SlideShare a Scribd company logo
1 | P a g e
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada.
A. Tim Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang
kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari :
1. Manajer Analis Sistem
2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior
Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan
cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat
disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
B. Perlunya Pengembangan Sistem
Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa :
a. Ketidakberesan sistem yang lama yang menyebabkan sistem tidak dapat
beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
b. Pertumbuhan organisasi yang berdampak terhadap kebutuhan informasi
yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan
prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang
baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi
lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2 | P a g e
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi
waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang
telah disusun untuk meraih kesempatan kesempatan dan peluang-peluang pasar,
sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan
informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi
dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan
pemerintah.
C. Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem
1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji yang terlambat
4. Laporan yang tidak tepat waktu
5. Isi laporan yang sering salah
6. Tanggung jawab yang tidak jelas
7. Waktu kerja yang berlebihan
8. Ketidakberesan kas
9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10. Banyaknya pekerja yang menganggur
11. Kegiatan yang tumpang tindih
12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14. Persediaan barang yang terlalu tinggi
15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16. Biaya operasi yang tinggi
17. File-file yang kurang teratur
18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
3 | P a g e
19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20. Investasi yang tidak efisien
21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22. Kapasitas produksi yang menganggur
23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
D. Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal :
1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time.
Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat
tertentu
Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
2. Kualitas informasi yang disajikan
3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah
4. sumber daya yang digunakan
5. Kontrol (pengendalian)
6. Efisiensi
7. Pelayanan
E. Prinsip Pengembangan Sistem
Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah :
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar, maka setiap
investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
a) Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
b) Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses
pengembangan sistem
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
4 | P a g e
F. Siklus Hidup Pengembangan Sistem.
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau
Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa
perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan
metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini
umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola
yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-
tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi
(implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa
perangkat lunak angsyat Ä, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi
pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu
kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi,
yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup
sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional
system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping),
dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi
dasar dalam segala memecahkan jenis masalah. Sisklus hidup pengembangan sistem
(Systems development life cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi
pengembangan suatu sistem informasi.
Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan-
permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu
dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke
proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem. Siklus Hidup
Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi.
5 | P a g e
Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam fase, yaitu :
1. Fase Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem :
 Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem
informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai
informasi.
 Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek
dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
 Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung
pengembangan sistem.
Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :
a) Faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan
berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan. Suatu sistem yang
diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut:
 Kelayakan teknis. Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan
dapat dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan teknologi
yang ada atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.
 Kelayakan ekonomis. Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang
tersedia cukup untuk mendukung estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.
 Diferensiasi
 Kelayakan legal. Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem
yang sedang dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan kewajibannya secara legal.
 Kelayakan operasional. Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur
dan keahlian pegawai yang ada cukup untuk mengoperasikan sistem yang
diusulkan atau apakah diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan
keahlian.
6 | P a g e
 Kelayakan rencana. Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan
harus telah beroperasi dalam waktu yang telah ditetapkan.
b) Faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan pendukung sistem
informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan.
Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan
menerima prioritas yang tertinggi. Antara lain:
 Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh input yang tersedia.
Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkan biaya tambahan
yang tidak berarti. Produktivitas ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang
dikeluarkan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
 Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan produk
atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan pelayanan dari
saingannya. Diferensiasi dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi,
penanganan khusus, pelayanan yang lebih cepat, dan biaya yang lebih rendah.
 Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasi untuk
menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat
keputusan. Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporan-laporan tentang
efisiensi produktivitas setiap hari
2. Fase Analisis Sistem
Dalam fase ini :
a. Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan
timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan,
kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya,
keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
b. Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis
sistem.
c. Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu
tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
7 | P a g e
d. Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk
mengembangkan suatu sistem baru.
e. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan
untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
f. Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui
secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan
berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
g. Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini
berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim
proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila
laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan
sampai semua peserta setuju.
3. Fase perancangan sistem secara umum / konseptual
Arti Perancangan Sistem:
 Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem
 Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional
 Persiapan untuk rancang bangun implementasi
 Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
 Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang
utuh dan berfungsi
 Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan
Tujuan Perancangan Sistem:
a. Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem
b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Sasaran Perancangan Sistem:
8 | P a g e
 Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan
 Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan
 Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi,
pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh
manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh
komputer
 Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing
komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan
data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras,
perangkat lunak dan pengendalian intern.
Dalam fase ini :
a. Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan
pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif
perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih
rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
b. Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan
laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan.
Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat
sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai
dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
c. Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas
bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses,
kendali, database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga
menerangkan data yang akan dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang
sistem memilih struktur file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik,
disk magnetik atau bahkan filefile dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis
menjelaskan bagaimana data diproses untuk menghasilkan output.
4. Fase evaluasi dan seleksi sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai
9 | P a g e
kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara
hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif
akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah
satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif
perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan
dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
5. Perancangan sistem secara detail
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan
secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara
detail.
Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan
laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan
didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input baik untuk layar dan
form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk
mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara
online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi
informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat
bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang
dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error
ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan
untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan
jaringan telekomunikasi.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini
mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing
10 | P a g e
rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga
dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan
menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
Meskipun sejumlah orang telah me-review dan menyetujui setiap komponen rancangan
sistem, review terhadap rancangan sistem secara detail harus dilakukan kembali secara
menyeluruh dan lengkap oleh pemakai sistem dan personel manajemen, sedangkan
profesional sistem mungkin tidak terlibat dalam kegiatan ini.
Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan error
dan kekurangan rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan
atau sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang
bernilai dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah
semua review secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat
dan pemakai dan manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail.
Alat-alat Perancangan Sistem
Alat-alat perancangan menolong profesional sistem untuk membentuk struktur sistem
yang akan memenuhi kebutuhan pemakai selama aktivitas analisis. Alat-alat
perancangan sistem yang digunakan adalah :
a. Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data ditransformasikan
menjadi informasi, seperti Pseudocode, Structure english, dan Tabel keputusan.
b. Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk merepresentasikan hirarki
modul-modul program tidak termasuk dokumentasi interface antar modul.
c. Structure chart untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program
termasuk dokumentasi interface antar modul.
d. Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk merepresentasikan struktur program dari
gambaran umum sampai detail.
e. Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.
11 | P a g e
6. Fase Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem
Pada fase ini:
a) Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
b) Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi
sistem baru.
Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
1. rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation
Review Technique (PERT) Chart dan
2. Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian ini adalah laporan yang
menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
 Pengembangan perangkat lunak
 Persiapan lokasi peletakkan sistem
 Instalasi peralatan yang digunakan
 Pengujian Sistem
 Pelatihan untuk para pemakai sistem
 Persiapan dokumentasi
PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan
Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas
Ke Bawah.
a) Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional
(traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach).
Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-
tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan
akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
12 | P a g e
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah sebagai
berikut :
• Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam
mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat lunak
menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan
pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow
diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision table). diagram IPO,
bagan terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan
pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik
tersebut
• Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena
dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur.
Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -teknik yang digunakan.
Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka
dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas,
sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.
• Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan
pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahankesalahan sistem akan menjadi
lebih besar.
• Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil pengembang
sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan
dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan
merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada
akhirnya. Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan
13 | P a g e
Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba menyediakan kepada
analis sistem dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem
disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.
b) Pendekatan terstruktur (Structured Approach)
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknikteknik yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan
jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak yang
diperkenalkan baik dalam buku-buku, maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan
pengembang sistem.
Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem yang terstruktur. Konsep pengembangan sistem terstruktur
bukan merupakan konsep yang baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan
perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang
banyak digunakan di industri-industri. Konsep ini memang relatif masih baru
digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem
yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan
permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem
akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai
dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya, dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).
• Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana
transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan
untuk menangani transaksi dan naik kelevel atas dengan merumuskan kebutuhan
informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan
klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut
juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan
diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
14 | P a g e
• Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas
organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari
pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan
informasi ditentukan, maka proses turun kepemrosesan transaksi, yaitu penentuan
output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga
merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada
tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi
tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh
manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul
mengikuti informasi yang dibutuhkan.
• Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa
memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran
organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).
• Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-
masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran organisasi secara global.
• Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi
sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
15 | P a g e
• Pendekatan Moduler (modular approach)
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana,
sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah
dipelihara (ciri terstruktur)
• Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak
menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal,
sulit dikembangkan karena terlalu komplek.
• Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang
memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti
kebutuhan dan teknologi yang ada.
Keuntungan pendekatan berkembang:
• Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
• Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
• Standarisasi (standardization).
• Orientasi ke masa datang (future orientation).
• Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry)
METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep
pekerjaan, aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu
pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang
sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi Pengembangan sistem berarti
metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan
16 | P a g e
postulat-postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan
suatu sistem informasi. Urutan-urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal
dengan istilah Algoritma. Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode,
prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat
(dalil) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Klasifikasi dari metodologi :
a) Functional decomposition methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-
subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami,
dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini
adalah :
• HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
• Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement
(ISR)
• Information Hiding
b) Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
• Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan
secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-
modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah
a. SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
b. Composite Design
c. SSAD (Structured System Analysis and Design)
• Data Structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang
termasuk dalam metodologi ini adalah :
17 | P a g e
a. JSD (Jackson’s System Development)
b. W/O (Warnier/Orr)
c) Prescriptive Methodologie
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah:
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan
perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari
ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi. ISDOS
mempunyai dua komponen, yaitu :
• PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS,
yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine
readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis
oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan
merupakan bahasa pemrograman prosedural.
• PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip
dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang
dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
ALAT DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah :
a. HIPO diagram
b. Data flow diagram
c. Structured chart
d. SADT diagram
e. Warnier / Orr diagram
f. Jackson’s diagram
Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan disemua
metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan, diantaranya :
18 | P a g e
a) Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) :
o Bagan alir sistem (System Flowchart)
o Bagan alir program (Program Flowchart)
o Bagan alir logika program (Program logic Flowchart)
o Bagan alir program komputer (Detailed computer program Flowchart)
o Bagan alir kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut juga Bagan alir
formulir
o Bagan alir hubungan database (Database relationship Flowchart)
o Bagan alir proses (Process Flowchart)
o Gant chart
b) Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)
c) Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (Personal relationhip charting):
o Bagan distribusi kerja (Working distribution chart)
o Bagan organisasi (Organization chart)
Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya:
a) Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program
Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan proyek.
b) Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique), yaitu teknik yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan
mempelajari sistem yang ada. Teknik ini diantaranya adalah:
• Wawancara (Interview)
• Persiapan yang dilakukan :
• buat janji pertemuan
• pastikan orang yang akan diwawancarai
• pokok permasalahan
• Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan :
• Siapa yang akan diwawancarai
• Pokok permasalahan
19 | P a g e
• Tanggapan
• Kapan akan bertemu kembali
• Observasi (Observation)
• Daftar pertanyaan (Questionaires)
• Pengumpulan Sampel (Sampling)
c) Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost Benefit Analysis)
adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan
pengembangan sistem informasi seperti ;
• Biaya pengadaan
• Biaya persiapan
• Biaya proyek
• Biaya operasi
Serta manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti ;
• Manfaat mengurangi biaya
• Manfaat mengurangi kesalahan
• Manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas
• Manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian
manajemen
d) Teknik Inspeksi / Walkthrough
Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan ini dapat
dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan sistem.
Verifikasi hasil kerja secara formal disebut dengan Inspeksi (inspection) sedangkan
yang tidak formal disebut Walkthrough.
Penyebab kegagalan pengembangan sistem :
a) Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
b) Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai
c) Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya
d) Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan
20 | P a g e
e) Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yg tidak
direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai
f) Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara
g) Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik
PEMELIHARAAN / PERAWATAN SISTEM
Pemeliharaan sistem informasi adalah suatu upaya untuk memperbaiki, menjaga,
menanggulangi, mengembangkan sistem yang ada. Pemeliharaan ini di perlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja sistem yang kita ada agar dalam
penggunaannya dapat optimal. Berikut ini beberapa pengertian lain tentang
pemeliharaan sistem dari beberapa sumber :
 Merupakan siklus terakhir dari SDLC.
 Pemeriksaan periodik, audit dan permintaan pengguna akan menjadi source
untuk melakukan perawatan sistem diseluruh masa hidup sistem
Pemeliharaan sistem merupakan cara terbaik untuk menjaga efiensi sistem yang
sudah ada. Seperti kata pepatah, lebih baik memelihara dari pada mengganti. Berikut
merupakan beberapa alasan mengapa kita perlu memelihara sistem yang ada :
 Agar dapat meningkatkan sistem / kinerja sistem
 Menyesuaikan dengan perkembangan, agar sistem yang ada tidak tertinggal
a) Jenis – jenis pemeliharaan sistem meliputi :
 Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang mengkoreksi kesalahan –
kesalahan yang ditemukan pada sistem, pada saat sistem di jalankan / berjalan.
 Pemeliharaan adaptif Yaitu pemelihaaan yang bertujuan untuk menyesuaikan
perubahan yang terjadi
 Pemeliharaan perfektif Pemeliharaan ini bertujuan untuk menigkatkan cara
kerja suatu sistem
 Pemeliharaan preventif Pemeliharaan ini bertujuan untuk menangani masalah-
masalah yang ada
21 | P a g e
b) Siklus Hidup Pemeliharaan Sistem (SMLC) :
 Permintaan Perubahan
 Mengubah permohonan pemeliharaan menjadi suatu perubahan
 Menspesifikasi perubahan
 Membangun pengganti
 Menguji pengganti
 Melatih pengguna dan melakukan tes penerimaan
c) Prosedur pemeliharaan sistem
• DLC (system development life cycle), merupakan tahapan dalam pekerjaan yang
dilakukan oleh analis sistem dan programer dalam membangun sistem informasi.
SDLC terdiri dari enam tahap yaitu :
a. Perencanaan sistem
b. Analisis sistem
c. Rancangan sistem general (atau konseptual)
d. Evaluasi dan pemilihan sistem
e. Rancangan sistem terinci (atau fungsional)
f. Implementasi sistem
• SWDLC (software development life cycle)
SWDLC terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Perancangan perangkat lunak
b. Penyandian perangkat lunak
c. Pengujian perangkat lunak
• Bahasa pemrograman standar
Bahasa pemrograman standart yang digunakan untuk memudahkan dalam
pemeliharaan sistem adalah bahasa c, dan cobol
• Case tools untuk memelihara Sistem :
22 | P a g e
a. Forward engineering, proses ini menerapkan prinsip – prinsip
rekayasa perangkat lunak
b. Reverse Engineering, adalah sistem penganalisaan untuk
mengidentisfikasi komponen-komponen sistem
c. Reengineering, rekayasa ulang / Perubahan / pengulangan bagaimana
cara suatu sistem menyelesaikan masalah – masalah
d. Restrukturing, merupakan penataan / pembenahan kembali suatu
sistem
e. Maintenance Expert Systems
d) Pemeliharaan sistem yang baik
Pemeliharaan sistem yang baik adalah pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan
tepat waktu (terjadwal), dll.
e) CMS (content management sistem)
CMS adalah Sebuah sistem yang memberikan kemudahan kepada para penggunanya
dalam mengelola dan mengadakan perubahan isi. CMS berguna untuk :
 Mendesain
 Mengembangkan sistem / content
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SECARA INSOURCHING
Sistem informasi manajemen menitikberatkan pada informasi untuk suatu
keputusan terstruktur atau informasi yang dapat diantisipasi. Hal tersebut mungkin
tampak sederhana, tetapi sebenarnya menyediakan informasi untuk membantu
manajer-manajer membuat keputusan-keputusan adalah tugas yang sangat sulit dan
kompleks. Sistem informasi manajemen memainkan peranan penting dalam
penyusunan rencana strategis, pembuatan keputusan, dan pengontrolan kegiatan-
kegiatan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilannya.
In-sourcing adalah metode pengembangan sistem informasi yang hanya melibatkan
sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Sistem informasi
mengenai operasi sistem pada pihak manajemen untuk memberikan pengarahan dan
23 | P a g e
pemeliharaan sistem dalam hal ini pengendalian ketika sistem bertukar input dan
output dengan lingkungannya.
A. Kelebihan Insourching
Keunggulan dalam menerapkan metode in-sourcing diantaranya :
 Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem
dalam perusahaan.
 Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak
perusahaan.
 Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera
melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.
 Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.
 Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap
sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan
perusahaan tersebut.
 Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.
 Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih
terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
 Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan
lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
B. Kelemahan Insourching
Kelemahan dalam menerapkan metode in-sourcing adalah :
 Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi
informasi.
24 | P a g e
 Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena
konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga
pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.
 Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu
perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang
teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).
 Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga
ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
 Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem
informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.
 Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang
terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SECARA OUTSOURCHING
Dalam pengertian umum, istilah outsourcing (Alih Daya) diartikan sebagai contract
(work) out seperti yang tercantum dalam Concise Oxford Dictionary, sementara
mengenai kontrak itu sendiri diartikan sebagai berikut: “ Contract to enter into or make
a contract. From the latin contractus, the past participle of contrahere, to draw together,
bring about or enter into an agreement.” (Webster’s English Dictionary). Pengertian
outsourcing (Alih Daya) secara khusus didefinisikan oleh Maurice F Greaver II, pada
bukunya Strategic Outsourcing, A Structured Approach to Outsourcing: Decisions and
Initiatives, dijabarkan sebagai berikut : “Strategic use of outside parties to perform
activities, traditionally handled by internal staff and respurces”. Menurut definisi Maurice
Greaver, Outsourcing (Alih Daya) dipandang sebagai tindakan mengalihkan beberapa
aktivitas perusahaan dan hak pengambilan keputusannya kepada pihak lain (outside
provider), dimana tindakan ini terikat dalam suatu kontrak kerjasama. Beberapa pakar
serta praktisi outsourcing (Alih Daya) dari Indonesia juga memberikan definisi
mengenai outsourcing, antara lain menyebutkan bahwa outsourcing (Alih Daya) dalam
bahasa Indonesia disebut sebagai alih daya, adalah pendelegasian operasi dan
manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan jasa
outsourcing). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Muzni Tambusai, Direktur
25 | P a g e
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
yang mendefinisikan pengertian outsourcing (Alih Daya) sebagai memborongkan satu
bagian atau beberapa bagian kegiatan perusahaan yang tadinya dikelola sendiri kepada
perusahaan lain yang kemudian disebut sebagai penerima pekerjaan.
A. Kelebihan Outsourcing
 Perusahaan dapat fokus pada core business-nya dengan tetap menikmati nilai-
nilai positif dari sistem dan teknologi informasi.
 Teknologi yang maju. IT outsourcing memberikan akses kepada organisasi klien
berupa kemajuan teknologi dan pengalaman personil.
 Waktu yang digunakan menjadi lebih singkat untuk ketetapan dalam organisasi
 Dapat memenuhi kebutuhan perusahaan akan personil IT yang handal
 Biaya variabel dapat diubah menjadi biaya tetap dan membuat biaya variabel
menjadi lebih mudah diprediksi dan perusahaan dapat menentukan tingkatan
kualitas yang ingin dicapainya.
 Akses kepada hak-hak intelektual dan pengalaman dan pengetahuan yang luas
karena Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini
dan pihak outsourcer memilikinya.
 Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan
sendiri secara internal, karena outsourcermemang spesialisasi dan ahli di bidang
tersebut. vendor dapat menyediakan solusi menggunakan personilnya,
infrastruktur, jasa pengintegrasian, dan jasa pendukung. Vendor yang
berpengalaman khususnya jenis jasa, banyak menguji sistem dan permasalahan
potensial sehingga dapat diantisipasi lebih baik.
 Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi dan
transfer pengetahuan yang dimiliki olehoutsourcer.
 Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.
 Meminimalkan risiko kegagalan investasi yang mahal
 Katalisator dalam melakukan sebuah perubahan besar yang mungkin tidak dapat
diperoleh jika dilakukan sendiri oleh internal perusahaan.
 Meminimalkan resiko melalui sharing risk kepada pihak ketiga.
26 | P a g e
 Penggunaan sumber daya Sistem Informasi belum optimal. Jika ini terjadi,
perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat-
saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak
dimanfaatkan pada waktu yang lainnya
B. Kelemahan Outsourcing Antara Lain :
 Tidak secara fleksibel akan mampu menangani permasalahan-permasalahan
yang unik dalam perusahaan
 Rentan dapat ditiru oleh pesaing lain bila aplikasi yang dioutsourcingkan adalah
aplikasi strategik
 Kesepakatan dari kontraktual outsourcing harus berjangka waktu lama untuk
menjamin keamanan data dan kelanggengan sistem yang sudah berjalan.
 Memerlukan waktu, kordinasi dan biaya dalam melakukan perubahan terhadap
isi dari kesepakatan kerja sebelumnya.
 Adanya kecenderungan outsourcer untuk merahasiakan sistem yang digunakan
dalam membangun sistem informasi bagi pelanggannya agar jasanya tetap
digunakan.
 Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang dioutsourcekan.
Dalam kasus seperti bila aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang harus
memerlukan penanganan khusus dan cepat maka harus terlebih dahulu
menghubungi pihakvendor.
 Memiliki ketergantungan kepada pihak ketiga (pengembang dan pengelola)
sehingga cukup sulit bagi perusahaan untuk mengambil alih kembali sistem yang
sudah berjalan saat ini (memerlukan waktu dan tenaga).
 Memungkinkan terjadinya pencurian atau hilangnya sistem dan data yang
perusahaan sehingga merugikan perusahaan
C. Dampak positif Outsourcing antara lain:
 Jasa yang diberikan dari pegawai outsourcing kepada perusahaan lebih
berkualitas
 Tidak perlu menyeleksi pekerja (pekerja outsourcing sudah berkualitas)
 Resiko yang ditanggung perusahaan kecil
27 | P a g e
 Biaya tidak terlalu besar
D. Dampak negatif Outsourcing antara lain:
 Tidak bisa menangani masalah-masalah unik di perusahaan
 Dapat terjadinya pencurian oleh pegawai outsourcing yang dapat merugikan
perusahaan
 Memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar
 Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang dioutsourcekan
Pengembangan sistem informasi dalam perusahaan dapat dilakukan melalui tiga
metode yaitu in-sourcing, co-sourcing, dan out-sourcing. Perusahaan harus berhati-hati
dalam hal pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi yang tepat. Kesalahan di
dalam pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta
waktu yang terpakai akan menjadi sia-sia. Perusahaan dapat membandingkan
advantage dan disadvantage dari ketiga alternatif tersebut. Masing-masing metode
memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan terhadap salah satu metode
pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
ketersediaan dana dan kemampuan tenaga kerja.
Metode insourcing sebaiknya digunakan ketika perusahaan yakin bahwa metode
tersebut memang tepat. Beberapa keunggulan dari insourcing yaitu bahwa karena yang
mengembangkan sistem informasi adalah karyawan yang bekerja di perusahaan itu
maka ia mengerti dan paham mengenai apa yang dibutuhkan perushaan, selain itu
perusahaan juga menghemat biaya tenaga kerja. Tetapi perlu dipikirkan juga bahwa
pengembangan tersebut tidak akan menggangu pekerjaan rutin si karyawan, sehingga
pengerjaannya akan fokus. Apabila ternyata mengganggu maka akan mengakibatkan
pengembangan tersebut justru memakan waktu yang lama.
Proses outsourcing sebaiknya dikomunikasikan dan diinformasikan kepada
berbagai divisi yang ada pada perusahaan tersebut termasuk staff bagian IT, sehingga
ketika outsourcing dilaksanakan para staff memahami pentingnya keahlian dan
teknologi baru bagi perusahaan mereka dan di dorong untuk memperoleh keahlian
baru tersebut. Salah satu contoh keberhasilan outsourcing yaitu, American Standard
28 | P a g e
yang melaporkan bahwa dalam setahun dapat menghemat $2 juta karena melakukan
outsourcing terhadap operasi keuangan dan penggajian (Laudon & Laudon, 1998).
Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor yang tepat
(choose the right vendor) karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang
sehingga penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat
krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial.
Sebuah program aplikasi yang baik tidak hanya menterjemahkan proses manual ke
dalam system dalam bentuk medianya tetapi meliputi proses yang terdapat didalamnya
dengan memberikan kemudahan bagi penggunanya dan tentu saja memberikan nilai
tambah bagi perkembangan suatu organisasi. Perubahan proses akan mengubah SOP
(Standard Operasional Procedure) yang sudah ada, dan tentu saja akan melibatkan
orang-orang yang ada didalamnya.
CONTOH KASUS IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SISTEM PADA ORGANISASI
PERUSAHAAN
Sebagai contoh kasus pada tahun 2003, Bank Artha Graha telah berinvestasi sebesar Rp.
11,5 milyar dengan menggunakan jasa outsourcing dalam mengembangkan sistem
informasinya dengan menunjuk Polaris Software Lab. Ltd. sebuah perusahaan TI asal
India. Seiring berjalannya waktu, manajemen Bank Artha Graha merasa tidak puas
terhadap kinerja aplikasi yang dikerjakan oleh Polaris tersebut. Selain itu, manajemen
