SlideShare a Scribd company logo
To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan
Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5.
Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id
1
DAMPAK KEGIATAN TAMBAK UDANG INTENSIF TERHADAP KUALITAS
FISIK-KIMIA PERAIRAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO
Abdul Muqsith
Program Studi Budidaya Perikanan Akademi Perikanan Ibrahimy
Email: muqsithd@yahoo.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the impact of waste from shrimp farming activities on the
physical-chemical quality of coastal waters. The study was conducted over three months using the
survey method. Measurement and water sampling is done directly (in situ) at three stations are: outlet
pond; estuary and coastal waters. Water quality analysis conducted qualitative descriptive by
comparing the results of water quality measurements the quality standard limits for the life of marine
organisms and shrimp farming. The results showed that the activities of shrimp ponds in the study
area have an impact high concentration of TSS in coastal waters. The analysis showed the value of
TSS concentrations in coastal waters (average 132.6 ± 58.3 ppm) already exceed the quality
standard limits for the life of marine organisms and shrimp farming that is 80 ppm. The results also
showed that analysts COD concentration in coastal waters (average 85.69 ± 25.80 ppm) also
exceeded the water quality standards for the life of marine organisms and shrimp farming activities is
80 ppm. The high concentration of COD allegedly coastal waters from waste chemicals on agricultural
activities on land and domestic waste (settlements) around the coastal areas Banyuputih.
Keywords: shrimp ponds, waste, Physical-chemical quality of the water
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak limbah dari kegiatan budidaya udang terhadap
kualitas fisik-kimia perairan pesisir. Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dengan
menggunakan metode survey. Pegukuran dan pengambilan sampel air dilakukan secara langsung
(insitu) pada tiga stasiun yaitu: outlet tambak; muara sungai perairan pantai. Analisis kualitas air
dilakukan secara diskriptif kualitatif dengan cara membandingkan hasil pengukuran kualitas air
dengan nilai ambang batas kualitas air untukorganisme laut dan kegiatan budidaya udang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kegiatan tambak udang di wilayah studi memberikan dampak tingginya
konsentrasi TSS pada perairan pantai. Hasil analisis menunjukkan nilai konsentrasi TSS pada
perairan pantai (rata-rata 132,6±58,3 ppm) sudah melebihi ambang batas baku mutu untuk kehidupan
organisme laut dan budidaya udang yaitu 80 ppm. Hasil analis juga menunjukkan bahwa konsentrasi
COD di perairan pantai (rata-rata 85,69±25,80 ppm) juga telah melebihi ambang batas baku mutu
kualitas air untuk kehidupan organisme laut dan kegiatan budidaya udang yaitu 80 ppm. Tingginya
konsentrasi COD perairan pantai diduga berasal dari limbah bahan kimia kegiatan pertanian di lahan
atas dan limbah domestik (pemukiman penduduk) di sekitar wilayah pesisir Banyuputih.
Kata Kunci : Tambak udang, limbah, kualitas Fisik-kimia air
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan yang mempunyai
potensi budidaya tambak cukup besar. Seperti pada daerah di Indonesia pada umumnya, besarnya
potensi lahan yang ada telah memicu budidaya tambak di wilayah ini berkembang pesat. Luas lahan
tambak di Kabupaten Situbondo pada saat ini mencapai 754,2 ha, terdiri dari 550,1 ha tambak
intensif, 32,1 ha tambak semi intensif dan 172 ha tambak tradisional (Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Situbondo, 2013).
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Volume 5, No. 1, Februari 2014
ISSN: 2086-3861
To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan
Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5.
Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id
2
Kecamatan Banyuputih yang dipilih sebagai wilayah studi dalam penelitian ini merupakan salah satu
dari 12 kecamatan yang termasuk dalam wilayah pengembangan budidaya tambak udang dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo tahun 2009-2029. Luas lahan tambak yang ada
di Kecamatan Banyuputih saat ini adalah 113 ha yang seluruhnya dikelola secara intensif. Dari luas
lahan tersebut, 39 ha merupakan lahan tambak produktif/aktif dan sisanya 74 ha merupakan lahan
tambak yang sudah tidak produktif. (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Situbondo, 2013).
Kegiatan budidaya tambak udang yang dilakukan secara intensif akan menghasilkan limbah budidaya
yang terbuang ke lingkungan perairan, dan secara nyata dapat mempengaruhi kualitas lingkungan
perairan pesisir (Johnsen et al., 1993). Menurut Clark (1996), secara langsung dan tidak langsung
dampak limbah tambak terhadap perikanan, yaitu menurunnya jumlah populasi organisme, kerusakan
habitat serta lingkungan perairan sebagai media hidupnya.
Kualitas air merupakan salah satu syarat penting dalam pengembangan budidaya udang. Ada dua
alasan yang menjadikan kondisi kualitas perairan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan
(Soewardi, 2002), yaitu: (i) menciptakan kondisi lingkungan perairan tambak yang bersih dan nyaman
bagi udang untuk tumbuh dan berkembang secara optimal guna mendukung keberhasilan
pemeliharaan udang; (ii) untuk menghasilkan air buangan tambak dengan kualitas yang masih aman
bagi ekosistem perairan pesisir atau masih dalam batas-batas yang diperbolehkan berdasarkan
