Dokumen tersebut membahas mengenai perilaku menyimpang pada remaja dan faktor-faktor penyebabnya, antara lain proses sosialisasi yang tidak sempurna, pengaruh lingkungan dan media, serta ketidakmampuan menyerap norma budaya. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya antisipasi seperti penanaman nilai dan sanksi, serta cara mengatasi perilaku menyimpang.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, jenis, penyebab, pihak yang terkait, dan penanganannya. Kenakalan remaja dijelaskan sebagai perilaku menyimpang yang dilakukan remaja berusia 13-17 tahun dan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan remaja dan merugikan dirinya serta lingkungannya. Faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri lemah, sedangkan faktor eksternal seperti kurang perhatian orang tua, pengaruh lingkungan dan budaya barat.
Kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan remaja usia 13-18 tahun. Perilaku ini dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kenakalan remaja dipengaruhi oleh faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti keluarga, teman, dan lingkungan yang tidak mendukung. Untuk mengurangi kenakalan remaja diperlukan duk
Kenakalan remaja (Psikologi Perkembangan 2)IniniSlide .
Kenakalan remaja terjadi karena faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti masalah keluarga, lingkungan, dan teman sebaya. Perilaku menyimpang remaja dapat diatasi dengan pendidikan karakter yang baik dari keluarga dan sekolah beserta sosialisasi dari pihak terkait.
1. Kenakalan remaja meliputi perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan remaja dan merugikan diri sendiri atau orang lain.
2. Faktor penyebab kenakalan remaja antara lain krisis identitas, kontrol diri yang lemah, keluarga yang tidak harmonis, dan lingkungan yang kurang mendukung.
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah memberikan teladan yang baik, motiv
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, jenis, penyebab, pihak yang terkait, dan penanganannya. Kenakalan remaja dijelaskan sebagai perilaku menyimpang yang dilakukan remaja berusia 13-17 tahun dan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan remaja dan merugikan dirinya serta lingkungannya. Faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri lemah, sedangkan faktor eksternal seperti kurang perhatian orang tua, pengaruh lingkungan dan budaya barat.
Kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan remaja usia 13-18 tahun. Perilaku ini dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kenakalan remaja dipengaruhi oleh faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti keluarga, teman, dan lingkungan yang tidak mendukung. Untuk mengurangi kenakalan remaja diperlukan duk
Kenakalan remaja (Psikologi Perkembangan 2)IniniSlide .
Kenakalan remaja terjadi karena faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti masalah keluarga, lingkungan, dan teman sebaya. Perilaku menyimpang remaja dapat diatasi dengan pendidikan karakter yang baik dari keluarga dan sekolah beserta sosialisasi dari pihak terkait.
1. Kenakalan remaja meliputi perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan remaja dan merugikan diri sendiri atau orang lain.
2. Faktor penyebab kenakalan remaja antara lain krisis identitas, kontrol diri yang lemah, keluarga yang tidak harmonis, dan lingkungan yang kurang mendukung.
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah memberikan teladan yang baik, motiv
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Diskusi membahas peran sosiologi dalam mengatasi masalah sosial seperti premanisme. Sosiologi berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memahami perubahan sosial, serta membantu menyelesaikan masalah seperti kejahatan dan kemiskinan. Ilmu sosiologi dapat mengurangi masalah dengan mempelajari masyarakat secara holistik.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, jenis, faktor penyebab, dampak negatif, dan cara menanggulanginya. Kenakalan remaja disebabkan oleh faktor internal seperti krisis identitas dan faktor eksternal seperti lingkungan yang kurang baik. Dampak negatifnya antara lain penyalahgunaan narkoba dan pelanggaran hukum. Peran orang tua sangat penting dalam mencegah kenak
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannyaBaihakiPLS
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, jenis, faktor penyebab, dan upaya penanggulangannya. Kenakalan remaja didefinisikan sebagai perbuatan yang melanggar hukum, moral, dan sosial yang dilakukan remaja. Faktor penyebabnya dibagi menjadi internal dan eksternal, sedangkan penanggulangannya meliputi preventif, represif, dan kuratif.
Makalah ini membahas tentang kenakalan remaja, mulai dari pengertian kenakalan remaja, bentuk-bentuknya seperti kenakalan biasa hingga kenakalan khusus, penyebabnya yang terkait faktor internal maupun eksternal seperti keluarga dan lingkungan sekolah, serta cara mengatasinya.
