Bahan presentasi kali ini digali dari kenyataan-kenyataan praktis dilapangan yang dipadukan dengan konsep-konsep ilmiah dalam manajemen pemasaran untuk lebih meningkatkan profesionalitas pengelolaan toko dan penjualan
Bahan presentasi kali ini digali dari kenyataan-kenyataan praktis dilapangan yang dipadukan dengan konsep-konsep ilmiah dalam manajemen pemasaran untuk lebih meningkatkan profesionalitas pengelolaan toko dan penjualan
Kewirausahaan,Alfina Rolitasari, Hapzi Ali, Model Bisnis, Universitas Mercu B...AlfinaRltsr
Usaha konvensional adalah suatu jenis usaha dibidang jasa atau produksi barang yang dilakukan dengan media promosi konvensional. Media promosi konvensional dapat berupa spanduk, majalah, iklan koran, brosur, sales dari pintu ke pintu, televisi dan radio.
Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau
transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan
pembeli. Kelebihan dalam bisnis konvensional.
Kewirausahaan,Alfina Rolitasari, Hapzi Ali, Model Bisnis, Universitas Mercu B...AlfinaRltsr
Usaha konvensional adalah suatu jenis usaha dibidang jasa atau produksi barang yang dilakukan dengan media promosi konvensional. Media promosi konvensional dapat berupa spanduk, majalah, iklan koran, brosur, sales dari pintu ke pintu, televisi dan radio.
Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau
transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan
pembeli. Kelebihan dalam bisnis konvensional.
5, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...FitriantoSugiono
Perkembangan bisnis di era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Setiap hari nya muncul pelaku bisnis yang memperkenalkan bidang usahanya sehingga dunia bisnis semakin kompetitif. Perubahan yang luar biasa dalam persaingan,
produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan penanganan transaksi antar perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain, menyebabkan pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang.
Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pemgukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan system imbalan dalam perusahaan. Diperlukan suatu standar pengukuran kinerja yang tepat sebagai tolak ukur perusahaan dalam mencapai tujuannya. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran kinerja yaitu dengan metode balanced scorecard. Balanced scorecard dianggap sebagai suatu metode pengukuran kinerja yang tepat karena mengukur kinerja perusahaan dari aspek keuangan dan non keuangan serta dari sisi internal maupun eksternal perusahaan.Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti tentang perancangan pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard dan prioritas perbaikan dengan metode analitycal hierarchy process pada perusahaan pengadaan barang dan konsultan.
5, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, model bisnis, universitas mercu buana, 2...FitriantoSugiono
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh kaum muda hingga kaum tua. Pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa masih bingung dengan manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut. Padahal, kalau kita memahami apa bisnis tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan dalam aktivitas bisnis tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah jika kita tidak pandai mengatur itu semua, maka bangsa kita akan jatuh kedalam keterpurukan dalam hal perekonomian, kemiskinan dan menjadikan negeri kita gagal atau miskin. Pasti sebagai rakyat Indonesia kita mau jika hal tersebut terjadi di negara yang kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia menduduki angka yang sangat fantastis. Namun, pemerintah belum bias mengatasi problema tersebut. Jika adanya pasar kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi pegawai negeri yang impikan, tetapi pekerjaan kita tidak hanya pegawai negeri saja masih banyak pekerjaan yang bias kita lakukan misalnya pewirausaha atau pengusaha.
Makadariitu, penulis ingin membahas makalah ini yang berjudul“ Menganalisa Mengapa generasi muda harus belajar berbisnis dalam kehidupan kita saat ini ’’ yang menjadi salah satu topic pembahasan penulis. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini semenarik mungkin agar para masyarakat khusunya mahasiswa dan pelaja rlainnya dapat menyukai makalah ini. Sehingga, mahasiswa dapat mengenal da mengerti serta dapat menambah wawasan dalam berbisnis tentunya.
5, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Model Bisnis Konvensio...nelda pratiwi
Dengan ini, Saya Nelda Ratna P. membuat artikel berjudul "5, Kewirausahaan 1 dengan Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA.,Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E-commerce, Universitas Mercu Buana, 2018.
