SlideShare a Scribd company logo
PEDAGOGIK OLAHRAGA
Tentang
“Preventive Class management”
(Pencegahan dalam Pengelolaan Kelas)
Dosen Pengampuh :
Prof. Dr. Gusril. M.Pd
Dr. Zainul Johor, M.Pd
Oleh
Kelompok VI :
Januar Sahri 18199020
Kurnia Ramadhan Susman 18199025
Mohammad Iqbal Zulkarnain 18199028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA S2
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Dengan diselesaikannya tugas ini, perkenankanlah kelompok untuk
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya atas segala
bimbingan, bantuan, dukungan dan pengarahan yang telah diberikan berbagai
pihak dalam proses penulisan tugas ini, terutama pada dosen mata kuliah yang
bersangkutan. Semoga tugas ini dapat membantu proses belajar mengajar,
terutama pada mata kuliah Pedagogik Olahraga dengan topik “Preventive Class
Management”.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam proses
penyusunan tugas-tugas berikutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata, semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Padang, 06 Maret 2019
Penulis,
Kelompok VI
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Daftar Gambar............................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 2
D. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
D. Tujuan Penulisan................................................................................ 3
E. Manfaat Penulisan .............................................................................. 3
BAB II Pembahasan
A. Pengelolaan Kelas Dimensi Pencegahan ........................................... 4
B. Berbagai Pendekatan Pembelajaran pada Peserta Didik.................... 9
C. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Terhadap Proses
Pembelajaran Siswa............................................................................ 21
BAB III Penutup
A. kesimpulan ......................................................................................... 23
B. Saran................................................................................................... 24
Daftar Pustaka.............................................................................................. 25
Halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang kelas merupakan salah satu tempat dimana seorang guru
memberikan pelajaran kepada peserta didiknya. Dalam proses pengajaran,
kondisi yang nyaman dan menyenangkan akan sangat membantu tersampainya
materi yang diajarkan guru kepada peserta. Kondisi yang seperti itu harus
direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja, agar dapat dihindarkan
dari kondisi yang merugikan atau merusak kenyamanan belajar.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keberhasilan mengajar seorang
guru tidak hanya ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan langsung dengan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti perumusan tujuan secara jelas
dan tepat, pemilihan materi yang sesuai, pemilihan metode yang tepat, serta
lengkapnya sumber-sumber belajar dan sebagainya.
Hal lain yang ikut menentukan keberhasilan guru adalah kemampuan guru
dalam mencegah timbulnya tingkah laku peserta didik yang menggaunggu
jalannya kegiatan belajar mengajar serta kondisi fisik tempat belajar mengajar
dan kemampuan guru dalam mengelolanya.
Dengan demikian, suatu kegiatan pengelolaan pengajaran atau manajemen
pengajaran sekaligus di dalamnya terdapat kegiatan pengajaran itu sendiri dan
juga kegiatan pengelolaan kelas. Masalah pengelolaan kelas harus
ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan, sedangkan masalah
pengajaran harus ditanggulangi dengan korektif instruksional. (Sunhaji, 2009)
1
2
Dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, maka
kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyaratan bagi
terjadinya proses belajar mengajar yang efektif..
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kelas?
2. Seperti apakah pendekatan pengelolaan kelas?
3. Apa peran guru dalam melakukan manajemen kelas?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut nampak
permasalahan pada topik ini sangat luas, maka perlu adanya batasan-batasan
sehingga ruang lingkup pembahasan menjadi jelas. Pada makalah ini yang
menjadi topik pembahasan adalah Preventive Class Management.
D. Rumusan Masalah
Dari permaslahan yang telah diberi batasan pada batasan masalah maka
rumusan masalah pada makalah ini adalah sesuai dengan pembahasan awal
yaitu Preventive Class Management.
3
E. Tujuan Penulisan
Dengan disusunya makalah ini, kami dapat menuangkan apa pun yang
berhubungan dengan bahan diskusi, sehingga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Sebagai tugas mata kuliah Pedagogik Olahraga
b. Menjelaskan Manajemen Kelas
c. Menjelaskan Peran Guru Dalam Kelas
F. Manfaat Penulisan
Pada pembahasan Pengaruh suhu dan ketinggian terhadap performa fisik
dan psikis maka manfaat yang dapat diberikan adalah :
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menjadi ilmu yang bermanfaat
b. Mempermudah proses penyusunn tugas akhir
2. Bagi Masyarakat Menjadi ilmu penunjang yang cukup penting
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Kelas Dimensi Pencegahan
Preventive management in physical education requires planning and
instruction by the teacher and practice by the students. What is learned are the
appropriate ways of behaving with in the managerial and instructional taask
system of the class. Sensitive and skilled teachers also take into account studen-
social agendas as they teach and behavioral and organizational skills
necessary for making the class run smoothly, efficiently, and positively
(Edmund Emmer & Carolin Evertson: 1981).“Pengelolaan pencegahan dalam
pendidikan jasmani membutuhkan perencanaan pengajaran oleh guru dan
praktik oleh siswa. Apa yang dipselajari adalah cara-cara yang tepat untuk
mengubah berperilaku siswa dengan sistem penugasan yang terpimpin dan
terstruktur. Guru yang peka dan terampil juga memperhatikan kepribadian
siswanya ketika mereka mengajar dan penyampaian materi yang terstruktur
diperlukan untuk membuat kelas berjalan dengan lancar, efisien, dan positif”.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas sangat
penting untuk menjamin pembelajaran kelas berjalan dengan lancar, efisien,dan
positif yang bebas dari permasalahan kelas.
Para ahli pendidikan berbeda-beda dalam mengemukakan definisi
pengelolaan kelas. Definisi-definisi yang berbeda itu bukan dimaksudkan untuk
mempersulit arti dan makna pengelolaan kelas, akan tetapi justru akan
menambah kejelasan arti pengelolaan kelas itu sendiri.
4
5
Untuk memahami pengertian tentang pengelolaan kelas secara mendalam,
maka akan dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya :
a. Menurut Made Pidarta
Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan pengertian baru
sebagai berikut:
1) Pengertian lama, Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban
kelas
2) Pengertian baru, Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan
menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi
pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan
memelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan
kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual
(Pidarta, tth : 47).
b. Menurut Suharsimi Arikunto
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi yang
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang
diharapkan (Arikunto, 1986: 143).
c. Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan
Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata
kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur
dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan
efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah
yang mungkin timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113).
6
d. Menurut Muljani A. Nurhadi
Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang
dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas
yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan
mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta
dalam proses pendidikan di sekolah (Nurhadi, 1983: 162).
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut maka dapat kami simpulkan
bahwa Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh
guru dengan tujuan meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagai terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah
segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung
dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus pengajaran.
Dimensi Pencegahan (preventif) merupakan tindakan guru dalam
mengatur siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam
rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita dapat menempuh berbagai usaha
anatara lain :
a. Meningkatkan Kesadaran diri dari guru
Suatu langkah yang mendasar dalam strategi Manajemen Kelas yang
bersifat preventif adalah meningkatkan kesadaran diri pendidik sebagai guru.
Dalam kedudukannya sebagai guru, seorang pendidik harus sadar bahwa
dirinya memiliki rasa “handharbeni“ (memiliki dengan penuh keyakinan) dan
bertanggung-jawab terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa apapun
corak proses pendidikan yang akan terjadi terhadap siswa, semuanya akan
menjadi tanggung-jawab guru sepenuhnya.
7
Sebagai seorang guru, pendidik berkewajiban mengubah pergaulannya
dengan siswa sehingga pergaulan itu tidak hanya berupa interaksi biasa,
tetapi merupakan interaksi pendidikan. Agar interaksi tersebut bersifat
sebagai interaksi pendidikan, maka seorang guru harus dapat mewujudkan
suasana kondusif yang mengundang siswa untuk ikut berperan serta dalam
proses pendidikan.
b. Meningkatkan Kesadaran Siswa
Apabila kesadaran diri pendidik sebagai seorang guru sudah ditingkatkan,
langkah selanjutnya adalah berusaha meningkatkan kesadaran siswa akan
kedudukan dirinya dalam proses pendidikan. Kesadaran akan hak dan
kewajibannya dalam proses pendidikan ini baru akan diperoleh secara
menyeluruh dan seimbang jika siswa itu menyadari akan kebutuhannya
dalam proses pendidikan. Adakalanya siswa tidak dapat menahan diri untuk
melakukan tindakan yang menyimpang, karena ia tidak sadar bahwa ia
membutuhkan sesuatu dari proses pendidikan itu.
Upaya penyadaran ini menjadi tanggung-jawab setiap guru, karena dengan
kesadaran siswa yang tinggi akan peranannya sebagai anggota masyarakat
sekolah, akan menimbulkan suasana yang mendukung untuk melakukan
Proses Belajar Mengajar.
c. Sikap Tulus dari guru
Penampilan sikap guru diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa yang
disajikan dengan sikap tulus dan hangat. Yang dimaksud dengan sikap tulus
adalah sikap seorang guru dalam menghadapi siswa secara berterus-terang
tanpa pura-pura, tetapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap tindakannya
8
demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik.
Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah keadaan pergaulan guru
kepada siswa dalam Proses Belajar Mengajar yang menunjukkan suasana
keakraban dan keterbukaan dalam batas peran dan kedudukannya masing-
masing sebagai anggota masyarakat sekolah.
Dengan sikap yang tulus dan hangat dari guru, diharapkan proses interaksi
dan komunikasinya berjalan wajar, sehingga mengarah kepada suatu
