SlideShare a Scribd company logo
MESIN LISTRIK 
“TRANSFORMATOR” 
KELAS : KE-2A 
DISUSUN OLEH : 
 M. ADHI FATWA RAMADHAN (13) 
 MARTINUS DIMAS RUSDIANTO (14) 
 MUHAMMAD ALI MA’RUF (15) 
 MUHAMMAD RIZKI PRATAMA (16) 
 NADYA FITRIE PERMATASARI (17) 
 ODIK PRANOTO (18) 
PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI 
ENERGI 
JURUSAN TEKNIK MESIN 
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA 
http://www.electronics-tutorials.ws/index.html 
http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2012/08/transformator-distribusi.html 
http://ilmulistrik.com/rangkaian-ekivalen-trafo.html 
http://dc238.4shared.com/doc/QUc2WxCi/preview.html 
http://garslandi.wordpress.com/2014/01/09/mendapatkan-rangkaian-ekivalen-trafo/ 
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19821/3/Chapter%20II.pdf 
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/MATERI 
%20WEB%20ELP/Bab%20IX%20TRANSFORMATOR%20DAN%20MESIN%20LISTRIK/in 
dexTRANSFORMATOR.htm 
http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator 
http://www.academia.edu/5617807/Komponen_elektronika_besrta_fungsi_dan_gambarnya 
http://riza-electrical.blogspot.com/2013/01/transformator.html 
http://elektronika-dasar.web.id/instrument/wattmeter-3-tiga-fasa/ 
http://unungdiadi.blogspot.com/2012/07/pengertian-trafo-atau-transformer-atau.html 
[1] Chapman, Stephen J. 1991. Second Edition Electric Machinery Fundamentals. Singapore: 
McGraw-Hill Book Co. 
[2] http://content.answers.com/main/content/wp/en-commons/thumb/e/e4/750px- 
Transformer_equivalent_circuit.svg.png 
[3] Adinda Ihsani Putri, Mendapatkan Rangkaian Ekivalen Trafo.Konversi.wordpress.com
Konstruksi Transformator 
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau 
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen 
pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan 
kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk 
memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Transformator sering juga disebut 
trafo memiliki konstruksi dan simbol seperti pada gambar 1 berikut ini. 
Gambar 1 konstruksi dan simbol transformator 
Keterangan dari gambar 1 : 
NP : jumlah lilitan primer 
NS : jumlah lilitan sekunder 
VP : tegangan primer 
VS : tegangan sekunder 
Konstruksi trafo secara umum terdiri dari: 
1. Inti yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silikon yang 
diklem jadi satu. 
2. Belitan dibuat dari tembaga yang cara membelitkan pada inti dapat konsentris 
maupun spiral. 
3. Sistem pendingan pada trafo-trafo dengan daya yang cukup besar. 
Sebuah trafo terdiri dari kumparan dan inti besi. Biasanya terdapat 2 buah 
kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kedua kumparan ini 
tidak berhubungan secara fisik tetapi dihubungkan oleh medan magnet. Untuk 
meningkatkan induksi magnetik antara 2 kumparan maka ditambahkan inti besi 
seperti pada gambar 1.
Inti besi pada trafo dibedanya menjadi 2 macam yaitu : 
1. Inti besi tipe Shell (Shell Core Transformator) 
2. Inti besi tipe tertutup (Closed Core Transformator) 
Kedua jenis inti besi ini dapat dilihat seperti pada gambar 2 berikut ini. 
Gambar 2 : inti trafo 
Pada trafo dengan inti besi berbentuk shell, kumparan dikelilingi oleh inti besi. 
Fluks magnetik pada inti besi tipe shell akan terbelah dua (lihat gambar 2). 
Sementara kumparan primer dan kumparan sekunder digulung bersamaan. Untuk 
trafo yang memiliki inti besi tipe tertutup. Tidak ada pembagian fluk magnetik. 
Kumparan primer dan kumparan sekunder terpisah dan dihubungkan dengan inti 
besi. 
Inti besi trafo tidak dibuat berbentuk besi tunggal, tetapi dibuat dari pelat besi yang 
berlapis – lapis. Bentuk lapisan pelat besi pada inti trafo dapat dilihat seperti pada 
gambar 3 berikut ini. 
Gambar 3 : inti besi berlapis pada trafo 
Cara menghubungkan lapisan inti besi juga bermacam-macam. Beberapa cara yang 
umum digunakan dapat dilihat seperti pada gambar 4 berikut ini.
Gambar 4 cara menghubungkan lapisan inti besi pada trafo 
Mengapa inti besi sebuah trafo harus dibuat berlapis-lapis?. 
Untuk menjawab pertanyaan ini , kita terlebih dahulu harus mempelajari rugi-rugi 
yang terjadi pada inti besi. Rugi – rugi yang terjadi pada inti besi disebut “iron 
losses “ (rugi-rugi besi). Kerugian pada inti besi terdiri dari : 
1. Hysterisis losses (rugi-rugi histerisis) 
Kerugian histerisis disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya 
magnet di dalam inti besi. Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan 
panas. Panas yang timbul ini menunjukan kerugian energi, karena sebagian kecil 
energi listrik tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk menjadi energi panas. Panas 
yang tinggi juga dapat merusak trafo ,sehingga pada trafo – trafo transmisi daya 
listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media pendingin. Umumnya 
digunakan minyak khusus untuk mendinginkan trafo ini. 
Sebuah trafo didesain untuk bekerja pada rentang frekuensi tertentu. Menurunnya 
frekuensi arus listrik dapat menyebabkan meningkatnya rugi-rugi histerisis dan 
menurunkan kapasitas (VA) trafo. 
2. Kerugian karena Eddy current (eddy current losses) 
Kerugian karena Eddy current disebabkan oleh aliran sirkulasi arus yang 
menginduksi logam. Ini disebabkan oleh aliran fluk magnetik disekitar inti besi. 
Karena inti besi trafo terbuat dari konduktor (umumnya besi lunak), maka arus 
Eddy yang menginduksi inti besi akan semakin besar. Eddy current dapat 
menyebabkan kerugian daya pada sebuah trafo karena pada saat terjadi induksi 
arus listrik pada inti besi, maka sejumlah energi listrik akan diubah menjadi panas. 
Ini merupakan kerugian. Untuk mengurangi arus Eddy, maka inti besi trafo dibuat 
berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah induksi arus Eddy yang terbentuk di 
dalam inti besi. Perbedaan induksi arus Eddy di dalam inti besi tunggal dengan inti 
besi berlapis dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.
Gambar 5 Inti besi utuh dan inti besi berlapis 
3. Rugi-rugi tembaga (copper losses) 
Rugi – rugi yang ketiga adalah rugi-rugi tembaga (copper losses). Rugi-rugi 
tembag terjadi di kedua kumparan. Kumparan primer atau sekunder dibuat dari 
gulungan kawat tembaga yang dilapisi oleh isolator tipis yang disebut enamel. 
Umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang cukup panjang. Gulungan 
kawat yang panjang ini akan meningkatkan hambatan dalam kumparan. Pada saat 
trafo dialiri arus listrik maka hambatan kumparan ini akan mengubah sejumlah 
kecil arus listrik menjadi panas yaitu sebesar (i2R). Semakin besar harga R maka 
semakin besar pula energi panas yang timbul di dalam kumparan. Mutu kawat 
yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi – rugi 
tembaga. 
Sebuah trafo yang ideal diasumsikan: 
1. Tidak terjadi rugi-rugi hysterisis 
2. Tidak terjadi induksi arus Eddy 
3. Hambatan dalam kumparan = 0, akibatnya tidak ada rugi-rugi 
tembaga 
Fungsi Tiap-Tiap Bagian Transformer 
Suatu transformer terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-masing: 
1. Bagian utama 
 Inti besi 
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang 
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat
dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas 
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”. 
 Kumparan trafo 
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu 
kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti 
besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat 
seperti karton, pertinax dan lain-lain. 
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan 
sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan 
tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang 
menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) 
maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat 
transformasi tegangan dan arus. 
 Kumparan tersier 
Selain kedua kumparan ( primer dan sekunder ) ada beberapa 
trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau kumparan 
tersier ( tertiary winding ). Kumparan tersier diperlukan untuk 
memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain. Untuk 
kedua keperluan tersebut, kumparan tersier selalu dihubungkan 
delta. Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk 
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan 
reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan 