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial adalah perilaku penyimpangan dari aturan sosial dan norma akibat pengaruh lingkungan seperti keluarga dan media. Tulisan tersebut membahas kenakalan remaja dalam kerangka individual dan sistem serta hubungannya dengan fungsi keluarga dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik, perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang dihadapi remaja. Remaja mengalami perubahan fisik, emosional, dan sosial serta dihadapkan pada berbagai masalah seperti kesehatan, alkohol, dan pengaruh lingkungan. Orang tua perlu mendengarkan dan mendukung remaja.
1) Kenakalan remaja meliputi perilaku yang melanggar norma hukum yang dilakukan remaja dan merugikan dirinya dan orang lain.
2) Kenakalan remaja disebabkan oleh faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti keluarga, teman, dan lingkungan yang kurang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja dan cara mengatasinya. Kenakalan remaja meliputi perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan remaja usia 13-18 tahun. Faktor penyebabnya antara lain lingkungan, teman, dan keluarga. Cara pencegahannya adalah membangun komunikasi antara orang tua dan anak, memilih lingkungan yang baik, serta kegiatan positif.
Kenakalan remaja merujuk pada perilaku jahat atau kenakalan yang dilakukan anak-anak di bawah umur 17 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah faktor keluarga yang kurang harmonis, pengaruh teman sebaya yang buruk, serta lingkungan tempat tinggal yang berkualitas rendah.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Diskusi membahas peran sosiologi dalam mengatasi masalah sosial seperti premanisme. Sosiologi berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memahami perubahan sosial, serta membantu menyelesaikan masalah seperti kejahatan dan kemiskinan. Ilmu sosiologi dapat mengurangi masalah dengan mempelajari masyarakat secara holistik.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, jenis, faktor penyebab, dampak negatif, dan cara menanggulanginya. Kenakalan remaja disebabkan oleh faktor internal seperti krisis identitas dan faktor eksternal seperti lingkungan yang kurang baik. Dampak negatifnya antara lain penyalahgunaan narkoba dan pelanggaran hukum. Peran orang tua sangat penting dalam mencegah kenak
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannyaBaihakiPLS
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, jenis, faktor penyebab, dan upaya penanggulangannya. Kenakalan remaja didefinisikan sebagai perbuatan yang melanggar hukum, moral, dan sosial yang dilakukan remaja. Faktor penyebabnya dibagi menjadi internal dan eksternal, sedangkan penanggulangannya meliputi preventif, represif, dan kuratif.
Makalah ini membahas tentang kenakalan remaja, mulai dari pengertian kenakalan remaja, bentuk-bentuknya seperti kenakalan biasa hingga kenakalan khusus, penyebabnya yang terkait faktor internal maupun eksternal seperti keluarga dan lingkungan sekolah, serta cara mengatasinya.
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial adalah perilaku penyimpangan dari aturan sosial dan norma akibat pengaruh lingkungan seperti keluarga dan media. Tulisan tersebut membahas kenakalan remaja dalam kerangka individual dan sistem serta hubungannya dengan fungsi keluarga dan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik, perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang dihadapi remaja. Remaja mengalami perubahan fisik, emosional, dan sosial serta dihadapkan pada berbagai masalah seperti kesehatan, alkohol, dan pengaruh lingkungan. Orang tua perlu mendengarkan dan mendukung remaja.
1) Kenakalan remaja meliputi perilaku yang melanggar norma hukum yang dilakukan remaja dan merugikan dirinya dan orang lain.
2) Kenakalan remaja disebabkan oleh faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti keluarga, teman, dan lingkungan yang kurang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja dan cara mengatasinya. Kenakalan remaja meliputi perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan remaja usia 13-18 tahun. Faktor penyebabnya antara lain lingkungan, teman, dan keluarga. Cara pencegahannya adalah membangun komunikasi antara orang tua dan anak, memilih lingkungan yang baik, serta kegiatan positif.
Kenakalan remaja merujuk pada perilaku jahat atau kenakalan yang dilakukan anak-anak di bawah umur 17 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah faktor keluarga yang kurang harmonis, pengaruh teman sebaya yang buruk, serta lingkungan tempat tinggal yang berkualitas rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penyebab, bentuk, dan pencegahan perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai tindakan yang bertentangan dengan norma sosial dan hukum yang berlaku. Faktor penyebabnya terdiri dari internal seperti karakteristik individu dan eksternal seperti lingkungan sosial. Bentuknya dapat berupa penyimpangan primer, sekunder, individual, kelompok, atau campuran. Upaya
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, penyebab, dan solusi atas masalah tersebut. Disebutkan bahwa kenakalan remaja dipengaruhi oleh faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua dan pengaruh lingkungan. Untuk menanggulanginya, dibutuhkan pendekatan preventif melalui pembinaan mental re
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)PuputPamela
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, contoh, dan faktor penyebabnya. Juga ditangani tentang tanggung jawab orangtua dan guru dalam mencegah dan menangani kenakalan remaja secara preventif, kuratif, dan represif."
