2. Titrasi yang menggunakan pelarut organic sebagai pelarut
air untuk mempertajam titik akhir titrasi asam/basa lemah
Syarat:
Senyawa yang tidak/sukar larut dalam air
Tidak mengandung H2O dan CO2
Analit tidak reaktif
Reaksi pada titrasi bebas air menggunakan konsep asam-
basa menurut Bronsted dan Lowry, yaitu asam pendonor
proton dan basa penerima proton
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
3. Reaksi asam-basa Bronsted Lowry:
HA + BOH AB + H2O
Asam + Basa Basa konjugasi + Asam konjugasi
Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh kemampuan
pelarut untuk menerima dan melepaskan proton
Digolongkan berdasarkan kemampuan memberi atau
menerima proton dan bereaksi atau tidaknya dengan sampel
(solute)
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
4. Berdasarkan kemampuan memberi atau menerima proton
pelarut dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Pelarut protogenik >> menghasilkan proton
Misal: asam-asam kuat (HCl dan H2SO4), sehingga jarang digunakan
dalam titrasi
2. Pelarut protofilik >> menaikkan ionisasi asam lemah
Misal: senyawa yg bersifat basa (n-butil amin, piridin), pelarut ini
digunakan untu analisis senyawa asam lemah (feol)
3. Pelarut ampriprotik >> gabungan protogenik dan protofilik
Misal: alcohol dan asam asetat glasial
4. Pelarut aprotic >> menurunkan ionisasi asam dan basa
Misal: umumnya pelarut non polar (benzene, karbon tertraklorida)
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Pelarut
5. Berdasarkan bereaksi atau tidaknya dibagi menjadi 2 yatiu:
1. Pelarut leveling
Pelarut yang dapat bereaksi sempurna dengan solute
2. Pelarut differentiating
Pelarut yang tidak dapat bereaksi sempurna dengan solute, kekuatan
pelarut didasarkan pada kekuatan serah terima electron pada nilai K-
nya.
HClO4 > HBr > H2SO4 > HCl > HNO3 > CH3COOH
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Pelarut
6. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
pelarut, diantaranya:
1. Sifat asam-basa dari pelarut. Untuk menitrasi basa lemah,
maka dipilih pelarut yang lebih bersifat asam, dan demikian
pula sebaliknya. Misalnya, pada titrasi basa lemah, asam
asetat lebih baik daripada air.
2. Tetapan autoprotolisis dan Tetapan dielektrik
3. Melarutkan zat yang dititrasi dan tidak bereaksi baik
dengan zat yang dititrasi maupun dengan titran.
4. Murah dan mudah pemurniannya jika perlu dan tidak
kompleks
5. Hasil titrasi berupa larutan atau kristal
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Pelarut
7. Pada titrasi bebas air, indikator bereaksi dengan H+ atau
melepaskan H+ dengan disertai perubahan warna.
Pemilihan indikator secara empiris menggunakan
potensiometer bersama-sama dengan indikator visual yang
diselidiki dan harus memperlihatkan perubahan warna yang
tajam dekat dengan titik ekuaivalen
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Indikator
8. Indikator
Asam : Kristal Violet, α-naftolbenzen, Metil merah, Alfazurin 2-G,
Melachite green
Basa : Biru Timol, fenoltalein, Azo violet, p-hidroksiazobenzen
Metode Potensiometri
Didasarkan pada perubahan beda potensial
Metode Konduktometri
Didasarkan pada kemampuan ion dalam menghantarkan listrik antar
2 elektroda
Metode Amperometri
Didasarkan pada perubahan arus difusi
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Penentuan Titik Akhir Titrasi
9. Penetapan asam-asam atau basa-basa lemah yang tidak
dapat ditetapkan dengan pelarut air
Penetapan campuran asam-asam atau basa-basa dengan
kekuatan yang berbeda-beda
Penetapan sampel yang sukar larut dalam air
Sedian farmasi seperti tablet, kapsul, salep, dsb dapat
langsung ditetapkan tanpa melalui proses ekstraksi apabila
bahan-bahan pembawanya tidak mengganggu
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Fungsi Titrasi Bebas Air
10. Metode ini cocok untuk titrasi asam-asam atau basa-basa
yang sangat lemah, dan
Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik yang juga
mampu melarutkan analit-analit organik.
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Kelebihan Titrasi Bebas Air
11. • Kebanyakan pelarut organik mempunyai koefisien pemuaian
yang besar, sehingga perubahan suhu mengakibatkan
perbedaan volume titran. Koreksi volume titran dapat
dihitung menggunakan rumus:
Vc = V/l + 0,001(t1-t2)
Dimana Vc = volume titran setelah dikoreksi; V = volume titran yang
diukur; t1 = suhu waktu standarisasi; t2 = suhu waktu titrasi sampel
• Adanya air mempengaruhi ketajaman titik akhir titrasi
• Pada alkalimetri, CO2 dari udara dapat bereaksi dengan titran
• Kebanyakan pelarut organik mahal
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Kekurangan Titrasi Bebas Air
12. Contohnya yaitu fenol yang merupakan asam lemah, dilarutkan
dalam piridin sehingga bisa berdisosiasi dengan sempurna.
Dititrasi dengan metoksida atau Na-metoksida
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Aplikasi Titrasi Bebas Air
13. Pelarut yang digunakan dalam titrasi basa lemah (Asidimetri)
• pelarut netral : alkohol, kloroform, benzene, klorobenzena
• pelarut asam : asam format, asam asetat glasial, asam propionat
Titran yang digunakan : asam perklorat
Indikator yang digunakan : oracat biru, kristal violet ,1-
naphtholbenzein (basa lemah) metil merah, metil oranye &
timol biru (basa kuat)
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Aplikasi Titrasi Bebas Air
14. Pelarut yang digunakan dalam titrasi asam lemah (Alkalimetri)
: Ethylenediamine, n-butylamine, morfin indonesia
Titran yang digunakan : natrium metoksida, litium metoksida,
Kalium metoksida, tetrabutil amonium hidroksida
Indikator yang digunakan : kristal violet, biru timol,
thymolphthalein, O-Nitro anilin titrasi
Pertemuan 8_Titrasi Bebas Air
Aplikasi Titrasi Bebas Air