Teks tersebut membahas tentang perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang melibatkan perusahaan teknologi raksasa asal China, Huawei. Huawei dianggap oleh AS sebagai ancaman karena dominasinya dalam teknologi 5G, sehingga AS melarang perangkat Huawei dan menangkap bos Huawei untuk disidang. Huawei membantah tuduhan AS dan melawan larangan tersebut di pengadilan.
Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Tugas orling bisnis politik
1. TUGAS ORGANISASI DAN LINGKUNGAN
HUAWEI TERJERAT POLITIK PERDAGANGAN
AMERIKA SERIKAT DENGAN CHINA
Dosen Pengampu : Hempri Suyatna, Ph.D
Disusun Oleh :
Widya Yana
19/452330/PEK/25282
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
2. HUAWEI TERJERAT POLITIK PERDAGANGAN
AMERIKA SERIKAT DENGAN CHINA
Profil PT Huawei Technologies
Huawei Technologies Co.Ltd dari Shenzhen, Guangdong, Republik Rakyat
Tiongkok adalah perusahaan pemasok perangkat telekomunikasi dan jaringan komunikasi
terbesar di Cina dan dunia. Huawei Technologies adalah perusahaan swasta berteknologi tinggi
yang didirikan pada tahun 1988 oleh Ren Zhengfei, yang mengkhususkan pada penelitian dan
pengembangan (litbang), produksi dan pemasaran perangkat-perangkat telekomunikasi dan
menyediakan solusi bagi operator penyelenggara telekomunikasi. Huawei melayani 35 dari 50
operator telekomunikasi teratas dan menginvestasikan 10 persen dari pendapatan tahunannya
pada litbang. Pada 2010, Huawei mencatat laba 23.8 billion Yuan China (3.7 billion dollar).
Produk dan servis perusahaan ini menjangkau lebih dari 140 negara dan saat ini 45 dari 50
perusahaan operator telekomunikasi terbesar dunia. Huawei mencatat rekor pengiriman 200 juta
unit pada 2018.
Latar Belakang Masalah
Teknologi Huawei telah mengancam keunggulan industri manufaktur industri global di
dunia saat ini, yang mana sejak Perang Dunia II selalu didominasi oleh Amerika Serikat dan
Eropa. Sederhananya, hal ini memiliki kaitan dengan tiga revolusi industri dalam sejarah
manusia. Pada awal abad ke-18, Revolusi Industri Pertama yang ditandai dengan mesin uap yang
dimodifikasi oleh James Watt, berhasil menjadikan Inggris sebagai kerajaan yang dijuluki "the
empire on which the sun never sets". Pada awal abad ke-20, Revolusi Industri Kedua ditandai
oleh penemuan lampu listrik oleh Thomas Alva Edison. Penemuan ini mendorong Amerika
Serikat untuk melampaui Inggris, serta memimpin dunia. Setelah tahun 1970, berdasarkan
teknologi informasi, AS meluncurkan Revolusi Industri Ketiga. Sebagian besar perusahaan
teknologi tinggi saat ini memulai kiprahnya pada tahap itu, dan AS terus mempertahankan
posisinya sebagai pemimpin selama hampir 40 tahun kemudian. Oleh karena itu, manifestasi
kekuatan suatu negara tidak didasarkan pada kekuatan militer dan perang, melainkan pada
kemampuan manufaktur industri dasar yang secara langsung memengaruhi kekuatan ekonomi,
teknologi, dan militer. Sejarah telah membuktikan AS saat ini atau China di masa lalu
3. merupakan sebuah negara dengan kemampuan manufaktur luar biasa dan mampu menyandang
predikat negara superpower di dunia.
