Makalah ini membahas tentang hakikat makna dan jenis-jenis makna. Hakikat makna dijelaskan sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki oleh suatu tanda linguistik, yang terdiri atas unsur bunyi dan unsur makna. Ada beberapa jenis makna yang dijelaskan yaitu makna leksikal, gramatikal, referensial, nonreferensial, denotatif, dan konotatif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan klasifikasi makna leksikal dalam bahasa Melayu, termasuk definisi semantik, sinonim, antonim, dan jenis-jenisnya.
2) Semantik adalah ilmu yang mengkaji makna perkataan, frasa, ayat, dan ujaran. Sinonim adalah perkataan yang mempunyai makna sama, sementara antonim adalah perkata
Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan peristilahan bahasa Melayu. Secara ringkas, semantik adalah kajian makna kata dan ayat, yang melibatkan makna leksikal, makna dalam konteks kalimat, serta hubungan antara semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sastra.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya ilmu semantik bagi guru bahasa Melayu dan menjelaskan beberapa aspek makna yang perlu diketahui, yaitu: (1) makna leksikal, gramatikal, kontekstual, dan referensial yang membentuk makna kata, (2) hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sejarah, serta (3) pentingnya memahami as
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan klasifikasi makna leksikal dalam bahasa Melayu, termasuk definisi semantik, sinonim, antonim, dan jenis-jenisnya.
2) Semantik adalah ilmu yang mengkaji makna perkataan, frasa, ayat, dan ujaran. Sinonim adalah perkataan yang mempunyai makna sama, sementara antonim adalah perkata
Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan peristilahan bahasa Melayu. Secara ringkas, semantik adalah kajian makna kata dan ayat, yang melibatkan makna leksikal, makna dalam konteks kalimat, serta hubungan antara semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sastra.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya ilmu semantik bagi guru bahasa Melayu dan menjelaskan beberapa aspek makna yang perlu diketahui, yaitu: (1) makna leksikal, gramatikal, kontekstual, dan referensial yang membentuk makna kata, (2) hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sejarah, serta (3) pentingnya memahami as
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna dalam bahasa Indonesia. Jenis-jenis makna dibedakan berdasarkan kriteria seperti jenis semantik, adanya referen, makna denotatif dan konotatif, sedangkan relasi makna meliputi sinonim, antonim, dan hiponim. Teks juga membahas tentang perubahan makna yang dapat terjadi secara diakronis."
Dokumen tersebut membahas hubungan antara semantik dan pragmatik. Semantik mempelajari makna secara internal atau bebas konteks, sedangkan pragmatik mempelajari makna secara eksternal atau terkait konteks. Meskipun demikian, semantik dan pragmatik saling melengkapi dalam menelaah makna bahasa. Semantik melihat makna sebagai hubungan antara bentuk dan makna, sedangkan pragmatik melihatnya sebagai hubungan antara
Makalah ini membahas tentang hakikat, jenis, dan relasi makna. Beberapa jenis makna yang dijelaskan adalah makna leksikal, gramatikal, referensial, nonreferensial, denotatif, konotatif, kata, dan istilah. Relasi makna mencakup sinonimi, antonimi, dan oposisi.
Dokumen tersebut membahas tentang makna dalam linguistik, terutama dalam bidang semantik. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, serta relasi antara tanda bahasa dan konsep yang dimaksud.
Teks membahas tentang pengertian kata, makna kata, bentuk kata, dan diksi. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki arti, sedangkan makna kata terdiri dari makna leksikal, gramatikal, denotasi dan konotasi. Bentuk kata dapat berupa kata berimbuhan akibat proses afiksasi atau kata ulang akibat reduplikasi. Pemilihan kata yang tepat disebut diksi."
Dokumen tersebut membahasakan konsep-konsep semantik seperti sinonim, antonim, polisemi dan homonim. Ia menjelaskan definisi dan contoh untuk setiap konsep tersebut.
Semantik leksikal menyangkut makna kata dan leksem. Bidang ini mempelajari makna leksikal, referensi, denotasi, konotasi, analisis ekstensi dan intensi, komponensial, pemakaian kanonik dan nonkanonik, serta hubungan antar kata seperti sinonim, antonim, homonim, dan hiponim.