Bank Artha Graha menilai pengerjaan nya pun memakan waktu lama bahkan
menganggap aplikasi itu tak layak pakai. Sehingga, memaksa eksekutif puncak dari
eksekutif puncak harus mendekam di bui. harus mendekam di bui (SWA, 02/XIX/23
Januari – 05 Februari 2003).
Pengembangan Sistem Informasi
Definisi pengembangan sistem informasi adalah aktivitas untuk menghasilkan sistem
informasi bebasis komputer untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau
memanfaatkan kesempatan (oppurtunities) yang timbul (Derry Jiwanda, 2013).
29 | P a g e
Adapun definisi lain mengenai pengembangan sistem informasi berdasarkan
Gunadarma adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada
Tujuan dilakukannnya pengembangan sistem informasi karena sistem lama perlu
diperbaiki atau diganti yang disebabkan oleh:
Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa:
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat
beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat,
perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang
baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua
kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu
sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah
disusun untuk meraih kesempatandan peluang pasar, sehingga teknologi
informasiperlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar
dapatmendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah.
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksiinstruksi dari
atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
30 | P a g e
Adapun indikator diperlukannya pengembangan sistem informasi, antara lain:
1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji yang terlambat
4. Laporan yang
5. yang tidak jelas
6. Waktu kerja tidak tepat waktu
7. Isi laporan yang sering salah
8. Tanggung jawab yang berlebihan
9. Ketidakberesan kas
10. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
11. Banyaknya pekerja yang menganggur
12. Kegiatan yang tumpang tindih
13. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
14. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
15. Persediaan barang yang terlalu tinggi
16. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
17. Biaya operasi yang tinggi
18. File-file yang kurang teratur
19. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
20. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
21. Investasi yang tidak efisien
22. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
23. Kapasitas produksi yang menganggur
24. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
Manajemen perusahaan berharap dengan adanya pengembangan sistem informasi
terjadi peningkatan dalam hal:
Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time. Throughput: jumlah
pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu. Respon time: Rata-rata waktu
tertunda di antara dua transaksi.
31 | P a g e
1. Kualitas informasi yang disajikan.
2. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang
digunakan.
3. Kontrol (pengendalian).
4. Efisiensi.
5. Pelayanan.
Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan-
permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu
dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke
proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem. Siklus Hidup
Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup pengembangan sistem
informasi saat ini terbagi atas 6 (enam) fase, yaitu:
1. Perencanaan sistem.
2. Analisis sistem.
3. Perancangan sistem secara umum / konseptual.
4. Evaluasi dan seleksi sistem.
5. Perancangan sistem secara detail.
6. Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem.
7. Pemeliharaan / Perawatan Sistem.
Kebijakan perusahaan dalam menentukan apakah menggunakan outsourcing
atau insourcing tergantung dari tergantung dari ruang lingkup, budget, resiko, tingkat
kegunaan, dan sejauh mana kita memerlukannya. Kalau dilihat dari ruang lingkup, yaitu
ruang lingkup perusahaan kita, ruang lingkup area kerja kita, dan ruang lingkup
perusahaan kita. Kalau ruang lingkup itu tidaklah terlalu besar dan sangat sederhana,
maka jalan insourcing adalah langkah yang terbaik yang ada. Tetapi kalau sudah
mencakup area yang lebih luas lagi, mungkin outsourcing adalah jalannya, atau juga
bisa menggunakan insourcing, sehingga fokus kegiatan bisnis kita bisa lebih di
fokuskan. Dilihat dari budget yang ada, kalau budget yang perusahaan miliki tidak
teralu banyak, atau masih kalangan menengah ke bawah, ada baiknya kalau
32 | P a g e
menggunakan insourcing demikian sebaliknya. Dilihat tingkat keguanaan , resiko dan
sejauh mana berbandin lurus dengan kebijakan outsourcing yang diambil perusahaan
semakin besar ukuran diatas perusahaan harus mempertimbangkan untuk
menggunakan outsourcing.
Cara Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu
Outsourcing (alih daya)
Outsourcing (alih daya) pengembangan sistem informasi adalah keputusan yang
diambil organisasi untuk mengontrakkan, menjual sebagian, atau seluruh aset TI,
manusia dan aktivitas kepada pihak ketiga, yang sebagai gantinya, menyediakan dan
mengelola aset dan layanan dengan biaya atau rencana keuangan dalam kurun waktu
yang telah disetujui (Andika Arif Sukrawan, 2013).
Berdasarkan Azwil Nazir, 2013 perihal yang menjadi penyebab perusahaan
memutuskan untuk meng-alihdayakan (meng-outsourcingkan) pengembangan sistem
informasinya antara lain:
Pesatnya perkembangan teknologi informasi menyebabkan para penggunanya,
termasuk manajemen perusahaan harus memberikan perhatian ekstra terhadap
pengelolaan sistem informasi dan infrastrukturnya yang berimplikasi kepada kendala
sumber daya manusia TI dan investasinya. Padahal di sisi lain, perusahaan dituntut
untuk membuat bisnisnya menjadi lebih efisien.
Sebagian pengguna jasa teknologi informasi di perusahaan merasa kurang puas
terhadap layanan (dan biaya) TI yang dilakukan oleh departemen sistem informasinya
(in-house IT department).
Adanya dorongan regulasi dari otoritas sektoral yang menuntut perusahaan
untuk menggunakan jasa teknologi yang berkualitas.
33 | P a g e
Berdasarkan Azwil Nazir, 2013 terdapat beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan sebelum manajemen perusahaan memilih rekanan (vendor) penyedia
jasa pengembangan sistem informasi antara lain:
Reputasi penyedia jasa alih daya.
Kualitas layanannya.
Flesibilitas harga yang ditawarkan.
Komitmen tingkat layanan yang akan diberikan.
Sanksi yang dapat perusahaan berikan kepada penyedia jasa alih daya jika
komitmen layanannya (service level) tidak terpenuhi.
Berdasarkan Hnindito, 2009 keuntungan yang akan diperoleh perusahaan bila
meng-alihdayakan pengembangan sistem informasinya, antara lain:
Mengatur spesialis pekerja IT dalam jangka pendek. Perusahaan alih daya
membantu dalam penyediaan tenaga ahli dalam waktu kontrak yang pendek. Hal ini
sangat membantu perusahaan menengah kebawah dalam pemenuhan tenaga IT yang
profesional.
Mempercepat time to market. Perusahaan dapat mempercepat proses yang
berkaitan dangan teknologi, misalkan untuk mempublikasikan web page yang berisi
informasi produk tertentu dapat dilakukan dengan hosting pada penyedia layanan.
Sehingga perusahaan tidak perlu membeli perlengkapan infrastruktur ataupun
membangun fasilitas yang lain
Beroperasi 24 X 7. Konsumen berharap dapat mengakses informasi setiap saat.
Hal ini membutuhkan dukungan infrastruktur dengan spesifikasi yang tinggi dan
investasi yang cukup tinggi dimana kebanyakan perusahaan tidak menyediakannya. Hal
ini dapat di alihkan ke penyedia alih daya. Perusahaan alih daya dapat menyediakan
layanan tersebut dan mennggunakan pada beberapa perusahaan sehingga masih
didapat keuntungan.
34 | P a g e
Profil cash flow yang lebih leluasa. Dengan melakukan subskripsi pada penyedia
layanan alih daya, perusahaan hanya membayar service teknologi informasi sesuai
dengan yang digunakan, tanpa harus memikirkan biaya investasi diawal ataupun biaya
pemeliharaan.
Pengurangan biaya pada pembaruan layanan IT. Layanan terpusat dapat
mengurangi biaya pada bisnis pada banyak cara, salah satunya adalah dalam
pemutakhiran perangkat lunak. Dengan layanan terpusat proses ini dapat menghemat
waktu. Selain itu layanan ini juga mengurangi resiko perangkat lunak piracy karena
scara fisikm CD program tidak di distribusikan.
Aplikasi yang dapat diakses secara global. Aplikasi dapat diakses melalui internet
sehingga tidak terdapat lagi batasan geografis dan juga dapat diakses melalui web
browser ataupun peralatan telepon genggam. Hal ini merupakan nilai tambah yang bisa
didapat dengan menggunakan layanan alih daya. Keuntungan dari aplikasi layanan
melalui internet tidak semata disebabkan oleh layanan alih daya, tetapi juga karena
penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan computer.
Model teknologi ini adalah On Demand, utility computing dan grid computing.
Insourcing
Insourcing dalam hal pengembangan informasi berdasarkan Affan Hilman, 2010
adalah pengembangan dan penerapan sistim informasi manajemen dilakukan oleh
internal perusahaan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri dan biasanya
terdapat divisi atau departemen informasi dan teknologi komunikasi yang bertugas
untuk mengurus hal ini.
Menurut Rita Anggraeni, 2012 terdapat kekuatan dan kelemahan apabila
perusahaan menggunakan sumberdaya internal atau yang lebih dikenal dengan
insourcing untuk melalukan pengembangan sistem informasi, antara lain:
35 | P a g e
Kekuatan.
Sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.
Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak
perusahaan.
Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan apabila
terdapat kerusakan dapat segera dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem
tersebut.
Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.
Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap
sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan
perusahaan tersebut.
Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.
Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih
terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan
lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
2. Kelemahan
Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi
informasi.
Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena
konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga
pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.
36 | P a g e
Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu
perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi
yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).
Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga
ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
Adanya demotivasi dari karyawan yang ditugaskan untuk mengembangkan
sistem informasi karena bukan core competency pekerjaan mereka.
Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan kesalahan/resiko yang terjadi
menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM
ORGANISASI PERUSAHAAN
Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-
orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen
operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai
support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai.
Jika sistem yang akan di-implementasikan adalah sistem informasi yang terintegrasi
maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang
bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah sebagai
berikut :
1. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk
membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa
developer juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung
atau juga karena standard dari developer yang kurang dalam membuat program
sehingga program yang dihasilkan adalah program yang baik dari kacamata
developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak tahuan pengguna maka
37 | P a g e
masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan dengan
program yang diberikan untuk digunakan.
2. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam
system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari
proses bisnis yang belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi
baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah
menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam yang berakibat
pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di andalkan.
Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry data.
3. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat
menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang
sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui,
menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya tidak
berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan CETL yang lama jika
dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.
Operasional adalah departemen yang secara langsung memberikan kontribusi nilai
terhadap suatu organisasi; mencetak penjualan, memberikan pelayanan kepada
pelanggan dan lain sebagainya, sedangkan IT adalah departemen support untuk
operasional. Walaupun ada beberapa ahli yang mengatakan implementasi ERP lebih
sulit dibandingkan membangun pabrik baru atau memasarkan produk baru, saya tidak
bisa membayangkan jika operasional bekerja tanpa dibantu dengan system, dan jika IT
memaksakan implementasi tanpa mempertimbangkan asumsi dan ketergantungan
dalam proses bisnis maka bukannya menambah nilai tetapi hanya menjadi beban bagi
operasional dan berimbas mengurangi nilai organisasi.
Jika kedua belah pihak tidak terjalin kerjasama yang baik maka akan menciptakan
kondisi deadlock, dimana user tidak dapat menjelaskan kebutuhannya, dan UAT tidak
ada atau terkesan dipaksakan sehingga data pada aplikasi tidak sesuai dan tidak bisa
diandalkan. Dengan demikian kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk
menghadapi tantangan ini. Dan perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat
membantu bukan menggantikan karena seperti anda ketahui ‘there is no brain and
heart inside’ sehingga pengembangan system informasi bersifat kontinyu, dan mungkin
38 | P a g e
akan ada asumsi dan ketergantungan yang tidak dapat diterjemahkan kedalam system
dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih baik.
SOLUSI TERHADAP MASALAH IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI DALAM PERUSAHAAN
Penerapan sistem informasi di institusi ini sudah bermasalah dari awal. Banyak orang di
dalam institusi dan orang dari luar berpendapat:”Kalau perencanaan penggunaan
sistem informasi benar seperti ini, maka lebih baik ditunda dahulu dan biarlah kembali
ke sistem yang lama. Selain itu karena juga tidak terlihat adanya added value, tetapi
justru reducing value di institusi itu.”
Semua sistem lama sudah berjalan dengan baik dan selama ini tidak ada keluhan, kalau
pun ada yang perlu dibenahi, lebih baik segera dilakukan pembenahan dan tidak
menrombak total. Misalnya yang sederhana saja, masalah database yang tidak dikuasai
karyawan sehingga mengakibatkan kemungkinan besar ada data pelanggan yang ganda,
segeralah diaudit dan karyawan dilatih untuk menguasai program aplikasinya, seperti
MS. Access dan biarlah karyawan itu berkreasi sesuai dengan kesenangannya. Kalau
karyawan itu sudah senang, maka otomatis dia akan mencintai rancangan database
yang dia buat sendiri.
Pada akhirnya, semua orang di departemen pelanggan akan berlatih atau paling
tidak dibuatkan table, query, report, sesuai dengan keinginan pengguna. Efeknya
adalah, semua orang dalam departemen pelanggan akan menguasai program aplikasi
itu dan usaha ini murah serta mudah.
Efeknya lagi ialah, departemen ini akan menjadi embrio untuk menularkan
kemampuannya ke departemen lain dan kalau ini berhasil, maka ‘penularan’
pengetahuan mengenai database akan segera menyebar ke seluruh institusi itu.
Bagaimana efeknya bagi departemen sistem informasi? Tentu saja sangat terbantu
karena setiap departemen sudah menyenangi rancangan database-nya sendiri, dan itu
juga berarti akan mengurangi penolakan, dan jika departemen ini akan membuat sistem
39 | P a g e
informasi, table dalam MS. Access sangat kompatibel dengan software database lain
ataupun bahasa pemrograman lain.
Tiap-tiap departemen, setelah berhasil membuat database-nya sendiri, sesuai
dengan prosedur yang mereka buat sendiri, tentunya akan mengurangi ketergantungan
dengan departemen system informasi. Misalnya, jika terjadi penambahan table atau
terjadi bug, maka mereka bias mengatasinya sendiri.Berbeda misalnya jika, semua di-
centralized oleh departemen sistem informasi. Jika terjadi sesuatu di departemen
tertentu, maka departemen itu akan sangat tergantung dengan departemen sistem
informasi untuk memperbaikinya. Dalam contoh ini, departemen sistem informasi tetap
dianggap sebagai out-source, meskipun masih di dalam lingkup institusi.
Jika, minimal ada dua departemen yang database-nya sudah siap dan sesuai
dengan prosedurnya, maka bisa di cross-check, apakah database beserta prosedur yang
dimiliki di departemen satu, sesuai dengan database dan prosedur di departemen lain.
Juga harus diamati bagaimana masalah tingkatan dan pengendalian otorias dan alur
informasi di antara dua departemen itu.
Departemen sistem informasi nantinya harus mengevaluasi database yang
dimiliki departemen lain dan membuat kebijakan mengenai otoritas dan akses
informasi di lingkungan institusi itu.
Bagaimana dengan sikap pemilik? Meskipun sudah tersedia dana 12M, pemilik
tentunya tidak akan setuju apabila dana sebesar itu justru akan reducing value bagi
institusinya. Pemintaan pemilik jelas, ingin agar laporan harian sudah siap sebelum
pukul 5 sore dan ia ingin agar bias mengamati transaksi harian yang dia inginkan.
Kedua permintaan ini sebenarnya sangat mungkin dipenuhi tanpa mengubah
sistem yang lama.Apa bisa? Bisa saja. Departemen sistem informasi harus berkoordinasi
dengan pimpinan dan menanyakan informasi harian apa yang pimpinan inginkan.
Setelah di dapat, maka departemen ini berkoordinasi dengan departemen yang
berkaitan dengan inormasi yang pemilik inginkan.Selesai.
juga, dengan teknologi sekarang, yaitu remote software, komputer di setiap
departemen di-instalkan software tersebut sehingga pimpinan bisa mengakses file yang
40 | P a g e
diperlukan di setiap komputer yang ia inginkan. Jadi, kalau hanya ada dua keinginan itu
dan bisa diselesaikan dengan mudah, tidak perlu lagi semua dirombak.
KEBUTUHAN INVESTASI DAN PENDANAAN YANG DIPERLUKAN DALAM
PENGEMBANGAN SISTEM DI PERUSAHAAN
kebutuhan investasi dan pendanaan yang diperlukan dalam pengembangan
system Pengembangan sistem informasi manajemen membutuhkan investasi yang tidak
sedikit. Besarnya nilai investasi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut
terkadang tidak selaras dengan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan terhadap
konsep sistem informasi yang diharapkan. Bahkan terkadang informasi yang dihasilkan
dari sistem tersebut bertolak belakang bahkan mungkin tidak berguna bagi proses
pengambilan keputusan perusahaan. Hal tersebut terjadi dikarenakan terkadang
perusahaan dalam pengembangan sistem informasinya sebatas mengikuti tren tanpa
memahami apa tujuan yang diharapkan dari penerapan sistem informasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12.
Salemba Empat. Jakarta.
O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed.,
McGraw-Hill/Irwin. New York.
Raharjo. B. 2002. Memahami Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Falahah, Dhewanto Wawan , ERP Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi
Bisnis, Informatika, Bandung, 2007
https://media.neliti.com/media/publications/79108-ID-mengatasi-kendala-dalam-
penerapan-sistem.pdf
41 | P a g e
http://reza54e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/07/pengembangan-sistem-
informasi-di-perusahaan/

