Sistem Informasi Manajemen
BAB 1 - Slide 2
BAB 2 - Slide 15
BAB 3 - Slide 32
BAB 4 - Slide 47
BAB 5 - Slide 78
BAB 6 - Slide 92
BAB 7 - Slide 121
BAB 8 - Slide 158
BAB 9 - Slide 179
BAB 10 - Slide 194
Si pi, adi nurpermana, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strategi, ...Adi Permana
Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan.
Beberapa peranan teknologi informasi, menurut Abdul Kadir, antara lain:
1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada organisasi adalah dengan model kekuatan kompetitif. Organisasi menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi.
3. si pi, adi nurpermana, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strateg...Adi Permana
Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan. Beberapa peranan teknologi informasi, menurut Abdul Kadir, antara lain: 1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses. 3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses. Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada organisasi adalah dengan model kekuatan kompetitif. Organisasi menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi.
Sistem Informasi Manajemen
BAB 1 - Slide 2
BAB 2 - Slide 15
BAB 3 - Slide 32
BAB 4 - Slide 47
BAB 5 - Slide 78
BAB 6 - Slide 92
BAB 7 - Slide 121
BAB 8 - Slide 158
BAB 9 - Slide 179
BAB 10 - Slide 194
Si pi, adi nurpermana, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strategi, ...Adi Permana
Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan.
Beberapa peranan teknologi informasi, menurut Abdul Kadir, antara lain:
1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada organisasi adalah dengan model kekuatan kompetitif. Organisasi menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi.
3. si pi, adi nurpermana, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strateg...Adi Permana
Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan. Beberapa peranan teknologi informasi, menurut Abdul Kadir, antara lain: 1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses. 3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses. Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada organisasi adalah dengan model kekuatan kompetitif. Organisasi menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi.
3 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strate...yohana premavari
kelemahan Sistem Informasi yang di implementasikan pada perusahaan
Dampak implementasi sistem informasi bagi organisasi?
Bagaimana model rantai nilai guna membantu aktivitas bisnis dalam mengidentifikasi peluang untuk aplikasi sistem informasi strategis?
Bagaimana sistem informasi membantu bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif?
Tantangan yang ditimbulkan oleh sistem informasi strategis
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strat...yohana premavari
SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)
Sistem Informasi, Organisasi dan Strategi
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strategi, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Universitas Mercu Buana
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Stra...yohana premavari
SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)
TENTANG
SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI
BERKIATAN DENGAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN, SISTEM INFORMASI STRATEGIS DAN TANTANGAN SISTEM INFORMASI
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...AyuEndahLestari
Era digital adalah suatu kondisi kehidupan atau zaman dimana semua kegiatan yang mendukung kehidupan sudah dipermudah dengan adanya teknologi. Bisa juga dikatakan bahwa era digital hadir untuk menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar jadi lebih praktis dan modern. Perkembangan era digital juga terus berjalan tanpa bisa dihentikan. Bersama dengan semakin banyaknya teknologi baru yang dikenalkan kepada masyarakat, maka beberapa teknologi masa lalu otomatis akan ditinggalkan. Sehingga ada sebuah perkembangan teknologi di era digital yang terus berjalan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNTUK PERSAINGAN KEUNGGULAN, 2018.
1. TUGAS ARTIKEL
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, Msi.
Disusun Oleh :
Utari Anataya (43216010137)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA BARAT
1439H/2018
2. I. Perkembangan Sistem Informasi didalam Perusahaan
Jarang sekali terlihat sebuah perusahaan yang langsung dapat memanfaatkan
teknologi informasi yang dimilikinya menjadi sesuatu yang strategis. Biasanya cara
manajemen memandang teknologi informasi dan benefit yang diharapkan dari
penggunaannya melalui sebuah skenario evolusi serupa. Sebuah lembaga riset
internasional mendeskripsikannya sebagai suatu inovasi penggunaan teknologi informasi
di perusahaan.
Permasalahan pertama yang biasa ditemui oleh para manajer di perusahaan
adalah problem efisiensi proses kerja atau aktivitas operasional setiap hari.
Permasalahan ini sangat klasik dihadapi perusahaan tradisional sampai modern karena
semuanya melibatkan urusan administrasi. Mulai dari hal-hal yang paling kritikal seperti
fungsi keuangan (tentu saja untuk sebuah perusahaan baru, kontrol terhadap arus uang
yang masuk dan keluar adalah masalah yang harus diprioritaskan), sampai dengan urusan
paperworks (manajemen dokumentasi). Secara tidak ragu-ragu perusahaan akan
menanamkan investasinya untuk membeli komputer jika jelas terbukti bahwa urusan
administratif akan menjadi lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat dalam tiga hal pokok:
efisiensi, efektivitas, dan kontrol internal.
Tahap kedua dalam evolusi disebut sebagai leveraging investment dimana
komputer atau teknologi informasi dipandang sebagai suatu asset perusahaan yang
menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan teknologi serupa (value for
money). Biasanya perbandingan tersebut dilihat dari seberapa menguntungkan dari segi
finansial seandainya teknologi informasi menggantikan teknologi terdahulu dalam proses
penciptaan produk atau pelayanan yang ditawarkan perusahaan. Sebutlah penggunaan
internet phone yang jauh lebih murah karena untuk komunikasi interlokal atau
internasional hanya akan dibebankan pulsa lokal. Contoh lainnya adalah penggunaan
email yang dapat menghemat biaya pengiriman dokumen-dokumen melalui kurir lokal atau
internasional.
Tahap evolusi ketiga yang dilalui adalah ketika teknologi informasi sudah
dilibatkan secara langsung dalam proses penciptaan produk atau jasa sehingga
secara nature meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Kriteria cukup jelas
di sini untuk mengukur seberapa jauh tingkat efektivitas teknologi informasi yang dimiliki.
