UAS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP

Ujian Akhir Semester Dinamika Pemikiran Prancis Bibriyanti Utami Putri (0806395812) ,[object Object],Konsep kekuasaan Foucault berbeda dengan konsep kekuasaan yang telah ada di masa-masa sebelumnya. Foucault melihat kekuasaan tidak hierarkis karena kekuasaan bukanlah struktur, tidak ada yang dikuasai dan tidak ada yang menguasai, tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah. Kekuasaan menurut Foucault, bukanlah struktur politis seperti pemerintahan ataupun kelompok-kelompok sosial lainnya. Kekuasaan dibentuk dari pengetahuan dan wacana yang ada pada saat itu. Ia berpendapat bahwa kekuasaan tidak dapat dimiliki, diperoleh atau dibagikan, melainkan dipraktikkan di dalam suatu ruang lingkup tertentu dimana terdapat banyak posisi yang secara strategis berkaitan satu sama lain. Foucault mendefinisikan kekuasaan dengan menunjukkan ciri-cirinya, bahwa kekuasaan beroperasi secara menyebar, tidak dapat dikendalikan, berjalan dari berbagai titik, dapat datang atau muncul dari mana saja dan siapa saja (tidak dapat dilokalisasi), merupakan tatanan disiplin, memberi struktur kegiatan-kegiatan, tidak melarang atau menekan (represif), tetapi produktif atau membangun serta melekat pada keinginan untuk mengetahui. Contohnya, terdapat larangan untuk beberapa orang untuk tidak mengkonsumsi daging hewan (vegetarian). Maka terciptalah restoran yang menyediakan menu khusus yang tidak berbahan daging hewan tetapi restoran tersebut melakukan inovasi dalam pemilihan dan pembuatan masakannya seperti menggunakan tempe, tepung dan tahu yang diolah seakan-akan memiliki cita rasa ayam atau daging. Dalam masyarakat kapitalis modern, pada dasarnya kehidupan tidak diatur dan dikontrol melalui kekuasaan yang bersifat tunggal dan represif karena terdapat banyak hal yang menguasai manusia. Contohnya, kartu kredit, potongan harga, iklan, dan lain sebagainya. Manusia adalah efek dan pelaku dari kekuasaan yang beroperasi diantara manusia itu sendiri. Kekuasan tidak bekerja melalui tindakan dan represi melainkan melalui normalisasi dan regulasi. Kekuasaan selalu memiliki sasaran dan sasaran dari kekuasaan adalah tubuh-tubuh yang patuh. Contohnya lembaga permasyarakatan yang mendidik orang-orang yang telah bertindak kriminal untuk menjadi orang baik. Di dalam penjara tersebut terdapat peraturan untuk waktu bangun pagi, makan, mandi, dan lain-lain, hal tersebut menandakan adanya tatanan disiplin dalam kekuasaan. Kekuasaan dibentuk dari pengetahuan dan wacana pada saat itu. Kemudian, kekuasaan turut andil dalam menentukkan kebenaran. Contohnya pada zaman dahulu, Galileo Galilei mengatakan bahwa bumi itu bulat. Namun, masyarakat pada masa itu telah menyetujui bahwa bumi itu datar seperti meja. Selanjutnya, karena ia tidak mempercayai gagasan yang sama dengan masyarakat pada zamannya dan karena ia memiliki kecerdasan dan pengetahuan yang lebih tinggi, akhirnya ia dihukum oleh masyarakatnya yang ada pada masa itu. Hal itu menunjukkan bahwa suatu penemuan yang benar bisa dianggap salah oleh masyarakat apabila tidak sesuai dengan wacana yang ada pada saat itu. Wacana yang berlaku pada saat itu dapat dijadikan kekuatan dari kekuasaan untuk menentukan apa yang benar dan apa yang salah. Pada akhirnya, kekuasaan berfungsi untuk mengatur kehidupan. ,[object Object],Derrida melihat adanya ketidakpenuhan teks yaitu pemaknaan yang tidak sempurna dalam suatu teks atau penggambaran makna teks secara tidak menyeluruh. Kemudian ia mendekonstruksi teks melalui différance, yaitu proses dekonstruksi itu sendiri. Différence berasal dari kata différer yang memiliki dua makna yaitu menunda dan berbeda. Dari kedua makna tersebut, Derrida menyatakan bahwa penundaan dari pemaknaan suatu teks akan memunculkan makna baru dari teks tersebut. Selain itu, pemaknaan pada teks selalu dapat berubah dalam ruang dan waktu yang berbeda. Derrida menolak adanya makna (petanda) absolut atau