standar baku mutu air laut untuk kegiatan perikanan budidaya. Kriteria kualitas air untuk kegiatan
budidaya tambak dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Kriteria kualitas air yang diperbolehkan untuk kegiatan budidaya tambak udang
No. Parameter
Nilai
Batas Optimum
1 Suhu (0
C) 21-32 29-30
2 Salinitas (ppt) 0-35 15-25
3 TSS (ppm) 25-500 25-80
4 Kecerahan (cm) 25-60 30-40
5 pH 6,5-8,5 7,5-8,5
6 Alkalinitas (ppm) >50 >100
7 Kesadahan (ppm) >40 20-300
8 Oksigen terlarut (ppm) >2 ≥3
9 NH+3
-N (mg/l) 1,0 0
10 NO2-N (mg/l) 0,25 0
No.
Parameter Nilai
Batas Optimum
11 Total Phosphate (ppm) 0,05-0,50 0,5
12 BOD5 (ppm) <25 <25
13 COD (ppm) 40-80 <40
14 H2S (ppm) 0,001 0
15 Cu (ppm) -
16 Cd (ppm) 0,013-0,328 <0,01
17 Pb (ppm) 0,001-1,157 <0,01
18 Zn (ppm) -
19 Hg (ppm) 0,051-0,167 <0,003
20 Fe (ppm) 0,03 0,01
21 Deterjen (ppm) - <0,1
22 Organoclorin (ppm) - <0,02
Sumber : Poernomo (1992); Widigdo (2002); Soewardi (2002)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak limbah dari kegiatan budidaya udang dengan
teknologi intensif terhadap kualtas fisik-kimia perairan pesisir Kecamatan Banyuputih Kabupaten
Situbondo.
METODE PENELITIAN
Lokasi danWaktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo (Gambar
1.), selama tiga (3) bulain yaitu pada bulan September sampai dengan November 2013. Pemilihan
lokasi didasarkan atas pertimbangan: (1) Kecamatan Banyuputih merupakan salah satu dari 12
kecamatan yang diprioritaskan untuk pengembangan budidaya perikanan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo tahun 2009-2029;. (3) Lahan tambak produktif yang ada di
To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan
Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5.
Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id
3
Kawasan
Tambak
Udang
wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih (39 ha), saat ini seluruhnya dikelola dengan menggunakan
teknologi intensif dan akan berkontribusi menghasilkan limbah organik pada perairan pesisir dalam
jumlah yang besar. Kegiatan tambak udang intensif yang ada saat ini dan pengembangannya ke
depan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kualitas perairan pesisir Banyuputih.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan kimia kualitas air, sampel air, kertas
label, dan kertas tisu. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: refractometer,
pH meter, DO meter, , botol sampel, ember, GPS serta alat tulis menulis.
Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui metode pengamatan lapangan (observasi).Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan beberapa hasil penelitian serta penulusuran
pustaka yang terkait dengan materi penelitian. Data yang dibutuhkan secara lebih rinci dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Data yang dikumpulkan dalam penelitian
Data Fisik- Kimia
Perairan
Sumber Analisis Tujuan
1 Suhu
 TSS
 Oksigen terlarut
 pH
 Salinitas
 BOD
 COD
 Ammonia (NH3-N)
 Nitrat (NO2-N)
 Nitrit (NO3-N)
 Phospat (PO4
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
Analisis Kualitas Air
Mengetahui
dampak ekologis
limbah organik
tambak terhadap
kualitas fisik-kimia
perairan pesisir
Kecamatan
Banyuputih
Situbondo
Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data fisik-kimia perairan bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan pesisir
Kecamatan Banyuputih meliputi kondisi fisik dan kimia perairan yang terkait dengan kelayakan
lingkungan untuk kehidupan udang baik di alam maupun di tambak. Pengukuran dan pengambilan
contoh kualitas air dilakukan secara langsung (insitu) yang mengacu pada APHA (1989). Pengukuran
kualitas air dilakukan pada 3 stasiun yaitu: stasiun 1 adalah saluran outlet tambak; stasiun 2 adalah
muara sungai dan stasiun 3 adalah perairan pantai. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap satu
bulan sekali selama tiga bulan. Posisi masing-masing stasiun pengambilan contoh sampel kualitas air
ditentukan dengan alat bantu Global Positioning System (GPS). Analisis kualitas air selain langsung
dilakukan pengukuran di lapangan, juga dilakukan analisis di laboratorium kualitas air Balai Budidaya
Air Payau (BBAP) Kabupaten Situbondo.
Stasiun
Pengamatan
Kualitas Air
To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan
Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5.
Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id
3
Kawasan
Tambak
Udang
wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih (39 ha), saat ini seluruhnya dikelola dengan menggunakan
teknologi intensif dan akan berkontribusi menghasilkan limbah organik pada perairan pesisir dalam
jumlah yang besar. Kegiatan tambak udang intensif yang ada saat ini dan pengembangannya ke
depan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kualitas perairan pesisir Banyuputih.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan kimia kualitas air, sampel air, kertas
label, dan kertas tisu. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: refractometer,
pH meter, DO meter, , botol sampel, ember, GPS serta alat tulis menulis.
Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui metode pengamatan lapangan (observasi).Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan beberapa hasil penelitian serta penulusuran
pustaka yang terkait dengan materi penelitian. Data yang dibutuhkan secara lebih rinci dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Data yang dikumpulkan dalam penelitian
Data Fisik- Kimia
Perairan