Manajemen akan melihat apakah dengan diimplementasikannya sistem teknologi informasi
3. akan dapat meningkatkan pendapatan atau revenue perusahaan atau tidak (company
growth). Salah satu ukuran yang sering digunakan adalah dengan melihat perubahan
pada market share. Jenis-jenis teknologi informasi yang popular dimanfaatkan pada
periode ini adalah yang secara langsung meningkatkan kepuasan pelanggan, terutama
yang berhubungan dengan pelayanan kepada customers. Contohnya adalah call center
atau hot line di industri perbankan yang dapat melayani pertanyaan-pertanyaan sampai
dengan instruksi transaksi yang diinginkan nasabah (sehingga yang bersangkutan tidak
harus berlelah-lelah datang dan antri di bank). Contoh lainnya adalah pembelian berang
melalui mail order yang dapat dengan mudah dilakukan melalui internet.
Periode keempat adalah tahapan dimana perusahaan yang sudah mature
akan mempertimbangkan untuk memperbaiki kinerja internal perusahaan. Caranya adalah
dengan memfokuskan diri pada kualitas pengambilan keputusan. Decision Support System
dan Executive Information System adalah dua jenis aplikasi teknologi informasi yang
mendominasi perusahaan-perusahaan modern yang ingin meningkatkan kualitas
manajemen dalam menunjang proses pengambilan keputusan. Filosofi yang dipergunakan
sehubungan dengan hal ini cukup simple dan straightforward. Data akan diolah
menjadi informasi, informasi akan menjadi knowledge, dan knowledge inilah yang akan
menjadi modal utama untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena merupakan basis
dalam pengambilan keputusan. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang memutuskan
untuk melakukan perubahan besar-besaran seperti restrukturisasi, business process
reengineering, total quality management, change management, dan program-program
manajemen perubahan lainnya untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Teknologi
informasi sebagai fasilitas penunjang dalam pengambilan keputusan dilihat sebagai
salah satu komponen utama yang menjadi pedoman dalam pendefinisian sistem dan
prosedur perusahaan yang baru.
Era kelima yang merupakan evolusi terakhir yang dialami terutama oleh
perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Pada tahap ini, perusahaan secara agresif
melakukan eksploitasi pengembangan teknologi informasi untuk menjangkau para
pelanggan atau calon pelanggan di mana saja, kapan saja, 24-jam sehari, dan 7 hari
seminggu. Bahasa populernya adalah bahwa di era globalisasi, teknologi menawarkan
dunia industri untuk menembus batas ruang dan batas waktu. Sesuai dengan teori
supply chain management yang menekankan pentingnya hubungan langsung antara
4. pelanggan dan perusahaan dapat dengan mudah dilakukan melalui utilisasi teknologi
informasi tercanggih.
Contohnya adalah home banking yang menawarkan nasabah untuk dapat melakukan
transaksi perbankan dari rumah (seperti transfer uang, pembayaran listrik dan telepon,
melihat saldo, dan lain sebagainya). Di Amerika, nasabah yang bersangkutan diberikan
disket untuk diinstalasi ke dalam komputernya masing-masing sehingga transaksi dapat
dilakukan dari rumah melalui internet. Bahkan belakangan ini sudah ada bank yang bekerja
sama dengan perusahaan TV kabel untuk menghasilkan produk home banking melalui
Web-TV. Contoh teknologi lain adalah electronic commerce yang menawarkan
masyarakat untuk belanja kebutuhannya – seperti buku, pakaian, komputer, alat-alat
kantor, dan lain-lain melalui internet, atau lebih dikenal dengan istilah home shopping.
Di bidang jasa lainnya, rumah sakit menawarkan fasilitas tele medicine yang
menghubungkan dokter dengan pasiennya di mana saja melalui jaringan komputer
multimedia.
Jika dianalisis lebih jauh, kelima era tersebut dapat dikategorikan menjadi dua.
Pada kedua era pertama, terlihat bahwa tujuan perusahaan melibatkan penggunaan
teknologi informasi adalah untuk menghemat pengeluaran atau biaya-biaya perusahaan
(reducing the cost by saving money). Pada era globalisasi dimana teknologi informasi
merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha, perusahaan yang masih berada pada kedua
tahap evolusi ini dapat digolongkan sebagai perusahaan tradisional. Sementara golongan
kedua adalah tahap-tahap dimana teknologi informasi sudah dipergunakan untuk
meningkatkan pendapatan (revenue) perusahaan (make money). Bahkan untuk
beberapa industri, teknologi informasi mutlak dibutuhkan untuk berkompetisi. Tanpa
keberadaannya, akan mustahil perusahaan dapat survive (remain in business) karena
tidak dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis.
II. Sistem Informasi Memengaruhi Organisasi dan Perusahaan
Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi, agar memberi informasi yang
dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting bagi organisasi. Organisasi disisi lain
juga harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat
keuntungan dari teknologi baru. Sitem informasi menjadi alat integral, online, interaktif yang
5. erat kaitannya dengan tiap menit operasi dan pengambilan keputusan pada organisasi
besar.Dalam sebuah perusahaan terdapat departemen sistem informasi yang merupakan unit
organisasi formal yang bertanggung jawab untuk memelihara fungsi sistem informasi di
dalam organisasi.
Departemen sistem informasi terdiri dari para ahli seperti programer (ahli teknis
terlatih yang membuat kode-kode intruksi perangkat lunak dan komputer), analisis sistem
(petugas ahli yang menerjemahkan masalah-masalah bisnis dan persyaratannya untuk
menjadi peersyaratan informasi dan sistem serta sebagai penyusun link-link utama antar
kelompok), manajer sistem informasi (pemimpin dari beragam ahli pada departemen sistem
informasi), chief information officer (manajer senior yang bertugas mengepalai fungsi sitem
informasi si dalam perusahaan) dan end user (perwakilan diluar kelompok sistem informasi
sebagai objek sasaran pengembangan aplikasi).
Selama dekade terakhir, sistem informasi secara fundamental telah mengubah
ekonomi organisasi dan meningkatkan kemungkinan mengelola pekejaan.Dan hal tersebut
menimbulkan beberapa dampak bagi organisasi danperusahaan. Diantara dampak-dampak
dari sistem informasi memengaruhi organisasi dan perusahaan yaitu :
a. Dampak Ekonomi
Teknologi sistem informasi sebenarnya ditolak oleh sejumlah manager madya dan
pekerja data karena teknologi informasi menggantikan pekerjaannya. Namun, teknologi
informasi juga membantu perusahaan memperkecil ukuran karena ia mampu mereduksi
biaya. Menurut teori biaya transaksi, perusahaan dan individu selalu meminimalkan biaya
transaksi, begitu juga dengan biaya-biaya produksi. Memanfaatkan pasar adalah mahal
(Williamson, 1985; Coase, 1937) karena memerlukan biaya-biaya seperti lokasi, dan
komunikasi dengan para pemasok jarak jauh, pembelian asuransi, mendapat informasi
prduk,dll.