tunggal karena adanya pengambilan jarak tersebut. Misalnya, jika kita melihat bahwa langit mendung pada siang hari, maka jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa sebentar lagi akan turun hujan, mungkin saja awan mendung tersebut tertiup angin dan baru akan hujan keesokkan harinya atau ternyata tidak turun hujan sama sekali. Sehingga kita harus menunda pemaknaan dari awan mendung tersebut untuk mengetahui kebenarannya. Sebuah teks tidak harus dimaknai pada saat itu juga, tetapi ditunda untuk memenuhi makna teks yang lebih sempurna. Dengan différance (proses dekonstruksi) maka makna teks dimungkinkan untuk selalu sesuai dan selalu berada di dalam ruang dan waktu atau dinamika dari realitasnya sendiri. Melalui proses dekonstruksi yaitu différence, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kepastian dari pemaknaan yang tunggal (absolut) karena satu-satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. ,[object Object],Dalam ranah sosial atau masyarakat terdapat anggapan bahwa tulisan maskulin (littérature) lebih tinggi atau lebih bernilai dibanding tulisan feminin (écriture feminine). Dalam bahasa Prancis, Cixous melihat bahwa terdapat banyak perbedaan gender dalam tulisan. Contohnya, jika terdapat empat perempuan dan satu laki-laki dalam sebuah ruangan, maka kelompok tersebut akan disebut ils yang dalam bahasa Prancis disebut sebagai kata ganti orang ketiga (mereka) maskulin berbentuk jamak. Sekumpulan orang tersebut disebut sebagai ils (maskulin) bukan elles (feminin), padahal hanya ada satu orang laki-laki di dalam ruangan tersebut dibandingkan dengan empat orang perempuan yang jumlahnya lebih banyak. Hal tersebut adalah salah satu contoh dari termarginalkannya tulisan feminin dan menunjukkan tulisan yang lebih didominasi oleh laki-laki. Dalam karyanya yang kontroversial di tahun 70an berjudul La Jeune Née, ia menyebutkan beberapa oposisi biner, salah satunya le jour (pagi) dan la nuit (malam). Artikel maskulin le pada kata jour dan artikel feminin la pada kata nuit tersebut membandingkan antara laki-laki dan perempuan. Le jour adalah hari ketika manusia melakukan berbagai macam aktivitas. Kemudian la nuit berarti malam dimana segala sesuatu di dunia ini tidur dan beristirahat. Le jour menunjukkan sifat aktif dan la nuit menunjukkan sifat pasif. Kata yang disebutkan terlebih dahulu selalu dianggap lebih baik dari kata sesudahnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hierarki yang menempatkan bahwa posisi laki-laki berada di atas perempuan. Menurut Cixous, écriture féminine adalah tulisan atau ekspresi perempuan dengan keterbukaan, bebas, kompleks, variatif, berirama, penuh kenikmatan dan penuh kemungkinan, sehingga secara langsung atau tidak langsung dapat mengangkat derajat perempuan. Cixous meyakini bahwa menulis adalah ungkapan kutural yang kuat untuk mengubah nasib perempuan. Dengan menulis, perempuan dapat keluar dari konstruksi laki-laki dan melakukan konstruksi baru untuk perempuan. Ia menempatkan pemikiran dan penulisan maskulin sebagai objek, karena perempuan telah ditempatkan dalam oposisi biner yang cenderung negatif atau pasif. Cixous menganjurkan perempuan untuk memproduksi (menuliskan, mencurahkan seluruh emosinya) dan mengkonsumsi teks (membaca) agar perempuan menjadi subjek penentu dalam menciptakan teks dan masuk ke dalam teks itu sendiri. Ia melihat bahwa bahasa memegang peranan penting karena pengalaman manusia tercermin pada bahasa, termasuk mengenai tekanan dan dominasi atas perempuan. Melalui bahasa perempuan dapat mengatasi tekanan dan dominasi yang dilakukan oleh laki-laki.

UAS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP

Recommended

Recommended

More Related Content

Similar to UAS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP

Similar to UAS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP (20)

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

UAS Dinamika Pemikiran Prancis - Bibriyanti UP