Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, prinsip, komponen, dan usaha preventif dari pengelolaan kelas. Secara ringkas, pengelolaan kelas bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan optimal agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Makalah ini membahas tentang manajemen kelas dan komponen-komponen dalam pengelolaan kelas. Terdapat pembahasan mengenai konsep dasar manajemen kelas, tujuan manajemen kelas, ruang lingkup manajemen kelas, dan komponen-komponen yang harus dipenuhi agar guru dapat mengelola kelas dengan baik."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, pendekatan, komponen keterampilan, dan masalah pengelolaan kelas. Pengertian pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dengan mengatur siswa dan sarana pengajaran. Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi berbagai kegiatan belajar siswa. Terdapat berbagai pendekatan dalam pengelolaan
Makalah ini membahas tentang etika dan profesi pendidik khususnya mengenai pengelolaan kelas yang efektif. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pengertian pengelolaan kelas, tujuan pengelolaan kelas yang efektif yaitu menciptakan kondisi belajar yang optimal, serta masalah yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas seperti menangani masalah pengajaran dan pengelolaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, prinsip, komponen, dan usaha preventif dari pengelolaan kelas. Secara ringkas, pengelolaan kelas bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan optimal agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Makalah ini membahas tentang manajemen kelas dan komponen-komponen dalam pengelolaan kelas. Terdapat pembahasan mengenai konsep dasar manajemen kelas, tujuan manajemen kelas, ruang lingkup manajemen kelas, dan komponen-komponen yang harus dipenuhi agar guru dapat mengelola kelas dengan baik."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, pendekatan, komponen keterampilan, dan masalah pengelolaan kelas. Pengertian pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dengan mengatur siswa dan sarana pengajaran. Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi berbagai kegiatan belajar siswa. Terdapat berbagai pendekatan dalam pengelolaan
Makalah ini membahas tentang etika dan profesi pendidik khususnya mengenai pengelolaan kelas yang efektif. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pengertian pengelolaan kelas, tujuan pengelolaan kelas yang efektif yaitu menciptakan kondisi belajar yang optimal, serta masalah yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas seperti menangani masalah pengajaran dan pengelolaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kelas. Secara umum, pengelolaan kelas adalah upaya guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tujuan, dan pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan kelas secara fisik dan non-fisik. Pengaturan ruang kelas dan perabotan secara fisik, serta pembentukan iklim kelas dan hubungan antara guru dan siswa secara non-fisik merupakan faktor penting dalam pengelolaan kelas yang efektif guna mencapai tujuan pembelajaran.
Manajemen kelas merupakan pengaturan siswa untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Aspek-aspeknya meliputi mengecek kehadiran, mendistribusikan bahan, memberi tugas, dan menilai hasil belajar. Faktor yang mempengaruhi manajemen kelas antara lain kondisi fisik, sosial-emosional, organisasi, dan situasi lingkungan. Contoh penerapannya adalah teknik mendekati siswa, member
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis atau plurastik. Setiap pendekatan memiliki cara pandang tersendiri tentang penciptaan kondisi kelas yang kondusif. Pendekatan elektis memungkinkan guru memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan se
Manajemen kelas merupakan usaha pengaturan proses belajar mengajar secara sistematis untuk menciptakan kondisi kelas yang mendukung pembelajaran dan pencapaian tujuan kurikuler. Tujuan manajemen kelas antara lain mewujudkan situasi kelas yang memungkinkan peserta didik belajar secara optimal. Aspek-aspek manajemen kelas meliputi sifat kelas, kekuatan kelas, situasi kelas, dan kondisi kelas. Manajemen
Makalah ini membahas peranan pengelolaan kelas dalam peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Pengertian pengelolaan kelas, tujuan, prinsip-prinsip, dan komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas yang efektif dijelaskan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan meningkatkan hasil belajar siswa."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kelompok 5 mengelola kelas dengan anggota Wanda, Fina, Putri, Maula, Andriyani, dan Dewi. Pengelolaan kelas bertujuan menciptakan kondisi belajar yang optimal melalui pengaturan ruang, waktu, dan sumber daya pembelajaran. Prinsip pengelolaannya meliputi keterampilan menciptakan lingkungan yang hangat dan memberikan tantangan yang bervariasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kelas. Secara umum, pengelolaan kelas adalah upaya guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tujuan, dan pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan kelas secara fisik dan non-fisik. Pengaturan ruang kelas dan perabotan secara fisik, serta pembentukan iklim kelas dan hubungan antara guru dan siswa secara non-fisik merupakan faktor penting dalam pengelolaan kelas yang efektif guna mencapai tujuan pembelajaran.
