SlideShare a Scribd company logo
Menafsirkan Pemikiran Tan Malaka
dalam Bermatematika
Iwan Pranoto
Jika Descartes dianggap sebagai pencetus peradaban pencerahan di Eropa, tak berlebihan jika Tan
Malaka kita sebut sebagai benak janin peradaban pencerahan bagi nasion ini. Tan Malaka
menciptakancetak biru republik ini, dan diimpikannya janin republik yang dibidaninya ini tumbuh
berdasarnalar. Yang sangat menarik,pentingnya unsur berpikir dan logika serta matematika dalam
bernegara ditulis berulang-ulang di buku juaranya, Madilog1
. Tulisan ini tidak akan meninjau sisi
politik maupun ideologi pemikiran Tan Malaka, tetapi justru hendak menafsirkan gagasan
pembelajaranmatematika yang dipikirkan Tan Malaka. Beliau menuliskan banyak gagasan tentang
apa itu matematika, pentingnya matematika, dan pengalaman bermatematika di Madilog dan
beberapatulisanlainnya. Kemudian, dicobadibandingkandenganpraktikpembelajaranmatematika
sekolah di era sekarang ini. Di bagian akhir tulisan ini akan dicoba diajukan sebuah strategi untuk
mewujudkanpemikiranTanMalakaini ke dalam pembelajaranmatematikabagi anak,cucu,dan cicit
Tan Malaka di abad 21 ini.
Kegemaran Bermatematika
Memang takada yangmeragukanbahwamatematikabermanfaatdalam kehidupan, dan pada abad
21 ini,matematikasemakinberperanluasdalamsains,teknologi,danbahkankehidupansehari-hari.
Dan, beberapa pendapat mengatakan bahwa untuk memotivasi siswa dalam belajar matematika
adalah dengan menunjukkan manfaat dan keterkaitannya dalam kehidupan nyata. Ini tentu tak
salah, tetapi yang justru terlupakan adalah unsur sukacita dalam bermatematika. Ini yang justru
disiratkan dalam tulisannya. Tan Malaka berdasar pengalaman hidupnya sendiri saat kanak-kanak
justru melihat kegiatan bermatematika termasuk berpikir sebagai kesukacitaan sampai menjadi
kegemaran.
Kegemaran berhitung dan berpikir memang umum di Indonesia. Di daerah yang saya kenal
ketika saya masih pemuda,kegiatan untukberhitungitu memang luarbiasa.Di tanah Batak dan
Minangkabau kegiatan itu sampai ke puncak.2
Penggunaankata“kegemaran”bersamakata“berpikir”tentunyamenarikdan sangatlangkadi masa
sekarang. Dari hasil survei PISA 2004, justru Indonesia termasuk tertinggi pengidap math anxiety
atau kecemasan terhadap matematika. Uniknya pula, kutipan ini menunjukkan bahwa secara
kultural dua daerah di Sumatra itu, yakni tanah Minangkabau dan tanah Batak, sangat kuat
penghargaannnyapadamatematikasaatitu.Ini tentuperluditeliti lebihlanjut,mencari akar kultural
penyebab tumbuhnya kegemaran bermatematika tersebut.
Yang disiratkan Tan Malaka di atas bahwa kegiatan berhitung dan berpikir bukanlah beban.
Bermatematikabukankarenaharus,tetapi karenaingin. Bukanpulabelajar matematika untuk lulus
1 Malaka,Tan.Madilog, WidjajaJakarta,1951.Cetakan Ketiga, TePLOK Press,April 2000
2 Idem, hal.83
ujian, tetapi hanya untuk mengerjakannya. Seperti saat mengisi teka-teki silang, seseorang
bermatematikauntukdinikmati prosesnya. Kenikmatan bukan saat kegiatan berakhir, tetapi justru
kenikmatan terjadi pada saat proses bermatematika itu berlangsung. Bermatematika seharusnya
seperti sebuahpetualangan. Seseorang yang bermatematika harus dibayangkan seorang pemanjat
tebing atau pendaki gunung yang gemar menjelajah berpetualang. Dapat dibayangkan, tentunya
seseorang yang sedang berpetualang akan bersikap sukacita saat mengerjakannya, walau
menghadap kesulitan dan tantangan. Masalah atau tantangan bukan sesuatu yang dihindari tetapi
justru kesempatan untuk menikmati proses mengatasinnya. Seorang petualang justru tak mau
menggunakan jalan pintas, karena menikmati setiap detik dan jengkal proses berpetualang itu.
Demikian juga seorang pemelajar matematika seharusnya menikmati tiap langkah proses
bermatematika, bukan menerapkan rumus cepat yang tak dipahaminya.
Pendapatini sangatmendasardanparadigmatik.Sekaliguspendapatini sangatrevolusioner, karena
memposisikankehendakindividusebagai sumberpengembanganmanusia.Terlebihlagi,pernyataan
Bapak Bangsaitu sekarangsejalan dengan riset sains terkini terkait pendidikan. Misalnya psikologi
dan ilmusyaraf menguatkanpendapatbahwa seseorangyangbelajarmatematika didorongmotivasi
dari dalam diri akan lebih efektif, ketimbang motivasi dari luar. Belajar matematika karena
menggemarinya justru paling ideal dan guru harus mengusahakannya.
Belajar Matematika
Dari tulisannya, Tan Malaka pada masa itu mengamati praktik pendidikan matematika yang
diterapkanpemerintahHindia-Belandadi sekolah dasar dan menengah dengan cermat. Penekanan
pendidikan matematika saat itu yang memang menekankan pada manipulasi angka, tanpa cukup
menganalisis, tentunya merisaukan beliau. Gagasan beliau tentang pendidikan matematika yang
sarat dengan kegiatan berpikir justru tak terwujudkan pada pendidikan sekolah saat itu. Kegiatan
berpikir diasingkan dari pelajaran matematika.
Saat itu tentunya pemerintah Hindia-Belanda memang membutuhkan buruh, pencatat, dan
penghitungdi jawatanataupabrik-pabrik,bukanpemikir.Sekolahdituntutmenghasilkan buruh siap
bekerjadanhandal sebagai pekerjapatuh.Dampaknya, sekolahdiarahkanmelaksanakanpendidikan
matematika yang justru menjauhi makna matematika itu sendiri. Ini persis seperti yang
dituliskannya:
Pendidikan ala sekolah Belanda tak menambah, bahkan membunuh kegiatan matematika3
.
Denganfrasa “membunuhkegiatanmatematika”,Tanhendakmengungkapkanbahwapembelajaran
matematika yang dipraktikkan di sekolah justru malah membuat anak tak berkenalan dengan inti
matematikayangsesungguhnya.Kegiatandi kelas yangdiamatinyajustrubukan matematika, tetapi
sekedarhitung-hitunganangkadanmengabaikanprosesberpikir. Prosesmengutak-atikangka tanpa
pemahaman.
Akibatnya,matematikayangditampilkandi sekolah-sekolah saat itu justru dirasa Tan tanpa makna.
Akibatnya siswa belajar matematika menjadi “terpaksa”, menjadi sebuah kewajiban. Akibatnya,
motivasi dasarseorangsiswabelajar matematikabukanlahdorongansukacitaatau ingintahu, tetapi
justru demi tujuan pragmatis, yakni cari uang. Ini sejatinya menunjukkan keresahan Tan terhadap
3 Idem, hal.83
alasankeliruseseorangbelajarmatematikademi pangkat.Keadaanini bagi Tan justru merendahkan
sekaligus menghina matematika yang bagi dirinya sejatinya sebuah karya agung kemanusiaan.
Kalau si murid mempelajarimatematika,bukan karena ia suka pada ilmu itu, melainkan karena
ia terpaksa mempelajari, untuk mendapatkan pangkat yang tinggi, seperti opzicthter atau
insinyur4
.
Bagi Tan,matematikaitutak seharusnya direndahkan pangkatnya dalam keilmuan sebagai sesuatu
yang dipelajari untuk fungsi atau kegunaannya semata. Baginya, matematika sebagai kendaraan
seseorang untuk belajar berpikir justru yang paling utama. Matematika bagi Tan dipelajari untuk
mengembangkandiri pemelajarnya,memanusiakanpemelajarseutuhnya. Tantampaksekali takrela
jika hal terakhir itu diabaikan. Tan malah secara keras mengungkapkan ketaksetujuan terhadap
tindakan tak cukup menghargai matematika ini di kalimat berikut:
Tetapi kalau ia sudah mendapatangka yang memuaskan, matematika sebagai pelatih otak dia
lemparkan sama sekali5
.
Di kalimatini,Tanmengkritisikeadaanseseorang mengerjakan matematika yang berorientasi pada
hasil danmengabaikanprosesberpikirnya.Kegiatanbermatematikayangdipikirkan Tan justru harus
tetap melihat matematika sebagai kendaraan untuk berlatih otak. Siswa yang belajar matematika
diharapkan menyadari bahwa bermatematika itu melatih otak, mengembangkan kemampuan
berpikirnya. Kemudian,Tanmenekankan manfaatseseorangbermatematika utamanya selain untuk
