Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi, gejala klinis, diagnosa, dan gejala non-motorik penyakit Parkinson.
2. Ada dua teori utama yang menjelaskan terjadinya Parkinson yaitu ketidakseimbangan dopaminergik dan kolinergik serta ketidakseimbangan jalur langsung dan tidak langsung di ganglia basalis.
3. Gejala klinis Parkinson meliputi manifestasi motorik seperti tremor,
Parkinson's disease merupakan penyakit gangguan syaraf kronis dan progresif yang ditandai dengan tremur, kekakuan otot, berkurangnya kecepatan gerakan, dan gangguan keseimbangan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh degenerasi neuron dopaminergik di otak dan terjadi lebih sering pada usia lanjut. Terapi utamanya adalah menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar dopamin di otak.
Parkinson's disease is a progressive neurodegenerative disorder characterized by tremors, rigidity, bradykinesia, and impaired balance. It is caused by the loss of dopamine-producing neurons in the substantia nigra. The disease mostly affects older adults and its prevalence increases with age. While the exact cause is unknown, potential risk factors include genetics, environmental toxins, and brain injuries. There is no cure for Parkinson's, but treatment aims to improve symptoms through medication and physical therapy.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang neuromuscular disease dan neuropati. Secara singkat, dokumen menjelaskan definisi neuromuscular disease dan neuropati, jenis-jenisnya seperti polineuropati dan mononeuropati, klasifikasi, gejala, penyebab, dan penatalaksanaannya. Dokumen juga membahas sindrom Guillain Barre dan miastenia gravis secara spesifik.
Parkinson's disease merupakan penyakit gangguan syaraf kronis dan progresif yang ditandai dengan tremur, kekakuan otot, berkurangnya kecepatan gerakan, dan gangguan keseimbangan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh degenerasi neuron dopaminergik di otak dan terjadi lebih sering pada usia lanjut. Terapi utamanya adalah menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar dopamin di otak.
Parkinson's disease is a progressive neurodegenerative disorder characterized by tremors, rigidity, bradykinesia, and impaired balance. It is caused by the loss of dopamine-producing neurons in the substantia nigra. The disease mostly affects older adults and its prevalence increases with age. While the exact cause is unknown, potential risk factors include genetics, environmental toxins, and brain injuries. There is no cure for Parkinson's, but treatment aims to improve symptoms through medication and physical therapy.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang neuromuscular disease dan neuropati. Secara singkat, dokumen menjelaskan definisi neuromuscular disease dan neuropati, jenis-jenisnya seperti polineuropati dan mononeuropati, klasifikasi, gejala, penyebab, dan penatalaksanaannya. Dokumen juga membahas sindrom Guillain Barre dan miastenia gravis secara spesifik.
1. Sistem ekstrapiramidal terdiri dari beberapa traktus yang menghubungkan bagian otak ke sumsum tulang belakang dan terlibat dalam kontrol gerakan otot secara tidak sadar.
2. Penyakit Parkinson disebabkan degenerasi neuron dopaminergik di substantia nigra pars compacta dan menyebabkan gejala tremor, rigiditas, dan akinesia.
3. Diagnosis Penyakit Parkinson didasarkan pada gejala klinis dan kriteria diagnostik tertentu untuk mend
Penyakit Parkinson merupakan gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan dopamine dari substansia nigra. Tanda dan gejalanya antara lain tremor, kekakuan, dan kesulitan bergerak. Penyebabnya belum jelas namun diduga berkaitan dengan usia, genetik, dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi dan status epileptikus. Epilepsi adalah kondisi yang ditandai oleh terjadinya dua kali atau lebih kejang tanpa provokasi dengan selang waktu lebih dari 24 jam. Status epileptikus adalah kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit atau dua kali kejang tanpa pemulihan kesadaran di antaranya. Pengobatan utama epilepsi dan status epileptikus adalah pemberian obat antiepilepsi secara oral atau
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang ditandai dengan degenerasi neuron-neuron berpigmen di substantia nigra yang mengakibatkan penurunan kadar dopamin. Gejalanya meliputi tremor, kekakuan, dan kesulitan berjalan. Penyebabnya belum diketahui secara pasti tetapi diduga memiliki faktor genetik dan lingkungan.