Sumber Analisis Tujuan
1 Suhu
 TSS
 Oksigen terlarut
 pH
 Salinitas
 BOD
 COD
 Ammonia (NH3-N)
 Nitrat (NO2-N)
 Nitrit (NO3-N)
 Phospat (PO4
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
Analisis Kualitas Air
Mengetahui
dampak ekologis
limbah organik
tambak terhadap
kualitas fisik-kimia
perairan pesisir
Kecamatan
Banyuputih
Situbondo
Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data fisik-kimia perairan bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan pesisir
Kecamatan Banyuputih meliputi kondisi fisik dan kimia perairan yang terkait dengan kelayakan
lingkungan untuk kehidupan udang baik di alam maupun di tambak. Pengukuran dan pengambilan
contoh kualitas air dilakukan secara langsung (insitu) yang mengacu pada APHA (1989). Pengukuran
kualitas air dilakukan pada 3 stasiun yaitu: stasiun 1 adalah saluran outlet tambak; stasiun 2 adalah
muara sungai dan stasiun 3 adalah perairan pantai. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap satu
bulan sekali selama tiga bulan. Posisi masing-masing stasiun pengambilan contoh sampel kualitas air
ditentukan dengan alat bantu Global Positioning System (GPS). Analisis kualitas air selain langsung
dilakukan pengukuran di lapangan, juga dilakukan analisis di laboratorium kualitas air Balai Budidaya
Air Payau (BBAP) Kabupaten Situbondo.
Stasiun
Pengamatan
Kualitas Air
To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan
Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5.
Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id
3
Kawasan
Tambak
Udang
wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih (39 ha), saat ini seluruhnya dikelola dengan menggunakan
teknologi intensif dan akan berkontribusi menghasilkan limbah organik pada perairan pesisir dalam
jumlah yang besar. Kegiatan tambak udang intensif yang ada saat ini dan pengembangannya ke
depan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kualitas perairan pesisir Banyuputih.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan kimia kualitas air, sampel air, kertas
label, dan kertas tisu. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: refractometer,
pH meter, DO meter, , botol sampel, ember, GPS serta alat tulis menulis.
Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui metode pengamatan lapangan (observasi).Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan beberapa hasil penelitian serta penulusuran
pustaka yang terkait dengan materi penelitian. Data yang dibutuhkan secara lebih rinci dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Data yang dikumpulkan dalam penelitian
Data Fisik- Kimia
Perairan
Sumber Analisis Tujuan
1 Suhu
 TSS
 Oksigen terlarut
 pH
 Salinitas
 BOD
 COD
 Ammonia (NH3-N)
 Nitrat (NO2-N)
 Nitrit (NO3-N)
 Phospat (PO4
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
 Ground check
Analisis Kualitas Air
Mengetahui
dampak ekologis
limbah organik
tambak terhadap
kualitas fisik-kimia
perairan pesisir
Kecamatan
Banyuputih
Situbondo
Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data fisik-kimia perairan bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan pesisir
Kecamatan Banyuputih meliputi kondisi fisik dan kimia perairan yang terkait dengan kelayakan
lingkungan untuk kehidupan udang baik di alam maupun di tambak. Pengukuran dan pengambilan
contoh kualitas air dilakukan secara langsung (insitu) yang mengacu pada APHA (1989). Pengukuran
kualitas air dilakukan pada 3 stasiun yaitu: stasiun 1 adalah saluran outlet tambak; stasiun 2 adalah
muara sungai dan stasiun 3 adalah perairan pantai. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap satu
bulan sekali selama tiga bulan. Posisi masing-masing stasiun pengambilan contoh sampel kualitas air
ditentukan dengan alat bantu Global Positioning System (GPS). Analisis kualitas air selain langsung
dilakukan pengukuran di lapangan, juga dilakukan analisis di laboratorium kualitas air Balai Budidaya
Air Payau (BBAP) Kabupaten Situbondo.
Stasiun
Pengamatan
Kualitas Air
To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan
Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5.
Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id
4
Tabel 3. Parameter, alat/cara analisis, dan tempat pengukuran kualitas air
Parameter Alat /cara analisis Tempat
Pengukuran
a. Parameter fisika
 Suhu
 Padatan tersuspensi (TSS)
 Kekeruhan
 Thermometer air raksa
 Botol sampel / Gravimetri
 Turbiditymeter
 Insitu
 Laboratorium
 Laboratorium
b. Parameter Kimia
 pH
 Salinitas
 Oksigen terlarut
 BOD
 COD
 Ammpelmonia (NH3-N)
 Nitrat (NO2-N)
 Nitrit (NO3-N)
 Phospat (PO4)
 pH meter
 Refraktometer
 DO meter
 Botol sampel/ pektrofotometer
 Botol sampel/ pektrofotometer
 Botol sampel/Spektrofotometer
 Botol sampel/Spektrofotometer
 Botol sampel Spektrofotometer
 Botol sampel/Spektrofotometer
 Insitu
 Insitu
 Insitu
 Laboratorium
 Laboratorium
 Laboratorium
 Laboratorium
 Laboratoriu
 Laboratorium
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas air merupakan persyaratan yang penting untuk kegiatan budidaya udang dan ikan. Kualitas
air juga merupakan faktor penentu terhadap daya dukung lingkungan untuk pengembangan budidaya
tambak. Kualitas air merupakan salah satu parameter dalam menentukan tingkat kelayakan atau
kesesuaian budidaya tambak. Hasil pengukuran kualitas air di kawasan perairan pesisir Kecamatan
Banyuputih Kabupaten Situbondo disajikan padaTabel 4.
Tabel 4. Hasil pengukuran parameter kualitas air di tambak, pantai dan sungai/saluran di
lokasi penelitian
