Munculnya peradaban baru di Yunani dirasakan mengejutkan. Hal ini karena berbagai unsur yang membentuk peradaban sebenarnya sudah hadir ribuan tahun sebelumnya di Mesir kuno dan Mesopotamia, dan dari sana menyebar ke negeri-negeri tetangga. Peradaban Mesir dan Babilonia, yang berdiri di sekitar sungai-sungai besar, pada dasarnya bersifat pertanian. Penyebaran peradaban ini dimungkinkan karena adanya perdagangan, yang pada awalnya hampir seluruhnya bersifat maritim. Penyebaran ini antara lain berlangsung lewat pelaut-pelaut dari Pulau Crete, yang lalu sampai ke Yunani. Aritmatika dan semacam ilmu geometri sudah dikenal di kalangan orang Mesir kuno dan Babilonia, namun umumnya dalam bentuk yang sederhana. Namun, penalaran deduktif dari premis-premis umum adalah hasil inovasi orang Yunani.
Munculnya peradaban baru di Yunani dirasakan mengejutkan. Hal ini karena berbagai unsur yang membentuk peradaban sebenarnya sudah hadir ribuan tahun sebelumnya di Mesir kuno dan Mesopotamia, dan dari sana menyebar ke negeri-negeri tetangga. Peradaban Mesir dan Babilonia, yang berdiri di sekitar sungai-sungai besar, pada dasarnya bersifat pertanian. Penyebaran peradaban ini dimungkinkan karena adanya perdagangan, yang pada awalnya hampir seluruhnya bersifat maritim. Penyebaran ini antara lain berlangsung lewat pelaut-pelaut dari Pulau Crete, yang lalu sampai ke Yunani. Aritmatika dan semacam ilmu geometri sudah dikenal di kalangan orang Mesir kuno dan Babilonia, namun umumnya dalam bentuk yang sederhana. Namun, penalaran deduktif dari premis-premis umum adalah hasil inovasi orang Yunani.
IAD : sejarah perkembangan manusia dan perkembangan teknologi.docTiara Komanichi
menjelaskan tentang :
1. pengertian teknologi dan peradaban
2. inovasi dan perubahan peradaban manusia
3. sisi negaif peradaban masa kini
4. peradaban manusia yang punah
Peran Islam dalam perkembangan IPTEK adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan tolok ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.
1. MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
TEKNOLOGI SAINS
OLEH:
NAMA : CANTIKA MAHARANI
NIM : P202101103
KELAS : Z3
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas Mandala Waluya. Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas
dari dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam Bapak Drs.MASHURI. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang
sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan
negara. Dengan tersusunnya makalah ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini saya sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Penulis
3. DAFTAR ISI
BAB I.............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN............................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian IPTEKS ............................................................................................................... 6
2.2 Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan IPTEKS................................................................ 6
2.3 Kaitan Agama dan IPTEKS .................................................................................................. 8
2.4 Sumber IPTEKS.................................................................................................................... 8
2.5 Integrasi Iman, Ilmu dan Amal ............................................................................................. 9
2.6 Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungan ............................................. 10
BAB III ......................................................................................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 14
3.2 Saran.................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 15
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki
umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini
menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi
seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam
ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah
Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan
sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan
standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh
Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak
boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk
memenuhi kebutuhan manusia.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini
dipimpin oleh perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh
perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup
peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ipteks?
2. Bagaimana kewajiban menuntut dan mengamalkan ipteks?
3. Bagaimana kaitan agama dan ipteks?
5. 4. Apa saja sumber ipteks?
5. Bagaimana integrasi iman, ilmu dan amal?
6. Seberapa besar tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungan?
1.3 Tujuan
1. Mampu memahami definisi IPTEKS
2. Untuk mengetahui kewajiban dalam menuntut dan mengamalkan IPTEKS
3. Untuk mengetahui kaitan agama dan IPTEKS
4. Untuk mengetahui sumber IPTEKS
5. Memahami integrasi iman, ilmu dan amal IPTEKS
6. Untuk mengetahui tanggung jawab ilmuwan terhadap alam dan lingkungan IPTEKS
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPTEKS
Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) merupakan suatu ilmu yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain sebab ketiga unsur ilmu ini sudah dimiliki setiap individu pada saat
lahir. Setiap gerak dan langkah manusia tidak harus menggunakan ilmu pengetahuan teknologi
dan seni, namun secara etika harus pula dijelaskan bahwa segala unsur-unsur ilmu pengetahuan
teknologi dan seni adalah merupakan segala sesuatu yang dikaruniakan Allah kepada manusia,
oleh karena itu ilmu pengetahuan teknologi dan seni merupakan berkat Tuhan yang diberikan
kepada manusia maka setiap individu berhak untuk mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi
dan seni yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan dan talenta setiap individu. Dengan
pemahaman ini, setiap individu yang menggunakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni harus mempertanggungjawabkan-Nya kepada Allah, sebab seluruh bentuk
penggunaan dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni tidak terlepas dari aneka
dampak yang positif ataupun negatif.
