SlideShare a Scribd company logo
PUBLICA POS
Tabloid Dwi Mingguan
Info Publik Terpercaya
“Apapun yang dapat engkau lakukan atau
impikan dapat engkau lakukan, lakukanlah
itu! Keberanian itu punya kuasa, keajaiban,
serta kejeniusan di dalamnya”
(Friederick Ghoethe)
Hal. 5...
Mary Jane Hanya Korban
Ir. Budi Yuwono:
Dari Tulungagung untuk
Indonesia
Sosok
Hal. 20...
Masyarakat Ekonomi ASEAN
2016 Untungkan Indonesia
Ekonomi & Bisnis
Hal. 7...
Hukum
Eat Republic, Tempat Kongkow Baru di Selatan Jakarta
www.publicapos.com
fanpage: publicapos.com
@publicaposcom
publicapos@gmail.com
Terbit 20 Halaman
Edisi IV/I/V - 2015
Politik Belah Bambu
Jelang Pilkada
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) berfoto bersama para pekerja usai penyerahan Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai tanda kepesertaan Jaminan Kesehatan (JKN) untuk pekerja di PT Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (28/4). Sebanyak 3.289 KIS dibagikan kepada pekerja beserta keluarga guna menjamin masyarakat kurang mampu untuk dapat mem-
peroleh manfaat dari adanya jaminan kesehatan dari pemerintah.
Publicapos - Pusat kota biasanya
dimanjakan oleh berbagai fasilitas. Dari
destinasi belanja sampai kuliner. Jarang
sekali kita mendengar daerah pinggir kota
jadi tempat nongkrong para kawula muda,
seperti halnya daerah Kemang, tujuan
kuliner sekaligus tempat kaum urban rehat
sejenak dengan sejawatnya.
Di pinggir kota Jakarta Selatan, tepatnya
di kawasan Pondok Cabe, ada sebuah
destinasi kuliner terbaru. Awalnya, agak
sulit membayangkan di mana di daerah
Pondok Cabe pusat kuliner terbesar di
selatan Jakarta ini berada?
Lokasinya di depan lapang­an terbang
Pondok Cabe memu­dahkan orang yang
ingin mencari lokasinya. Perumahan
sederhana rakyat dan bisnis tingkat
rumahan memadati sisi jalan. Jauh dari
pembangunan gencar.
Spanduk besar bergambar pakar kuliner
terkenal Bondan Winarno mulai tampak di
sisi jalan. Hanya wajah Pak Bondan satu-
satunya penanda jelas kebe­radaan pusat
kuliner ini.
Tempat ini bernama Eat Republic (ER).
Para pebisnis
kuliner memang
sering menamai
produk resto­ran­nya
dengan nama-nama
nyeleneh yang ber­
makna besar dan
hebat.
Namun, untuk Eat
Republic,tidaksalah
nama ini diberi­
kan. “Eat Republic
seperti sebuah
negara makanan,
yang benar-benar
lengkap dengan
makan­an,” kata
Agus Saepudin,
General Manager
Eat Republic.
Setidaknya ter­dapat 700 menu
atau masakan, di mana 90 persen­nya
merupakan masakan Nusantara. “Eat
Republic men­du­kung misi meles­ta­rikan
masakan tradisional Indonesia,” kata
Marketing Communi­cation Wiraland
Property Group, Anke Dwi Saputro, pada
Kamis (23/04).
Sementara itu, Bondan Winarno,
penggiat kuliner Indonesia yang juga hadir
dalam acara peresmian ER mengatakan,
dirinya sangat senang ada usaha swasta
untuk meles­tarikan gerakan pusaka
kuliner Indonesia.
“Mau makan makanan Betawi di Jakarta
Pusat, siapa yang bisa tunjukkan? Enggak
ada kan? Artinya di Jakarta Pusat makanan
Betawi sudah terpinggirkan. Kita tanya
lagi, di Jakarta Timur ada enggak? Ada,
tapi sudah masuk pinggiran, Ragunan,
Jagakarsa, Srengseng Sawah,” kata Bondan.
Lelaki yang dikenal dengan jargon
‘maknyus’ itu melanjutkan, “Kita lihat, jika
kita tidak ada upaya (melestarikan masakan
Indonesia),masakankitaakanterpinggirkan.”
