Model konsep dan teori keperawatan merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan dan ruang lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
teori levine
1. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Theory is the poetry of science. The poet’s words are familiar each standing alone, but
brought together they sing, they astonish, they teach. The theorist offers a fresh vision, familiar
concepts brought together in bold, new designs the theorist and poet seek excitement in the
sudden insights that make ordinary experience extraordinary, but theory caught in the intellectual
exercises of the academy becomes alive only when it is made a true instrument of persuasion.
(Levine, 1995, p. 14)
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu pengetahuan keperawatan. Sejak
Florence Nightingale meletakan pondasi keperawatan pada catatannya (Notes on Nursing), teori
dan model tentang profesi keperawatan terus berkembang selama dekade terakhir.
Perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan saat ini tidak terlepas dari upaya ahli keperawatan
yang mengembangkan berbagai konsep model teori keperawatan untuk memberikan arah bagi
perawat dalam melaksanakan kegiatan praktek keperawatan.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan
konsep keperawatan. Teori keperawatan juga mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus
yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori keperawatan
didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
Selain itu teori keperawatan harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model
konsep keperawatan. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam penyelesaian
masalah keperawatan, pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek
keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.
Salah satu grand theory keperawatan adalah model keperawatan konservasi yang
dikembangkan oleh Myra Estrin Levine yang diselesaikan pada 1973. Tiga konsep utama
konservasi model adalah holistik, adaptasi, dan konservasi (Tomey&Alligood, 2006). Tujuan dari
model ini adalah untuk meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan menggunakan
prinsip-prinsip konservasi.
Berdasarkan uraian diatas kelompok ingin mencoba untuk menggali lebih jauh mengenai
model konservasi levine dalam penerapannya dalam pemberian asuhan keperawatan. Contoh
kasus dan proses asuhan keperawatannya akan dibahas secara khusus berdasar model konservasi
Levine.
1.2. Rumusan masalah
a. Bagaimanakah biografi Myra Estrin Levine?
b. Apa teori yang dikemukakan oleh Myra Estrin Levine?
c. Bagaimanakah konsep dasar dari teori Myra Estrin Levine tersebut?
d. Bagaimana mengaplikasikan teori Levine ke dalam ilmu keperawatan?
e. Apa keterbatasan dari teori Levine?
2. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 2
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk memenuhi tugas dalam mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar
b. Mengetahui riwayat hidup seorang Myra Estrin Levine
c. Untuk lebih memahami konsep model konservasi Levine.
d. Mengetahui teori yang dikemukakan oleh Myra Levine
e. Dapat menghubungkan dan menganalisa model konsep konservasi Levine dengan proses
keperawatan.
1.4. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini diperoleh dengan study kepustakaan yaitu dengan mempelajari
literatur yang ada, untuk mendapatkan bahan dalam pembuatan makalah.
1.5. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab yaitu:
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,
Ruang Lingkup Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Pembahasan yang dari rumusan masalah yang ada yaitu Biografi Levine, Teori yang
dikemukakakan Levine, Konsep Dasar Model Konservasi Levine, dan Pengaplikasian
Teori Levine dalamIlmu Keperawatan.
Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
3. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Biografi Myra Estrin Levine
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga
bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit
(mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan(George, 2002).
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori
keperawatan,” tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam
Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah
pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek
keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan
masalah secara aktif dan perawatan pasien (George, 2002).
Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor
Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja
sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi
keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State
University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga seperti University of
Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel pada tahun 1987.
Levine adalah seorang pemimpin aktif di dalam Asosiasi Perawat Amerika dan Asosiasi
Perawat Illinois. Seorang penyuara dinamik, dia menjadi pembawa acara pada program, tempat
kerja, seminar dan panel, dan seorang penulis berbakat mengenai ilmu perawatan dan pendidikan.
Levine memiliki berbagai macam karir sebagai perawat antara lain sebagai perawat pribadi (1944),
perawat di ketetaraan Amerika Serikat (1945), Instruktur praklinik dp physical sciences Cook
Country (1947-1950), Direktur Keperawatan di Drexel Home Chicago (1950 – 1951), surgical
4. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 4
supervisor pada 2 rumah sakit yaitu klinik Universitas Chicago (1951-1952) dan Rumah Sakit
Hendry Ford Detroit (1956 - 1962). Pengalamannya dalam ilmu keperawatan seperti menjadi staff
keperrawatan, administrasi dan tenaga pengajar, instruksi teknis dan pengarah dalam jasa
keperawatan.
Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to
Clinical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia
juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992 (Tomey &
Alligood, 2006).
Levine pensiun pada tahun 1987. Setelah pensiun Levine kemudian aktif mengembangkan
teori dan melakukan penelitian yang berhubungan dengan teorinya. Levine meninggal pada
tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun di Hospice of the North Shore at Evanston Hospital.
Penghargaan yang diperoleh Levine selama masa hidupnya antara lain:
A charter fellow of the American Academy of Nursing(1973)
An honorary membership in the American Mental Health Aid to Israel (1976)
Honorary Recognition from the Illinois Nurses' Association
Member of Sigma Theta Tau (Alpha Beta Chapter, Loyola University)
Enlisted in Who's Who in Americal Women (1977-1988)
Enlisted in Who's Who in American Nursing (1987)
Elected fellow in the Institute of Medicine of Chicago (1987-1991)
First recipient of the Elizabeth Russel Belford Award for excellence in teaching from Sigma
Theta Tau (1977)
Both the first and second editions of her book, Introduction to Clinical Nursing, received
American Journal of Nursing (AJN) Book of the Year awards and her 1971 book, Renewal
for Nursing was translated to Hebrew
Awarded Honorary Doctorate of Humane Letters from Loyola University of Chicago (1992)
2.2. Teori yang Dikemukakan Levine
“Nursing is human interaction.Nursing knowledge, thoroughly grounded in modern scientific
concepts, allows for a sensitive and productive relationship between the nurse and the individual
entrusted to her care. In the care of the sick, this has always been true, but never before has there
been available to the nurse so rich and demanding a body of knowledge to use in the patient’s
behalf” Myra Levine (1973, p. 1)
Model Levine berfokus pada individual sebagai makhluk holistic dan area utama yang
menjadi konsern perawat dalam memelihara keutuhan seseorang (person’s wholeness). Model
konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi
dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi keperawatan
merupakan aktivitas konservasi dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama
(Fawcett,1989). Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi energi,
sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi di antaranya energy klien, struktur
integritas, integritas personal dan integritas social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan
ditunjukkan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
2.3. Konsep Dasar Model Konservasi Levine
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun
1973. Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model dan
prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan. Adapun
prinsip konservasi tersebut adalah sbb:
5. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 5
a. Konservasi Energi
Merupakan keseimbangan dan perbaikan energi
yang dibutuhkan individu untuk melakukan aktivitas,
termasuk keseimbangan energi input dan output.
Tujuan dari konversi energi ini adalah untuk
menghindari penggunaan energy yang berlebihan atau
kelelahan. Karena individu memerlukan keseimbangan
energy dan memperbaharui energy secara konstan
untuk mempertahankan aktivitas hidup. Dalam praktek
keperawatan hal ini terlihat di ruang rawat pasien
disamping tempat tidur pasien .
Contohnya proses penyembuhan dan proses
penuaan, maka intervensi keperawatan dilakukan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap
pemenuhan kebutuhan dan mempertahankan Istirahat
dan aktivitas serta nutrisi yang dekat.
b. Konservasi Struktur Integritas
Penyembuhan adalah suatu proses perbaikan integritas struktur dan fungsi dalam
mempertahankan keutuhan diri. Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang
terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
Contohnya bila menghadapi individu pasca amputasi, maka intervensi keperawatannya
dilakukan untuk:
- Membantu individu tersebut menuju tingkat adaptasi baru
- Membantu pasien melakukan latihan ROM
- Mempertahankan personal hygiene pasien.
c. Konservasi integritas personal
Seorang perawat harus menyadari pentingnya harga diri dan identitas diri pasien serta
penghormatan terhadap privasi. Hal ini bisa terlihat ketika klien dipanggil dengan namanya.
Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan
privasi selama prosedur.
