Artikel tersebut membahas tentang perkelahian pelajar dan faktor-faktor yang menyebabkannya, serta solusi alternatif untuk mencegah perkelahian. Beberapa faktor yang disebutkan antara lain kondisi psikologis remaja, masalah keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh lingkungan. Solusi yang disarankan meliputi peran keluarga, pendidikan, dan fasilitas olahraga untuk menyalurkan energi pelajar.
Tawuran pelajar merupakan masalah serius dalam dunia pendidikan yang disebabkan oleh praktik kurikulum yang terlalu berfokus pada aspek kognitif, lingkungan keluarga dan sosial yang kurang mendukung, serta kondisi psikologis pelajar yang labil. Solusinya meliputi penguatan pendidikan karakter di sekolah yang mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta keterlibatan keluarga
Dokumen tersebut membahas tentang tawuran antar pelajar dan mahasiswa yang semakin marak terjadi saat ini dan menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat. Beberapa faktor penyebab tawuran diidentifikasi termasuk faktor internal seperti kurangnya pengembangan karakter siswa, serta faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang mendukung. Dampak negatif tawuran mencakup kerugian
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab, bentuk, teori, sifat, jenis, cara, dan lembaga pengendalian sosial terhadap tawuran pelajar. Faktor subjektif dan objektif seperti proses sosialisasi yang tidak sempurna, tingkat stres yang tinggi, serta pengaruh lingkungan berperan dalam terjadinya tawuran pelajar.
Menjelaskan tentang Kenakalan Remaja di masa kini, seperti tawuran dan geng motor, dll. Menjelaskan pengertian masa remaja, pengertian kenakalan remaja, pengertian tawuran menurut KBBI dan wikipedia, latar belakang tawuran, dinamika tawuran remaja, analisis mengenai tawuran, berita mengenai tawuran, dampak tawuran dalam masyarakat, peran ilmu sosiologi dalam kehidupan masyarakat, kesimpulan, dan saran.
Tawuran pelajar merupakan masalah serius dalam dunia pendidikan yang disebabkan oleh praktik kurikulum yang terlalu berfokus pada aspek kognitif, lingkungan keluarga dan sosial yang kurang mendukung, serta kondisi psikologis pelajar yang labil. Solusinya meliputi penguatan pendidikan karakter di sekolah yang mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta keterlibatan keluarga
Dokumen tersebut membahas tentang tawuran antar pelajar dan mahasiswa yang semakin marak terjadi saat ini dan menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat. Beberapa faktor penyebab tawuran diidentifikasi termasuk faktor internal seperti kurangnya pengembangan karakter siswa, serta faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang mendukung. Dampak negatif tawuran mencakup kerugian
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab, bentuk, teori, sifat, jenis, cara, dan lembaga pengendalian sosial terhadap tawuran pelajar. Faktor subjektif dan objektif seperti proses sosialisasi yang tidak sempurna, tingkat stres yang tinggi, serta pengaruh lingkungan berperan dalam terjadinya tawuran pelajar.
Menjelaskan tentang Kenakalan Remaja di masa kini, seperti tawuran dan geng motor, dll. Menjelaskan pengertian masa remaja, pengertian kenakalan remaja, pengertian tawuran menurut KBBI dan wikipedia, latar belakang tawuran, dinamika tawuran remaja, analisis mengenai tawuran, berita mengenai tawuran, dampak tawuran dalam masyarakat, peran ilmu sosiologi dalam kehidupan masyarakat, kesimpulan, dan saran.
Dokumen tersebut membahas masalah sosial tawuran pelajar di masyarakat. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya tawuran antara lain kondisi psikologis remaja, masalah rumah tangga, kerawanan sekolah, pengaruh lingkungan masyarakat, dan kurangnya tindakan antisipatif aparat keamanan. Untuk menanggulangi masalah ini diperlukan peran aktif keluarga, sekolah, dan pemerintah.
