Hipotesis statistik or statistical hypotesisEmi Suhaemi
Dalam mengambil kesimpulan dalam statistik, sering harus diawali dengan hipotesis. Sehingga kesimpulan yang didapat adalah merupakah hasil uji dari hipotesis
Hipotesis statistik or statistical hypotesisEmi Suhaemi
Dalam mengambil kesimpulan dalam statistik, sering harus diawali dengan hipotesis. Sehingga kesimpulan yang didapat adalah merupakah hasil uji dari hipotesis
Uji hipotesis di dalam statistika dibagi menjadi beberapa jenis, salah staunya adalah uji hipotesis tentang rata – rata yang di bagi lagi menjadi uji hipotesis satu rata –rata dan uji hipotesis beda dua rata – rata.
Hipotesis adalah pernyataan keadaan yang akan diuji kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel.
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih membutuhkan pengujian kebenarannya melalui fakta-fakta.
Hipotesis dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara.
Uji beda mean terdiri dari
Uji beda mean satu sampel
Uji beda mean dua sampel
- dua mean independen
- dua mean dependen
Uji beda mean lebih dari dua sampel
Uji hipotesis di dalam statistika dibagi menjadi beberapa jenis, salah staunya adalah uji hipotesis tentang rata – rata yang di bagi lagi menjadi uji hipotesis satu rata –rata dan uji hipotesis beda dua rata – rata.
Hipotesis adalah pernyataan keadaan yang akan diuji kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel.
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih membutuhkan pengujian kebenarannya melalui fakta-fakta.
Hipotesis dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara.
Uji beda mean terdiri dari
Uji beda mean satu sampel
Uji beda mean dua sampel
- dua mean independen
- dua mean dependen
Uji beda mean lebih dari dua sampel
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. PENDAHULUAN
Hipotesis dalam statistika bermakna pendugaan (conjecture)
yang diungkapkan dengan kalimat pernyataan tentang
parameter populasi.
Hipotesis statistika pada umumnya diturunkan dari
hipotesis penelitian. Setiap peneliti yang
menggunakan statistika sebagai alat analisisnya
harus mengetahui hubngan antara hipotesis
penelitian dengan hipotesis statistika secara
mendalam untuk selanjutnya diuji dengan Langkah-
Langkah pengujian hipotesis statistika.
4. Pada pengujian hipotesis dikenal 2 jenis pengujian yaitu:
Pengujian dua sisi atau dua arah
(two-side/two-talled test)
Bentuk umum dipotesis statistika:
H0 : = 0
H1 : 0
Pengujian satu sisi atau satu arah
(one-side/one-talled test)
Bentuk umum hipotesis statistika:
H0 : = 0 atau H0 : = 0
H1 : > 0 H1 : < 0
5. Hipotesis (H0) selalu ditulis dengan menggunakan
tanda “=“ (memberikan satu nilai tertentu).
Dengan cara ini, peluang membuat kesalahan tipe
I selalu dapat dikontrol.
Catatan
6. Contoh 1
Seorang guru matematika di suatu kota mengklaim bahwa rata-rata nilai
matematika siswa SMA di kotanya melebihi nilai 6,5. Untuk menguji klaim guru
tersebut kita pakai hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 : = 6,5
H1 : > 6,5
(lambang > pada H1 menunjukkan pengujian hipotesis ini adalah pengujian
hipotesis satu arah, yaitu arah ke kanan)
.
7. Contoh 2
Seorang pembalap memperkirakan bahwa rata-rata keccepatan terendahnya
tidak pada angka 40 km perjam. Untuk menguji dugaannya itu dirumuskan
hipotesis:
H0 : = 40
H1 : 40
(lambang pada H1 menunjukkan pengujian hipotesis ini adalah pengujian
hipotesis dua arah)
.
8. PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIKA
Tulis dan rumuskan hipotesis nol (H0)
Rumuskan hipotesis alternatif yang sesuai dengan
hipotesis penelitian dan letakkan pada H1, atau
pada Ha, atau pada HT
Tetapkan tingkat signifikan (α) misalnya α = 5 %
Pilih tes statistik yang sesuai, dan buat sketsa
kurva normal dan tetapkan daerah kritis (daerah
penolakan H0)
Hitung nilai statistik dari data-data sampel
6) Buat keputusan/kesimpulan:
H0 ditolak, bila nilai statistic “hitung’ pada (5) terletak di daerah
kritis, H0 diterima bila sebaliknya.
01
02
03
04
05
06
10. PENGUJIAN SIGNIFIKANSI RATA-RATA POPULASI
1. Jika varians populasi diketahui
(kasus ini tidak terjadi pada realitas
kehidupan, kecuali pada persoalan rekayasa
atau berdasarkan pengalaman sebelumnya)
2. Jika varians populasi tidak diketahui
(kasus ini terjadi pada realitas
kehidupan)
11. Apabila populasi berdistribusi normal dengan rata-rata dan
varians 2 , maka : ẋ =
Dan
2
𝑥
=
2
𝑛
(populasi besar) dimana n= ukuran sampel berarti
Z =
ẋ−ẋ
ẋ
=
ẋ−
𝑛
berdistribusi normal
Karena hipotesis nol H0 : = 0 ,
Maka Z =
ẋ−0
𝑛
berdistribusi normal
Varians Populasi diketahui
12. Contoh
Sebuah sampel beranggota 100
dicatat dari siswa-siswa SMA pada
suatu kabupaten dan didapat rata-
rata nilai matematika mereka
adalah 6,2. Jika simpangan baku
rata-rata nilai matematika siswa di
Indonesia adalah 0,9 apakah hal ini
mengindikasikan bahwa rata-rata
nilai matematika siswa di
Indonesia leih dari 6,0/ Gunakan
tingkat signifikan 5%.