Dokumen tersebut membahas tentang teori semantik dan makna leksikal. Secara ringkas, dibahas bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari makna, dan makna leksikal adalah makna dasar suatu kata tanpa mempertimbangkan konteks. Jenis-jenis makna juga dibahas seperti makna gramatikal, referensial, denotatif, konotatif, dan kolokasi.
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...darminladiro
Tugasan ini memberikan ringkasan tentang 5 jenis makna dalam bahasa Melayu yaitu makna leksikal, gramatikal, kontekstual, referensial, dan asosiatif. Makna leksikal adalah makna kata sebelum mengalami perubahan bentuk sedangkan makna gramatikal timbul dari proses gramatikal seperti imbuhan. Makna kontekstual bergantung pada konteks penggunaan kata. Makna referensial menunjuk langsung pada suatu referensi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan dengan efek tertentu. Diksi melibatkan penguasaan kosakata yang luas dan kemampuan membedakan nuansa makna kata sesuai konteks. Syarat pemilihan kata meliputi makna, tingkat khusus/umum, konkrit/abstrak, sinonim, ilmiah/populer.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat dan jenis-jenis makna, serta relasi antara makna. Secara garis besar, dibahas tentang makna leksikal dan gramatikal, makna referensial dan nonreferensial, makna denotatif dan konotatif, serta berbagai relasi antar makna seperti sinonim, antonim, dan oposisi.
Dokumen tersebut membahas tentang semantik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari makna. Ia menjelaskan pengertian semantik menurut beberapa ahli, unsur-unsur semantik seperti tanda dan makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal dan kontekstual, serta hubungan antara semantik dengan aspek lain bahasa seperti fonologi dan morfologi.
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna dalam bahasa Indonesia. Jenis-jenis makna dibedakan berdasarkan kriteria seperti jenis semantik, adanya referen, makna denotatif dan konotatif, sedangkan relasi makna meliputi sinonim, antonim, dan hiponim. Teks juga membahas tentang perubahan makna yang dapat terjadi secara diakronis."
Dokumen tersebut membahas hubungan antara semantik dan pragmatik. Semantik mempelajari makna secara internal atau bebas konteks, sedangkan pragmatik mempelajari makna secara eksternal atau terkait konteks. Meskipun demikian, semantik dan pragmatik saling melengkapi dalam menelaah makna bahasa. Semantik melihat makna sebagai hubungan antara bentuk dan makna, sedangkan pragmatik melihatnya sebagai hubungan antara
Makalah ini membahas tentang hakikat, jenis, dan relasi makna. Beberapa jenis makna yang dijelaskan adalah makna leksikal, gramatikal, referensial, nonreferensial, denotatif, konotatif, kata, dan istilah. Relasi makna mencakup sinonimi, antonimi, dan oposisi.
Dokumen tersebut membahas tentang makna dalam linguistik, terutama dalam bidang semantik. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, serta relasi antara tanda bahasa dan konsep yang dimaksud.
Teks membahas tentang pengertian kata, makna kata, bentuk kata, dan diksi. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki arti, sedangkan makna kata terdiri dari makna leksikal, gramatikal, denotasi dan konotasi. Bentuk kata dapat berupa kata berimbuhan akibat proses afiksasi atau kata ulang akibat reduplikasi. Pemilihan kata yang tepat disebut diksi."
Dokumen tersebut membahasakan konsep-konsep semantik seperti sinonim, antonim, polisemi dan homonim. Ia menjelaskan definisi dan contoh untuk setiap konsep tersebut.
Semantik leksikal menyangkut makna kata dan leksem. Bidang ini mempelajari makna leksikal, referensi, denotasi, konotasi, analisis ekstensi dan intensi, komponensial, pemakaian kanonik dan nonkanonik, serta hubungan antar kata seperti sinonim, antonim, homonim, dan hiponim.
Dokumen tersebut membahas tentang teori semantik dan makna leksikal. Secara ringkas, dibahas bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari makna, dan makna leksikal adalah makna dasar suatu kata tanpa mempertimbangkan konteks. Jenis-jenis makna juga dibahas seperti makna gramatikal, referensial, denotatif, konotatif, dan kolokasi.