Manajemen kelas merupakan pengaturan siswa untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Aspek-aspeknya meliputi mengecek kehadiran, mendistribusikan bahan, memberi tugas, dan menilai hasil belajar. Faktor yang mempengaruhi manajemen kelas antara lain kondisi fisik, sosial-emosional, organisasi, dan situasi lingkungan. Contoh penerapannya adalah teknik mendekati siswa, member
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis atau plurastik. Setiap pendekatan memiliki cara pandang tersendiri tentang penciptaan kondisi kelas yang kondusif. Pendekatan elektis memungkinkan guru memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan se
Manajemen kelas merupakan usaha pengaturan proses belajar mengajar secara sistematis untuk menciptakan kondisi kelas yang mendukung pembelajaran dan pencapaian tujuan kurikuler. Tujuan manajemen kelas antara lain mewujudkan situasi kelas yang memungkinkan peserta didik belajar secara optimal. Aspek-aspek manajemen kelas meliputi sifat kelas, kekuatan kelas, situasi kelas, dan kondisi kelas. Manajemen
Makalah ini membahas peranan pengelolaan kelas dalam peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Pengertian pengelolaan kelas, tujuan, prinsip-prinsip, dan komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas yang efektif dijelaskan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan meningkatkan hasil belajar siswa."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kelompok 5 mengelola kelas dengan anggota Wanda, Fina, Putri, Maula, Andriyani, dan Dewi. Pengelolaan kelas bertujuan menciptakan kondisi belajar yang optimal melalui pengaturan ruang, waktu, dan sumber daya pembelajaran. Prinsip pengelolaannya meliputi keterampilan menciptakan lingkungan yang hangat dan memberikan tantangan yang bervariasi.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan kelas secara fisik dan non-fisik. Pengaturan ruang kelas dan perabotan secara fisik, serta pembentukan iklim kelas dan hubungan antara guru dan siswa secara non-fisik merupakan faktor penting dalam pengelolaan kelas yang efektif guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kelas, yang mencakup pengertian, tujuan, langkah-langkah dan prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Pengertian pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas agar tercapai kondisi optimal untuk pembelajaran. Tujuannya menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar secara maksimal. Langkah-langkahnya meliputi persiapan, menj
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengelolaan kelas merupakan upaya guru untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran berjalan efektif dengan mempertimbangkan faktor fisik, emosional, dan administrasi teknis kelas. Gaya kepemimpinan situasional guru dan penataan ruang kelas yang memadai juga diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan pengajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengelolaan kelas merupakan upaya guru untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran berjalan efektif dengan mempertimbangkan faktor fisik, emosional, dan administrasi teknis kelas. Gaya kepemimpinan situasional guru dan penataan ruang kelas yang memadai juga diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan pengajaran.
Makalah ini membahas tentang manajemen kelas dan kegiatan manajerial yang penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, seperti pengaturan ruang kelas, penegakan disiplin, kontrol perilaku siswa, dan penataan kelas.
Pengertian dan Tujuan Pengelolaan kelasFuad Al-Fajri
Makalah ini membahas tentang pengelolaan kelas, dimulai dari pengertian pengelolaan dan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan. Kelas diartikan sebagai unit kerja terkecil di sekolah untuk pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan suasana belajar yang kondusif agar siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahIg Fandy Jayanto
Makalah ini membahas tentang wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah. Supervisi pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan dan layanan guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah, sedangkan kepengawasan sekolah bertujuan untuk memastikan pelaksanaan pendidikan berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Makalah ini juga membahas tentang kompetensi supervisor, tujuan supervisi, prinsip-prinsip
Dokumen ini membahas pentingnya pengelolaan kelas yang efektif dalam pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pembelajaran. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang optimal untuk siswa dan mengelola perilaku siswa agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Tujuan tulisan ini adalah mengetahui pentingnya pengelolaan kelas, bagaimana menerapkannya, dan manfaatnya untuk
Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang direncanakan oleh guru untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang optimal dengan tujuan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien. Pengelolaan kelas melibatkan pengaturan ruang kelas, pengaturan waktu, dan keterlibatan siswa secara aktif. Dimensi pengelolaan kelas meliputi pencegahan, tindakan, dan penyembuhan masalah yang terjadi.
Makalah ini membahas tentang pembelajaran yang efektif dengan menjelaskan definisi pembelajaran efektif, ciri-ciri pembelajaran efektif, dan langkah-langkah menciptakan pembelajaran efektif.
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
Makalah ini membahas tentang jabatan profesional guru dan tantangan yang dihadapi guru dalam pembelajaran. Guru memiliki peran penting dalam membimbing peserta didik agar menjadi pribadi yang mandiri. Sebagai jabatan profesional, guru harus bekerja secara profesional dengan keahlian yang dimiliki. Dalam pembelajaran, guru melakukan berbagai kegiatan seperti penyajian materi, membimbing belajar mandiri siswa, dan berinteraksi dengan
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan pengelolaan kelas, termasuk pendekatan modifikasi perilaku, pendekatan sosio-emosional, dan pendekatan proses kelompok. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas meliputi hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, dan penanaman disiplin diri.