Ipteks saling membutuhkan dengan etika dan moral. Bahkan tanpa penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang maju di zaman modern saat ini maka banyak manusia akan mati
atau menjadi budak industri. tetapi bila individu atau kelompok memanfaatkan iptek sebagai
sarana Allah untuk memberdayakan manusia menguasai dan mengelola dunia ini dengan
berpedoman pada norma-norma Allah maka akan tercipta kehidupan umat manusia yang damai
aman dan sejahtera di dunia ini. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap
individu tidak diperkenankan untuk menolak apalagi mengutuk ipteks tetapi menyikapi ipteks
dibutuhkan kesadaran norma moral yang memadai dari setiap individu atau kelompok.
2.2 Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan IPTEKS
Pada dasarnya hidup kita didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah.
Tentu beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur'an dan Al-Hadist.
7. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman
pada Al-Qur'an dan Al-Hadist.
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3,
sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun
muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur'an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-
hadist yang menjamin) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil)
Dalam sebuah hadist rasulullah mimpi, “mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan
orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan
emas pada babi hutan”. (HR.Ibnu Majah dan lainnya)
Juga pada hadist rasulullah yang lain”, carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam
hadist ini kita tidak menemukan ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita
mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu harus tetap dikejar.
Dalam kitab “Ta'limul muta'alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dipelajari terlebih
dahulu adalah ilmu yang seketika itu pasti digunakan untuk setiap orang yang sudah baligh.
Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih. kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-
ilmu lainnya, ilmu kedokteran, fisika, matematika, misalnya dan lainnya.
Kadang-kadang orang lupa dalam mengamati anaknya, sehingga lebih mengutamakan
ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka anak menjadi orang yang buta agama dan
menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali memberikan
bekal ilmu pengetahuan sebelum mempelajari ilmu-ilmu umum.
Dalam hadist yang lain Rasulullah SAW, “sedekah yang paling utama adalah orang islam
yang belajar suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain.” (HR.Ibnu Majah)
Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian ilmu itu
diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama di b dan sedekah harta benda. Ini
dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang muta'adi
(dapat berkembang) yang bermanfaat bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri,
tetapi dapat dinikmati orang lain
8. 2.3 Kaitan Agama dan IPTEKS
Agama dan IPTEK pada saat ini memiliki beberapa kemungkinan hubungan yang akan
terjadi. Pertama Agama dan IPTEK bisa hidup berseberangan atau bertentangan, yang kedua
Agama dan IPTEK dapat hidup bertentangan tetapi masih bisa hidup berdampingan secara damai,
selanjutnya Agama dan IPTEK dapat hidup tanpa ada pertentangan,yang terakhir Agama dan
IPTEK dapat hidup dengan saling mendukung satu sama lain yang dimana agama mendasari
pengembangan IPTEK dan IPTEK mendasari penghayatan agama. Pola hubungan yang pertama
itu adalah berseberangan atau bertentangan, yang maksudnya adalah IPTEK dan Agama saling
tolak menolak. Karena, apa yang dianggap benar oleh agama, tidak dianggap benar oleh IPTEK,
demikian juga sebaliknya. Pengembangan IPTEK akan menjauhkan orang dari keyakinan akan
kebenaran Agamanya dan pendalaman agama akan menjauhkan orang dari keyakinan dan
kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni agama cenderung akan menjauhi
perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Pola kehidupan seperti ini pernah terjadi pada
zaman sebelumnya, yaitu pada zaman Galileo-Galilei, yang dimana galileo mempercayai bahwa
dalam sistem semesta bumi mengitari matahari. Sedangkan gereja pada masa itu mempercayai
bahwa mataharilah yang mengitari bumi, dikarenakan hal tersebut Galileo dipersalahkan dan
Galileo dihukum karena dianggap menyesatkan masyarakat. Pola hubungan yang kedua
merupakan pengembangan dari pola hubungan pertama. Ketika kebenaran akan IPTEK yang
bertentangan dengan kebenaran agama tidak dapat disangkal sementara keyakinan akan agama
masih kuat dihati, satu satunya jalannya adalah menerima kedua dengan anggapan bahwa
keduanya mempunyai lingkup kebenarannya masing masing.