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku menyimpang pada remaja, termasuk pengertian, bentuk, dan faktor-faktor penyebabnya serta upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru untuk menanggulanginya. Beberapa bentuk perilaku menyimpang yang sering terjadi pada remaja adalah bolos sekolah, berbohong, berkelahi, merusak properti, dan mencuri. Faktor penyebabnya meliputi individu, ling
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, faktor, dan pencegahan penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial adalah perilaku yang bertentangan dengan norma masyarakat seperti menyontek, berbohong, dan mencuri. Faktor penyebabnya antara lain anomi, gangguan mental, dan perubahan sosial. Jenisnya misalnya tawuran dan penyalahgunaan narkoba. Pencegahannya melalui pengaruh keluarga yang
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kenakalan remaja, faktor-faktor penyebabnya, gejala-gejalanya, contoh perilakunya, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani kenakalan remaja seperti pembinaan, pendidikan karakter, dan pengawasan lingkungan sekolah.
Materi ini saya presentasikan di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar pada jurusan FKIP di matakuliah Bimbingan Konseling dengan Judul Masalah Mendisiplinkan anak, masalah remaja, masalah krisis tengah baya dan usia senja.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, contoh-contoh, faktor-faktor penyebab, dan tanggung jawab orang tua dan guru dalam menanggulanginya. Kenakalan remaja dijelaskan sebagai perilaku yang melanggar norma sosial dan hukum, seperti tawuran, seks bebas, konsumsi narkoba, dan bolos sekolah. Faktor-faktor penyebabnya antara lain kurangnya perhat
Teks tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, penyebab, dan solusi dari masalah tersebut. Beberapa poin penting yang diangkat adalah bahwa kenakalan remaja disebabkan oleh faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua dan pengaruh lingkungan. Untuk menanggulangi masalah ini diperlukan tindakan
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap residivisme di kalangan pelaku juvana, termasuk faktor internal seperti lemahnya jati diri, faktor keluarga, dan faktor eksternal seperti tekanan dari teman sebaya, sosio-ekonomi, dan media. Dokumen tersebut juga membahas peranan penting keluarga dan masyarakat dalam mendidik dan mendukung remaja.
Pastel School Center Yearbook Infographics by Slidesgo.pptxMovieViral
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, faktor-faktor penyebab, akibat, dan solusi untuk menangani kenakalan remaja. Faktor penyebab dibedakan menjadi internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua dan pengaruh lingkungan. Akibat kenakalan remaja meliputi dampak negatif bagi diri remaja, kelu
Similar to Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang) (20)
This document discusses public speaking and was written by Angga Putra Perkhasa for the class 11.10.010.745.002, taught by lecturer Sutria Rahayu in the English Department. The document contains brief mentions of hallucinogenic drugs, sedatives, and injections.
This document discusses the different types of sentences in English including simple sentences containing one independent clause, compound sentences containing two or more independent clauses joined together, complex sentences containing one independent clause and one or more dependent clauses, and compound-complex sentences containing at least three clauses with at least two independent clauses. It provides examples for each type of sentence to illustrate their structures and usage.
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Speech)vjperkhasa
The document is a speech outline about the dangers of drugs. It discusses several key points: (1) Sedative drugs like alcohol and heroin can lead to overdose or accidents from impaired coordination. Physical dependence and withdrawal symptoms are also risks. (2) Hallucinogenic drugs can cause disturbing experiences and erratic behavior, especially in unstable people. Drug use can also lead to legal problems if arrested. (3) Injecting drugs carries high risks of infection from blood-borne diseases like HIV and hepatitis from sharing equipment. The speaker concludes that drug experimentation can be dangerous due to a lack of experience and ignorance about effects.
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 5)vjperkhasa
This document provides guidance on organizing and structuring a speech. It recommends planning an introduction, body, and conclusion. The body should include main points arranged in a logical order like chronological, general to specific, or problem-solution. Supporting details should be added to each main point. Transitions between points can be achieved through transitional words, enumerative signposts, repeating key words, or introducing a new point with a reference to the prior discussion.