dinikmati juga untuk pengembangan diri termasuk meningkatkan sikap pemelajarnya dalam
kehidupan. Ini terbaca di kutipan berikut:
Seorang … kalau sdh dilatih dg silat yg baik, akan berbeda pandang langkah sikap &
tangkisannya terhadap serangan lawannya… Begitulah juga otak yang sudah dilatih oleh
matematika, lain sikapnya terhadap suatu persoalan daripada otak mentah6
Matematika memang unik dibanding disiplin keilmuan lain. Matematika sendiri sebagai sebuah
strukturabstrak sebenarnyatakmengandungpengetahuan.SangatberbedadibandingFisika, Kimia,
Kerekayasaan, Ilmu Sosial, dan lainnya. Istilah-istilah matematika yang digunakan sebenarnya tak
begituutama. Pengajaran matematika jadi sesungguhnya sangat jauh dari gambaran suatu transfer
pengetahuan. Lebih tepatnya, seorang guru yang membelajarkan matematika sebenarnya sedang
berupaya menyadarkan muridnya untuk mengembangkan dua hal, yakni ketrampilan dan sikap.
Seseorang yang belajar matematika sejatinya akan mengembangkan ketrampilannya bernalar,
berkomunikasi kompleks,menyelesaikan masalah, dan menerapkan matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Ini semua kata kerja. Memang demikianlah seharusnya matematika dimaknai sebagai
sebuah kata kerja, bukan kata benda. Walau dalam kehidupan nyata seseorang tak menghadapi
masalah matematika secara eksplisit, seperti menentukan akar persamaan kuadrat, namun
ketrampilan-ketrampilan yang dibangun melalui pengalaman bermatematika merupakan senjata
utama dalam menghadapi persoalan sehari-hari. Ini yang dikatakan Tan di kutipan di atas.
Ketrampilan-ketrampilan tadi itulah yang seharusnya mewujud di diri pemelajarnya.
4 Idem, hal.83
5 Idem, hal.83
6 Idem, hal.54
Selainmengembangkan ketrampilan yang terkait dengan proses berpikir seperti di atas, seseorang
yang belajarmatematikaakanmengembangkansikapnya. Pertamayangakandibangunadalah sikap
positif terhadap masalah. Selain pemelajar matematika akan memiliki sikap percaya diri dalam
menghadapi masalah,pemelajaryangberhasil akanmemandangmasalahsebagai sebuahkendaraan
untuk mengembangkan dirinya. Masalah dalam kehidupan manusia merupakan sebuah peluang
untuk semakin membijakkan dirinya. Bukankah setiap manusia di dunia ini memang selalu
dipasangkan dengan masalah baginya? Dan, setiap manusia sejatinya harus selalu mengingat
pentingnya masalah bagi dirinya.
Kehidupan era modern ini sama sekali tidak meniadakan masalah, malah masalah yang dihadapi
manusia di era sekarang sangat berbeda dengan era sebelumnya. Masalah era sekarang sangat tak
rutin. Masalah era sekarang banyak yang belum ditemui di era sebelumnya. Seperti masalah
pemanasanglobal, manusia era sekarang harus menyelesaikan rangkaian masalah yang belum ada
riset sebelumnya. Penyakit era sekarang banyak yang belum ada di literatur. Dokter harus
menyelesaikanmasalah/penyakityangdihadapi pasiennya dengan kemampuan berpikir serta sikap
ingin tahu, gigih, percaya diri, dan bersahaja.
Jikaseseorangbelajarmatematikadenganbaik,sejatinyaakantumbuhsikappercayadiri tetapi juga
sekaligus sikap bersahaja. Semakin seseorang belajar matematika lanjut, dirinya akan semakin
menyadari bahwamatematikatakbicaratentangkebenaran,tetapi tentangkesahihan.Sikapdirinya
akan menjadi semakin menghargai hak berpendapat orang lain. Tak serta merta menganggap
pendapat yang berbeda dengan pendapatnya sebagai sesuatu yang salah atau sesat. Akibatnya,
dirinya semakin tak takabur. Pembangunan sikap bersahaja ini yang justru sangat penting dari
pembelajaran matematika. Sikap bersahaja ini dalam praktik pendidikan yang dipabrikkan seperti
sekarang menjadi tak diperhatikan, karena sikap itu tak dapat diukur. Namun, apakah memang
semua pencapaian ketrampilan dan sikap dalam pendidikan matematika harus dapat diukur?
Yang perlu digarisbawahi, sikap bersahaja ini justru yang menjadi jantung keselarasan sosial
berdasarkanintelektualitas. Oleh karenanya, mutu pembelajaran matematika akan sangat relevan
denganpembangunankeselarasansosial. Ini lahtantanganpembelajaranmatematika sekolah dasar
dan menengah sesungguhnya.
Nyata Tak Bermateri
Tan Malaka memiliki pandangan sangat mendalam atau filosofis terhadap matematika. Pertama,
beliau memahami bahwa matematika adalah sebuah disiplin keilmuan yang tak bermateri.
Matematikaadalah studi tentang gagasan semata yang dibuat oleh manusia. Panca indra tak boleh
berperan dalam matematika. Semua penarikan kesimpulan harus senantiasa bergantung pada
prosesbernalardeduktif.Duagarissejajarataudua segmengarissamapanjangtak dapat dibuktikan
menggunakan mistar, jangka, penggaris, atau alat lainnya. Ini yang dikatakan Tan Malaka bahwa
matematika adalah ilmu tak bermateri.
…dalam perasaan kekurangan materi, penulis banyak mendapatkan materi pada ilmu tak
bermateri. Persoalan matematika melupakan banyak perkara lain-lain…
Sebuah ironi sangat mungkin hendak disiratkan beliau dalam kutipan di atas. Pada saat dalam
kehidupannya, beliau serba kekurangan dari segi materi dan juga tak sehat, beliau justru
memperoleh kebahagiaan dalam bermatematika. Kekurangan materi dipuaskan dengan ilmu tak
bermateri. Kegiatan bermatematika baginya menjadi sebuah layaknya sebuah taman hiburan.
Mungkin ini bak anak kecil yang memasuki alam fantasinya.
Kedua, kutipan di atas juga menekankan sekali lagi bagaimana beliau memandang belajar
matematika atau bermatematika. Baginya, bermatematika adalah sebuah kenikmatan yang justru
dapat mengalahkanpermasalahandalamkehidupannya. Ini mengatakan bahwa Tan Malaka sangan
menikmati kegiatan bermatematika. Ini mungkin yang dia ingin cucu dan buyutnya hari ini
merasakan saat bermatematika. Pesan Tan Malaka tentang cara pandang terhadap matematika ini
perlu digaungkan melalui ucapan dan tindakan guru-guru matematika sekarang dan masa depan.
Bapak Bangsayang kasmaranbermatematikaini telahmemberikantauladanbagaimana seharusnya
kita semua menikmati belajar matematika.
Strategi
Untuk menggaungkan gagasan Tan Malaka terhadap matematika ini memang akan baik jika
direkaciptasecaraseksamake dalampendidikanmatematika sekolah dasar dan menengah. Bahkan
pada perkuliahan matematika di tahun pertama pendidikan tinggi pun, gagasan Tan Malaka ini
seharusnyadikenalkan.SudutpandangTanMalaka terhadap matematika akan membangun budaya
belajarmatematika yang baru. Sudut pandang ini akan memicu kasmaran bermatematika di siswa-
siswi sekolah.Gairahini akan menggeser paradigma kuno dari pengajaran matematika yang sangat
menekankanpadakepatuhanprosedurdanmanipulasitanpamakna, menjadi proses bernalar serta
kenikmatanbermatematika.Secararesmi,harusadaterusmenerus upaya menyebarkan paradigma
ini.
Namun, melalui jalur informal yang tidak bergantung pada birokrasi, penyebaran paradigma Tan
Malaka pada pendidikan matematika ini justru lebih menunjukkan peluangnya. Melalui
pembelajaranmatematika secara daring, terbuka, dan masif, penyebaran gagasan dan pengenalan
paradigma pendidikan matematika beliau dapat lebih tersebar. Pembuatan modul-modul
pembelajaran matematika yang merealisasikan gagasan Tan Malaka yang dapat diunduh secara
gratis oleh guru-guru akan membuat penyebarannya efektif. Kemudian, yang harus diupayakan
adalah membuat model-model pembelajaran matematika yang mendasarkan pada cara pandang
Tan Malaka dalambentukrangkaianvideosingkat,sekitar7menitanataukurang.Bentukvideoakan
membuat guru dapat melihat secara langsung bagaimana pembelajaran matematika di kelas yang
mewujudkan paradigma Tan Malaka.