Tawuran antar pelajar merupakan masalah sosial yang sering terjadi di Indonesia. Beberapa penyebab utama tawuran antar pelajar adalah faktor internal pelajar yang kurang mampu beradaptasi, faktor keluarga dan lingkungan yang memungkinkan perilaku kekerasan, serta faktor sekolah dan lingkungan sekitarnya yang kurang mendukung perkembangan pelajar. Tawuran dapat dihindari dengan pengawasan yang lebih ketat dan pendidikan anti
Tawuran antara siswa SMA X dan SMA Y telah terjadi berulang kali dan mengakibatkan korban jiwa. Kedua sekolah memiliki masalah dalam penanganan konflik dan kekerasan siswa. [ringkasan selesai]
Musni Umar: Tawuran antar warga dan upaya pemecahannyamusniumar
Tawuran merupakan masalah sosial yang sering terjadi di berbagai daerah. Dokumen ini menjelaskan penyebab dan cara menghilangkan tawuran. Penyebabnya meliputi faktor internal seperti keluarga tidak harmonis, dan faktor eksternal seperti lingkungan padat, pengangguran, kemiskinan, serta perebutan sumber daya. Untuk mencegah tawuran, perlu dilakukan deteksi dini, pembinaan masyarakat, serta ker
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyakmusniumar
Tawuran nama lain dari konflik yang banyak terjadi di DKI Jakarta dan di seluruh Indonesia.
Tawuran bisa diatasi, asal pemerintah berusaha memecahkan akar yang menimbulkan konflik.
Dokumen tersebut membahas tentang maraknya tawuran antar pelajar. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran antar pelajar adalah faktor internal dan eksternal seperti lingkungan keluarga, sekolah, serta lingkungan sosial. Tawuran antar pelajar dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pelajar, masyarakat, serta fasilitas umum. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah taw
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran pelajar dari sudut pandang psikologi. Terdapat 4 faktor utama yaitu faktor internal remaja, faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya tawuran pelajar. Dokumen juga memberikan saran untuk mencegah tawuran pelajar dengan memberikan dukungan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan
Dokumen tersebut membahas tentang tawuran pelajar, termasuk latar belakang masalah, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran pelajar seperti faktor internal, eksternal, dan lingkungan, dampak negatif dari tawuran, serta cara-cara untuk mencegah dan menangani permasalahan tawuran pelajar seperti pendidikan moral, pengawasan orang tua dan guru, serta kegiatan ekstrakulikuler.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan.
2) Faktor pemicu utama tawuran antar pelajar adalah saling mengejek dan perebutan wanita.
3) Dampak tawuran pelajar meliputi kerusakan fisik, gangguan proses belajar, dan menurunnya moralitas siswa.
Tawuran antar pelajar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan. Tawuran menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pelajar, sekolah, dan masyarakat seperti kerusakan fasilitas umum, gangguan proses belajar, cedera fisik, dan menurunnya moral. Untuk mencegah tawuran, perlu adanya kerja sama antara sekolah, orang tua, dan pemerintah dengan menan
PENDEKATAN SENI DALAM MENANGAI ISU BULI:KAJIAN DI SEKOLAH RENDAH.
Buli semakin menjadi barah dalam peradapan moral insan. Mangsa buli yang mengalami trauma sukar untuk diubati dan lebih suka menyendiri daripada berhubung dengan pihak sekolah. Rasa takut dan malu membuatkan diri mereka terus merasa lemah dan menerima keadaan negatif itu dalam tempoh yang lama. Kebanyakan pengkaji melihat isu buli ini berlaku di bandar dan luar bandar yang berhampiran dengan kemudahan masyarakat setempat. Antaranya ialah kompleks membeli belah, kawasan riadah, kemudahan “access” internet dan pengangkutan awam (Ahmad, 2005). Ini secara langsung memudahkan golongan yang dianggap pembuli bersosial dan bergaul bebas tanpa kawalan. Serapan pemikiran dan budaya negatif setempat memerangkap mereka untuk berkelakuan kasar dan ganas.
Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari
diri pelajar sendiri seperti ketidakstabilan emosi, sedangkan faktor eksternal meliputi
pengaruh lingkungan, sekolah, dan keluarga. Tawuran berdampak negatif bagi pelajar dan
masyarakat sekitar. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan pendidikan moral
kepada pelajar dan meningkatkan pengawasan di sekol
Tulisan ini membahas mengenai kenakalan siswa di MTs Hasanah Surabaya dan upaya penanggulangannya melalui pendidikan agama Islam. Faktor penyebab kenakalan siswa adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Upaya penanggulangannya meliputi preventif (pendekatan orang tua), represif (hukuman mendidik), dan kuratif (silaturahmi ke rumah siswa). Internalisasi pendidikan agama Islam secara efekt
Tiga faktor utama yang mempengaruhi berlakunya jenayah di kalangan remaja ialah institusi keluarga, pihak sekolah, dan pengaruh rakan sebaya. Proses modernisasi yang mengubah gaya hidup masyarakat juga menyumbang kepada masalah ini. Untuk mencegah jenayah, perlu ada kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membimbing remaja.