More Related Content

What's hot

Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiPengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi
Aser Sihotang
 
5. pengembangan sistem-informasi
5. pengembangan sistem-informasi5. pengembangan sistem-informasi
5. pengembangan sistem-informasi
vicky alhuda
 
Diktat Metedologi dan Pengembangan Sistem Informasi
Diktat Metedologi dan Pengembangan Sistem InformasiDiktat Metedologi dan Pengembangan Sistem Informasi
Diktat Metedologi dan Pengembangan Sistem InformasiJacob Dwi Cristian Umboh
 
Tahap pengembangan sistem
Tahap pengembangan sistemTahap pengembangan sistem
Tahap pengembangan sistem
Pritjohan Agung Winawang
 
Pengembangan sistem informasi manajemen
Pengembangan sistem informasi manajemenPengembangan sistem informasi manajemen
Pengembangan sistem informasi manajemen
Sri Mulyani
 
Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi Pengembangan SistemMetodologi Pengembangan Sistem
Metodologi Pengembangan Sistem
Lia Rusdyana Dewi
 
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi ManajemenPengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Rahmi Septhianingrum
 
Makalah sistem-informasi-pengembangan
Makalah sistem-informasi-pengembanganMakalah sistem-informasi-pengembangan
Makalah sistem-informasi-pengembangan
Fery Wage
 
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Sistem informasi manajemen Pengembangan SistemSistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Wibiadila Ikbar
 
Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiPengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi
Albertz Ace-Red
 
7 pengembangan sistem
7 pengembangan sistem7 pengembangan sistem
7 pengembangan sistem
Judianto Nugroho
 
Chapter 6 pengembangan sistem
Chapter 6   pengembangan sistemChapter 6   pengembangan sistem
Chapter 6 pengembangan sistemAndi Iswoyo
 
Evaluasi i sistem informasi
Evaluasi i sistem informasiEvaluasi i sistem informasi
Evaluasi i sistem informasiFahmy D'blues
 
Bab 3 pengembangan si
Bab 3 pengembangan siBab 3 pengembangan si
Bab 3 pengembangan si
Rif'at Hm
 
BAB 7. Pengembangan Sistem
BAB 7. Pengembangan Sistem BAB 7. Pengembangan Sistem
BAB 7. Pengembangan Sistem audi15Ar
 
3. konsep pengembangan_sistem
3. konsep pengembangan_sistem3. konsep pengembangan_sistem
3. konsep pengembangan_sistem
fatwaamrani
 
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013   chapter 6 - pengembangan sistemMis2013   chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistemAndi Iswoyo
 

What's hot (19)

Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiPengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi
 
5. pengembangan sistem-informasi
5. pengembangan sistem-informasi5. pengembangan sistem-informasi
5. pengembangan sistem-informasi
 
Diktat Metedologi dan Pengembangan Sistem Informasi
Diktat Metedologi dan Pengembangan Sistem InformasiDiktat Metedologi dan Pengembangan Sistem Informasi
Diktat Metedologi dan Pengembangan Sistem Informasi
 
Tahap pengembangan sistem
Tahap pengembangan sistemTahap pengembangan sistem
Tahap pengembangan sistem
 
Pengembangan sistem informasi manajemen
Pengembangan sistem informasi manajemenPengembangan sistem informasi manajemen
Pengembangan sistem informasi manajemen
 
Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi Pengembangan SistemMetodologi Pengembangan Sistem
Metodologi Pengembangan Sistem
 
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi ManajemenPengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
 
Makalah sistem-informasi-pengembangan
Makalah sistem-informasi-pengembanganMakalah sistem-informasi-pengembangan
Makalah sistem-informasi-pengembangan
 
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Sistem informasi manajemen Pengembangan SistemSistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
Sistem informasi manajemen Pengembangan Sistem
 
Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiPengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi
 
4. pengembangan sim
4. pengembangan sim4. pengembangan sim
4. pengembangan sim
 
7 pengembangan sistem
7 pengembangan sistem7 pengembangan sistem
7 pengembangan sistem
 
Chapter 6 pengembangan sistem
Chapter 6   pengembangan sistemChapter 6   pengembangan sistem
Chapter 6 pengembangan sistem
 
Evaluasi i sistem informasi
Evaluasi i sistem informasiEvaluasi i sistem informasi
Evaluasi i sistem informasi
 
Bab 3 pengembangan si
Bab 3 pengembangan siBab 3 pengembangan si
Bab 3 pengembangan si
 
BAB 7. Pengembangan Sistem
BAB 7. Pengembangan Sistem BAB 7. Pengembangan Sistem
BAB 7. Pengembangan Sistem
 
TEORI BAB 7
TEORI BAB 7TEORI BAB 7
TEORI BAB 7
 
3. konsep pengembangan_sistem
3. konsep pengembangan_sistem3. konsep pengembangan_sistem
3. konsep pengembangan_sistem
 
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013   chapter 6 - pengembangan sistemMis2013   chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
 

Similar to Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, 2018.

Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiPengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiRhara Apriliant
 
pert-11 Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptx
pert-11  Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptxpert-11  Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptx
pert-11 Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptx
ummi1206
 
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
SitiAisyahMaudina
 
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan ...
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan ...Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan ...
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan ...
DhitaAyuAnggreany
 
SIM, IKA KARTIKA, HAPZI ALI, ANALISIS DAN SISTEM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...
SIM, IKA KARTIKA, HAPZI ALI, ANALISIS DAN SISTEM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...SIM, IKA KARTIKA, HAPZI ALI, ANALISIS DAN SISTEM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...
SIM, IKA KARTIKA, HAPZI ALI, ANALISIS DAN SISTEM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...
ika kartika
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
LisaniahAmini
 
Perencanaan Sistem.ppt
Perencanaan Sistem.pptPerencanaan Sistem.ppt
Perencanaan Sistem.ppt
Nida982231
 
Bab 3 pengembangan si
Bab 3 pengembangan siBab 3 pengembangan si
Bab 3 pengembangan si
Robby Octaryan Ardy
 
Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...
Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...
Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...
RinaApriyani97
 
SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018
SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018
SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018
Afifah Luthfiah
 
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Pengembangan Sistem Informasi Ma...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Pengembangan Sistem Informasi Ma...SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Pengembangan Sistem Informasi Ma...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Pengembangan Sistem Informasi Ma...
Khusrul Kurniawan
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
Pratiwi Rosantry
 
8. PEMBANGUAN SISTEM.pptx
8. PEMBANGUAN SISTEM.pptx8. PEMBANGUAN SISTEM.pptx
8. PEMBANGUAN SISTEM.pptx
DickyDarmawan44
 
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...
Marini Khalishah Khansa
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, pengembangan sistem i...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, pengembangan sistem i...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, pengembangan sistem i...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, pengembangan sistem i...
SarahFarhani
 
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, pema...
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, pema...Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, pema...
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, pema...
YolandaSibuea
 
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi, 2018
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi, 2018Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi, 2018
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi, 2018
dechavns
 
APS 3 - Pengembangan Sistem.ppt
APS 3 - Pengembangan Sistem.pptAPS 3 - Pengembangan Sistem.ppt
APS 3 - Pengembangan Sistem.ppt
raden_istian
 
9. sim, ronna azani dwi septiani, hapzi ali, information in implementation, ...
9. sim, ronna azani dwi septiani, hapzi ali,  information in implementation, ...9. sim, ronna azani dwi septiani, hapzi ali,  information in implementation, ...
9. sim, ronna azani dwi septiani, hapzi ali, information in implementation, ...
RonnaAzaniDwiSeptian
 
Analisis Perancangan Sistem.pptx
Analisis  Perancangan Sistem.pptxAnalisis  Perancangan Sistem.pptx
Analisis Perancangan Sistem.pptx
AronSilaban1
 

Similar to Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, 2018. (20)

Pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasiPengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi
 
pert-11 Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptx
pert-11  Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptxpert-11  Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptx
pert-11 Mengembangkan solusi bisnis dan teknologi informasi.pptx
 
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
Pengembangan Sistem Informasi Pada PT. Bayu Buana Travel Services Tbk.
 
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan ...
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan ...Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan ...
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, pengembangan ...
 
SIM, IKA KARTIKA, HAPZI ALI, ANALISIS DAN SISTEM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...
SIM, IKA KARTIKA, HAPZI ALI, ANALISIS DAN SISTEM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...SIM, IKA KARTIKA, HAPZI ALI, ANALISIS DAN SISTEM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...
SIM, IKA KARTIKA, HAPZI ALI, ANALISIS DAN SISTEM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGEMBANGAN SIST...
 
Perencanaan Sistem.ppt
Perencanaan Sistem.pptPerencanaan Sistem.ppt
Perencanaan Sistem.ppt
 
Bab 3 pengembangan si
Bab 3 pengembangan siBab 3 pengembangan si
Bab 3 pengembangan si
 
Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...
Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...
Sim, rina apriyani, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, pengembangan sistem informa...
 
SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018
SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018
SIM 9. Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Metode SDLC. Universitas Mercubuana, 2018
 
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Pengembangan Sistem Informasi Ma...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Pengembangan Sistem Informasi Ma...SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Pengembangan Sistem Informasi Ma...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, Pengembangan Sistem Informasi Ma...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
 
8. PEMBANGUAN SISTEM.pptx
8. PEMBANGUAN SISTEM.pptx8. PEMBANGUAN SISTEM.pptx
8. PEMBANGUAN SISTEM.pptx
 
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...
TUGAS SIM, MARINI KHALISHAH KHANSA, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si, PENGEMBAN...
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, pengembangan sistem i...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, pengembangan sistem i...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, pengembangan sistem i...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, pengembangan sistem i...
 
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, pema...
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, pema...Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, pema...
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra se,. m.si, pema...
 
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi, 2018
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi, 2018Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi, 2018
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi, 2018
 
APS 3 - Pengembangan Sistem.ppt
APS 3 - Pengembangan Sistem.pptAPS 3 - Pengembangan Sistem.ppt
APS 3 - Pengembangan Sistem.ppt
 
9. sim, ronna azani dwi septiani, hapzi ali, information in implementation, ...
9. sim, ronna azani dwi septiani, hapzi ali,  information in implementation, ...9. sim, ronna azani dwi septiani, hapzi ali,  information in implementation, ...
9. sim, ronna azani dwi septiani, hapzi ali, information in implementation, ...
 
Analisis Perancangan Sistem.pptx
Analisis  Perancangan Sistem.pptxAnalisis  Perancangan Sistem.pptx
Analisis Perancangan Sistem.pptx
 

More from Annidafatra

Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si blog dan data base, 2018
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si blog dan data base, 2018Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si blog dan data base, 2018
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si blog dan data base, 2018
Annidafatra
 
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
Annidafatra
 
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si trend dalam jaringan ko...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si trend dalam jaringan ko...Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si trend dalam jaringan ko...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si trend dalam jaringan ko...
Annidafatra
 
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Annidafatra
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasiTugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
Annidafatra
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, implementasi sistem informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, implementasi sistem informasiTugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, implementasi sistem informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, implementasi sistem informasi
Annidafatra
 
Tugas sim, an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si, informasi dalam prak...
Tugas sim, an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si, informasi dalam prak...Tugas sim, an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si, informasi dalam prak...
Tugas sim, an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si, informasi dalam prak...
Annidafatra
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data, ...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data, ...Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data, ...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data, ...
Annidafatra
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, se, m.si pengantar sistem inf...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, se, m.si pengantar sistem inf...Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, se, m.si pengantar sistem inf...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, se, m.si pengantar sistem inf...
Annidafatra
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang siste...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang siste...Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang siste...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang siste...
Annidafatra
 

More from Annidafatra (10)

Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si blog dan data base, 2018
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si blog dan data base, 2018Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si blog dan data base, 2018
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si blog dan data base, 2018
 
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
 
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si trend dalam jaringan ko...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si trend dalam jaringan ko...Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si trend dalam jaringan ko...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si trend dalam jaringan ko...
 
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasiTugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, implementasi sistem informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, implementasi sistem informasiTugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, implementasi sistem informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, implementasi sistem informasi
 
Tugas sim, an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si, informasi dalam prak...
Tugas sim, an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si, informasi dalam prak...Tugas sim, an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si, informasi dalam prak...
Tugas sim, an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si, informasi dalam prak...
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data, ...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data, ...Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data, ...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, sistem manajemen basis data, ...
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, se, m.si pengantar sistem inf...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, se, m.si pengantar sistem inf...Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, se, m.si pengantar sistem inf...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, se, m.si pengantar sistem inf...
 
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang siste...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang siste...Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang siste...
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengguna dan pengembang siste...
 

Recently uploaded

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 

Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, 2018.