More Related Content

Viewers also liked

Week 7
Week 7Week 7
Week 7
Iwan Pranoto
 
AHRI Article on HR 2.0
AHRI Article on HR 2.0AHRI Article on HR 2.0
AHRI Article on HR 2.0
gxdoyle
 
Irish Grocery Market to June 2010
Irish Grocery Market to June 2010Irish Grocery Market to June 2010
Irish Grocery Market to June 2010
National Consumer Agency
 
February 2010 market research on switching
February 2010 market research on switchingFebruary 2010 market research on switching
February 2010 market research on switching
National Consumer Agency
 
รายชื่อและที่อยู่บริษัทจัดเก็บค่าลิขสิทธิ์
รายชื่อและที่อยู่บริษัทจัดเก็บค่าลิขสิทธิ์รายชื่อและที่อยู่บริษัทจัดเก็บค่าลิขสิทธิ์
รายชื่อและที่อยู่บริษัทจัดเก็บค่าลิขสิทธิ์
อภิสิทธิ์ เวชประสาร
 
Kalkulus 2A – minggu 11
Kalkulus 2A – minggu 11Kalkulus 2A – minggu 11
Kalkulus 2A – minggu 11
Iwan Pranoto
 
Week 6a
Week 6aWeek 6a
Week 6a
Iwan Pranoto
 
Kalkulus 2A – minggu 13
Kalkulus 2A – minggu 13Kalkulus 2A – minggu 13
Kalkulus 2A – minggu 13
Iwan Pranoto
 
TOURISM VICTORIA - MEDIA PLAN
TOURISM VICTORIA - MEDIA PLANTOURISM VICTORIA - MEDIA PLAN
TOURISM VICTORIA - MEDIA PLANJaddan Bruhn
 
