Dokumen tersebut membahas tentang perilaku menyimpang pada remaja, termasuk pengertian, bentuk, dan faktor-faktor penyebabnya serta upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru untuk menanggulanginya. Beberapa bentuk perilaku menyimpang yang sering terjadi pada remaja adalah bolos sekolah, berbohong, berkelahi, merusak properti, dan mencuri. Faktor penyebabnya meliputi individu, ling
Remaja menghadapi berbagai penyimpangan sosial seperti mabuk-mabukan dan seks bebas akibat kurangnya pengawasan orang tua dan pengaruh lingkungan. Kenakalan remaja dapat dicegah dengan memberikan kasih sayang, membimbing agama, dan mendukung bakat positif, sementara yang sudah terlanjur nakal dapat diatasi dengan komunikasi, menemukan penyebabnya, dan kegiatan bersama.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, penyebab, dan akibat kenakalan remaja. Hasil riset dan observasi lapangan menunjukkan bahwa 35% responden pernah melakukan kenakalan remaja."
Remaja menghadapi berbagai penyimpangan sosial seperti mabuk-mabukan dan seks bebas akibat kurangnya pengawasan orang tua dan pengaruh lingkungan. Kenakalan remaja dapat dicegah dengan memberikan kasih sayang, membimbing agama, dan mendukung bakat positif, sementara yang sudah terlanjur nakal dapat diatasi dengan komunikasi, menemukan penyebabnya, dan kegiatan bersama.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, penyebab, dan akibat kenakalan remaja. Hasil riset dan observasi lapangan menunjukkan bahwa 35% responden pernah melakukan kenakalan remaja."
Makalah ini membahas tentang kenakalan remaja, mulai dari pengertian kenakalan remaja, bentuk-bentuknya seperti kenakalan biasa hingga kenakalan khusus, penyebabnya yang terkait faktor internal maupun eksternal seperti keluarga dan lingkungan sekolah, serta cara mengatasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang masa remaja yang penuh gejolak, baik secara biologis maupun psikologis. Lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat berpengaruh besar terhadap perkembangan remaja. Untuk membantu remaja menghadapi tantangan ini, diperlukan pemahaman mengenai karakteristik psikologis remaja serta dukungan dari lingkungan terdekatnya.
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial adalah perilaku penyimpangan dari aturan sosial dan norma akibat pengaruh lingkungan seperti keluarga dan media. Tulisan tersebut membahas kenakalan remaja dalam kerangka individual dan sistem serta hubungannya dengan fungsi keluarga dan masyarakat.
Ada beberapa masalah moral yang dihadapi remaja seperti pembuangan bayi, penyalahgunaan dadah, ponteng sekolah, gangsterisme, vandalisme, merokok. Faktor penyebabnya termasuk diri sendiri, pengaruh rakan, keluarga, masyarakat dan sekolah. Langkah yang dapat diambil adalah peranan keluarga dan sekolah seperti memberikan perhatian dan penapisan media.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja dan penyebabnya. Dijelaskan bahwa kenakalan remaja meliputi perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan oleh remaja. Penyebab kenakalan remaja terbagi menjadi faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua dan pemahaman tentang agama."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja di Indonesia dan faktor-faktor penyebabnya seperti lingkungan dan keluarga.
2. Ada beberapa macam kenakalan remaja seperti narkoba, kriminalitas, dan pelanggaran sosial dan agama.
3. Dibahas pula peran pemerintah dan cara menanggulangi kenakalan remaja seperti peran keluarga dan lingkungan yang lebi
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)PuputPamela
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, contoh, dan faktor penyebabnya. Juga ditangani tentang tanggung jawab orangtua dan guru dalam mencegah dan menangani kenakalan remaja secara preventif, kuratif, dan represif."