Sementara itu Anke mene­gas­kan, ER
adalah sebuah destinasi kuliner, bukan
food court seperti yang banyak terdapat di
pusat-pusat perbelanjaan. Ada hal mena­rik
lain yang bisa dilakukan para pengunjung.
“Dari live music, playground, jogging
track sepanjang 500 meter dengan pohon-
pohon trembesi yang rindang, destinasi
agrowisata The Valley, dan lainnya,” kata
Anke.
ER diharapkan juga menjadi tempat
berkumpul komunitas. “Misi­nya, South City
jadi tempat nongkrong masyarakat Tangsel,
Jaksel, dan Depok.” tutur anke lagi (tgh)
Dok: Publicapos
Eat Republik destinasi wisata kuliner baru di bilangan Pondok Cabe, Jakarta selatan
Edisi IV/I/V - 2015S O R O T2 P u b l i c a P o s
Publicapos (Jakarta) - Secara
menge­jutkan Ketua DPR Setya
Novanto menerbitkan Surat Kepu­
tusan (SK) rotasi Fraksi Partai Golkar
yang diajukan Kubu Aburizal Bakrie.
Dalam dokumen SK yang dikutip
dari Kompas.com, Pimpinan DPR
menyetujui rotasi anggota Fraksi
GolkardariKomisiIhinggaKomisiXI.
SK Pimpinan DPR itu bernomor
87/PIMP/III/2014-2015 ter­tanggal
16 April 2015 dan di­tan­da­tangani
Setya Novanto. Anggota Fraksi
Golkar yang di­rotasi berjumlah 33
orang yang mayoritas pendukung
AgungLaksono.LoyalisAgungkeba­
nyak­an ditempatkan di Komisi VIII
yang membidangi agama dan sosial
serta Komisi IX yang mem­bidangi
ketenagaakerjaan.
Ada pun anggota Fraksi Golkar
yang di ajukan rotasinya adalah:
1. Mahyudin di Komisi I yang
sebelumnya di Komisi II
2. Andi Rio Idris di Komisi
I yang sebelumnya di
Komisi X
3. Yayat Y Biaro di Komisi
I yang sebelumnya di
Komisi III
4. Agati Sulie Mahyudin
di Komisi II yang
sebelumnya di Komisi V
5. Charles J. Mesang
di Komisi II yang
sebelumnya di Komisi IX
6. Saiful Bahri Ruray
di Komisi III yang
sebelumnya di Komisi VII
7. Setya Novanto di Komisi
III yang sebelumnya di
Komisi II
8. Delia Pratiwi Sitepu
di Komisi V yang
sebelumnya di Komisi VIII
9. Elion Numberi di Komisi
V yang sebelumnya di
Komisi X
10. Meutya Viada Hafid
di Komisi VI yang
sebelumnya di Komisi I
11. Endang Srikarti di Komisi
VI yang sebelumnya di
Komisi VIII
12. Agun Gunanjar di Komisi
VI yang sebelumnya di
Komisi I
13. Mohammad Suryo
Alam di Komisi VII yang
sebelumnya di Komisi VI
14. Enny Anggraeny Anwar
di Komisi VII yang
sebelumnya di Komisi II
15. Budi Supriyanto
di Komisi VII yang
sebelumnya di Komisi IX
16. Saniatul Lativa di Komisi
VII yang sebelumnya di
Komisi IX
17. Dave Akbar Laksono
di Komisi VIII yang
sebelumnya di Komisi I
18. Bowo Sidik Pangarso
di Komisi VIII yang
sebelumnya di Komisi VII
19. Fayakhun Andriadi
di Komisi VIII yang
sebelumnya di Komisi I
20. Zainudin Amali di Komisi
VIII yang sebelumnya di
Komisi III
Publicapos - Berlarutnya Dua
partai politik, Partai Golkar dan
Partai Persatuan Pembangunan,
ter­ancam tak bisa mengikuti
pemilihan kepala daerah seren­
tak pada Desember 2015 jika
tak menyelesaikan konflik dua­
lisme kepemimpinan di internal
partai­nya. Panitia Kerja Komisi II
DPR pun merancang mekanisme
di Peraturan Komisi Pemilihan
Umumyangmengaturpihakmana
yang berhak untuk mengikuti
pilkada.