penciptaan suasana yang mendukung untuk kegiatan pendidikan.
d. Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
Agar pemilihan alternatif tindakan Manajemen Kelas dapat sesuai dengan
situasi yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik mengenal berbagai
pendekatan yang dapat digunakan dalam Manajemen Kelas. Dengan
berpegang pada pendekatan yang sesuai, diharapkan arah Manajemen Kelas
yang diharapkan akan tercapai. Contohnya adalah apabila dalam kelas siswa
bertingkah bandel maka guru boleh menggunakan pendekatan otoriter yang
berisi tentang ancaman, hukuman dan lainsebagainya, namun jika siswa
masih bisa diatur dan hanya melakukan kesalahan kecil atau melakukan
kekacauan kecil maka gunakanlah pendekatan demokratis.
e. Membuat Kontrak Sosial
Kontrak sosial pada hakekatnya berupa norma yang dituangkan dalam
bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis maupun tidak tertulis, yang
berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai individu maupun
sebagai kelompok. Kontrak sosial yang baik adalah yang benar-benar
dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan terjadinya pelanggaran.
9
Dengan kata lain, kontrak sosial yang digunakan untuk upaya Manajemen
Kelas, hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan pengarahan dan
bimbingan dari pendidik.
B. Berbagai Pendekatan Pembelajaran Pada Peserta Didik
Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran yang merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Variabel utama dari
pembelajaran adalah adanya guru dan siswa. Berdasrkan hal tersebut, maka
pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi pendekatan
pembelajaran berorientasi pada guru dan pendekatan berorientasi pada siswa.
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered
approaches) yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam
belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik. Peran siswa dalam pendekatan ini
hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Siswa hampir tidak
memiliki kesempatan dalam melakukan aktivitas sesuai denagn kemampuan
dan minatnya.
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (student centered
approaches) yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek
belajar dan kegiatan bealjar bersifat modern. Pada pendekatan ini, siswa
memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan
mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan
minat dan bakatnya.
10
Berikut merupakan contoh pendekatan pembelajaran:
1. Pendekatan individual : pendekatan ini dilakukan oleh guru dengan
memahami karakter masing-masing siswa yang tentunya berbeda, sehingga
guru dapat memahami karakteristik setiap siswa.
2. Pendekatan kelompok : pendekatan ini dapat digunakan untuk membina
dan mengembangkan sikap-sikap sosial dari siswa agar siswa dapat memiliki
jiwa sosial yang tinggi.
3. Pendekatan bervariasi : pendekatan ini menggunakan teknik yang
bermacam-macam sehingga dapat digunakan dalam menghadapi masalah
yang bervariasi dari siswa agar diharapkan muncul motivasi dari siswa.
4. Pendekatan edukatif : pendekatan yang mengacu pada tindakan, sikap dan
perbuatan dari seorang guru yang harus memiliki nilai pendidikan dengan
tujuan mendidik siswa agar siswa dapat menghargai norma-norma yang ada
dilingkungan masyarakat yang berguna dalam membina watak dari masing-
masing siswa
Selain dengan pendekatan diatas, pendekatan lain yang dapat dilakukan yaitu
dengan pendekatan sebagai berikut yaitu:
1. Pendekatan manajerial yaitu upaya penyelenggaraan pembelajaran dengan
menitikberatkan pada upaya guru untuk mengatur dan mengorganisasi siswa
sesuai dengan persepsi guru terhadap siswa, dengan kata lain pendekatan ini
dipilih berdasar orientasi guru dan ketercapaian target kurikulum yang harus
diselesaikan. Pendekatan ini meliputi:
11
a. Pendekatan Kekuasaan atau Otoriter
Pendekatan otoriter adalah pendekatan yang menempatkan guru dalam
peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan
menggunakan strategi pengendalian. Guru otoriter bertindak untuk
kepentingan siswa dengan menerapkan disiplin yang tegas. Bila timbul
masalah-masalah yang merusak ketertiban atau kedisplinan kelas, maka
perlu adanya pendekatan:
1) Perintah dan Larangan
Baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi
masalah-masalah pengelolaan kelas tertentu. Seorang guru yang
melaksanakan perintah dan larangan bersikap reaktif,
namun jangkauannya hanya terbatas pada masalah-masalah yang timbul
sewaktu-waktu saja, sehingga kemungkinan timbulnya masalah pada
masa mendatang kurang dapat dicegah atau ditanggulangi secara tepat.
2) Penekanan dan Penguasaan
Pendekatan penekanan dan penguasaan ini banyak mementingkan pada
diri guru, banyak memerintah, mengomel dan memarahi. Bila dalam
menghadapi masalah pengelolaan kelas menggunakan pendekatan
penguasaan dan penekanan, maka memungkinkan siswa untuk diam,
tertib karena takut dan tertekan hatinya. Meskipun demikian, namun
pendekatan ini kurang tepat karena kurang toleransi, dan kurang
bijaksana.
12
3) Penghukuman dan Pengancaman
Pendekatan penghukuman muncul dalam berbagai bentuk tingkah laku
antara lain penghukuman dengan kekerasan, dengan larangan bahkan
pengusiran, menghardik atau menghentak dengan kata-kata yang kasar,
mencemooh menertawakan atau menghukum seseorang di depan siswa
lain, memaksa siswa untuk meminta maaf, memaksa dengan tuntutan
tenentu, atau bahkan dengan ancaman-ancaman. Pendekatan semacam
ini termasuk penanganan yang kurang tepat, karena bersifat otoriter
kurang manusiawi.
b. Pendekatan Ancaman atau Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah penekanan pendekatan yang memandang
manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku siswa. Bentuk-
bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan,
paksaaan, ancaman, serta menyalahkan. Pendekatan intimidasi berguna
dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras.
Penggunakan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara
sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan masalah itu
sendiri. Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah
tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan
siswa.
c. Pendekatan Kebebasan atau Permisif
Pengelolaan permisif di sini diartikan sebagai suatu proses untuk
membantu siswa agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja
dan dimana saja. Peranan guru adalah untuk meningkatkan kebebasan
13
siswa.Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin dan guru
hendaknya juga berperan sebagai pendorong untuk mengembangkan
potensi siswa secara penuh.
d. Pendekatan Demokratis
Pendekatan ini boleh dikatakan perpaduan kebaikan antara otoriter dan
permisif. Pembelajaran berada pada kendali guru, namun siswa diberi
kebebasan untuk berkreasi sehingga siswa tumbuh dan berkembang secara
maksimal tetapi tetap dalam kontrol dan arahan dari guru.
Guru dapat membantu dan mengarahkan siswa sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Pada saan tertentu guru membebaskan siswa bertingkah laku,
namun jika dipandang membahayakan dan menyimpang dari garis
perkembangan pada umumnya guru dapat melarang.
e. Pendekatan Resep atau Buku Masak
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang
terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang
harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk
seperti yang tertulis dalam resep.
Dalam pengelolaan, guru lebih banyak memberi anjuran, wejangan,
perintah, sehingga mengabaikan kebutuhan siswa. Di samping itu, guru
menjadi tidak kreatif karena terpaku pada penyelesaian materi.
14
f. Pendekatan Instruksional
Manajemen kelas melalui pendekatan ini mengacu pada tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Dengan demikian peranan guru adalah
merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa.
Pendekatan instruksional dalam manajemen kelas memandang perilaku
instruksional guru agar mempunyai potensi untuk mencapai tujuan utama
manajemen kelas, yaitu mencegah timbulnya masalah manajerial dan
memecahkan masalah manajerial kelas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan strategi
manajemen kelas dalam pendekatan ini antara lain:
1) Menyampaikan kurikulum dan pelajaran dengan cara yang menarik,
relevan, dan sesuai secara empiris dianggap sebagai penangkal perilaku
menyimpang siswa di dalam kelas
2) Menerapkan kegiatan yang efektif adalah kemampuan guru mengatur
arus dan tempo kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga mencegah
siswa melalaikan tugasnya.
3) Menyiapkan kegiatan rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang perlu
dipahami dan dilakukan siswa.
4) Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan mengomunikasikan
harapan-harapan yang diinginkan guru.
5) Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu proses usaha guru
dalam menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku
siswa yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresahan.
15
6) Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan
yang diberikan oleh guru untuk membantu siswa menghadapi persoalan
yang mematahkan semangat, pada saat mereka benar-benar
memerlukannya.
7) Merencanakan perubahan lingkungan dalah proses mempersiapkan
kelas atau lingkungan dalam menghadapi perubahan-perubahan situasi.
8) Mengatur kembali struktur situasi adalah strategi manajerial kelas dalam
memulai suatu kegiatan atau mengerjakan tugas dengan cara yang
berbeda.
g. Pendekatan Transaksional
Dalam pendekatan ini, pembelajaran lebih bersifat fleksibel, sebab
pembelajaran dikelola bersama guru dan siswa dalam bentuk pembagian
tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam aplikasinya, guru merinci tujuan pembelajaran khusus dalam
bentuk tugas-tugas yang dibicarakan bersama antara guru dan siswa.
Dengan demikian, pendekatan ini dapat dikatakan sebagai pengembangan
konsep cara belajar siswa aktif. Keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan
sosial, emosi, dan intelektual.
2. Pendekatan Psikologikal
Pendekatan psikologikal lebih menitikberatkan pada pertimbangan
bagaimana siswa di kelas dapat dikelola dengan suatu pendekatan tertentu.
Suparno (1998: 92, dalam Y. Padmono, 2011) menyatakan ada tiga
pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu:
16
a. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses
untuk mengubah tingkah laku siswa. Peranan guru adalah
mengembangkan tingkah laku siswa yang baik, dan mencegah tingkah
laku yang kurang baik.
Program atau kegiatan yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang
kurang baik, harus diusahakan untuk menghindarinya sebagai penguatan
negatif. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif
harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang
menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program
kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak
puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
Perubahan tingkah laku menurut A. Workman (dalam Y. Padmono, 2011)
modifikasi perilaku dengan metode eksternal untuk memengaruhi perilaku
siswa dilakukan dengan teknik:
1) Penguatan positif (positive reinforcement); menunjukkan pada anak
sesuatu yang diinginkan anak sehubungan dengan tindakan yang baik,
misalnya: hadiah, diberi waktu bebas.