Menurut teori agensi, perusahaan lebih dipandang sebagai “link kontrak” antara
individu-individu yang hanya berorientasi demi keuntungan pribadi daripada satu kesatuan
entitas yang berorientasi pemaksimalan laba (Jensen dan Meckling, 1976).
6. b. Dampak Organisasi dan Perilaku
Berdasarkan penelitian behavioral, disusunlah teori yang mengatakan bahwa
teknologi informasi mampu mengubah hierarki dari pengambilan keputusan pada pada
organisasi dengan cara menekankan biaya yang diperlukan oleh informasi dan memperluas
distribusi informal (Malone, 1997).
Pendekatan behavioral lainnya memandang lainnya memandang sistem informasi
sebagai jalan keluar dari kompetisi politik antara kelompok-kelompok organisasi untuk
mempengaruhi kebijakan-kebijakan organisasi, prosedur, dan sumber-sumber organisasi
(Laudon, 1974; Keen, 1981; Kling, 1980).
III. Manager, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi
Peran Manager dalam Organisasi
Manager memainkan peran didalam organisasi. Tanggung jawabnya meliputi
pengambilan keputusan, membuat laporan, menghadiri pertemuan, mengatur perayaan-
perayaan.Model Klasik Manajemen, merupakan derkripsi tradisional dari manjemen yang
berfokus pada fungsi-fungsi formal dari manjemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
koordinasi, pengambilan keputusan dan control. Model behavioral,menjelaskan manajemen
berdasarkan penelitian behavioral mengenai apa yang sesungguhnya dilakukan para manager
dalam mengembangkan tugasnya.
Peran Manager, merupakan aktivitas manager yang harus dijalankan manager di dalam
sebuah oraganisasi. Peran manager menurut Mintzbergdibagi dalam 3 kategori, yaitu :
1. Peran interpersonal, manager bertindak sebagai figure kepala dan pemimpin
organisasi.
2. Peran informal, yaitu manager menjadi pusat nadi organisasi, menerima dan
menyebarkan informasi penting.
3. Peran decisional, yaitu manager menginisiasi aktivitas, menagani ksulitan,
mengalokasi sumber-sumber dan negosiasi konflik.
7. IV. Implikasi untuk Perancangan dan Pemahaman Sistem Informasi
Agar mampu memberikan manfaat, sisitem inforamsi harus dibangun dengan suatu
pemahaman yang jelas atas organisasi tempat sistem itu diterapkan dan bagaimana sistem
informasi secara tepat memberi kontribusi untuk pengambilan keputusan manajerial. Faktor-
faktor sentral pada organisasi yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan sistem
adalah :
a. Lingkungan dimana organisasi harus berfungsi.
b. Struktur organisasi hierarki, spesialisasi dan prosedur standart pengoperasian.
c. Kultur dan politik organisassi.
d. Tipe organisasi dan gaya kepemimpinannya.
e. Kelompok-kelompok utama terkait yang mempengaruhi sitem dan perilaku para
pekerja yang akan menggunakan sistem tersebut
f. Jenis tugas, keputusan, dan proses bisnis yang akan dibantu oleh sistem informasi.
Para perancang sistem informasi harus mendesain sistem yang memiliki karateristik berikut :
1. Fleksibel dan memberi banyak pilihan untuk menangani data dan mengevaluasi
informasi.
2. Mampu mendukung beragam gaya, ketrampilan dan pengetahuan juga mampu
melacak banyak alternative dan konsekuensi.
3. Sensitive atas birokrasi organisasi dan ketentuan-ketentuan politik.
V. Metodologi Umum Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi
Secara umum, proyek-proyek sistem informasi dalam perusahaan atau organisasi
dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah proyek yang
bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi, menyangkut hal-hal
mulai dari pengadaan dan instalasi komputer secara stand-alone, sampai dengan
perencanaan dan pengembangan infrastruktur jaringan LAN (Local Area Network) dan
WAN (Wide Area Network). Kelompok kedua adalah berupa implementasi dari paket
program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan, mulai dari software
kecil seperti produk-produk retail Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi
berbasis ERP, seperti SAP dan BAAN. Kelompok terakhir adalah perencanaan dan
pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus (customized software), baik
8. oleh internal perusahaan maupun dengan bekerja sama dengan pihak luar seperti
konsultan dan software house. Lepas dari perbedaan karakteristik yang melatarbelakangi
ketiga jenis proyek tersebut, secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan
sebagai batu pijakan atau metodologi dalam melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut.
1. Tahap perencanaan
Tahap pertama adalah perencanaan. Langkah ini merupakan suatu rangkaian
kegiatan semenjak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan proyek ini didapat,
pendefinisian awal terhadap kebutuhan detil atau target yang harus dicapai dari
proyek tersebut, penyusunan proposal, penentuan metodologi dan sistem
manajemen proyek yang digunakan, sampai dengan penunjukan tim dan instruksi
untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan. Biasanya ada dua pihak
yang terlibat langsung dalam proyek perencanaan ini. Pihak pertama adalah pihak yang
membutuhkan (demand side) eksistensi dari suatu sistem informasi, dalam hal ini
adalah perusahaan, lembaga, institusi, atau organisasi yang bersangkutan. Pihak
kedua adalah pihak yang berusaha menjawab kebutuhan tersebut (supply side)
dalam bentuk pengembangan teknologi informasi. Kelompok ini biasanya
merupakan gabungan dari para personel yang terkait dengan latar belakang ilmu dan
pengetahuan yang beragam (multi disiplin), seperti ahli perangkat lunak, analis bisnis
dan manajemen, spesialis perangkat keras, programmer, system analyst, praktisi
hukum, manajer proyek, dan beberapa karakteristik SDM lain yang terkait. Dilihat dari
segi manajemen proyek sistem informasi, output yang harus dihasilkan oleh tahap
perencanaan adalah berupa jadwal detil dari kelima tahapan berikutnya menyangkut
masalah waktu, target deliverable, personel yang bertanggung jawab, aspek-
aspek keuangan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan utilisasi sumber daya yang
dipergunakan dalam proyek. Sebagai tambahan, standar-standar dan prosedur yang
akan dipergunakan dalam melakukan pengelolaan proyek pun harus jelas dan disepakati
bersama oleh seluruh anggota personel.