  • 1. 1 | P a g e PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. A. Tim Pengembangan Sistem Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari : 1. Manajer Analis Sistem 2. Ketua Analis Sistem 3. Analis Sistem Senior 4. Analis Sistem Junior 5. Pemrogram Aplikasi Senior 6. Pemrogram Aplikasi Junior Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan. B. Perlunya Pengembangan Sistem Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal : 1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa : a. Ketidakberesan sistem yang lama yang menyebabkan sistem tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. b. Pertumbuhan organisasi yang berdampak terhadap kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
  • 2. 2 | P a g e 2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan kesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. 3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah. C. Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem 1. Keluhan pelanggan 2. Pengiriman barang yang sering tertunda 3. Pembayaran gaji yang terlambat 4. Laporan yang tidak tepat waktu 5. Isi laporan yang sering salah 6. Tanggung jawab yang tidak jelas 7. Waktu kerja yang berlebihan 8. Ketidakberesan kas 9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah 10. Banyaknya pekerja yang menganggur 11. Kegiatan yang tumpang tindih 12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan 13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar 14. Persediaan barang yang terlalu tinggi 15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien 16. Biaya operasi yang tinggi 17. File-file yang kurang teratur 18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
  • 3. 3 | P a g e 19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan 20. Investasi yang tidak efisien 21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat 22. Kapasitas produksi yang menganggur 23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis D. Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal : 1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time. Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi. 2. Kualitas informasi yang disajikan 3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah 4. sumber daya yang digunakan 5. Kontrol (pengendalian) 6. Efisiensi 7. Pelayanan E. Prinsip Pengembangan Sistem Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah : 1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen 2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini : a) Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan b) Investasi yang terbaik harus bernilai 3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik 4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem 5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut. 6. Jangan takut membatalkan proyek. 7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
  • 4. 4 | P a g e F. Siklus Hidup Pengembangan Sistem. SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap- tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak angsyat Ä, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle). Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam segala memecahkan jenis masalah. Sisklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi. Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan- permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem. Siklus Hidup Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
  • 5. 5 | P a g e Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam fase, yaitu : 1. Fase Perencanaan Sistem Dalam fase perencanaan sistem :  Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.  Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.  Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung pengembangan sistem. Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan : a) Faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan. Suatu sistem yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:  Kelayakan teknis. Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan dapat dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan teknologi yang ada atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.  Kelayakan ekonomis. Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia cukup untuk mendukung estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.  Diferensiasi  Kelayakan legal. Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem yang sedang dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya secara legal.  Kelayakan operasional. Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur dan keahlian pegawai yang ada cukup untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan atau apakah diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.
  • 6. 6 | P a g e  Kelayakan rencana. Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan harus telah beroperasi dalam waktu yang telah ditetapkan. b) Faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi. Antara lain:  Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh input yang tersedia. Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti. Produktivitas ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit yang dihasilkan.  Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan produk atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan pelayanan dari saingannya. Diferensiasi dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi, penanganan khusus, pelayanan yang lebih cepat, dan biaya yang lebih rendah.  Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasi untuk menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan. Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporan-laporan tentang efisiensi produktivitas setiap hari 2. Fase Analisis Sistem Dalam fase ini : a. Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi. b. Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem. c. Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
  • 7. 7 | P a g e d. Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru. e. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai. f. Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem. g. Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju. 3. Fase perancangan sistem secara umum / konseptual Arti Perancangan Sistem:  Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem  Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional  Persiapan untuk rancang bangun implementasi  Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk  Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi  Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan Tujuan Perancangan Sistem: a. Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Sasaran Perancangan Sistem:
  • 8. 8 | P a g e  Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan  Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan  Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer  Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern. Dalam fase ini : a. Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. b. Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer. c. Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali, database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga menerangkan data yang akan dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang sistem memilih struktur file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk magnetik atau bahkan filefile dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis menjelaskan bagaimana data diproses untuk menghasilkan output. 4. Fase evaluasi dan seleksi sistem Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai
  • 9. 9 | P a g e kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem. Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya. 5. Perancangan sistem secara detail Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan. Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi. Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing
  • 10. 10 | P a g e rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya. Meskipun sejumlah orang telah me-review dan menyetujui setiap komponen rancangan sistem, review terhadap rancangan sistem secara detail harus dilakukan kembali secara menyeluruh dan lengkap oleh pemakai sistem dan personel manajemen, sedangkan profesional sistem mungkin tidak terlibat dalam kegiatan ini. Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan error dan kekurangan rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail. Alat-alat Perancangan Sistem Alat-alat perancangan menolong profesional sistem untuk membentuk struktur sistem yang akan memenuhi kebutuhan pemakai selama aktivitas analisis. Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah : a. Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data ditransformasikan menjadi informasi, seperti Pseudocode, Structure english, dan Tabel keputusan. b. Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program tidak termasuk dokumentasi interface antar modul. c. Structure chart untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program termasuk dokumentasi interface antar modul. d. Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk merepresentasikan struktur program dari gambaran umum sampai detail. e. Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.
  • 11. 11 | P a g e 6. Fase Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem Pada fase ini: a) Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi. b) Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru. Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu 1. rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan 2. Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian ini adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :  Pengembangan perangkat lunak  Persiapan lokasi peletakkan sistem  Instalasi peralatan yang digunakan  Pengujian Sistem  Pelatihan untuk para pemakai sistem  Persiapan dokumentasi PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah. a) Pendekatan Klasik Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan- tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
  • 12. 12 | P a g e Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah sebagai berikut : • Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision table). diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut • Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur. Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan. • Kemungkinan kesalahan sistem besar Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahankesalahan sistem akan menjadi lebih besar. • Keberhasilan sistem kurang terjamin Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya. Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan
  • 13. 13 | P a g e Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle. b) Pendekatan terstruktur (Structured Approach) Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknikteknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam buku-buku, maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem. Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep yang baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan). • Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach) Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik kelevel atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
  • 14. 14 | P a g e • Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun kepemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan. • Pendekatan Sepotong (piecemeal approach) Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja). • Pendekatan Sistem (systems approach) Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing- masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran organisasi secara global. • Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach) Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
  • 15. 15 | P a g e • Pendekatan Moduler (modular approach) Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur) • Lompatan jauh (great loop approach) Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek. • Pendekatan Berkembang (evolutionary approach) Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada. Keuntungan pendekatan berkembang: • Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity). • Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal). • Standarisasi (standardization). • Orientasi ke masa datang (future orientation). • Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry) METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan
  • 16. 16 | P a g e postulat-postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Urutan-urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah Algoritma. Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (dalil) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Klasifikasi dari metodologi : a) Functional decomposition methodologies Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem- subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah : • HIPO (Hierarchy plus Input Process Output) • Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR) • Information Hiding b) Data Oriented Methodologies Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu : • Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul- modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah a. SADT (Structured Analysis and Design Techniques) b. Composite Design c. SSAD (Structured System Analysis and Design) • Data Structured oriented methodologies Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
  • 17. 17 | P a g e a. JSD (Jackson’s System Development) b. W/O (Warnier/Orr) c) Prescriptive Methodologie Yang termasuk dalam metodologi ini adalah: ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu : • PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural. • PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan. ALAT DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah : a. HIPO diagram b. Data flow diagram c. Structured chart d. SADT diagram e. Warnier / Orr diagram f. Jackson’s diagram Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan disemua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan, diantaranya :
  • 18. 18 | P a g e a) Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) : o Bagan alir sistem (System Flowchart) o Bagan alir program (Program Flowchart) o Bagan alir logika program (Program logic Flowchart) o Bagan alir program komputer (Detailed computer program Flowchart) o Bagan alir kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut juga Bagan alir formulir o Bagan alir hubungan database (Database relationship Flowchart) o Bagan alir proses (Process Flowchart) o Gant chart b) Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting) c) Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (Personal relationhip charting): o Bagan distribusi kerja (Working distribution chart) o Bagan organisasi (Organization chart) Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya: a) Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan proyek. b) Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique), yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini diantaranya adalah: • Wawancara (Interview) • Persiapan yang dilakukan : • buat janji pertemuan • pastikan orang yang akan diwawancarai • pokok permasalahan • Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan : • Siapa yang akan diwawancarai • Pokok permasalahan
  • 19. 19 | P a g e • Tanggapan • Kapan akan bertemu kembali • Observasi (Observation) • Daftar pertanyaan (Questionaires) • Pengumpulan Sampel (Sampling) c) Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi seperti ; • Biaya pengadaan • Biaya persiapan • Biaya proyek • Biaya operasi Serta manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti ; • Manfaat mengurangi biaya • Manfaat mengurangi kesalahan • Manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas • Manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen d) Teknik Inspeksi / Walkthrough Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan sistem. Verifikasi hasil kerja secara formal disebut dengan Inspeksi (inspection) sedangkan yang tidak formal disebut Walkthrough. Penyebab kegagalan pengembangan sistem : a) Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem b) Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai c) Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya d) Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan
  • 20. 20 | P a g e e) Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yg tidak direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai f) Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara g) Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik PEMELIHARAAN / PERAWATAN SISTEM Pemeliharaan sistem informasi adalah suatu upaya untuk memperbaiki, menjaga, menanggulangi, mengembangkan sistem yang ada. Pemeliharaan ini di perlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja sistem yang kita ada agar dalam penggunaannya dapat optimal. Berikut ini beberapa pengertian lain tentang pemeliharaan sistem dari beberapa sumber :  Merupakan siklus terakhir dari SDLC.  Pemeriksaan periodik, audit dan permintaan pengguna akan menjadi source untuk melakukan perawatan sistem diseluruh masa hidup sistem Pemeliharaan sistem merupakan cara terbaik untuk menjaga efiensi sistem yang sudah ada. Seperti kata pepatah, lebih baik memelihara dari pada mengganti. Berikut merupakan beberapa alasan mengapa kita perlu memelihara sistem yang ada :  Agar dapat meningkatkan sistem / kinerja sistem  Menyesuaikan dengan perkembangan, agar sistem yang ada tidak tertinggal a) Jenis – jenis pemeliharaan sistem meliputi :  Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang mengkoreksi kesalahan – kesalahan yang ditemukan pada sistem, pada saat sistem di jalankan / berjalan.  Pemeliharaan adaptif Yaitu pemelihaaan yang bertujuan untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi  Pemeliharaan perfektif Pemeliharaan ini bertujuan untuk menigkatkan cara kerja suatu sistem  Pemeliharaan preventif Pemeliharaan ini bertujuan untuk menangani masalah- masalah yang ada
  • 21. 21 | P a g e b) Siklus Hidup Pemeliharaan Sistem (SMLC) :  Permintaan Perubahan  Mengubah permohonan pemeliharaan menjadi suatu perubahan  Menspesifikasi perubahan  Membangun pengganti  Menguji pengganti  Melatih pengguna dan melakukan tes penerimaan c) Prosedur pemeliharaan sistem • DLC (system development life cycle), merupakan tahapan dalam pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programer dalam membangun sistem informasi. SDLC terdiri dari enam tahap yaitu : a. Perencanaan sistem b. Analisis sistem c. Rancangan sistem general (atau konseptual) d. Evaluasi dan pemilihan sistem e. Rancangan sistem terinci (atau fungsional) f. Implementasi sistem • SWDLC (software development life cycle) SWDLC terdiri dari tiga tahap, yaitu : a. Perancangan perangkat lunak b. Penyandian perangkat lunak c. Pengujian perangkat lunak • Bahasa pemrograman standar Bahasa pemrograman standart yang digunakan untuk memudahkan dalam pemeliharaan sistem adalah bahasa c, dan cobol • Case tools untuk memelihara Sistem :
  • 22. 22 | P a g e a. Forward engineering, proses ini menerapkan prinsip – prinsip rekayasa perangkat lunak b. Reverse Engineering, adalah sistem penganalisaan untuk mengidentisfikasi komponen-komponen sistem c. Reengineering, rekayasa ulang / Perubahan / pengulangan bagaimana cara suatu sistem menyelesaikan masalah – masalah d. Restrukturing, merupakan penataan / pembenahan kembali suatu sistem e. Maintenance Expert Systems d) Pemeliharaan sistem yang baik Pemeliharaan sistem yang baik adalah pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan tepat waktu (terjadwal), dll. e) CMS (content management sistem) CMS adalah Sebuah sistem yang memberikan kemudahan kepada para penggunanya dalam mengelola dan mengadakan perubahan isi. CMS berguna untuk :  Mendesain  Mengembangkan sistem / content PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SECARA INSOURCHING Sistem informasi manajemen menitikberatkan pada informasi untuk suatu keputusan terstruktur atau informasi yang dapat diantisipasi. Hal tersebut mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya menyediakan informasi untuk membantu manajer-manajer membuat keputusan-keputusan adalah tugas yang sangat sulit dan kompleks. Sistem informasi manajemen memainkan peranan penting dalam penyusunan rencana strategis, pembuatan keputusan, dan pengontrolan kegiatan- kegiatan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilannya. In-sourcing adalah metode pengembangan sistem informasi yang hanya melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Sistem informasi mengenai operasi sistem pada pihak manajemen untuk memberikan pengarahan dan
  • 23. 23 | P a g e pemeliharaan sistem dalam hal ini pengendalian ketika sistem bertukar input dan output dengan lingkungannya. A. Kelebihan Insourching Keunggulan dalam menerapkan metode in-sourcing diantaranya :  Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.  Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak perusahaan.  Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.  Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.  Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut.  Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.  Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.  Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada. B. Kelemahan Insourching Kelemahan dalam menerapkan metode in-sourcing adalah :  Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi.
  • 24. 24 | P a g e  Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.  Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).  Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.  Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.  Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri). PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SECARA OUTSOURCHING Dalam pengertian umum, istilah outsourcing (Alih Daya) diartikan sebagai contract (work) out seperti yang tercantum dalam Concise Oxford Dictionary, sementara mengenai kontrak itu sendiri diartikan sebagai berikut: “ Contract to enter into or make a contract. From the latin contractus, the past participle of contrahere, to draw together, bring about or enter into an agreement.” (Webster’s English Dictionary). Pengertian outsourcing (Alih Daya) secara khusus didefinisikan oleh Maurice F Greaver II, pada bukunya Strategic Outsourcing, A Structured Approach to Outsourcing: Decisions and Initiatives, dijabarkan sebagai berikut : “Strategic use of outside parties to perform activities, traditionally handled by internal staff and respurces”. Menurut definisi Maurice Greaver, Outsourcing (Alih Daya) dipandang sebagai tindakan mengalihkan beberapa aktivitas perusahaan dan hak pengambilan keputusannya kepada pihak lain (outside provider), dimana tindakan ini terikat dalam suatu kontrak kerjasama. Beberapa pakar serta praktisi outsourcing (Alih Daya) dari Indonesia juga memberikan definisi mengenai outsourcing, antara lain menyebutkan bahwa outsourcing (Alih Daya) dalam bahasa Indonesia disebut sebagai alih daya, adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan jasa outsourcing). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Muzni Tambusai, Direktur
  • 25. 25 | P a g e Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang mendefinisikan pengertian outsourcing (Alih Daya) sebagai memborongkan satu bagian atau beberapa bagian kegiatan perusahaan yang tadinya dikelola sendiri kepada perusahaan lain yang kemudian disebut sebagai penerima pekerjaan. A. Kelebihan Outsourcing  Perusahaan dapat fokus pada core business-nya dengan tetap menikmati nilai- nilai positif dari sistem dan teknologi informasi.  Teknologi yang maju. IT outsourcing memberikan akses kepada organisasi klien berupa kemajuan teknologi dan pengalaman personil.  Waktu yang digunakan menjadi lebih singkat untuk ketetapan dalam organisasi  Dapat memenuhi kebutuhan perusahaan akan personil IT yang handal  Biaya variabel dapat diubah menjadi biaya tetap dan membuat biaya variabel menjadi lebih mudah diprediksi dan perusahaan dapat menentukan tingkatan kualitas yang ingin dicapainya.  Akses kepada hak-hak intelektual dan pengalaman dan pengetahuan yang luas karena Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini dan pihak outsourcer memilikinya.  Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri secara internal, karena outsourcermemang spesialisasi dan ahli di bidang tersebut. vendor dapat menyediakan solusi menggunakan personilnya, infrastruktur, jasa pengintegrasian, dan jasa pendukung. Vendor yang berpengalaman khususnya jenis jasa, banyak menguji sistem dan permasalahan potensial sehingga dapat diantisipasi lebih baik.  Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi dan transfer pengetahuan yang dimiliki olehoutsourcer.  Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.  Meminimalkan risiko kegagalan investasi yang mahal  Katalisator dalam melakukan sebuah perubahan besar yang mungkin tidak dapat diperoleh jika dilakukan sendiri oleh internal perusahaan.  Meminimalkan resiko melalui sharing risk kepada pihak ketiga.
  • 26. 26 | P a g e  Penggunaan sumber daya Sistem Informasi belum optimal. Jika ini terjadi, perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat- saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak dimanfaatkan pada waktu yang lainnya B. Kelemahan Outsourcing Antara Lain :  Tidak secara fleksibel akan mampu menangani permasalahan-permasalahan yang unik dalam perusahaan  Rentan dapat ditiru oleh pesaing lain bila aplikasi yang dioutsourcingkan adalah aplikasi strategik  Kesepakatan dari kontraktual outsourcing harus berjangka waktu lama untuk menjamin keamanan data dan kelanggengan sistem yang sudah berjalan.  Memerlukan waktu, kordinasi dan biaya dalam melakukan perubahan terhadap isi dari kesepakatan kerja sebelumnya.  Adanya kecenderungan outsourcer untuk merahasiakan sistem yang digunakan dalam membangun sistem informasi bagi pelanggannya agar jasanya tetap digunakan.  Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang dioutsourcekan. Dalam kasus seperti bila aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang harus memerlukan penanganan khusus dan cepat maka harus terlebih dahulu menghubungi pihakvendor.  Memiliki ketergantungan kepada pihak ketiga (pengembang dan pengelola) sehingga cukup sulit bagi perusahaan untuk mengambil alih kembali sistem yang sudah berjalan saat ini (memerlukan waktu dan tenaga).  Memungkinkan terjadinya pencurian atau hilangnya sistem dan data yang perusahaan sehingga merugikan perusahaan C. Dampak positif Outsourcing antara lain:  Jasa yang diberikan dari pegawai outsourcing kepada perusahaan lebih berkualitas  Tidak perlu menyeleksi pekerja (pekerja outsourcing sudah berkualitas)  Resiko yang ditanggung perusahaan kecil
  • 27. 27 | P a g e  Biaya tidak terlalu besar D. Dampak negatif Outsourcing antara lain:  Tidak bisa menangani masalah-masalah unik di perusahaan  Dapat terjadinya pencurian oleh pegawai outsourcing yang dapat merugikan perusahaan  Memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar  Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang dioutsourcekan Pengembangan sistem informasi dalam perusahaan dapat dilakukan melalui tiga metode yaitu in-sourcing, co-sourcing, dan out-sourcing. Perusahaan harus berhati-hati dalam hal pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi yang tepat. Kesalahan di dalam pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta waktu yang terpakai akan menjadi sia-sia. Perusahaan dapat membandingkan advantage dan disadvantage dari ketiga alternatif tersebut. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan terhadap salah satu metode pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya ketersediaan dana dan kemampuan tenaga kerja. Metode insourcing sebaiknya digunakan ketika perusahaan yakin bahwa metode tersebut memang tepat. Beberapa keunggulan dari insourcing yaitu bahwa karena yang mengembangkan sistem informasi adalah karyawan yang bekerja di perusahaan itu maka ia mengerti dan paham mengenai apa yang dibutuhkan perushaan, selain itu perusahaan juga menghemat biaya tenaga kerja. Tetapi perlu dipikirkan juga bahwa pengembangan tersebut tidak akan menggangu pekerjaan rutin si karyawan, sehingga pengerjaannya akan fokus. Apabila ternyata mengganggu maka akan mengakibatkan pengembangan tersebut justru memakan waktu yang lama. Proses outsourcing sebaiknya dikomunikasikan dan diinformasikan kepada berbagai divisi yang ada pada perusahaan tersebut termasuk staff bagian IT, sehingga ketika outsourcing dilaksanakan para staff memahami pentingnya keahlian dan teknologi baru bagi perusahaan mereka dan di dorong untuk memperoleh keahlian baru tersebut. Salah satu contoh keberhasilan outsourcing yaitu, American Standard
  • 28. 28 | P a g e yang melaporkan bahwa dalam setahun dapat menghemat $2 juta karena melakukan outsourcing terhadap operasi keuangan dan penggajian (Laudon & Laudon, 1998). Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor yang tepat (choose the right vendor) karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang sehingga penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial. Sebuah program aplikasi yang baik tidak hanya menterjemahkan proses manual ke dalam system dalam bentuk medianya tetapi meliputi proses yang terdapat didalamnya dengan memberikan kemudahan bagi penggunanya dan tentu saja memberikan nilai tambah bagi perkembangan suatu organisasi. Perubahan proses akan mengubah SOP (Standard Operasional Procedure) yang sudah ada, dan tentu saja akan melibatkan orang-orang yang ada didalamnya. CONTOH KASUS IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SISTEM PADA ORGANISASI PERUSAHAAN Sebagai contoh kasus pada tahun 2003, Bank Artha Graha telah berinvestasi sebesar Rp. 11,5 milyar dengan menggunakan jasa outsourcing dalam mengembangkan sistem informasinya dengan menunjuk Polaris Software Lab. Ltd. sebuah perusahaan TI asal India. Seiring berjalannya waktu, manajemen Bank Artha Graha merasa tidak puas terhadap kinerja aplikasi yang dikerjakan oleh Polaris tersebut. Selain itu, manajemen Bank Artha Graha menilai pengerjaan nya pun memakan waktu lama bahkan menganggap aplikasi itu tak layak pakai. Sehingga, memaksa eksekutif puncak dari eksekutif puncak harus mendekam di bui. harus mendekam di bui (SWA, 02/XIX/23 Januari – 05 Februari 2003). Pengembangan Sistem Informasi Definisi pengembangan sistem informasi adalah aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi bebasis komputer untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau memanfaatkan kesempatan (oppurtunities) yang timbul (Derry Jiwanda, 2013).
  • 29. 29 | P a g e Adapun definisi lain mengenai pengembangan sistem informasi berdasarkan Gunadarma adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada Tujuan dilakukannnya pengembangan sistem informasi karena sistem lama perlu diperbaiki atau diganti yang disebabkan oleh: Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa: Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Pertumbuhan organisasi Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen. Untuk meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatandan peluang pasar, sehingga teknologi informasiperlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapatmendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah. Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksiinstruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