Evaluate Media Options
Evaluate Media OptionsEvaluate Media Options
Evaluate Media OptionsJaddan Bruhn
 
Windows Phone 7 Game Development
Windows Phone 7 Game DevelopmentWindows Phone 7 Game Development
Windows Phone 7 Game Development
Sergii Lutai
 
Irish market research on switching, August 2009
Irish market research on switching, August 2009Irish market research on switching, August 2009
Irish market research on switching, August 2009
National Consumer Agency
 
Matek 1 minggu 8-9
Matek 1   minggu 8-9Matek 1   minggu 8-9
Matek 1 minggu 8-9
Iwan Pranoto
 
Mengintip kompleksitas
Mengintip kompleksitasMengintip kompleksitas
Mengintip kompleksitas
Iwan Pranoto
 
Kalkulus 2 minggu 11
Kalkulus 2   minggu 11Kalkulus 2   minggu 11
Kalkulus 2 minggu 11Iwan Pranoto
 
FPAW 2012 BID - Italy
FPAW 2012 BID - ItalyFPAW 2012 BID - Italy
FPAW 2012 BID - Italyclaudiocigna
 

Viewers also liked (16)

Week 7
Week 7Week 7
Week 7
 
AHRI Article on HR 2.0
AHRI Article on HR 2.0AHRI Article on HR 2.0
AHRI Article on HR 2.0
 
Irish Grocery Market to June 2010
Irish Grocery Market to June 2010Irish Grocery Market to June 2010
Irish Grocery Market to June 2010
 
February 2010 market research on switching
February 2010 market research on switchingFebruary 2010 market research on switching
February 2010 market research on switching
 
รายชื่อและที่อยู่บริษัทจัดเก็บค่าลิขสิทธิ์
รายชื่อและที่อยู่บริษัทจัดเก็บค่าลิขสิทธิ์รายชื่อและที่อยู่บริษัทจัดเก็บค่าลิขสิทธิ์
รายชื่อและที่อยู่บริษัทจัดเก็บค่าลิขสิทธิ์
 
Kalkulus 2A – minggu 11
Kalkulus 2A – minggu 11Kalkulus 2A – minggu 11
Kalkulus 2A – minggu 11
 
Week 6a
Week 6aWeek 6a
Week 6a
 
Kalkulus 2A – minggu 13
Kalkulus 2A – minggu 13Kalkulus 2A – minggu 13
Kalkulus 2A – minggu 13
 
TOURISM VICTORIA - MEDIA PLAN
TOURISM VICTORIA - MEDIA PLANTOURISM VICTORIA - MEDIA PLAN
TOURISM VICTORIA - MEDIA PLAN
 
Evaluate Media Options
Evaluate Media OptionsEvaluate Media Options
Evaluate Media Options
 
Windows Phone 7 Game Development
Windows Phone 7 Game DevelopmentWindows Phone 7 Game Development
Windows Phone 7 Game Development
 
Irish market research on switching, August 2009
Irish market research on switching, August 2009Irish market research on switching, August 2009
Irish market research on switching, August 2009
 
Matek 1 minggu 8-9
Matek 1   minggu 8-9Matek 1   minggu 8-9
Matek 1 minggu 8-9
 
Mengintip kompleksitas
Mengintip kompleksitasMengintip kompleksitas
Mengintip kompleksitas
 
Kalkulus 2 minggu 11
Kalkulus 2   minggu 11Kalkulus 2   minggu 11
Kalkulus 2 minggu 11
 
FPAW 2012 BID - Italy
FPAW 2012 BID - ItalyFPAW 2012 BID - Italy
FPAW 2012 BID - Italy
 

Similar to Tan Malaka

Mathematics as the queen of science
Mathematics as the queen of scienceMathematics as the queen of science
Mathematics as the queen of science
Dede Roswati
 
MATHEMATICS AS THE QUEEN OF SCIENCE
MATHEMATICS AS THE QUEEN OF SCIENCEMATHEMATICS AS THE QUEEN OF SCIENCE
MATHEMATICS AS THE QUEEN OF SCIENCE
Dede Roswati
 
Matematika ilmu yang mengagumkan
Matematika ilmu yang mengagumkanMatematika ilmu yang mengagumkan
Matematika ilmu yang mengagumkanAhmad Imamudin
 
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKModul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
fadhielahya
 
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIAMATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
Muhammad Nur Chalim
 
Menegur Kembali Pentingnya Pembangunan Budaya Bernalar
Menegur Kembali Pentingnya Pembangunan Budaya BernalarMenegur Kembali Pentingnya Pembangunan Budaya Bernalar
Menegur Kembali Pentingnya Pembangunan Budaya Bernalar
Iwan Pranoto
 
Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesiaNida Hilya
 
hakikat matematika dan tujuan matematika
hakikat matematika dan tujuan matematikahakikat matematika dan tujuan matematika
hakikat matematika dan tujuan matematika
Achmad Pradana
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanPuput Putri
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanPuput Putri
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanPuput Putri
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMela Azizah
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanPuput Putri
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematikaDedi Siswoyo
 
Matematika dan kegunaanya_ardhana[1]
Matematika dan kegunaanya_ardhana[1]Matematika dan kegunaanya_ardhana[1]
Matematika dan kegunaanya_ardhana[1]
ardhanaharipangestu
 
dokumen.docx
dokumen.docxdokumen.docx
dokumen.docx
LaporanPemeriksaanHI
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx

Similar to Tan Malaka (20)

Mathematics as the queen of science
Mathematics as the queen of scienceMathematics as the queen of science
Mathematics as the queen of science
 
MATHEMATICS AS THE QUEEN OF SCIENCE
MATHEMATICS AS THE QUEEN OF SCIENCEMATHEMATICS AS THE QUEEN OF SCIENCE
MATHEMATICS AS THE QUEEN OF SCIENCE
 
Matematika ilmu yang mengagumkan
Matematika ilmu yang mengagumkanMatematika ilmu yang mengagumkan
Matematika ilmu yang mengagumkan
 
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKModul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
 
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIAMATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
MATEMATIKA SEBAGAI REVOLUSI MENTAL BANGSA INDONESIA
 
Menegur Kembali Pentingnya Pembangunan Budaya Bernalar
Menegur Kembali Pentingnya Pembangunan Budaya BernalarMenegur Kembali Pentingnya Pembangunan Budaya Bernalar
Menegur Kembali Pentingnya Pembangunan Budaya Bernalar
 
Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesia
 
hakikat matematika dan tujuan matematika
hakikat matematika dan tujuan matematikahakikat matematika dan tujuan matematika
hakikat matematika dan tujuan matematika
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Mathematical fallacies
Mathematical fallaciesMathematical fallacies
Mathematical fallacies
 