Munculnya Teknologi Huawei membuat negara adidaya seperti Amerika Serikat
merasakan ancaman yang mematikan di mana nasib kepemimpinan negara tersebut
dipertaruhkan. Kunci teknis untuk Revolusi Industri Keempat terletak pada dominasi teknologi
5G. Barang siapa yang mampu mendominasi teknologi 5G akan menentukan kepemimpinan
global di abad-21. Kita bisa melihat pada awalnya, sikap Amerika Serikat terhadap Huawei
hanya merupakan proteksionisme regional bukan serangan terhadap Huawei dalam skala global.
Salah satu bentuk proteksinisme regional tersebut adalah melarang keras produk Huawei untuk
dijual di Amerika Serikat. Sejak dikaitkan dengan teknologi 5G, Amerika Serikat mulai
kelabakan untuk mencegah bangkitnya Huawei di seluruh dunia. Akibat kasus ini, beberapa
pihak harus mendapatkan perlakukan khusus dari Amerika Serikat. Meski tidak terlampau intens
seperti Cina, Rusia dan Huawei juga mendapatkan perilaku serupa. Karena teknologi 5G
memainkan peran yang sangat penting dalam Revolusi Industri 4.0. Perwakilan dari revolusi
industri keempat adalah revolusi cerdas. Sederhananya, 5G digunakan sebagai pipa pembawa
data yang dikumpulkan oleh Internet of Things, atau IoT. AI melakukan analisa dan penilaian
data besar, mengendalikan pengoperasian mesin produksi industri melalui 5G untuk lebih
meningkatkan efisiensi produksi industri. Singkatnya, Revolusi Industri Keempat melibatkan AI,
IoT, dan 5G. Pengintegrasian secara global dari peralatan Huawei 5G end-to-end seperti
nirkabel, kabel, dan IoT merupakan yang terkuat di dunia. Huawei memiliki hak paten standar
terbanyak melampaui monopoli Qualcomm. Hanya jaringan kabel (bukan nirkabel) Cisco dari
Amerika Serikat dalam teknologi 5G yang memiliki kemampuan bersaing. Oleh karena itu,
barang siapa yang membangun teknologi 5G dengan solusi Huawei baru akan dapat mengambil
langkah lebih cepat dan bersaing di industri 4.0. Pada awalnya, Amerika Serikat tidak
menyadari hal ini karena sibuk dengan politik luar negerinya yang kerap membuat onar di mana-
mana. Menjadi polisi dunia, dan suka mencampuri kehidupan rumah tangga negara lain.
Sehingga, pada saat mereka menyadari, perusahaan teknologi komunikasi teknisnya telah jauh
tertinggal dari Huawei.
Pemerintahan-pemerintahan AS sebelumnya meyakini bahwa kerjasama ekonomi dengan
Cina akan membuat Cina mengikuti jalur yang lebih bebas, lebih liberal. Tak ada yang
menyangkal bahwa Cina membuat langkah luar biasa dalam 40 tahun terakhir. Pereknomian
4. bertumbuh dengan angka tahunan rata-rata 10% selama tiga dekade, membantu mengangkat 800
juta warganya keluar dari jurang kemiskinan. Kini, Cina merupakan ekonomi terbesar kedua di
dunia, di bawah AS. Beberapa pengamat memperkirakan ekonomi China akan melampaui
Amerika tahun 2030 mendatang. Mereka mencapai hal itu sambil menjaga sistem satu-partai dan
supermasi Partai Komunis di sana. Namun kesuksesan mereka menciptakan kekhawatiran bahwa
hal ini hanya bisa tercapai dengan kontrol pemerintah yang sangat besar terhadap perusahaan-
perusahaan yang ada di sana. Yang ditakutkan, kontrol tersebut dapat digunakan untuk
mewujudkan cita-cita Partai Komunis - yang belum jelas apa hingga saat ini.
Seandainya Amerika Serikat tidak menggunakan peralatan 5G Huawei, maka akan
menunda kemajuan teknologi Amerika Serikat dalam perannya sebagai pemimpin teknologi
global. Oleh karena itu, Amerika Serikat mengharuskan negara-negara lain dan sekutunya untuk
tidak menggunakan teknologi Huawei, hanya untuk memenuhi kebutuhan egonya sendiri.