2. Tahap Analisa
Tahap kedua disebut sebagai tahap analisa. Secara prinsip ada dua aspek yang
menjadi fokus analisa, yaitu aspek bisnis atau manajemen, dan aspek teknologi. Analisa
aspek bisnis dimulai dengan mempelajari karakteristik dari perusahaan yang
bersangkutan, mulai dari aspek-aspek historis, struktur kepemilikan, visi, misi,
9. critical success factors (kunci keberhasilan usaha), performance measurements
(ukuran kinerja), strategi, program-program, dan hal terkait lainnya. Tujuan dilakukannya
langkah ini adalah:
Mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan
relevan di perusahaan (mengingat bahwa setiap perusahaan memiliki
pandangan tersendiri dan unik terhadap sumber daya teknologi yang dimiliki,
yang membedakannya dengan perusahaan lain); dan
Mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan
berpengaruh (memiliki dampak tertentu) terhadap proses desain, konstruksi, dan
implementasi.Analisa aspek teknologi meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat
menginventarisir asset teknologi informasi yang dimiliki perusahaan pada saat
proyek dimulai dengan tujuan:
Mempelajari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki perusahaan dan tingkat
efektivitas penggunaannya selama kurun waktu tersebut; dan
Menganalisa kemungkinan-kemungkinan diperlukannya penambahan sistem di
kemudian hari (system upgrading) sehubungan akan diimplementasikannya
teknologi baru.
Keluaran dari proses analisa di kedua aspek ini adalah berupa isu-isu
(permasalahan) penting yang harus segera ditangani, analisa penyebabnya,
dampaknya bagi bisnis perusahaan, beberapa kemungkinan skenario
pemecahan dengan segala resiko cost/benefit dan trade-off, serta pilihan solusi
yang direkomendasikan. Sebelum memasuki fase desain, seluruh tim harus faham
mengenai isu-isu ini dan memilki komitmen untuk melanjutkan proyek yang ada
ke tahap berikutnya sesuai dengan skala prioritas yang telah ditentukan (setelah
memilih skenario yang disetujui bersama).
3. Tahap Desain
Pada tahap desain, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis
atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi
yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, metoda interfacing,
10. teknik konversi data, metode migrasi sistem, dan lain sebagainya. Model-model
umum seperti Flowchart, ERDiagram, DFD, dan lain sebagainya dipergunakan
sebagai notasi umum dalam perancangan sistem secara teknis. Sementara itu secara
paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen akan melakukan perancangan
terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait seperti prosedur (SOP=Standar
Operation Procedures), struktur organisasi, kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan,
pendekatan SDM, dan lain sebagainya. Tim ini pun biasanya akan mempergunakan
model-model umum seperti Porter’s value chain, business process mapping, strategic
distinction model, BCG matrix, dan lain-lain. Sudah jelas bahwa hasil dari tahap ini
berupa blue print rancangan sistem secara teknis dan secara manajemen yang akan
dijadikan pegangan dalam proses konstruksi dan implementasi komponen-
komponen pada sistem informasi yang akan dikembangkan.
4. Tahap Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau development sistem
yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung
pelaksana tahap ini, mengingat bahwa semua hal yang bersifat konseptual harus
diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala detil. Dari
semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melibatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal SDM, biaya, dan waktu. Kontrol
terhadap manajemen proyek di tahap konstruksi harus diperketat agar tidak terjadi
ketidakefisienan maupun ketidakefektivan dalam penggunaan beragam sumber daya
yang ada (yang secara tidak langsung akan berdampak langsung terhadap
keberhasilan proyek sistem informasi diselesaikan secara on-time). Akhir dari
tahap konstruksi biasanya berupa uji coba sistem. Perbaikan-perbaikan bersifat
minor biasanya harus dilakukan setelah adanya masukan-masukan setelah evaluasi
diadakan.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertama
kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam perusahaan. Biasanya ada dua
pendekatan yang dipergunakan oleh perusahaan: cut-off atau paralel. Pendekatan cut-off
atau big-bang adalah suatu strategi implementasi sistem dimana dipilih sebuah hari
sebagai patokan, dimana terhitung mulai hari tersebut, sistem baru mulai
11. dipergunakan dan sistem lama sama sekali ditinggalkan. Sementara pendekatan paralel
dilakukan dengan cara melakukan pengenalan sistem baru sementara sistem lama
belum ditinggalkan, sehingga yang terjadi adalah berjalannya dua buah sistem
secara paralal (kedua sistem biasa disebut sebagai testing environment dan
production environment). Pemilihan terhadap kedua strategi tersebut tentu saja
tergantung kepada perusahaan masing-masing, melihat bahwa masing-masing
strategi implementasi memiliki sejumlah keuntungan dan kerugian yang berbeda.
Lepas dari strategi yang dipilih, pemberian pelatihan atau training harus diberikan
kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk
mengurangi resiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan
rasa memiliki (sense of ownership) terhadap sistem baru yang akan diterapkan,
sehingga seluruh jajaran pengguna atau SDM akan dengan mudah menerima sistem
tersebut dan memeliharanya dimasa-masa mendatang dengan baik. Evaluasi secara
berkala perlu dilakukan untuk menilai kinerja sistem baru yang diterapkan disamping
untuk mengetahui isu-isu permasalahan yang timbul. Tentu saja pemecahan masalah
dalam tahap implementasi harus segera dicari agar sistem tersebut dapat efektif
penggunaannya.