Dalam hal ini, perawat dalam melakukan intervensi keperawatan harus menghargai
keberadaannya seperti :
- Menghargai nilai dan norma yang dianut serta keinginannya
- Menyapa dengan sopan
- Meminta izin sebelum melakukan tindakan
- Melakukan terminasi setelah melakukan tindakan dan sebelum meninggalkan
pasien.
d. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas sosial dan kesehatan merupakan keadaan sosial yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga,
membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal. Perawat
membantu menghadirkan anggota keluarga dan menggunakan hubungan interpersonal untuk
menjaga integritas sosial.
6. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 6
2.3.1. Tiga Konsep Utama Dari Model Konservasi
A. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka:
“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified
functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and fluent.
(Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang
beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka)”. Levine (1973,
hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan
lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan,
terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan
(jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka
antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berpikir
holistik, memandang individu secara keseluruhan.
B. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan
integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi
adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy.
Levine menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan
spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu.
Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk
menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit,
atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
a) Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan
internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu
dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level
persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan
menangkap dan menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri
dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak
dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti mkroorganisme. Pada konseptual
level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan
spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
b) Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Respon organisme bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi,
respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi.
1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima
individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui
menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang
disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan
sejahtera.
2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang
melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk
menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan energi sistemik yang
ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk
hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
7. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 7
3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan
yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi
untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi,
dikarakteristikkan dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu
berespon terhadap pelayanan keperawatan.
4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi,
informasi dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara
utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan
dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini
sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat
individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari
dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan
keamanan dirinya.
c) Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa
keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan
rencana keperawatan.
C. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi
menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi
tantangan yang buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk
berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.
2.4. Aplikasi Teori Levine Dalam Ilmu Keperawatan
Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan.
Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan
perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien.
Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.
Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan
klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau
semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk
beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan
besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan.
Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua metoda yaitu interview dan observasi.
Pengkajian berfokus pada klien, keluarga, anggota lainnya, atau hanya mempertimbangkan
penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga
mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika
anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran
pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine
yang disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan
pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu
nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain,
pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi
dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh,
struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan
integritas sosial yakni: proses keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta
kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyarakat.
8. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 8
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa
ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area
pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak.
Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya. Dalam fase
perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien
dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan
kebutuhan sebagai tujuan akhir. Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk
beradaptasi dan mencapai kondisii sehat.
Dalamfase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan:
1) Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2) Menentukan tingkat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan
Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan
dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan
tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan, perawat harus meningkatkan
kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat
partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain.
Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data
dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat bertanggung
jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.
Teori Levine menyatakan bahwa :
1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan
perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan
yaitu tentang pengobatan atau support. Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per
orang, berorientasi pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien
dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi perawatan.
2.4.1. Contoh aplikasi dalam penerapan Teori Levine
1. Kasus
Tn. A, umur 45 tahun dirawat di ruang perawatan Bedah Saraf Rumah Sakit X dengan
kelemahan pada ekstremitas kanan pasca stroke NHS. Tn. A sudah seminggu di rawat
didampingi oleh istri dan seorang anak perempuannya. Selama di rawat pasien Tn. A tidak
pernah dimandikan karena kelemahan yang diderita oleh pasien dan adanya kepercayaan
keluarga bahwa pasien yang sakit tidak boleh dimandikan.
2. Analisa Kasus
1) Pengkajian
a. Konservasi energi
TN. A usia 45 tahun, mengalami kelemahan pada ekstremitas kanan
b. Konservasi integritas struktural
Karena kelemahan yang dialami Tn. A sehingga hal inilah yang membuat pasien tidak
mampu untuk melakukan perawatan diri, badan pasien tampak kotor, kusam dan
berbau.
c. Konservasi Integritas Personal
Pasien dan keluarga menganut kepercayaan jika sakit tidak boleh mandi
d. Konservasi Integritas pasien
9. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 9
Perawat berbicara dengan anggota keluarga pasien dan mereka mengatakan Tn. A
tidak mau dimandikan karena takut penyakit Tn. A bertambah berat bila banyak
bergerak.