Makalah ini membahas tentang perilaku bullying di sekolah sebagai masalah sosial. Terdapat berbagai bentuk bullying seperti kontak fisik, nonverbal, pelecehan seksual. Penyebabnya adalah faktor keluarga, individu, dan sekolah seperti perlakuan kasar orang tua, temperamen anak, serta rendahnya pengawasan sekolah. Bullying berdampak buruk bagi korban dan pelaku.
Dokumen tersebut membahas masalah sosial tawuran pelajar di masyarakat. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya tawuran antara lain kondisi psikologis remaja, masalah rumah tangga, kerawanan sekolah, pengaruh lingkungan masyarakat, dan kurangnya tindakan antisipatif aparat keamanan. Untuk menanggulangi masalah ini diperlukan peran aktif keluarga, sekolah, dan pemerintah.
Tawuran antar pelajar merupakan masalah sosial yang sering terjadi di Indonesia. Beberapa penyebab utama tawuran antar pelajar adalah faktor internal pelajar yang kurang mampu beradaptasi, faktor keluarga dan lingkungan yang memungkinkan perilaku kekerasan, serta faktor sekolah dan lingkungan sekitarnya yang kurang mendukung perkembangan pelajar. Tawuran dapat dihindari dengan pengawasan yang lebih ketat dan pendidikan anti
Tawuran antara siswa SMA X dan SMA Y telah terjadi berulang kali dan mengakibatkan korban jiwa. Kedua sekolah memiliki masalah dalam penanganan konflik dan kekerasan siswa. [ringkasan selesai]
Musni Umar: Tawuran antar warga dan upaya pemecahannyamusniumar
Tawuran merupakan masalah sosial yang sering terjadi di berbagai daerah. Dokumen ini menjelaskan penyebab dan cara menghilangkan tawuran. Penyebabnya meliputi faktor internal seperti keluarga tidak harmonis, dan faktor eksternal seperti lingkungan padat, pengangguran, kemiskinan, serta perebutan sumber daya. Untuk mencegah tawuran, perlu dilakukan deteksi dini, pembinaan masyarakat, serta ker
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyakmusniumar
Tawuran nama lain dari konflik yang banyak terjadi di DKI Jakarta dan di seluruh Indonesia.
Tawuran bisa diatasi, asal pemerintah berusaha memecahkan akar yang menimbulkan konflik.
Dokumen tersebut membahas tentang maraknya tawuran antar pelajar. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran antar pelajar adalah faktor internal dan eksternal seperti lingkungan keluarga, sekolah, serta lingkungan sosial. Tawuran antar pelajar dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pelajar, masyarakat, serta fasilitas umum. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah taw
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran pelajar dari sudut pandang psikologi. Terdapat 4 faktor utama yaitu faktor internal remaja, faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya tawuran pelajar. Dokumen juga memberikan saran untuk mencegah tawuran pelajar dengan memberikan dukungan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan
Dokumen tersebut membahas tentang tawuran pelajar, termasuk latar belakang masalah, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran pelajar seperti faktor internal, eksternal, dan lingkungan, dampak negatif dari tawuran, serta cara-cara untuk mencegah dan menangani permasalahan tawuran pelajar seperti pendidikan moral, pengawasan orang tua dan guru, serta kegiatan ekstrakulikuler.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan.
2) Faktor pemicu utama tawuran antar pelajar adalah saling mengejek dan perebutan wanita.
3) Dampak tawuran pelajar meliputi kerusakan fisik, gangguan proses belajar, dan menurunnya moralitas siswa.
Tawuran antar pelajar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan. Tawuran menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pelajar, sekolah, dan masyarakat seperti kerusakan fasilitas umum, gangguan proses belajar, cedera fisik, dan menurunnya moral. Untuk mencegah tawuran, perlu adanya kerja sama antara sekolah, orang tua, dan pemerintah dengan menan
PENDEKATAN SENI DALAM MENANGAI ISU BULI:KAJIAN DI SEKOLAH RENDAH.
