Dokumen tersebut membahas tentang hukum kedua termodinamika dan entropi. Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa seluruh proses spontan di alam semesta menyebabkan peningkatan entropi total sistem dan lingkungan. Entropi merupakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem yang berkaitan dengan distribusi energi molekul.
Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...
Tugas Kimdas (Hukum 2 termodinamika)
1.
2. AHMAD RAHIM ANSYARULLAH (A1C411034)
AHMAD SUDRAJAT (A1C411050)
GAFELINA (A1C411068)
INTAN SHAUMY R. (A1C41154)
KHAIRIAH (A1C411044)
LISA YULIDA (A1C411030)
MEILINDA (A1C411004)
M. REZKI RAHMAN (A1C411014)
NURNIDA INAYATI (A1C411204)
RUSIATI (A1C411022)
SITI NOORDARMALISA ARIFAH (A1C411012)
SITI SAIDAH (A1C411212)
TRI HARTI OKTAMI (A1C410256)
3. Hukum kedua termodinamika lahir dari
pengalaman bahwa kalor tidak dapat
diubah seluruhnya menjadi kerja yang
setara, dan bahwa semua proses spontan
mempunyai arah tertentu. Dalam
bentuknya yang paling umum hukum ini
dirumuskan melalui suatu fungsi, yang
disebut entropi.
4. qrev adalah kalor yang dipertukarkan antara
sistem dan lingkungan secara reversible.
karena dS merupakan diferensial total, maka
perubahan entropi yang terjadi dalam setiap
proses atau reaksi diberikan oleh,
Atau (untuk perubahan besar),
S1= entropi sistem keadaan awal
S2= entropi sistem keadaan akhir
5. Pada proses fisis
1. Proses yang tidak disertai dengan perubahan fasa.
contoh : H2O (l,25OC,1 atm) H2O (l,75OC,1atm)
dS = ∂qrev/T = dH/T = Cp dT/T
dengan asumsi bahwa Cp tidak berlangsung pada suhu ,
∆ s = Cp In T2/T1 = 75,6 In 348/298 = 11,7 JK¯1 mol¯1
2. Proses pengubahan fase secara reversibel.
Karena proses ini berlangsung secara isoterm dan isobar, maka
perubahan entropinya dapat diitung dengan cara mengintegrasikan
persamaan pertama :
dS=ðqrev/T=dH/t=ΔH/T
6. LANJUTAN…
Contoh :
H2O(l) 100°C/1 Atm H2O(g)
Kalor penguapan air ΔHv=40,77 kJ/mol
ΔS=40770/373=109,3 Jk-1mol-1
3. Proses pengubahan fasa secara tak-reversibel
Contoh : H2O (l, 25°C, 1Atm) H2O(g,100°C.1Atm)
Perhitungan ΔS pada proses ini dapat dilakukan dengan cara memecahkan
proses sebagai berikut :
H2O(l,25°C) ΔS H2O(g,100°C)
ΔS1
ΔS2
H2O(l,100°C)
ΔS = ΔS1+ΔS2 = 75,6 In 373/298 + 40770/373
= 17,0+109,3
=126,3 Jk-1mol-1
7. Perubahan entropi pada reaksi kimia
Perhatikan sembarang reaksi kimia,
αA+ βB γC+ðD
Perubahan entropi bagi reaksi ini diberikan oleh,
ΔS = Sproduk-Spereaksi
= γSC + ðSD - αSA – Βsb
Secara statistik dengan menggunakan data spektroskopi data
hasil perhitungan ini biasanya diberikan dalam keadaan
standar pada 25°C
Jika semua zat yang terlihat dalam reaksi berada dalam
keadaan standar, maka perubahan entropi bagi reaksi di
atas ialah
ΔS ѳ = γSC ѳ + SDð ѳ - αSAѳ - βSB ѳ
9. Menurut Hukum ini :
Semua proses atau reaksi yang terjadi dialam semesta, selalu
disertai dengan peningkatan entropi.
Jika ∆Sas ialah perubahan entropi yang terjadi dialam
semesta, maka bagi setiap proses spontan berlaku, ∆Sas > 0.
Dengan memandang alam semesta sebagai sistem +
lingkungan, maka dapat pula dikatakan bahwa untuk semua
proses spontan berlaku,
∆S + ∆Sl > 0
Dengan ∆S ialah perubahan entropi sistem (dimana terjadi
proses atau reaksi) dan ∆Sl ialah perubahan entropi lingkungan.
10. Untuk mengetahui apakah suatu reaksi dapat terjadi
pada kondisi tertentu, maka sesuai dengan kesimpulan
diatas perlu diselidiki apakah bagi reaksi tersebut, ∆S +
∆Sl > 0.
Contoh :
1. Jika serbuk tembaga ditambahkan pada larutan perak
nitrat dalam tabung reaksi, apakah akan terjadi reaksi
? Dengan kata lain, apakah reaksi, Cu(s) + 2Ag+(aq)
–> Cu2+(aq) + 2Ag(s), merupakan reaksi spontan ?
Untuk memudahkan perhitungan, diasumsikan
keadaan standar dan suhu tetap 298K.
11. Perubahan entropi sistem :
∆SѲ = SѲ (Cu2+) + 2SѲ (Ag) - SѲ (Cu) – 2SѲ (Ag+)
= -99,6 + 2(42,6) – 33,3 – 2(72,7)
= - 19,30 JK-1
Perubahan entropi lingkungan dapat dihitung dari
ungkapan,
12. Dengan ∆H ialah perubahan entalpi bagi reaksi tersebut.
Besaran ini dapat dihitung (untuk standar) berdasarkan
persamaan berikut :
Karena hasil perhitungan ini positif, maka reaksi di atas
merupakan spontan (artinya dapat terjadi).
13. Entropi reaksi, S , bergantungpada suhu,
kebergantungan ini dapat diturunkan sebagai berikut:
αA + βB → ɣ C + δD
∆S = ɣSC + δSD – αSA – βSB
Dengan penurunan terhadap suhu pada tekanan tetap maka
didapat rumus akhir yaitu :
14. Jika pada kurun suhu tertentu CP tidak
banyak bergantung pada suhu, sehingga
dapat dianggap tetap maka menjadi :
Dengan ∆S1 dan ∆S2 berturut-turut ialah
perubahan entropi pada suhu T1 dan pada
suhu T2.
15. Entropi adalah besaran makroskopis, artinya entropi merupakan
suatau sifat yang menyangkut sejumlah besar molekul-molekul.
Entropi dapat pula dipandang sebagai suatu sifat yang mengukur
ketidak teraturan sistem, artinya ketidak-teraturan dalam tata
susunan molekul-molekulnya dalam ruangan dan distribusi
energinya. Sistem dengan susunan molekul serba teratur
mempunyai ketidak-teraturan rendah, jadi nilai entropinya juga
rendah. Keadaan sistem dengan kebolehjadian yang tinggi,
merupakan keadaan dengan ketidak-teraturan yang tinggi pula,
sehingga dapat dikatakan bahwa ‘ setiap proses (spontan)
cenderung berlangsung kearah tercapainya ketidak-teraturan
sistem yang setinggi-tingginya‘ .