Wahidin uhamka mathematical fallacies
Wahidin uhamka mathematical fallaciesWahidin uhamka mathematical fallacies
Wahidin uhamka mathematical fallacies
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematika
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Matematika dan kegunaanya_ardhana[1]
Matematika dan kegunaanya_ardhana[1]Matematika dan kegunaanya_ardhana[1]
Matematika dan kegunaanya_ardhana[1]
 
dokumen.docx
dokumen.docxdokumen.docx
dokumen.docx
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 

More from Iwan Pranoto

Ringkasan Indonesia di TIMSS 2003
Ringkasan Indonesia di TIMSS 2003 Ringkasan Indonesia di TIMSS 2003
Ringkasan Indonesia di TIMSS 2003
Iwan Pranoto
 
Kasmaran Bernalar serta Strategi Penyebarannya
Kasmaran Bernalar serta Strategi PenyebarannyaKasmaran Bernalar serta Strategi Penyebarannya
Kasmaran Bernalar serta Strategi Penyebarannya
Iwan Pranoto
 
Sebuah Ringkasan: Menyemai Benih Budaya Ilmiah di Pembelajaran Matematika dan...
Sebuah Ringkasan: Menyemai Benih Budaya Ilmiah di Pembelajaran Matematika dan...Sebuah Ringkasan: Menyemai Benih Budaya Ilmiah di Pembelajaran Matematika dan...
Sebuah Ringkasan: Menyemai Benih Budaya Ilmiah di Pembelajaran Matematika dan...
Iwan Pranoto
 
Passion to Teach, Conceptual Mastery
Passion to Teach, Conceptual MasteryPassion to Teach, Conceptual Mastery
Passion to Teach, Conceptual Mastery
Iwan Pranoto
 
Mengukur Pemahaman
Mengukur PemahamanMengukur Pemahaman
Mengukur Pemahaman
Iwan Pranoto
 
Viewing Nature through Math Lenses
Viewing Nature through Math LensesViewing Nature through Math Lenses
Viewing Nature through Math Lenses
Iwan Pranoto
 
Matematika sebagai Kata Kerja
Matematika sebagai Kata Kerja Matematika sebagai Kata Kerja
Matematika sebagai Kata Kerja
Iwan Pranoto
 
Mengintip Kompleksitas
Mengintip KompleksitasMengintip Kompleksitas
Mengintip Kompleksitas
Iwan Pranoto
 
Kerangka Membelajarkan Matematika
Kerangka Membelajarkan MatematikaKerangka Membelajarkan Matematika
Kerangka Membelajarkan Matematika
Iwan Pranoto
 
Developing Culture through Math & Science Education
Developing Culture through Math & Science EducationDeveloping Culture through Math & Science Education
Developing Culture through Math & Science Education
Iwan Pranoto
 
Berbahasa untuk Bernalar
Berbahasa untuk Bernalar Berbahasa untuk Bernalar
Berbahasa untuk Bernalar
Iwan Pranoto
 
Karakter Pendidikan Karakter
Karakter Pendidikan KarakterKarakter Pendidikan Karakter
Karakter Pendidikan Karakter
Iwan Pranoto
 
Menakar Budaya Bernalar Bangsa melalui PISA 2013
Menakar Budaya Bernalar Bangsa melalui PISA 2013Menakar Budaya Bernalar Bangsa melalui PISA 2013
Menakar Budaya Bernalar Bangsa melalui PISA 2013
Iwan Pranoto
 
Mempertanyakan Rasionalitas dan Estetika Matematika
Mempertanyakan Rasionalitas dan Estetika MatematikaMempertanyakan Rasionalitas dan Estetika Matematika
Mempertanyakan Rasionalitas dan Estetika Matematika
Iwan Pranoto
 
Kasmaran Tan Malaka Bermatematika
Kasmaran Tan Malaka Bermatematika Kasmaran Tan Malaka Bermatematika
Kasmaran Tan Malaka Bermatematika
Iwan Pranoto
 
UN LOT VS HOT
UN   LOT VS HOTUN   LOT VS HOT
UN LOT VS HOT
Iwan Pranoto
 
UN: Sebuah Kompas Rusak
UN: Sebuah Kompas RusakUN: Sebuah Kompas Rusak
UN: Sebuah Kompas Rusak
Iwan Pranoto
 
Mengukur kecakapan mematematikakan final
Mengukur kecakapan mematematikakan finalMengukur kecakapan mematematikakan final
Mengukur kecakapan mematematikakan final
Iwan Pranoto
 
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Iwan Pranoto
 
Kajian thd analisis hasil pisa 2000 2009 final
Kajian thd analisis hasil pisa 2000 2009 finalKajian thd analisis hasil pisa 2000 2009 final
Kajian thd analisis hasil pisa 2000 2009 final
Iwan Pranoto
 

More from Iwan Pranoto (20)

Ringkasan Indonesia di TIMSS 2003
Ringkasan Indonesia di TIMSS 2003 Ringkasan Indonesia di TIMSS 2003
Ringkasan Indonesia di TIMSS 2003
 
Kasmaran Bernalar serta Strategi Penyebarannya
Kasmaran Bernalar serta Strategi PenyebarannyaKasmaran Bernalar serta Strategi Penyebarannya
Kasmaran Bernalar serta Strategi Penyebarannya
 
Sebuah Ringkasan: Menyemai Benih Budaya Ilmiah di Pembelajaran Matematika dan...
Sebuah Ringkasan: Menyemai Benih Budaya Ilmiah di Pembelajaran Matematika dan...Sebuah Ringkasan: Menyemai Benih Budaya Ilmiah di Pembelajaran Matematika dan...
Sebuah Ringkasan: Menyemai Benih Budaya Ilmiah di Pembelajaran Matematika dan...
 
