Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang stroke, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan fisioterapi pasien stroke.
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang neuromuscular disease dan neuropati. Secara singkat, dokumen menjelaskan definisi neuromuscular disease dan neuropati, jenis-jenisnya seperti polineuropati dan mononeuropati, klasifikasi, gejala, penyebab, dan penatalaksanaannya. Dokumen juga membahas sindrom Guillain Barre dan miastenia gravis secara spesifik.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang stroke, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan fisioterapi pasien stroke.
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang neuromuscular disease dan neuropati. Secara singkat, dokumen menjelaskan definisi neuromuscular disease dan neuropati, jenis-jenisnya seperti polineuropati dan mononeuropati, klasifikasi, gejala, penyebab, dan penatalaksanaannya. Dokumen juga membahas sindrom Guillain Barre dan miastenia gravis secara spesifik.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Aspek elektroneurofisiologis erb dan klumpke palsyDenis Siregar
Refarat ini membahas aspek elektrodiagnostik Erb dan Klumpke Palsy yang disebabkan oleh cedera plexus brachialis. Pemeriksaan elektrodiagnostik seperti studi kecepatan hantar saraf dan elektromiografi jarum digunakan untuk menentukan lokasi dan jenis cedera saraf serta membantu diagnosis dan penatalaksanaan. Protokol pemeriksaan khusus saraf harus dilakukan untuk mendiagnosis jenis cedera plexus bra
1. Dokumen tersebut membahas tentang anti sakit kepala dan vertigo.
2. Jenis sakit kepala yang dibahas adalah tension headache/tension-type headache dan migrain, sedangkan untuk vertigo dibahas etiologi, patofisiologi, dan pengobatannya.
3. Beberapa obat yang direkomendasikan untuk mengobati sakit kepala dan vertigo adalah analgesik seperti aspirin dan asetaminofen, antihistamin, dan sedative seperti diazepam
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan aliran darah otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen, dengan penyebab utama hipertensi, emboli, dan perdarahan. Diagnosis didasarkan pada gejala neurologis dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
1. HIE terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak bayi selama masa perinatal yang dapat menyebabkan nekrosis dan apoptosis neuron.
2. Terapi hipotermia dalam 6 jam setelah kelahiran selama 72 jam dapat mengurangi resiko kematian dan gangguan neurologis akibat HIE.
3. Lokasi kerusakan otak yang paling sering terkena dampak HIE antara lain hipokampus, neokortex, dan serebelum.
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptssuser0c40b4
Miastenia gravis adalah gangguan pada neuromuscular junction yang ditandai dengan kelemahan otot yang fluktuatif. Terjadi akibat adanya antibodi terhadap reseptor asetilkolin yang menghambat pelepasan neurotransmitter. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium seperti tes antibodi dan elektrodiagnostik. Penatalaksanaan meliputi obat anti-kolinesterase dan imunosupresi.
Sindroma Guillain-Barre adalah neuropati demielinasi akut yang ditandai dengan kelemahan otot yang berkembang secara progresif dan hiporefleksia. Penyebabnya adalah demielinasi saraf tepi yang disebabkan oleh respon autoimun terhadap infeksi virus atau bakteri sebelumnya. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan elektrodiagnostik. Pengobatannya meliputi plasma exchange atau immunoglobulin intravena.
Epilepsi dibagi menjadi parsial dan umum. Parsial terdiri dari sederhana, kompleks, dan umum sekunder. Umum terdiri dari absen, mioklonik, tonik, klonik, tonik-klonik, dan atonik. Patofisiologi epilepsi disebabkan gangguan neuron eksitasi dan inhibisi. Faktor yang mempengaruhi pemilihan antiepilepsi antara lain efikasi, jenis kejang, keamanan, efek samping, dan karakteristik farmokinet
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keadaan darurat di bidang neurologi, termasuk penurunan kesadaran, status epileptikus, infeksi sistem saraf pusat, dan stroke. Terdapat penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan tatalaksana awal untuk kondisi-kondisi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penelitian mengenai dampak waktu operasi dekompresi terhadap hasil klinis pasien cedera sumsum tulang belakang.