Buli semakin menjadi barah dalam peradapan moral insan. Mangsa buli yang mengalami trauma sukar untuk diubati dan lebih suka menyendiri daripada berhubung dengan pihak sekolah. Rasa takut dan malu membuatkan diri mereka terus merasa lemah dan menerima keadaan negatif itu dalam tempoh yang lama. Kebanyakan pengkaji melihat isu buli ini berlaku di bandar dan luar bandar yang berhampiran dengan kemudahan masyarakat setempat. Antaranya ialah kompleks membeli belah, kawasan riadah, kemudahan “access” internet dan pengangkutan awam (Ahmad, 2005). Ini secara langsung memudahkan golongan yang dianggap pembuli bersosial dan bergaul bebas tanpa kawalan. Serapan pemikiran dan budaya negatif setempat memerangkap mereka untuk berkelakuan kasar dan ganas.
Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari
diri pelajar sendiri seperti ketidakstabilan emosi, sedangkan faktor eksternal meliputi
pengaruh lingkungan, sekolah, dan keluarga. Tawuran berdampak negatif bagi pelajar dan
masyarakat sekitar. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan pendidikan moral
kepada pelajar dan meningkatkan pengawasan di sekol
Tulisan ini membahas mengenai kenakalan siswa di MTs Hasanah Surabaya dan upaya penanggulangannya melalui pendidikan agama Islam. Faktor penyebab kenakalan siswa adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Upaya penanggulangannya meliputi preventif (pendekatan orang tua), represif (hukuman mendidik), dan kuratif (silaturahmi ke rumah siswa). Internalisasi pendidikan agama Islam secara efekt
Tiga faktor utama yang mempengaruhi berlakunya jenayah di kalangan remaja ialah institusi keluarga, pihak sekolah, dan pengaruh rakan sebaya. Proses modernisasi yang mengubah gaya hidup masyarakat juga menyumbang kepada masalah ini. Untuk mencegah jenayah, perlu ada kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membimbing remaja.
Makalah ini membahas tentang perilaku bullying di sekolah sebagai masalah sosial. Terdapat berbagai bentuk bullying seperti kontak fisik, nonverbal, pelecehan seksual. Penyebabnya adalah faktor keluarga, individu, dan sekolah seperti perlakuan kasar orang tua, temperamen anak, serta rendahnya pengawasan sekolah. Bullying berdampak buruk bagi korban dan pelaku.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas masalah keganasan rumah tangga dan jenayah remaja di Malaysia berdasarkan hasil kajian.
2) Kajian tersebut menemukan faktor-faktor seperti ekonomi, komunikasi, dan urbanisasi yang berkontribusi terhadap masalah tersebut.
3) Modul intervensi dirancang untuk membantu remaja korban keganasan meningkatkan kemampuan diri dan memb
Faktor-faktor yang menyebabkan masalah disiplin di sekolah meliputi faktor diri murid, ibu bapa atau keluarga, masyarakat, sekolah, media massa, dan kelonggaran penguatkuasaan undang-undang oleh pemerintah. Beberapa faktor utama adalah tekanan emosi akibat masalah keluarga, lingkungan sosial yang buruk, dan ketidakmampuan sekolah dalam menegakkan disiplin secara konsisten.
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamjaMarulituazalukhu
Makalah Henry Praherdhiono Disajikan dalam Prapascasarjana UM 9
penciptaan konsep mereka tetapi juga dalam pengujian mereka. Dalam menguji
hipotesis, pebelajar harus bereksperimen untuk menciptakan pembentukan konsep
baru. Pengetahuan baru ini nantinya akan menjadi bagian dari pembuatan
hipotesis masa depan.
Sumber (“Google Maps,” n.d.)
Gambar 5. Letak nasi goreng jawa di Malang
Tema Terintegrasi
Relevansi koneksi menjadi jelas bagi pebelajar saat tema dan konsep
diintegrasikan secara holistik. Misalnya, pebelajar yang membangun makna
tentang gaya hidup belanja secara online. Bagaimana berfikir tentang, apa yang
harus dibeli?, mengapa itu harus dibeli?, bagaimana harus dibeli? Kapan harus
Makalah Henry Praherdhiono Disajikan dalam Prapascasarjana UM 10
dibeli? dll. Namun tema terintegrasi ini sulit untuk diterapkan pada kampus atau
sekolah yang menganggap dosen atau guru adalah subjek mandiri dan parsial.