Anggota Komisi II DPR Arif
Wibowo menjelaskan, PKPU
menga­tur agar dua pihak yang
ber­sengketa berdamai sebelum
pen­daftaran calon kepala daerah
dan wakil kepala daerah ditutup.
Jika perdamaian tak terjadi, maka
di­atur mekanisme lain untuk
menen­tukan pihak yang berhak
mengi­kuti pilkada.
"Apabila parpol itu masih
berselisih, maka harus men­dasar­
kan pada putusan penga­dilan
yang berkekuatan hukum tetap,"
kata Arif, di Kompleks Parlemen,
Senayan, Jakarta, Jumat (24/4).
Jika hingga pendaftaran peserta
pilkada pada 26-28 Juli berakhir
dan belum ada keputusan yang
ber­kekuatan tetap, maka akan
Foto: Antara
Bandung - Suasana acara Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4)
Dua Partai Terancam
Absen Pilkadadi­pakai putusan pengadilan
yang sudah ada saat itu. Putusan
hukum yang berkekuatan tetap
baru akan digunakan pada
pilkada periode selanjutnya.
"Jadi bagi parpol yang sedang
sengketa, siapa pun yang nanti
diputuskanpengadilandanputus­
an terbit sebelum pen­daftar­
an pilkada, maka bisa dipakai,"
katanya.
Mekanisme mengenai dualis­
me parpol yang berhak mengi­
kuti pilkada ini sempat mem­
buat pembahasan PKPU di Panja
Komisi II alot. Akhirnya, pem­
bahas­an selesai pada Jumat
(24/4) sore ini.
Arif yakin aturan ini akan
diterima oleh KPU yang sejak
awal juga ikut membahas PKPU
ini bersama-sama. Apalagi, keten­
tuan dalam Undang-Undang MPR,
DPR, dan DPRD yang mengatur
rapat antara pihak luar dan DPR
bersifat mengikat.
"Saya kira KPU tentu akan
menyusun PKPU dengan bijak
dan tidak dengan melanggar UU,"
katanya.
Terpisah, anggota Komisi
Pemi­lihan Umum Ida Budiarti,
jika merujuk pada UU Partai
Politik, yang dapat mengusung
calon kepala daerah adalah ke­
pengurusan parpol yang telah
diakui pemerintah berdasarkan
keputusan Menteri Hukum dan
HAM. Persoalannya, ke­putus­an
Menkumham terkait kepe­ngu­
rusan kedua parpol itu tengah
menjadi objek sengketa di Penga­
dilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Dalam rapat panja minggu lalu,
kami sudah sampaikan skenario
apabila parpol menempuh upaya
hukum di TUN, dan kejadian TUN
menangguhkan pelaksanaan
(keputusan) Kumham, maka kami
nyatakan dalam PKPU bahwa
parpol tidak dapat diterima pen­
daftarannya," kata Ida, saat di­
jumpai di Kompleks Parlemen,
Kamis (16/4) malam.
Ida menambahkan, parpol yang
bersengketa baru dapat mengu­
sung calon kepala daerah apabila
telah menempuh jalur per­damai­
an. KPU menegaskan hanya akan
menerima calon kepala daerah
yang diusung oleh parpol dengan
satu kepengurusan.
"Tugas KPU hanya mengikuti
ketentuan norma UU sebagai
sebuah norma untuk memberikan
kepastian hukum. Selain itu juga
ada sisi lain dari aspek ke­manfaat­
an dan keadilan," kata dia.(tgh)
Mesin Legislasipun
Bergerak
21. Endang Maria Astuti
di Komisi VIII yang
sebelumnya di Komisi I
22. Melchias Markus
Mekeng di Komisi IX
yang sebelumnya di
Komisi XI
23. GDE Sumarjaya Linggih
di Komisi IX yang
sebelumnya di Komisi VI
24. Adies Kadir di Komisi
IX yang sebelumnya di
Komisi III
25. Sarmuji di Komisi IX
yang sebelumnya di
Komisi VI
26. Dito Ganinduto di Komisi
X yang sebelumnya di
Komisi VII
27. Gatot Sudjito di Komisi
IX yang sebelumnya di
Komisi V
28. Azhar Romli di Komisi
IX yang sebelumnya di
Komisi II
29. Mujib Rohmat di Komisi
X yang sebelumnya di
Komisi VIII
30. Idris Laena di Komisi
XI yang sebelumnya di
Komisi VI
31. Edison Betaubun
di Komisi XI yang
sebelumnya di Komisi II
32. Aditya Anugrah Moha
di Komisi XI yang
sebelumnya di Komisi IX
33. Neni Moerniaeni di Komisi
XI yang sebelumnya di
Komisi VII.