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...darminladiro
Tugasan ini memberikan ringkasan tentang 5 jenis makna dalam bahasa Melayu yaitu makna leksikal, gramatikal, kontekstual, referensial, dan asosiatif. Makna leksikal adalah makna kata sebelum mengalami perubahan bentuk sedangkan makna gramatikal timbul dari proses gramatikal seperti imbuhan. Makna kontekstual bergantung pada konteks penggunaan kata. Makna referensial menunjuk langsung pada suatu referensi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan dengan efek tertentu. Diksi melibatkan penguasaan kosakata yang luas dan kemampuan membedakan nuansa makna kata sesuai konteks. Syarat pemilihan kata meliputi makna, tingkat khusus/umum, konkrit/abstrak, sinonim, ilmiah/populer.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat dan jenis-jenis makna, serta relasi antara makna. Secara garis besar, dibahas tentang makna leksikal dan gramatikal, makna referensial dan nonreferensial, makna denotatif dan konotatif, serta berbagai relasi antar makna seperti sinonim, antonim, dan oposisi.
Dokumen tersebut membahas tentang semantik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari makna. Ia menjelaskan pengertian semantik menurut beberapa ahli, unsur-unsur semantik seperti tanda dan makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal dan kontekstual, serta hubungan antara semantik dengan aspek lain bahasa seperti fonologi dan morfologi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian semantik dan jenis-jenisnya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa, terutama hubungan antara tanda bahasa dengan makna. Terdapat beberapa jenis semantik seperti semantik leksikal yang mempelajari makna kata, semantik gramatikal yang mempelajari makna dalam tataran gramatika, dan semantik kontekstual yang mempelajari perubahan makna
Modul ini membahas lingkup kajian makna secara semantik dan pragmatik, relasi makna antara kata, serta makna kata, frasa, dan kalimat. Topik utama meliputi perbedaan antara semantik dan pragmatik, objek kajian semantik seperti makna kata dan relasi antarkata, serta makna frasa dan kalimat."
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan dengan efek tertentu. Diksi melibatkan kemampuan membedakan nuansa makna gagasan dan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi. Pemilihan kata harus memenuhi ketepatan makna, kesesuaian konteks, dan penguasaan kosakata.
Dokumen tersebut membahas tentang diksi dan makna kata. Diksi diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita dengan memperhatikan dua hal, yakni makna kata dan relasi antar makna. Makna kata terbagi menjadi beberapa kelompok seperti makna leksikal, gramatikal, referensial, dan lainnya. Relasi makna meliputi hubungan antonim, sinonim, hiponim, dan sebagainya.
Diksi merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara untuk menyampaikan maksud tertentu. Diksi meliputi penggunaan kata yang tepat sesuai konteks sosial, intonasi, dan karakterisasi. Analisis diksi melihat dampak pemilihan kata terhadap makna dan tata bahasa. Diksi harus sesuai dengan audiens dan situasi untuk mencapai komunikasi yang efektif.
Teks tersebut membahas tentang aspek-aspek makna dan semantik dalam linguistik. Terdapat beberapa aspek makna menurut para ahli, yaitu pengertian, nilai rasa, nada, dan maksud. Jenis-jenis makna dalam semantik antara lain makna emotif, konotatif, kognitif, referensial, dan piktorikal. Teks ini juga membahas para ahli yang membedah konsep semantik dan makna serta hubungannya dengan unsur-unsur b
Makalah ini membahas tentang diksi atau pemilihan kata dalam bahasa Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai pengertian diksi, jenis-jenis diksi, fungsi diksi, dan persyaratan pemilihan kata. Diksi dibagi menjadi delapan jenis yaitu sinonim, antonim, homonim, polisemi, homofon, homograf, hiponim dan hipernim. Fungsi diksi antara lain untuk menciptakan komunikasi yang efe
Makna dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan semantiknya, yaitu makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual. Makna leksikal adalah makna dasar suatu kata, makna gramatikal dipengaruhi proses gramatika, dan makna kontekstual dipengaruhi oleh situasi penggunaan kata.
Tajuk 7 membahasikan tiga bidang struktur linguistik yaitu semantik, pragmatik, dan analisis wacana. Semantik mengkaji makna, pragmatik mengkaji penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi, dan analisis wacana mengkaji bahasa pada tingkat yang lebih besar dari kalimat.
Similar to Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016 (20)
Dokumen tersebut membahas peran teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi dipandang dapat mendukung proses pembelajaran dengan menyediakan sumber belajar yang dapat diperbaharui, memungkinkan pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, serta mendukung pengelolaan administrasi pendidikan.