Passion to Teach, Conceptual Mastery
Passion to Teach, Conceptual MasteryPassion to Teach, Conceptual Mastery
Passion to Teach, Conceptual Mastery
 
Mengukur Pemahaman
Mengukur PemahamanMengukur Pemahaman
Mengukur Pemahaman
 
Viewing Nature through Math Lenses
Viewing Nature through Math LensesViewing Nature through Math Lenses
Viewing Nature through Math Lenses
 
Matematika sebagai Kata Kerja
Matematika sebagai Kata Kerja Matematika sebagai Kata Kerja
Matematika sebagai Kata Kerja
 
Mengintip Kompleksitas
Mengintip KompleksitasMengintip Kompleksitas
Mengintip Kompleksitas
 
Kerangka Membelajarkan Matematika
Kerangka Membelajarkan MatematikaKerangka Membelajarkan Matematika
Kerangka Membelajarkan Matematika
 
Developing Culture through Math & Science Education
Developing Culture through Math & Science EducationDeveloping Culture through Math & Science Education
Developing Culture through Math & Science Education
 
Berbahasa untuk Bernalar
Berbahasa untuk Bernalar Berbahasa untuk Bernalar
Berbahasa untuk Bernalar
 
Karakter Pendidikan Karakter
Karakter Pendidikan KarakterKarakter Pendidikan Karakter
Karakter Pendidikan Karakter
 
Menakar Budaya Bernalar Bangsa melalui PISA 2013
Menakar Budaya Bernalar Bangsa melalui PISA 2013Menakar Budaya Bernalar Bangsa melalui PISA 2013
Menakar Budaya Bernalar Bangsa melalui PISA 2013
 
Mempertanyakan Rasionalitas dan Estetika Matematika
Mempertanyakan Rasionalitas dan Estetika MatematikaMempertanyakan Rasionalitas dan Estetika Matematika
Mempertanyakan Rasionalitas dan Estetika Matematika
 
Kasmaran Tan Malaka Bermatematika
Kasmaran Tan Malaka Bermatematika Kasmaran Tan Malaka Bermatematika
Kasmaran Tan Malaka Bermatematika
 
UN LOT VS HOT
UN   LOT VS HOTUN   LOT VS HOT
UN LOT VS HOT
 
UN: Sebuah Kompas Rusak
UN: Sebuah Kompas RusakUN: Sebuah Kompas Rusak
UN: Sebuah Kompas Rusak
 
Mengukur kecakapan mematematikakan final
Mengukur kecakapan mematematikakan finalMengukur kecakapan mematematikakan final
Mengukur kecakapan mematematikakan final
 
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
 
Kajian thd analisis hasil pisa 2000 2009 final
Kajian thd analisis hasil pisa 2000 2009 finalKajian thd analisis hasil pisa 2000 2009 final
Kajian thd analisis hasil pisa 2000 2009 final
 