2.4 Sumber IPTEKS
Ilmu dalam Islam diartikan sebagai:Segala pengetahuan yang bersifat dapat
menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang dihadapi atau dibutuhkan oleh
manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba ataupun khalifah Allah. Sumber ilmu dalam
pandangan Islam adalah berasal dari wahyu, pemikiran (akal), serta pengalaman manusia Ilmu
yang berasal dari wahyu bersifat perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi sebagai pedoman hidup
manusia. Sedangkan ilmu yang berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu bersifat
aquired/perolehan, relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam kehidupan manusia.
9. 2.5 Integrasi Iman, Ilmu dan Amal
IMAN Perkataan iman berarti 'membenarkan'. Hal itu disebutkan dalam Al-Quran, di
antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu
membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang
beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah, kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Haq
dan Iman Batil. Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan
dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan
perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam
hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut
dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
ILMU, Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi (teori atau ilmu pengetahuan tentang metode
dan dasar-dasar pengetahuan). Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-
ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
AMAL, Amal adalah perbuatan manusia, amal pada garis besarnya terbagi dua yaitu
amal lahiriyah dan amal batiniyah, amal lahiriyah adalah amal yang dilakukan oleh anggota
badan seperti berdzikir, shalat, puasa dan lain-lain, sedangkan amal Batiniyah adalah perbuatan-
perbuatan manusia yang dilakukan oleh hati seperti Beriman, Bersabar, Bertawakal, Ikhlas, dll.
Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi
kedalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu
akidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh. Sebagaimana
10. digambarkan dalam Al-Quran yang artinya: "Tidakkah kamu perhatikan Allah telah /membuat
perumpamaan kalimat yg baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik, akarnya kokoh
(menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya
setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu agar
manusia selalu ingat” (QS: 14 ;24-25).
Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg
mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal ibarat buah dari
pohon itu identik dengan teknologi dan seni. IPTEK dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan
ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam. Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal
amal yang ikhlas itu merupakan amal perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata
karena Allah, bukan karena niat-niat lain yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau
amal yang ikhlas adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang terbaik (the best). Manusia yang
berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada Allah kemudian dia mengetahui ilmu yang
berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan melakukan yang terbaik di dalam hidupnya.
Orang yang beramal atau bekerja seenaknya, berbuat ala kadarnya, melakukan sesuatu karena
ingin dipuji orang bukan karena Allah, biasanya selalu melakukan perbuatannya itu tanpa
dilandasi keyakinan dan kepercayaan yang utuh.
2.6 Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungan
a. Memelihara Lingkungan
Manusia diberi akal pikiran dan nafsu, dimana tidak diberikan pada makhluk lainnya.
Dengan bekal akal pikiran itulah Allah memberikan mandat sebagai khalifah di bumi agar
mengurusi (mempergunakan dan memeliharanya) alam ini sebaik-baiknya. Kewenangan
manusia untuk mempergunakan alam bukankah hak mutlak nya tapi merupakan hak yang telah
diberikan oleh Allah SWT. Dan suatu saat akan diminta pertanggungjawaban oleh pemilik
sejatinya. Oleh karenanya manusia berkewajiban memelihara keseimbangan dan keselarasan
alam agar tidak dirusak seperti pertama kali Allah meminjamkan pada manusia QS. AL-
Qhashash (28) ayat 77:
11. "Dan carilah pada apa yang Allah karuniakan kepada kamu negeri akhirat. tetapi janganlah
engkau melupakan nasibmu di dunia ini titik berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah telah
berbuat kebaikan kepada kamu: dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi titik
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ".
para ilmuwan mempunyai tugas penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan titik selain
sebagai upaya pencapaian misi lingkungan yaitu mencegah atau memperbaiki kerusakan
lingkungan, dilihat dari segi ibadah, tentunya orang-orang yang berilmu juga punya nilai lebih
titik seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang berilmu. Kerusakan alam seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, alih fungsi hutan
pencemaran lingkungan polusi, dsb sebagai bentuk kiamat kecil, tentunya bisa diminimalisir
dengan memanfaatkan dan menerapkan iptek.
b. Membuktikan Isi /ayat-ayat Al Qur'an
Selain itu, ilmuwan juga dituntut untuk bisa menjawab dan membuktikan suatu ilmu yang
dasarnya berasal dari firman Allah (Al Qur'an) dan sabda nabi Muhammad SAW sehingga apa
yang sudah tertulis dalam kitab tersebut memang benar, menjadi pedoman bagi umat manusia
dan tidak ada keraguan. dalam rangka mengenal dan memahami Allah alam semesta digunakan
sebagai media untuk mengerti dan memahami rahasia Allah. Dzat yang mutlak tentu bersama-
sama dengan mengkaji dan memahami ayat-ayat yang terdapat di dalam Alquran titik perpaduan
antara kauniyah (alam semesta) dan ayat Alquran akan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Jadi dalam pandangan Islam alam
semesta mempunyai dua fungsi: pertama untuk memenuhi kebutuhan manusia agar bisa
beribadah kepada Allah kedua sebagai media untuk memahami kekuasaan, kebesaran dan
keluasan dzat Allah.
c. Menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dan selaras dengan alam
sekitar
Menurut Prof Sayyed Ilossen Nasr dengan pandangan barat bahwa manusia sebagai
pengusaha tunggal (tanpa kehadiran Tuhan) telah menjadikan manusia senang wewenang dalam
memperlakukan alam sebagai seorang pelacur yang terus dieksploitir tanpa memberikan imbalan
12. yang layak. Keserakahan dan kekerakusan barat telah menghancurkan keseimbangan dan
keselarasan alam hal di atas sangat berbeda dengan pandangan Islam tentang alam. Bagi Prof
Fazrur Rahman membicarakan alam dalam konsep Islam tidak bisa dipisahkan dari pembahasan
tentang Tuhan dan manusia. membahas salah satunya pasti akan menyeret tema lainnya dalam
pembicaraannya. Dalam Islam Tuhan adalah pemilik tunggal alam semesta, di mana manusia
termasuk didalamnya. Namun begitu manusia mempunyai kedudukan yang sangat unik dan khas
dibandingkan makhluk makhluk Allah lainnya.
d. Memakmurkan alam, mengolah SDA dan IPTEK untuk kesejahteraan
dalam mengelola orang sekolah tidak seharusnya kita tidak hanya meminta dari alam saja.
namun sebaliknya kita juga harus memberi kepada alam titik misalnya meregenerasi tanah
dengan memanfaatkan iptek misalnya dengan dibajak menggunakan traktor mengelola potensi
SDA yang ada dengan menggandeng masyarakat sekitar sehingga tercipta kesejahteraan.
e. Menerapkan ilmunya dalam mengeksploitasi alam dan lingkungan dengan
teknologi terkini, ramah lingkungan, tanpa merusak alam dan dengan bijak.
bagi seorang muslim menyelamatkan lingkungan hidup adalah merupakan perintah
agamanya, tidak hanya sekadar mencari legitimasi agama atas isu-isu lingkungan hidup yang
semakin keras gendangnya titik karena dengan lingkungan yang sehatlah orang dapat
melangsungkan ibadah dan menjadikan alam sebagai media pengenal.
QS Al-Ahzab ayat 72 dan 73: Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada
langit bumi dan gunung-gunung maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. sehingga Allah mengazab
orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang muslimin laki-laki dan
perempuan, dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan
dan adalah Allah maha pengasih lagi maha penyayang.
Selain itu, tanggung jawab ilmuwan yang lain adalah:
1) melaksanakan program konversi lingkungan, penanaman pohon (reboisasi) pelestarian
tanaman langka, pembibitan pohon dsb.
13. 2) menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak mengurangi/menghilangkan fungsi dari
setiap unsur ekosistem.
14. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan ilmu seseorang diangkat derajatnya. Dan dengan teknologi seseorang dapat
membantu sesamanya. Mahasiswa, sebagai generasi penerus masa depan memiliki kewajiban
dan tanggung jawab dalam hal tersebut. Karena mahasiswa adalah tongkat estafet peradaban. dan
tugas mahasiswa muslim lah yang membangkitkan dan meneruskan kejayaan islam dalam
bidang ilmu dan teknologi seni sebagaimana yang dicontohkan oleh ilmuwan ilmuwan hebat di
masa lalu titik jangan biarkan umat lain memandang rendah dan bebas menindas Islam hanya
karena kebodohan dan kemalasan kita. Tunjukkan bahwa mahasiswa Islam adalah muslim yang
cendekia dan menjadi sosok pemimpin yang ideal.
Ilmu pengetahuan dan teknologi memang dapat mempermudah urusan kita titik namun
jika kita tidak mendengarkannya kepada Alquran dan al-hadis, maka ilmu pengetahuan dan
teknologi juga dapat mempermudah jalan menuju neraka. sebagaimana kita ketahui bersama
betapa dengan perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini ternyata juga
berdampak pada demikian mudahnya penyebaran kemaksiatan di antara kita.
3.2 Saran
Sebagai pelajar Muslim, harus peduli akan agama Islam dan juga Ilmuwan pengetahuan
dan tekhnologi seni yang terus mempelajarinya hingga seumur hidup. Menjadikan Rasulullah
dan tokoh-tokoh Muslim cendekiawan sebagai teladan. Mampu menyikapi segala fenomena dan
problematika yang menghadang dengan berpedoman pada Al-Qur'an dan As-sunnah.