Proyek sistem informasi biasanya ditutup setelah tahap implementasi
dilakukan. Namun ada satu tahapan lagi yang harus dijaga manajemennya, yaitu
tahap pasca implementasi. Dari segi teknis, yang dimaksud dengan
aktivitas-aktivitas pasca implementasi adalah bagaimana manajemen
pemeliharaan sistem akan dikelola (maintenance, supports and services
management). Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan
mengalami perkembangan dikemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem,
interfacing ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap
fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan beberapa contoh dari kasus-kasus yang
biasa timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah perlunya dokumentasi yang
baik dan transfer of knowledge dari pihak pembuat sistem ke SDM perusahaan
untuk menjamin terkelolanya proses-proses pemeliharaan sistem. Tidak jarang terjadi
peristiwa dimana perusahaan atau personel pembuat sistem sudah tidak diketahui
lagi lokasinya setelah bertahun-tahun (mungkin perusahaannya tutup, atau yang
menangani sistem sudah pindah ke tempat kerja lain). Bisa dibayangkan bagaimana
perusahaan pemakai sistem terpaksa membuang sistemnya (membuat sistem baru
12. lagi) atau melakukan tambal sulam (yang secara teknis sangat berbahaya karena tingkat
integritas data yang buruk) akibat tidak adanya dokumentasi teknis yang baik atau
infrastruktur manajemen pemeliharaan yang efektif.
6. Tahap Pasca Implementasi
Dari segi manajemen, tahap pasca implementasi berupa suatu aktivitas, dimana
harus ada personel atau divisi dalam perusahaan yang dapat melakukan
perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan
kebutuhan bisnis yang teramat sangat dinamis. Dengan kata lain, bahwa dalam era
kompetisi sekarang ini, perusahaan harus mampu berubah dengan sangat cepat.
Sistem informasi atau teknologi informasi yang secara teknis tidak dapat beradaptasi
terhadap perubahan kebutuhan bisnis perusahaan sudah selayaknya tidak akan
mendapatkan tempat yang baik. Apakah teknologi informasi di perusahaan-perusahaan
dapat dengan mudah mengikuti perubahan kebutuhan bisnis secara cepat? Jika belum,
sudah waktunya bagi pimpinan perusahaan berbicara dengan departemen atau divisi
yang bertanggung jawab terhadap teknologi informasi di perusahaan anda. Dalam
kenyataannya, sudah ada teknologi yang dapat menjawab kebutuhan ini, dan
sudah terbukti efektif. Tidak ada tempat bagi perusahaan modern di tahun 2000
nanti yang masih menggunakan pendekatan sistem informasi dan teknologi
informasi secara konservatif (yang bagi sebagian perusahaan besar di Indonesia
masih menganggap pendekatan konservatif tersebut sebagai pendekatan ter-modern.
VI. Menggunakan Sistem Informasi untuk Mencapai Keunggulan
Kompetitif
Sistem informasi adalah suatu sistem virtual data mereka mencerminkan sistem fisik
dari sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untukmemberikan keunggulan
kompetitifkepada perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan
jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan
di atas para pesaingnnya. Mereka dapat keunggulan ini dengan memberikan produk dan jassa
pada harga yang lebih rendah, memberikan produk dengan jassa dan kualitass yang lebih
tinggi, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususdari segmen-segmen pasar tertentu.
Satu yang tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan
juga akan mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya. Di
13. dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage) mengacu
pada penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan (leverage) didalam pasar.Ingat
bahwa manajer perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus juga fisik dalam
memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan.Pandangan secara luas atas keunggulan
kompetitif menyadari adanya organisasi-organisasi yang bersaing dengan perusahaan
sekaligus sekaligus juga profesional dan staf di negara-negara lain yang bersaing
memperebutkan pekerjaan dengan karyawan perusahaan.Perusahaan multinasional sering kali
mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke organisasi-organisasi lain agar dapat mencapai
suatu keunggulan ekonnomi.Perusahaan yang melakukan bisnis secara global memiliki
kebutuhan-kebutuhan informasi dan koordinasi khusus.Biasanya keunggulan kompetitif dapat
dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik.
Beberapa perusahaan berkinerja lebih baik daripada yang lain. Perusahaan yang
melakukan kinerja lebih baik daripada yang lain dikatakan memliki keunggulan kompetitif.
Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif biasanya memiliki akses terhadap sumber
daya khusus yang tidak dimilki yang lain, atau juga mampu menggunakan sumber daya yang
tersedia umum dengan lebih efisien-biasanya pengetahuan dan aset informasi yang superior.
Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya,
perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnya.
Perusahaan dapat mencapai keunggulan ini dengan memberikan produk dan jasa pada harga
yang lebih rendah, memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi, dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu.
Di dalam sistem informasi, keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan
informasi untuk mendapatkan pengungkit (leverage) di dalam pasar. Pendukung utama
keunggulan kompetitif adalah Michael Porter, yang mengembangkan konsep-konsep seperti
rantai nilai (value chains) dan sisteam nilai (value system).
1. Rantai Nilai Porter
Profesor Harvard Michael E. Porter adalah orang yang paling sering dikaitkan dengan
topik keunggulan kompetitif.Buku dan artikel-artikel yang ditulisnya memberikan panduan
dan strategi bagi perusahaan yang mencoba untuk mendapatkan keunggulam diatas para
pesaingnya.Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih keunggulan kompetitif dengan
menciptakan suatu rantai nilai (value chains).
14. Gambar 1.1 Rantai nilai
Margin adalah nilai produk atau jasa perusahaan dikurangi dengan biaya produksi dan
margin merupakan tujuan dari rantai nilai tersebut.
Aktivitas-aktivitas nilai pokok ditunjukkan pada gambar (Merah) meliputi
pengumpulan logistik (inbound logistic) untuk mendapatkan bahan mentah dan persediaan
lainnya dan menyuplai; Operasional yaitu mengubah barang baku menjadi barang jadi;
penyebaran logistic(outbound logistik) yaitu transportasi dan distribusi produk kepada
pelanggan; pemasaran dan penjualan yaitu mengetahui kebutuhan pelanggan dan menerima
pesanan; dan servis atau pelayanan untuk memelihara hubungan baik dengan para pelanggan
setelah transaksi jual-beli.