tersier. 
 Bushing 
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui 
sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi 
oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat 
antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
 Tangki dan Konservator 
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang 
terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam 
tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, 
tangki dilengkapi dengan konservator. 
 Tabung Silicagel / N2 ( Nitrogen kering ) Alat 
pernapasan 
Prinsip kerja dari Silicagel / N2 ( Nitrogen kering ) 
sama,yang berfungsi sebagai pengering / menghisap 
butiran-butiran uap air yang dihasilkan oleh kerja transformer, sehingga tangki 
trafo tetap kering dan terhindar dari karat bahkan kerusakan lebih luas. 
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu 
minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak 
tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar 
dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka 
udara luar akan masuk ke dalam tangki. 
Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu 
bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak 
trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar 
dilengkapi tabung berisi Silicagel Blue 
 Tap Changer (perubah tap) 
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformer 
untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai 
yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang 
berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam 
keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak 
berbeban (off load), tergantung jenisnya. 
 Indikator 
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu 
adanya indicator pada trafo sebagai berikut: 
 indikator suhu / temperatur minyak 
 indikator Gas 
 indikator Pressure / tekanan
2. Peralatan Proteksi 
 Rele Bucholz 
Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap 
gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. 
Gas yang timbul diakibatkan oleh: 
 Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa 
 Hubung singkat antar phasa 
 Hubung singkat antar phasa ke tanah 
 Busur api listrik antar laminasi 
 Thermocontrol 
Untuk mendeteksi panas / suhu pada Transformer dan dilengkapi dengan relay 
untuk melindungi trafo pada pemakaian lebih atau sirkulasi udara ruangan kurang 
maksimal. 
 Pengaman tekanan lebih / Over Pressure 
Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup 
berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas 
atau desakan oli yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan 
tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki trafo. Rele ini 
berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz atau rele thermocouple, yakni 
mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja 
oleh kenaikan tekanan gas atau desakan oli. 
Sesuai perkembangan jaman alat proteksi tersebut diefektifan menjadi satu bagian 
dengan fungsi yang sama yaitu : Proteksi DGPT 2, RIS dsb 
 Minyak trafo 
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya 
direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga 
yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai 
sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat 
pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga 
berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus 
memenuhi persyaratan sebagai berikut : 
 kekuatan isolasi tinggi 
 penyalur panas yang baik berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel 
dalam minyak dapat mengendap dengan cepat 
 viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan 
pendinginan menjadi lebih baik
 titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat 
membahayakan 
 tidak merusak bahan isolasi padat 
 sifat kimia yang stabil. 
 Pengujian tegangan tembus oli 
Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan 
dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari 
trafo, oli juga berfungsi sebagai isolasi. 
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai dengan standard SPLN 49 - 1 : 1982, 
IEC 158 dan IEC 296 yaitu: 
- > = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying 
- > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying 
Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type OC60D, Kato, 
Hihg Voltage, Biddle / Megger dsb. 
Untuk mengetahui specifikasi minyak trafo pakai lebih luas, dapat dilakukan 
pengujian Analisa Gas terlarut dan test parameter dengan pengambilan sample 
minyak trafo pakai kurang lebih 1 liter, hanya bisa dilakukan di LAB LMK PLN 
atau instansi lain. 
Prinsip Kerja Transformator 
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut : 
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, 
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang 
berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan 
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan 
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik 
(mutual inductance). Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari 
sumber tegangan yang mengalir pada 
kumparan primer berbalik arah (berubah 
polaritasnya) medan magnet yang 
dihasilkan akan berubah arah sehingga 
arus listrik yang dihasilkan pada 
kumparan sekunder akan berubah 
polaritasnya. 
Hubungan antara tegangan primer, 
jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, 
dan jumlah lilitan sekunder, dapat
dinyatakan dalam persamaan: 
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan 
primer dan jumlah lilitan sekunder transformator 
ada dua jenis yaitu: 
1. Transformator step up yaitu transformator 
yang mengubah tegangan bolak-balik rendah 
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai 
jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak 
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). 
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan 
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah 
lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > 
Ns). 
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan 
sekunder adalah: 
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns). 
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP). 
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer, Sehingga dapat 
dituliskan: 
Dari sisi pandangan elektris , medan magnet mampu untuk menginduksikan 
tegangan pada konduktor sedangkan dari sisi pandangan mekanis medan magnet 
sanggup untuk menghasilkan gaya dan kopel (penggandeng). Kelebihan medan 
magnet sebagai perangkai proses konversi energi disebabkan terjadinya bahan-bahan 
magnetik yang memungkinkan diperolehnya kerapatan energi yang tinggi. 
kerapatan energi yang tinggi ini akan menghasilkan kapasitas tenaga per unit 
volume mesin yang tinggi pula. Jelaslah bahwa pengertian kuantitatif tentang 
medan magnet dan rangkaian magnet merupakan bagian penting untuk 
memahami proses konversi energi listrik. 
Ketika terjadi perubahan arus pada kumparan maka terjadi perubahan fluk 
magnetik yang menyebabkan tejadinya perubahan induksi tegangan. 
푑ɸ 
푑푡 
VL=N 
dimana:
N = jumlah lilitan kumparan 
φ = fluk magnet 
Rangkaian Ekivalen Trafo 
Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah 
energi listrik bolak-balik dari satu level tegangan ke level tegangan yang lain. 
Dapat menaikkan, menurunkan atau hanya untuk mengisolasi sistem satu dengan 
yang lainnya. Transformator terdiri atas sisi primer dan sisi sekunder. Keduanya 
terhubung dengan inti besi. Dalam kondisi ideal, tanpa rugi-rugi, perbandingan 
lilitan antara keduanya merupakan perbandingan tegangan antara kedua sisinya. 
Namun pada kenyataannya, daya masukkan tidak pernah sama dengan daya 
keluaran. Terdapat rugi-rugi yang terjadi di inti besi dan lilitan. Rugi-rugi tersebut 
terjadi akibat histerisis, arus eddy, resistansi belitan dan fluks bocor. Dari 
pengetahuan tersebut, transformator dapat dimodelkan dengan rangkaian elektrik 
seperti di bawah ini: 
Disimplisikafi menjadi,
Dimana, 
Req = Rp + (Np/Ns)^2 . Rs 
Xeq = Xp + (Np/Ns)^2 . Xs 
Setelah kita memahami, rangkaian pengganti ini, kita dapat menentukan nilai Req, 
Xeq, Rc dan Xm dengan pengujian rangkaian tanpa beban dan hubung singkat. 
Yang diukur adalah daya (Watt), tegangan (V) dan arus (I) di sisi primer. 