Parameter Tambak Sungai Pantai Ambang
Batas
Suhu (
0
C) 29,9±0,81 29,6±1,12 29,8±1,14 21-31
Salinitas (‰ 27,92±1,55 18,11±544 31,6±1,12 5-35
Ph 7,97±0,007 7,65±0,42 7,98±0,24 6,5-8,5
Kekeruhan (NTU) 57,3±21,4* 25,32 24,41±43,63 ≤30
TTS (ppm)* 235,6±51,3* 240,5±38,8* 132,6±58,3* 25-80
DO (ppm) 5,59±0,20 4,95±0,81 6,12±0,75 ≥3
BOD (ppm) 7,53±2,17 6,72±2,94 6,53±2,14 <25
COD (ppm)* 81,72±25,80* 86,39±28,32* 85,69±32,81* 40-80
NH3 (ppm) 0,596±0,208 0,145±0,138 0,137±0,073 ≤1
NO3 (ppm) 0,116±0,142 0,042±0,041 0,052±0,054 -
NO2 (ppm) 0,226±0,145 0,099±0,062 0,094±0,173 0,25
PO4 (ppm) 0,009±0,001 0,088±0,031 0,098±0,058 0,05-0,50
Keterangan: *) telah melampaui batas yang diperbolehkan untuk kegiatan budidaya
berdasarkan kriteria Poernomo (1992); Wedmeyer (1996); Widigdo (2002); Soewardi (2002)
Hasil pengukuran parameter kualitas air yang disajikan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nila
parameter TSS dan COD pada perairan pantai melebihi ambang batas baku mutu kualitas air yang
diperbolehkan untuk kehidupan organisme laut dan kegiatan budidaya udang dimana berdasarkan
hasil analisis laboratorium, konsentrasi TSS sampel air perairan pantai rata-rata adalah 132,6±58,3
ppm dan konsentrasi COD rata-rata 85,69±25,80 ppm. Nilai tersebut melebihi ambang batas baku
mutu untuk kehidupan organisme laut dan kegiatan budidaya udang yaitu untuk TSS dan COD
adalah 80 ppm ( Poernomo, 1992; Wedmeyer, 1996; Widigdo, 2002; Soewardi, 2002). Tingginya
konsentrasi TSS pada perairan pantai disebabkan oleh hasil buangan limbah dari kegiatan tambak
To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan
Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5.
Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id
5
udang intensif yang ada di sekitar wilayah studi. Hal ini diperlihatkan dari nilai hasil pengukuran
sampel air pada tambak intensif yang menunjukkan nilai konsentrasi TSS rata-rata 235,6±51,3 ppm.
Sedangkan nilai konsentrasi COD yang tinggi pada perairan pantai diduga berasal dari limbah bahan
kimia kegiatan pertanian di lahan atas dan juga berasal dari limbah domestik (pemukiman penduduk)
di sekitar wilayah pesisir Banyuputih. Hal ini diperlihatkan dari nilai hasil pengukuran parameter COD
pada sampel air sungai yang menunjukkan angka 86,9±28,32 ppm, dimana nilai konsentrasi COD
tersebut telah melebihi ambang batas baku mutu kualitas air untuk organisme laut dan budidaya
udang yaitu 80 ppm (diacu dari kriteria Boyd (1990); Poernomo (1992); Wedmeyer (1996); Widigdo
(2002); Soewardi (2002); dan MenKLH (2004).
Konsentrasi TSS yang tinggi pada limbah kegiatan tambak udang intensif disebabkan oleh input
pakan buatan dalam sistem budidaya udang yang tidak termakan (sisa pakan) dan hasil metabolisme
berupa faeces yang larut dalam perairan (Boyd, 1998; Johnsen et al., 1993; Primavera, 1994).
Budidaya udang secara intensif, tergantung sepenuhnya pada pakan buatan (pelet), sehingga jika
pakan yang diberikan banyak yang tidak termakan oleh udang maka dapat menyebabkan konsentrasi
bahan organik dalam bentuk padatan tersuspensi (TSS) dalam air tambak akan meningkat. Hasil
pengukuran parameter kekeruhan aiir pada stasiun tambak intensif yaitu 57,3±21,4 NTU (niali
ambang batas baku mutu adalah ≤30 NTU) juga memperkuat kenyataan tersebut. Menurut Canter
(1997) dalam Rustam (2005), terdapat hubungan positif antara nilai padatan tersuspensi (TSS)
dengan kekeruhan pada perairan, yaitu semakin tinggi nilai padatan tersuspensi (TSS), maka
semakin tinggi pula nilai kekeruhan perairan.
KESIMPULAN
Limbah dari kegiatan tambak udang yang ada di wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih memberikan
dampak tingginya konsentrasi TSS pada perairan Pantai yaitu 235,6±51,3 ppm, melebihi ambang
batas dari nilai baku mutu kualitas air untuk kehidupan organisme laut dan budidaya udang yaitu 80
ppm.
Tingginya konsentrasi COD pada perairan pantai (rata-rata 85,69±25,80 ppm) diduga disebabkan ole
limbah bahan kimia di lahan atas dan limbah domestic (pemukiman penduduk). Hal ini diperlihatkan
dari nilai hasil pengukuran parameter COD pada sampel air sungai yang menunjukkan angka
86,9±28,32 ppm dimana nilai tersebut telah melebihi ambang batas baku mutu kualitas air untuk
kehidupan organisme laut dan kegiatan budidaya perikanan (80 ppm)
DAFTAR PUSTAKA
Clark, JR 1996. Coastal Zone Management Hand Book. Lewis Publishers, WasHington. USA.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Situbondo. 2013. Laporan Penyusunan dan Analisis
Data Potensi Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo. Situbondo
Johnsen, RI, O. Grahl-Nielsen dan B.T Lunesttad, 1993. Environmental Distribution on Organic Waste
from Marine Fist Farm. Aquaculture, 118. 219-224.
Poernomo A. 1992. Pemilihan Lokasi Tambak Udang Berwawasan Lingkungan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-United State
Agency for International Development Fisheries Research and Development Project. Jakarta
Rustam, 2005. Analisis Dampak Kegiatan Pertambakan Terhadap Daya Dukung Kawasan Pesisir
(Studi Kasus Tambak Udang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan).
Soewardi, K., 2002. Pengelolaan Kualitas Air Tambak. Makalah dalam Seminar Penetapan Standar
Kualitas Air Buangan Limbah. Ditjen Perikanan Budidaya. Jakarta.
Wedemeyer GA.1996. Physiology of Fish in Intensive Cultures System. Chapman and Hall. New
York. 232 p.
Widigdo B. 2002. Perkembangan dan peranan perikanan budidaya dalam Pembangunan. Panduan
Mata Kuliah PS-SPL. IPB (tidak dipublikasikan).