Sekolah alam adalah sekolah yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar di alam terbuka agar dapat belajar secara langsung dari lingkungan dan makhluk hidup, berbeda dengan sistem kelas konvensional. Sekolah ini bertujuan untuk mengembangkan pendidikan melalui pembelajaran pengalaman di alam. Metode belajar mengajarnya lebih banyak menggunakan pendekatan action learning di ruang kelas semi terbuka.
Teknologi informasi dan komunikasi memainkan peran penting dalam dunia pendidikan modern. Teknologi memungkinkan pembelajaran yang fleksibel, mendukung manajemen pendidikan, dan menyediakan sumber daya pembelajaran digital. Pendidikan harus terus mengadopsi teknologi untuk memastikan siswa memperoleh keterampilan yang relevan.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
1. i
Hakikat Makna Dan Jenis Jenis Makna
Disusun oleh:
Megawati Karlina
037117016
UNIVERSITAS PAKUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2018
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi Dan
Komunikasi dalam makalah ini tersaji tentang Hakikat Makna Dan Jenis Jenis Makna.
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang klasifikasian Hakikat makna
dan jenis jenis makna dalam kehidupan.
Dengan segala kerendahan ini .kami sangat mengharapkan kritik dan saran nya yang
bersifat membangun agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.kami menyadari
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna
Daftar isi
3. iii
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Hakikat Makna...................................................................................................... 2
B. Jenis Makna........................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................................ 11
B. Saran...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
4. 1
BAB I
PENDAHULUANi1
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Bahasa
merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap
perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan
dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik
merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari tentang makna.
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign).
“Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal
pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk
bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan
semantik (Chaer, 1994: 2).
Bidang studi linguistik yang objek penelitiannya makna bahasa merupakan satu tataran
linguistik. Semantik dengan objeknya yaitu makna, berada di seluruh atau disemua tataran
yang bangun-membangun ini : makna berada didalam tataran fonologi, morfologi dan
sintaksis. Semantik bukan satu tataran dalam arti unsur pembangun satuan lain yang lebih
besar, melainkan unsur yang berada pada semua tataran itu, meski sifat kehadiranya pada
tiap tataran itu tidak sama.
Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang dipergunakan oleh
manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Bahasa yang digunakan dalam
berinteraksi pada keseharian kita sangat bervariasi bentuknya, baik dilihat dari fungsi
maupun bentuknya. Tataran penggunaan bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat dalam
berinteraksi tentunya tidak lepas dari penggunaan kata atau kalimat yang bermuara pada
makna, yang merupakan ruang lingkup dari semantik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hakikat makna?
2. Apa saja jenis makna?
1
5. 2
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian hakikat makna.
2. Mengetahui jenis-jenis makna.
BAB II
PEMBAHASAN2
2.1 Hakikat Makna
Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan
bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut
selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda,
2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau
kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran
dan semua hal yang ditunjukkannya
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure, makna
adalah ’pengertian’ atau ’konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda-linguistik.
Menurut de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan
(Perancis: signifie, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant,
Inggris: signifier). Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain dari pada konsep
atau makna dari sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier)
adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Dengan
kata lain, setiap tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini
adalah unsur dalam-bahasa (intralingual) yang biasanya merujuk atau mengacu kepada
sesuatu referen yang merupakan unsur luar-bahasa (ekstralingual).
2
6. 3
Dalam analisis semantik juga harus disadari, karena bahasa itu bersifat unik, dan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masalah budaya maka, analisis suatu bahasa
hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tetapi tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa
lain. Umpamanya, kata ikan dalam bahasa Indonesia merujuk pada jenis binatang yang hidup
dalam air dan biasa dimakan sebagai lauk; dan dalam bahasa Inggris separan dengan fish.
Tetapi kata iwak dalam bahasa Jawa bukan hanya berarti ‘ikan’ atau ‘fish’, melainkan juga
berarti daging yang digunakan sebagai lauk.
Di dalam penggunaannya dalam penuturan yang nyata makna kata atau leksem
seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan
juga dari acuannya. Contohya : Dasar buaya ibunya sendiri ditipunya. Oeh karena itu, banyak
pakar mengatakan bahwa kita baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila kata itu
sudah berada dalam konteks kalimatnya.
2.2 Jenis Makna
Jenis atau tipe makna itu memang dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan
sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan
makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat
dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya
nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna
konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya makna kata dan makna istilah
atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain
dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan
sebagainya.
Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis makna tersebut :
1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
a. Makna Leksikal
Adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler,
kosakata, pembendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk
bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan
kata, makna leksem dapat kita samakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat
diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Dapat
pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam
kehidupan kita.
Contoh : kata kepala dalam kalimat kepalanya hancur kena pecahan granat adalah
makna leksikal, tetapi dalam kalimat Rapornya ditahan kepala sekolah karena ia belum
7. 4
membayar uang SPP adalah bukan bermakna leksikal. Kata memetik dalam kalimat ibu
memetik sekuntum mawar adalah bermakna leksikal.
Kalau disimak contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari
suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata
itu.
b. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau
makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Di dalam
semantik makna gramatikal dibedakan dari makna leksikal. Sejalan dengan pemahaman
makna (sense ‘pengertian’; ‘makna’) dibedakan dari arti (meaning ‘arti’). Makna merupakan
pertautan yang ada antara satuan bahasa, dapat dihubungkan dengan makna gramatikal,
sedangkan arti adalah pengertian satuan kata sebagai unsur yang dihubungkan. Makna
leksikal dapat berubah ke dalam makna gramtikal secara operasional.
2. Makna Referensial dan Makna Nonreferensial
a. Makna Referensial
Makna referensial yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu maka kata
tersebut disebut kata bermakna referensial. Misalnya kata meja dan kursi termasuk kata yang
bermakna referensial karena keduanya mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah
tangga yang disebut meja dan kursi.
Contoh lain : Orang itu menampar orang
1 2
Pada contoh diatas bahwa orang1 dibedakan maknanya dari orang2 karena orang1sebagai
pelaku (agentif) dan orang2 sebagai pengalam (yang mengalami makna yang diungkapkan
verba), hal tersebut menunjukkan makna kategori yang berbeda, tetapi makna referensi
mengacu kepada konsep yang sama (orang = manusia).
b. Makna Nonreferensial
Makna nonreferensial adalah sebuah kata yang tidak mempunyai referen (acuan).
Seperti kata preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya. Dalam hal ini kata preposisi
dan konjungsi serta kata tugas lainnya hanya memiliki fungsi atau tugas tapi tidak memiliki
makna.
8. 5
Berkenaan dengan bahasan ini ada sejumlah kata yang disebut kata-kata deiktis, yaitu
kata yang acuannya tidak menetap pada satu wujud, melainkan dapat berpindah dari wujud
yang satu kepada wujud yang lain. Yang termasuk kata-kata deiktis yaitu: dia, saya, kamu,
di sini, di sana, di situ, sekarang, besok, nanti, ini, itu.
Contoh lain referen kata di sini dalam ketiga kalimat berikut
(a) Tadi dia duduk di sini
(b) ”Hujan terjadi hampir setiap hari di sini”, kata walikota Bogor.
(c) Di sini, di Indonesia, hal seperti itu sering terjadi.
Pada kalimat (a) kata di sini menunjukan tempat tertentu yang sempit sekali. Mungkin bisa
dimaksudkan sebuah bangku, atau hanya pada sepotong tempat dari sebuah bangku. Pada
kalimat (b) di sini menunjuk pada sebuah tempat yang lebih luas yaitu kota Bogor.
Sedangkan pada kalimat (c) di sini merujuk pada daerah yang meliputi seluruh wilayah
Indonesia. Jadi dari ketiga macam contoh diatas referennya tidak sama oleh karena itu disebut
makna nonreferensial.
3. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
a. Makna Denotaif
Pembedaan makna denotatif dan konotatif didasarkan pada ada atau tidak adanya
“nilai rasa” pada sebuah kata. Setiap kata, terutama yang disebut penuh, mempunyai makna
denotatif, tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif.
Makna denotatif (sering juga disebut makna denotasional,makna konseptual, atau
makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain) pada dasarnya sama dengan makna
referensial sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai
dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual
objektif. Lalu karena itu makna denotasi sering disebut sebagai “makna sebenarnya”
umpamanya kata perempuan dan wanita. Kedua kata ini mempunyai makna denotasi yang
sama, yaitu manusia dewasa bukan laki-laki. Begitu juga kata gadis dan perawan, kata istri
dan bini. Kata gadis dan perawan memiliki makna denotasi yang sama, yaitu wanita yang
belum bersuami atau belum pernah bersetubuh, sedangkan kata istri dan bini memiliki makna
denotasi yang sama, yaitu wanita yang mempunyai suami.