Aktivitas-aktivitas nilai penunjang tampak pada gambar (warna biru), terdiri dari
infrastruktur perusahaan,yaitu penyusunan organisasi yang mempengaruhi semua aktivitas
pokok. Sebagian ada tiga aktivitas yang berpengaruh pada aktivitas utama, ketiga aktivitas itu
adalah pengelola sumber daya manusia terdiri dari seluruh aktivitas yang berhubungan
dengan pengelolaan peawai perusahaan, termasuk fungsi dan peran yang dilaksanakan oleh
para manager; pengembangan teknologi yaitu semua aktivitas yang melibatkan teknologi;
pengadaanatau perolehan yaitu aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan sumber daya
seperti material dan mesin yang akan digunakan oleh aktivitas-aktivitas utamanya.
Strategi level bisnis dan model rantai :
Pada level ini perusahaan mulai berfikir tentang bagaimana cara perusahaan
berkompetisi dalam pasar tententu. Strategi yang paling umum untuk level ini adalah : (1)
15. menjadi pengahsil produk dengan biaya produksi rendah; (2) mendiferensiasikan produk dan
jasa; (3) mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas pasar ke pasar
persainganglobal maupun dengan mempersempit pasar –fokus pada satu wilayah yang tidak
mampu dicapai pesaing.
Mendongkrak teknologi dalam rantai nilai :
Model rantai nilai memberi perhatian pada aktivitas khusus dimana strategi kompetitif
bisa diterapkan dengan paling baik (Porter, 1985) dan dimana sistem informasi memberi
dampak strategis.Model aktivitas ini telah dijelaskan pada Rantai Nilai Porter pada
pembahasan sebelumnya.
Jaringan yang beroprasi secara digital dibanyak perusahaan independen bisa
dimanfaatkan tidak hanya untuk membeli barang-barang persediaan tetapi juga untuk
berkoordinasi dengan erat mengenai produk.Perusahaan bisa memanfaatkan sistem informasi
untuk menciptakan produk dan jasa baru yang unik yang bisa dengan mudah dibedakan dari
produk pesaingnya. Sistem informasi strategis untuk diferensiasi produk dapat mencegah
salah respon, yaitu seakan –akan perusahaan yang memiliki produk dan jasa yang berbeda
tidak peru lagi bersaing dalam basis biaya. Sebagian besar produk dan jasa berbasis teknologi
informassi diciptakan oleh infrastruktur financial.
Memperluas Ruang Lingkup Rantai Informasi
Manajemen harus waspada terhadap tambahan keunggulan yang dapat dicapai dengan
menngaitkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai organisasi lain kaitan seperti ini dapat
meghasilkan suatu sistem antarorganisasional(interorganizational system-IOS). Perusahaan-
perusahaan yang berpartisipasi disebut sebagai sekutu bisnis (business partners) mereka
bekerja bersama sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga menimbulkan suatu
sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja sendirian.
Sebuah perusahaan dapat menngaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai pemasoknya
dengan mengimplementasikansistem yang membuat sumber daya input tersedia bila
dibutuhkan. Perusahaan juga dapat mengaitkan rantai nilainya dengan rantai nilai para
anggota jalur distribusinya, sehingga menciptakan suatu sistem nilai (vaue system). Ketika
para pembeli perusahaan produk perusahaan adalah organisasi, rantai nilai mereka akan juga
dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota distribusinya.
16. VII. Dimensi-dimensi Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan
strategis, taktis maupun operasional.
a. Keunggulan Strategis
Keunggulan ini merupakan keunggulan yang memiliki dampak fundamental dalam
membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi keunggulan strategis ini bisa dilihat dalam
suatu perusahaan yang memutuskan untuk mengubah semua data perusahaan yang dimiliki
kedalam database yang memungkinkan untuk digunakan bersama-sama dengan
pelangganataupun partner bisnis, database standart yang bisa diakses melalui web browser.
Berbagai koneksi ke internet memungkinkan web browser untuk mengakses laporan
secara maya dari berbagai tempat didunia. Dengan cara yang sama, pelanggan dan pemasok
yang berpotensi di berbagai tempat diseluruh didunia mempunyai akses yang memadai
terhadap bahan baku dan barang jadi perusahaan untuk mempercrpat transaksi penjualan dan
pembelian perusahaan.
Tingkat strategis akan menentukan arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih
terdapat kebutuhan akan suatu rencana yang dapat mencapai suatu strategi yang menyadari
arti penting dari keamanan
b. Keunggulan Taktikal
Keunggulan taktikal didefinisikan sebagai metode membuat dan menyempurnakan
strategi menggunakan cara yang lebih baik dibandingkan dengan cara yang digunakan para
pesaing.Keputusan strategis dibuat agar sistem informasi perusahaan mampu memberi
pelayanan yang memuaskan bagi para pelanggan, ini juga berarti sisitem informasi taktis
yang dikembangkan perusahaan tidak hanya meningktakan kepuasan pelanggan tetapi juga
meningkatkan keuntungan perusahaan.
c. Keunggulan Operasional
Keunggulan operasional merupakan keunggulan yang berhubungan dengan transaksi
adan prose sehari-hari. Di sinilah sistem informasi akan berinteraksi secara langsung dengan
proses. Situs web mampu mengingat pelanggan dan prefensinya melalui masa lalu
menggambarkan suatu keuntungan professional. Browser sering mempunyai cookies dan
17. informasi lainnya yang berhubungan dengan transaksi pelanggan. Penggunaan computer oleh
pelanggan untuk memasukkan data akan lebih akurat. Karena data yang dimasukkan sendiri
oleh pengguna, maka ada perasaan kepemilikan dari pengguna, bila data yang dimasukkan
ternyata tidak akurat maka pengguna tidak boleh menyalahkan perusahaan.Untuk berbagai
alas an operasional, akses web terhadap sistem informasi perusahaan meningkatkan
hubungan perusahaan dengan pelanggan.
Dari tiga tingkat keunggulan kompetitif di atas akan bekerja bersama-sama. Sistem
informasi yang terpengaruh oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik untuk
meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial.
VIII. Analisis GAP
Gap analisys merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja karyawan. Gap analisys atau analis kesenjangan juga merupakan
salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun tahap
evaluasi kerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan
dalam pengelolaan manajemen internal suatu lembaga. Secara harfiah “gap”
mengidentifikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya.
Gap analisys sering digunakan di bidang manajemen dan menjadi salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of service). Bahkan pendekatan
ini paling sering digunakan di Amerika Serikat untuk memonitor kualitas pelayanan.