Masing-masing dosen adalah unik dan masing-masing mata kuliah atau mata
pelajaran berdiri sendiri berlandaskan keilmuan masing-masing
Sumber (“Jual Beli Online Aman dan Nyaman - Tokopedia,” n.d.)
Gambar 6. Informasi tematik dari bumbu nasi goreng
Jurnal
Journaling adalah proses merefleksikan sebuah pernyataan atau pertanyaan
yang diberikan untuk memahaminya dalam hal pengalaman masa lalu dan
pengalaman pebelajar. Misalnya, pebelajar mungkin memulai sebuah jurnal di
awal sebuah unit perjalanan luar angkasa. Di awal jurnal pebelajar mungkin
diminta untuk merefleksikan dan menulis tentang bagaimana rasanya
meninggalkan planet yang mereka kenal untuk perjalanan menuju kehidupan baru
yang disertai ketidakpastian. Seiring kemajuan pebelajar melalui unit ini, lebih
baik secara tematik, mereka diminta untuk merenungkan perjalanan mereka saat
mereka menempuh perjalanan jauh dan jauh dari planet Bumi. Bagaimana
MakalahHenryPraherdhionoDisajikandalamPrapascasarjanaUM11
bertahanhidupmerekaterpenuhi?membantuapayangmerekahadapi?Apa
perbaikankualitashidupmerekayangmerekatemukan?Sepertipengujian
hipotesis,analogi,danmetafora,jenispengalamaninimemaksapebelajaruntuk
kembalikepembelajaransebelumnyamempebelajarimaknamembangunbersama.
Sumber(Sains,dan)
Gambar7.Perjalanankeluarluar angkasa
Portofolio
Portofolioadalahsistempengorganisasianberbagaidokumensehingga
hubunganantardokumendanmaknakonteksnyadapatdilakukan.Portofolio
mungkinberisipernyataanparadigmaataudeklarasitentangapayangdipahami
pebelajartentangsebuahkonsepditempatdanwaktudalamkehidupanmereka.
Misalnya,mulaipebelajartatabogadimintauntukmendokumentasikancara
masakhinggajadisebuahmasakandanuntukmeninjaukembalipernyataan
tersebutsaatmerekatumbuhdalamprofesijurumasak.Denganitudi
manamerekaberada?,perbedaanhasilwaktudibangkukuliahhinggamenjadi
profesional?koneksidapatdilakukanantarapengetahuandanpengalaman
sebelumnya,sekarang,danmasadepan.
Instrumenlaindapatdigunakanuntukmenganalisiskonsepsisaatini.
Kuesioner,pengawasan,dandaftarperiksadapatterselesaikandanmemperbaruisecara
secara
Bab ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemerosotan disiplin pelajar sekolah menengah. Tiga faktor utama yang dijelaskan adalah faktor sikap pelajar sendiri, pengaruh rakan sebaya, dan pengaruh lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang dipromosikan. Bab ini juga mendefinisikan istilah kunci seperti disiplin, kemer
Teks tersebut membahas tentang budaya senioritas di lingkungan perguruan tinggi dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Senioritas didefinisikan sebagai pembagian mahasiswa berdasarkan tingkat lama mereka di kampus, dimana senior memiliki status lebih tinggi dari junior. Senioritas masih terjadi karena kurangnya kontrol sosial dari lingkungan pendidikan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat terhadap perilaku mahasiswa.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
2. Nama Kelompok:
• Azkia Nurin Nisa’
• Khamdiyah El Yusi
• Yuni Kartikasari
• Zahra Syamsi
3. Minggu, 24 Oktober 2012
Contoh Kasus Masalah Sosial Dalam Masyarakat
Perkelahian rawan terjadi pada pelajar di kota-kota besar seperti Jakarta dan
Surabaya. Perkelahian itu tidak selalu menggunakan tangan kosong, sering kali
remaja-remaja tersebut membawa senjata tajam hingga senjata api.