Sekretaris Fraksi Golkar
kubu Aburizal Bakrie, Bambang
Soesatyo, mengatakan, dengan
adanya rotasi ini, maka tidak ada
alasan bagi loyalis Agung Laksono
untuk tetap bertahan di komisi
sebelumnya.
"Maka selanjutnya, sesuai tatib
dan UU MD3, pimpinan rapat atau
komisi dapat meminta bantuan kea­
manan atau Pamdal untuk menge­
luarkan anggota yang meng­ganggu
jalannya rapat," kata Bambang, saat
dihubungi, Senin (20/4).
Jika ada anggota Fraksi Golkar
yang tidak mematuhi keputusan
rotasiitu,merekabisadikeluarkan
dari ruang rapat karena dianggap
mengganggu.
Kubu Agung tak khawatir dengan
diterbitkannya surat keputusan
(SK) rotasi Fraksi Partai Golkar
yang diterbitkan Ketua DPR Setya
Novanto.
"Mohon maaf bukan balik ancam
ya, justru Surat FPG dan Surat
Ketua DPR itu yang potensial untuk
dapat sanksi administratif, sanksi
pidana dan saksi organisasi partai,"
kata Ketua DPP Kubu Agung
Laksono, Agun Gunanjar Sudarsa,
saat dihubungi, Senin (20/5).
Menurut dia, SK Ketua DPR
itu diterbitkan berdasarkan per­
mintaan dari pengurus DPP Golkar
kubu Aburizal Bakrie. Sementara,
kepengurusan Aburizal belum
diakui oleh Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia.
Hingga saat ini, masyarakat masih
menunggu langkah terbaik Peme­
rintahan Jokowi untuk mencari
jalan tengah konflik yang mendera
dua partai. Akankah bisa, ataukah
konflik itu akan dipelihara? (tgh)
Publicapos (Jakarta) - Faktor
eksternal diduga turut memicu
konflik internal di tubuh Partai
Golkar dan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP). Sebab,
perpecahan di tubuh dua parpol
itu bisa menguntungkan sejumlah
pihak lain. Keuntungannya bukan
hanya dalam urusan pencalonan
pilkada, tetapi juga dalam
pembentukan peta kekuatan
politik di pusat.
DirekturRisetPolMarkIndonesia
Eko Bambang Subiantoro
mengatakan, praktik membelah
partai politik memang selalu
didasari kepentingan tertentu.
Konflik bisa dibuat oleh pemegang
kekuasaan dan dijadikan untuk
memperkuat kendali mereka. "Bisa
saja partai yang sedang berkuasa
sengaja membuat agenda itu
terjadi," tuturnya.
Eko menyebut konflik yang
terjadi di Golkar dan PPP dapat
menguntungkan pihak-pihak atau
Politik Belah Bambu Upaya
Menyandera Presiden
partai yang tidak berkonflik. Itu
bisa dikaitkan dengan semakin
dekatnya pilkada Desember
men­datang. "Itu memanfaatkan
konflik yang menguntungkan,"
ucapnya.