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, jenis, penyebab, pihak yang terkait, dan penanganannya. Kenakalan remaja dijelaskan sebagai perilaku menyimpang yang dilakukan remaja berusia 13-17 tahun dan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Tugas karya tulis ini membahas tentang kenakalan remaja. Dibahas tentang pengertian kenakalan remaja, penyebabnya, dan cara menanggulanginya. Latar belakang masalah adalah semakin banyaknya kenakalan yang dilakukan remaja saat ini akibat pengaruh lingkungan dan media sosial.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, jenis, dan penyebabnya. Remaja sedang mencari identitas diri sehingga rawan melakukan kesalahan yang dapat menimbulkan kenakalan. Faktor internal dan eksternal seperti keluarga dan lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya kenakalan pada remaja.
Dunia Pergaulan dan Etika Dalam PergaulanRizka Andita
Dokumen tersebut membahas tentang etika pergaulan dan bagaimana memilih pergaulan yang sehat. Secara ringkas, etika pergaulan merupakan tata krama dalam berinteraksi dengan orang lain sesuai norma sosial, dan pergaulan sehat dapat membentuk kepribadian yang baik melalui pemahaman nilai-nilai sosial dan kemampuan beradaptasi.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Teks tersebut membahas tentang pergaulan yang efektif pada masa remaja. Ada tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan sosial remaja yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Teks ini juga memberikan prinsip dan tips untuk memilih teman pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam pergaulan negatif.
Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)vjperkhasa
Dokumen tersebut membahas mengenai perilaku menyimpang pada remaja dan faktor-faktor penyebabnya, antara lain proses sosialisasi yang tidak sempurna, pengaruh lingkungan dan media, serta ketidakmampuan menyerap norma budaya. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya antisipasi seperti penanaman nilai dan sanksi, serta cara mengatasi perilaku menyimpang.
Makalah ini membahas tentang kenakalan remaja, mulai dari pengertian kenakalan remaja, bentuk-bentuknya seperti kenakalan biasa hingga kenakalan khusus, penyebabnya yang terkait faktor internal maupun eksternal seperti keluarga dan lingkungan sekolah, serta cara mengatasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang masa remaja yang penuh gejolak, baik secara biologis maupun psikologis. Lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat berpengaruh besar terhadap perkembangan remaja. Untuk membantu remaja menghadapi tantangan ini, diperlukan pemahaman mengenai karakteristik psikologis remaja serta dukungan dari lingkungan terdekatnya.
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial adalah perilaku penyimpangan dari aturan sosial dan norma akibat pengaruh lingkungan seperti keluarga dan media. Tulisan tersebut membahas kenakalan remaja dalam kerangka individual dan sistem serta hubungannya dengan fungsi keluarga dan masyarakat.
Ada beberapa masalah moral yang dihadapi remaja seperti pembuangan bayi, penyalahgunaan dadah, ponteng sekolah, gangsterisme, vandalisme, merokok. Faktor penyebabnya termasuk diri sendiri, pengaruh rakan, keluarga, masyarakat dan sekolah. Langkah yang dapat diambil adalah peranan keluarga dan sekolah seperti memberikan perhatian dan penapisan media.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja dan penyebabnya. Dijelaskan bahwa kenakalan remaja meliputi perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan oleh remaja. Penyebab kenakalan remaja terbagi menjadi faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua dan pemahaman tentang agama."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja di Indonesia dan faktor-faktor penyebabnya seperti lingkungan dan keluarga.
2. Ada beberapa macam kenakalan remaja seperti narkoba, kriminalitas, dan pelanggaran sosial dan agama.
3. Dibahas pula peran pemerintah dan cara menanggulangi kenakalan remaja seperti peran keluarga dan lingkungan yang lebi
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)PuputPamela
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, contoh, dan faktor penyebabnya. Juga ditangani tentang tanggung jawab orangtua dan guru dalam mencegah dan menangani kenakalan remaja secara preventif, kuratif, dan represif."
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk definisi, jenis, penyebab, pihak yang terkait, dan penanganannya. Kenakalan remaja dijelaskan sebagai perilaku menyimpang yang dilakukan remaja berusia 13-17 tahun dan dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Tugas karya tulis ini membahas tentang kenakalan remaja. Dibahas tentang pengertian kenakalan remaja, penyebabnya, dan cara menanggulanginya. Latar belakang masalah adalah semakin banyaknya kenakalan yang dilakukan remaja saat ini akibat pengaruh lingkungan dan media sosial.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, jenis, dan penyebabnya. Remaja sedang mencari identitas diri sehingga rawan melakukan kesalahan yang dapat menimbulkan kenakalan. Faktor internal dan eksternal seperti keluarga dan lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya kenakalan pada remaja.