Penyelesaian
Penyelesaian:
Diketahui : ẋ = 6,2;n = 100 ; = 0,9
(1) H0 : = 6,0
(2) H1 : > 6,0
(3) = 0,05
(4) Daerah krisis : Z > Z0,05 = 1,65 dimana
Z =
ẋ−0
𝑛
(5) Menghitung untuk ẋ = 6,2; = 0,9 dan n = 100
diperoleh Zhitung =
6,2−6,0
0,9
100
= 22,2
(6) Kesimpulan : karena Zhit : 22,2 ≥ 1,65 = Z0,05.
H0 ditolak.
Jadi rata-rata nilai matematika siswa di Indonesia
lebih dari 6,0.
13. Karena 2 tidak diketahui, kita estimasi 2 dengan s2. Sehingga
untuk populasi besar, kita estimasi
2
𝑥
dengan s
2
𝑥
dimana : s
2
𝑥
=
𝑠2
𝑛
Selanjutnya, kita gunakan distribusi t, yaitu
t =
ẋ−0
𝑠ẋ
=
ẋ−
𝑠
𝑛
dengan derajat kebebasan (n-1).
Karena H0 : = 0 , maka: t =
ẋ−0
𝑠
𝑛
Varians Populasi tidak diketahui
14. Contoh
Berdasarkan pengalamannya seorang
guru SMA mencatat bahwa rata-
rata waktu yang dibutuhkan
siswanya untuk menyelesaikan
suatu paket soal matematika
adalah 100 menit. Dari sebuah
sampel beranggotakan 20 siswa,
diperoleh rata-rata wkatu yang
diperlukan menyelesaikan soal-
soal tes tersebut adalah 95 mneit
dengan simpangan baku 10 menit.
Ujilah hipotesis tersebut pada
tingkat signifikan 0,025.
Penyelesaian
Penyelesaian:
Diketahui : ẋ = 95;s = 100 ; n = 20 ; α = 0,025
(1) H0 : = 100
(2) H1 : < 100
(3) = 0,025 ; V = n-1 = 19
(4) Daerah krisis : t < -t0,0025 ; 19 = -2,093
Dimana t =
ẋ−0
𝑠
𝑛
15. Lanjutan Penyelesaian
(5) Menghitung t
Karena x = 95 ; s = 10 ; n = 20 ; 0 = 100,
Maka t =
95−100
10
20
= -2,236
(6) Kesimpulan
Karena t : -2,236 < -2,093 = t0,025;19 , maka H0
ditolak.
(H1 diterima)
Berarti rata-rata waktu yang diperlukan oleh anak-
anak SMA untuk menyelesaikan paket soal
matematika tersebut kurang dari 100 menit.
16. Pengujian Perbedaan Dua Rata-rata Populasi
Untuk sampel-sampel yang tidak berkolerasi
Pandang dua populasi berdistribusi normal, dengan rata-rata berturut-turut 1
dan 2 dan varian berturut-turut 1
2 dan 2
2 , kita tahu bahwa
x1-1 = x1 - 2 = 1 - 2 dan x1
2
-ẋ2
=
1
2
𝑛1
+ 2
2
𝑛2
(untuk populasi besar)
Demikian pula,
Z =
ẋ1
− ẋ2
− ẋ1
−ẋ2
ẋ1
−
ẋ2
=
ẋ1
− ẋ2
− 1
−2
1
2
𝑛1
+
2
2
𝑛2
berdistribusi normal
Hipotesis nol : tidak ada perbedaan antara mean populasi 1 dengan populasi
2, dapat ditulis sebagai berikut : H0 : 1 = 2 atau 1-2 = 0.
Bila 1
2 dan 2
2 diketahui, diperleh :
Z=
ẋ1
− ẋ2
1
2
𝑛1
+
2
2
𝑛2
, Berdistribusi normal
17. Kasus 1 :
Apabila H1 : 1 - 2 0 berarti H0 ditolak jika Zhitung > Z
2
atau Zhitung < - Z
2
Kasus 2 :
Apabila H1 : 1 - 2 > 0 berarti H0 ditolak jika Zhitung > Z.
Kasus 3 :
Apabila H1 : 1 - 2 < 0 berarti H0 ditolak jika Zhitung < -Z
18. Bila 1
2 dan 2
2 tidak diketahui dan asumsi 1
2 = 2
2
= 2 , maka kita estimasi 2 dengan s2 dimana:
s2 =
𝑠1
2
𝑛1−1 +𝑠2
2
(𝑛2−1)
𝑛1
+𝑛2
−2
sehingga diperoleh distribusi t sebagai berikut:
t =
ẋ1
−ẋ2
−(1
−2
)
𝑠ẋ1
−
ẋ2
= ẋ1−ẋ2
𝑠2
2
𝑛1
+
𝑠2
2
𝑛2
atau t =
ẋ1−ẋ2
𝑠
1
𝑛1
+
1
𝑛2
dalam hal ini derajat kebebasan : V = n1+n2-2
19. “This is a quote, words full of
wisdom that someone
important said and can make
the reader get inspired.”
—Someone Famous
Awesome words
20. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Do you have any questions?
rnurjehan@mhs.unimed.ac.id
+6285359791896
Thanks!