2) Diagnosa Keperawatan
Deficit Perawat diri b/d kelemahan fisik
3) Intervensi / Implementasi
a. Terapeutik
Bina hubungan saling percaya :
Salam terapeutik
Memperkenalkan diri perawat dan nama panggilan
Menanyakan nama panggilan yang disukai
Menanyakan keadaan pasien hari ini
b. Supportif
Memberikan motivasi, semangat dan support kepada pasien
c. Intervensi
Konservasi energy :
Membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi yang kuat
Membantu mobilisasi pasien dengan posisi miring kiri dan kanan setiap 30 menit.
Konservasi integritas structural
Membantu pasien dalam latihan ROM
Membantu pasien mempertahankan personal higience
Konservasi integritas personal
Menjaga privasi pasien
Menyapa pasien dengan sopan
Meminta izin sebelum melakukan tindakan
Melakukan terminasi setelah melakukan tindakan dan sebelum meninggalkan
pasien
Melindungi kebutuhan akan jarak (space)
Konservasi integritas social
Perawat membantu menghadirkan anggota keluarga dalam perawatan pasien
termasuk menganjurkan memanggil rohaniawan untuk
memberikan support spiritual kepada pasien.
4) Evaluasi
a. Pasien tampak bersih, segar dan rapi
b. Pasien dan keluarga mengerti dan mau berperan serta dalam pemenuhan kebutuhan
pasien.
2.5. Keterbatasan Teori
Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan.
Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit dibandingkan dengan kesehatan,
dengan demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian
individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine memiliki fokus pada
saat ini dan jangka pendek dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini.
Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien.
10. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 10
Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk
berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien
untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, maka ketidakcocokan ini akan menjadi daerah
konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Model
diterapkan, yaitu:
1) Pasa konservasi energi Levine tujuannya adalah untuk menghindari penggunaan energy
yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur
klien. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada
pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau
mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
2) Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi
tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki
keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi
tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti
perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural seseorang
dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang
dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan.
3) Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan
kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis
didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu
dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu,
individu atau klien bunuh diri.
4) Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi
manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem
dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain
yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak mampu
berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi
pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.
11. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun
1973. Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model dan
prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan.
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Model Konservasi Levine terdiri atas:
Konservasi Energi, Konservasi Integresitas struktur, Konservasi Integresitas personal, dan
Konservasi Integresitas sosial.
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan
interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang
berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi
kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk
melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki
klien secara optimal.
3.2. Saran
1) Perawat harus mampu memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan agar
proses keperawatan benar-benar mampu menunjang proses pemulihan klien dan
memenuhi tujuan dari keperawatan sesuai dengan teori Levine yaitu klien sebagai mahkluk
hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.
2) Bagi calon perawat semoga bisa mencontoh tauladan dari ilmuwan yang disebutkan diatas.
3) Tingkatkan ilmu dari para ilmuwan yang telah diberikan dari kata-kata diatas.
4) Tingkatkan solidararitas antara tenaga kesehatan dengan lingkungan disekitarnya.
5) Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang agar pasien merasa
nyaman pada saat mereka sakit bukan menderita lagi.
6) Jangan pantang menyerah dan berputus asa dalammerawat pasien.
7) Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita
tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai
tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
12. Konsep Dasar Keperawatan – Teori dan Model Keperawatan Levine
Akademi Keperawatan Pelni angkatan XXI - Kelompok IV(IA) 12
DAFTAR PUSTAKA
http://aripristiana.blogspot.com/2011/02/model-konservasi-levine.html
http://firdautari.blogspot.com/2012/01/model-keperawatan-hubungan.html
http://rdwiguspi.blogspot.co.id/2014/03/konsep-dasar-keperawatan-myra-levine.html?m=1
https://sainskeperawatan.wordpress.com/2010/11/24/model-keperawatan-teori-konservasi-
levine/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C8092526066
http://Teori Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht
http://wijj-lestari.blogspot.com/2013/10/teori-keperawatan-myra-levine.html
Hidayat,A.Aziz Alimut,2006,KEBUTUHAN DASAR MANUSIA,Jakarta:Salemba Medika
Hidayat, A.Aziz Azimul.2007.Konsep dasar keperawatan edisi 2.Jakarta : Salemba Medika.
Potter, Patricia A. dan Anna G. Perry.2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Buku
Kedokteran.