Dengan alasan keamanan yang sering kita dengar dan sudah basi, Amerika Serikat berupaya
mempertahankan hegemoninya sebagai pemimpin dalam industri global. Baidu, Alibaba, dan
Tencent yang disingkat menjadi BAT, secara terus terang memang jiplakan dari leluhurnya,
Google, ebay, dan ICQ dari Amerika Serikat yang pada awalnya memang dilindungi oleh
Pemerintah China. Makanya, Amerika Serikat dalam hati menganggap remeh perusahaan-
perusahaan tersebut. Menurut Amerika Serikat, orang-orang di seluruh dunia tidak terlalu peduli
tentang BAT. Ketenaran BAT mungkin ditimbun oleh perusahaan seperti Google, Amazon, dan
Facebook. Amerika Serikat tidak takut pada perusahaan teknologi konsumen, melainkan yang
benar-benar bisa menjadi ancaman besar bagi Amerika Serikat hanyalah perusahaan dasar yang
terkait teknologi seperti Huawei.
Penangkapan Bos Huawei dan Perang Teknologi AS-China
Amerika Serikat melaporkan china dengan dugaan perusahaan China itu melanggar
sanksi AS dan Uni Eropa. Petinggi sekaligus anak pendiri Huawei, Meng Wanzhou ditangkap di
Kanada atas tuduhan penggunaan anak perusahaan terselubung untuk menjual data ke Iran.
Meng dituduh berkomplot untuk menipu beberapa lembaga keuangan. Mengutip AFP, jika
dinyatakan bersalah ia akan menghadapi lebih dari 30 tahun penjara. Bahkan jaminannya pun
juga akan ditolak. Pengacara Meng mengatakan secara pribadi telah menolak para bankir
Amerika, yang meminta koneksi langsung antara Huawei dan Skycom. Karena kenyataannya
5. Skycom adalah Huawei. Sementara itu, juru bicara Kedutaan China di Kanada menganggap
penangkapan ini sebagai kesalahan dan meminta Amerika Serikat dan Kanada membebaskan
Meng Wanzhou. Saat ini, AS dan banyak negara dunia tengah meningkatkan pengawasan
terhadap Huawei dan semua perusahaan China yang menjual smartphone dan peralatan
telekomunikasi. Para pejabat di AS telah memberi peringatan adanya risiko keamanan jika
menggunakan produk Huawei. Amerika Serikat khawatir bahwa pemerintah China dapat
menggunakan teknologi jaringan Huawei untuk memata-matai orang Amerika. Pentagon
memerintahkan toko-toko di pangkalan militer Amerika untuk menghentikan penjualan ponsel
pintar buatan Huawei dan pesaingnya, ZTE. Pejabat tinggi dari CIA, NSA, FBI, dan Badan
Intelijen Pertahanan mengatakan kepada komite Senat bahwa smartphone perusahaan-
perusahaan itu menimbulkan ancaman. Pemerintah China mengecam aksi penangkapan petinggi
sekaligus anak pendiri Huawei, Meng Wanzhou di Kanada. Menurutnya tuduhan pemerintah AS
telah melanggar hak asasi Meng dan meminta mereka segera melepaskannya dari jerat hukum.
"Pihak China telah mengajukan pernyataan keras kepada pihak AS dan Kanada, dan mendesak
mereka untuk segera memperbaiki kesalahan dan mengembalikan kebebasan pribadi Ms. Meng
Wanzhou," kata seorang juru bicara Kedutaan Besar China di Kanada. Tak sampai disitu, pihak
China mengatakan akan memantau perkembangan kasus dan mengambil sejumlah langkah
lanjutan. "Kami akan terus mengikuti perkembangan masalah ini dan mengambil semua langkah
untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah warga negara China," lanjutnya.