Recently uploaded

Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 

Tan Malaka

  • 1. Menafsirkan Pemikiran Tan Malaka dalam Bermatematika Iwan Pranoto Jika Descartes dianggap sebagai pencetus peradaban pencerahan di Eropa, tak berlebihan jika Tan Malaka kita sebut sebagai benak janin peradaban pencerahan bagi nasion ini. Tan Malaka menciptakancetak biru republik ini, dan diimpikannya janin republik yang dibidaninya ini tumbuh berdasarnalar. Yang sangat menarik,pentingnya unsur berpikir dan logika serta matematika dalam bernegara ditulis berulang-ulang di buku juaranya, Madilog1 . Tulisan ini tidak akan meninjau sisi politik maupun ideologi pemikiran Tan Malaka, tetapi justru hendak menafsirkan gagasan pembelajaranmatematika yang dipikirkan Tan Malaka. Beliau menuliskan banyak gagasan tentang apa itu matematika, pentingnya matematika, dan pengalaman bermatematika di Madilog dan beberapatulisanlainnya. Kemudian, dicobadibandingkandenganpraktikpembelajaranmatematika sekolah di era sekarang ini. Di bagian akhir tulisan ini akan dicoba diajukan sebuah strategi untuk mewujudkanpemikiranTanMalakaini ke dalam pembelajaranmatematikabagi anak,cucu,dan cicit Tan Malaka di abad 21 ini. Kegemaran Bermatematika Memang takada yangmeragukanbahwamatematikabermanfaatdalam kehidupan, dan pada abad 21 ini,matematikasemakinberperanluasdalamsains,teknologi,danbahkankehidupansehari-hari. Dan, beberapa pendapat mengatakan bahwa untuk memotivasi siswa dalam belajar matematika adalah dengan menunjukkan manfaat dan keterkaitannya dalam kehidupan nyata. Ini tentu tak salah, tetapi yang justru terlupakan adalah unsur sukacita dalam bermatematika. Ini yang justru disiratkan dalam tulisannya. Tan Malaka berdasar pengalaman hidupnya sendiri saat kanak-kanak justru melihat kegiatan bermatematika termasuk berpikir sebagai kesukacitaan sampai menjadi kegemaran. Kegemaran berhitung dan berpikir memang umum di Indonesia. Di daerah yang saya kenal ketika saya masih pemuda,kegiatan untukberhitungitu memang luarbiasa.Di tanah Batak dan Minangkabau kegiatan itu sampai ke puncak.2 Penggunaankata“kegemaran”bersamakata“berpikir”tentunyamenarikdan sangatlangkadi masa sekarang. Dari hasil survei PISA 2004, justru Indonesia termasuk tertinggi pengidap math anxiety atau kecemasan terhadap matematika. Uniknya pula, kutipan ini menunjukkan bahwa secara kultural dua daerah di Sumatra itu, yakni tanah Minangkabau dan tanah Batak, sangat kuat penghargaannnyapadamatematikasaatitu.Ini tentuperluditeliti lebihlanjut,mencari akar kultural penyebab tumbuhnya kegemaran bermatematika tersebut. Yang disiratkan Tan Malaka di atas bahwa kegiatan berhitung dan berpikir bukanlah beban. Bermatematikabukankarenaharus,tetapi karenaingin. Bukanpulabelajar matematika untuk lulus 1 Malaka,Tan.Madilog, WidjajaJakarta,1951.Cetakan Ketiga, TePLOK Press,April 2000 2 Idem, hal.83
  • 2. ujian, tetapi hanya untuk mengerjakannya. Seperti saat mengisi teka-teki silang, seseorang bermatematikauntukdinikmati prosesnya. Kenikmatan bukan saat kegiatan berakhir, tetapi justru kenikmatan terjadi pada saat proses bermatematika itu berlangsung. Bermatematika seharusnya seperti sebuahpetualangan. Seseorang yang bermatematika harus dibayangkan seorang pemanjat tebing atau pendaki gunung yang gemar menjelajah berpetualang. Dapat dibayangkan, tentunya seseorang yang sedang berpetualang akan bersikap sukacita saat mengerjakannya, walau menghadap kesulitan dan tantangan. Masalah atau tantangan bukan sesuatu yang dihindari tetapi justru kesempatan untuk menikmati proses mengatasinnya. Seorang petualang justru tak mau menggunakan jalan pintas, karena menikmati setiap detik dan jengkal proses berpetualang itu. Demikian juga seorang pemelajar matematika seharusnya menikmati tiap langkah proses bermatematika, bukan menerapkan rumus cepat yang tak dipahaminya. Pendapatini sangatmendasardanparadigmatik.Sekaliguspendapatini sangatrevolusioner, karena memposisikankehendakindividusebagai sumberpengembanganmanusia.Terlebihlagi,pernyataan Bapak Bangsaitu sekarangsejalan dengan riset sains terkini terkait pendidikan. Misalnya psikologi dan ilmusyaraf menguatkanpendapatbahwa seseorangyangbelajarmatematika didorongmotivasi dari dalam diri akan lebih efektif, ketimbang motivasi dari luar. Belajar matematika karena menggemarinya justru paling ideal dan guru harus mengusahakannya. Belajar Matematika Dari tulisannya, Tan Malaka pada masa itu mengamati praktik pendidikan matematika yang diterapkanpemerintahHindia-Belandadi sekolah dasar dan menengah dengan cermat. Penekanan pendidikan matematika saat itu yang memang menekankan pada manipulasi angka, tanpa cukup menganalisis, tentunya merisaukan beliau. Gagasan beliau tentang pendidikan matematika yang sarat dengan kegiatan berpikir justru tak terwujudkan pada pendidikan sekolah saat itu. Kegiatan berpikir diasingkan dari pelajaran matematika. Saat itu tentunya pemerintah Hindia-Belanda memang membutuhkan buruh, pencatat, dan penghitungdi jawatanataupabrik-pabrik,bukanpemikir.Sekolahdituntutmenghasilkan buruh siap bekerjadanhandal sebagai pekerjapatuh.Dampaknya, sekolahdiarahkanmelaksanakanpendidikan matematika yang justru menjauhi makna matematika itu sendiri. Ini persis seperti yang dituliskannya: Pendidikan ala sekolah Belanda tak menambah, bahkan membunuh kegiatan matematika3 . Denganfrasa “membunuhkegiatanmatematika”,Tanhendakmengungkapkanbahwapembelajaran matematika yang dipraktikkan di sekolah justru malah membuat anak tak berkenalan dengan inti matematikayangsesungguhnya.Kegiatandi kelas yangdiamatinyajustrubukan matematika, tetapi sekedarhitung-hitunganangkadanmengabaikanprosesberpikir. Prosesmengutak-atikangka tanpa pemahaman. Akibatnya,matematikayangditampilkandi sekolah-sekolah saat itu justru dirasa Tan tanpa makna. Akibatnya siswa belajar matematika menjadi “terpaksa”, menjadi sebuah kewajiban. Akibatnya, motivasi dasarseorangsiswabelajar matematikabukanlahdorongansukacitaatau ingintahu, tetapi justru demi tujuan pragmatis, yakni cari uang. Ini sejatinya menunjukkan keresahan Tan terhadap 3 Idem, hal.83
  • 3. alasankeliruseseorangbelajarmatematikademi pangkat.Keadaanini bagi Tan justru merendahkan sekaligus menghina matematika yang bagi dirinya sejatinya sebuah karya agung kemanusiaan. Kalau si murid mempelajarimatematika,bukan karena ia suka pada ilmu itu, melainkan karena ia terpaksa mempelajari, untuk mendapatkan pangkat yang tinggi, seperti opzicthter atau insinyur4 . Bagi Tan,matematikaitutak seharusnya direndahkan pangkatnya dalam keilmuan sebagai sesuatu yang dipelajari untuk fungsi atau kegunaannya semata. Baginya, matematika sebagai kendaraan seseorang untuk belajar berpikir justru yang paling utama. Matematika bagi Tan dipelajari untuk mengembangkandiri pemelajarnya,memanusiakanpemelajarseutuhnya. Tantampaksekali takrela jika hal terakhir itu diabaikan. Tan malah secara keras mengungkapkan ketaksetujuan terhadap tindakan tak cukup menghargai matematika ini di kalimat berikut: Tetapi kalau ia sudah mendapatangka yang memuaskan, matematika sebagai pelatih otak dia lemparkan sama sekali5 . Di kalimatini,Tanmengkritisikeadaanseseorang mengerjakan matematika yang berorientasi pada hasil danmengabaikanprosesberpikirnya.Kegiatanbermatematikayangdipikirkan Tan justru harus tetap melihat matematika sebagai kendaraan untuk berlatih otak. Siswa yang belajar matematika diharapkan menyadari bahwa bermatematika itu melatih otak, mengembangkan kemampuan berpikirnya. Kemudian,Tanmenekankan