1. PEDAGOGIK OLAHRAGA
Tentang
“Preventive Class management”
(Pencegahan dalam Pengelolaan Kelas)
Dosen Pengampuh :
Prof. Dr. Gusril. M.Pd
Dr. Zainul Johor, M.Pd
Oleh
Kelompok VI :
Januar Sahri 18199020
Kurnia Ramadhan Susman 18199025
Mohammad Iqbal Zulkarnain 18199028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA S2
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Dengan diselesaikannya tugas ini, perkenankanlah kelompok untuk
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya atas segala
bimbingan, bantuan, dukungan dan pengarahan yang telah diberikan berbagai
pihak dalam proses penulisan tugas ini, terutama pada dosen mata kuliah yang
bersangkutan. Semoga tugas ini dapat membantu proses belajar mengajar,
terutama pada mata kuliah Pedagogik Olahraga dengan topik “Preventive Class
Management”.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dalam proses
penyusunan tugas-tugas berikutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata, semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Padang, 06 Maret 2019
Penulis,
Kelompok VI
3. ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Daftar Gambar............................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 2
D. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
D. Tujuan Penulisan................................................................................ 3
E. Manfaat Penulisan .............................................................................. 3
BAB II Pembahasan
A. Pengelolaan Kelas Dimensi Pencegahan ........................................... 4
B. Berbagai Pendekatan Pembelajaran pada Peserta Didik.................... 9
C. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Terhadap Proses
Pembelajaran Siswa............................................................................ 21
BAB III Penutup
A. kesimpulan ......................................................................................... 23
B. Saran................................................................................................... 24
Daftar Pustaka.............................................................................................. 25
Halaman
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang kelas merupakan salah satu tempat dimana seorang guru
memberikan pelajaran kepada peserta didiknya. Dalam proses pengajaran,
kondisi yang nyaman dan menyenangkan akan sangat membantu tersampainya
materi yang diajarkan guru kepada peserta. Kondisi yang seperti itu harus
direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja, agar dapat dihindarkan
dari kondisi yang merugikan atau merusak kenyamanan belajar.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keberhasilan mengajar seorang
guru tidak hanya ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan langsung dengan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti perumusan tujuan secara jelas
dan tepat, pemilihan materi yang sesuai, pemilihan metode yang tepat, serta
lengkapnya sumber-sumber belajar dan sebagainya.
Hal lain yang ikut menentukan keberhasilan guru adalah kemampuan guru
dalam mencegah timbulnya tingkah laku peserta didik yang menggaunggu
jalannya kegiatan belajar mengajar serta kondisi fisik tempat belajar mengajar
dan kemampuan guru dalam mengelolanya.
Dengan demikian, suatu kegiatan pengelolaan pengajaran atau manajemen
pengajaran sekaligus di dalamnya terdapat kegiatan pengajaran itu sendiri dan
juga kegiatan pengelolaan kelas. Masalah pengelolaan kelas harus
ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan, sedangkan masalah
pengajaran harus ditanggulangi dengan korektif instruksional. (Sunhaji, 2009)
1
5. 2
Dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, maka
kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyaratan bagi
terjadinya proses belajar mengajar yang efektif..
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kelas?
2. Seperti apakah pendekatan pengelolaan kelas?
3. Apa peran guru dalam melakukan manajemen kelas?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut nampak
permasalahan pada topik ini sangat luas, maka perlu adanya batasan-batasan
sehingga ruang lingkup pembahasan menjadi jelas. Pada makalah ini yang
menjadi topik pembahasan adalah Preventive Class Management.
D. Rumusan Masalah
Dari permaslahan yang telah diberi batasan pada batasan masalah maka
rumusan masalah pada makalah ini adalah sesuai dengan pembahasan awal
yaitu Preventive Class Management.
6. 3
E. Tujuan Penulisan
Dengan disusunya makalah ini, kami dapat menuangkan apa pun yang
berhubungan dengan bahan diskusi, sehingga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Sebagai tugas mata kuliah Pedagogik Olahraga
b. Menjelaskan Manajemen Kelas
c. Menjelaskan Peran Guru Dalam Kelas
F. Manfaat Penulisan
Pada pembahasan Pengaruh suhu dan ketinggian terhadap performa fisik
dan psikis maka manfaat yang dapat diberikan adalah :
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menjadi ilmu yang bermanfaat
b. Mempermudah proses penyusunn tugas akhir
2. Bagi Masyarakat Menjadi ilmu penunjang yang cukup penting
7. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Kelas Dimensi Pencegahan
Preventive management in physical education requires planning and
instruction by the teacher and practice by the students. What is learned are the
appropriate ways of behaving with in the managerial and instructional taask
system of the class. Sensitive and skilled teachers also take into account studen-
social agendas as they teach and behavioral and organizational skills
necessary for making the class run smoothly, efficiently, and positively
(Edmund Emmer & Carolin Evertson: 1981).“Pengelolaan pencegahan dalam
pendidikan jasmani membutuhkan perencanaan pengajaran oleh guru dan
praktik oleh siswa. Apa yang dipselajari adalah cara-cara yang tepat untuk
mengubah berperilaku siswa dengan sistem penugasan yang terpimpin dan
terstruktur. Guru yang peka dan terampil juga memperhatikan kepribadian
siswanya ketika mereka mengajar dan penyampaian materi yang terstruktur
diperlukan untuk membuat kelas berjalan dengan lancar, efisien, dan positif”.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas sangat
penting untuk menjamin pembelajaran kelas berjalan dengan lancar, efisien,dan
positif yang bebas dari permasalahan kelas.