Kewirausahaan : Hak Guna Paten (Franchising)Dewi Rahmawati
Hak guna paten, resiko investasi dalam usaha franchising, persetujuan hak guna paten, pemasaran langsung, teknik alternatif pemasaran langsung, bentuk bentuk kepemilikan, go publik, keuntungan dan kerugian go public, proses go public, pilihan lain selain go public
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerce, Universitas Mercu Buana, 2018.PDF
1. KEWIRAUSAHAAN
Pertemuan ke 5
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Disusun oleh :
Nama : Dian Anggraeni
NIM : 43217110258
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS – PROGRAM STUDI AKUNTASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerce
1. Model bisnis konvensional
Usaha konvensional adalah suatu jenis usaha dibidang jasa atau produksi barang yang
dilakukan dengan media promosi konvensional. Media promosi konvensional dapat berupa
spanduk, majalah, iklan koran, brosur, sales dari pintu ke pintu, televisi dan radio.
warung, restoran, cafe, toko komputer, pulsa, warnet, wartel, bisnis pertambangan, dlsbnya,
adalah sedikit contoh dari bisnis konvensional.
Beberapa hal mengenai bisnis konvensional yaitu :
Jangkauan Pasar
Jangkauan pasar usaha konvensional lebih sempit dari usaha online. Hal ini disebabkan
karena masih banyak orang yang tidak berlangganan koran atau majalah. Spanduk dan brosur
pun biasa dibaca sekilas saja dan hanya beberapa yang pada akhirnya tertarik dengan produk
tersebut.
Keterlibatan Rekan Usaha
Rekan pada usaha konvensional umumnya terdiri dari para ahli dan orang – orang yang
terlibat langsung dengan proses usaha.
Persaingan Bisnis
Seperti halnya semua jenis usaha, persaingan selalu ada dan perlu dihadapi secara bijaksana.
Persaingan bisnis konvensional biasanya berada di sekitar lokasi usaha.
2. Waralaba
Waralaba (franchise) adalah perikatan antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba
dimana Penerima Waralaba diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan
dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang
dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan
oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan dukungan konsultasi
operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba.
unsur-unsur franchise sebagai berikut :
1.) metode produksinya;
2.) adanya izin dari pemilik, yaitu franchisor kepada franchisee;
3) adanya suatu merek atau nama dagang;
4) untuk menjual produk barang atau jasa;
5) di bawah merek atau dagang dari franchisee.
Brayce Webster mengemukakan ada tiga bentuk dari Waralaba (Franchise),yaitu :
3. 1.) Product franchising adalah suatu franchise, yang franchisor-nya memberikan lisensi
kepada franchisee untuk menjual barang hasil produksinya.
2.) Manufacturing franchises, franchisor memberikan know-how dari suatu proses produksi.
Franchisee memasarkan barang-barang itu dengan standar produksi dan merek yang sama
dengan yang dimiliki franchisor. Bentuk franchise semacam ini banyak
digunakan dalam produksi dan distribusi minuman soft drink, seperti Coca Cola dan Pepsi.
3.)Business format franchising adalah suatu bentuk franchise yang franchisee-nya
mengoprasikan suatu kegiatan bisnis dengan memakai nama franchisor.
Hal-hal yang harus dimuat dalam perjanjian Waralaba (Franchise), yaitu sebagai berikut :
a. Nama dan alamat perusahaan para pihak;
b. Nama dan jenis Hak Kekayaan Intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha seperti
sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau distribusi yang merupakan karakteristik
khusus yang dimiliki Objek waralaba
c. Hak dan kewajiban para pihak serta bantuan dan fasilitas yang diberikan kepada Penerima
Waralaba;
d. Wilayah usaha (zone) Waralaba;
e. Jangka waktu perjanjian;
f. Perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian;
g. Cara penyelesaian perselisihan;
h. Tata cara pembayaran imbalan;
i. Pembinaan, bimbingan dan pelatihan kepada Penerima Waralaba;
j. Kepemilikan dan ahli wari
3. E-Commerce
Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik
seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat
melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori
otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan
dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana
secara elektronik, SCM (supply chain management), pemasaran elektronik (e-marketing),
atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction
processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak
hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga
memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat elektronik (e-mail),
dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan
alat pembayaran untuk e-dagang ini.
E-Commerce digolongkan menjadi tiga jenis bisnis :
4. Business to-Consumer (B2C): B2C adalah sebuah transaksi bisnis yang menjual
barang atau jasa kepada individu.
Consumer to Consumer (C2C): C2C adalah ketika salah satu konsumen menjual
barang atau jasa langsung kepada konsumen lainnya melalui system elektronik.
Business to Business (B2B): B2B merupakan sebuah bisnis yang menjual
barang/jasa kepada bisnis lain dengan menggunakan system elektronik.
Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan E-
Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan
keuntungannya.
Berikut contoh dari beberapa bisnis diatas.
