Dokumen ini membahas tentang disiplin kelas dan strategi penanganannya. Disiplin kelas dapat diartikan sebagai tingkat ketaatan siswa terhadap aturan dan teknik guru untuk membangun ketertiban. Faktor yang mempengaruhinya adalah faktor fisik, sosial, dan psikologis. Ada beberapa pandangan terhadap disiplin kelas dan strategi untuk menerapkannya seperti menjadi teladan, menerapkan aturan secara fleksibel, serta
Dokumen tersebut merangkum tentang manajemen kelas, termasuk pengertian manajemen kelas, kegiatan manajemen kelas, masalah-masalah manajemen kelas, dan contoh observasi pembelajaran di kelas empat SD Negeri 20 Kota Serang.
Dokumen tersebut membahas tentang pengurusan bilik darjah yang dinamik untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Ia menjelaskan pentingnya organisasi bilik darjah, peranan guru, dan elemen-elemen yang perlu dipertimbangkan seperti penampilan guru, prasarana bilik darjah, dan proses pengajaran dan pembelajaran yang terancang."
Dokumen ini membahas tentang disiplin kelas dan strategi penanganannya. Disiplin kelas dapat diartikan sebagai tingkat ketaatan siswa terhadap aturan dan teknik guru untuk membangun ketertiban. Faktor yang mempengaruhinya adalah faktor fisik, sosial, dan psikologis. Ada beberapa pandangan terhadap disiplin kelas dan strategi untuk menerapkannya seperti menjadi teladan, menerapkan aturan secara fleksibel, serta
Dokumen tersebut merangkum tentang manajemen kelas, termasuk pengertian manajemen kelas, kegiatan manajemen kelas, masalah-masalah manajemen kelas, dan contoh observasi pembelajaran di kelas empat SD Negeri 20 Kota Serang.
Dokumen tersebut membahas tentang pengurusan bilik darjah yang dinamik untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Ia menjelaskan pentingnya organisasi bilik darjah, peranan guru, dan elemen-elemen yang perlu dipertimbangkan seperti penampilan guru, prasarana bilik darjah, dan proses pengajaran dan pembelajaran yang terancang."
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis atau plurastik. Setiap pendekatan memiliki cara pandang tersendiri tentang penciptaan kondisi kelas yang kondusif. Pendekatan elektis memungkinkan guru memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan se
Dokumen tersebut memberikan ringkasan konsep pengurusan bilik darjah yang efektif. Ia menjelaskan bahawa pengurusan bilik darjah melibatkan proses untuk memastikan pelajaran dapat berjalan lancar walaupun terdapat gangguan. Dokumen ini menyenaraikan ciri-ciri guru efektif seperti mempunyai kualiti peribadi yang baik, kompetensi pengajaran yang tinggi, dan menghayati nilai-nilai keguruan
Dokumen tersebut membahas tentang problematika pengelolaan kelas, termasuk definisi problematika pengelolaan kelas, jenis-jenisnya seperti masalah perorangan dan kelompok, serta pendekatan-pendekatan dalam menangani problematika pengelolaan kelas seperti behavior modification approach, socio-emotional climate approach, dan group process approach.
Bab ini membahas konsep pengurusan bilik darjah yang efektif, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pembelajaran, rutin kelas, dan disiplin siswa. Guru perlu menciptakan lingkungan fisik dan psikososial yang kondusif untuk meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kelas yang efektif dengan 3 poin utama. Pertama, memberikan pengertian pengelolaan kelas dan membedakannya dengan pengelolaan pembelajaran. Kedua, menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang efektif seperti hangat dan antusias. Ketiga, pentingnya menciptakan lingkungan kelas yang kondusif dan mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi di kelas yang tidak e
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, pendekatan, komponen keterampilan, dan masalah pengelolaan kelas. Pengertian pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dengan mengatur siswa dan sarana pengajaran. Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi berbagai kegiatan belajar siswa. Terdapat berbagai pendekatan dalam pengelolaan
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas menurut beberapa ahli. Terdapat delapan pendekatan yang dijelaskan secara singkat yaitu pendekatan otoriter, intimidasi, permisif, buku masak, instruksional, perubahan perilaku, sosio-emosional, dan proses kelompok. Dokumen ini juga membahas pendekatan analitik pluralistik dan eklektik dalam memilih strategi pengelolaan kelas.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kelas. Secara umum, pengelolaan kelas adalah upaya guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tujuan, dan pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas.