Sindroma Guillain-Barré (SGB) adalah suatu sindroma autoimun yang menyerang saraf perifer akut dengan gejala paralisis yang menyebar naik secara cepat. Terdapat beberapa jenis SGB antara lain poliradikuloneuropati demielinating inflamasi akut (AIDP), neuropati aksonal motorik-sensorik akut (AMSAN), dan neuropati aksonal motorik akut (AMAN). Pemeriksaan elektrofisiologi saraf seperti konduksi saraf
Dokumen tersebut membahas tentang obat anti Parkinson dan obat perangsang sistem saraf pusat, mencakup penjelasan tentang penyebab Parkinson, pembagian Parkinson berdasarkan etiologi dan gejala, jenis-jenis obat anti Parkinson beserta cara kerjanya, serta jenis-jenis obat perangsang sistem saraf pusat beserta efek dan kelemahannya."
1. Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif progresif yang disebabkan oleh degenerasi neuron dopaminergik di substansia nigra pars kompakta dan terkait dengan usia.
2. Gejala klinisnya meliputi tremor saat beristirahat, kaku, dan gangguan gerakan yang melambat.
3. Penyebabnya belum diketahui secara pasti namun diduga karena faktor genetik, lingkungan, dan usia.
1. HIE terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak bayi selama masa perinatal yang dapat menyebabkan nekrosis dan apoptosis neuron.
2. Terapi hipotermia dalam 6 jam setelah kelahiran selama 72 jam dapat mengurangi resiko kematian dan gangguan neurologis akibat HIE.
3. Lokasi kerusakan otak yang paling sering terkena dampak HIE antara lain hipokampus, neokortex, dan serebelum.
Tn. N mengalami gangguan psikotik berupa halusinasi auditif dan waham paranoid yang sudah berlangsung selama sebulan. Dokter mendiagnosisnya dengan skizofrenia paranoid dan memberikan obat antipsikotik serta obat untuk mencegah efek samping.
Dokumen tersebut merangkum tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem saraf degeneratif seperti penyakit Parkinson. Dibahas definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, konsep asuhan, masalah keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk masalah mobilitas fisik, risiko defisit nutrisi, koping tidak efektif, dan risiko jatuh pada pasien
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
1. Sistem ekstrapiramidal terdiri dari beberapa traktus yang menghubungkan bagian otak ke sumsum tulang belakang dan terlibat dalam kontrol gerakan otot secara tidak sadar.
2. Penyakit Parkinson disebabkan degenerasi neuron dopaminergik di substantia nigra pars compacta dan menyebabkan gejala tremor, rigiditas, dan akinesia.
3. Diagnosis Penyakit Parkinson didasarkan pada gejala klinis dan kriteria diagnostik tertentu untuk mend
Penyakit Parkinson merupakan gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan dopamine dari substansia nigra. Tanda dan gejalanya antara lain tremor, kekakuan, dan kesulitan bergerak. Penyebabnya belum jelas namun diduga berkaitan dengan usia, genetik, dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi dan status epileptikus. Epilepsi adalah kondisi yang ditandai oleh terjadinya dua kali atau lebih kejang tanpa provokasi dengan selang waktu lebih dari 24 jam. Status epileptikus adalah kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit atau dua kali kejang tanpa pemulihan kesadaran di antaranya. Pengobatan utama epilepsi dan status epileptikus adalah pemberian obat antiepilepsi secara oral atau
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang ditandai dengan degenerasi neuron-neuron berpigmen di substantia nigra yang mengakibatkan penurunan kadar dopamin. Gejalanya meliputi tremor, kekakuan, dan kesulitan berjalan. Penyebabnya belum diketahui secara pasti tetapi diduga memiliki faktor genetik dan lingkungan.
Sindroma Guillain-Barré (SGB) adalah suatu sindroma autoimun yang menyerang saraf perifer akut dengan gejala paralisis yang menyebar naik secara cepat. Terdapat beberapa jenis SGB antara lain poliradikuloneuropati demielinating inflamasi akut (AIDP), neuropati aksonal motorik-sensorik akut (AMSAN), dan neuropati aksonal motorik akut (AMAN). Pemeriksaan elektrofisiologi saraf seperti konduksi saraf
Dokumen tersebut membahas tentang obat anti Parkinson dan obat perangsang sistem saraf pusat, mencakup penjelasan tentang penyebab Parkinson, pembagian Parkinson berdasarkan etiologi dan gejala, jenis-jenis obat anti Parkinson beserta cara kerjanya, serta jenis-jenis obat perangsang sistem saraf pusat beserta efek dan kelemahannya."
1. Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif progresif yang disebabkan oleh degenerasi neuron dopaminergik di substansia nigra pars kompakta dan terkait dengan usia.
2. Gejala klinisnya meliputi tremor saat beristirahat, kaku, dan gangguan gerakan yang melambat.
3. Penyebabnya belum diketahui secara pasti namun diduga karena faktor genetik, lingkungan, dan usia.
1. HIE terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak bayi selama masa perinatal yang dapat menyebabkan nekrosis dan apoptosis neuron.
2. Terapi hipotermia dalam 6 jam setelah kelahiran selama 72 jam dapat mengurangi resiko kematian dan gangguan neurologis akibat HIE.
3. Lokasi kerusakan otak yang paling sering terkena dampak HIE antara lain hipokampus, neokortex, dan serebelum.
Tn. N mengalami gangguan psikotik berupa halusinasi auditif dan waham paranoid yang sudah berlangsung selama sebulan. Dokter mendiagnosisnya dengan skizofrenia paranoid dan memberikan obat antipsikotik serta obat untuk mencegah efek samping.
Dokumen tersebut merangkum tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem saraf degeneratif seperti penyakit Parkinson. Dibahas definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, konsep asuhan, masalah keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk masalah mobilitas fisik, risiko defisit nutrisi, koping tidak efektif, dan risiko jatuh pada pasien
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
TUGAS Ujian Tahap 1 dr. Elta.docx
1. Tugas Ujian Tahap 1
dr. Elta Diah Pasmanasari, Sp.S, Msi.Med
A. Patofisiologi parkinson
Ada 2 teori yang menjelaskan terjadinya Parkinson akibat kelainan pada
ganglia basalis :
1. Teori ketidakseimbangan dopaminergik dengan kolinergik
Korpus striatum selain menerima dopaminergik dari substansia nigra
juga menerima kolinergik dengan asetilkolin sebagai
neurotransmitternya. Pengaruh dari striatum terhadap fungsi motorik
korteks ditentukan oleh aktivitas keduanya. Jika aktivitas dopaminergik
meningkat atau aktivitas kolinergik menurun maka pengaruh
dopaminergik akan dominan sehingga timbul gejala hiperkinesia,
sebaliknya bila dopaminergik menurun atau kolinergik meningkat maka
timbul gejala hipokinesia.
2. Teori ketidakseimbangan jalur langsung maupun tidak langsung
Baik jalur langsung maupun tidak langsung keduanya akan menuju ke
GPi/SNr dan selanjutnya akan mengeluarkan output menuju talamus
dan korteks, jika masukan dari keduanya seimbang maka output akan
seimbang sehingga muncul gerakan motorik normal. Akan tetapi jika
terjadi hiperaktif jalur langsung atau hipoaktif jalur tak langsung maka
output dari GPi/SNr kearah talamokorteks akan menurun dan akan
menyebabkan gerakan hiperkinesia. Sebaliknya jika terjadi
hipoaktivitas jalur langsung dan hiperaktivitas jalur tak langsung maka
keluaran dari GPi/SNr akan meningkat maka terjadi gerakan
hipokinesia. Sebagai tambahan degenerasi pada sel nigral
dopaminergik, pada beberapa sel ekstra nigral dopaminergik di area
tegmental ventral seperti halnya neuron dari sistem neurotransmiter
subkortikal asenden lainnya juga terlibat, yaitu : sistem kolinergik
(nukleus basalis Meynert), sistem noradrenergik (lokus coeruleus), dan
sistem serotonergik (nuklei dorsal raphe).
2. Degenerasi pada struktur ini terutama bermanifestasi dengan gejala non
motor seperti gangguan autonom, depresi, disfungsi kognitif, demensia,
dan gejala psikotik. Gejala-gejala ini seringnya lebih penting dalam
menentukan kualitas hidup baik pasien maupun perawatnya
dibandingkan gangguan motorik.
B. Gejala klinis parkinson
1. Manifestasi motorik
a. Tremor
Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar)
jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu,
getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang
juga sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi
metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau
memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-
supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng,
mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu
istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor).
b. Rigiditas
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya
terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan di fleksi
dan ekstensi pasif dan pronasi serta supinasi lengan bawah secara pasif. Pada
stadium lanjut rigiditas menjadi menyeluruh dan berat sehingga memberikan
tahanan bila persendian digerakkan secara pasif. Rigiditas merupakan
peningkatan terhadap regangan otot pada otot antagonis dan agonis. Salah satu
gejala dini dari rigiditas ialah hilangnya gerak asosiasi lengan bila berjalan.