Data yang dihimpun Direktorat Bimbingan Masyarakat Polda Metro Jaya
menunjukkan bahwa jumlah apalagi presentase tidak lah banyak. Namun, dari
segi kualitas, kasus yang terjadi sudah membahayakan, baik bagi para pelajar
maupun bagi masyarakat lainnya. Pemicu tawuran sering sangat sepele seperti
saling mengejek, membela teman yang punya masalah pribadi dengan pelajar di
sekolah lain,atau pemalakan. Namun, kenapa hal-hal yang sepele tiba-tiba bisa
memicu agresivitas dan keberingasan pelajaryang sama sekali tak
mencerminkan “budaya keterpelajarannya”? jawabannya tentu tak pernah
tunggal atau hitam putih. Para ahli yang telah mengkaji masalah ini hampir
sepakat bahwa akar masalah tawuran pelajar disebabkan oleh banyak faktor.
Penyebab pada satu kasus tidak selalu sama dengan penyebab pada kasus
yang lain. Untuk itu ada baiknya kita memahami berbagai masalah yang mungkin
dapat membantu menjelaskan mengapa perilaku tawuran tersebut dapat terjadi.
4. Pertama kondisi psikologis. Pelajar yang sedang menempuh pendidikan di SLTP
maupun SLTA, bila ditinjau dari segi usianya, sedang mengalami periode yang
potensial bermasalah. Periode ini sering digambarkan sebagai strom and drang
period (topan dan badai). Dalam kurun initimbul gejala emosi dan tekanan jiwa,
sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Dari situasi konflik dan problem
ini, remaja tergolong dalam sosok pribadi yang tengah mencari identitas dan
membutuhkan tempat penyaluran kreativitas jika tempat penyaluran tersebut
tidak ada atau kurang memadai, mereka akan mencari berbagai cara sebagai
penyaluran.. Salah satu eksesnya, ya itu tadi, berkelahi.
Kedua masalah yang bersumber dari manajemen ruamh tangga yang tidak
efektif, pola asuh yang tidak tepat (pola asuh keras, menguasai, maupun
membebaskan) serta hubungan yang tidak harmonis antar anggota krluarga
dapat menyebabkan anak tidak betah di rumah dan mencari pelampiasan
kegiatan di luar bersama teman-temannya. Hal ini tidak jarang menyeret mereka
kepada pergaulan remaja yang tak sehat seperti perkelahian.
5. Ketiga masalah yang berasal dari kerawanan sekolah dimana pelajar-pelajar
satu sekoalah menganggap pelajar-prlajar di sekolah lain sebagai ancaman
atau saingan bagi sekolah mereka.
Keempat, faktor lingkungan masyaraka. Belakangan budaya kekerasn
berkembang di masyarakat. Media cetak maupun elektronik memiliki andil yang
besar. Aksi kekerasan merupakan topik utama berita yang mereka tampilkan.
Tawuran pelajar sedikit banyak adalah hasil vicarious learning (belajar melalui
peniruan). Beberapa pelajar menganggap cara kekerasan cukup efektif untuk
mencapai tujuan .
Kelima, tindakan kurang antisipatif dari aparat keamanan. Mereka sering tak
ada atau kurang cekatan mengamankan daerah yang menjadi ajang tawuran.
Dalam hal penegakan hukum, aparat kurang memiliki wibawa atau konsistensi
untuk menindak para pelaku. Ada keraguan antara apakah tawuran dianggap
sebagai tindakan kriminal atau sekedar kenakalan biasa. Melengkapi
identifikasi faktor-faktor terjadinya tawuran pelajar dalam ilmu psikologi dikenal
adanya teori psikogenis.
6. Teori ini memandang fenomena tawura pelajar yang merupaka bagian dari
kenakalan pelajar atau secara lebih luas penyimpangan perilaku remaja
(deliquency) dapat saja merupakan kompensasi dari masalah psikologi dan
konflik batin dalam menanggapi stimuli eksternal atau sosial. Hampir sendada
dengan itu, teori sosiogenis yang banyak dikenal para sosiolog menjelaskan
bahwa kasus tawuran pelajar dapat terjadi murni sosiologis atau psikologis.
Ini adalah akibat dari struktur deviatif, tekanan kelompok peranan sosial, dan
intenalisasi simbolis yang keliru. Atas pemahaman terhadap beberapa
kemungkinan sumber masalah tersebut, ada bebeapa alternatif solusi yang
perlu ditempuh sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kasus
tawuran pelajar.
Solusi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
7. Pertama:keluarga perlu melakukan refleksi atas perannya sebagai lembaga
pendidikan yang utama bagi anak, mengajarkan ajaran agama yang cukup,
menciptakan suasana rumah yang menyenangkan, dan memberikan
perhatian yang cukup bagi anak.