___________________________________________ 
Uji Rangkaian Terbuka l Uji Hubung Singkat 
___________________________________________ 
Voc l Vsc 
Ioc l Isc 
Poc l Psc 
• Uji Rangkaian Tanpa Beban 
Dari pengujian ini, kita mendapatkan nilai Rc dan Xm. Nilai Rc dan Xm jauh lebih 
besar dibandingkan Req dan Xeq. Karena drop tegangan lebih signifikan terjadi di 
Rc dan Xm. Sehingga didapat rangkaian untuk tanpa beban,
Yang pertama kali kita hitung adalah lYcml dan Power Factor dari data yang 
diambil. 
lYcml = Ioc / Voc 
PF = cos(pi) = Poc / (Voc . Ioc) 
Dimana, 
Ycm = (1 / Rc) + j (1 / Xm) 
= lYcml cos(pi) + j lYcml sin (pi) 
Sehingga didapat, 
Rc = 1 / ( lYcml cos(pi) ) 
Xm = 1 / ( lYcml sin(pi) ) 
• Uji Hubung Singkat 
Tegangan di sisi sekunder pada hubung singkat relatif kecil. Sehingga drop 
tegangan di Rc dan atau Xm sangatlah kecil, dapat diabaikan. Oleh karenanya, 
tegangan yang didapat merupakan tegangan di Zeq. Dapat dijelaskan melalui 
rangkaian saat hubung singkat sebagai berikut,
Pertama-tama kita hitung terlebih dahulu lZeql dan PF. 
Zeq = Vsc / Isc 
PF = cos(pi) = Psc / (Vsc . Isc) 
Dimana, 
Zeq = Req + j Xeq 
= lZeql cos(pi) + j lZeql sin(pi) 
Sehingga didapat, 
Req = lZeql cos(pi) 
Xeq = lZeql sin(pi) 
Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain 
di dalam transformator sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan 
daya listrik pada kumparan primer. Pada transformator Ideal perbandingan antara 
tegangan sebanding dengan perbandingan jumlah lilitannya. Dengan demikian 
dapat dituliskan dengan persamaan berikut: 
Namun, pada kenyataannya tidak ada transformator yang ideal. Hal ini karena pada 
transformator selalu ada rugi-rugi.
Dalam membuat rangkaian ekivalen transformator, kita harus memperhitungkan 
semua ketidaksempurnaan (cacat) yang ada pada transformator yang sebenarnya. 
Setiap cacat utama diperhitungkan dan pengaruhnya dimasukkan dalam membuat 
model transformator. Effect yang paling mudah untuk dimodelkan adalah rugi-rugi 
tembaga. Rugi-rugi tembaga dimodelkan dengan dengan resistor Rp di sisi primer 
transformator dan resistor Rs di sisi sekunder transformator. 
Fluks bocor pada kumparan primer Φlp menghasilkan tegangan elp yang diberikan 
oleh persamaan: 
Sedangkan Fluks bocor pada kumparan sekunder Φls menghasilkan tegangan els 
yang diberikan oleh persamaan: 
Karena fluks bocor banyak yang melalui udara, kontanta reluktansi udara lebih 
besar daripada reluktansi inti besi, maka fluks bocor primer Φlp proporsional 
dengan arus primer Ip dan fluks bocor sekunder Φls proportional dengan arus 
sekunder Is. Sehingga didapatkan: 
Dengan Lp induktansi diri lilitan primer dan Ls induktansi diri lilitan sekunder. 
Dengan demikian fluks bocor pada rangkaian ekivalen transformator akan
dimodelkan sebagai induktor primer dan sekunder. 
Kemudian yang terakhir adalah memodelkan pengaruh dari eksitasi inti 
transformator, yaitu dengan memperhitungkan arus magnetisasi Im, rugi-rugi arus 
eddy, dan rugi-rugi hysteresis. Arus magnetisasi Im adalah arus yang sebanding 
dengan tegangan pada inti transformator dan lagging (tertinggal) 90° dengan 
tegangan supplai, sehingga dapat dimodelkan sebagai reaktansi Xm yang dipasang 
paralel dengan sumber tegangan primer. Arus rugi inti (arus eddy dan hysteresis) 
merupakan arus yang sebanding dengan tegangan pada inti transformator dan satu 
phase dengan tegangan supplai, sehingga dapat dimodelkan dengan hambatan Rc 
yang dipasang paralel dengan sumber tegangan primer. Dengan demikian maka 
dihasilkan model untuk real transformator sebagai berikut.
Kemudian rangkaian ekivalen diatas dapat disederhanakan dengan melihat pada 
sisi primer atau pada sisi sekunder. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini: 
Gulungan Kawat Pada Kumparan Trafo 
Menggulung kawat pada kumparan trafo tidak dilakukan dengan sembarangan, 
tetapi mengikuti aturan tertentu. Pada trafo fase tunggal, terdapat 2 gulungan 
kumparan, yaitu gulungan pada kumparan primer yang terhubung langsung ke 
sumber arus listrik dan gulungan kumparan sekunder yang terhubung langsung ke 
beban. Perbandingan jumlah gulungan antara kumparan primer dan kumparan 
sekunder akan menentukan jenis trafo, apakah jenis step-up atau step-down. Bila 
gulungan kawat pada kumparan primer lebih banyak dibandingkan dengan 
gulungan kawat pada kumparan sekunder maka trafo akan berfungsi sebagai 
penurun tegangan atau step-down trafo. Sebaliknya jika gulungan kawat pada 
kumparan sekunder lebih banyak dari pada gulungan kawat pada kumparan primer, 
maka trafo akan berfungsi untuk menaikan tegangan atau step-up trafo. Jenis 
material kawat yang banyak digunakan untuk membuat kumparan adalah kawat
tembaga. Kawat tembaga memiliki konduktivitas listrik yang bagus, tetapi 
memiliki berat yang besar. Untuk mengurangi berat transformator, sering juga 
digunakan jenis kawat aluminium. Kawat dengan bahan dasar aluminium memiliki 
berat jenis yang kecil, tetapi kawat ini tidak tahan terhadap panas dan 
konduktivitasnya masih lebih kecil dibandingkan dengan tembaga. Satu hal yang 
penting dalam menggulung kumparan trafo adalah arah gulungan (orientasi titik). 
Kumparan primer dan kumparan sekunder dapat digulung searah, tetapi dapat juga 
digulung berlawanan arah. Hal ini akan berpengaruh ke fasa arus listrik. Apabila 
kumparan primer dan kumparan sekunder digulung searah, maka fasa arus listrik 
pada kumparan primer akan sama dengan fasa arus listrik pada kumparan 
sekunder. Gambar 6 : gulungan searah dan gulungan berlawanan 
Trafo dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan. Trafo yang 
digunakan untuk menaikan tegangan disebut trafo step – up sedangkan trafo yang 
digunakan untuk menurunkan tegangan disebut trafo step-down. Pada trafo step – 
up tegangan pada sisi sekunder akan lebih tinggi dari tegangan pada sisi primer 
sebaliknya pada trafo step down tegangan sisi sekunder akan lebih rendah dari 
tegangan pada sisi primer. Selain trafo step-up dan trafo step –down juga ada trafo 
impedansi. Trafo impedansi tidak menaikan atau menurunkan tegangan, tetapi 
digunakan untuk menyesuaikan impedansi suatu rangkaian listrik atau dapat juga 
digunakan sebagai beban dan filter terhadap medan magnet. 
Tegangan pada sisi primer (Vp) dan tegangan sekunder (Vs) ditentukan oleh jumlah 
lilitan kawat pada kumparan primer dan sekunder. Perbandingan antara lilitan 
kawat pada kumparan primer (Np) dan lilitan kawat pada kumparan sekunder (Ns) 
disebut rasio lilitan (n). Sedangkan perbandingan antara tegangan primer (Vp)
dengan tegangan sekunder (Vs) disebut rasio tegangan. Besar rasio tegangan 
dengan rasio lilitan harus sama. Sehingga secara matematis dapat ditulis : 
Persamaan 1 berlaku bila fluks medan magnet primerdan fluks medan magnet 
sekunder sama. Rasio lilitan merupakan salah satu faktor penting dalam mendesain 
dan membuat trafo. 
Contoh 1 
Sebuah trafo memiliki jumlah lilitan kumparan primer 1500 dan jumlah lilitan pada 
kumparan sekunder 500 hitunglah berapa rasio lilitan trafo tersebut. Bila pada sisi 
primer diberi tegangan listrik AC 300 V, hitunglah tegangan pada sisi sekunder 
bila fluks magnet primer dan sekunder sama. 
Jawab 
Bila fluks medan magnet pada sisi primer dan sekunder sama, maka berlaku:
Diagram Fasor Transformator 
Diagram vektor adalah penggambaran hubungan antara fluks magnet, 
tegangan dan arus yang mengalir dalam bentuk vektor. Hubungan yang terdapat di 
antara harga-harga tersebut akan tergantung pada sifat beban, impedansi lilitan 
primer dan sekunder serta rugi-rugi transformator.
Penggunaan Transformator 
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan 
perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio 
memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan 
transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi 
tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan 
transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya. 
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder: 
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt 
digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1.100 
lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ? 
Penyelesaian: 
Diketahui: Vp = 220 V 
Vs = 10 V 
Np = 1100 lilitan 
Ditanyakan: Ns = ........... ? 
Jawab: 
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan

More Related Content

What's hot

Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiFauzi Nugroho
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Muhammad Amal
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
FEmi1710
 
Simbol Komponen Elektronika
Simbol Komponen ElektronikaSimbol Komponen Elektronika
Simbol Komponen Elektronika
Berlinda Putri
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
Simon Patabang
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaAdi S P
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
sinta novita
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
Indra S Wahyudi
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASAMuhammad Dany
 
Laporan praktikum karakteristik dioda
Laporan praktikum karakteristik diodaLaporan praktikum karakteristik dioda
Laporan praktikum karakteristik dioda
Ilham Kholfihim Marpaung
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiBahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiAsjar Zitus
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
lindkw
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkronbeninass
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
kukuhruyuk15
 

What's hot (20)

Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Simbol Komponen Elektronika
Simbol Komponen ElektronikaSimbol Komponen Elektronika
Simbol Komponen Elektronika
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
routh hurwitz
routh hurwitzrouth hurwitz
routh hurwitz
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Laporan praktikum karakteristik dioda
Laporan praktikum karakteristik diodaLaporan praktikum karakteristik dioda
Laporan praktikum karakteristik dioda
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiBahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansi
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 

Viewers also liked

Transformator
TransformatorTransformator
Transformer
TransformerTransformer
Transformer
mazsrur ojaw
 
Makalah transformator
Makalah transformatorMakalah transformator
Makalah transformator
Nita ManganDa
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
wibowow34
 
Transformator - Materi 7 - Fisika Listrik dan Magnet
Transformator - Materi 7 - Fisika Listrik dan MagnetTransformator - Materi 7 - Fisika Listrik dan Magnet
Transformator - Materi 7 - Fisika Listrik dan Magnet
ahmad haidaroh
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Anggita Mentari
 
Teknik transformator
Teknik transformatorTeknik transformator
Teknik transformator
Nasaruddin Nasaruddin
 
Tugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
Tugas Teknik Tenaga Listrik TransformatorTugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
Tugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
fatkhuls
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Hendy Winata
 
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
Sandi setya wibowo (1310502025) transformatorSandi setya wibowo (1310502025) transformator
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
Setyasandi
 