2. Penelitian dilakukan dengan metode studi prospektif multi pusat yang membandingkan hasil antara kelompok operasi dini dan operasi tertunda.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa operasi dini dapat mengurangi kerusakan neuro
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan keperawatan untuk anak yang mengalami demam kejang. Demam kejang adalah kelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak berumur 6 bulan hingga 4 tahun dan disebabkan oleh proses ekstrakranium seperti infeksi. Gejalanya berupa serangan kejang yang berlangsung singkat ketika suhu tubuh meningkat."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Aspek elektroneurofisiologis erb dan klumpke palsyDenis Siregar
Refarat ini membahas aspek elektrodiagnostik Erb dan Klumpke Palsy yang disebabkan oleh cedera plexus brachialis. Pemeriksaan elektrodiagnostik seperti studi kecepatan hantar saraf dan elektromiografi jarum digunakan untuk menentukan lokasi dan jenis cedera saraf serta membantu diagnosis dan penatalaksanaan. Protokol pemeriksaan khusus saraf harus dilakukan untuk mendiagnosis jenis cedera plexus bra
1. Dokumen tersebut membahas tentang anti sakit kepala dan vertigo.
2. Jenis sakit kepala yang dibahas adalah tension headache/tension-type headache dan migrain, sedangkan untuk vertigo dibahas etiologi, patofisiologi, dan pengobatannya.
3. Beberapa obat yang direkomendasikan untuk mengobati sakit kepala dan vertigo adalah analgesik seperti aspirin dan asetaminofen, antihistamin, dan sedative seperti diazepam
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan aliran darah otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen, dengan penyebab utama hipertensi, emboli, dan perdarahan. Diagnosis didasarkan pada gejala neurologis dan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
1. HIE terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak bayi selama masa perinatal yang dapat menyebabkan nekrosis dan apoptosis neuron.
2. Terapi hipotermia dalam 6 jam setelah kelahiran selama 72 jam dapat mengurangi resiko kematian dan gangguan neurologis akibat HIE.
3. Lokasi kerusakan otak yang paling sering terkena dampak HIE antara lain hipokampus, neokortex, dan serebelum.
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptssuser0c40b4
Miastenia gravis adalah gangguan pada neuromuscular junction yang ditandai dengan kelemahan otot yang fluktuatif. Terjadi akibat adanya antibodi terhadap reseptor asetilkolin yang menghambat pelepasan neurotransmitter. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium seperti tes antibodi dan elektrodiagnostik. Penatalaksanaan meliputi obat anti-kolinesterase dan imunosupresi.
Sindroma Guillain-Barre adalah neuropati demielinasi akut yang ditandai dengan kelemahan otot yang berkembang secara progresif dan hiporefleksia. Penyebabnya adalah demielinasi saraf tepi yang disebabkan oleh respon autoimun terhadap infeksi virus atau bakteri sebelumnya. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan elektrodiagnostik. Pengobatannya meliputi plasma exchange atau immunoglobulin intravena.
Epilepsi dibagi menjadi parsial dan umum. Parsial terdiri dari sederhana, kompleks, dan umum sekunder. Umum terdiri dari absen, mioklonik, tonik, klonik, tonik-klonik, dan atonik. Patofisiologi epilepsi disebabkan gangguan neuron eksitasi dan inhibisi. Faktor yang mempengaruhi pemilihan antiepilepsi antara lain efikasi, jenis kejang, keamanan, efek samping, dan karakteristik farmokinet
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keadaan darurat di bidang neurologi, termasuk penurunan kesadaran, status epileptikus, infeksi sistem saraf pusat, dan stroke. Terdapat penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan tatalaksana awal untuk kondisi-kondisi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penelitian mengenai dampak waktu operasi dekompresi terhadap hasil klinis pasien cedera sumsum tulang belakang.