Dunia Pergaulan dan Etika Dalam PergaulanRizka Andita
Dokumen tersebut membahas tentang etika pergaulan dan bagaimana memilih pergaulan yang sehat. Secara ringkas, etika pergaulan merupakan tata krama dalam berinteraksi dengan orang lain sesuai norma sosial, dan pergaulan sehat dapat membentuk kepribadian yang baik melalui pemahaman nilai-nilai sosial dan kemampuan beradaptasi.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Teks tersebut membahas tentang pergaulan yang efektif pada masa remaja. Ada tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan sosial remaja yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Teks ini juga memberikan prinsip dan tips untuk memilih teman pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam pergaulan negatif.
Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)vjperkhasa
Dokumen tersebut membahas mengenai perilaku menyimpang pada remaja dan faktor-faktor penyebabnya, antara lain proses sosialisasi yang tidak sempurna, pengaruh lingkungan dan media, serta ketidakmampuan menyerap norma budaya. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya antisipasi seperti penanaman nilai dan sanksi, serta cara mengatasi perilaku menyimpang.
Materi ini saya presentasikan di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar pada jurusan FKIP di matakuliah Bimbingan Konseling dengan Judul Masalah Mendisiplinkan anak, masalah remaja, masalah krisis tengah baya dan usia senja.
Laporan penelitian ini membahas tentang penyebab, dampak, dan cara mengatasi masalah kenakalan remaja. Penyebab kenakalan remaja terkait dengan faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti keluarga dan lingkungan. Dampaknya meliputi dampak bagi diri sendiri, keluarga, dan pemerintah. Untuk mengatasinya perlu adanya dukungan dari orang tua, sekolah
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian, penyebab, dan solusi atas masalah tersebut. Disebutkan bahwa kenakalan remaja dipengaruhi oleh faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua dan pengaruh lingkungan. Untuk menanggulanginya, dibutuhkan pendekatan preventif melalui pembinaan mental re
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap residivisme di kalangan pelaku juvana, termasuk faktor internal seperti lemahnya jati diri, faktor keluarga, dan faktor eksternal seperti tekanan dari teman sebaya, sosio-ekonomi, dan media. Dokumen tersebut juga membahas peranan penting keluarga dan masyarakat dalam mendidik dan mendukung remaja.
Dokumen tersebut membahas tentang pergaulan sehat dan tidak sehat pada remaja. Pergaulan sehat dicirikan dengan sifat-sifat mulia seperti jujur dan ramah, sedangkan pergaulan tidak sehat meliputi perilaku negatif seperti kekerasan dan penyalahgunaan narkoba. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kedua jenis pergaulan tersebut dan dampaknya baik pada individu
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kenakalan remaja, faktor-faktor penyebabnya, gejala-gejalanya, contoh perilakunya, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani kenakalan remaja seperti pembinaan, pendidikan karakter, dan pengawasan lingkungan sekolah.
This document discusses making inferences and generalizations from reading passages. It provides examples of inferences, such as inferring a child's dislike of a fruit from his facial expression. It advises readers to look for clues in a text and ask questions to build inferences about characters and anticipate outcomes. The document also defines generalization as a statement that applies broadly to a category based on specific facts. It cautions that generalizations may be misleading if applied to an entire group, and provides an example of distinguishing a valid generalization from an overgeneralization.
The document provides information on how to learn English using media. It discusses the key language skills of speaking, listening, writing, reading, vocabulary and grammar. For each skill, it provides definitions and examples. It also includes videos and tips on how to improve each skill. The document contains repetitive sections on defining each skill and providing examples. It aims to give a comprehensive overview of using different media to develop English language abilities.