Peningkatan tonus otot pada sindrom prakinson disebabkan oleh meningkatnya
aktifitas neuron motorik alfa. Kombinasi dengan resting tremor mengakibatkan
bunyi seperti gigi roda yang disebut dengan cogwheel phenomenon muncul jika
pada gerakan pasif.
3. c. Akinesia/ Bradikinesia
Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi pada impuls
optik, labirin, propioseptif dan impuls sensoris di ganglia basalis. Hal ini
mengakibatkan berubahan aktivitas refleks yang mempengaruhi motorneuron
gamma dan alfa. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan
sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin
mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret.
Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres)
karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata
berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering
keluar air liur.
d. Instabilitas postural
Gejala utama dari hilangnya refleks postural biasanya hanya bermanifestasi
pada penyakit Parkinson stadium lanjut, bukan pada stadium awal. Pasien
dengan penyakit Parkinson stadium lanjut selama 5 tahun hanya 37% yang
mengalami gejala ini. Terganggunya posisi tubuh menjadi waspada
disebabkan oleh kegagalan integrasi dari saraf proprioseptif, labirin dan
sebagian kecil impuls mata pada level thalamus dan basal ganglia. Akibat dari
gejala ini memberikan tanggung jawab pada kejadian patah tulang pinggul
pasien penyakit Parkinson dikarenakan tubuh tidak stabil dan mudah terjatuh
2. Manifestasi nonmotorik
Spektrum gejala nonmotor luas terdiri dari 4 ranah yaitu gangguan otonom,
gangguan tidur, neuropsikiatrik dan gangguan sensoris.
C. Pemerinsaan fisik parkinson
1. Inspeksi.
- Melihat raut wajah (muka topeng/ masked face)
- Bicara lambat, suara pelan
- Sikap Parkinson
4. 2. Pemeriksaan motorik dan sensorik
3. Manuver froment : mengangkat salah satu lengan atau menggenggam salah
satu tangan dapat menyebabkan rigiditas semakin jelas
4. Manual agility test abnornal, yaitu tangan pasien yang terkena cenderung
melambat dan mengalami penurunan amplitudo gerakan secara progresif (early
fatique) atau gerakan terhenti/ terputus-putus (freezing)
5. Pemeriksaan akinesia lainnya : Repetitive tapping antara ibu jari dan jari
telunjuk atau hand movement dengan membuka atau menutup tangan, serta
rapid alternating movement dengan pronasi supinasi secara bergantian
D. Diagnosis parkinson
Kriteria diagnostik yang digunakan diantaranya:
1. Kriteria Hughes
POSSIBLE PROBABLE DEFINITE
Terdapat salah satu
gejala:
1. Tremor istirahat
2. Rigiditas
3. Bradikinesia
4. Kegagalan reflek
postural
Terdapat kombinasi 2
gejala utama (termasuk
kegagalan reflek postural)
Alternatif lain: tremor
istirahat asimetris, rigiditas
asimetris atau bradikinesia
asimetris sudah cukup
Terdapat kombinasi 3 dari 4 gejala,
atau
2 gejala dengan 1 gejala lain yang
tidak simetris, atau
2 dari 3 tanda dengan 1 dari 3 tanda
pertama asimetris.
Bila semua tanda tidak jelas
dilakukan pemeriksaan ulang
beberapa bulan kemudia
2. Kriteria Koller
Possible :
- Terdapat 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik yang berlangsung 1
tahun atau lebih dan
- Berespon terhadap Levodopa dan atau Dopamin agonis
Levodopa: 1000 mg/ hai selama 1 bulan yang diberikan sampai perbaikan
sedang dan lama perbaikan 1 tahun atau lebih.
