2. Usia lanjut dihubungkan dengan tingginya angka
mortalitas dan morbiditas.
Kerentanan individu lanjut usia terhadap beberapa
penyakit disebabkan oleh karena menurunnya
imunitas.
Proses penuaan meningkatkan kecenderungan untuk
menderita infeksi parah yang merupakan penyebab
utama tingginya mortalitas dan morbiditas pada usia
lanjut (Boraschi et al., 2013).
Oleh karena itu, pencegahan penyakit infeksi
merupakan langkah yang penting untuk dilakukan.
Boraschi D. 2013. The Gracefully Aging Immune System. Science
Translational Medicine. Vol 5.
3. MENGURANGI STRES
Faktor perancu utama yang berpengaruh pada fungsi imun individu usia
lanjut adalah adanya beragam morbiditas dan kerentanan mereka terhadap
stress. (Compte and Goriely, 2012).
Stres juga dapat melemahkan sistem imun dan mempengaruhi kesehatan
sehingga memudahkan individu lanjut usia untuk terserang penyakit. Saat
terjadi stress, hormon glukokortikoid dan kortisol yang dilepaskan akan
memicu reaksi inflamasi (Fagundes et al., 2012).
Fagundes, CP. 2012. Resilience and Immune Function in Older Adults.
Springer Publishing Company. Online.
http://dx.doi.org/10.1891/01988794.32.29. diakses tanggal 22 Februari
2024.
4. Tips atau cara meningkatkan imun tubuh yang penting untuk dilakukan yaitu
mengelola stress dengan baik. Karena, jika tidak maka dapat memicu
adanya produksi hormon kortisol dalam jumlah besar.
Hormon kortisol tinggi→sistem imun dapat melemah.
Kelola stress → olahraga ringan, bersosialisasi, mengerjakan hobi, jalan-
jalan
5. Stres oksidatif diduga merupakan faktor
utama yang mempercepat proses penuaan,
kemungkinan dihubungkan dengan
peningkatan aktivitas pemendekan telomer
sebagai hasil kerusakan DNA akibat merokok,
obesitas ataupun penyakit kardiovaskuler
(Andrews et al., 2010).
Insiden kanker meningkat sesuai usia.
Mayoritas sel kanker menunjukkan telomer
yang sangat pendek.
Ini menunjukkan bahwa salah satu cara untuk
meningkatkan respon imun pada usia lanjut
adalah dengan meningkatkan aktivitas
telomerase (Compte and Goriely, 2012).
Compte, Nathalie dan Goriely, Stanislas. 2012. Innate Immune Responses in the Geriatric Population, Recent
Advances in Immunology to Target Cancer, Inflammation and Infections. Online.
http://www.intechopen.com/books/rece nt-advances-immunology- totargetcancer-inflammation-
6. PEMBERIAN VAKSINASI
Vaksinasi merupakan strategi untuk meningkatkan sistem imun
idividu lanjut usia dalam rangka menurunkan morbiditas dan
mortalitas yang dihubungkan dengan infeksi (Dey et al., 2012).
Kampanye vaksinasi pada lanjut usia telah menurunkan 25%
morbiditas, 50% pneumopati, 20% perawatan di rumah sakit, dan 70%
mortalitas (Ongradi & Kovesdi, 2010).
Influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian keempat
pada individu usia 65 tahun atau lebih. Center for Disease Control
(CDC) merekomendasikan individu berusia diatas 50 tahun untuk
melakukan vaksinasi pneumonia pneumokokus dan influenza. Vaksin
influenza sebaiknya diberikan pada orang lanjut usia setiap tahun
sebelum musim flu tiba.
7. TIDUR YANG CUKUP
Istirahat dan imunitas
Sebagian besar orang dewasa butuh 7 hingga 9 jam (sebagian lagi 6-
10 jam)
Lansia (≥65 tahun) rata-rata butuh 6-8 jam per hari
•Tidur cukup & berkualitas → kesehatan secara umum↑→ imunitas
ikut membaik secara umum
•Tidur yang tidak cukup→produksi hormon stres
↑ (kortisol,adrenalin)→ imunitas↓
8. MENJAGA SLEEP HYGIENE
Sleep hygiene adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi keluhan sulit tidur. Kegiatan
ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas tidur dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Beberapa
cara yang dilakukan dalam sleep hygiene adalah membuat jadwal tidur dan bangun tidur pada jam
yang sama setiap harinya, mengutamakan tidur daripada aktivitas yang lain jika sudah masuk waktu
tidur, dan menghindari tidur pada siang hari atau membatasinya agar tidak mengganggu jam tidur
pada malam hari.
(Hidayat, 2021)
Hidayat M. Identifikasi Sleep Hygiene Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Budi
Luhur Jambi. J Akad Baiturrahim Jambi. 2021;10(2):331.