2) Penghapusan waktu (time out); menghilangkan suasana lingkungan
yang menyenangkan yang sedang dinikmati siswa karena perilakunya
yang kurang tepat, misalnya: menghapuskan waktu istirahat karena
terjadi pertengkaran.
17
3) Jawaban merugikan (response cost); mengurangi hadiah yang
sebenarnya diterima anak karena tindakannya yang kurang tepat,
misalnya: menghilangkan waktu bebas 10 menit karena siswa
mengucapkan kata yang tidak senonoh.
4) Pemberian bantuan (Promting); membuat situasi sehingga tindakan
yang tepat dapat ditampilkan oleh anak, misalnya: dengan memberikan
perintah yang jelas untuk melakukan suatu tugas.
5) Penghapusan bantuan (fading); sedikit demi sedikit menghapuskan
“Promt” setelah anak memperbaiki perilakunya, misalnya: anak yang
semula menulis dengan bantuan ketika keterampilannya semakin
bertambah, maka bantuan semakin dikurangi.
6) Pemberian contoh (Modeling); memusatkan perhatian anak pada contoh
tindakan yang tepat, misalnya: ada siswa yang berperilaku baik, maka
guru menunjukkannya di depan kelas.
b. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa pengelolaan kelas yang
efektif dan pengajaran yang efektif memerlukan hubungan positif antara
guru dan siswa serta siswa dengan siswa. Pendekatan iklim sosio-
emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan antarpribadi
yang baik berkembang di dalam kelas. Dalam hal, ini guru merupakan
kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu, seharusnya guru
mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan
antarpribadi di kelas. Untuk terciptanya hubungan guru dengan siswa yang
positif, maka guru harus mempunyai sikap mengerti dan sikap ngayomi
18
atau sikap melindungi. Prinsip utama komunikasi bagi guru yaitu berbicara
pada situasi, bukan pada kepribadian dan karakter siswa. Jika guru
dihadapkan pada perilaku siswa yang tidak diinginkan, guru disarankan
untuk mendeskripsikan apa yang dilihatnya, apa yang dirasakannya, baru
kemudian merefleksikan mengapa siswa berperilaku seperti itu dan
memikirkan apa yang perlu diperbuat.
c. Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan
kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok
memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, selain itu
guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga
kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang
tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
d. Pendekatan keterlibatan Aktif
Karena belajar merupakan hasil interaksi individu dengan individu,
lingkungan, materi, maka proses interaksi hendaknya dapat dikelola
sehingga menjadi interaksi yang produktif. Interaksi yang produktif
menuntut individu terlibat aktif dalam interaksi tersebut.
Berbagai bentuk kegiatan belajar aktif yang dapat dikembangkan,
misalnya:
1) Kegiatan penyelidikan; membaca, wawancara
2) Kegiatan penyajian; laporan, membuat grafik dan chart
19
3) Kegiatan latihan mekanis; digunakan jika kelompok menemui kesulitan
sehingga perlu diadakan ulangan-ulangan dan latihan-latihan.
4) Kegiatan apresiasi; mendengarkan musik, memperhatikan gambar
5) Belajar dalam kelompok; latihan dalam tata kerja demokratis
6) Percobaan; belajar mencoba cara-cara mengerjakan sesuatu
7) Kegiatan mengorganisasi dan menilai; deskriminasi, seleksi, mengatur
dan menilai pekerjaan yang dikerjakan yang dikerjakan mereka sendiri.
e. Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreativitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai
pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan
pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan
dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga
pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan
pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai
macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar
berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara
bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan, selama maksud dan
penggunaannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara
efektif dan efisien.
20
3. Pendekatan Konseling
Dalam pendekatan ini, siswa digiring kesadarannya untuk tumbuh menjadi
calon profesional, membangun tanggung jawab atas perilakunya, dan
mengembangkan rencana-rencana untuk mengurangi kecenderungan
tindakan-tindakan yang tidak produktif. Guru berusaha mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab perilaku siswa yang menyimpang, sekaligus mencari
jawaban untuk memecahkan masalah tersebut secara konsepsional dan
praktis.
4. Pendekatan Penelitian Keefektifan Guru
Fokus utama pendekatan ini terletak pada perilaku efektif guru dalam
mengelola perilaku dan perbuatan siswa, khususnya berkaitan dengan:
a. Keterampilan-keterampilan guru dalam mengorganisasikan dan mengelola
aktivitas kelas
b. Keterampilan-keterampilan guru dalam menyajikan material belajar
c. Hubungan guru-siswa
d. Pendekatan Kontingensi
Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah mengidentifikasi teknik
tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai
tujuan organisasi karena tidak ada satu pun teknik manajemen yang universal
yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.
21
C. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Terhadap Proses
Pembelajaran Siswa
Manajemen pembelajaran (pengelolaan kelas) tidak hanya pengaturan
dalam belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi menyiapkan kondisi kelas dan
lingkungan sekolah agar terciptanya kenyamanan dan suasana belajar yang
efektif. Peran seorang guru pada manajemen kelas khususnya pengelolaan kelas
dalam proses pembelajaran sangatlah penting dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang nyaman demi tercapainya keberhasilan pendidikan yang
baik bagi siswa.
Peran guru disini yaitu guru mempunyai dokumen silabus, disertai dengan
berita acara kegiatan pengembangan silabus, menyusun dan mengembangkan
RPP, membiasakan siswa menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain
yang ada di perpustakaan atau madrasah, melaksanakan pengelolaan sesuai
dengan kaidah, mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan
mata pelajaran, menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar siswa, menciptakan kenyamanan, ketertiban, kedisiplinan,
keselamatan dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran, memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, menghargai siswa
tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial
ekonomi, menghargai pendapat siswa, memahami dan memiliki keterampilan
dalam pengelolaan kelas sehingga tujuan dari pengelolaan itu sendiri tercapai
misalnya seorang guru harus kreatif menciptakan media pembelajaran agar
terkesan menarik dan menyenangkan sehingga memicu motivasi siswa untuk
22
semangat dalam belajar, mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikan dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu peran dari seorang guru harus terampil didalam
memilih bermacam-macam pendekatan didalam pemecahan masalah
manajemen kelas, sehingga pendekatan apa yang cocok digunakan seorang
guru dalam pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pendekatan yang ada.
23
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Cara yang harus dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar pada
siswa dapat diatasi dengan cara: Penyajian materi yang dirancang secara
sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni, memberikan
rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap
bidang studi yang sedang diajarkan, mengembangkan kebiasaan yang
teratur, meningkatkan kondisi fisik siswa, mempertahankan cita-cita dan
aspirasi siswa, menyediakan sarana penunjang yang memadai, serta
memberikan pujian dan punishman agar disiplin.
2. Tindakan yang harus dilakukan guru dalam menangani kegagalan penlitian
tindakan kelas yaitu dengan mengulang kembali siklus dalam prosedur
penelitian tindakan kelas yang terlebih dahulu dilakukan pengevaluasian
dari tahap refleksi sehingga dapa diketahui kemungkinan dalam adanya
faktor kegagalan PTK tersebut sehingga dapat segera ditindak lamjuti baik
itu dengan mengubah metode, strategi maupun materi.
3. Metode yang cocok digunakan dalam menangani keterbatasan fasilitas
belajar yaitu metode diskusi, metode problem solving, dan metode studi
lapangan, dll. Tentunya pemilihan metode tersebut harus disesuaikan pula
dengan materi yang akan disampaikan, kemampuan guru, jumlah murid,
waktu yang tersedia dan tujuan dari pembelajaran tersebut. Disamping itu,
23
24
guru juga bisa berinovasi atau berkreatifitas dalam menyediak sendiri
fasilitas belajar tersebut tentunya dengan kemampuan guru tersebut.
4. Metode yang harus dipakai guru ketika adanya kekurangpahaman guru
terhadap materi yang akan disampaikan, yaitu dengan memakai metode
student center diantaranya menggunakan metode problem solving, metode
diskusi dan mind mapping, dll.
5. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta
didik dari dua jenis pendekatan yaitu pendekatan yang berorientasi pada
siswa dan pendekatan yang berorientasi pada guru dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan diantaranya : pendekatan individual, pendekatan
bervariasi, pendekatan kelompok,m dan pendekatan edukatif.
B. Saran
Dari materi yang telah dibahas maka kami memberikan saran bahwa,
bagi pembaca agar dapat memberikan masukan terhadap materi agar
penulisan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi, selain itu kami
menyarankan bagi mahasiswa untuk menambah literatur dan sumber yang
berkaitan dengan materi agar dapat berguna ketika melakukan penulisan baik
skripsi, tesis maupun disertasi, sehingga dapat berguna dikemudian hari.
25
Daftar Pustaka
Ali Muhson. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UNJ
Asep Jihad dan Abdul Haris (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo
Ani widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. Vol. 6. No.1
Fauziah. 2014. “Melalui Permainan Gambar Dapat Meningkatkan Hasil Dan
Aktivitas Belajar Bahasa Inggris Materi Things Around Us
Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Darul Kamal Tahun
Pelajaran 2013-2014”.Jurnal serambi PTK. Vol. 1.
No.1,http://jurnal2.serambimekkah.ac.id/jurnalfkip/jurnal-serambi
ptk/?upm_export=pdf. (Diakses pada 04 maret 2019)
http://matheduunila.blogspot.com/2009/10/pengertianminat.html (Diakses pada 04
maret 2019)
http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian_tindakan_kelas (Diakses pada 04 maret
2019)
Martinis Yamin, Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas:Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta:Gaung Persada Press
Martha Victoria P. 2013. Analisis Hukum Tentang Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Guna Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah
Menengah Kesehatan Samarinda. Jurnal Beraja Niti. Vol. 2.
No. 12.
Rosivia. 2014. Bahana Manajemn Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan.
Vol. 2 . No.1.
Sungkono.2010. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/sungkono,%20M
.Pd./PENELITIAN %20TINDAKAN%20KELAS.pdf (Diakses
pada 04 maret 2019)
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta:Rineka Cipta
www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-belajar-siswa-menurut.html?mkj?
(Diakses pada 04 maret 2019)
25