2. Penelitian dilakukan dengan metode studi prospektif multi pusat yang membandingkan hasil antara kelompok operasi dini dan operasi tertunda.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa operasi dini dapat mengurangi kerusakan neuro
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan keperawatan untuk anak yang mengalami demam kejang. Demam kejang adalah kelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak berumur 6 bulan hingga 4 tahun dan disebabkan oleh proses ekstrakranium seperti infeksi. Gejalanya berupa serangan kejang yang berlangsung singkat ketika suhu tubuh meningkat."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
9. Interpretasi Pemeriksaan Kekuatan Otot
Nilai Kekuatan
Otot
Clue Keterangan
0 Tonus (-) Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali
1 Tonus (+) Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot tetapi
tidak ada gerak sama sekali
2 Geser Dapat menggerakan anggota erak tanpa gravitasi
3 Lawan Gravitasi (+) Dapat menggerakan anggota gerak untuk melawan
gravitasi
4 Tahanan Ringan (+) Dapat menggerakan sendi aktif dan melawan
tahanan
5 Tahanan Kuat (+), terampil Kekuatan normal
9
10. Interpretasi hasil:
Pada kasus kelemahan
ringan, paresis tidak selalu
dapat terdeteksi dengan
pemeriksaan standar.
PRONATOR DRIFT/ BARRE’S SIGN
10
If a forearm pronates, with or without
downward motion, then the person is said
to have pronator drift on that side
reflecting a contralateral pyramidal
tract lesion.
11. REFLEKS PATOLOGIS
1. Hoffman-Tromner
Outcome positif: Dorsofleksi ibu jari kaki &
abduksi keempat jari kaki
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Babinsky
Chaddock
Schaeffer
Oppenheim
Gonda
Bing
Gordon
Outcome positif: Plantarfleksi
9.
10.
Rossolimo
Mandel-Becthrew
11
16. Glasgow Comma Scale
Eye (4) Verbal (5) Motor (6)
4 Membuka spontan tanpa
stimulus
5 Orientasi baik (Menyebutkan
nama, tempat dan tanggal)
6 Menuruti perintah
3 Membuka setelah rangsangan
suara atau perintah (verbal)
4 Orientasi tidak baik 5 Mampu melokalisir nyeri
2 Membuka setelah rangsangan
nyeri
3 Kata-kata jelas 4 Gerakan lengan menjauhi arah
sumber nyeri
1 Tidak membuka mata sama
sekali, tanpa faktor
penghalang
2 Mengerang 3 Fleksi tidak normal (dekortikasi)
1 Tidak ada respon suara, tanpa
faktor pengganggu
2 Ekstensi tidak normal
(deserebrasi)
1 Tidak ada respon
16
17. Epilepsi
Epilepsi didefinisikan sebagai serangan kejang paroksismal berulang tanpa provokasi dengan interval lebih
dari 24 jam tanpa penyebab yang jelas.
UMUM
Melibatkan kedua hemisfer
PARSIAL
Melibatkan satu hemisfer saja
17
18. Jenis Kejang Parsial Karakteristik
Kejang parsial sederhana Merupakan kejang fokal
tanpa disertai gangguan
kesadaran.
Kejang parsial kompleks. Merupakan kejang fokal
disertai hilang atau
perubahan kesadaran
Kejang parsial menjadi
umum
Ditandai dengan kejang
fokal yang diikuti kejang
umum.
Jenis Epilepsi
Umum
Menunjukan keterlibatan 2 specimen
Fokal/parsial
Hanya terbatas pada satu hemisfer saja
18
19. Note
When a seizure type begins with ”focal, generalized or
absence” then the word “onset” can be presumed
19
21. Jenis Kejang Umum Karakteristik
Kejang Tonik Ditandai dengan kontraksi otot yang berlangsung selama
beberapa detik sampai beberapa menit.
Kejang klonik Ditandai sentakan mioklonik sekelompok otot.
Kejang tonik-klonik merupakan bentuk kejang dengan kombinasi kedua
elemen tipe kejang di atas, dapat tonik-klonik atau klonik
tonik-klonik.
Kejang absans tipikal Ditandai dua manifestasi utama; hilang kesadaran
transien dan gambaran EEG khas berupa gelombang
paku-ombak atau paku majemuk-ombak dengan
frekuensi 2,5-3 Hz.
Kejang atonik Merupakan kejang yang ditandai dengan hilangnya
tonus otot tanpa didahului kejang mioklonik atau tonik
21
22. Walaupun EEG secara rutin dilakukan pada kejang tanpa provokasi pertama dan
pada (dugaan) epilepsi, pemeriksaan ini bukanlah baku emas untuk menegakkan
diagnosis epilepsi.