9. 6
b. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa,
tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan kriteria-kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Seperti kata kursi, kursi disini
bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang ditempati oleh
seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna
denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang
mengandung makna kiasan atau makna konotatif.
4. Makna Kata dan Makna Istilah
Pembedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu
dalam penggunannya secara umum dan secara khusus. Dalam penggunaan bahasa secara
umum acapkali kata-kata itu digunakan secara tidak cermat sehingga maknanya bersifat
umum. Tetapi dalam penggunaan secara khusus, dalam bidang tertentu, kata-kata itu
digunakan secara cermat sehingga maknanya pun menjadi tepat.
Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan di dalam suatu kalimat. Kalau
lepas dari konteks kalimat, makna kata itu menjadi umum dan kabur. Berbeda dengan kata
yang maknanya masih bersifat umum, maka ‘istilah’ memiliki makna yang tetap dan pasti.
Ketepatan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang
kegiatan atau keilmuan tertentu.
Perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari contoh berikut :
(1) Tangannya luka kena pecahan kaca. Kata tangan dan lengan pada kedua
kalimat di atas adalah bersinonim atau
bermakna sama.
(2) Lengannya luka kena pecahan kaca. Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat
di atas adalah bersinonim atau bermakna
sama.
10. 7
Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki makna
yang berbeda.Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan;
sedangkan lenganadalah bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.
5. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Leech (1976) membedakan makna atas makna konseptual dan makna asosiatif.
a. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai
dengan referennnya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Jadi,
sebenarnya makna konseptual ini sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan
makna denotatif.
b. Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya
hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan
makna ‘suci’, atau ‘kesucian’, kata merah berasosiasi dengan makna ‘berani’ atau juga
‘dengan golongan komunis’. Makna asosiatif ini sesungguhnya sama dengan perlambang-
perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep
lain. Maka dengan demikian, dapat dikatakan melati digunakan sebagai perlambang
“kesucian”, marah digunakan sebagai perlambang “keberanian”, dan dalam dunia politik
digunakan sebagai lambang golongan komunis.
Disamping itu kedalamnya termasuk juga makna-makna lain seperti makna stilistika,
makna afektif, dan makna kolokatif.
Makna stilistika berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan adanya
perbedaan sosial dan bidang kegiatan didalam masyarakat. Karena itulah dibedakan makna
kata rumah, pondok, istana, keraton, kediaman, tempat tinggal, dan residensi.
Makna afektif berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi,
baik terhadap lawan bicara maupun terhadap objek yang dibicarakan. Makna afektif lebih
terasa secara lisan dari pada secara tertulis. Contoh “tutup mulut kalian!” bentaknya kepada
kami.
Makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata
lain yang mempunyai “tempat” yang sama dalam sebuah frase. Misalnya kita dapat
mengatakan gadis itu cantik, bunga itu indah, dan pemuda itu tampan. Demikian juga dengan
11. 8
kata laju, deras, kencang, cepat, dan lancar yang mempunyai makna yang sama, tetapi pasti
mempunyai kolokasi yang berbeda. kita bisa mengatakan hujan deras, dan berlari dengan
cepat, namun tidak bisa sebaliknya hujan cepat, dan berlari dengan deras.
6. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
a. Makna Idiom
Makna idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”diramalkan” dari
makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Idiom adalah satuan-
satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat
‘diramalkan’ dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan
tersebut. Misalnya, menurut kaidah gramatikal kata-kata ketakutan, kesedihan, keberanian,
dan kebimbingan memiliki makna hal yang disebut bentuk dasarnya. Tetapi kata kemaluan
tidak memiliki makna seperti itu. Begitu juga frase rumah kayu bermakna ‘rumah yang
terbuat dari kayu’; tetapi frase rumah batu selain bermakna gramatikal ‘rumah yang terbuat
dari batu’, juga memiliki makna lain yaitu ‘pegadaian’ atau ‘rumah gadai’. Ada dua macam
bentuk idiom dalam bahasa indonesia yaitu: idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh
adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan
dengan satu makna. Idiom ada dua macam, yaitu:
1. idiom penuh. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur
menjadi satu kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu.