Sementara itu, Huawei sebelumnya telah membantah kabar perusahaan mengetahui ada tudingan
yang dialamatkan pada salah satu petingginya. Perusahaan telah memberikan sedikit informasi
mengenai tuduhan tersebut dan tidak mengetahui adanya kesalahan yang dilakukan oleh Meng.
Perlawanan Huawei atas Tuduhan Amerika Serikat
Huawei melawan balik serangan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat (AS)
terhadap perusahaannya. Perusahaan asal China itu mengajukan mosi keberatan terhadap amar
pertimbangan pengadilan dalam upaya menentang pemberlakuan Pasal 889 Undang Undang
Keamanan Nasional (NDAA) 2019 AS yang dianggap merugikan. Sebab dalam aturan itu
disebut secara spesifik kalau pihak ketiga yang menggunakan perangkat atau jasa Huawei juga
diblokir oleh AS. Negara itu tidak hanya melarang lembaga pemerintah AS untuk membeli
perangkat dan jasa dari Huawei. Perusahaan itu juga mengajak pemerintah AS untuk
menghentikan sanksi yang dibebankan terhadap Huawei terkait keamanan siber pada
6. perangkatnya. "Pelarangan terhadap Huawei dengan alasan keamanan siber tidak menjadi
jaminan bahwa jaringan telekomunikasi AS akan lebih aman. Selain itu, Song menganggap saat
ini Huawei digempur oleh politisi AS yang memanfaatkan sumber daya satu negara untuk
menghantam satu perusahaan. "Hal ini tidak normal, tidak pernah terjadi sebelumnya dalam
catatan sejarah," tuntutnya. "Pemerintah AS tak dapat menunjukkan bukti yang menunjukkan
Huawei sebagai ancaman keamanan. Tidak ada senapan, tentu tidak akan muncul api. Benar-
benar seperti tembakan penuh spekulasi," Kasus ini dipandang sebagai kasus hukum murni yang
ditandai dengan tidak adanya fakta, sehingga menguatkan alasan untuk percepatan mosi
pembelaan terhadap dakwaan pemerintah tersebut. Huawei yakin bahwa tekanan terhadap
Huawei tidak serta merta menjadikan jaringan lebih aman dan Huawei berharap pemerintah AS
mengambil langkah yang tepat serta menjalankan kebijakan yang jujur dan efektif guna
menciptakan keamanan siber bagi semua orang, jika memang tujuannya adalah soal keamanan.
Kesimpulan
Huawei terlibat dalam pertempuran politik dengan Amerika Serikat (AS) karena dianggap
perusahaan China itu berperan sebagai mata-mata Pemerintah China. Untuk itu, AS melobi
sekutunya untuk memboikot peralatan jaringan 5G Huawei karena berisiko membahayakan
keamanan nasional. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo memperingatkan negara-negara
sekutu pada pertengahan Februari 2019 mengenai kesulitan yang akan mereka hadapi jika
tidak menjauhkan diri dari Huawei. Huawei dikabarkan akan melakukan PHK terhadap
lebih dari 600 pekerjanya di Amerika Serikat. Karyawan yang mengalami perampingan
adalah karyawan di bagian riset Futurewei Technologies, atas kejadian tersebut masa depan
perangkat Huawei mulai menjadi perhatian. kebijakan pemerintahan Trump memasukkan
Huawei ke dalam daftar hitam jelas akan berdampak pada ekspansi bisnis Huawei terutama
di Amerika dan wilayah lain yang menganggap Huawei sebagai perangkat sensitif. Di sektor
bisnis, Huawei juga kerap mengalami tekanan dari banyak perusahaan di AS karena
dianggap tidak mampu bekerja sama dengan raksasa teknologi Cina itu. “Google adalah
salah satu di antara perusahaan-perusahaan yang menangguhkan bisnisnya dengan Huawei.
Anak perusahaan Alphabet Inc. ini menghentikan akses Huawei ke teknologi Androidnya,
kecuali yang tersedia sebagai teknologi open source.