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 4)vjperkhasa
This document discusses various methods for supporting ideas in public speaking, including examples, explanations, statistics, testimony, comparisons, visual aids, and combinations of these methods. It provides brief descriptions and guidelines for each method, noting that examples can be factual or hypothetical, statistics should be dramatized or displayed visually, quotes or paraphrases can add impact, and visual aids must be used correctly. It emphasizes relating the unknown to the known for teaching and using multiple supporting methods together.
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 2)vjperkhasa
This document provides guidance on developing an effective speech structure centered around a clear central idea. It recommends capturing the central idea in a single declarative sentence and using it to introduce and link the main points of the speech. The main points should each reinforce the central idea and flow logically. Supporting details and examples should prove and explain each main point. Finally, the conclusion should reiterate the central idea by summarizing the main points and connecting back to the audience's interests.
Angga P. Perkhasa (Public Speaking Chapter 1)vjperkhasa
This document discusses the key aspects of public speaking and communication. It covers topics like how speech is learned, self-concept, listening skills, communication breakdowns, and note-taking tips. The main points are:
1) Speech is learned through imitation from a young age and is influenced by our self-concept and how others see us.
2) Our self-concept, or self-image, impacts our communication abilities and is shaped by significant others' reactions to us.
3) Effective communication involves a speaker, message, channel, audience, and response. Speakers must consider their audience and encode their message clearly.
The document appears to be an English reading comprehension test containing 10 multiple choice questions about two short passages of text. The first passage is a folktale from Indonesian mythology about Rara Jonggrang and Bandung Bondowoso. It describes how Bandung was tasked with building 1,000 temples overnight by Rara in order to marry her, but was deceived and unable to complete the task on time. The second passage is a short story about a man with two daughters, Amy and Mary, who each married men of different professions and had differing needs around weather conditions.
The document discusses a reading test containing 10 multiple choice questions about various topics including football fields, taking a train, and short conversations. It provides the questions, possible answer choices, and sometimes a short context before the question. The test results show the student scored 40/100, which is lower than the passing score of 60, so they will need to do remedial work.
This document contains a grammar test with 10 multiple choice questions. It tests parts of speech, verb tenses, indirect speech, and other grammar concepts. The test taker's name and lecturer are provided at the top. The questions cover topics like passive voice, verb tenses, possessive pronouns, and more. Blank spaces are included for the test taker to fill in their answers.
This document contains a grammar test with 10 multiple choice questions testing tenses. It provides the questions, multiple choice answers for each question, and at the end notes a score will be provided. It is assessing knowledge of simple, continuous, perfect and perfect continuous verb tenses in the past, present and future.
2. Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau
kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah :
1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah
dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang
lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam
proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu
dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam
kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan
pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang
remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan
perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan
perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami
behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan
menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan
mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan.
Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui
dirinya.
3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang
dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan
sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan
melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di
sekolah menegah (SLTP/SLTA).
4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada
sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud
3. dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering
menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua
tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak.
5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, Attention Deficit Hyperactivity disorder yaitu anak yang
mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga
gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang
hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam
menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak
memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh
stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan
temannya.
Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai
berikut:
1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok
mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi,
dan kolusi.
2. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Mereka yang tidak mempunyai
keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang,
pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi
pengamen atau pengemis jalanan.
3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja,
mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok,
menodong, dan lain-lain.
4. Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial.
Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif seperti
berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi.
5. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang
menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.
4. Sementara itu menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor subjektif, yaitu faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang
dibawa sejak lahir).
2. Faktor objektif, yaitu faktor yang berasal dari luar (lingkungan).
Berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu dari
faktor objektif:
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup
menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan
hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila
kedua orangtuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan
mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan yang menyimpang
karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu
merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang
menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan
dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam
upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan
peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan.setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok.
Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia
juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa
menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)
menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa perilaku menyimpang adalah
sesuatu yang wajar. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang
5. menyimpang, sehingga terjadi proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan menyimpang pada
diri seseorang yang menganggap perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar.
Faktor - faktor penyebab perilaku menyimpang, antara lain :
1. Sikap mental yang tidak sehat.
suatu sikap tidak merasa bersalah/ menyesal atas perbuatannya yang menurut masyarakat
dianggap menyimpang. Contoh : profesi pelacur, maklar kasus, renternir, dll.
2. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga
disharmonisasi dalam keluarga seperti Broken Home, salah satu anggota keluarga ada yang
meninggal, dll.