Contohnya meja hijaudan membanting tulang.
2. Idiom sebagian. Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih
memiliki makna leksikalnya sendiri. Misalnya buku putih, daftar hitam, dan koran
kuning.
b. Peribahasa
peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna
unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai
peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucingyang bermakna ’dikatakan
ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang yang
namanya anjing dan kucing jika bertemu memang selalu berkelahi, dan tidak pernah damai.
12. 9
7. Makna Kias
Dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta ada digunakan
istilah arti kiasan. Penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya.
Semua bentuk bahasa (kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya
(arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Contohnya,
putri malam dalam arti bulan, raja siang dalam arti matahari, kapal padang pasir dalam arti
unta, pencakar langit dalam arti gedung bertingkat tinggi, bunga desa dalam arti gadis cantik
semuanya mempunyai arti kiasan.
8. Makna Sempit
makna sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan
ujaran. Makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena dibatasi. Bloomfield
mengemukakan adanya makna sempit dan makna luas dalam perubahan makna ujaran.
Perubahan makna suatu bentuk ujaran secara semantik berhubungan, tetapi ada juga yang
menduga bahwa perubahan terjadi dan seolah-olah bentuk ujaran hanya menjadi objek yang
relatif permanen.
9. Makna Luas
Makna luas adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang
diperkirakan. Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas dapat muncul dari makna yang
sempit. Kata-kata yang memiliki makna luas digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau
ide yang umum.
10. Makna Konstruksi
Makna konstruksi adalah makna yang terdapat didalam konstruksi, makna milik yang
diungkapkan dengan urutan kata didalam bahasa Indonesia. Makna milik dapat diungkapkan
melalui enklitik sebagai akhiran yang menunjukan kepunyaan.
Contohnya : perempuan itu ibu saya
Itu ibu saya
13. 10
Rumahnya jauh dari sini
Dimana rumahmu
11. Makna Proposisi
Makna proposisi adalah makna yang muncul bila kita membatasi pengertian tentang
sesuatu. Kata-kata dengan makna proposisi kita dapatkan dibidang matematika. Makna
proposisi mengandung pula saran, hal, rencana, yang dapat dipahami, melalui konteks.
12. Makna Piktorial
Makna piktorial adalah makna suatu kata yang berhubungan dengan perasaan
pendengar atau pembaca. Misalnya, pada situasi makan kita berbicara tentang sesuatu yang
menjijikan dan menimbulkan perasaan jijik bagi si pendengar, sehingga ia menghentikan
kegiatan (aktivitas) makan.
Perasaan muncul segera setelah mendengar atau membaca suatu ekspresi yang
menjijikan, atau perasaan benci. Perasaan dapat pula berupa perasaan gembira di samping
perasaan yang disebutkan diatas.
Contoh :
1. Kenapa kau sebut nama dia.
2. Kakus itu kotor sekali.
3. Ah, konyol.
4. Ia tinggal di gang yang becek itu.
13. Makna Idesional
Makna idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaan kata yang
berkonsep. Kata yang dapat dicari konsepnya atau ide yang terkandung didalam satuan
kata-kata, baik bentuk dasar maupun turunan.
14. 11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna
pada setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang
mempelajari tentang makna. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Dalam
Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau
kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran
dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Pada kajian semantik ini kita dapat mengetahui tentang hakikat makna, jenis-jenis
makna (makna leksikal, makna gramatikal dan kontekstual, makna referensial dan
nonreferensial, makna konotatif dan denotatif, makna istilah dan makna kata, makna
konseptual dan asosiatif, makna Idiom dan Peribahasa, makna konotatif, makna stilistika,
makna afektif, makna kolokatif, makna spesifik, dan makna tematikal).
3.2 Saran
Saran ini ditujukan agar sesorang bisa mengetahui apa saja jenis-jenis makna dan apa
saja yang terdapat didalam makna.
15. 12
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik 2 Pemahaman Ilmu makna. Bandung :
Refika Aditama
Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Pengantar Kearah Ilmu Makna. Bandung :
Refika Aditama.
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/31/jenis-jenis-makna-dan-perubahannya/
https://dimasyuniantoherbowo.blogspot.co.id/search?q=jenis+makna
http://nuurbastra.blogspot.co.id/2013/10/bab-i-pendahuluan-1.html
i pembahasan