Kedua, perlu ada reorientasi pendidikan dala keluarga dan di sekolah.
Ketiga, menyediakan fasilitas olahraga bagi para pelajar tersebut untuk
melepasakan energinya.
data yang cukup tentang kasus tawuran berikut peta sekolah-sekolah yang
rawan. Demikian juga Direktorat Pembinaan Kesiswaan Depdikbud. Bahkan
mereka telah membentuk kelompok kerja penanggulangan tawuran pelajar.
8. Yang mengandung ciri empiris
“Data yang dihimpun Direktorat Bimbingan
Masyarakat Polda Metro Jaya menunjukkan
bahwa jumlah apalagi presentase tidak lah
banyak. Namun, dari segi kualitas, kasus yang
terjadi sudah membahayakan, baik bagi para
pelajar maupun bagi masyarakat lainnya.” Pada
kalimat tersebut, kita dapat menunjukkan bahwa
unsur sosiologi diartikel ini bersifat empiris, yang
berisi observasi (tinjauan), tidak spekulatif dan
menggunakan akal sehat.
9. Yang mengandung ciri teoritis
Artikel ini bersifat teoritis karena
memiliki tujuan untuk menjelaskan sebab
dan akibat. disebutkan dalam artikel tadi
bahwa terjadinya peristiwa tawuran pelajar
itu bisa terjadi karena; “pertama kondisi
psikologis, kedua masalh yang bersumber
dari manajemen rumah tangga yang tidak
efektif dan pola asuh yang tidak tepat, ketiga
masalah yang bersumber dan kerawan
sekolah, dan keempat faktor lingkungan
masyarakat” sehingga terjadi tindak
tawuran pelajar
10. Yang mengandung ciri kumulatif
Artikel tadi menyebutkan teori solusi alternatif untuk
antisipasi terhadap kemungkinan kasus tawuran pelajar
berdasarkan pemahaman sumber masalah tawuran
menurut para ahli.
“Teori ini memandang fenomena tawura pelajar
yang merupaka bagian dari kenakalan pelajar atau
secara lebih luas penyimpangan perilaku remaja
(deliquency) dapat saja merupakan kompensasi dari
masalah psikologi dan konflik batin dalam menanggapi
stimuli eksternal atau sosial. Hampir sendada dengan
itu, teori sosiogenis yang banyak dikenal para sosiolog
menjelaskan bahwa kasus tawuran pelajar dapat terjadi
murni sosiologis atau psikologis. Ini adalah akibat dari
struktur deviatif, tekanan kelompok peranan sosial, dan
intenalisasi simbolis yang keliru.
11. Atas pemahaman terhadap beberapa
kemungkinan sumber masalah tersebut, ada
bebeapa alternatif solusi yang perlu ditempuh
sebagai antisipasi terhadap kemungkinan
terjadinya kasus tawuran pelajar.
Solusi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
• Pertama:keluarga perlu melakukan refleksi atas
perannya sebagai lembaga pendidikan yang
utama bagi anak, mengajarkan ajaran agama
yang cukup, menciptakan suasana rumah yang
menyenangkan, dan memberikan perhatian
yang cukup bagi anak.
• Kedua, perlu ada reorientasi pendidikan dala
keluarga dan di sekolah.
12. • Ketiga, menyediakan fasilitas olahraga bagi para
pelajar tersebut untuk melepasakan energinya.
• Keempat, sekolah harus memiliki otoritas dalam
mengkoordinasi pelajar sepulang sekolah.
• Kelima, pihak aparat perlu membentuk
kelompok-kelmpok pekerja untuk menangani
tawuran
13. Yang mengandung ciri non-etis
Pada teks tertulis “Telah ditunjukkan bahwa
pihak Direktorat Bimas Polri telah mempunyai
data yang cukup tentang kasus tawuran berikut
peta sekolah-sekolah yang rawan. Demikian
juga Direktorat Pembinaan Kesiswaan
Depdikbud. Bahkan mereka telah membentuk
kelompok kerja penanggulangan tawuran
pelajar”. Yang dengan jelas tidak memihak
antara Direktorat Bimas Polri maupun Direktorat
Pembinaan Kesiswaan Depdikbud.
14. Presentasi kami telah menunjukkan
bahwa artikel yang kami cantumkan
mengandung ke-empat ciri di bidang
sosiologi (empiris, teoritis, kumulatif &
non-etis)