Komponen ell2
Komponen ell2Komponen ell2
Komponen ell2muftia
 
Imam nugroho (transformator)
Imam nugroho (transformator)Imam nugroho (transformator)
Imam nugroho (transformator)
Imam Nugroho
 
Presentation transformator
Presentation transformatorPresentation transformator
Presentation transformator
DanangHenriW
 
Karakteristik sensor
Karakteristik sensor Karakteristik sensor
Karakteristik sensor
Aenudin Haroqi
 
Transformator daya
Transformator dayaTransformator daya
Transformator daya
BAYU NAWAWI
 
Ampifier & Op-Amp
Ampifier & Op-AmpAmpifier & Op-Amp
Ampifier & Op-Amp
achmad_fahmi
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
Aris Widodo
 
Elektronika Dasar - Kapasitor
Elektronika Dasar - KapasitorElektronika Dasar - Kapasitor
Elektronika Dasar - Kapasitor
Beny Abd
 

Viewers also liked (20)

Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
Transformer
TransformerTransformer
Transformer
 
Makalah transformator
Makalah transformatorMakalah transformator
Makalah transformator
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
L2 f607003 mkp
L2 f607003 mkpL2 f607003 mkp
L2 f607003 mkp
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
Transformator - Materi 7 - Fisika Listrik dan Magnet
Transformator - Materi 7 - Fisika Listrik dan MagnetTransformator - Materi 7 - Fisika Listrik dan Magnet
Transformator - Materi 7 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Teknik transformator
Teknik transformatorTeknik transformator
Teknik transformator
 
Tugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
Tugas Teknik Tenaga Listrik TransformatorTugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
Tugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
 
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
Sandi setya wibowo (1310502025) transformatorSandi setya wibowo (1310502025) transformator
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
 
Komponen ell2
Komponen ell2Komponen ell2
Komponen ell2
 
Imam nugroho (transformator)
Imam nugroho (transformator)Imam nugroho (transformator)
Imam nugroho (transformator)
 
Presentation transformator
Presentation transformatorPresentation transformator
Presentation transformator
 
Karakteristik sensor
Karakteristik sensor Karakteristik sensor
Karakteristik sensor
 
Transformator daya
Transformator dayaTransformator daya
Transformator daya
 
Ampifier & Op-Amp
Ampifier & Op-AmpAmpifier & Op-Amp
Ampifier & Op-Amp
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Elektronika Dasar - Kapasitor
Elektronika Dasar - KapasitorElektronika Dasar - Kapasitor
Elektronika Dasar - Kapasitor
 

Similar to Transformator

TRAFO
TRAFOTRAFO
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
randy suwandy
 
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformatKonstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Mohammad Toha
 
TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTOR
TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTORTUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTOR
TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTOR
aribagus15
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnance
Johan Johan
 
Teknik tenaga listrik transformator
Teknik tenaga listrik transformatorTeknik tenaga listrik transformator
Teknik tenaga listrik transformator
yusupade
 
Laporan pk t
Laporan pk tLaporan pk t
Laporan pk t
hendra zulian
 
14020 5-757144167017
14020 5-75714416701714020 5-757144167017
14020 5-757144167017
fariski
 
Motor ac 3 fasa
Motor ac 3 fasaMotor ac 3 fasa
Motor ac 3 fasa
uti kurnia
 
Sistem Pendingin GT 370 MVA
Sistem Pendingin GT 370 MVASistem Pendingin GT 370 MVA
Sistem Pendingin GT 370 MVA
Tedi Hidayat
 
Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Adhi Susanto
 
konduktor listrik
konduktor listrikkonduktor listrik
konduktor listrik
fadhlykahar
 
Transformator/ trafo
Transformator/ trafoTransformator/ trafo
Transformator/ trafo
Lukman Nur Candra
 
TRANSFORMATOR.pptx
TRANSFORMATOR.pptxTRANSFORMATOR.pptx
TRANSFORMATOR.pptx
MichaelAlbertianus
 
Trafo dan-jenisnya
Trafo dan-jenisnyaTrafo dan-jenisnya
Trafo dan-jenisnya
M.R Prahadi
 
Teknik pengelasan
Teknik pengelasanTeknik pengelasan
Teknik pengelasan
KiarraRaffa
 

Similar to Transformator (20)

TRANFORMATO
TRANFORMATOTRANFORMATO
TRANFORMATO
 
TRAFO
TRAFOTRAFO
TRAFO
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
 
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformatKonstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformat
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
 
TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTOR
TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTORTUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTOR
TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK PARALEL TRANSFORMATTOR
 
Mesin listrik
Mesin listrikMesin listrik
Mesin listrik
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnance
 
Teknik tenaga listrik transformator
Teknik tenaga listrik transformatorTeknik tenaga listrik transformator
Teknik tenaga listrik transformator
 
Laporan pk t
Laporan pk tLaporan pk t
Laporan pk t
 
14020 5-757144167017
14020 5-75714416701714020 5-757144167017
14020 5-757144167017
 
Motor ac 3 fasa
Motor ac 3 fasaMotor ac 3 fasa
Motor ac 3 fasa
 
Sistem Pendingin GT 370 MVA
Sistem Pendingin GT 370 MVASistem Pendingin GT 370 MVA
Sistem Pendingin GT 370 MVA
 
Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1
 
konduktor listrik
konduktor listrikkonduktor listrik
konduktor listrik
 
Transformator/ trafo
Transformator/ trafoTransformator/ trafo
Transformator/ trafo
 
TRANSFORMATOR.pptx
TRANSFORMATOR.pptxTRANSFORMATOR.pptx
TRANSFORMATOR.pptx
 
Trafo dan-jenisnya
Trafo dan-jenisnyaTrafo dan-jenisnya
Trafo dan-jenisnya
 
Teknik pengelasan
Teknik pengelasanTeknik pengelasan
Teknik pengelasan
 

Recently uploaded

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 

Recently uploaded (11)