Manajemen kelas merupakan pengaturan siswa untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Aspek-aspeknya meliputi mengecek kehadiran, mendistribusikan bahan, memberi tugas, dan menilai hasil belajar. Faktor yang mempengaruhi manajemen kelas antara lain kondisi fisik, sosial-emosional, organisasi, dan situasi lingkungan. Contoh penerapannya adalah teknik mendekati siswa, member
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengelolaan kelas merupakan upaya guru untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran berjalan efektif dengan mempertimbangkan faktor fisik, emosional, dan administrasi teknis kelas. Gaya kepemimpinan situasional guru dan penataan ruang kelas yang memadai juga diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan pengajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengelolaan kelas merupakan upaya guru untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran berjalan efektif dengan mempertimbangkan faktor fisik, emosional, dan administrasi teknis kelas. Gaya kepemimpinan situasional guru dan penataan ruang kelas yang memadai juga diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan pengajaran.
Bab I membahas konsep dasar pengelolaan kelas, termasuk pengertian pengelolaan kelas dan urgensinya bagi guru dan siswa. Bab II membahas problematika pengelolaan kelas, termasuk jenis masalah perorangan dan kelompok beserta cara mengatasinya. Bab III membahas pendekatan dalam pengelolaan kelas, seperti pendekatan managerial, psikologis, dan sistem.
Bab IV membahas teknik dalam pengelolaan kelas, seperti faktor yang
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis atau plurastik. Setiap pendekatan memiliki cara pandang tersendiri tentang penciptaan kondisi kelas yang kondusif. Pendekatan elektis memungkinkan guru memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan se
Dokumen tersebut memberikan ringkasan konsep pengurusan bilik darjah yang efektif. Ia menjelaskan bahawa pengurusan bilik darjah melibatkan proses untuk memastikan pelajaran dapat berjalan lancar walaupun terdapat gangguan. Dokumen ini menyenaraikan ciri-ciri guru efektif seperti mempunyai kualiti peribadi yang baik, kompetensi pengajaran yang tinggi, dan menghayati nilai-nilai keguruan
Dokumen tersebut membahas tentang problematika pengelolaan kelas, termasuk definisi problematika pengelolaan kelas, jenis-jenisnya seperti masalah perorangan dan kelompok, serta pendekatan-pendekatan dalam menangani problematika pengelolaan kelas seperti behavior modification approach, socio-emotional climate approach, dan group process approach.
Bab ini membahas konsep pengurusan bilik darjah yang efektif, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pembelajaran, rutin kelas, dan disiplin siswa. Guru perlu menciptakan lingkungan fisik dan psikososial yang kondusif untuk meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kelas yang efektif dengan 3 poin utama. Pertama, memberikan pengertian pengelolaan kelas dan membedakannya dengan pengelolaan pembelajaran. Kedua, menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang efektif seperti hangat dan antusias. Ketiga, pentingnya menciptakan lingkungan kelas yang kondusif dan mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi di kelas yang tidak e
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, pendekatan, komponen keterampilan, dan masalah pengelolaan kelas. Pengertian pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dengan mengatur siswa dan sarana pengajaran. Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi berbagai kegiatan belajar siswa. Terdapat berbagai pendekatan dalam pengelolaan
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas menurut beberapa ahli. Terdapat delapan pendekatan yang dijelaskan secara singkat yaitu pendekatan otoriter, intimidasi, permisif, buku masak, instruksional, perubahan perilaku, sosio-emosional, dan proses kelompok. Dokumen ini juga membahas pendekatan analitik pluralistik dan eklektik dalam memilih strategi pengelolaan kelas.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kelas. Secara umum, pengelolaan kelas adalah upaya guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tujuan, dan pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas.