More Related Content

What's hot

Analisis Fisikokimia Udara
Analisis Fisikokimia UdaraAnalisis Fisikokimia Udara
Analisis Fisikokimia Udararyukyu19
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1PT. SASA
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarElly Sufriadi
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPT. SASA
 
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHSEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHRepository Ipb
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas airAFRIJONI SPT
 
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikPengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikChristina Natalia
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihRizky Olang
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Tri Luthfiani
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...Repository Ipb
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas airBBAP takalar
 
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Da'imatus Sholichah
 
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter FisikManajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter FisikFadila Maharani
 
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)an__r_
 

What's hot (20)

Analisis Fisikokimia Udara
Analisis Fisikokimia UdaraAnalisis Fisikokimia Udara
Analisis Fisikokimia Udara
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
Jurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik airJurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik air
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawar
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHSEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
 
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balikPengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
Pengolahan air asin dan payau dgn sistem osmosis balik
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
 
Identifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogenIdentifikasi bakteri patogen
Identifikasi bakteri patogen
 
Dampak air
Dampak airDampak air
Dampak air
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
 
Analisis data air
Analisis data airAnalisis data air
Analisis data air
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
 
Manajemen kualitas air
Manajemen kualitas airManajemen kualitas air
Manajemen kualitas air
 
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter FisikManajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
 
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
 

Similar to Tambak udang

INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...Asramid Yasin
 
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxAnalisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxVelyPurba
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirSabarudin saba
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfDody Perdana
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPBJurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPBM Maksum
 
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdfFriscaZofanoraPramah1
 
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANEPENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANELifia Citra Ramadhanti
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...DasaptaErwinIrawan
 
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatanhidnisa
 
Coastal Swamp in Cimandiri River as Eel Habitat
Coastal Swamp in Cimandiri River as Eel HabitatCoastal Swamp in Cimandiri River as Eel Habitat
Coastal Swamp in Cimandiri River as Eel HabitatTriyanto Trie
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Dewi Abiz
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...Riza Magfirah
 

Similar to Tambak udang (20)

INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
 
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxAnalisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
 
Tugas 5 lingkungan
Tugas 5 lingkunganTugas 5 lingkungan
Tugas 5 lingkungan
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdf
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPBJurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
Jurnal Ekonomi Lingkungan vol.17 no.1 IPB
 
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
 
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANEPENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
Studi komparasi dan dampak hasil keputusan gugatan perdata pencemaran lingkun...
 
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
 
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
 
Coastal Swamp in Cimandiri River as Eel Habitat
Coastal Swamp in Cimandiri River as Eel HabitatCoastal Swamp in Cimandiri River as Eel Habitat
Coastal Swamp in Cimandiri River as Eel Habitat
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
 

Recently uploaded

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogorWILDANREYkun
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfMIN1Sumedang
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...AgusRahmat39
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paudMamanDiana
 

Recently uploaded (20)