More Related Content

What's hot

Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
Sherly Anggraini
 
Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..
Bahrur Rosyidi Duraisy
 
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas
Al Hafidh Anas
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Hariyatunnisa Ahmad
 
Affif bab2
Affif bab2Affif bab2
Affif bab2
Sejahtera Affif
 
Makalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan KelasMakalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan Kelas
winnergea
 
173746788 makalah-pengelolaan-kelas
173746788 makalah-pengelolaan-kelas173746788 makalah-pengelolaan-kelas
173746788 makalah-pengelolaan-kelasSunrise James
 
Manajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas PresentationManajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas Presentation
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 
Jenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelasJenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelas
Noviana Ulfa
 
Modul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIAModul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIAEKO SUPRIYADI
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
rizkadamayantii
 
Definisi pengelolaan kelas
Definisi pengelolaan kelasDefinisi pengelolaan kelas
Definisi pengelolaan kelas
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Peranan kepimpinan guru_dalam_mempengaru
Peranan kepimpinan guru_dalam_mempengaruPeranan kepimpinan guru_dalam_mempengaru
Peranan kepimpinan guru_dalam_mempengaru
PBK0619MohamadAkmalB
 

What's hot (17)

Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Peta konsep manajemen kelas
Peta konsep manajemen kelasPeta konsep manajemen kelas
Peta konsep manajemen kelas
 
Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..
 