Elektroensefalografi (EEG)
Magnetic resonance
imaging (MRI) merupakan
pencitraan pilihan untuk
mendeteksi kelainan yang
mendasari epilepsi.
22
24. Jenis OAE Efek samping
Asam valproat Penambahan berat badan, kegagalan
hepar, teratogenik
Fenitoin Hipertrofi ginggiva
Fenobarbital Gangguan Kognitif
Karbamazepin Leukopenia dan agranulositosis
Syarat Pemberhentian OAE
Efek samping OAE
Obat antiepilepsi
24
25. Status epileptikus (SE) adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau adanya dua bangkitan
atau lebih dan diantara bangkitan-bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran.
Status Epileptikus
Klasifikasi Status Epileptikus
• Klinis:
✓ SE fokal
✓ SE general
• Durasi:
✓ SE Dini( 5-30 menit)
✓ SE menetap/ Established (>30 menit)
✓ SE Refrakter ( bangkitan tetap ada
setelah mendapat dua atau tiga jenis
antikonvulsan awal dengan dosis
adekuat)
27
28. Cerebrovascular Accident (Stroke)
Merupakan sindrom klinis yang terdiri dari defisit neurologis, baik fokal maupun global, yang terjadi
secara tiba- tiba, dengan progresivitas yang cepat, yang berlangsung 24 jam atau lebih.
30
29. Tipe Transient
Ischemic
Attack (TIA)
Reversible Ischemic
Neurological Deficit
(RIND)
Prolonged RIND Complete Stroke in
evolution
Durasi <24 jam >24 jam >24 jam Menetap, deficit
neurologis tidak
progresif
Menetap, deficit
neurologis
progresif
Sembuh Sempurna Sempurna
< 3 hari
Sempurna < 7 hari - -
Stroke berdasarkan perjalanan klinis
Berdasarkan PPK Neurologi 2016 dan AHA 2018
Terminologi yang dipakai adalah
TIA dan Stroke Iskemik
Akan tetapi, terminologi lama masih bisa keluar di soal tryout !
31
30. Jenis Etiologi Ciri Khas
Thrombosis Usia tua, DM, hipertensi, rokok, ATHEROSCLEROSIS Saat bangun tidur dan istirahat
Emboli Riwayat penyakit jantung seperti Atrial Fibrilasi, IHD, dan
penyakit katup jantung
Disertai EKG yang abnormal
ICH Hipertensi maligna Aktifitas fisik, pikiran/emosi yang
berat.
SAH Aneurisma, AVM dan gangguan koagulasi Bisa muncul kapan saja, aktivitas
berat dapat menjadi pemicu
Ciri khas masing-masing Stroke
32
33. Arteri yang terkena Manifestasi
a. Cerebri anterior Monoplegi/paresis kaki kontralateral, perubahan perilaku.
a. Cerebri media Kelemahan pada wajah dan extremitas atas kontralateral, afasia, disartria, hemianopsia
a. Cerebri posterior Defisit penglihatan (hemianopsia)
a. Vertebrobasiler Buta kortikal, diplopia, vertigo, nistagmus
a. Lenticulostriata
merupakan arteri
yang paling sering
terkena pada SH
35
34. CT scan merupakan gold standard, tetapi merupakan pemeriksaan
penunjang awal untuk menyingkirkan adanya perdarahan
Stroke Non Hemorrhagic Hiperakut : 0-6 jam
Akut : 6-24 jam
Subakut : 1 hari-2 minggu
Kronis : >2 minggu
Hipodensity and Loss of grey
and white matter differentiation
Insular ribbon sign
MCA dense sign
36
36. Stroke Hemorrhagic
Intracerebral Hemorrhage dan IVH
• Berhubungan dengan hipertensi
• Mendadak terutama saat beraktivitas
• Gejala peningkatan TIK serta nyeri kepala dan
muntah proyektil
Subarachnoid Hemorrhage (SAH)
• Gejala berupa thunderclap headache, penurunan
kesadaran, muntah, takikardi, diplopia.
• Pemeriksaan fisik didapatkan meningeal sign.