Ada asumsi bahwa Koalisi
Indonesia Hebat (KIH) punya andil
dalam perpecahan parpol-parpol
Koalisi Merah Putih. "Mereka
tampaknya ingin menguasai
presiden. Sehingga praktik politik
pecah belah partai ini terjadi," ujar
Eko Bambang
Kegagalan KIH mengatur
presiden, kata Bambang,
disebabkan suara mereka di
parlemen tidak terlalu kuat jika
dibandingkan dengan kekuatan
KMP. Apalagi"hubungan presiden
dengan KMP belakangan
mulai lengket, terutama saat
pembahasan APBNP 2015. "KIH
ketika itu berusaha mengulur-
ulur waktu. Namun, mereka
akhirnya tidak berdaya karena
KMP di parlemen kompak
membantu pemerintah dengan
mengesahkan APBNP 2015 tepat
waktu," katanya.
UpayauntukmenggembosiKMP,
lanjut Eko Bambang, dilakukan
melalui politik pecah belah.
PPP yang pertama menggelar
muktamar dikondisikan dengan
memi­liki kepengurusan ganda.
Selan­jutnya, Partai Golkar
menjadi sasaran dengan menge­
sahkan salah satu kubu meski
putusan mahkamah partai tidak
memenangkan salah satu kubu
mana pun.
"Jadi, sebenarnya sederhana
sekali. Politik pecah belah partai
ini adalah upaya menguasai
presiden dengan tetap
memaksanya menjadi petugas
partai. Bukan merelakannya
menjadi petugas untuk rakyat
dari Sabang sampai Merauke,"
tandasnya. (tgh)
3P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 S O R O T
Terbit sejak 15 Januari 2015,
Publica Pos hadir sebagai tabloid
dwi mingguan yang bertekad men­
jadi rujukan informasi publik ter­
percaya.
Semua naskah yang dikirim ke
Redaksi dan diterbitkan menjadi
milik Publica Pos. Semua wartawan
Publica Pos dibekali tanda pengenal
dan tidak menerima maupun me­
mintaimbalandarisiapapun.Semua
Tabloid Dwi
Mingguan
Publica Pos
isi artikel/tulisan yang berasal dari
luar, sepenuhnya tanggung jawab
penulis yang bersangkutan.
Dewan Redaksi:
Ujianto Singgih Pr, Mohammad Mulyadi,
Achmad M Fahham, Sahat Aditua Silalahi,
Prianter J. Hairi, Ansel Alaman
Pemimpin Umum: Achmad M Fahham
Pemimpin Perusahaan: Abdul Mukhit KD,
Pemimpin Redaksi: Ahmad DH
Redaktur Pelaksana Tabloid:
T. Kurniawan,
Redaktur Pelaksana Online:
Dawam Multazam
Staf Redaksi:
Helmi Yusuf, Fikry Rakatamala, Arik Dj,
Abdul Kholik, Abu Roiz, Muhammad
Ainuzzaki, Abas Firdaus Basuni
Manajer Keuangan: Miftachul Chusnah
Manajer Iklan dan Pemasaran:
M. Arief Setiawan, Ahmad Amin
Penerbit:
PT Publica Media Utama
Alamat Redaksi / Iklan :
Ruko Taman Cinangka A-5,
Cinangka, Sawangan, Depok, 16516
Telp. 021-49116822
Email Redaksi: publicapos@gmail.com
PDI-P VS Jokowi
Publicapos (Jakarta) - PDI-P
mengakui adanya keretakan
hubungandankomunikasidengan
Presiden Jokowi beserta partai
pendukung di Koalisi Indonesia
Hebat (KIH). Karena itulah,
PDI-P berencana membentuk
sekretariat gabungan (setgab).
"Ya begitulah. Perlu koordinasi
lebih efektif agar tidak terjadi
kesimpangsiuran koordinasi,"
ungkap Wasekjen PDI-P, Ahmad
Basarah, di Jakarta, Selasa (14/4).
Anggota Komisi I DPR RI
itu menyebut, untuk menjalin
komunikasi antara KIH dan
Jokowi, PDI-P segera membentuk
setgab. Setgab diharapkan
bisa membentuk suatu pola
komunikasi yang efektif antara
Jokowi dengan partai pendukung.
Foto: Antara
Gedung DPR/ MPR di Senayan
"Selama ini belum terbentuk
suatu pola koordinasi dan
komunikasi yang efektif
antarpartai pengusung dengan
pemerintah. Karena itu, perlu
dilakukan satu upaya untuk
menyepakati model komunikasi
dan model koordinasi yang
efektif," tegasnya.