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Affif bab2
Affif bab2Affif bab2
Affif bab2
 
Makalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan KelasMakalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan Kelas
 
173746788 makalah-pengelolaan-kelas
173746788 makalah-pengelolaan-kelas173746788 makalah-pengelolaan-kelas
173746788 makalah-pengelolaan-kelas
 
Manajemen kelas
Manajemen kelasManajemen kelas
Manajemen kelas
 
Manajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas PresentationManajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas Presentation
 
Jenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelasJenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelas
 
Modul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIAModul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIA
 
Artikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelasArtikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelas
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Definisi pengelolaan kelas
Definisi pengelolaan kelasDefinisi pengelolaan kelas
Definisi pengelolaan kelas
 
Peranan kepimpinan guru_dalam_mempengaru
Peranan kepimpinan guru_dalam_mempengaruPeranan kepimpinan guru_dalam_mempengaru
Peranan kepimpinan guru_dalam_mempengaru
 

Similar to Pedagogik

PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptxPPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
RamenOcha
 
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.pptPPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
AndrieJamin1
 
Manajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas PresentationManajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas Presentation
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran
Makalah Kurikulum Dan  PembelajaranMakalah Kurikulum Dan  Pembelajaran
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran
DESYFITRIANI
 
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptxKelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
EciMulyani
 
Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
pengelolaan kelas
pengelolaan kelaspengelolaan kelas
pengelolaan kelas
Chi'onk Pemimpin
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
fauziahpustikaw
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
nurassyah1122
 
Mengajar dan Manajemen Kelas
Mengajar dan Manajemen KelasMengajar dan Manajemen Kelas
Mengajar dan Manajemen Kelas
Universitas Negeri Makassar
 
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelasPengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Fuad Al-Fajri
 
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Ig Fandy Jayanto
 
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi Hamdani
 
Bab i
Bab iBab i
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
November Rainy
 
Punya aku
Punya akuPunya aku
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfArtikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
HarlimanDs
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Rizki septa wiratna
 
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelasBerbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
Tarie Loebis
 
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelasBerbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
Tarie Loebis
 

Similar to Pedagogik (20)

PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptxPPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
 
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.pptPPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
 
Manajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas PresentationManajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas Presentation
 
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran
Makalah Kurikulum Dan  PembelajaranMakalah Kurikulum Dan  Pembelajaran
Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptxKelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
 
Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..
 
pengelolaan kelas
pengelolaan kelaspengelolaan kelas
pengelolaan kelas
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
 
Mengajar dan Manajemen Kelas
Mengajar dan Manajemen KelasMengajar dan Manajemen Kelas
Mengajar dan Manajemen Kelas
 
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelasPengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelas
 
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
 
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
 
Punya aku
Punya akuPunya aku
Punya aku
 
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfArtikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelasBerbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
 
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelasBerbagai pendekatan pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan pengelolaan kelas
 

