Doa setelah wudhu dan artinya yang benar sesuai sunnahHendri Syahrial
Doa setelah wudhu dan artinya yang benar sesuai sunnah. Doa niat wudhu. Doa wudhu latin. Doa setelah wudhu bahasa indonesia. Bacaan doa setelah wudhu. Doa setelah wudhu yang shahih
Doa setelah wudhu dan artinya yang benar sesuai sunnahHendri Syahrial
Doa setelah wudhu dan artinya yang benar sesuai sunnah. Doa niat wudhu. Doa wudhu latin. Doa setelah wudhu bahasa indonesia. Bacaan doa setelah wudhu. Doa setelah wudhu yang shahih
pengantar muamalah ini saya presentasikan untuk mahasiswa universitas muhadi setiabudi brebes jawa tengah dalam mata kuliah dasar pendidikan agama islam II semester 2
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Hendri Syahrial
Bacaan Sholat Tahajud
Dalam Sholat Tahajud tidak ada bacaan khusus yang diwajibkan (setelah membaca al-Fatihah). Anda boleh membaca surat apa saja dalam al-Quran setelah Anda membaca al-Fatihah. Namun, jika kita ingin mencontoh teladan kita, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beginilah gambaran Sholat Malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anda dapat membayangkan panjangnya bacaan Sholat Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anda dapat membayangkan lamanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri ketika Sholat Tahajud dikarenakan panjangnya ayat dan surat yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam baca.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membaca surat al-Quran yang panjang ketika Sholat Tahajud
Syaikh al-Albani dalam buku “Shifatu Sholaatin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, minat Takbiir ilat Tasliim Ka-annaka Taroohaa”, atau yang biasa kita kenal dengan buku “Sifat Sholat Nabi”, beliau Syaikh al-Albani menulis bahwa terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan bacaannya dan terkadang melirihkan. Terkadang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah al-Quran yang pendek dan terkadang membaca surah yang panjang, dan bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca surah yang sangat panjang sehingga Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
“Saya pernah Sholat Malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri sangat lama, sampai-sampai saya bermaksud melakukan sesuatu yang tidak baik.” Ada yang bertanya, “Apa maksudmu melakukan yang tidak baik itu?” Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Saya bermaksud duduk dan meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendirian.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. Pemetaan Ilmu
Ilmu inti dan tujuan (maqashid)
• A kidah, Fikih dan Tazkiyah (Syekh Usamah)
• Akidah, Tafsir, Hadis dan Fikih (Syekh Isham Anas)
• Akidah, Tafsir, Hadis, Fikih dan Sirah.
Ilmu alat dan perantara (wasail)
• Nahwu, Mantiq dan Usul Fikih (Syekh Usamah)
• Nahwu, Shorf, Mantiq, Ulumul Quran, Mushthalah
Hadis, Usul Fikih, dan lainnya (Syekh Isham Anas)
6. Tiga Wadah Ilmu
Adagium: Hijaz-Mesir-Gontor
Wadah keilmuan di Mesir:
1) Kuliah 2) Talaqqi 3) Kajian
Setiap wadah, punya “karenanya” tersendiri.
Idealnya harus dikolaborasikan (integral),tidak parsial.
Karena jika parsial, akan ada efek sampingnya.
Ambil semampumu (khudzil kitaba bi quwwah). Kita
hanya wajib berproses, hasil adalah hak Allah.
Wattaqullaha wa yu’allimukumullah.
8. Mulai dari mana?
Waktu yang ada hanya 4 tahun, maka:
Pilih al-ahamm fal ahamm
Kemudian pilih al-ashal fal ashal
Prioritas antara spesialisasi dan non
spesialisasi (kajian > talaqqi, atau
sebaliknya)