Manajemen kelas merupakan pengaturan siswa untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Aspek-aspeknya meliputi mengecek kehadiran, mendistribusikan bahan, memberi tugas, dan menilai hasil belajar. Faktor yang mempengaruhi manajemen kelas antara lain kondisi fisik, sosial-emosional, organisasi, dan situasi lingkungan. Contoh penerapannya adalah teknik mendekati siswa, member
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengelolaan kelas merupakan upaya guru untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran berjalan efektif dengan mempertimbangkan faktor fisik, emosional, dan administrasi teknis kelas. Gaya kepemimpinan situasional guru dan penataan ruang kelas yang memadai juga diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan pengajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengelolaan kelas merupakan upaya guru untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran berjalan efektif dengan mempertimbangkan faktor fisik, emosional, dan administrasi teknis kelas. Gaya kepemimpinan situasional guru dan penataan ruang kelas yang memadai juga diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan pengajaran.
Bab I membahas konsep dasar pengelolaan kelas, termasuk pengertian pengelolaan kelas dan urgensinya bagi guru dan siswa. Bab II membahas problematika pengelolaan kelas, termasuk jenis masalah perorangan dan kelompok beserta cara mengatasinya. Bab III membahas pendekatan dalam pengelolaan kelas, seperti pendekatan managerial, psikologis, dan sistem.
Bab IV membahas teknik dalam pengelolaan kelas, seperti faktor yang
Pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal melalui pengaturan lingkungan fisik dan emosional kelas, serta penerapan disiplin. Ada dua pendekatan pengelolaan kelas, yaitu pendekatan otoriter yang menekankan kontrol guru, dan pendekatan permisif yang memberi kebebasan kepada siswa. Dimensi pengelolaan kelas terdiri atas pencegahan, tindakan, dan penyembuhan masalah
Manajemen kelas merupakan usaha pengaturan proses belajar mengajar secara sistematis untuk menciptakan kondisi kelas yang mendukung pembelajaran dan pencapaian tujuan kurikuler. Tujuan manajemen kelas antara lain mewujudkan situasi kelas yang memungkinkan peserta didik belajar secara optimal. Aspek-aspek manajemen kelas meliputi sifat kelas, kekuatan kelas, situasi kelas, dan kondisi kelas. Manajemen
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut merupakan kata pengantar untuk makalah tentang manajemen kelas yang membahas berbagai aspek terkait manajemen kelas.
Dokumen tersebut membahas perbedaan konsep pengelolaan kelas masa lalu dan sekarang. Konsep pengelolaan kelas masa lalu lebih bersifat otoriter dengan guru sebagai sumber pengetahuan, sedangkan konsep modern lebih menekankan pada aktivitas siswa dan penggunaan multimedia oleh guru. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan dan aspek-aspek pengelolaan kelas menurut beberapa ahli.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kelas di pendidikan anak usia dini, mencakup pengertian pengelolaan kelas, kelas, konsep dasar pengelolaan kelas, dan aplikasi manajemen kelas di pendidikan anak usia dini.
Dokumen tersebut membahas strategi-strategi efektif dalam mencegah masalah manajemen kelas, mencakup penerapan aturan dan prosedur kelas secara konsisten, komunikasi dengan orang tua, serta mempertimbangkan keragaman siswa.
Dokumen tersebut membahas strategi-strategi efektif dalam mencegah masalah manajemen kelas, mencakup penerapan aturan dan prosedur kelas secara konsisten, komunikasi dengan orang tua, serta mempertimbangkan keragaman siswa.
Dokumen ini membahas pentingnya pengelolaan kelas yang efektif dalam pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pembelajaran. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang optimal untuk siswa dan mengelola perilaku siswa agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Tujuan tulisan ini adalah mengetahui pentingnya pengelolaan kelas, bagaimana menerapkannya, dan manfaatnya untuk
Pertemuan tutorial webinar ke-8 membahas strategi pembelajaran yang efektif di SD. Kegiatan terdiri dari pendahuluan, aplikasi, dan penutup. Aplikasi meliputi penjelasan modul, apresiasi modul, dan evaluasi penguasaan modul. Modul membahas hakikat disiplin kelas, strategi penanaman dan penanganan disiplin, serta perencanaan dan pembelajaran yang efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang profesi kependidikan yang mencakup kode etik profesi guru, peran guru dalam pendidikan, indikator kinerja guru, sikap profesional guru, permasalahan yang dihadapi guru, administrasi pendidikan, supervisi pendidikan, dan keterampilan dasar mengajar. Dokumen ini memberikan panduan bagi guru dalam menjalankan profesinya secara profesional.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
4. pengelolaaan kelas
1.
2. T
Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang pengelolaan kelas, meliputi:
pengertian pengelolaan kelas, Macam-macam masalah
dalam Pengelolaan Kelas, Macam-macam pendekatan
Pengelolaan Kelas, Prosedur Pengelolaan Kelas Dimensi
pencegahan dan dimensi Penyembuhan, Langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam pengelolaan kelas
pencegahan, Rancangan prosedur pengelolaan kelas
dimensi pencegahan (preventif) Dimensi pengelolaan
kelas dimensi penyembuhan (kuratif), Pengaturan
lingkungan fisik kelas, Self-discipline
.
4. T
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari mata diklat ini peserta dapat:
1. Memahami pengelolaan kelas
2. Macam-macam masalah dalam Pengelolaan Kelas,
3. Macam-macam pendekatan Pengelolaan Kelas,
4. Prosedur Pengelolaan Kelas Dimensi pencegahan dan dimensi
Penyembuhan,
5. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengelolaan
kelas pencegahan,
6. Rancangan prosedur pengelolaan kelas dimensi pencegahan
(preventif)
7. Dimensi pengelolaan kelas dimensi penyembuhan (kuratif),
8. Pengaturan lingkungan fisik kelas, Self-discipline
6. LANDASAN HUKUM
Undang-undang SIKDINAS No. 20 Tahun
2003
Pasal 40 ayat 2
menyatakan :
Pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis
7. STANDAR PROSES
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
dengan interaktif ,
inspiratif , menyenangkan, menantang , memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
Ai nurjanah Bdk Bnduung
8. T
PP NO 19 TAHUN 2005 TENTANG
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PASAL 19
AYAT 3
Setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
10. 1. TUJUAN YANG SAMA
2. PRINSIP & NILAI-NILAI YANG SAMA
3. KEYAKINAN KUAT DALAM
BELAJAR MENGAJAR
4. KESEPAKATAN,KEBIJAKAN,
PERATURAN DAN PROSEDUR YANG
JELAS
11. PROFIL GURU super
Jadi GURU SUPER
Siapa Takut…
Mendidik dengan IKHLAS
Saya bisa, Kamu bisa, Pasti bisa
Bisa….?
B I SA..BISA..BISA HUH… !!
12. KEYAKINAN AKAN KEMAMPUAN
SISWA
SALAM MOTIVASI GURU
Saya guru yang terbaik
Murid saya murid yang terbaik
Tempat mengajar saya, tempat yang terbaik
14. T
MANAKAH PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS YANG
PALING BERKENAN ?
1. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan
mempertahankan ketertiban suasana kelas.
2. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan
kebebasan siswa.
3. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan
tingkah laku siswa yang diinginkan dan meniadakan
tingkah laku yang tidak diinginkan.
15. T
4. Seperangkat kegiatan guru untuk
mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan hubungan
sosio-emosional kelas yang positif.
5. Seperangkat kegiatan guru untuk
menumbuhkan organisasi kelas yang
efektif.
17. T
Bahan diskusi:
1. Masalah-masalah dalam pengelolaan kelas
2. Aspek-aspek pengelolaan kelas
3. Prosedur pengelolaan preventif
4. Prosedur pengelolaan kuratif
5. Pendekatan pengelolaan kelas
22. T
1. Penampilan fisik umumnya memprihatinkan:
ukuran, penghuni, pencahayaan, udara, suhu,
meja, kursi, papan tulis, meja/kursi guru, lemari
dan gudang.
2. Asesoris lain untuk sudut-sudut aktivitas,
bahan-bahan pengajaran dan pajangan masih
langka.
3. Pengaturan denah kelas amat typical.
4. Pengorganisasian layanan pembelajaran DDCH.
5. Perilaku siswa dan pembinaan disiplin masih
lemah
23. T
Revisi Kurikulum Dikdasmen 2017
RPP Kurikulum 2013 revisi 2017
RPP yang dibuat harus muncul: PPK, Literasi, 4C Dan
HOTS
1. Mengintegrasikan PPK (Penguatan Pendidikan
Karakter) dalam pembelajaran terutama 5 karakter;
religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas.