• Pada lumbal pungsi didapatkan darah
Hiperdensitas pada sulcus
dan cysterna basalis
38
42. AHA/ASA Guideline Stroke 2018
Mechanical Thrombectomy
• Patients should receive mechanical thrombectomy with a stent retriever if they meet
all the following criteria (Class I; Level of Evidence A):
• prestroke mRS score 0 to 1,
• causative occlusion of the internal carotid artery or proximal MCA (M1),
• age ≥18 years,
• NIHSS score of ≥6,
• ASPECTS of ≥ 6, and
• treatment can be initiated (groin puncture) within 6 hours of symptom onset
43. Perbaiki Sistem Perfusi
• Citicolin : 2-4 x 250 mg/IV/hr
• Dilanjutkan dgn oral 2x500 mg-1 gram
• Piracetam : 12 gr/iv dalam 20 menit
• 4x3 gr/iv/hr dilanjutkan oral 2-4 x1200 mg
• Nimodipine 30 mg/tablet
Faktor sistemik
• Diturunkan apabila tekanan darah sistolik >220 dan diastole >120
dengan diturunkan 15% dalam 24 jam pertama.
• GDS : 100-200 gr%
• Kontrol hiperlipidemia
ALUR TATALAKSANA STROKE
45
48. Aphasia A loss of impairment of verbal communication, which occurs as a consequence of brain
dysfunction
Agraphia Defined as disruption of previously intact writing skills by brain damage
Alexia An acquired type of sensory aphasia where damage to the brain causes the patient to
lose the ability to read (word blindness/text blindness/visual aphasia)
Acalculia A clinical syndrome of acquired deficits in mathematical calculation, either mentally pr
with paper and pencil
Apraxia A loss of ability to perform skilled movements
Agnosia A loss of ability to recognize objects, persons, sounds, shapes, or smells while the
specific sense is not defective nor is there any significant memory loss
Gangguan Fungsi Luhur
50
49. Aphasia Anomik : gangguan pada
fungsi naming(penamaan benda)
Aphasia transkortikal : Repetisi
selalu baik, yang rusak sesuai
dengan namanya, motor
(fluensi), sensoris (komprehensi)
dan mixed (fluensi dan
komprehensi)
51
51. Lesi Nervus II
Tersering pada kasus adenoma
hipofisis
Hemianopsia homonim
sinistra/dextra selalu
berlawanan dengan tractus yang
rusak
Lesi pada visual cortex akan
memberikan gambaran macular
sparing
53
52. Lesi Reflex Pupil
Lesi NII Dextra
Lesi NIII Dextra
Normal Cara mudah
Apabila pupil direk dan indirek yang
rusak berlawanan maka itu lesi pada
NII sesuai direk.
Apabila pupil direk dan indirek yang
rusak searah maka lesinya pada NIII
54
59. Trauma medulla spinalis
Grade Gangguan Medula Spinalis
A Motorik 0, sensorik terganggu hingga S4-S5
B Motorik 0, fungsi sensoris baik
C Motorik 1-2, fungsi sensoris baik
D Motorik 3-4, fungsi sensoris baik
E Motorik 5, fungsi sensoris baik
Klasifikasi ditegakkan dalam waktu 72 jam – 7 hari post
trauma, berdasarkan American Spinal Injury Association
(ASIA):
A = Absent
E = Excellent
61
61. Trauma Medula Spinalis
Jenis Lesi Deskripsi Lesi Medicologic
Lesi transversal medulla spinalis Lesi motorik, sensorik, dan propioseptif
pada kanan dan kiri.
-
Central Cord Lesion Kelainan sensoris dan motorik extremitas
atas lebih buruk dari yang bawah.
ATAS lebih BURUK
Brown-Sequard Syndrome Lesi motorik dan propioseptif
IPSILATERAL, nyeri dan suhu
KONTRALATERAL
Motorik dan Sensorik lesinya
BERLAWANAN
Anterior Cord Syndrome Lesi ipsilateral dan kontralateral pada
motorik, sensorik dan suhu
Satu-satunya yang SELAMAT adalah
PROPIOSEPTIF
Posterior Cord Syndrome Kerusakan pada propioseptif, vibrasi dan
diskriminasi 2 titik ipsi dan kontralateral
Satu-satunya yang RUSAK adalah
PROPIOSEPTIF
63
62. • Tatalaksana di IGD
• Stabilisasi ABCDE
• Analgetik kuat bila perlu (e.g tramadol, morfin sulfat)
• Pemberian kortikosteroid
Manajemen Trauma Medulla Spinalis
Diagnosis ditegakkan < 8 jam paska
trauma -> metilprednisolon 30 mg/kgBB
bolus IV selama 15 menit. Tunggu 45
menit.
