Hepatitis B: Berikan pasien yang rentan, jadwal 3 dosis (gabungan Vaksin Hepatitis A / Hepatitis B dapat digunakan). 8. HPV: 3 dosis jadwal pada interval yang sesuai untuk pria dan wanita pasien <26 tahun
  • 28. 6.Asplenia fungsional atau anatomi atau hiposplenisme • Individu dengan asplenia fungsional atau anatomi atau hiposplenisme meningkatkan risiko bakteremia fulminan, terutama dari pneumokokus tetapi juga dari bakteri polisakarida yang dienkapsulasi lainnya (misalnya Hib, meningococcus). • Hiposplenisme dikaitkan dengan sejumlah kondisi, termasuk penyakit sel sabit, talasemia, penyakit seliaka, peradangan penyakit usus, SLE, dan HIV / AIDS.
  • 29. • Vaksinasi yang dianjurkan : vaksin meningokok(dilakukan berulang setelah 5 tahun), pneumokok, dan influenza ( menurunkan kematian hingga 54% pada asplenia). • Vaksinasi untuk splenektomi diberikan minimal 2 minggu sebelum operasi/ diberikan segera setelah kondisi stabil pascaoperasi.
  • 30.
  • 31. 7. Pasien dialisis dan penyakit kronik • Berisiko tinggi terinfeksi seperti Hep.B dan pneumokokus. vaksin yang dianjurkan hep.B, influenza dan pneumokokuk. • Dianjurkan imunisasi sebelum memulai dialisis sebagai persiapan dialisis pada penyakit gagal ginjal awal. • Respon imun pasca vaksin dan titer antibodi akan lebih baik dibanding diberikan setelah pasien menjalani dialisis.
  • 32.
  • 33. Pasien dialisis dan penyakit kronik • Untuk melihat status imun dilakukan tes serologi dalam 1- 2 bulan setelah pemberian dosis terakhir dengan terget anti HBs ≥10 mlU/mL. • Pasien dialisis, pemeriksaan anti HBs diulang setiap tahun. • jika anti HBs <10mlU/mL, vaksin diulang • Jika HBsAG negatif, perlu pemberian HBIG sebagai pencegah paparan
  • 34. Pasien dialisis dan penyakit kronik • Vaksinasi pasien CAPD sama dengan pasien dialisis. • Pasien transplantasi ginjal menunjukkan kadar antibodi yang rendah daripada populasi umum, terutama setalh vaksin hepB dan influenza. • Vaksin varisela, MMR dan yellow fever kontraindikasi pada pasien transplantasi ginjal.
  • 35. 8. Penyakit Autoimun • Pemberian terapi antibodi monoklonal terutama antitumor necrosis factor, seperti adalimumab, infliximab dan etanercept yang diikuti dengan pemberian vaksin hidup akan : • - Reaktivasi dari infeksi TB laten • - Penyakit TBC • - Timbulnya opportunistik lain
  • 36.