This document appears to be a vocabulary evaluation test that asks the student to identify the expression in a picture, count the number of butterflies in another picture, and informs the student that they passed the test with a score of 130.
Kupu-kupu harus berjuang keluar dari kepompongnya sendiri agar sayapnya dapat berkembang dengan kuat dan mampu terbang. Pria yang ingin membantu malah merusak proses alami ini dengan memotong kepompong, sehingga kupu-kupu tersebut tidak pernah bisa terbang karena sayapnya tidak berkembang dengan baik. Cerita ini mengajarkan bahwa kita perlu menghadapi rintangan hidup untuk menjadi lebi
Tuhan membutuhkan waktu lebih lama untuk menciptakan wanita karena Dia merancangnya dengan detail dan kemampuan yang kompleks. Wanita dapat melakukan banyak hal dengan dua tangannya, seperti mengasuh anak, menenangkan orang lain, dan bekerja keras. Meskipun lembut, wanita memiliki kekuatan dalam dirinya untuk mengatasi berbagai tantangan.
Remaja berkualitas memiliki kekuatan fisik, perilaku yang baik, visi jelas, kemampuan mengelola emosi yang baik, wawasan yang luas, dan motivasi yang tinggi.
Teks tersebut berisi 4 pertanyaan sederhana untuk menguji kemampuan berpikir seseorang dalam menjadi professional. Pertanyaan pertama menguji respon terhadap hal sederhana, kedua menguji pemikiran menyeluruh, ketiga menguji ingatan, dan keempat menguji kemampuan belajar dari kesalahan. Menurut sebuah konsultan, kebanyakan professional gagal menjawab semua pertanyaan ini.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya teamwork dalam menyelesaikan masalah. Secara spesifik, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian, urgensi, tahapan pembentukan tim, kendala, dan solusi atas kendala dalam tim.
Cerita ini menceritakan tentang sekumpulan katak kecil yang berlomba-lomba mencapai puncak menara tinggi di hadapan penonton. Semua penonton meragukan kemampuan katak-katak itu untuk berhasil. Hanya seekor katak yang tetap bersemangat melangkah maju walaupun sebagian besar katak lain menyerah, dan akhirnya hanya dia yang berhasil mencapai puncak. Katak itu ternyata tuli
4. Hurlock (1990)
juga mengemukakan bahwa remaja yang kematangannya terlambat dan sering
diperlakukan seperti anak anak, hal ini dapat menimbulkan sikap dan perilaku
menyimpang seperti melawan,tidak patuh, merusak dan sebagainya.
Medinus dan johnson (1976)
bahwa perilaku agresif tidak mesti merugikan, tetapi bahkan sering
menguntungkan seperti, anak laki laki yang agresif sering berhasil dan
berkompetisi dan gigih dalam berusaha.
Menurut Andi Mappiare (1982)
Perilaku menyimpang itu juga disebut dengan “ Tingkah Laku Bermasalah”. Arti
tingkah laku bermasalah yang masih dianggap wajar dan dialami oleh remaja yaitu
tingkah laku yang masih dalam batas ciri ciri pertumbuhan dan perkembangan
sebagai akibat adanya perubahan secara fisik dan psikis serta masih dapat diterima
sepanjang tidak merugikan dirinya sendiri dan masyarakat disekitarnya.
5. Menurut pandangan aliran
behaviorisme (dalam Bill.S
Reksadjaya 1981) peristiwa
menyimpang itu terjadi apabila :
1. Seseorang gagal menemukan cara cara
penyelesaian yang cocok untuk perilakunya.
2. Seseorang belajar tentang cara cara penyesuaian
yang salah (maladaptive dan ineffective)
3. Seseorang dihadapkan pada konflik konflik ysang
tidak mampu diatasinya.
6. Aliran behaviourisme menggunakan
prinsip-prinsip teori belajar untuk
mengatasi timbulnya perilaku
menyimpang :
yaitu memberikan penguatan terhadap kondisi
perilaku yang positif menghilangkan perilaku yang
tidak diinginkan. Misalnya guru memberi pujian
kepada anak yang datang lebih, anak yang disiplin
dalam belajar dan mengacuhkan saja anak anak
yang tidak patuh.