Pedagogik

  • 1. PEDAGOGIK OLAHRAGA Tentang “Preventive Class management” (Pencegahan dalam Pengelolaan Kelas) Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Gusril. M.Pd Dr. Zainul Johor, M.Pd Oleh Kelompok VI : Januar Sahri 18199020 Kurnia Ramadhan Susman 18199025 Mohammad Iqbal Zulkarnain 18199028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA S2 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Dengan diselesaikannya tugas ini, perkenankanlah kelompok untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya atas segala bimbingan, bantuan, dukungan dan pengarahan yang telah diberikan berbagai pihak dalam proses penulisan tugas ini, terutama pada dosen mata kuliah yang bersangkutan. Semoga tugas ini dapat membantu proses belajar mengajar, terutama pada mata kuliah Pedagogik Olahraga dengan topik “Preventive Class Management”. Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam proses penyusunan tugas-tugas berikutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin. Padang, 06 Maret 2019 Penulis, Kelompok VI
  • 3. ii DAFTAR ISI Kata pengantar............................................................................................. i Daftar Isi ....................................................................................................... ii Daftar Gambar............................................................................................. iii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 2 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 2 D. Rumusan Masalah.............................................................................. 2 D. Tujuan Penulisan................................................................................ 3 E. Manfaat Penulisan .............................................................................. 3 BAB II Pembahasan A. Pengelolaan Kelas Dimensi Pencegahan ........................................... 4 B. Berbagai Pendekatan Pembelajaran pada Peserta Didik.................... 9 C. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Terhadap Proses Pembelajaran Siswa............................................................................ 21 BAB III Penutup A. kesimpulan ......................................................................................... 23 B. Saran................................................................................................... 24 Daftar Pustaka.............................................................................................. 25 Halaman
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang kelas merupakan salah satu tempat dimana seorang guru memberikan pelajaran kepada peserta didiknya. Dalam proses pengajaran, kondisi yang nyaman dan menyenangkan akan sangat membantu tersampainya materi yang diajarkan guru kepada peserta. Kondisi yang seperti itu harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja, agar dapat dihindarkan dari kondisi yang merugikan atau merusak kenyamanan belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti perumusan tujuan secara jelas dan tepat, pemilihan materi yang sesuai, pemilihan metode yang tepat, serta lengkapnya sumber-sumber belajar dan sebagainya. Hal lain yang ikut menentukan keberhasilan guru adalah kemampuan guru dalam mencegah timbulnya tingkah laku peserta didik yang menggaunggu jalannya kegiatan belajar mengajar serta kondisi fisik tempat belajar mengajar dan kemampuan guru dalam mengelolanya. Dengan demikian, suatu kegiatan pengelolaan pengajaran atau manajemen pengajaran sekaligus di dalamnya terdapat kegiatan pengajaran itu sendiri dan juga kegiatan pengelolaan kelas. Masalah pengelolaan kelas harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan, sedangkan masalah pengajaran harus ditanggulangi dengan korektif instruksional. (Sunhaji, 2009) 1
  • 5. 2 Dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, maka kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyaratan bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kelas? 2. Seperti apakah pendekatan pengelolaan kelas? 3. Apa peran guru dalam melakukan manajemen kelas? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut nampak permasalahan pada topik ini sangat luas, maka perlu adanya batasan-batasan sehingga ruang lingkup pembahasan menjadi jelas. Pada makalah ini yang menjadi topik pembahasan adalah Preventive Class Management. D. Rumusan Masalah Dari permaslahan yang telah diberi batasan pada batasan masalah maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sesuai dengan pembahasan awal yaitu Preventive Class Management.
  • 6. 3 E. Tujuan Penulisan Dengan disusunya makalah ini, kami dapat menuangkan apa pun yang berhubungan dengan bahan diskusi, sehingga makalah ini dapat berguna bagi pembaca, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : a. Sebagai tugas mata kuliah Pedagogik Olahraga b. Menjelaskan Manajemen Kelas c. Menjelaskan Peran Guru Dalam Kelas F. Manfaat Penulisan Pada pembahasan Pengaruh suhu dan ketinggian terhadap performa fisik dan psikis maka manfaat yang dapat diberikan adalah : 1. Bagi Mahasiswa a. Dapat menjadi ilmu yang bermanfaat b. Mempermudah proses penyusunn tugas akhir 2. Bagi Masyarakat Menjadi ilmu penunjang yang cukup penting
  • 7. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengelolaan Kelas Dimensi Pencegahan Preventive management in physical education requires planning and instruction by the teacher and practice by the students. What is learned are the appropriate ways of behaving with in the managerial and instructional taask system of the class. Sensitive and skilled teachers also take into account studen- social agendas as they teach and behavioral and organizational skills necessary for making the class run smoothly, efficiently, and positively (Edmund Emmer & Carolin Evertson: 1981).“Pengelolaan pencegahan dalam pendidikan jasmani membutuhkan perencanaan pengajaran oleh guru dan praktik oleh siswa. Apa yang dipselajari adalah cara-cara yang tepat untuk mengubah berperilaku siswa dengan sistem penugasan yang terpimpin dan terstruktur. Guru yang peka dan terampil juga memperhatikan kepribadian siswanya ketika mereka mengajar dan penyampaian materi yang terstruktur diperlukan untuk membuat kelas berjalan dengan lancar, efisien, dan positif”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas sangat penting untuk menjamin pembelajaran kelas berjalan dengan lancar, efisien,dan positif yang bebas dari permasalahan kelas. Para ahli pendidikan berbeda-beda dalam mengemukakan definisi pengelolaan kelas. Definisi-definisi yang berbeda itu bukan dimaksudkan untuk mempersulit arti dan makna pengelolaan kelas, akan tetapi justru akan menambah kejelasan arti pengelolaan kelas itu sendiri. 4
  • 8. 5 Untuk memahami pengertian tentang pengelolaan kelas secara mendalam, maka akan dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya : a. Menurut Made Pidarta Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan pengertian baru sebagai berikut: 1) Pengertian lama, Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban kelas 2) Pengertian baru, Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual (Pidarta, tth : 47). b. Menurut Suharsimi Arikunto Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan (Arikunto, 1986: 143). c. Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113).
  • 9. 6 d. Menurut Muljani A. Nurhadi Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah (Nurhadi, 1983: 162). Dari berbagai pendapat para ahli tersebut maka dapat kami simpulkan bahwa Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus pengajaran. Dimensi Pencegahan (preventif) merupakan tindakan guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita dapat menempuh berbagai usaha anatara lain : a. Meningkatkan Kesadaran diri dari guru Suatu langkah yang mendasar dalam strategi Manajemen Kelas yang bersifat preventif adalah meningkatkan kesadaran diri pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya sebagai guru, seorang pendidik harus sadar bahwa dirinya memiliki rasa “handharbeni“ (memiliki dengan penuh keyakinan) dan bertanggung-jawab terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa apapun corak proses pendidikan yang akan terjadi terhadap siswa, semuanya akan menjadi tanggung-jawab guru sepenuhnya.
  • 10. 7 Sebagai seorang guru, pendidik berkewajiban mengubah pergaulannya dengan siswa sehingga pergaulan itu tidak hanya berupa interaksi biasa, tetapi merupakan interaksi pendidikan. Agar interaksi tersebut bersifat sebagai interaksi pendidikan, maka seorang guru harus dapat mewujudkan suasana kondusif yang mengundang siswa untuk ikut berperan serta dalam proses pendidikan. b. Meningkatkan Kesadaran Siswa Apabila kesadaran diri pendidik sebagai seorang guru sudah ditingkatkan, langkah selanjutnya adalah berusaha meningkatkan kesadaran siswa akan kedudukan dirinya dalam proses pendidikan. Kesadaran akan hak dan kewajibannya dalam proses pendidikan ini baru akan diperoleh secara menyeluruh dan seimbang jika siswa itu menyadari akan kebutuhannya dalam proses pendidikan. Adakalanya siswa tidak dapat menahan diri untuk melakukan tindakan yang menyimpang, karena ia tidak sadar bahwa ia membutuhkan sesuatu dari proses pendidikan itu. Upaya penyadaran ini menjadi tanggung-jawab setiap guru, karena dengan kesadaran siswa yang tinggi akan peranannya sebagai anggota masyarakat sekolah, akan menimbulkan suasana yang mendukung untuk melakukan Proses Belajar Mengajar. c. Sikap Tulus dari guru Penampilan sikap guru diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa yang disajikan dengan sikap tulus dan hangat. Yang dimaksud dengan sikap tulus adalah sikap seorang guru dalam menghadapi siswa secara berterus-terang tanpa pura-pura, tetapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap tindakannya