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 

Tambak udang

  • 1. To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5. Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id 1 DAMPAK KEGIATAN TAMBAK UDANG INTENSIF TERHADAP KUALITAS FISIK-KIMIA PERAIRAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO Abdul Muqsith Program Studi Budidaya Perikanan Akademi Perikanan Ibrahimy Email: muqsithd@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study was to determine the impact of waste from shrimp farming activities on the physical-chemical quality of coastal waters. The study was conducted over three months using the survey method. Measurement and water sampling is done directly (in situ) at three stations are: outlet pond; estuary and coastal waters. Water quality analysis conducted qualitative descriptive by comparing the results of water quality measurements the quality standard limits for the life of marine organisms and shrimp farming. The results showed that the activities of shrimp ponds in the study area have an impact high concentration of TSS in coastal waters. The analysis showed the value of TSS concentrations in coastal waters (average 132.6 ± 58.3 ppm) already exceed the quality standard limits for the life of marine organisms and shrimp farming that is 80 ppm. The results also showed that analysts COD concentration in coastal waters (average 85.69 ± 25.80 ppm) also exceeded the water quality standards for the life of marine organisms and shrimp farming activities is 80 ppm. The high concentration of COD allegedly coastal waters from waste chemicals on agricultural activities on land and domestic waste (settlements) around the coastal areas Banyuputih. Keywords: shrimp ponds, waste, Physical-chemical quality of the water ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak limbah dari kegiatan budidaya udang terhadap kualitas fisik-kimia perairan pesisir. Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dengan menggunakan metode survey. Pegukuran dan pengambilan sampel air dilakukan secara langsung (insitu) pada tiga stasiun yaitu: outlet tambak; muara sungai perairan pantai. Analisis kualitas air dilakukan secara diskriptif kualitatif dengan cara membandingkan hasil pengukuran kualitas air dengan nilai ambang batas kualitas air untukorganisme laut dan kegiatan budidaya udang. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan tambak udang di wilayah studi memberikan dampak tingginya konsentrasi TSS pada perairan pantai. Hasil analisis menunjukkan nilai konsentrasi TSS pada perairan pantai (rata-rata 132,6±58,3 ppm) sudah melebihi ambang batas baku mutu untuk kehidupan organisme laut dan budidaya udang yaitu 80 ppm. Hasil analis juga menunjukkan bahwa konsentrasi COD di perairan pantai (rata-rata 85,69±25,80 ppm) juga telah melebihi ambang batas baku mutu kualitas air untuk kehidupan organisme laut dan kegiatan budidaya udang yaitu 80 ppm. Tingginya konsentrasi COD perairan pantai diduga berasal dari limbah bahan kimia kegiatan pertanian di lahan atas dan limbah domestik (pemukiman penduduk) di sekitar wilayah pesisir Banyuputih. Kata Kunci : Tambak udang, limbah, kualitas Fisik-kimia air PENDAHULUAN Wilayah pesisir Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan yang mempunyai potensi budidaya tambak cukup besar. Seperti pada daerah di Indonesia pada umumnya, besarnya potensi lahan yang ada telah memicu budidaya tambak di wilayah ini berkembang pesat. Luas lahan tambak di Kabupaten Situbondo pada saat ini mencapai 754,2 ha, terdiri dari 550,1 ha tambak intensif, 32,1 ha tambak semi intensif dan 172 ha tambak tradisional (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, 2013). Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 5, No. 1, Februari 2014 ISSN: 2086-3861
  • 2. To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5. Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id 2 Kecamatan Banyuputih yang dipilih sebagai wilayah studi dalam penelitian ini merupakan salah satu dari 12 kecamatan yang termasuk dalam wilayah pengembangan budidaya tambak udang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo tahun 2009-2029. Luas lahan tambak yang ada di Kecamatan Banyuputih saat ini adalah 113 ha yang seluruhnya dikelola secara intensif. Dari luas lahan tersebut, 39 ha merupakan lahan tambak produktif/aktif dan sisanya 74 ha merupakan lahan tambak yang sudah tidak produktif. (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Situbondo, 2013). Kegiatan budidaya tambak udang yang dilakukan secara intensif akan menghasilkan limbah budidaya yang terbuang ke lingkungan perairan, dan secara nyata dapat mempengaruhi kualitas lingkungan perairan pesisir (Johnsen et al., 1993). Menurut Clark (1996), secara langsung dan tidak langsung dampak limbah tambak terhadap perikanan, yaitu menurunnya jumlah populasi organisme, kerusakan habitat serta lingkungan perairan sebagai media hidupnya. Kualitas air merupakan salah satu syarat penting dalam pengembangan budidaya udang. Ada dua alasan yang menjadikan kondisi kualitas perairan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan (Soewardi, 2002), yaitu: (i) menciptakan kondisi lingkungan perairan tambak yang bersih dan nyaman bagi udang untuk tumbuh dan berkembang secara optimal guna mendukung keberhasilan pemeliharaan udang; (ii) untuk menghasilkan air buangan tambak dengan kualitas yang masih aman bagi ekosistem perairan pesisir atau masih dalam batas-batas yang diperbolehkan berdasarkan standar baku mutu air laut untuk kegiatan perikanan budidaya. Kriteria kualitas air untuk kegiatan budidaya tambak dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Kriteria kualitas air yang diperbolehkan untuk kegiatan budidaya tambak udang No. Parameter Nilai Batas Optimum 1 Suhu (0 C) 21-32 29-30 2 Salinitas (ppt) 0-35 15-25 3 TSS (ppm) 25-500 25-80 4 Kecerahan (cm) 25-60 30-40 5 pH 6,5-8,5 7,5-8,5 6 Alkalinitas (ppm) >50 >100 7 Kesadahan (ppm) >40 20-300 8 Oksigen terlarut (ppm) >2 ≥3 9 NH+3 -N (mg/l) 1,0 0 10 NO2-N (mg/l) 0,25 0 No. Parameter Nilai Batas Optimum 11 Total Phosphate (ppm) 0,05-0,50 0,5 12 BOD5 (ppm) <25 <25 13 COD (ppm) 40-80 <40 14 H2S (ppm) 0,001 0 15 Cu (ppm) - 16 Cd (ppm) 0,013-0,328 <0,01 17 Pb (ppm) 0,001-1,157 <0,01 18 Zn (ppm) - 19 Hg (ppm) 0,051-0,167 <0,003 20 Fe (ppm) 0,03 0,01 21 Deterjen (ppm) - <0,1 22 Organoclorin (ppm) - <0,02 Sumber : Poernomo (1992); Widigdo (2002); Soewardi (2002) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak limbah dari kegiatan budidaya udang dengan teknologi intensif terhadap kualtas fisik-kimia perairan pesisir Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo. METODE PENELITIAN Lokasi danWaktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo (Gambar 1.), selama tiga (3) bulain yaitu pada bulan September sampai dengan November 2013. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan: (1) Kecamatan Banyuputih merupakan salah satu dari 12 kecamatan yang diprioritaskan untuk pengembangan budidaya perikanan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo tahun 2009-2029;. (3) Lahan tambak produktif yang ada di