2. Mengintegrasikan literasi, keterampilan abad 21
istilahnya 4C (creative, critical thinking, communicative
dan collaborative)
3. Mengintegrasikan HOTS (High Order Thinking Skill)
24. T
1. Mewujudkan kondisi kelas baik sebagai
lingkungan belajar ataupun sebagai kelompok
belajar yang memungkinkan berkembangnya
kemampuan masing-masing siswa.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang
merintangi interaksi belajar yang efektif.
25. T
3. Menyediakan fasilitas atau peralatan dan
mengaturnya hingga kondusif bagi kegiatan
belajar siswa yang sesuai dengan tuntutan
pertumbuhan dan perkembangan sosial,
emosional dan intelektualnya.
4. Membina perilaku siswa sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya dan
keindividualannya.
28. T
Tempat duduk siswa berpola baris/deret
•Kelebihan: Siswa mampu di jangkau oleh pandangan guru, kelas tampak lebih teratur dam rapi, dan guru dapat mengawasi dari depan.
•Kekurangan: Guru biasanya kurang memperhatikan siswa yang ada di belakang. Siawa yang tempat duduknya dibelakang biasanya tidak dapat men
Tempat duduk siswa berpola baris/deret:
Kelebihan: Siswa mampu di jangkau oleh pandangan
guru, kelas tampak lebih teratur dan rapi, dan guru
dapat mengawasi dari depan.
Kekurangan: Guru biasanya kurang memperhatikan
siswa yang ada di belakang. Siswa yang tempat
duduknya dibelakang biasanya tidak dapat
menerima pelajaran secara maksimal.
29. T
Tempat duduk siswa berkelompok:
Kelebihan: Siswa dapat mendiskusikan masalah
belajarnya dengan siswa satu kelompoknya dan
dapat memaksimalkan kegiatan belajarnya dengan
baik.
Kekurangan: Kondisi kelas biasanya ramai dan
materi yang disampaikan tidak dapat disampaikan
secara maksimal dalam kondisi kelas yang demikian.
30. T
Tempat duduk siswa berbentuk Tapal
kuda/setengah lingkaran:
Kelebihan: guru dapat menjangkau seluruh peserta
didik sehingga pembelajaran dapat maksimal.
Kekurangan : kondisi ini digunakan untuk kelas yang
jumlah siswanya tidak terlalu banyak.
31. T
Tempat duduk berbentuk Lingkaran dan persegi:
Kelebihan: Sistem ini dapat menyelesaikan
permasalahan kelompok secara bersama dengan
peserta didik yang jumlahnya banyak, dapat
menjadikan mudah permasalahan yang dianggap
berat/ sulit.
Kekurangan: Pembelajaran kurang efektif dalam
penerimaan dan pemberian tugas, karena siswa
sekolah dasar umumnya lebih suka bermain.
32. T
Dimensi Pencegahan:
1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
2. Peningkatan kesadaran diri siswa
3. Sikap jujur dan tulus dari guru.
4. Mengenal dan menentukan alternatif
pengelolaan.
5. Menciptakan kontrak sosial.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. T
1. Peserta didik suka mengikuti aturan karena
mereka itu mengerti dan menerimanya.
2. Masalah disiplin kelas berkurang dengan
melibatkan siswa secara teratur dalam aktivitas
(belajar bermakna)
3. Pengelolaan kelas dengan pendekatan yang
memaksimalkan kegiatan siswa dengan
produktif.
4. Tujuan guru adalah mengembangkan self
control dalam diri anak.
42. T
1. Setiap aturan dan prosedur yang mengikat dan
ditempuh harus direncanakan terlebih dahulu.
2. Aturan-aturan yang ditetapkan dan prosedur
yang ditempuh itu harus jelas dan dibutuhkan.
3. Biarkan anak mengasumsikan tanggung
jawabnya secara independent.
4. Kurangi gangguan dan keterlambatan atau
penundaan.
5. Rencanakan kegiatan belajar yang independent
atau individual dan juga kegiatan belajar
kelompok.
46. T
1. Pendekatan perubahan tingkah laku
2. Pendekatan penciptaan iklim sosio-
emosional
3. Pendekatan proses kelompok
4. Pendekatan eklektik
5. Prosedur pengelolaan kelas preventif
dan kuratif
6. Hambatan-hambatan dalam
mengelola kelas