Naskah drama berjudul "Terpisahkan Oleh Takdir" menceritakan tentang persahabatan antara Cika, Mala, dan Dion yang harus berpisah karena Mala meninggal dunia akibat kanker otak. Meskipun berusaha untuk menyelamatkan Mala, dokter tidak bisa mengubah takdir bahwa Mala harus meninggalkan sahabat-sahabatnya untuk selamanya. Cika dan Dion merelakan kepergian Mala dengan penuh rasa duka cita.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Tugas sbk
1. NASKADRAMATEMA‘’PERSAHABATAN’’
JUDUL :’’ TERPISAHKANOLEHTAKDIR’’ VIII8
TOKOH PENOKOH : KELOMPOK III
1. Cika Diperankan oleh »MASYITHA ALFIAN PUTRI
2. Mala Diperankan oleh » WD.INTAN GEBRINA
3. Dion Diperankan oleh » LD.MURGAN AL HADID
4. Pa Ahmad Diperankan oleh » LD.ZULHAM IRYANTO
5. Dokter Diperankan oleh » LD.RIZAL
Mala, seorang gadis yang tinggal bersama bapanya, pa Ahmad di sebuah rumah di
tengah kota. Mala menjalin persahabatan dengan Cika dan Dion. Namun, suatu hari
terjadi sesuatu yang membuat persahabatan mereka berjauhan bahkan berpisah
karena kematian Mala, yang merupakan perpisahan yang sangat berat dihadapi oleh
Cika dan Dion.
‘’Terpisahkan Oleh Takdir’’
cika, Mala, dan Dion saling bersahabat. Meskipun begitu, cika dan Mala lebih dekat
karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sedangkan Dion bersahabat dengan cika dan
Mala baru dua tahun yang lalu atau tepatnya saat kelas satu SPM
Pada hari itu Mala tidak masuk sekolah.
Cika :Eh, Mala kemana ya ? Kok dia nggak masuk sekolah?.
Dion :Aku nggak tau. Tapi kan nggak biasanya Mala nggak masuk. Jangan-jangan
Mala kenapa-napa lagi?
Cika :Bagaimana kaalau pulang sekolah nanti kita jenguk Mala di rumahnya. Kamu
mau nggak?
Dion :Tapi tunggu dulu. Hari ini kan ada ekskul AutoCAD. Jadi kita pulangnya
jam setengah empat.
Cika: Oh iya, kalau begitu nanti saja setelah ekskul AutoCAD selesai, kita baru ke
rumah Mala.
Dion : OK! Siap.
Sepulang sekolah, Cika dan Dion pun mengikuti ekskul AutoCAD. Jam setengah
empat ekskul selesai dan mereka segera ke tempat parkir kenderaan untuk pulang.
Namun di tengah perjalanan ke tempat parkir, mereka melihat sesosok gadis yang
sedang berdiri di pinggir lapangan basket.
Dion :Dia siapa ya ?
Cika :Murid pindahan mungkin. (memerhatikan gadis yang sedang membelakangi
mereka)
Dion : Kalau dia murid pindahan, kenapa dia ada di sekolah saat jam ekskul
basket?
Cika : Tau. Kita samperin yuk!
Dion : Bentar-bentar.
Tiba-tiba handphone Dion berdering.
2. Dion : Duh, Cika. sepertinya aku nggak bisa ikiut jenguk Mala. Soalnya kakakku
SMS, katanya dia mau ke bandara jemput temannya yang datang dari luar kota. Aku
disuruh menemani adikku dirumah. Maaf ya. Sampaikan salamku untuk Mala ya.
Cika : Ya sudah deh. Nggak apa-apa kok.
Dion : Kalau gitu, aku pergi dulu ya..
Cika : Ya. Hati-hati di jalan.
Cika menghampiri gadis yang ada di pinggir lapangan tersebut untuk menjawab
rasa penasarannya.
Cika : (Bergumam karena penasaran) Kok dia mirip Mala ya? Mala! (memanggil gadis
tersebut)
Mala :(berbalik) Cika?
Cika :Mala, kamu kok nggak masuk sekolah? Terus… kenapa kamu jam segini di
sekolah?
Mala : (Menggenggam secarik kertas) Aku datang kesini karena aku mau kasih
tahu sesuatu ke kamu.
Cika : Kasih tahu apa?
Mala : Aku mau ngucapin terima kasih karena selama ini kamu sudah baik banget
sama aku. Kamu sudah mau jadi sahabat aku, pengertian sama aku, dan aku juga
minta maaf kalau aku punya salah sama kamu.
Cika : Kamu kenapa La? Kenapa kamu ngomong begitu? Apa yang kamu sembunyiin
dari aku?
Mala : (Menangis tersedu-sedu) Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan
untuk ngebalas kebaikanmu di sisa-sisa waktuku ini.
Cika : Sisa-sisa waktu? Maksudnya? Memangnya kamu mau kemana La?
Mala : Kamu tahu kan kalau kepala aku itu sering sakit?
Cika : Iya. Terus kenapa memangnya?