7. Menurut aliran humanisme bahwa terjadinya perilaku
menyimpang itu disebabkan oleh :
1. Seseorang belajar mengenai
sikap penyesuaian masalah.
2. Sesorang menggunakan cara-
cara mekanisme peratahanan
diri (defence mechanism) serta
berlebihan.
8. Menurut maslow dan mittelman (dalam kartini dan kartono
1985) ciri-ciri pribadi yang normal yang sehat adalah:
1.memiliki perasaan aman
2.mempunyai spontanitas dan emosionaliatas yang tepat
3.mampu menilai dirinya secara objektif dan positif
4.mempunyai kontak dengan suatu realitas yang baik
5.memilki dorongan dan nafsu jasmaniah yang sehat serta
memiliki kemampuan untuk memenuhi pemanfaatanya.
9. 6.mempunyai pemahaman diri yang baik
7.mempunyai tujuan hidup yang adekwat.
10.ada sikap emansipasi yang sehat terhadap
kelompoknya dan kebudayaanya
8.memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman
hidupnya
9.ada kesanggupan untuk memmenuhi tuntutan dan
kebutuhan kelompok dimana ia berada.
11.ada integrasi dalam kepribadiannya.
10. B. Wujud Perilaku Menyimpang.
Gunarsa (1986) menggolongkan dua jenis prilaku menyimpang :
1. Penyimpangan tingkah laku yang bersifat moral dan asosial
yang tidak di atur dalam undang-undang sehingga tidak
dapat di golongkan ke dalam pelanggaran hukum. Contoh :
berbohong, membolos dan lain-lain.
2. Penyimpangan tingkah laku yang bersifat melanggar hukum
dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan
hukum, yang biasa di sebut dengan kenakalan remaja
(delinquency). Contohnya : berjudi, membunuh dan lain-lain.
11. Berdasarkan batasan tentang tingkah laku menyimpang
tersebut, dapat dikemukan bahwa prilaku menyimpang yang sering
terjadi pada remaja adalah :
1. Suka bolos/cabut sebelum pelajaran berakhir
2. Tidak suka bergaul/suka menyendiri.
3. Suka berbohong kepada guru dan orang lain.
4. Suka berkelahi atau mengganggu temannya pada waktu belajar.
5. Suka merusak fasilitas sekolah dan lain-lainnya.
6. Sering mencuri barang-barang kepunyaan orang lain.
7. Suka mencuri perhatian.
8. Ugal-ugalan, kebut-kebutan di jalanan sehingga mengganggu lalu
lintas dan membahayakan diriny sendiri serta orang lain.
12. 9. Kecanduan narkotik dan obat terlarang (narkoba).
10 Suka mabuk-mabukan dan dapat mengganggu ketenangan orang
lain.
11.Melakukan pemerkosaan dan hubungan seks secara bebas.
12. melakukan perjudian.
13.Melakukan pemerasan untuk mendapatkan uang kepada orang
lain.
14.Suka melawan kepada guru dan personil sekolah lainnya.
15.Berpikiran dan bersifat dan berprilaku radika / ekstrim
14. Beberapa gejala yang tampak antara lain :
1. Remaja tersebut tidak disukai oleh teman-temannya, akibatnya sering
menyendiri.
4. Remaja yang suka berbohong.
3. Remaja yang sering mengeluh, ini berarti ia tidak mampu mengatasi
masalahnya.
2. Remaja yang menghindari diri dari tanggung jawab baik dirumah
maupun disekolah.
5. Remaja yang sering mengganggu atau menyakiti teman atau orang lain.
6. Remaja yang tidak menyenangi guru atau mata pelajaran di sekolah.
15.
16. Hasil study yang dikutib oleh Moh. Surya
(1983) menyatakan :
Anak-anak yang berasal dari keluarga yang
sering bertengkar ternyata lebih banyak
mengalami masalah, bila dibandingkan
dengan keluarga yang harmonis.