5. 3. Kriteria United Kingdom Parkinson Disease (UKPD) Society Bank’s
Clinical Criteria for Probable Parkinson’s Disease
Step 1: Diagnosis dari Sindroma Parkinson Bradikinesia + setidaknya salah
satu dari ;
Rigiditas
4-6 Hz tremor saat istirahat
Ketidakstabilan postural yang tidak disebabkan oleh disfungsi
visual, vestibular, serebelar, atau proprioseptif
Step 2 : Kriteria eksklusi untuk penyakit Parkinson :
Riwayat stroke berulang
Riwayat trauma kepala berulang
Riwayat ensefalitis
Dalam terapi neuroleptik saat onset gejala
Gejala terbatas pada satu sisi setelah 3 tahun
Supranuclear gaze palsy
Gejala serebelar
Demensia berat onset awal
Babinski (+)
Adanya tumor otak saat computed tomography (CT) scan,
Tidak memberi respon terhadap terapi levodopa.
Step 3 : Minimal 3 dari kriteria suportif berikut :
Unilateral onset
Resting tremor
Pejalanan penyakit progresif
Gejala asimetris yang menetap pada sebagian besar onset
Memberikan respon yang baik (70-100%) pada levodopa
Timbul khorea berat yang diinduksi levodopa
Memberikan respon terhadap levodopa selama 5 tahun atau lebih
Perjalanan klinis 10 tahun atau lebih.
Step pertama diagnosis Parkinson membutuhkan adanya bradikinesia,
dimana bradikinesia disini bukan hanya berarti perlambatan gerak atau
6. pergerakan namun lebih menunjukkan kelelahan progresif dan penurunan
gerak berlawanan yang berulang. Step kedua menunjukkan gejala yang
tidak sesuai dengan Parkinson. Terakhir dibutuhkan adanya tiga atau lebih
kriteria pendukung untuk diagnosis Parkinson. Akhir-akhir ini hyposmia
dan halusinasi telah ditambahkan kedalam kriteria suportif ini. Suatu studi
yang melibatkan 143 kasus yang terbukti PP secara patologis, dimana
sebelumnya didiagnosis oleh ahli dengan menggunakan kriteria diagnostik
UKPD Society Bank’s Clinical Criteria didapatkan sensitivitas sebesar
91,1%, spesifisitas 98,4%, nilai duga positif 98,6%, dan nilai duga negatif
90.
4. Stadium penyakit berdasarkan Hoehn and Yahr
5. Stadium penyakit berdasarkan klasifikasi modified Hoehn aand Yahr
7. 6. MRI
Untuk menyingkirkan diagnosis banding lain seperti parkinsonisme vaskuler,
penyakit wilson dan sindrom parkinsonisme atipikal
7. Positron Emission Tomography (PET) dan Single Photon Emission
Computed Tomography (SPECT)
Membantu visualisasi pre dan pasca sinap dari proyeksi nigrostriatal dan
gambaran semikuantitatif jaras-jaras tersebut
8. USG transkranial
Untuk mengkonfirmasi gambaran hiperekoik di substansia nigra dan terdeteksi
pada tahap awal penyakit.
E. Gejala non motorik parkinson
Spektrum gejala nonmotor luas terdiri dari 4 ranah yaitu gangguan otonom,
gangguan tidur, neuropsikiatrik dan gangguan sensoris.
8. F. Beda hiperkinetik dan hipokinetik
HIPOKINETIK HIPERKINETIK
Gangguan fungsi fasilitasi gerak Terganggunya fungsi supresi gerak
1. Akinesia/ bradikinesia
(melambatnya gerakan)
2. Rigiditas
- Tonus otot meningkat pada
semua gerakan
- Fleksor lebih kaku dibanding
ekstensor
- Lead pipe, cogwheel
3. gangguan respon postural
4. Freezing : aksi motorik yang
terhenti sepintas, beberapa detik
1. Tremor
- Ritmik, selang-seling otot agonis dan
antagonis, sinusoidal teratur
- Esensial, rest, action trmoe
2. Chorea: cepat, bertenaga, setengah
bertujuan
3. Ballism: amplitudo besar pada proksimal
anggota gerak
4. Atetosis: lambat, melintir, distal anggota
gerak
5. Distonia
- Involuntar, kontraksi otot yang
bertahan, menyebabkan gerak
melintir berulang dan postur
abnormal
- Fokal, segemental, umum
6. Mioklonus: gerak involuntar mendadak,
singkat, shock-like dari kontraksi otot
(mioklonus positif) atau inhibisi kontraksi
otot (mioklonus negatif)
7. Tic: gerak abnormal (motor tic) atau bunyi
abnormal (phonic tics) atau keduanya
(sindroma tourette)
8. Akathisia
9. Stereotipi
10. Restless leg syndrome: rasa mendesak
untuk menggerakkan tungkai dengan rasa
tak nyaman