  • 11. 8 demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik. Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah keadaan pergaulan guru kepada siswa dalam Proses Belajar Mengajar yang menunjukkan suasana keakraban dan keterbukaan dalam batas peran dan kedudukannya masing- masing sebagai anggota masyarakat sekolah. Dengan sikap yang tulus dan hangat dari guru, diharapkan proses interaksi dan komunikasinya berjalan wajar, sehingga mengarah kepada suatu penciptaan suasana yang mendukung untuk kegiatan pendidikan. d. Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan Agar pemilihan alternatif tindakan Manajemen Kelas dapat sesuai dengan situasi yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik mengenal berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam Manajemen Kelas. Dengan berpegang pada pendekatan yang sesuai, diharapkan arah Manajemen Kelas yang diharapkan akan tercapai. Contohnya adalah apabila dalam kelas siswa bertingkah bandel maka guru boleh menggunakan pendekatan otoriter yang berisi tentang ancaman, hukuman dan lainsebagainya, namun jika siswa masih bisa diatur dan hanya melakukan kesalahan kecil atau melakukan kekacauan kecil maka gunakanlah pendekatan demokratis. e. Membuat Kontrak Sosial Kontrak sosial pada hakekatnya berupa norma yang dituangkan dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis maupun tidak tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok. Kontrak sosial yang baik adalah yang benar-benar dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan terjadinya pelanggaran.
  • 12. 9 Dengan kata lain, kontrak sosial yang digunakan untuk upaya Manajemen Kelas, hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan pengarahan dan bimbingan dari pendidik. B. Berbagai Pendekatan Pembelajaran Pada Peserta Didik Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Variabel utama dari pembelajaran adalah adanya guru dan siswa. Berdasrkan hal tersebut, maka pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru dan pendekatan berorientasi pada siswa. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered approaches) yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik. Peran siswa dalam pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Siswa hampir tidak memiliki kesempatan dalam melakukan aktivitas sesuai denagn kemampuan dan minatnya. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (student centered approaches) yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan bealjar bersifat modern. Pada pendekatan ini, siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan bakatnya.
  • 13. 10 Berikut merupakan contoh pendekatan pembelajaran: 1. Pendekatan individual : pendekatan ini dilakukan oleh guru dengan memahami karakter masing-masing siswa yang tentunya berbeda, sehingga guru dapat memahami karakteristik setiap siswa. 2. Pendekatan kelompok : pendekatan ini dapat digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap sosial dari siswa agar siswa dapat memiliki jiwa sosial yang tinggi. 3. Pendekatan bervariasi : pendekatan ini menggunakan teknik yang bermacam-macam sehingga dapat digunakan dalam menghadapi masalah yang bervariasi dari siswa agar diharapkan muncul motivasi dari siswa. 4. Pendekatan edukatif : pendekatan yang mengacu pada tindakan, sikap dan perbuatan dari seorang guru yang harus memiliki nilai pendidikan dengan tujuan mendidik siswa agar siswa dapat menghargai norma-norma yang ada dilingkungan masyarakat yang berguna dalam membina watak dari masing- masing siswa Selain dengan pendekatan diatas, pendekatan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan pendekatan sebagai berikut yaitu: 1. Pendekatan manajerial yaitu upaya penyelenggaraan pembelajaran dengan menitikberatkan pada upaya guru untuk mengatur dan mengorganisasi siswa sesuai dengan persepsi guru terhadap siswa, dengan kata lain pendekatan ini dipilih berdasar orientasi guru dan ketercapaian target kurikulum yang harus diselesaikan. Pendekatan ini meliputi:
  • 14. 11 a. Pendekatan Kekuasaan atau Otoriter Pendekatan otoriter adalah pendekatan yang menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan siswa dengan menerapkan disiplin yang tegas. Bila timbul masalah-masalah yang merusak ketertiban atau kedisplinan kelas, maka perlu adanya pendekatan: 1) Perintah dan Larangan Baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah-masalah pengelolaan kelas tertentu. Seorang guru yang melaksanakan perintah dan larangan bersikap reaktif, namun jangkauannya hanya terbatas pada masalah-masalah yang timbul sewaktu-waktu saja, sehingga kemungkinan timbulnya masalah pada masa mendatang kurang dapat dicegah atau ditanggulangi secara tepat. 2) Penekanan dan Penguasaan Pendekatan penekanan dan penguasaan ini banyak mementingkan pada diri guru, banyak memerintah, mengomel dan memarahi. Bila dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas menggunakan pendekatan penguasaan dan penekanan, maka memungkinkan siswa untuk diam, tertib karena takut dan tertekan hatinya. Meskipun demikian, namun pendekatan ini kurang tepat karena kurang toleransi, dan kurang bijaksana.
  • 15. 12 3) Penghukuman dan Pengancaman Pendekatan penghukuman muncul dalam berbagai bentuk tingkah laku antara lain penghukuman dengan kekerasan, dengan larangan bahkan pengusiran, menghardik atau menghentak dengan kata-kata yang kasar, mencemooh menertawakan atau menghukum seseorang di depan siswa lain, memaksa siswa untuk meminta maaf, memaksa dengan tuntutan tenentu, atau bahkan dengan ancaman-ancaman. Pendekatan semacam ini termasuk penanganan yang kurang tepat, karena bersifat otoriter kurang manusiawi. b. Pendekatan Ancaman atau Intimidasi Pendekatan intimidasi adalah penekanan pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku siswa. Bentuk- bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaaan, ancaman, serta menyalahkan. Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Penggunakan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan masalah itu sendiri. Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan siswa. c. Pendekatan Kebebasan atau Permisif Pengelolaan permisif di sini diartikan sebagai suatu proses untuk membantu siswa agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah untuk meningkatkan kebebasan
  • 16. 13 siswa.Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin dan guru hendaknya juga berperan sebagai pendorong untuk mengembangkan potensi siswa secara penuh. d. Pendekatan Demokratis Pendekatan ini boleh dikatakan perpaduan kebaikan antara otoriter dan permisif. Pembelajaran berada pada kendali guru, namun siswa diberi kebebasan untuk berkreasi sehingga siswa tumbuh dan berkembang secara maksimal tetapi tetap dalam kontrol dan arahan dari guru. Guru dapat membantu dan mengarahkan siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pada saan tertentu guru membebaskan siswa bertingkah laku, namun jika dipandang membahayakan dan menyimpang dari garis perkembangan pada umumnya guru dapat melarang. e. Pendekatan Resep atau Buku Masak Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep. Dalam pengelolaan, guru lebih banyak memberi anjuran, wejangan, perintah, sehingga mengabaikan kebutuhan siswa. Di samping itu, guru menjadi tidak kreatif karena terpaku pada penyelesaian materi.
  • 17. 14 f. Pendekatan Instruksional Manajemen kelas melalui pendekatan ini mengacu pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa. Pendekatan instruksional dalam manajemen kelas memandang perilaku instruksional guru agar mempunyai potensi untuk mencapai tujuan utama manajemen kelas, yaitu mencegah timbulnya masalah manajerial dan memecahkan masalah manajerial kelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan strategi manajemen kelas dalam pendekatan ini antara lain: 1) Menyampaikan kurikulum dan pelajaran dengan cara yang menarik, relevan, dan sesuai secara empiris dianggap sebagai penangkal perilaku menyimpang siswa di dalam kelas 2) Menerapkan kegiatan yang efektif adalah kemampuan guru mengatur arus dan tempo kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga mencegah siswa melalaikan tugasnya. 3) Menyiapkan kegiatan rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang perlu dipahami dan dilakukan siswa. 4) Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan mengomunikasikan harapan-harapan yang diinginkan guru. 5) Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu proses usaha guru dalam menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku siswa yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresahan.
  • 18. 15 6) Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan yang diberikan oleh guru untuk membantu siswa menghadapi persoalan yang mematahkan semangat, pada saat mereka benar-benar memerlukannya. 7) Merencanakan perubahan lingkungan dalah proses mempersiapkan kelas atau lingkungan dalam menghadapi perubahan-perubahan situasi. 8) Mengatur kembali struktur situasi adalah strategi manajerial kelas dalam memulai suatu kegiatan atau mengerjakan tugas dengan cara yang berbeda. g. Pendekatan Transaksional Dalam pendekatan ini, pembelajaran lebih bersifat fleksibel, sebab pembelajaran dikelola bersama guru dan siswa dalam bentuk pembagian tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam aplikasinya, guru merinci tujuan pembelajaran khusus dalam bentuk tugas-tugas yang dibicarakan bersama antara guru dan siswa. Dengan demikian, pendekatan ini dapat dikatakan sebagai pengembangan konsep cara belajar siswa aktif. Keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan sosial, emosi, dan intelektual. 2. Pendekatan Psikologikal Pendekatan psikologikal lebih menitikberatkan pada pertimbangan bagaimana siswa di kelas dapat dikelola dengan suatu pendekatan tertentu. Suparno (1998: 92, dalam Y. Padmono, 2011) menyatakan ada tiga pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu:
  • 19. 16 a. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Sesuai dengan namanya, manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku siswa. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku siswa yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Program atau kegiatan yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan untuk menghindarinya sebagai penguatan negatif. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari. Perubahan tingkah laku menurut A. Workman (dalam Y. Padmono, 2011) modifikasi perilaku dengan metode eksternal untuk memengaruhi perilaku siswa dilakukan dengan teknik: 1) Penguatan positif (positive reinforcement); menunjukkan pada anak sesuatu yang diinginkan anak sehubungan dengan tindakan yang baik, misalnya: hadiah, diberi waktu bebas. 2) Penghapusan waktu (time out); menghilangkan suasana lingkungan yang menyenangkan yang sedang dinikmati siswa karena perilakunya yang kurang tepat, misalnya: menghapuskan waktu istirahat karena terjadi pertengkaran.