Para ahli pendidikan berbeda-beda dalam mengemukakan definisi
pengelolaan kelas. Definisi-definisi yang berbeda itu bukan dimaksudkan untuk
mempersulit arti dan makna pengelolaan kelas, akan tetapi justru akan
menambah kejelasan arti pengelolaan kelas itu sendiri.
4
8. 5
Untuk memahami pengertian tentang pengelolaan kelas secara mendalam,
maka akan dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya :
a. Menurut Made Pidarta
Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan pengertian baru
sebagai berikut:
1) Pengertian lama, Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban
kelas
2) Pengertian baru, Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan
menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi
pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan
memelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan
kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual
(Pidarta, tth : 47).
b. Menurut Suharsimi Arikunto
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi yang
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang
diharapkan (Arikunto, 1986: 143).
c. Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan
Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata
kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur
dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan
efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah
yang mungkin timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113).
9. 6
d. Menurut Muljani A. Nurhadi
Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang
dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas
yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan
mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta
dalam proses pendidikan di sekolah (Nurhadi, 1983: 162).
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut maka dapat kami simpulkan
bahwa Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh
guru dengan tujuan meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagai terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah
segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung
dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus pengajaran.
Dimensi Pencegahan (preventif) merupakan tindakan guru dalam
mengatur siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam
rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita dapat menempuh berbagai usaha
anatara lain :
a. Meningkatkan Kesadaran diri dari guru
Suatu langkah yang mendasar dalam strategi Manajemen Kelas yang
bersifat preventif adalah meningkatkan kesadaran diri pendidik sebagai guru.
Dalam kedudukannya sebagai guru, seorang pendidik harus sadar bahwa
dirinya memiliki rasa “handharbeni“ (memiliki dengan penuh keyakinan) dan
bertanggung-jawab terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa apapun
corak proses pendidikan yang akan terjadi terhadap siswa, semuanya akan
menjadi tanggung-jawab guru sepenuhnya.
10. 7
Sebagai seorang guru, pendidik berkewajiban mengubah pergaulannya
dengan siswa sehingga pergaulan itu tidak hanya berupa interaksi biasa,
tetapi merupakan interaksi pendidikan. Agar interaksi tersebut bersifat
sebagai interaksi pendidikan, maka seorang guru harus dapat mewujudkan
suasana kondusif yang mengundang siswa untuk ikut berperan serta dalam
proses pendidikan.
b. Meningkatkan Kesadaran Siswa
Apabila kesadaran diri pendidik sebagai seorang guru sudah ditingkatkan,
langkah selanjutnya adalah berusaha meningkatkan kesadaran siswa akan
kedudukan dirinya dalam proses pendidikan. Kesadaran akan hak dan
kewajibannya dalam proses pendidikan ini baru akan diperoleh secara
menyeluruh dan seimbang jika siswa itu menyadari akan kebutuhannya
dalam proses pendidikan. Adakalanya siswa tidak dapat menahan diri untuk
melakukan tindakan yang menyimpang, karena ia tidak sadar bahwa ia
membutuhkan sesuatu dari proses pendidikan itu.
Upaya penyadaran ini menjadi tanggung-jawab setiap guru, karena dengan
kesadaran siswa yang tinggi akan peranannya sebagai anggota masyarakat
sekolah, akan menimbulkan suasana yang mendukung untuk melakukan
Proses Belajar Mengajar.
c. Sikap Tulus dari guru
Penampilan sikap guru diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa yang
disajikan dengan sikap tulus dan hangat. Yang dimaksud dengan sikap tulus
adalah sikap seorang guru dalam menghadapi siswa secara berterus-terang
tanpa pura-pura, tetapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap tindakannya
11. 8
demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik.
Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah keadaan pergaulan guru
kepada siswa dalam Proses Belajar Mengajar yang menunjukkan suasana
keakraban dan keterbukaan dalam batas peran dan kedudukannya masing-
masing sebagai anggota masyarakat sekolah.
Dengan sikap yang tulus dan hangat dari guru, diharapkan proses interaksi
dan komunikasinya berjalan wajar, sehingga mengarah kepada suatu
penciptaan suasana yang mendukung untuk kegiatan pendidikan.
d. Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
Agar pemilihan alternatif tindakan Manajemen Kelas dapat sesuai dengan
situasi yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik mengenal berbagai
pendekatan yang dapat digunakan dalam Manajemen Kelas. Dengan
berpegang pada pendekatan yang sesuai, diharapkan arah Manajemen Kelas
yang diharapkan akan tercapai. Contohnya adalah apabila dalam kelas siswa
bertingkah bandel maka guru boleh menggunakan pendekatan otoriter yang
berisi tentang ancaman, hukuman dan lainsebagainya, namun jika siswa
masih bisa diatur dan hanya melakukan kesalahan kecil atau melakukan
kekacauan kecil maka gunakanlah pendekatan demokratis.
e. Membuat Kontrak Sosial
Kontrak sosial pada hakekatnya berupa norma yang dituangkan dalam
bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis maupun tidak tertulis, yang
berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai individu maupun
sebagai kelompok. Kontrak sosial yang baik adalah yang benar-benar
dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan terjadinya pelanggaran.
12. 9
Dengan kata lain, kontrak sosial yang digunakan untuk upaya Manajemen
Kelas, hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan pengarahan dan
bimbingan dari pendidik.
B. Berbagai Pendekatan Pembelajaran Pada Peserta Didik
Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran yang merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Variabel utama dari
pembelajaran adalah adanya guru dan siswa. Berdasrkan hal tersebut, maka
pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi pendekatan
pembelajaran berorientasi pada guru dan pendekatan berorientasi pada siswa.
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered
approaches) yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam
belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik. Peran siswa dalam pendekatan ini
hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Siswa hampir tidak
memiliki kesempatan dalam melakukan aktivitas sesuai denagn kemampuan
dan minatnya.
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (student centered
approaches) yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek
belajar dan kegiatan bealjar bersifat modern. Pada pendekatan ini, siswa
memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan
mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan
minat dan bakatnya.
13. 10
Berikut merupakan contoh pendekatan pembelajaran:
1. Pendekatan individual : pendekatan ini dilakukan oleh guru dengan
memahami karakter masing-masing siswa yang tentunya berbeda, sehingga
guru dapat memahami karakteristik setiap siswa.
2. Pendekatan kelompok : pendekatan ini dapat digunakan untuk membina
dan mengembangkan sikap-sikap sosial dari siswa agar siswa dapat memiliki
jiwa sosial yang tinggi.
3. Pendekatan bervariasi : pendekatan ini menggunakan teknik yang
bermacam-macam sehingga dapat digunakan dalam menghadapi masalah
yang bervariasi dari siswa agar diharapkan muncul motivasi dari siswa.
4. Pendekatan edukatif : pendekatan yang mengacu pada tindakan, sikap dan
perbuatan dari seorang guru yang harus memiliki nilai pendidikan dengan
tujuan mendidik siswa agar siswa dapat menghargai norma-norma yang ada
dilingkungan masyarakat yang berguna dalam membina watak dari masing-
masing siswa
Selain dengan pendekatan diatas, pendekatan lain yang dapat dilakukan yaitu
dengan pendekatan sebagai berikut yaitu:
1. Pendekatan manajerial yaitu upaya penyelenggaraan pembelajaran dengan
menitikberatkan pada upaya guru untuk mengatur dan mengorganisasi siswa
sesuai dengan persepsi guru terhadap siswa, dengan kata lain pendekatan ini
dipilih berdasar orientasi guru dan ketercapaian target kurikulum yang harus
diselesaikan. Pendekatan ini meliputi:
14. 11
a. Pendekatan Kekuasaan atau Otoriter
Pendekatan otoriter adalah pendekatan yang menempatkan guru dalam
peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan
menggunakan strategi pengendalian. Guru otoriter bertindak untuk
kepentingan siswa dengan menerapkan disiplin yang tegas. Bila timbul
masalah-masalah yang merusak ketertiban atau kedisplinan kelas, maka
perlu adanya pendekatan:
1) Perintah dan Larangan
Baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi
masalah-masalah pengelolaan kelas tertentu. Seorang guru yang
melaksanakan perintah dan larangan bersikap reaktif,
namun jangkauannya hanya terbatas pada masalah-masalah yang timbul
sewaktu-waktu saja, sehingga kemungkinan timbulnya masalah pada
masa mendatang kurang dapat dicegah atau ditanggulangi secara tepat.
2) Penekanan dan Penguasaan
Pendekatan penekanan dan penguasaan ini banyak mementingkan pada
diri guru, banyak memerintah, mengomel dan memarahi. Bila dalam
menghadapi masalah pengelolaan kelas menggunakan pendekatan
penguasaan dan penekanan, maka memungkinkan siswa untuk diam,
tertib karena takut dan tertekan hatinya. Meskipun demikian, namun
pendekatan ini kurang tepat karena kurang toleransi, dan kurang
bijaksana.
15. 12
3) Penghukuman dan Pengancaman
Pendekatan penghukuman muncul dalam berbagai bentuk tingkah laku
antara lain penghukuman dengan kekerasan, dengan larangan bahkan
pengusiran, menghardik atau menghentak dengan kata-kata yang kasar,
mencemooh menertawakan atau menghukum seseorang di depan siswa
lain, memaksa siswa untuk meminta maaf, memaksa dengan tuntutan
tenentu, atau bahkan dengan ancaman-ancaman. Pendekatan semacam
ini termasuk penanganan yang kurang tepat, karena bersifat otoriter
kurang manusiawi.
b. Pendekatan Ancaman atau Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah penekanan pendekatan yang memandang
manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku siswa. Bentuk-
bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan,
paksaaan, ancaman, serta menyalahkan. Pendekatan intimidasi berguna
dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras.
Penggunakan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara
sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan masalah itu
sendiri. Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah
tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan
siswa.
c. Pendekatan Kebebasan atau Permisif
Pengelolaan permisif di sini diartikan sebagai suatu proses untuk
membantu siswa agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja
dan dimana saja. Peranan guru adalah untuk meningkatkan kebebasan
16. 13
siswa.Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin dan guru
hendaknya juga berperan sebagai pendorong untuk mengembangkan
potensi siswa secara penuh.
d. Pendekatan Demokratis
Pendekatan ini boleh dikatakan perpaduan kebaikan antara otoriter dan
permisif. Pembelajaran berada pada kendali guru, namun siswa diberi
kebebasan untuk berkreasi sehingga siswa tumbuh dan berkembang secara
maksimal tetapi tetap dalam kontrol dan arahan dari guru.
Guru dapat membantu dan mengarahkan siswa sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Pada saan tertentu guru membebaskan siswa bertingkah laku,
namun jika dipandang membahayakan dan menyimpang dari garis
perkembangan pada umumnya guru dapat melarang.
e. Pendekatan Resep atau Buku Masak
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang
terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang
harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk
seperti yang tertulis dalam resep.
Dalam pengelolaan, guru lebih banyak memberi anjuran, wejangan,
perintah, sehingga mengabaikan kebutuhan siswa. Di samping itu, guru
menjadi tidak kreatif karena terpaku pada penyelesaian materi.
17. 14
f. Pendekatan Instruksional
Manajemen kelas melalui pendekatan ini mengacu pada tujuan
pembelajaran yang dirumuskan. Dengan demikian peranan guru adalah
merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa.
Pendekatan instruksional dalam manajemen kelas memandang perilaku
instruksional guru agar mempunyai potensi untuk mencapai tujuan utama
manajemen kelas, yaitu mencegah timbulnya masalah manajerial dan
memecahkan masalah manajerial kelas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan strategi
manajemen kelas dalam pendekatan ini antara lain:
1) Menyampaikan kurikulum dan pelajaran dengan cara yang menarik,
relevan, dan sesuai secara empiris dianggap sebagai penangkal perilaku
menyimpang siswa di dalam kelas
2) Menerapkan kegiatan yang efektif adalah kemampuan guru mengatur
arus dan tempo kegiatan kelas oleh banyak orang sehingga mencegah
siswa melalaikan tugasnya.
3) Menyiapkan kegiatan rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang perlu
dipahami dan dilakukan siswa.
4) Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan mengomunikasikan
harapan-harapan yang diinginkan guru.
5) Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu proses usaha guru
dalam menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku
siswa yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresahan.
18. 15
6) Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan
yang diberikan oleh guru untuk membantu siswa menghadapi persoalan
yang mematahkan semangat, pada saat mereka benar-benar
memerlukannya.
7) Merencanakan perubahan lingkungan dalah proses mempersiapkan
kelas atau lingkungan dalam menghadapi perubahan-perubahan situasi.
8) Mengatur kembali struktur situasi adalah strategi manajerial kelas dalam
memulai suatu kegiatan atau mengerjakan tugas dengan cara yang
berbeda.
g. Pendekatan Transaksional
Dalam pendekatan ini, pembelajaran lebih bersifat fleksibel, sebab
pembelajaran dikelola bersama guru dan siswa dalam bentuk pembagian
tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam aplikasinya, guru merinci tujuan pembelajaran khusus dalam
bentuk tugas-tugas yang dibicarakan bersama antara guru dan siswa.
Dengan demikian, pendekatan ini dapat dikatakan sebagai pengembangan
konsep cara belajar siswa aktif. Keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan
sosial, emosi, dan intelektual.
2. Pendekatan Psikologikal
Pendekatan psikologikal lebih menitikberatkan pada pertimbangan
bagaimana siswa di kelas dapat dikelola dengan suatu pendekatan tertentu.
Suparno (1998: 92, dalam Y. Padmono, 2011) menyatakan ada tiga
pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu:
19. 16
a. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses
untuk mengubah tingkah laku siswa. Peranan guru adalah
mengembangkan tingkah laku siswa yang baik, dan mencegah tingkah
laku yang kurang baik.
Program atau kegiatan yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang
kurang baik, harus diusahakan untuk menghindarinya sebagai penguatan
negatif. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif
harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang
menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program
kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak
puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
Perubahan tingkah laku menurut A. Workman (dalam Y. Padmono, 2011)
modifikasi perilaku dengan metode eksternal untuk memengaruhi perilaku
siswa dilakukan dengan teknik:
1) Penguatan positif (positive reinforcement); menunjukkan pada anak
sesuatu yang diinginkan anak sehubungan dengan tindakan yang baik,
misalnya: hadiah, diberi waktu bebas.
2) Penghapusan waktu (time out); menghilangkan suasana lingkungan
yang menyenangkan yang sedang dinikmati siswa karena perilakunya
yang kurang tepat, misalnya: menghapuskan waktu istirahat karena
terjadi pertengkaran.
20. 17
3) Jawaban merugikan (response cost); mengurangi hadiah yang
sebenarnya diterima anak karena tindakannya yang kurang tepat,
misalnya: menghilangkan waktu bebas 10 menit karena siswa
mengucapkan kata yang tidak senonoh.
4) Pemberian bantuan (Promting); membuat situasi sehingga tindakan
yang tepat dapat ditampilkan oleh anak, misalnya: dengan memberikan
perintah yang jelas untuk melakukan suatu tugas.
5) Penghapusan bantuan (fading); sedikit demi sedikit menghapuskan
“Promt” setelah anak memperbaiki perilakunya, misalnya: anak yang
semula menulis dengan bantuan ketika keterampilannya semakin
bertambah, maka bantuan semakin dikurangi.
6) Pemberian contoh (Modeling); memusatkan perhatian anak pada contoh
tindakan yang tepat, misalnya: ada siswa yang berperilaku baik, maka
guru menunjukkannya di depan kelas.
b. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa pengelolaan kelas yang
efektif dan pengajaran yang efektif memerlukan hubungan positif antara
guru dan siswa serta siswa dengan siswa. Pendekatan iklim sosio-
emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan antarpribadi
yang baik berkembang di dalam kelas. Dalam hal, ini guru merupakan
kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu, seharusnya guru
mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan
antarpribadi di kelas. Untuk terciptanya hubungan guru dengan siswa yang
positif, maka guru harus mempunyai sikap mengerti dan sikap ngayomi
21. 18
atau sikap melindungi. Prinsip utama komunikasi bagi guru yaitu berbicara
pada situasi, bukan pada kepribadian dan karakter siswa. Jika guru
dihadapkan pada perilaku siswa yang tidak diinginkan, guru disarankan
untuk mendeskripsikan apa yang dilihatnya, apa yang dirasakannya, baru
kemudian merefleksikan mengapa siswa berperilaku seperti itu dan
memikirkan apa yang perlu diperbuat.
c. Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan
kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok
memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, selain itu
guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga
kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang
tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
d. Pendekatan keterlibatan Aktif
Karena belajar merupakan hasil interaksi individu dengan individu,
lingkungan, materi, maka proses interaksi hendaknya dapat dikelola
sehingga menjadi interaksi yang produktif. Interaksi yang produktif
menuntut individu terlibat aktif dalam interaksi tersebut.
Berbagai bentuk kegiatan belajar aktif yang dapat dikembangkan,
misalnya:
1) Kegiatan penyelidikan; membaca, wawancara
2) Kegiatan penyajian; laporan, membuat grafik dan chart
22. 19
3) Kegiatan latihan mekanis; digunakan jika kelompok menemui kesulitan
sehingga perlu diadakan ulangan-ulangan dan latihan-latihan.
4) Kegiatan apresiasi; mendengarkan musik, memperhatikan gambar
5) Belajar dalam kelompok; latihan dalam tata kerja demokratis
6) Percobaan; belajar mencoba cara-cara mengerjakan sesuatu
7) Kegiatan mengorganisasi dan menilai; deskriminasi, seleksi, mengatur
dan menilai pekerjaan yang dikerjakan yang dikerjakan mereka sendiri.
e. Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreativitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai
pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan
pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan
dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga
pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan
pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai
macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar
berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara
bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan, selama maksud dan
penggunaannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara
efektif dan efisien.
23. 20
3. Pendekatan Konseling
Dalam pendekatan ini, siswa digiring kesadarannya untuk tumbuh menjadi
calon profesional, membangun tanggung jawab atas perilakunya, dan
mengembangkan rencana-rencana untuk mengurangi kecenderungan
tindakan-tindakan yang tidak produktif. Guru berusaha mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab perilaku siswa yang menyimpang, sekaligus mencari
jawaban untuk memecahkan masalah tersebut secara konsepsional dan
praktis.
4. Pendekatan Penelitian Keefektifan Guru
Fokus utama pendekatan ini terletak pada perilaku efektif guru dalam
mengelola perilaku dan perbuatan siswa, khususnya berkaitan dengan:
a. Keterampilan-keterampilan guru dalam mengorganisasikan dan mengelola
aktivitas kelas
b. Keterampilan-keterampilan guru dalam menyajikan material belajar
c. Hubungan guru-siswa
d. Pendekatan Kontingensi
Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah mengidentifikasi teknik
tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai
tujuan organisasi karena tidak ada satu pun teknik manajemen yang universal
yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.
24. 21
C. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Terhadap Proses
Pembelajaran Siswa
Manajemen pembelajaran (pengelolaan kelas) tidak hanya pengaturan
dalam belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi menyiapkan kondisi kelas dan
lingkungan sekolah agar terciptanya kenyamanan dan suasana belajar yang
efektif. Peran seorang guru pada manajemen kelas khususnya pengelolaan kelas
dalam proses pembelajaran sangatlah penting dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang nyaman demi tercapainya keberhasilan pendidikan yang
baik bagi siswa.