3. Pelampiasan rasa kecewa
kegagalan terhadap suatu yang diinginkan dapat menyebabkan perilaku menyimpang sebagai
bentuk pelarian masalah. Contoh : narkoba, bunuh diri
4. Dorongan kebutuhan ekonomi
kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki mendorong orang untuk
menyimpang seperti mencuri, merampok, melacurkan diri.
5. Pengaruh lingkungan dan media massa
teman sepermainan, pergaulan, media cetak dan elektronik mempengaruhi perilaku dan
tindakan individu
6. Keinginan untuk dipuji
gaya hidup glamor, sok kaya, sok modern menyebabkan orang cenderung menyimpang seperti
korupsi, merampok, menjual diri
7. Proses belajar menyimpang
interaksi dengan orang lainyang menyimpang akan mempengaruhi pikiran dan kepribadin
untuk cenderung menyimpang seperti penggunaan obat, genk motor, merokok.
8. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma
ketidaksanggupan menyerap norma ke dalam kepribadian seseorang disebabkan menjalani
proses sosialisasi yang salah/ tidak sempurna sehingga tidak sanggup menjalankan peran yang
dikehendaki masyarakat.
9. Adanya ikatan sosial yang berlainan
6. identifikasi diri dengan kelompok mempengaruhi kepribadian. Jika kelompok yang digauli
menyimpang kecenderungan menyimpang lebih besar
10. Proses sosialisasi sub kebudayaan menyimpang
suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang dominan.
Perilaku individu dipengaruhi oleh nilai sub kebudayaan masyarakat seperti tempat tinggal
dilingkungan kumuh, dekat dengan kompleks pelacuran
11. Kegagalan dalam proses sosialisasi
keluarga inti maupun keluarga luas bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma
pada anak. Kegagalan proses pendidikan dalam keluarga menyebabkan terjadinya
penyimpangan.
Penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu :
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup
menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan
hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home).
Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu
tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena
seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan
bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier
penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan
makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan
dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam
upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan
peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok.
Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia
juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
7. 5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa
menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah
yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang.
Upaya-upaya Mengantisipasi dan mengatasi Penyimpangan Sosial
Antisipasi adalah usaha sadar yang berupa sikap, perilaku atau tindakan yang dilakukan
seseorang melalui langkah-langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang kemungkinan
terjadi. Beberapa upaya untuk mengantisipasi penyimpangan sosial adalah :
1. Penanaman nilai dan norma yang kuat.
2. Penanaman nilai dan norma yang kuat
3. Berkepribadian Kuat dan Teguh
Upaya-upaya Mengatasi Penyimpangan Sosial
1. Sanksi yang tegas
2. Giatkan penyuluhan-penyuluhan
3. Rehabilitasi sosial
Sikap Yang Cocok Dalam Menghadapi Penyimpangan Sosial
1. Tidak mudah terpengaruh
2. Berpikir positif (Positive Thinking)
Perilaku remaja yang menyimpang ini bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
Adanya rasa cinta dan sayang yang berlebihan yang membuat remaja rela melakukan
papun dan memberikan apa saja yang dimilikinya kepada pasangannya.
Terbiasa menonton film porno
Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua
8. Materi. Banyak remaja yang menggadaikan keperawanan atau keperjakaannya demi uang.
Adanya kesempatan yang kemudian diikuti dengan niat kedua belah pihak
Takut ketinggalan trend dan disangka tidak gaul
Adanya rasa ingin tahu yang berlebihan
Persepsi yang salah bahwa remaja tersebut takut kehilangan pasangannya dan ingin
memilikinya untuk selamanya. Bukankah orang yang sudah menikah pun bisa bercerai?
Minimya pengetahuan agama
Akibat yang ditimbulkan dari perilaku remaja yang menyimpang:
1. Dosa. Itu pasti nomor satu.
2. Menjadi malas melakukan berbagai macam kegiatan.
3. Mudah lelah dan stress
4. Rasa bersalah yang mendalam
5. Aura pada tubuh menghilang
6. Terancam terkena HIV/AIDS
Cara Berhenti dan Pencegahannya
=> Hilangkan kebiasaan menonton film porno. Hapus semua file yang berisikan foto-foto maupun
film porno.
=> Ingatlah semua perbuatan yang menyimpang tersebut merupakan perbuatan dosa yang tidak
akan pernah membawa manfaat sama sekali.
=> Berhentilah bercanda seputar seks dengan teman-teman kamu.