Dilanjutkan infus MP 5,4 mg/kgBB/jam
selama 23 jam
Diagnosis ditegakkan > 8 jam paska
trauma -> tidak dianjurkan pemberian
kortikosteroid
64
65. Parkinson Disease (3A)
Lewy Body Pada
Parkinson Disease
PARKINSONISM PARKINSON DISEASE
Gejala utama berupa TRAP
• Tremor (resting tremor)
• Rigiditas (cogwheel rigidity)
• Akinesia / bradikinesia
• Postural Instability
Disebabkan oleh penyebab lain
seperti obat antipsikotik, anti
muntah (metoclorpramide), riwayat
stroke
Gejala parkinsonism (TRAP)
dibuktikan dengan
degenerasi ganglia basalis
dan hasil PA ditemukan
Lewy Body
67
66. Meyerson Sign
Retropulsion Test
Petit March Gait
Pill rolling tremor
Meyerson Sign
Dilakukan dengan mengetuk
glabella pasien
Hasil positif berupa :
persistent blinking
68
67. POSSIBLE
Salah satu dari TRAP (1/4)
KRITERIA HUGHES
PROBABLE
Kombinasi dua dari TRAP (2/4)
DEFINITE
Kombinasi 3/4 dari TRAP (3-4/4)
69
Axial symptoms associated with Parkinson's disease, such as freezing of gait,
postural instability, trunk posture alterations, and dysarthrophonia
69. B R A I N
Ganglia basalis
Acetylcholin Normal
Dopamin
Acetylcholin PD
Perokside Radical H
Tissue
damage
Anticholinergic
(Trihexylphenidyl)
MAO MAO I ( selegiline )
D2
Dopamin
Receptor
Dopamin Agonist
Ergot
(bromocryptin)
Non Ergot
(pramipexole)
Levodopa
Levodopa
Dopamin
Decarboxylase
Decarboxylase Inhibitor
(Benzeraside)
(carbidopa)
3 OMD
COMT
COMT Inhibitor
(entacapone)
BLOOD BRAIN BARIER
PHERIFER
Decarboxylase
73. Keluhan Utama : Separuh badan lemas
• Seorang pria usia 57 tahun, datang diantar keluarga dengan keluhan kelemahan pada anggota
gerak sisi kanan. Keluhan dirasakan 3 jam sebelum masuk RS. Keluhan muncul setelah pasien
bangun tidur. Keluhan disertai wajah merot ke kanan dan bicara pelo Keluhan tidak disertai mual,
muntah, dan nyeri kepala
• Riwayat kolesterol sejak 10 tahun dan tidak mengkonsumsi obat.
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Tanda vital : - 160/90 mmHg
- HR : 100 x/menit : isi dan tegangan cukup
- RR : 24 x/menit
- T : 37,1o C aksiler
• Status generalis dbn
• PF Neurologis : Apa yang bisa didapatkan dari amannesis?
• Rangsang meningeal (-)
75
75. Keluhan Utama : kedua tungkai lemah
• Seorang pria usia 40 tahun dibawa ke IGD post kecelakaan lalu lintas 2 jam
yang lalu. Pasien mengatakan kelemahan di ekstremitasnya, namun
ekstremitas atas lebih berat.
• Pemeriksaan tanda vital TD 130/80 mmHg, HR 90x/m, RR 20x/m, suhu
36.70C.
• Pemeriksaan neurologis, kekuatan motoric ekstremitas atas 2222/2222,
ekstremitas bawah 4444/4444
• pemeriksaan sensorik didapatkan penurunan sensasi nyeri dan suhu pada
pada ekstremitas atas
• Tes propiosepsi masih baik
77
76. Diskusi Kasus
a. Pemeriksaan penunjang
b. Diagnosis dan Diagnosis banding
c. Apa perbedaan lesi UMN dan LMN
d. Tatalaksana
e. Edukasi
78