9. NUTRISI DAN IMUNITAS
Contoh zat gizi yang diketahui penting dalam perkembangan dan fungsi sel-sel imun antara lain
Makan makanan yang beragam dan gizi seimbang
• Makanan kaya vitamin C. Nutrisi antioksidan yang terkandung dalam vitamin C terbukti bisa membantu meningkatkan daya
tahan tubuh. Untuk meningkatkan asupan vitamin C secara alami,
•Makanan kaya vitamin E juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung antioksidan.
Penelitian menunjukkan, konsumsi vitamin E yang cukup dapat menjaga sistem daya tahan tubuh agar tetap prima, terutama bagi
kalangan lansia.
• Asupan yang banyak mengandung zinc Seng atau zinc adalah mineral penting yang terlibat dalam produksi sel kekebalan
tertentu. Kekurangan zinc dalam kadar yang sangat kecil sudah bisa mengganggu fungsi kekebalan tubuh.
• Asupan yang banyak mengandung karotenoid. Karotenoid adalah antioksidan yang memberikan pigmen atau zat pewarna alami
pada sejumlah tumbuhan. Saat dikonsumsi, karotenoid diubah menjadi vitamin A yang berperan dalam mengatur sistem daya
tahan tubuh. Karotenoid paling optimal diserap saat dimasak atau dimakan bersama dengan lemak. Beberapa makanan
untukmeningkatkan daya tahan tubuh yang kaya akan karotenoid antara lain: Wortel, Kubis, Aprikot, Pepaya, Mangga, Ubi, Bayam,
Sawi
•Makanan yang kaya akan asam lemak omega-3. Asam lemak omega-3 adalah jenis asam lemak esensial yang baik
untukmengatasi peradangan dan menjaga sistem daya tahan tubuh. Beberapa makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
yangkaya akan omega-3 yakni: Ikan mackerel, tuna, salmon, sarden, herring, trout, Flaxseed, Kacang kenari, Chia seed
10. “Lipids are also important actors in immune system. High-density lipoprotein
(HDL) has anti-inflammatory and anti-oxidative effects and influence
proximal T cell signalling. Conjugated linoleic acid has been shown to have
anticarcinogenic, antiatherogenic and antidiabetic properties correlating with
increased lymphocyte proliferation and decreased proinflammatory cytokine
secretion. The most important effect is a decrease of risk and severity of
cardiovascular diseases originating from atherosclerosis, a chronic
inflammatory condition. Living habits can serve as anti-aging process:
aerobic exercise, weight loss and smoking cessation can raise HDL levels
and physical activity tends to lower IL-6 and C- reactive protein serum levels
(Fulop et al., 2007; Ongradi & Kovesdi, 2010). “
Fulop,T., Kotb, R., Fortin, C. F., Pawelec, G., de Angelis, F., & Larbi, A. (2010). Potential role
of immunosenescence in cancer development. Ann.N.Y.Acad.Sci. Vol.1197, pp.158-
165
11. AKTIFITAS FISIK DAN
IMUNITAS
Agar memberikan hasil yang optimal, disarankan melakukan olahraga dengan prinsip BBTT:
Baik
. Olahraga, baik pada anak-anak sampai orang tua, dianjurkan dilakukan minimal 30
menit/sesuaikemampuan. Menggunakan peralatan yang sesuai. Dilakukan secara bertahap,
dimulai daripemanasan 5-10 menit, ditutup dengan pendinginan selama 5 menit.
Benar
. Pilihlah jenis olahraga yang digemari, aman, mudah, sesuai dengan kondisi fisik dan pola
gerakyang dibakukan. Kalau melakukan olahraga tetapi timbul sakit segera hentikan. Seharusnya
olahragatidak menimbulkan sakit. Tetapi jika setelah olahraga badan menjadi sakit-sakit, mungkin
olahraga yangdilakukan terlalu berat.
Terukur
. Lakukan pengukuran denyut nadi sebelum dan sesudah berolahraga, untuk melihat apakah
target denyut nadi tercapai atau tidak. Ukuran denyut nadi normal setelah olahraga dibagi
berdasarkanusia; 40-45 tahun antara 85-150 kali/menit; usia 50-55 tahun antara 80-145 kali/menit;
60-65 tahunantara 75-135 kali/menit; >75 tahun antara 75-130 kali/menit.Selain panduan tersebut,
perkiraan batas maksimal denyut nadi saat berolahraga dihitung dengan (220 –usia).
Teratur
. Untuk mencapai hasil optimal, olahraga perlu dilakukan secara teratur, misalnya minimal 3 kali
seminggu
12. KURANGI AKTIVITAS TIDAK SEHAT
Merokok
Konsumsi alkohol
Pola makan tidak sehat
Kurang aktivitas (sedentary life)