  • 30. 30 | P a g e Adapun indikator diperlukannya pengembangan sistem informasi, antara lain: 1. Keluhan pelanggan 2. Pengiriman barang yang sering tertunda 3. Pembayaran gaji yang terlambat 4. Laporan yang 5. yang tidak jelas 6. Waktu kerja tidak tepat waktu 7. Isi laporan yang sering salah 8. Tanggung jawab yang berlebihan 9. Ketidakberesan kas 10. Produktivitas tenaga kerja yang rendah 11. Banyaknya pekerja yang menganggur 12. Kegiatan yang tumpang tindih 13. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan 14. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar 15. Persediaan barang yang terlalu tinggi 16. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien 17. Biaya operasi yang tinggi 18. File-file yang kurang teratur 19. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran 20. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan 21. Investasi yang tidak efisien 22. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat 23. Kapasitas produksi yang menganggur 24. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis Manajemen perusahaan berharap dengan adanya pengembangan sistem informasi terjadi peningkatan dalam hal: Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time. Throughput: jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu. Respon time: Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
  • 31. 31 | P a g e 1. Kualitas informasi yang disajikan. 2. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan. 3. Kontrol (pengendalian). 4. Efisiensi. 5. Pelayanan. Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan- permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem. Siklus Hidup Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas 6 (enam) fase, yaitu: 1. Perencanaan sistem. 2. Analisis sistem. 3. Perancangan sistem secara umum / konseptual. 4. Evaluasi dan seleksi sistem. 5. Perancangan sistem secara detail. 6. Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem. 7. Pemeliharaan / Perawatan Sistem. Kebijakan perusahaan dalam menentukan apakah menggunakan outsourcing atau insourcing tergantung dari tergantung dari ruang lingkup, budget, resiko, tingkat kegunaan, dan sejauh mana kita memerlukannya. Kalau dilihat dari ruang lingkup, yaitu ruang lingkup perusahaan kita, ruang lingkup area kerja kita, dan ruang lingkup perusahaan kita. Kalau ruang lingkup itu tidaklah terlalu besar dan sangat sederhana, maka jalan insourcing adalah langkah yang terbaik yang ada. Tetapi kalau sudah mencakup area yang lebih luas lagi, mungkin outsourcing adalah jalannya, atau juga bisa menggunakan insourcing, sehingga fokus kegiatan bisnis kita bisa lebih di fokuskan. Dilihat dari budget yang ada, kalau budget yang perusahaan miliki tidak teralu banyak, atau masih kalangan menengah ke bawah, ada baiknya kalau
  • 32. 32 | P a g e menggunakan insourcing demikian sebaliknya. Dilihat tingkat keguanaan , resiko dan sejauh mana berbandin lurus dengan kebijakan outsourcing yang diambil perusahaan semakin besar ukuran diatas perusahaan harus mempertimbangkan untuk menggunakan outsourcing. Cara Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu Outsourcing (alih daya) Outsourcing (alih daya) pengembangan sistem informasi adalah keputusan yang diambil organisasi untuk mengontrakkan, menjual sebagian, atau seluruh aset TI, manusia dan aktivitas kepada pihak ketiga, yang sebagai gantinya, menyediakan dan mengelola aset dan layanan dengan biaya atau rencana keuangan dalam kurun waktu yang telah disetujui (Andika Arif Sukrawan, 2013). Berdasarkan Azwil Nazir, 2013 perihal yang menjadi penyebab perusahaan memutuskan untuk meng-alihdayakan (meng-outsourcingkan) pengembangan sistem informasinya antara lain: Pesatnya perkembangan teknologi informasi menyebabkan para penggunanya, termasuk manajemen perusahaan harus memberikan perhatian ekstra terhadap pengelolaan sistem informasi dan infrastrukturnya yang berimplikasi kepada kendala sumber daya manusia TI dan investasinya. Padahal di sisi lain, perusahaan dituntut untuk membuat bisnisnya menjadi lebih efisien. Sebagian pengguna jasa teknologi informasi di perusahaan merasa kurang puas terhadap layanan (dan biaya) TI yang dilakukan oleh departemen sistem informasinya (in-house IT department). Adanya dorongan regulasi dari otoritas sektoral yang menuntut perusahaan untuk menggunakan jasa teknologi yang berkualitas.
  • 33. 33 | P a g e Berdasarkan Azwil Nazir, 2013 terdapat beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan sebelum manajemen perusahaan memilih rekanan (vendor) penyedia jasa pengembangan sistem informasi antara lain: Reputasi penyedia jasa alih daya. Kualitas layanannya. Flesibilitas harga yang ditawarkan. Komitmen tingkat layanan yang akan diberikan. Sanksi yang dapat perusahaan berikan kepada penyedia jasa alih daya jika komitmen layanannya (service level) tidak terpenuhi. Berdasarkan Hnindito, 2009 keuntungan yang akan diperoleh perusahaan bila meng-alihdayakan pengembangan sistem informasinya, antara lain: Mengatur spesialis pekerja IT dalam jangka pendek. Perusahaan alih daya membantu dalam penyediaan tenaga ahli dalam waktu kontrak yang pendek. Hal ini sangat membantu perusahaan menengah kebawah dalam pemenuhan tenaga IT yang profesional. Mempercepat time to market. Perusahaan dapat mempercepat proses yang berkaitan dangan teknologi, misalkan untuk mempublikasikan web page yang berisi informasi produk tertentu dapat dilakukan dengan hosting pada penyedia layanan. Sehingga perusahaan tidak perlu membeli perlengkapan infrastruktur ataupun membangun fasilitas yang lain Beroperasi 24 X 7. Konsumen berharap dapat mengakses informasi setiap saat. Hal ini membutuhkan dukungan infrastruktur dengan spesifikasi yang tinggi dan investasi yang cukup tinggi dimana kebanyakan perusahaan tidak menyediakannya. Hal ini dapat di alihkan ke penyedia alih daya. Perusahaan alih daya dapat menyediakan layanan tersebut dan mennggunakan pada beberapa perusahaan sehingga masih didapat keuntungan.
  • 34. 34 | P a g e Profil cash flow yang lebih leluasa. Dengan melakukan subskripsi pada penyedia layanan alih daya, perusahaan hanya membayar service teknologi informasi sesuai dengan yang digunakan, tanpa harus memikirkan biaya investasi diawal ataupun biaya pemeliharaan. Pengurangan biaya pada pembaruan layanan IT. Layanan terpusat dapat mengurangi biaya pada bisnis pada banyak cara, salah satunya adalah dalam pemutakhiran perangkat lunak. Dengan layanan terpusat proses ini dapat menghemat waktu. Selain itu layanan ini juga mengurangi resiko perangkat lunak piracy karena scara fisikm CD program tidak di distribusikan. Aplikasi yang dapat diakses secara global. Aplikasi dapat diakses melalui internet sehingga tidak terdapat lagi batasan geografis dan juga dapat diakses melalui web browser ataupun peralatan telepon genggam. Hal ini merupakan nilai tambah yang bisa didapat dengan menggunakan layanan alih daya. Keuntungan dari aplikasi layanan melalui internet tidak semata disebabkan oleh layanan alih daya, tetapi juga karena penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan computer. Model teknologi ini adalah On Demand, utility computing dan grid computing. Insourcing Insourcing dalam hal pengembangan informasi berdasarkan Affan Hilman, 2010 adalah pengembangan dan penerapan sistim informasi manajemen dilakukan oleh internal perusahaan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri dan biasanya terdapat divisi atau departemen informasi dan teknologi komunikasi yang bertugas untuk mengurus hal ini. Menurut Rita Anggraeni, 2012 terdapat kekuatan dan kelemahan apabila perusahaan menggunakan sumberdaya internal atau yang lebih dikenal dengan insourcing untuk melalukan pengembangan sistem informasi, antara lain:
  • 35. 35 | P a g e Kekuatan. Sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan. Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak perusahaan. Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan apabila terdapat kerusakan dapat segera dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut. Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dokumentasi yang disertakan lebih lengkap. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut. Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut. Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan. Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada. 2. Kelemahan Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi. Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.
  • 36. 36 | P a g e Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date). Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan. Adanya demotivasi dari karyawan yang ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan core competency pekerjaan mereka. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri). TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang- orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika sistem yang akan di-implementasikan adalah sistem informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal. Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah sebagai berikut : 1. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa developer juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari developer yang kurang dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak tahuan pengguna maka
  • 37. 37 | P a g e masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan dengan program yang diberikan untuk digunakan. 2. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry data. 3. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan CETL yang lama jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI. Operasional adalah departemen yang secara langsung memberikan kontribusi nilai terhadap suatu organisasi; mencetak penjualan, memberikan pelayanan kepada pelanggan dan lain sebagainya, sedangkan IT adalah departemen support untuk operasional. Walaupun ada beberapa ahli yang mengatakan implementasi ERP lebih sulit dibandingkan membangun pabrik baru atau memasarkan produk baru, saya tidak bisa membayangkan jika operasional bekerja tanpa dibantu dengan system, dan jika IT memaksakan implementasi tanpa mempertimbangkan asumsi dan ketergantungan dalam proses bisnis maka bukannya menambah nilai tetapi hanya menjadi beban bagi operasional dan berimbas mengurangi nilai organisasi. Jika kedua belah pihak tidak terjalin kerjasama yang baik maka akan menciptakan kondisi deadlock, dimana user tidak dapat menjelaskan kebutuhannya, dan UAT tidak ada atau terkesan dipaksakan sehingga data pada aplikasi tidak sesuai dan tidak bisa diandalkan. Dengan demikian kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini. Dan perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat membantu bukan menggantikan karena seperti anda ketahui ‘there is no brain and heart inside’ sehingga pengembangan system informasi bersifat kontinyu, dan mungkin
  • 38. 38 | P a g e akan ada asumsi dan ketergantungan yang tidak dapat diterjemahkan kedalam system dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih baik. SOLUSI TERHADAP MASALAH IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PERUSAHAAN Penerapan sistem informasi di institusi ini sudah bermasalah dari awal. Banyak orang di dalam institusi dan orang dari luar berpendapat:”Kalau perencanaan penggunaan sistem informasi benar seperti ini, maka lebih baik ditunda dahulu dan biarlah kembali ke sistem yang lama. Selain itu karena juga tidak terlihat adanya added value, tetapi justru reducing value di institusi itu.” Semua sistem lama sudah berjalan dengan baik dan selama ini tidak ada keluhan, kalau pun ada yang perlu dibenahi, lebih baik segera dilakukan pembenahan dan tidak menrombak total. Misalnya yang sederhana saja, masalah database yang tidak dikuasai karyawan sehingga mengakibatkan kemungkinan besar ada data pelanggan yang ganda, segeralah diaudit dan karyawan dilatih untuk menguasai program aplikasinya, seperti MS. Access dan biarlah karyawan itu berkreasi sesuai dengan kesenangannya. Kalau karyawan itu sudah senang, maka otomatis dia akan mencintai rancangan database yang dia buat sendiri. Pada akhirnya, semua orang di departemen pelanggan akan berlatih atau paling tidak dibuatkan table, query, report, sesuai dengan keinginan pengguna. Efeknya adalah, semua orang dalam departemen pelanggan akan menguasai program aplikasi itu dan usaha ini murah serta mudah. Efeknya lagi ialah, departemen ini akan menjadi embrio untuk menularkan kemampuannya ke departemen lain dan kalau ini berhasil, maka ‘penularan’ pengetahuan mengenai database akan segera menyebar ke seluruh institusi itu. Bagaimana efeknya bagi departemen sistem informasi? Tentu saja sangat terbantu karena setiap departemen sudah menyenangi rancangan database-nya sendiri, dan itu juga berarti akan mengurangi penolakan, dan jika departemen ini akan membuat sistem
  • 39. 39 | P a g e informasi, table dalam MS. Access sangat kompatibel dengan software database lain ataupun bahasa pemrograman lain. Tiap-tiap departemen, setelah berhasil membuat database-nya sendiri, sesuai dengan prosedur yang mereka buat sendiri, tentunya akan mengurangi ketergantungan dengan departemen system informasi. Misalnya, jika terjadi penambahan table atau terjadi bug, maka mereka bias mengatasinya sendiri.Berbeda misalnya jika, semua di- centralized oleh departemen sistem informasi. Jika terjadi sesuatu di departemen tertentu, maka departemen itu akan sangat tergantung dengan departemen sistem informasi untuk memperbaikinya. Dalam contoh ini, departemen sistem informasi tetap dianggap sebagai out-source, meskipun masih di dalam lingkup institusi. Jika, minimal ada dua departemen yang database-nya sudah siap dan sesuai dengan prosedurnya, maka bisa di cross-check, apakah database beserta prosedur yang dimiliki di departemen satu, sesuai dengan database dan prosedur di departemen lain. Juga harus diamati bagaimana masalah tingkatan dan pengendalian otorias dan alur informasi di antara dua departemen itu. Departemen sistem informasi nantinya harus mengevaluasi database yang dimiliki departemen lain dan membuat kebijakan mengenai otoritas dan akses informasi di lingkungan institusi itu. Bagaimana dengan sikap pemilik? Meskipun sudah tersedia dana 12M, pemilik tentunya tidak akan setuju apabila dana sebesar itu justru akan reducing value bagi institusinya. Pemintaan pemilik jelas, ingin agar laporan harian sudah siap sebelum pukul 5 sore dan ia ingin agar bias mengamati transaksi harian yang dia inginkan. Kedua permintaan ini sebenarnya sangat mungkin dipenuhi tanpa mengubah sistem yang lama.Apa bisa? Bisa saja. Departemen sistem informasi harus berkoordinasi dengan pimpinan dan menanyakan informasi harian apa yang pimpinan inginkan. Setelah di dapat, maka departemen ini berkoordinasi dengan departemen yang berkaitan dengan inormasi yang pemilik inginkan.Selesai. juga, dengan teknologi sekarang, yaitu remote software, komputer di setiap departemen di-instalkan software tersebut sehingga pimpinan bisa mengakses file yang
  • 40. 40 | P a g e diperlukan di setiap komputer yang ia inginkan. Jadi, kalau hanya ada dua keinginan itu dan bisa diselesaikan dengan mudah, tidak perlu lagi semua dirombak. KEBUTUHAN INVESTASI DAN PENDANAAN YANG DIPERLUKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM DI PERUSAHAAN kebutuhan investasi dan pendanaan yang diperlukan dalam pengembangan system Pengembangan sistem informasi manajemen membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Besarnya nilai investasi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut terkadang tidak selaras dengan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan terhadap konsep sistem informasi yang diharapkan. Bahkan terkadang informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut bertolak belakang bahkan mungkin tidak berguna bagi proses pengambilan keputusan perusahaan. Hal tersebut terjadi dikarenakan terkadang perusahaan dalam pengembangan sistem informasinya sebatas mengikuti tren tanpa memahami apa tujuan yang diharapkan dari penerapan sistem informasi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Putra, Yananto Mihadi. (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta. O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta. O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York. Raharjo. B. 2002. Memahami Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Falahah, Dhewanto Wawan , ERP Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis, Informatika, Bandung, 2007 https://media.neliti.com/media/publications/79108-ID-mengatasi-kendala-dalam- penerapan-sistem.pdf
  • 41. 41 | P a g e http://reza54e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/07/pengembangan-sistem- informasi-di-perusahaan/