Mala : Karena aku sudah nggak tahan sakitnya, kemarin aku periksa ke dokter,
terus saat itu juga dokter menyuruhku untuk dironsen, dan tadi pagi aku ambil hasil
ronsennya.
Cika : Terus, bagaimana hasil ronsennya?
Mala tak menjawab pertanyaan Cika. Langsung saja Cika merebut secarik kertas
yang sedari tadi digenggam oleh Mala.
Cika :Apa? Ini nggak mungkin. Saudari Mala Salsabila Putri positif mengidap
kanker otak? Kamu bohong kan La?
Mala : Kamu bisa lihat sendiri kan Cika. Itu semua bukan rekayasa. Hidup aku
sebentar lagi berakhir. Sebentar lagi aku akan ninggalin kamu dan Dion untuk selama
lamanya. Harapan hidup aku sudah kecil banget.
Cika : Nggak, kamu nggak boleh bilang begitu, kita nggak boleh pisah, nggak boleh.
Mala : Tapi Cika, setiap ada pertemuan, di situ juga pasti ada perpisahan.
Cika : Nggak, aku nggak mau La. Aku nggak mau pisah sama kamu.
Tiba tiba Mala merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lalu kemudian
pingsan.
3. Mala : (Memegangi kepalanya) Aw, sakit. Kepalaku sakit Cika.
Cika : Mala, kamu kenapa? (Menopang tubuh Mala yang pingsan)
La bangun La! Bangun! Ya Tuhan, Mala kenapa? Tolong… tolong…
Mala pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian, Mala segera ditangani oleh
Dokter. Cika pun menelfon Bapa Mala, Pa Ahmad agar segera datang melihat keadaan
Mala.
Cika : Hallo Om
Pa Ahmad : Hallo. Ada apa Cika?
CiKa : Om bisa datang ke rumah sakit Sehat Sejahtera?
Pa Ahmad : Memangnya ada apa nak?
Cika :Mala pingsan Om. Dan saat ini ada di rumah sakit.
Pa Ahmad : Iya. Om secepatnya kesana. Terima kasih ya sudah memberi tahu.
Cika : Iya Om. Sama-sama.
Tak berapa lama kemudian, Pa Ahmad pun datang. Setelah satu jam menunggu,
akhirnya Dokter pun telah selesai memeriksa keadaan Mala. Namun, Dokter terlihat
tidak bahagia.
Pa Ahmad : Dokter, bagaimana keadaan Anak saya?
Dokter :Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya, saya sudah
bekerja dengan semaksimal mungkin, tapi saya bukanlah Tuhan yang bisa mengubah
jalan hidup seseorang. Maaf, anak ibu tidak bisa di selamatkan. Kondisinya sudah
sangat kritis, dan sel kanker tersebut telah menyebar keseluruh tubuhnya.
Pa Ahmad : Maksud Dokter, Mala sudah meninggal?
Dokter : Saya sudah berusaha bu. Ini sudah takdir.
Pa Ahmad : Mala, ini tidak mungkin. tidak mungkin.
Dokter pun pergi meninggalkan Cika dan Pa Ahamad. Cika pun menghampiri pa
herma yang sedang meratapi kepergian Mala.
Cika : Om yang sabar ya om. Saya yakin di balik semua ini pasti ada hikmah
yang bisa dipetik.
Pa Ahmad :Terima kasih selama ini kamu sudah menjadi sahabat terbaik Mala .
Cika : Sudah Om, saya juga sedih karena kepergian Mala. Tapi nasi sudah
menjadi bubur. Dan semua itu sudah tisak bisa kembali.
Pa Ahmad : Ya, kamu benar. Semoga saja Mala tenang disisi-Nya.
Cika : Amin…
Keesokan harinya, jenazah Mala sudah sampai di pemakaman.
Dion : Cikal! (berlari dengan terengah-engah) Aku sudah dengar dari teman-
teman kalau Mala meninggal karena kanker otak.
Cika : Iya. Hari ini dia akan dimakamkan.
Dion : Kalau begitu, ayo kita ke pemakaman Mala. Aku ingin melihat Mala meski
untuk yang terakhir kalinya.
Cika : Ya. (bergegas menuju pemakaman)
4. Sesampai di pemakaman, Cika dan Dion melihat Pa Ahmad yang berlinang air mata.
Cika :Mala, kenapa kamu cepet banget tinggalin aku? Aku nggak mau pisah sama
kamu.
Dion : Sudahlah Cika, kita harus relakan kepergian Mala. Ini semua sudah takdir
Tuhan.
Cika : (Menangis sambil memandangi batu nisan Mala )Mala, kenapa kamu pergi
sebelum aku bisa bikin kamu bahagia. Asal kamu tahu La, di hatiku nggak ada
sahabat sebaik kamu. Kamu itu sahabat sejatiku yang selalu bisa menemaniku dalam
suka ataupun duka. La, semoga kamu tenang di alam sana. Aku harap, kamu
nggakakan lupakan aku dan Dion, karena kami juga nggak akan pernah lupakan kamu.
Selamat jalan ya sobat! (Beranjak pergi meninggalkan rumah abadi milik sahabatnya)
** TAMAT **