  • 3. To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5. Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id 3 Kawasan Tambak Udang wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih (39 ha), saat ini seluruhnya dikelola dengan menggunakan teknologi intensif dan akan berkontribusi menghasilkan limbah organik pada perairan pesisir dalam jumlah yang besar. Kegiatan tambak udang intensif yang ada saat ini dan pengembangannya ke depan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kualitas perairan pesisir Banyuputih. Gambar 1. Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan kimia kualitas air, sampel air, kertas label, dan kertas tisu. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: refractometer, pH meter, DO meter, , botol sampel, ember, GPS serta alat tulis menulis. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode pengamatan lapangan (observasi).Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan beberapa hasil penelitian serta penulusuran pustaka yang terkait dengan materi penelitian. Data yang dibutuhkan secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data yang dikumpulkan dalam penelitian Data Fisik- Kimia Perairan Sumber Analisis Tujuan 1 Suhu  TSS  Oksigen terlarut  pH  Salinitas  BOD  COD  Ammonia (NH3-N)  Nitrat (NO2-N)  Nitrit (NO3-N)  Phospat (PO4  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check Analisis Kualitas Air Mengetahui dampak ekologis limbah organik tambak terhadap kualitas fisik-kimia perairan pesisir Kecamatan Banyuputih Situbondo Teknik Pengambilan Data Pengambilan data fisik-kimia perairan bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan pesisir Kecamatan Banyuputih meliputi kondisi fisik dan kimia perairan yang terkait dengan kelayakan lingkungan untuk kehidupan udang baik di alam maupun di tambak. Pengukuran dan pengambilan contoh kualitas air dilakukan secara langsung (insitu) yang mengacu pada APHA (1989). Pengukuran kualitas air dilakukan pada 3 stasiun yaitu: stasiun 1 adalah saluran outlet tambak; stasiun 2 adalah muara sungai dan stasiun 3 adalah perairan pantai. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap satu bulan sekali selama tiga bulan. Posisi masing-masing stasiun pengambilan contoh sampel kualitas air ditentukan dengan alat bantu Global Positioning System (GPS). Analisis kualitas air selain langsung dilakukan pengukuran di lapangan, juga dilakukan analisis di laboratorium kualitas air Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Kabupaten Situbondo. Stasiun Pengamatan Kualitas Air To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5. Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id 3 Kawasan Tambak Udang wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih (39 ha), saat ini seluruhnya dikelola dengan menggunakan teknologi intensif dan akan berkontribusi menghasilkan limbah organik pada perairan pesisir dalam jumlah yang besar. Kegiatan tambak udang intensif yang ada saat ini dan pengembangannya ke depan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kualitas perairan pesisir Banyuputih. Gambar 1. Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan kimia kualitas air, sampel air, kertas label, dan kertas tisu. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: refractometer, pH meter, DO meter, , botol sampel, ember, GPS serta alat tulis menulis. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode pengamatan lapangan (observasi).Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan beberapa hasil penelitian serta penulusuran pustaka yang terkait dengan materi penelitian. Data yang dibutuhkan secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data yang dikumpulkan dalam penelitian Data Fisik- Kimia Perairan Sumber Analisis Tujuan 1 Suhu  TSS  Oksigen terlarut  pH  Salinitas  BOD  COD  Ammonia (NH3-N)  Nitrat (NO2-N)  Nitrit (NO3-N)  Phospat (PO4  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check Analisis Kualitas Air Mengetahui dampak ekologis limbah organik tambak terhadap kualitas fisik-kimia perairan pesisir Kecamatan Banyuputih Situbondo Teknik Pengambilan Data Pengambilan data fisik-kimia perairan bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan pesisir Kecamatan Banyuputih meliputi kondisi fisik dan kimia perairan yang terkait dengan kelayakan lingkungan untuk kehidupan udang baik di alam maupun di tambak. Pengukuran dan pengambilan contoh kualitas air dilakukan secara langsung (insitu) yang mengacu pada APHA (1989). Pengukuran kualitas air dilakukan pada 3 stasiun yaitu: stasiun 1 adalah saluran outlet tambak; stasiun 2 adalah muara sungai dan stasiun 3 adalah perairan pantai. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap satu bulan sekali selama tiga bulan. Posisi masing-masing stasiun pengambilan contoh sampel kualitas air ditentukan dengan alat bantu Global Positioning System (GPS). Analisis kualitas air selain langsung dilakukan pengukuran di lapangan, juga dilakukan analisis di laboratorium kualitas air Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Kabupaten Situbondo. Stasiun Pengamatan Kualitas Air To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5. Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id 3 Kawasan Tambak Udang wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih (39 ha), saat ini seluruhnya dikelola dengan menggunakan teknologi intensif dan akan berkontribusi menghasilkan limbah organik pada perairan pesisir dalam jumlah yang besar. Kegiatan tambak udang intensif yang ada saat ini dan pengembangannya ke depan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kualitas perairan pesisir Banyuputih. Gambar 1. Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan kimia kualitas air, sampel air, kertas label, dan kertas tisu. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: refractometer, pH meter, DO meter, , botol sampel, ember, GPS serta alat tulis menulis. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode pengamatan lapangan (observasi).Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan beberapa hasil penelitian serta penulusuran pustaka yang terkait dengan materi penelitian. Data yang dibutuhkan secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data yang dikumpulkan dalam penelitian Data Fisik- Kimia Perairan Sumber Analisis Tujuan 1 Suhu  TSS  Oksigen terlarut  pH  Salinitas  BOD  COD  Ammonia (NH3-N)  Nitrat (NO2-N)  Nitrit (NO3-N)  Phospat (PO4  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check  Ground check Analisis Kualitas Air Mengetahui dampak ekologis limbah organik tambak terhadap kualitas fisik-kimia perairan pesisir Kecamatan Banyuputih Situbondo Teknik Pengambilan Data Pengambilan data fisik-kimia perairan bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan pesisir Kecamatan Banyuputih meliputi kondisi fisik dan kimia perairan yang terkait dengan kelayakan lingkungan untuk kehidupan udang baik di alam maupun di tambak. Pengukuran dan pengambilan contoh kualitas air dilakukan secara langsung (insitu) yang mengacu pada APHA (1989). Pengukuran kualitas air dilakukan pada 3 stasiun yaitu: stasiun 1 adalah saluran outlet tambak; stasiun 2 adalah muara sungai dan stasiun 3 adalah perairan pantai. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap satu bulan sekali selama tiga bulan. Posisi masing-masing stasiun pengambilan contoh sampel kualitas air ditentukan dengan alat bantu Global Positioning System (GPS). Analisis kualitas air selain langsung dilakukan pengukuran di lapangan, juga dilakukan analisis di laboratorium kualitas air Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Kabupaten Situbondo. Stasiun Pengamatan Kualitas Air