1. Contoh bisnis konvensional :
Barberbox
Barberbox menawarkan Jasa pangkas rambut cowok yang dikemas ‘gaul’ dan menyasar
konsumen anak muda (usia 15-25 tahun).
Bisnis yang ditekuni Emyr dan Putra bisa dikatakan melawan arus. Seperti yang kita ketahui,
pangkas rambut tahun-tahun terdahulu terkesan panas, kurang bersih, dan nggak nyaman.
Dari segi pelayanan pun biasa aja, nggak bikin konsumen berasa kayak raja. Karenanya Emyr
sengaja mendirikan pangkas rambut yang punya konsep beda, yaitu suasana yang berkelas
yang bikin pelanggan betah berlama-lama.
Perlahan namun pasti, Barberbox yang awalnya sepi pengunjung menjadi semakin banyak
peminatnya. Ini juga nggak lepas dari kampanye dan edukasi yang mereka galakan tentang
seperti apa manner cowok seharusnya. Kamu bisa belajar dari pengalaman Emyr dalam
menjaring konsumen, yakni harus punya konsep yang unik dan punya pesan yang positif.
Emyranza dan Putra mengawali bisnis Barberbox ketika usia mereka masih 2o-an awal.
Emyr bahkan saat itu masih menjadi mahasiswa. Bisnis yang merogoh modal awal Rp 80 juta
ini akhirnya sukses berkembang, dibuktikan dengan dibukanya dua cabang baru di tahun lalu.
soal harga, Emyr membandrol harga Rp 65 ribu untuk satu kali potong. Harga tersebut dalam
bentuk paket yang termasuk di dalamnya potong rambut, cuci rambut, pijat, konsultasi, dan
juga minuman. Makin terkenalnya nama bisnis barbershop ini membuat semakin banyak
pelanggan berdatangan ke tempatnya.
2. Contoh usaha Waralaba :
Es Teler 77
Siapa yang menyangka kalau awal mula dari usaha es teler ini berawal dari kemenangan yang
berhasil diraih oleh Ibu Murniati Widjaja. Ibu Murniati Widjaja berhasil memenangkan
lomba membuat es teler yang diadakan di Jakarta pada tahun 1981. Setelah itu, beliau
mempunyai ide untuk mendirikan sebuah warung tenda sederhana yang menjual es teler.
Warung pertamanya pun didirikan di area teras sebuah pertokoan di kawasan Jakarta Pusat.
Warung es teler dengan nama Es Teler 77 ini boleh dikatakan adalah sebuah bisnis keluarga,
5. karena pada awal mulanya dijalankan oleh Ibu Murniati Widjaja, suami, anak, serta
menantunya. Sampai pada akhirnya pada tahun 1987, menantu dari Ibu Murniati Widjaja
mempunyai ide untuk menerapkan sistem waralaba dari usaha Es Teler 77 ini.
Dan inilah usaha cepat saji dari Indonesia yang pertama kali menerapkan sistem waralaba.
Semakin berjalannya waktu, Es Teler 77 berhasil melebarkan sayapnya hingga mempunyai
180 gerai yang tersebar diseluruh Indonesia. Selain di Indonesia, Es Teler 77 juga sudah
menembus pasar internasional, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
3. Contoh E-commerce yaitu Lazada dan Tokopedia :
Tokopedia (Rp1,2 triliun)
Tokopedia juga mendapat pendanan yang cukup besar. Situs ini mampu menarik dana dari
investor hingga USD100 juta atau sekira Rp1,2 triliun.
Investor situs ini adalah Cyberagent Ventures, Softbank Internet and Media dan Sequoia
Capital.
Tokopedia adalah laman yang mengumpulkan consumer to consumer dengan membukan toko
online gratis. Tokopedia mengklaim saat ini ada 4,9 juta pengguna aktif dengan lima juta kali
transaksi per bulan.
--- DAFTAR REFERENSI ---
https://optimaweb.co.id/tag/usaha-konvensional/
Sri Redjeki Slamet /https://media.neliti.com/media/publications/18075-ID-waralaba-
franchise-di-indonesia.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik
http://www.pengertianahli.com/2015/07/pengertian-e-commerce-dan-contoh-e.html
Denny Bagus/ http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/e-commerse-definisi-jenis-
tujuan.html
Neneg Pratiwi / https://www.hipwee.com/sukses/emyranza-sukses-dengan-bisnis-pangkas-
rambut-pria/
http://www.bisnishack.com/2014/09/5-bisnis-waralaba-indonesia-yang-sukses_26.html
https://techno.okezone.com/read/2015/11/06/207/1244810/lima-e-commerce-ini-jadi-startup-
terkaya-indonesia