Model yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithalm dan Berry (1995) ini memiliki
lima gap (kesenjangan), yaitu:
1) Gap Persepsi Manajemen, yaitu adanya perbedaan antara penilaian pelayanan
menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa.
2) Gap Spesifikasi Kualitas, yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai
harapan pengguna jasa dan spesifikasi kualitas jasa.
3) Gap Penyampaian Pelayanan, yaitu kesenjangan spesifikasi kualitas jasa dan
penyampaian jasa (service delivery).
4) Gap Komunikasi Pemasaran, yaitu kesenjangan antara penyampaian jasa dan
komunikasi eksternal. Ekspektasi pelanggan mengenai kualitas pelayanan
18. dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh perusahaan melalui komunikasi
ekternal pemasaran.
5) Gap dalam Pelayanan yang dirasakan, yaitu perbedaan persepsi antara jasa yang
dirasakan dan yang diharapkan oleh pelanggan jika keduanya terbukti sama,
maka perusahaan akan memperoleh citra dan dampak positif.
Gambar 1. Model
Expected dan Perceived
Service Quality
Boulding et al (1993) menganalisis kualitas pelayanan dengan menggunakan gap
analisys. Kesenjangan kualitas pelayanan diartikan sebagai kesenjangan antara pelayanan
yang seharusnya diberikan dan persepsi konsumen atas pelayanan aktual yang diberikan.
Semakin kecil kesenjangan tersebut, semakin baik kualitas pelayanan.
Dari berbagai definisi diatas mengenai gap analisys, dapat diambil kesimpulan
bahwa secara umum gap analisys dapat didefinisikan sebagai suatu metode atau alat yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan atau institusi. Dengan
kata lain, gap analisys merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui
kinerja dari sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar. Dalam kondisi umum,
kinerja suatu perusahaan atau institusi dapat tercermin dalam sistem operasional maupun
strategi yang digunakan oleh institusi tersebut. Secara singkat, gap analisys bermanfaat
untuk:
1. Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan suatu standar
kerja yang diharapkan.
2. Mengetahui peningkatan kinera yang diperlukan untuk menutup kesenjangan
tersebut, dan
19. 3. Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas dan biaya yang
dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.
IX. Contoh Keunggulan Kompetitif dalam Penggunaan Sistem Informasi
Perubahan cepat di dunia bisnis mendorong perusahaan mengandalkan kekuatan
informasi sebagai basis untuk berbisnis. Informasi yang didukung teknologi internet telah
merevolusi wajah perekonomian dunia untuk berubah dari ekonomi lama (old economy) ke
ekonomi baru (new economy). Ekonomi baru melengkapi kegiatan bisnis dunia nyata dengan
kekuatan informasi. Untuk memanfaatkan informasi dengan optimal, dunia bisnis perlu
menerapkan strategi pengelolaan informasi dan pengetahuan dengan optimal untuk
memperbaiki kualitas keputusan, proses, dan produk ataupun jasa yang dihasilkan, serta
hubungan yang harmonis dengan pelanggan.
Mengubah kabar buruk menjadi kabar baik teknologi informasi telah menjadi motor
penggerak bagi pertumbuhan bisnis dunia, termasuk di Indonesia. Dengan mengoptimalkan
manfaat dari informasi yang tepat, perusahaan dapat memangkas biaya yang besarnya sangat
signifikan. Namun, pemanfaatan informasi memiliki dua sisi: jika perusahaan tidak bisa
menggunakannya dengan tepat, maka informasi akan membawa pada kematian, sebaliknya
jika perusahaan dapat memanfaatkannya dengan optimal, maka keuntunganlah yang akan
didapat.
Sebagai contoh adalah PT Telkom dan PT Pos Indonesia. Revolusi informasi yang
masuk bersama dengan teknologi Internet, pada awalnya terlihat seperti membawa lonceng
kematian bagi dua perusahaan BUMN di Indonesia ini, karena Internet dianggap akan
memakan pasar PT Telkom di industri komunikasi suara dan PT Pos Indonesia di komunikasi
melalui pos. Tetapi, karena kedua perusahaan ini berhasil mengelola dan memanfaatkan
informasi disertai inovasi di bidang teknologi komunikasi tersebut dengan baik, datangnya
perubahan tidak mematikan bisnis kedua perusahaan ini. Mereka merangkul kekuatan
informasi dan teknologi Internet tersebut dengan secara signifikan melakukan perubahan-
perubahan fisik yang diperlukan dalam memperbaharui produk dan jasa yang mereka
tawarkan. PT Telkom memperkenalkan Telkomnet Instan sebagai jasa layanan internet bagi
pengguna telepon tanpa repot (tanpa harus mendaftar dengan prosedur administrasi yang
rumit sebagai pelanggan sebuah internet provider), bisa langsung diakses seperti menelepon
biasa. Jasa lainnya adalah penyediaan jaringan komunikasi broadband untuk kawasan tertentu
20. yang bisa digunakan untuk TV kabel atau jaringan internet dengan kabel (bukan dial up).
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ini, PT Telkom juga
menawarkan jasa komunikasi bergerak dengan telepon genggam yang menawarkan pulsa
jauh lebih murah dari perusahaan sejenis di industri komunikasi bergerak. Sedangkan PT Pos
Indonesia menawarkan produk-produk baru seperti wasantara-net (jasa layanan internet
provider), pengiriman kartu pos digital, serta pengiriman surat dan barang yang ditunjang
dengan jaringan elektronik yang telah dibangun oleh PT Pos untuk menyosong masa depan
menjadi perusahaan kelas dunia.