Study lewis mengungkapkan :
bahwa 90% anak-anak yang bersifat jujur
itu berasal dari keluarga yang keadaannya
stabil dan harmonis dan 75% anak-anak
pembohong berasal dari keluarga yang tidak
harmonis (broken home)
18. 1. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yang
bersangkutan.
a. Potensi kecerdasan rendah sehingga tidak
mampu memenuhi tuntutan akademik
sebagaimana di harapkan.
b. Mempunyai masalah yang tidak
terpecahkan.
c. Kemampuan penyesusaian diri yang rendah.
d. Tingkah lakunya yang menyimpang itu
mendapatkan penguatan dari lingkungan.
e. Tidak menemukan figur/model yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam
kehidupan sehari-hari.
19. 2. Faktor yang berasal dari luar individu yang
bersangkutan
a. Lingkungan keluarga.
1. Suasana kehidupan keluarga yang tidak menimbulkan rasa
aman (broken home)
2. Kontrol orang tua rendah menyebabkan berkurangnya
disiplin dalam kehidupan keluarga.
3. Orang tua bersifat otoriter dalam mendidik anak.
4. Tuntutan orang tua terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki anak.
5. Kehadirannya dalam keluarga tidak di inginkan sehingga
orang tua tidak menyayanginya.
6. Remaja diperlakukan seperti anak kecil oleh orang tuanya
atau orang dewasa lainnya.
20. b. Lingkungan Sekolah
1. Tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
dibandingkan dengan kemempuan rata-rata anak yang bersangkutan.
2. Longgarnya disiplin sekolah menyebabkan terjadinya pelanggaran
peraturan yang ada.
3. Anak-anak sering tidak belajar karena guru tidak masuk sehingga
perilaku anak tidak terkontrol.
4. Pendekatan yang di lakukan guru tidak sesuai dengan perkembangan
remaja.
5. Saran dan prasarana sekolah kurang memadai, akibatnya aktivitas
anak sangat terbatas. Hal ini menimbulkan perasaan yang tidak puas
bagi anak dan memicu terjadinya penyimpangan prilaku.
21. c. Lingkungan Masarakat.
1. Kurangnya partisipasi aktif dari masarakat dalam
membelajarkan anak/atau mencegah pelanggaran tata
tertib sekolah. Contohnya merokok di warung pada saat
jam pelajaran, namun pemilik warung membiarkan saja.
2. Media cetak/elektronik yang beredar secara bebas yang
sebenarnya belum layak buat remaja. Misalnya, gambar
yang tidak senonoh, atau buku2 yang berbau pornografi.
3. Adanya contoh/model di lingkungan masyarakat yang
kurang menguntungkan bagi perkembangan remaja.
Misalnya main judi, minuman keras..
22. E. Upaya Orang Tua Dan
Guru Untuk
Menanggulangi Perilaku
Menyimpang
23. a. Usaha Yang Dilakukan Keluarga.
1. Menciptakan hubungan yang
harmonis dan terbuka di antara
keluarga.
2. Orang tua jangan menuntut secara
berlebihan kepada anak untuk atau
memaksakan kehendaknya untuk
mengambil jurusa/bidang study
tertentu bila mana tidak sesuai
dengan kemampuan/potensi yang
dimiliki anak.
3. Membantu mengatasi berbagai
kesulitan yang di alami remaja.
24. 2. Usaha Yang Dapat Dilakukan Di Sekolah.
1. Menegakkan disiplin.
2. Membantu mengatasi masalah yang di alami
siswa.
3. Menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana
belajar.
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
terkait.
25. 3. Usaha masyarakat dalam menanggulangi
perilaku menyimpang
a. Secara bersama-sama ikut mengontrol dan
menegur bila ada siswa yang tidak masuk kelas
pada jam pelajaran berlangsung, misalnya duduk
di warung sambil merokok .
b. Melaporkan kepada pihak sekolah bila
mengetahui ada siswa dari sekolah itu
melakukan perilaku menyimpang.
c. Ikut menjaga ketertiban sekolah serta
menciptakan suasana yang aman dan nyaman
untuk terwujud proses belajar – mengajar yang
baik.