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 

Transformator

  • 1. MESIN LISTRIK “TRANSFORMATOR” KELAS : KE-2A DISUSUN OLEH :  M. ADHI FATWA RAMADHAN (13)  MARTINUS DIMAS RUSDIANTO (14)  MUHAMMAD ALI MA’RUF (15)  MUHAMMAD RIZKI PRATAMA (16)  NADYA FITRIE PERMATASARI (17)  ODIK PRANOTO (18) PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
  • 2. DAFTAR PUSTAKA http://www.electronics-tutorials.ws/index.html http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2012/08/transformator-distribusi.html http://ilmulistrik.com/rangkaian-ekivalen-trafo.html http://dc238.4shared.com/doc/QUc2WxCi/preview.html http://garslandi.wordpress.com/2014/01/09/mendapatkan-rangkaian-ekivalen-trafo/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19821/3/Chapter%20II.pdf http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/MATERI %20WEB%20ELP/Bab%20IX%20TRANSFORMATOR%20DAN%20MESIN%20LISTRIK/in dexTRANSFORMATOR.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator http://www.academia.edu/5617807/Komponen_elektronika_besrta_fungsi_dan_gambarnya http://riza-electrical.blogspot.com/2013/01/transformator.html http://elektronika-dasar.web.id/instrument/wattmeter-3-tiga-fasa/ http://unungdiadi.blogspot.com/2012/07/pengertian-trafo-atau-transformer-atau.html [1] Chapman, Stephen J. 1991. Second Edition Electric Machinery Fundamentals. Singapore: McGraw-Hill Book Co. [2] http://content.answers.com/main/content/wp/en-commons/thumb/e/e4/750px- Transformer_equivalent_circuit.svg.png [3] Adinda Ihsani Putri, Mendapatkan Rangkaian Ekivalen Trafo.Konversi.wordpress.com
  • 3. Konstruksi Transformator Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Transformator sering juga disebut trafo memiliki konstruksi dan simbol seperti pada gambar 1 berikut ini. Gambar 1 konstruksi dan simbol transformator Keterangan dari gambar 1 : NP : jumlah lilitan primer NS : jumlah lilitan sekunder VP : tegangan primer VS : tegangan sekunder Konstruksi trafo secara umum terdiri dari: 1. Inti yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silikon yang diklem jadi satu. 2. Belitan dibuat dari tembaga yang cara membelitkan pada inti dapat konsentris maupun spiral. 3. Sistem pendingan pada trafo-trafo dengan daya yang cukup besar. Sebuah trafo terdiri dari kumparan dan inti besi. Biasanya terdapat 2 buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kedua kumparan ini tidak berhubungan secara fisik tetapi dihubungkan oleh medan magnet. Untuk meningkatkan induksi magnetik antara 2 kumparan maka ditambahkan inti besi seperti pada gambar 1.
  • 4. Inti besi pada trafo dibedanya menjadi 2 macam yaitu : 1. Inti besi tipe Shell (Shell Core Transformator) 2. Inti besi tipe tertutup (Closed Core Transformator) Kedua jenis inti besi ini dapat dilihat seperti pada gambar 2 berikut ini. Gambar 2 : inti trafo Pada trafo dengan inti besi berbentuk shell, kumparan dikelilingi oleh inti besi. Fluks magnetik pada inti besi tipe shell akan terbelah dua (lihat gambar 2). Sementara kumparan primer dan kumparan sekunder digulung bersamaan. Untuk trafo yang memiliki inti besi tipe tertutup. Tidak ada pembagian fluk magnetik. Kumparan primer dan kumparan sekunder terpisah dan dihubungkan dengan inti besi. Inti besi trafo tidak dibuat berbentuk besi tunggal, tetapi dibuat dari pelat besi yang berlapis – lapis. Bentuk lapisan pelat besi pada inti trafo dapat dilihat seperti pada gambar 3 berikut ini. Gambar 3 : inti besi berlapis pada trafo Cara menghubungkan lapisan inti besi juga bermacam-macam. Beberapa cara yang umum digunakan dapat dilihat seperti pada gambar 4 berikut ini.
  • 5. Gambar 4 cara menghubungkan lapisan inti besi pada trafo Mengapa inti besi sebuah trafo harus dibuat berlapis-lapis?. Untuk menjawab pertanyaan ini , kita terlebih dahulu harus mempelajari rugi-rugi yang terjadi pada inti besi. Rugi – rugi yang terjadi pada inti besi disebut “iron losses “ (rugi-rugi besi). Kerugian pada inti besi terdiri dari : 1. Hysterisis losses (rugi-rugi histerisis) Kerugian histerisis disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya magnet di dalam inti besi. Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas. Panas yang timbul ini menunjukan kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk menjadi energi panas. Panas yang tinggi juga dapat merusak trafo ,sehingga pada trafo – trafo transmisi daya listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media pendingin. Umumnya digunakan minyak khusus untuk mendinginkan trafo ini. Sebuah trafo didesain untuk bekerja pada rentang frekuensi tertentu. Menurunnya frekuensi arus listrik dapat menyebabkan meningkatnya rugi-rugi histerisis dan menurunkan kapasitas (VA) trafo. 2. Kerugian karena Eddy current (eddy current losses) Kerugian karena Eddy current disebabkan oleh aliran sirkulasi arus yang menginduksi logam. Ini disebabkan oleh aliran fluk magnetik disekitar inti besi. Karena inti besi trafo terbuat dari konduktor (umumnya besi lunak), maka arus Eddy yang menginduksi inti besi akan semakin besar. Eddy current dapat menyebabkan kerugian daya pada sebuah trafo karena pada saat terjadi induksi arus listrik pada inti besi, maka sejumlah energi listrik akan diubah menjadi panas. Ini merupakan kerugian. Untuk mengurangi arus Eddy, maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah induksi arus Eddy yang terbentuk di dalam inti besi. Perbedaan induksi arus Eddy di dalam inti besi tunggal dengan inti besi berlapis dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.
  • 6. Gambar 5 Inti besi utuh dan inti besi berlapis 3. Rugi-rugi tembaga (copper losses) Rugi – rugi yang ketiga adalah rugi-rugi tembaga (copper losses). Rugi-rugi tembag terjadi di kedua kumparan. Kumparan primer atau sekunder dibuat dari gulungan kawat tembaga yang dilapisi oleh isolator tipis yang disebut enamel. Umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang cukup panjang. Gulungan kawat yang panjang ini akan meningkatkan hambatan dalam kumparan. Pada saat trafo dialiri arus listrik maka hambatan kumparan ini akan mengubah sejumlah kecil arus listrik menjadi panas yaitu sebesar (i2R). Semakin besar harga R maka semakin besar pula energi panas yang timbul di dalam kumparan. Mutu kawat yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi – rugi tembaga. Sebuah trafo yang ideal diasumsikan: 1. Tidak terjadi rugi-rugi hysterisis 2. Tidak terjadi induksi arus Eddy 3. Hambatan dalam kumparan = 0, akibatnya tidak ada rugi-rugi tembaga Fungsi Tiap-Tiap Bagian Transformer Suatu transformer terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-masing: 1. Bagian utama  Inti besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat
  • 7. dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.  Kumparan trafo Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.  Kumparan tersier Selain kedua kumparan ( primer dan sekunder ) ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau kumparan tersier ( tertiary winding ). Kumparan tersier diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tersier selalu dihubungkan delta. Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tersier.  Bushing Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
  • 8.  Tangki dan Konservator Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.  Tabung Silicagel / N2 ( Nitrogen kering ) Alat pernapasan Prinsip kerja dari Silicagel / N2 ( Nitrogen kering ) sama,yang berfungsi sebagai pengering / menghisap butiran-butiran uap air yang dihasilkan oleh kerja transformer, sehingga tangki trafo tetap kering dan terhindar dari karat bahkan kerusakan lebih luas. Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi Silicagel Blue  Tap Changer (perubah tap) Tap Changer adalah perubah perbandingan transformer untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.  Indikator Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo sebagai berikut:  indikator suhu / temperatur minyak  indikator Gas  indikator Pressure / tekanan
  • 9. 2. Peralatan Proteksi  Rele Bucholz Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh:  Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa  Hubung singkat antar phasa  Hubung singkat antar phasa ke tanah  Busur api listrik antar laminasi  Thermocontrol Untuk mendeteksi panas / suhu pada Transformer dan dilengkapi dengan relay untuk melindungi trafo pada pemakaian lebih atau sirkulasi udara ruangan kurang maksimal.  Pengaman tekanan lebih / Over Pressure Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas atau desakan oli yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki trafo. Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz atau rele thermocouple, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas atau desakan oli. Sesuai perkembangan jaman alat proteksi tersebut diefektifan menjadi satu bagian dengan fungsi yang sama yaitu : Proteksi DGPT 2, RIS dsb  Minyak trafo Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :  kekuatan isolasi tinggi  penyalur panas yang baik berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat  viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
  • 10.  titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan  tidak merusak bahan isolasi padat  sifat kimia yang stabil.  Pengujian tegangan tembus oli Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari trafo, oli juga berfungsi sebagai isolasi. Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai dengan standard SPLN 49 - 1 : 1982, IEC 158 dan IEC 296 yaitu: - > = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying - > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type OC60D, Kato, Hihg Voltage, Biddle / Megger dsb. Untuk mengetahui specifikasi minyak trafo pakai lebih luas, dapat dilakukan pengujian Analisa Gas terlarut dan test parameter dengan pengambilan sample minyak trafo pakai kurang lebih 1 liter, hanya bisa dilakukan di LAB LMK PLN atau instansi lain. Prinsip Kerja Transformator Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut : Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance). Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya. Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat
  • 11. dinyatakan dalam persamaan: Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan sekunder transformator ada dua jenis yaitu: 1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). 2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah: 1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns). 2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP). 3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer, Sehingga dapat dituliskan: Dari sisi pandangan elektris , medan magnet mampu untuk menginduksikan tegangan pada konduktor sedangkan dari sisi pandangan mekanis medan magnet sanggup untuk menghasilkan gaya dan kopel (penggandeng). Kelebihan medan magnet sebagai perangkai proses konversi energi disebabkan terjadinya bahan-bahan magnetik yang memungkinkan diperolehnya kerapatan energi yang tinggi. kerapatan energi yang tinggi ini akan menghasilkan kapasitas tenaga per unit volume mesin yang tinggi pula. Jelaslah bahwa pengertian kuantitatif tentang medan magnet dan rangkaian magnet merupakan bagian penting untuk memahami proses konversi energi listrik. Ketika terjadi perubahan arus pada kumparan maka terjadi perubahan fluk magnetik yang menyebabkan tejadinya perubahan induksi tegangan. 푑ɸ 푑푡 VL=N dimana:
  • 12. N = jumlah lilitan kumparan φ = fluk magnet Rangkaian Ekivalen Trafo Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level tegangan ke level tegangan yang lain. Dapat menaikkan, menurunkan atau hanya untuk mengisolasi sistem satu dengan yang lainnya. Transformator terdiri atas sisi primer dan sisi sekunder. Keduanya terhubung dengan inti besi. Dalam kondisi ideal, tanpa rugi-rugi, perbandingan lilitan antara keduanya merupakan perbandingan tegangan antara kedua sisinya. Namun pada kenyataannya, daya masukkan tidak pernah sama dengan daya keluaran. Terdapat rugi-rugi yang terjadi di inti besi dan lilitan. Rugi-rugi tersebut terjadi akibat histerisis, arus eddy, resistansi belitan dan fluks bocor. Dari pengetahuan tersebut, transformator dapat dimodelkan dengan rangkaian elektrik seperti di bawah ini: Disimplisikafi menjadi,
  • 13. Dimana, Req = Rp + (Np/Ns)^2 . Rs Xeq = Xp + (Np/Ns)^2 . Xs Setelah kita memahami, rangkaian pengganti ini, kita dapat menentukan nilai Req, Xeq, Rc dan Xm dengan pengujian rangkaian tanpa beban dan hubung singkat. Yang diukur adalah daya (Watt), tegangan (V) dan arus (I) di sisi primer. ___________________________________________ Uji Rangkaian Terbuka l Uji Hubung Singkat ___________________________________________ Voc l Vsc Ioc l Isc Poc l Psc • Uji Rangkaian Tanpa Beban Dari pengujian ini, kita mendapatkan nilai Rc dan Xm. Nilai Rc dan Xm jauh lebih besar dibandingkan Req dan Xeq. Karena drop tegangan lebih signifikan terjadi di Rc dan Xm. Sehingga didapat rangkaian untuk tanpa beban,
  • 14. Yang pertama kali kita hitung adalah lYcml dan Power Factor dari data yang diambil. lYcml = Ioc / Voc PF = cos(pi) = Poc / (Voc . Ioc) Dimana, Ycm = (1 / Rc) + j (1 / Xm) = lYcml cos(pi) + j lYcml sin (pi) Sehingga didapat, Rc = 1 / ( lYcml cos(pi) ) Xm = 1 / ( lYcml sin(pi) ) • Uji Hubung Singkat Tegangan di sisi sekunder pada hubung singkat relatif kecil. Sehingga drop tegangan di Rc dan atau Xm sangatlah kecil, dapat diabaikan. Oleh karenanya, tegangan yang didapat merupakan tegangan di Zeq. Dapat dijelaskan melalui rangkaian saat hubung singkat sebagai berikut,