  • 20. 17 3) Jawaban merugikan (response cost); mengurangi hadiah yang sebenarnya diterima anak karena tindakannya yang kurang tepat, misalnya: menghilangkan waktu bebas 10 menit karena siswa mengucapkan kata yang tidak senonoh. 4) Pemberian bantuan (Promting); membuat situasi sehingga tindakan yang tepat dapat ditampilkan oleh anak, misalnya: dengan memberikan perintah yang jelas untuk melakukan suatu tugas. 5) Penghapusan bantuan (fading); sedikit demi sedikit menghapuskan “Promt” setelah anak memperbaiki perilakunya, misalnya: anak yang semula menulis dengan bantuan ketika keterampilannya semakin bertambah, maka bantuan semakin dikurangi. 6) Pemberian contoh (Modeling); memusatkan perhatian anak pada contoh tindakan yang tepat, misalnya: ada siswa yang berperilaku baik, maka guru menunjukkannya di depan kelas. b. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa pengelolaan kelas yang efektif dan pengajaran yang efektif memerlukan hubungan positif antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa. Pendekatan iklim sosio- emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan antarpribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Dalam hal, ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu, seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antarpribadi di kelas. Untuk terciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, maka guru harus mempunyai sikap mengerti dan sikap ngayomi
  • 21. 18 atau sikap melindungi. Prinsip utama komunikasi bagi guru yaitu berbicara pada situasi, bukan pada kepribadian dan karakter siswa. Jika guru dihadapkan pada perilaku siswa yang tidak diinginkan, guru disarankan untuk mendeskripsikan apa yang dilihatnya, apa yang dirasakannya, baru kemudian merefleksikan mengapa siswa berperilaku seperti itu dan memikirkan apa yang perlu diperbuat. c. Pendekatan Kerja Kelompok Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan. d. Pendekatan keterlibatan Aktif Karena belajar merupakan hasil interaksi individu dengan individu, lingkungan, materi, maka proses interaksi hendaknya dapat dikelola sehingga menjadi interaksi yang produktif. Interaksi yang produktif menuntut individu terlibat aktif dalam interaksi tersebut. Berbagai bentuk kegiatan belajar aktif yang dapat dikembangkan, misalnya: 1) Kegiatan penyelidikan; membaca, wawancara 2) Kegiatan penyajian; laporan, membuat grafik dan chart
  • 22. 19 3) Kegiatan latihan mekanis; digunakan jika kelompok menemui kesulitan sehingga perlu diadakan ulangan-ulangan dan latihan-latihan. 4) Kegiatan apresiasi; mendengarkan musik, memperhatikan gambar 5) Belajar dalam kelompok; latihan dalam tata kerja demokratis 6) Percobaan; belajar mencoba cara-cara mengerjakan sesuatu 7) Kegiatan mengorganisasi dan menilai; deskriminasi, seleksi, mengatur dan menilai pekerjaan yang dikerjakan yang dikerjakan mereka sendiri. e. Pendekatan Elektis atau Pluralistik Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreativitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan, selama maksud dan penggunaannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
  • 23. 20 3. Pendekatan Konseling Dalam pendekatan ini, siswa digiring kesadarannya untuk tumbuh menjadi calon profesional, membangun tanggung jawab atas perilakunya, dan mengembangkan rencana-rencana untuk mengurangi kecenderungan tindakan-tindakan yang tidak produktif. Guru berusaha mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perilaku siswa yang menyimpang, sekaligus mencari jawaban untuk memecahkan masalah tersebut secara konsepsional dan praktis. 4. Pendekatan Penelitian Keefektifan Guru Fokus utama pendekatan ini terletak pada perilaku efektif guru dalam mengelola perilaku dan perbuatan siswa, khususnya berkaitan dengan: a. Keterampilan-keterampilan guru dalam mengorganisasikan dan mengelola aktivitas kelas b. Keterampilan-keterampilan guru dalam menyajikan material belajar c. Hubungan guru-siswa d. Pendekatan Kontingensi Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah mengidentifikasi teknik tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai tujuan organisasi karena tidak ada satu pun teknik manajemen yang universal yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.
  • 24. 21 C. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Terhadap Proses Pembelajaran Siswa Manajemen pembelajaran (pengelolaan kelas) tidak hanya pengaturan dalam belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar terciptanya kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. Peran seorang guru pada manajemen kelas khususnya pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran sangatlah penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman demi tercapainya keberhasilan pendidikan yang baik bagi siswa. Peran guru disini yaitu guru mempunyai dokumen silabus, disertai dengan berita acara kegiatan pengembangan silabus, menyusun dan mengembangkan RPP, membiasakan siswa menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan atau madrasah, melaksanakan pengelolaan sesuai dengan kaidah, mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa, menciptakan kenyamanan, ketertiban, kedisiplinan, keselamatan dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi, menghargai pendapat siswa, memahami dan memiliki keterampilan dalam pengelolaan kelas sehingga tujuan dari pengelolaan itu sendiri tercapai misalnya seorang guru harus kreatif menciptakan media pembelajaran agar terkesan menarik dan menyenangkan sehingga memicu motivasi siswa untuk
  • 25. 22 semangat dalam belajar, mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikan dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu peran dari seorang guru harus terampil didalam memilih bermacam-macam pendekatan didalam pemecahan masalah manajemen kelas, sehingga pendekatan apa yang cocok digunakan seorang guru dalam pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pendekatan yang ada.
  • 26. 23 BAB III SIMPULAN A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Cara yang harus dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar pada siswa dapat diatasi dengan cara: Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni, memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan, mengembangkan kebiasaan yang teratur, meningkatkan kondisi fisik siswa, mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa, menyediakan sarana penunjang yang memadai, serta memberikan pujian dan punishman agar disiplin. 2. Tindakan yang harus dilakukan guru dalam menangani kegagalan penlitian tindakan kelas yaitu dengan mengulang kembali siklus dalam prosedur penelitian tindakan kelas yang terlebih dahulu dilakukan pengevaluasian dari tahap refleksi sehingga dapa diketahui kemungkinan dalam adanya faktor kegagalan PTK tersebut sehingga dapat segera ditindak lamjuti baik itu dengan mengubah metode, strategi maupun materi. 3. Metode yang cocok digunakan dalam menangani keterbatasan fasilitas belajar yaitu metode diskusi, metode problem solving, dan metode studi lapangan, dll. Tentunya pemilihan metode tersebut harus disesuaikan pula dengan materi yang akan disampaikan, kemampuan guru, jumlah murid, waktu yang tersedia dan tujuan dari pembelajaran tersebut. Disamping itu, 23
  • 27. 24 guru juga bisa berinovasi atau berkreatifitas dalam menyediak sendiri fasilitas belajar tersebut tentunya dengan kemampuan guru tersebut. 4. Metode yang harus dipakai guru ketika adanya kekurangpahaman guru terhadap materi yang akan disampaikan, yaitu dengan memakai metode student center diantaranya menggunakan metode problem solving, metode diskusi dan mind mapping, dll. 5. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik dari dua jenis pendekatan yaitu pendekatan yang berorientasi pada siswa dan pendekatan yang berorientasi pada guru dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan diantaranya : pendekatan individual, pendekatan bervariasi, pendekatan kelompok,m dan pendekatan edukatif. B. Saran Dari materi yang telah dibahas maka kami memberikan saran bahwa, bagi pembaca agar dapat memberikan masukan terhadap materi agar penulisan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi, selain itu kami menyarankan bagi mahasiswa untuk menambah literatur dan sumber yang berkaitan dengan materi agar dapat berguna ketika melakukan penulisan baik skripsi, tesis maupun disertasi, sehingga dapat berguna dikemudian hari.
  • 28. 25 Daftar Pustaka Ali Muhson. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UNJ Asep Jihad dan Abdul Haris (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Ani widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No.1 Fauziah. 2014. “Melalui Permainan Gambar Dapat Meningkatkan Hasil Dan Aktivitas Belajar Bahasa Inggris Materi Things Around Us Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Darul Kamal Tahun Pelajaran 2013-2014”.Jurnal serambi PTK. Vol. 1. No.1,http://jurnal2.serambimekkah.ac.id/jurnalfkip/jurnal-serambi ptk/?upm_export=pdf. (Diakses pada 04 maret 2019) http://matheduunila.blogspot.com/2009/10/pengertianminat.html (Diakses pada 04 maret 2019) http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian_tindakan_kelas (Diakses pada 04 maret 2019) Martinis Yamin, Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas:Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta:Gaung Persada Press Martha Victoria P. 2013. Analisis Hukum Tentang Pengembangan Sarana Dan Prasarana Guna Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Menengah Kesehatan Samarinda. Jurnal Beraja Niti. Vol. 2. No. 12. Rosivia. 2014. Bahana Manajemn Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 2 . No.1. Sungkono.2010. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/sungkono,%20M .Pd./PENELITIAN %20TINDAKAN%20KELAS.pdf (Diakses pada 04 maret 2019) Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-belajar-siswa-menurut.html?mkj? (Diakses pada 04 maret 2019) 25