Peran guru disini yaitu guru mempunyai dokumen silabus, disertai dengan
berita acara kegiatan pengembangan silabus, menyusun dan mengembangkan
RPP, membiasakan siswa menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain
yang ada di perpustakaan atau madrasah, melaksanakan pengelolaan sesuai
dengan kaidah, mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan
mata pelajaran, menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar siswa, menciptakan kenyamanan, ketertiban, kedisiplinan,
keselamatan dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran, memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, menghargai siswa
tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial
ekonomi, menghargai pendapat siswa, memahami dan memiliki keterampilan
dalam pengelolaan kelas sehingga tujuan dari pengelolaan itu sendiri tercapai
misalnya seorang guru harus kreatif menciptakan media pembelajaran agar
terkesan menarik dan menyenangkan sehingga memicu motivasi siswa untuk
25. 22
semangat dalam belajar, mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikan dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu peran dari seorang guru harus terampil didalam
memilih bermacam-macam pendekatan didalam pemecahan masalah
manajemen kelas, sehingga pendekatan apa yang cocok digunakan seorang
guru dalam pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pendekatan yang ada.
26. 23
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Cara yang harus dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar pada
siswa dapat diatasi dengan cara: Penyajian materi yang dirancang secara
sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni, memberikan
rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap
bidang studi yang sedang diajarkan, mengembangkan kebiasaan yang
teratur, meningkatkan kondisi fisik siswa, mempertahankan cita-cita dan
aspirasi siswa, menyediakan sarana penunjang yang memadai, serta
memberikan pujian dan punishman agar disiplin.
2. Tindakan yang harus dilakukan guru dalam menangani kegagalan penlitian
tindakan kelas yaitu dengan mengulang kembali siklus dalam prosedur
penelitian tindakan kelas yang terlebih dahulu dilakukan pengevaluasian
dari tahap refleksi sehingga dapa diketahui kemungkinan dalam adanya
faktor kegagalan PTK tersebut sehingga dapat segera ditindak lamjuti baik
itu dengan mengubah metode, strategi maupun materi.
3. Metode yang cocok digunakan dalam menangani keterbatasan fasilitas
belajar yaitu metode diskusi, metode problem solving, dan metode studi
lapangan, dll. Tentunya pemilihan metode tersebut harus disesuaikan pula
dengan materi yang akan disampaikan, kemampuan guru, jumlah murid,
waktu yang tersedia dan tujuan dari pembelajaran tersebut. Disamping itu,
23
27. 24
guru juga bisa berinovasi atau berkreatifitas dalam menyediak sendiri
fasilitas belajar tersebut tentunya dengan kemampuan guru tersebut.
4. Metode yang harus dipakai guru ketika adanya kekurangpahaman guru
terhadap materi yang akan disampaikan, yaitu dengan memakai metode
student center diantaranya menggunakan metode problem solving, metode
diskusi dan mind mapping, dll.
5. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta
didik dari dua jenis pendekatan yaitu pendekatan yang berorientasi pada
siswa dan pendekatan yang berorientasi pada guru dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan diantaranya : pendekatan individual, pendekatan
bervariasi, pendekatan kelompok,m dan pendekatan edukatif.
B. Saran
Dari materi yang telah dibahas maka kami memberikan saran bahwa,
bagi pembaca agar dapat memberikan masukan terhadap materi agar
penulisan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi, selain itu kami
menyarankan bagi mahasiswa untuk menambah literatur dan sumber yang
berkaitan dengan materi agar dapat berguna ketika melakukan penulisan baik
skripsi, tesis maupun disertasi, sehingga dapat berguna dikemudian hari.
28. 25
Daftar Pustaka
Ali Muhson. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UNJ
Asep Jihad dan Abdul Haris (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo
Ani widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. Vol. 6. No.1
Fauziah. 2014. “Melalui Permainan Gambar Dapat Meningkatkan Hasil Dan
Aktivitas Belajar Bahasa Inggris Materi Things Around Us
Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Darul Kamal Tahun
Pelajaran 2013-2014”.Jurnal serambi PTK. Vol. 1.
No.1,http://jurnal2.serambimekkah.ac.id/jurnalfkip/jurnal-serambi
ptk/?upm_export=pdf. (Diakses pada 04 maret 2019)
http://matheduunila.blogspot.com/2009/10/pengertianminat.html (Diakses pada 04
maret 2019)
http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian_tindakan_kelas (Diakses pada 04 maret
2019)
Martinis Yamin, Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas:Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta:Gaung Persada Press
Martha Victoria P. 2013. Analisis Hukum Tentang Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Guna Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah
Menengah Kesehatan Samarinda. Jurnal Beraja Niti. Vol. 2.
No. 12.
Rosivia. 2014. Bahana Manajemn Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan.
Vol. 2 . No.1.
Sungkono.2010. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/sungkono,%20M
.Pd./PENELITIAN %20TINDAKAN%20KELAS.pdf (Diakses
pada 04 maret 2019)
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta:Rineka Cipta
www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-belajar-siswa-menurut.html?mkj?
(Diakses pada 04 maret 2019)
25