  • 15. Pertama-tama kita hitung terlebih dahulu lZeql dan PF. Zeq = Vsc / Isc PF = cos(pi) = Psc / (Vsc . Isc) Dimana, Zeq = Req + j Xeq = lZeql cos(pi) + j lZeql sin(pi) Sehingga didapat, Req = lZeql cos(pi) Xeq = lZeql sin(pi) Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain di dalam transformator sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan daya listrik pada kumparan primer. Pada transformator Ideal perbandingan antara tegangan sebanding dengan perbandingan jumlah lilitannya. Dengan demikian dapat dituliskan dengan persamaan berikut: Namun, pada kenyataannya tidak ada transformator yang ideal. Hal ini karena pada transformator selalu ada rugi-rugi.
  • 16. Dalam membuat rangkaian ekivalen transformator, kita harus memperhitungkan semua ketidaksempurnaan (cacat) yang ada pada transformator yang sebenarnya. Setiap cacat utama diperhitungkan dan pengaruhnya dimasukkan dalam membuat model transformator. Effect yang paling mudah untuk dimodelkan adalah rugi-rugi tembaga. Rugi-rugi tembaga dimodelkan dengan dengan resistor Rp di sisi primer transformator dan resistor Rs di sisi sekunder transformator. Fluks bocor pada kumparan primer Φlp menghasilkan tegangan elp yang diberikan oleh persamaan: Sedangkan Fluks bocor pada kumparan sekunder Φls menghasilkan tegangan els yang diberikan oleh persamaan: Karena fluks bocor banyak yang melalui udara, kontanta reluktansi udara lebih besar daripada reluktansi inti besi, maka fluks bocor primer Φlp proporsional dengan arus primer Ip dan fluks bocor sekunder Φls proportional dengan arus sekunder Is. Sehingga didapatkan: Dengan Lp induktansi diri lilitan primer dan Ls induktansi diri lilitan sekunder. Dengan demikian fluks bocor pada rangkaian ekivalen transformator akan
  • 17. dimodelkan sebagai induktor primer dan sekunder. Kemudian yang terakhir adalah memodelkan pengaruh dari eksitasi inti transformator, yaitu dengan memperhitungkan arus magnetisasi Im, rugi-rugi arus eddy, dan rugi-rugi hysteresis. Arus magnetisasi Im adalah arus yang sebanding dengan tegangan pada inti transformator dan lagging (tertinggal) 90° dengan tegangan supplai, sehingga dapat dimodelkan sebagai reaktansi Xm yang dipasang paralel dengan sumber tegangan primer. Arus rugi inti (arus eddy dan hysteresis) merupakan arus yang sebanding dengan tegangan pada inti transformator dan satu phase dengan tegangan supplai, sehingga dapat dimodelkan dengan hambatan Rc yang dipasang paralel dengan sumber tegangan primer. Dengan demikian maka dihasilkan model untuk real transformator sebagai berikut.
  • 18. Kemudian rangkaian ekivalen diatas dapat disederhanakan dengan melihat pada sisi primer atau pada sisi sekunder. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini: Gulungan Kawat Pada Kumparan Trafo Menggulung kawat pada kumparan trafo tidak dilakukan dengan sembarangan, tetapi mengikuti aturan tertentu. Pada trafo fase tunggal, terdapat 2 gulungan kumparan, yaitu gulungan pada kumparan primer yang terhubung langsung ke sumber arus listrik dan gulungan kumparan sekunder yang terhubung langsung ke beban. Perbandingan jumlah gulungan antara kumparan primer dan kumparan sekunder akan menentukan jenis trafo, apakah jenis step-up atau step-down. Bila gulungan kawat pada kumparan primer lebih banyak dibandingkan dengan gulungan kawat pada kumparan sekunder maka trafo akan berfungsi sebagai penurun tegangan atau step-down trafo. Sebaliknya jika gulungan kawat pada kumparan sekunder lebih banyak dari pada gulungan kawat pada kumparan primer, maka trafo akan berfungsi untuk menaikan tegangan atau step-up trafo. Jenis material kawat yang banyak digunakan untuk membuat kumparan adalah kawat
  • 19. tembaga. Kawat tembaga memiliki konduktivitas listrik yang bagus, tetapi memiliki berat yang besar. Untuk mengurangi berat transformator, sering juga digunakan jenis kawat aluminium. Kawat dengan bahan dasar aluminium memiliki berat jenis yang kecil, tetapi kawat ini tidak tahan terhadap panas dan konduktivitasnya masih lebih kecil dibandingkan dengan tembaga. Satu hal yang penting dalam menggulung kumparan trafo adalah arah gulungan (orientasi titik). Kumparan primer dan kumparan sekunder dapat digulung searah, tetapi dapat juga digulung berlawanan arah. Hal ini akan berpengaruh ke fasa arus listrik. Apabila kumparan primer dan kumparan sekunder digulung searah, maka fasa arus listrik pada kumparan primer akan sama dengan fasa arus listrik pada kumparan sekunder. Gambar 6 : gulungan searah dan gulungan berlawanan Trafo dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan. Trafo yang digunakan untuk menaikan tegangan disebut trafo step – up sedangkan trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan disebut trafo step-down. Pada trafo step – up tegangan pada sisi sekunder akan lebih tinggi dari tegangan pada sisi primer sebaliknya pada trafo step down tegangan sisi sekunder akan lebih rendah dari tegangan pada sisi primer. Selain trafo step-up dan trafo step –down juga ada trafo impedansi. Trafo impedansi tidak menaikan atau menurunkan tegangan, tetapi digunakan untuk menyesuaikan impedansi suatu rangkaian listrik atau dapat juga digunakan sebagai beban dan filter terhadap medan magnet. Tegangan pada sisi primer (Vp) dan tegangan sekunder (Vs) ditentukan oleh jumlah lilitan kawat pada kumparan primer dan sekunder. Perbandingan antara lilitan kawat pada kumparan primer (Np) dan lilitan kawat pada kumparan sekunder (Ns) disebut rasio lilitan (n). Sedangkan perbandingan antara tegangan primer (Vp)
  • 20. dengan tegangan sekunder (Vs) disebut rasio tegangan. Besar rasio tegangan dengan rasio lilitan harus sama. Sehingga secara matematis dapat ditulis : Persamaan 1 berlaku bila fluks medan magnet primerdan fluks medan magnet sekunder sama. Rasio lilitan merupakan salah satu faktor penting dalam mendesain dan membuat trafo. Contoh 1 Sebuah trafo memiliki jumlah lilitan kumparan primer 1500 dan jumlah lilitan pada kumparan sekunder 500 hitunglah berapa rasio lilitan trafo tersebut. Bila pada sisi primer diberi tegangan listrik AC 300 V, hitunglah tegangan pada sisi sekunder bila fluks magnet primer dan sekunder sama. Jawab Bila fluks medan magnet pada sisi primer dan sekunder sama, maka berlaku:
  • 21. Diagram Fasor Transformator Diagram vektor adalah penggambaran hubungan antara fluks magnet, tegangan dan arus yang mengalir dalam bentuk vektor. Hubungan yang terdapat di antara harga-harga tersebut akan tergantung pada sifat beban, impedansi lilitan primer dan sekunder serta rugi-rugi transformator.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26. Penggunaan Transformator Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya. Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder: Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ? Penyelesaian: Diketahui: Vp = 220 V Vs = 10 V Np = 1100 lilitan Ditanyakan: Ns = ........... ? Jawab: Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan