Dokumen tersebut membahas masalah sosial tawuran pelajar di masyarakat. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya tawuran antara lain kondisi psikologis remaja, masalah rumah tangga, kerawanan sekolah, pengaruh lingkungan masyarakat, dan kurangnya tindakan antisipatif aparat keamanan. Untuk menanggulangi masalah ini diperlukan peran aktif keluarga, sekolah, dan pemerintah.
2. KASUS MASALAH SOSIAL DI MASYARAKAT
(TAWURAN)
Tawuran yang terjadi umumnya bukan
didasarkan pada permusuhan
pribadi, tapi lebih karena sifatnya yang
sudah turun-temurun. Dalam beberapa
kasus, tawuran bisa juga terjadi karena
adanya penyerangan atau pemalakan
(perampasan) atas individu suatu
sekolah lain yang kemudian memancing
reaksi balik.
3. Perkelahian
antarpelajar sering
terjadi di kota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, dan kota-kota
besar lainnya. Perkelahian tersebut
tidak hanya menggunakan tangan
kosong atau perkelahian satu lawan
satu, melainkan perkelahian
bersenjata, bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam serta
dilakukan secara berkelompok.
4.
Banyak korban berjatuhan, bahkan ada
yang meninggal dunia. Lebih disayangkan
lagi, kebanyakan korban perkelahian
tersebut adalah mereka yang justru tidak
terlibat perkelahian secara langsung.
Mereka umumnya hanya sekadar lewat
atau hanya karena salah sasaran
pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat
mengganggu dan membawa dampak
psikis dan traumatis bagi masyarakat,
khususnya kalangan pelajar. Pada
umumnya mereka menjadi was-was,
sehingga kreativitas mereka menjadi
terhambat. Hal ini tentu saja
membutuhkan perhatian dari semua
kalangan sehingga dapat tercipta suasana
yang nyaman dan kondusif khususnya
bagi masyarakat usia sekolah
5. PERTAMA KONDISI PSIKOLOGIS
Pelajar yang sedang menempuh
pendidikan di SLTP maupun SLTA, bila
ditinjau dari segi usianya, sedang
mengalami periode yang sangat
potensial bermasalah. Periode ini sering
digambarkan sebagai storm and drang
period (topan dan badai). Dalam kurun
ini timbul gejala emosi dan tekanan jiwa,
sehingga perilaku mereka mudah
menyimpang.
6.
Dari situasi konflik dan problem ini
remaja tergolong dalam sosok pribadi
yang tengah mencari identitas dan
membutuhkan tempat penyaluran
kreativitas. Jika tempat penyaluran
tersebut tidak ada atau kurang
memadai, mereka akan mencari
berbagai cara sebagai penyaluran.
Salah satu eksesnya, yaitu
tadi, berkelahi.
7. KEDUA MASALAH YANG
BERSUMBER DARI RUMAH
TANGGA YANG TIDAK EFEKTIF
Pola asuh yang tidak tepat (pola asuh keras
menguasai maupun pola membebaskan)
serta hubungan yang tidak harmonis
antaranggota keluarga dapat menyebabkan
anak tidak betah di rumah dan mencari
pelampiasan kegiatan di luar bersama
teman-temannya. Hal ini tidak jarang
menyeret mereka kepada pergaulan remaja
yang tak sehat, seperti perkelahian.
8. KETIGA MASALAH YANG BERSUMBER
DARI KERAWANAN SEKOLAH.
Pertama adalah faktor fisik sekolah
seperti berdekatan dengan pusat-pusat
hiburan/keramaian, kurangnya sistem
pengamanan lingkungan, serta tidak
tersedianya sarana yang membuat anakanak betah di sekolah.
Kedua adalah faktor
psikoedukatif, yaitu ketertiban dan
kelancaran proses belajar-mengajar di
sekolah.
9. Ketiga
adalah faktor efektivitas
interaksi edukatif di sekolah.
faktor lingkungan sekolah
terhadap kenakalan pelajar
mencapai 13,26%. Sekolahsekolah tertentu punya tradisi
tawuran dan sekolah-sekolah
tertentu menganggap siswa
sekolah lain sebagai "lawan".
10. KEEMPAT FAKTOR LINGKUNGAN
MASYARAKAT.
Belakangan budaya kekerasan
berkembang di masyarakat. Media cetak
maupun elektronik punya andil yang
besar. Aksi kekerasan telah menjadi menu
utama berita yang mereka tampilkan.
Tawuran pelajar sedikit banyak adalah
hasil vicarious learning, yaitu proses
belajar melalui peniruan perilaku model
yang dilihat dan diidolakan. Dalam
beberapa contoh para pelajar
menganggap cara kekerasan cukup efektif
11. KELIMA TINDAKAN KURANG ANTISIPATIF DARI
APARAT KEAMANAN.
Mereka sering tak ada atau kurang
cekatan mengamankan daerah yang
menjadi ajang tawuran. Dalam hal
penegakan hukum, aparat keamanan
kurang memiliki wibawa dan
konsistensi untuk menindak para
pelaku. Ada keraguan apakah para
pelaku tawuran bisa dikategorikan
sebagai tindak kriminal atau sekadar
kenakalan biasa.
12. SOLUSI YANG PERLU DITEMPUH DALAM
KASUS TAWURAN PELAJAR.
1.
2.
3.
4.
Keluarga perlu melakukan refleksi atas
perannya sebagai lembaga pendidikan
yang pertama dan utama bagi anak.
Perlu adanya pendidikan yang baik di
keluarga dan lebih-lebih di sekolah
Di adakannya ruang/lahan yang dapat
dipergunakan untuk berolahraga.
Sekolah harus selalu menjaga agar
ketertiban dan kelancaran proses
belajar-mengajar.
13. That’s all my presentation
Thank’s for your attention
Any question’s?????