manfaatseseorangbermatematika utamanya selain untuk dinikmati juga untuk pengembangan diri termasuk meningkatkan sikap pemelajarnya dalam kehidupan. Ini terbaca di kutipan berikut: Seorang … kalau sdh dilatih dg silat yg baik, akan berbeda pandang langkah sikap & tangkisannya terhadap serangan lawannya… Begitulah juga otak yang sudah dilatih oleh matematika, lain sikapnya terhadap suatu persoalan daripada otak mentah6 Matematika memang unik dibanding disiplin keilmuan lain. Matematika sendiri sebagai sebuah strukturabstrak sebenarnyatakmengandungpengetahuan.SangatberbedadibandingFisika, Kimia, Kerekayasaan, Ilmu Sosial, dan lainnya. Istilah-istilah matematika yang digunakan sebenarnya tak begituutama. Pengajaran matematika jadi sesungguhnya sangat jauh dari gambaran suatu transfer pengetahuan. Lebih tepatnya, seorang guru yang membelajarkan matematika sebenarnya sedang berupaya menyadarkan muridnya untuk mengembangkan dua hal, yakni ketrampilan dan sikap. Seseorang yang belajar matematika sejatinya akan mengembangkan ketrampilannya bernalar, berkomunikasi kompleks,menyelesaikan masalah, dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ini semua kata kerja. Memang demikianlah seharusnya matematika dimaknai sebagai sebuah kata kerja, bukan kata benda. Walau dalam kehidupan nyata seseorang tak menghadapi masalah matematika secara eksplisit, seperti menentukan akar persamaan kuadrat, namun ketrampilan-ketrampilan yang dibangun melalui pengalaman bermatematika merupakan senjata utama dalam menghadapi persoalan sehari-hari. Ini yang dikatakan Tan di kutipan di atas. Ketrampilan-ketrampilan tadi itulah yang seharusnya mewujud di diri pemelajarnya. 4 Idem, hal.83 5 Idem, hal.83 6 Idem, hal.54
  • 4. Selainmengembangkan ketrampilan yang terkait dengan proses berpikir seperti di atas, seseorang yang belajarmatematikaakanmengembangkansikapnya. Pertamayangakandibangunadalah sikap positif terhadap masalah. Selain pemelajar matematika akan memiliki sikap percaya diri dalam menghadapi masalah,pemelajaryangberhasil akanmemandangmasalahsebagai sebuahkendaraan untuk mengembangkan dirinya. Masalah dalam kehidupan manusia merupakan sebuah peluang untuk semakin membijakkan dirinya. Bukankah setiap manusia di dunia ini memang selalu dipasangkan dengan masalah baginya? Dan, setiap manusia sejatinya harus selalu mengingat pentingnya masalah bagi dirinya. Kehidupan era modern ini sama sekali tidak meniadakan masalah, malah masalah yang dihadapi manusia di era sekarang sangat berbeda dengan era sebelumnya. Masalah era sekarang sangat tak rutin. Masalah era sekarang banyak yang belum ditemui di era sebelumnya. Seperti masalah pemanasanglobal, manusia era sekarang harus menyelesaikan rangkaian masalah yang belum ada riset sebelumnya. Penyakit era sekarang banyak yang belum ada di literatur. Dokter harus menyelesaikanmasalah/penyakityangdihadapi pasiennya dengan kemampuan berpikir serta sikap ingin tahu, gigih, percaya diri, dan bersahaja. Jikaseseorangbelajarmatematikadenganbaik,sejatinyaakantumbuhsikappercayadiri tetapi juga sekaligus sikap bersahaja. Semakin seseorang belajar matematika lanjut, dirinya akan semakin menyadari bahwamatematikatakbicaratentangkebenaran,tetapi tentangkesahihan.Sikapdirinya akan menjadi semakin menghargai hak berpendapat orang lain. Tak serta merta menganggap pendapat yang berbeda dengan pendapatnya sebagai sesuatu yang salah atau sesat. Akibatnya, dirinya semakin tak takabur. Pembangunan sikap bersahaja ini yang justru sangat penting dari pembelajaran matematika. Sikap bersahaja ini dalam praktik pendidikan yang dipabrikkan seperti sekarang menjadi tak diperhatikan, karena sikap itu tak dapat diukur. Namun, apakah memang semua pencapaian ketrampilan dan sikap dalam pendidikan matematika harus dapat diukur? Yang perlu digarisbawahi, sikap bersahaja ini justru yang menjadi jantung keselarasan sosial berdasarkanintelektualitas. Oleh karenanya, mutu pembelajaran matematika akan sangat relevan denganpembangunankeselarasansosial. Ini lahtantanganpembelajaranmatematika sekolah dasar dan menengah sesungguhnya. Nyata Tak Bermateri Tan Malaka memiliki pandangan sangat mendalam atau filosofis terhadap matematika. Pertama, beliau memahami bahwa matematika adalah sebuah disiplin keilmuan yang tak bermateri. Matematikaadalah studi tentang gagasan semata yang dibuat oleh manusia. Panca indra tak boleh berperan dalam matematika. Semua penarikan kesimpulan harus senantiasa bergantung pada prosesbernalardeduktif.Duagarissejajarataudua segmengarissamapanjangtak dapat dibuktikan menggunakan mistar, jangka, penggaris, atau alat lainnya. Ini yang dikatakan Tan Malaka bahwa matematika adalah ilmu tak bermateri. …dalam perasaan kekurangan materi, penulis banyak mendapatkan materi pada ilmu tak bermateri. Persoalan matematika melupakan banyak perkara lain-lain… Sebuah ironi sangat mungkin hendak disiratkan beliau dalam kutipan di atas. Pada saat dalam kehidupannya, beliau serba kekurangan dari segi materi dan juga tak sehat, beliau justru
  • 5. memperoleh kebahagiaan dalam bermatematika. Kekurangan materi dipuaskan dengan ilmu tak bermateri. Kegiatan bermatematika baginya menjadi sebuah layaknya sebuah taman hiburan. Mungkin ini bak anak kecil yang memasuki alam fantasinya. Kedua, kutipan di atas juga menekankan sekali lagi bagaimana beliau memandang belajar matematika atau bermatematika. Baginya, bermatematika adalah sebuah kenikmatan yang justru dapat mengalahkanpermasalahandalamkehidupannya. Ini mengatakan bahwa Tan Malaka sangan menikmati kegiatan bermatematika. Ini mungkin yang dia ingin cucu dan buyutnya hari ini merasakan saat bermatematika. Pesan Tan Malaka tentang cara pandang terhadap matematika ini perlu digaungkan melalui ucapan dan tindakan guru-guru matematika sekarang dan masa depan. Bapak Bangsayang kasmaranbermatematikaini telahmemberikantauladanbagaimana seharusnya kita semua menikmati belajar matematika. Strategi Untuk menggaungkan gagasan Tan Malaka terhadap matematika ini memang akan baik jika direkaciptasecaraseksamake dalampendidikanmatematika sekolah dasar dan menengah. Bahkan pada perkuliahan matematika di tahun pertama pendidikan tinggi pun, gagasan Tan Malaka ini seharusnyadikenalkan.SudutpandangTanMalaka terhadap matematika akan membangun budaya belajarmatematika yang baru. Sudut pandang ini akan memicu kasmaran bermatematika di siswa- siswi sekolah.Gairahini akan menggeser paradigma kuno dari pengajaran matematika yang sangat menekankanpadakepatuhanprosedurdanmanipulasitanpamakna, menjadi proses bernalar serta kenikmatanbermatematika.Secararesmi,harusadaterusmenerus upaya menyebarkan paradigma ini. Namun, melalui jalur informal yang tidak bergantung pada birokrasi, penyebaran paradigma Tan Malaka pada pendidikan matematika ini justru lebih menunjukkan peluangnya. Melalui pembelajaranmatematika secara daring, terbuka, dan masif, penyebaran gagasan dan pengenalan paradigma pendidikan matematika beliau dapat lebih tersebar. Pembuatan modul-modul pembelajaran matematika yang merealisasikan gagasan Tan Malaka yang dapat diunduh secara gratis oleh guru-guru akan membuat penyebarannya efektif. Kemudian, yang harus diupayakan adalah membuat model-model pembelajaran matematika yang mendasarkan pada cara pandang Tan Malaka dalambentukrangkaianvideosingkat,sekitar7menitanataukurang.Bentukvideoakan membuat guru dapat melihat secara langsung bagaimana pembelajaran matematika di kelas yang mewujudkan paradigma Tan Malaka.