Mengubah Informasi Pasif Menjadi Informasi Aktif Informasi, ditunjang dengan
teknologi komunikasi yang berkembang cepat hanyalah merupakan alat. Alat ini
dikendalikan oleh manusia. Dengan demikian, pelaku bisnis perlu mengelola informasi yang
dapat diaksesnya sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan bersama oleh orang-orang yang
tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Di sini, peran knowledge management (KM)
menjadi penting. Dengan KM yang tepat, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan,
informasi penting dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh pimpinan di kantor pusat, tetapi juga
oleh mereka yang berada di cabang-cabang dan perwakilan perusahaan di seluruh dunia pada
waktu yang bersamaan. Jadi, knowledge management dapat mengubah informasi pasif yang
hanya tersimpan dalam kepala beberapa orang, atau dalam bentuk cetak, menjadi informasi
aktif, yaitu informasi yang di-share sehingga dapat dimanfaatkan secara aktif untuk
mengambil keputusan, melakukan inovasi dalam produk dan proses, mendukung
pembelajaran yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas dari SDM perusahaan. Sebagai
contoh: Perusahaan Nabisco, memanfaatkan information sharing untuk sarana
penyempurnaan kualitas produk dan layanan kepada pelanggan. Melalui Journey, sistem yang
khusus diciptakan untuk mengakomodasi kegiatan pengelolaan informasi (knowledge
management), seorang manager produk di Malaysia yang ingin mempromosikan peluncuran
makanan ringan baru, bisa mengakses Journey untuk melihat informasi tentang kegiatan
serupa (promosi peluncuran produk baru) yang pernah ataupun sedang dilakukan di negara
lain. Melalui sistem ini, manajer tersebut juga bisa melontarkan pertanyaan di forum diskusi
on-line, untuk mendapatkan masukan (ide, usulan strategi atau solusi) dari rekan-rekan
sesama manajer produk atau direktur pemasaran di berbagai tempat lain.
Upaya pengelolaan informasi juga dilakukan oleh Yamanauchi, perusahaan farmasi
terbesar ketiga di Jepang untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di perusahaan tersebut. Masalah-masalah
21. yang terjadi bisa dengan lebih cepat ditangani melalui forum diskusi on-line antarpimpinan di
berbagai divisi dan berbagai daerah. Keputusan yang menyangkut penerapan berbagai
terobosan baru juga bisa segera disosialisasikan untuk mendapat alternatif tindakan yang
terbaik guna merealisasikan terobosan-terobosan tersebut. Rapat-rapat penting yang
melibatkan personel puncak di berbagai daerah menjadi lebih mudah dan efektif dilakukan.
Informasi yang akan didiskusikan di e-mail terlebih dahulu untuk dipelajari, sehingga pada
saat meeting dilaksanakan (tanpa orang-orang tersebut harus secara fisik hadir di satu
tempat), diskusi bisa lebih difokuskan pada analisis alternatif strategi yang disampaikan.
Menurut Bill Gates (Business @ the Speed of Thought), di perusahaan otomotif, Ford,
Jacques Nasser, President Direktur bidang operasional, memanfaatkan kekuatan informasi
untuk membina hubungan dengan karyawan. Setiap hari Jumat, Nasser mengirim email ke
89.000 karyawan di seluruh dunia untuk memberikan ide-ide, informasi tentang
perkembangan terkini di industri otomotif, maupun di perusahaan. Ia juga membaca masukan
dari karyawan, distributor dan pelanggan untuk perbaikan produk dan kualitas layanan.
Mengubah Pelanggan Musiman Menjadi Pelanggan Loyal. Agar pelanggan menjadi
loyal, perusahaan perlu mengenal dengan baik, dan perlu dikenal dengan baik juga oleh target
pasar mereka. Caranya adalah dengan memanfaatkan informasi yang tepat untuk membina
hubungan dua arah yang harmonis dengan target pasar. Ada banyak cara yang bisa dilakukan,
salah satunya adalah mendekatkan diri dengan pelanggan dengan memberi layanan secara
individu kepada mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet
untuk mengunjungi pelanggan satu per satu di tempat mereka masing-masing. Melalui
teknologi ini, perusahaan bisa memperkenalkan berbagai produk, layanan baru yang
ditawarkan perusahaan bagi pelangan, serta berbagai solusi yang diberikan perusahaan untuk
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi pelanggan. Teknologi internet dengan
knowledge management-nya pun bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan masukan berharga
(melalui keluhan, usulan, dan pertanyaan yang disampaikan pelanggan) untuk memperbaiki
kualitas produk dan layanan bagi pelanggan, serta menciptakan produk dan layanan baru
sesuai dengan perubahan selera dan kebutuhan pelanggan yang bisa diakses dari setiap
transaksi yang tercatat. Dengan demikian, baik pelanggan maupun perusahaan bisa saling
mengenal dengan baik karakter masing-masing. Karena sudah saling kenal, dengan hubungan
yang baik, maka loyalitas pun akan lebih mudah tumbuh.
Dell Computers, perusahaan yang memproduksi komputer dengan mengandalkan
keterlibatan pelanggan dalam menentukan sendiri fitur dari komputer yang akan dibeli
22. (bukan fitur yang sudah distandarkan dari pabrik), serta Amazon.com, yang juga
mengandalkan keterlibatan pelanggan dengan konsep ”swalayan” (pelanggan bisa memilih
sendiri buku yang akan dibeli, dengan harga yang paling sesuai dengan kantong masing-
masing), merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan pemanfaatkan kekuatan
informasi yang ditunjang dengan teknologi yang tepat untuk memenangkan persaingan.
Kedua perusahaan ini tampil sebagai pemenang karena mereka mampu menggunakan
informasi untuk memenangkan pelanggan dengan cara yang mengubah paradigmanya dari
persaingan dalam produk menjadi persaingan dalam pemanfaatan informasi yang tepat untuk
memenangkan persaingan di pasar.
Berbagai bank di Indonesia juga sudah mulai memanfaatkan kekuatan informasi ini,
misalnya melalui internet banking, di mana pelanggan diberi kepercayaan dan kemudahan
untuk mendapatkan akses terhadap berbagai informasi yang mereka perlukan serta
melakukan sendiri transaksi perbankan mereka dengan memanfaatkan internet, misalnya:
transfer ke rekening lain, pembayaran berbagai tagihan. Transaksi yang dilakukan pelanggan
ini akan tercatat dalam sistem dan informasi yang dihasilkan (antara lain: berapa banyak yang
mengakses fasilitas ini, transaksi mana yang paling banyak diminati, masalah apa yang sering
menjadi keluhan pelanggan) akan tercatat sehingga mudah diakses oleh para pengambil
keputusan untuk meningkatkan kualitas keputusan mereka, serta mengantisipasi perubahan
minat dan kebutuhan pelanggan.