  • 4. To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5. Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id 4 Tabel 3. Parameter, alat/cara analisis, dan tempat pengukuran kualitas air Parameter Alat /cara analisis Tempat Pengukuran a. Parameter fisika  Suhu  Padatan tersuspensi (TSS)  Kekeruhan  Thermometer air raksa  Botol sampel / Gravimetri  Turbiditymeter  Insitu  Laboratorium  Laboratorium b. Parameter Kimia  pH  Salinitas  Oksigen terlarut  BOD  COD  Ammpelmonia (NH3-N)  Nitrat (NO2-N)  Nitrit (NO3-N)  Phospat (PO4)  pH meter  Refraktometer  DO meter  Botol sampel/ pektrofotometer  Botol sampel/ pektrofotometer  Botol sampel/Spektrofotometer  Botol sampel/Spektrofotometer  Botol sampel Spektrofotometer  Botol sampel/Spektrofotometer  Insitu  Insitu  Insitu  Laboratorium  Laboratorium  Laboratorium  Laboratorium  Laboratoriu  Laboratorium HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas air merupakan persyaratan yang penting untuk kegiatan budidaya udang dan ikan. Kualitas air juga merupakan faktor penentu terhadap daya dukung lingkungan untuk pengembangan budidaya tambak. Kualitas air merupakan salah satu parameter dalam menentukan tingkat kelayakan atau kesesuaian budidaya tambak. Hasil pengukuran kualitas air di kawasan perairan pesisir Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo disajikan padaTabel 4. Tabel 4. Hasil pengukuran parameter kualitas air di tambak, pantai dan sungai/saluran di lokasi penelitian Parameter Tambak Sungai Pantai Ambang Batas Suhu ( 0 C) 29,9±0,81 29,6±1,12 29,8±1,14 21-31 Salinitas (‰ 27,92±1,55 18,11±544 31,6±1,12 5-35 Ph 7,97±0,007 7,65±0,42 7,98±0,24 6,5-8,5 Kekeruhan (NTU) 57,3±21,4* 25,32 24,41±43,63 ≤30 TTS (ppm)* 235,6±51,3* 240,5±38,8* 132,6±58,3* 25-80 DO (ppm) 5,59±0,20 4,95±0,81 6,12±0,75 ≥3 BOD (ppm) 7,53±2,17 6,72±2,94 6,53±2,14 <25 COD (ppm)* 81,72±25,80* 86,39±28,32* 85,69±32,81* 40-80 NH3 (ppm) 0,596±0,208 0,145±0,138 0,137±0,073 ≤1 NO3 (ppm) 0,116±0,142 0,042±0,041 0,052±0,054 - NO2 (ppm) 0,226±0,145 0,099±0,062 0,094±0,173 0,25 PO4 (ppm) 0,009±0,001 0,088±0,031 0,098±0,058 0,05-0,50 Keterangan: *) telah melampaui batas yang diperbolehkan untuk kegiatan budidaya berdasarkan kriteria Poernomo (1992); Wedmeyer (1996); Widigdo (2002); Soewardi (2002) Hasil pengukuran parameter kualitas air yang disajikan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nila parameter TSS dan COD pada perairan pantai melebihi ambang batas baku mutu kualitas air yang diperbolehkan untuk kehidupan organisme laut dan kegiatan budidaya udang dimana berdasarkan hasil analisis laboratorium, konsentrasi TSS sampel air perairan pantai rata-rata adalah 132,6±58,3 ppm dan konsentrasi COD rata-rata 85,69±25,80 ppm. Nilai tersebut melebihi ambang batas baku mutu untuk kehidupan organisme laut dan kegiatan budidaya udang yaitu untuk TSS dan COD adalah 80 ppm ( Poernomo, 1992; Wedmeyer, 1996; Widigdo, 2002; Soewardi, 2002). Tingginya konsentrasi TSS pada perairan pantai disebabkan oleh hasil buangan limbah dari kegiatan tambak
  • 5. To Cite this Paper : Muqsith A. 2014. Dampak Kegiatan Tambak Udang Intensif Terhadap Kualitas Fisik-Kimia Perairan Banyuputih Kabupaten Situbondo. JSAPI. 5 (1): 1-5. Journal Homepage: http://samakia.aperiki.ac.id 5 udang intensif yang ada di sekitar wilayah studi. Hal ini diperlihatkan dari nilai hasil pengukuran sampel air pada tambak intensif yang menunjukkan nilai konsentrasi TSS rata-rata 235,6±51,3 ppm. Sedangkan nilai konsentrasi COD yang tinggi pada perairan pantai diduga berasal dari limbah bahan kimia kegiatan pertanian di lahan atas dan juga berasal dari limbah domestik (pemukiman penduduk) di sekitar wilayah pesisir Banyuputih. Hal ini diperlihatkan dari nilai hasil pengukuran parameter COD pada sampel air sungai yang menunjukkan angka 86,9±28,32 ppm, dimana nilai konsentrasi COD tersebut telah melebihi ambang batas baku mutu kualitas air untuk organisme laut dan budidaya udang yaitu 80 ppm (diacu dari kriteria Boyd (1990); Poernomo (1992); Wedmeyer (1996); Widigdo (2002); Soewardi (2002); dan MenKLH (2004). Konsentrasi TSS yang tinggi pada limbah kegiatan tambak udang intensif disebabkan oleh input pakan buatan dalam sistem budidaya udang yang tidak termakan (sisa pakan) dan hasil metabolisme berupa faeces yang larut dalam perairan (Boyd, 1998; Johnsen et al., 1993; Primavera, 1994). Budidaya udang secara intensif, tergantung sepenuhnya pada pakan buatan (pelet), sehingga jika pakan yang diberikan banyak yang tidak termakan oleh udang maka dapat menyebabkan konsentrasi bahan organik dalam bentuk padatan tersuspensi (TSS) dalam air tambak akan meningkat. Hasil pengukuran parameter kekeruhan aiir pada stasiun tambak intensif yaitu 57,3±21,4 NTU (niali ambang batas baku mutu adalah ≤30 NTU) juga memperkuat kenyataan tersebut. Menurut Canter (1997) dalam Rustam (2005), terdapat hubungan positif antara nilai padatan tersuspensi (TSS) dengan kekeruhan pada perairan, yaitu semakin tinggi nilai padatan tersuspensi (TSS), maka semakin tinggi pula nilai kekeruhan perairan. KESIMPULAN Limbah dari kegiatan tambak udang yang ada di wilayah pesisir Kecamatan Banyuputih memberikan dampak tingginya konsentrasi TSS pada perairan Pantai yaitu 235,6±51,3 ppm, melebihi ambang batas dari nilai baku mutu kualitas air untuk kehidupan organisme laut dan budidaya udang yaitu 80 ppm. Tingginya konsentrasi COD pada perairan pantai (rata-rata 85,69±25,80 ppm) diduga disebabkan ole limbah bahan kimia di lahan atas dan limbah domestic (pemukiman penduduk). Hal ini diperlihatkan dari nilai hasil pengukuran parameter COD pada sampel air sungai yang menunjukkan angka 86,9±28,32 ppm dimana nilai tersebut telah melebihi ambang batas baku mutu kualitas air untuk kehidupan organisme laut dan kegiatan budidaya perikanan (80 ppm) DAFTAR PUSTAKA Clark, JR 1996. Coastal Zone Management Hand Book. Lewis Publishers, WasHington. USA. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Situbondo. 2013. Laporan Penyusunan dan Analisis Data Potensi Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo. Situbondo Johnsen, RI, O. Grahl-Nielsen dan B.T Lunesttad, 1993. Environmental Distribution on Organic Waste from Marine Fist Farm. Aquaculture, 118. 219-224. Poernomo A. 1992. Pemilihan Lokasi Tambak Udang Berwawasan Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-United State Agency for International Development Fisheries Research and Development Project. Jakarta Rustam, 2005. Analisis Dampak Kegiatan Pertambakan Terhadap Daya Dukung Kawasan Pesisir (Studi Kasus Tambak Udang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan). Soewardi, K., 2002. Pengelolaan Kualitas Air Tambak. Makalah dalam Seminar Penetapan Standar Kualitas Air Buangan Limbah. Ditjen Perikanan Budidaya. Jakarta. Wedemeyer GA.1996. Physiology of Fish in Intensive Cultures System. Chapman and Hall. New York. 232 p. Widigdo B. 2002. Perkembangan dan peranan perikanan budidaya dalam Pembangunan. Panduan Mata Kuliah PS-SPL. IPB (tidak dipublikasikan).