Bahkan, kata dia, diskusi
tentang hal ini sempat dibahas
saat Kongres PDI-P di Bali pada
beberapa waktu lalu. "Di Kongres
PDIP kemarin pun disepakati
perlu ada satu mekanisme
koordinasi dan komunikasi
yang efektif antara PDI-P, partai
pengusung, dan pemerintah.
Tindak lanjutnya bisa dalam
bentuk setgab atau nama lain,"
simpulnya. (tgh)
Publicapos (Jakarta) - Presiden
Joko Widodo (Jokowi) dalam
kebi­jakannya banyak yang tidak
berpihak kepada rakyat karena
tersandera para bandar yang
mem­biayainya saat kampanye
Pilpres 2014.
"Penyanderaandanperampasan
hak prerogatif semacam itu ingin
ditepis oleh Jokowi saat menjadi
presiden. Karena itu Jokowi
sejak awal bertekat untuk tidak
menyusun kabinet transaksional
dan sebaliknya ingin menbentuk
kabinet kerja (zaken cabinet) dan
kabinet ahli," Koordinator Forum
Relawan Pemenangan Jokowi-JK,
Indro Tjahyono dalam pernyataan
kepada Publicapos.
Menurut Indro, gembar gembor
ini tentu dianggap naif karena
tanpa sadar sejak menjadi wali­
kota solo, Jokowi telah dide­kati
oleh para promotor jika tidak bisa
di sebut bandar.
"Para promotor ini tetap
menempel Jokowi ketika mengi­kuti
kontes pencalonan dan menjadi
Gubernur DKI Jakarta. Mereka yang
melakukan konso­li­dasi elit saat
Jokowi menca­lonkan diri sebagai
presiden," ungkap Indro.
Kata Indro, ara promotor
terus menerus memberi fasilitas
kampanye dan materi kampanye
yang nyata dan bisa diukur
(tangible). Mereka berusaha
menu­tup segala upaya yang
tidak terukur (intangible) seperti
mobili­sasi dan kampanye door
to door yang dilakukan para
relawan.
"Dengan cara demikian para
promotor ini bisa menampilkan
diri, misalnya dengan membentuk
Rumah Transisi, seolah-olah
mereka paling berjasa dalam
peme­nangan dengan menun­
jukkan berapa besar uang yang
telah mereka keluarkan.
Lanjut Indro, dalam kondisi ini
peluang relawan untuk ikut serta
menjalankan amanat Trisakti dan
mengimplementasikan Trisakti
akan semakin kecil.
"Apalagi jika Jokowi telah di­
hip­notis oleh atraksi-atraksi
mereka yang seolah-olah ingin
ber­peran sebagai kelompok inti
(core group), tetapi dari hari ke
hari posisi politik Jokowi semakin
kedodoran," pungkas Indro.(Ahn)
Publicapos (Jakarta) - Mulai
cair­nya hubungan partai politik
(parpol) yang tergabung dalam
KoalisiMerahPutih(KMP)dengan
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
disinyalir mengun­dang reaksi
negatif dari kelompok tertentu
terhadap kondisi tersebut.
Politisi Golkar, Bambang
Soesatyo menyampaikan bentuk
reaksi negatif itu ditunjukkan
dengan upaya menggembosi
partai politik (parpol) yang ter­
gabung dalam barisan KMP.
Tujuan­nya, kata Bambang untuk
mening­katkan posisi tawar kelom­
pok tersebut di mata Jokowi.
“Bagaimana cara menggembosi
kekuatan KMP di parlemen
agar posisi tawar mereka tinggi
dihadapan presiden? Ya dengan
politik pecah belah (partai) ala
Belanda dulu,” kata Bambang
melalui jaringan Whats up.
Dia menyebutkan salah satu
indikasi cairnya hubungan
Jokowi dengan KMP dalam pem­
ba­hasan APBN-P 2015. Pada
kesem­patan itu, kata dia, KMP
kompak mendukung pemerintah,
sementara fraksi di DPR yang ter­
gabung dalam Koalisi Indonesia
Hebat (KIH) berusaha mengulur-
ngulur waktu.
“Namun, mereka akhirnya tidak
berdaya karena KMP di parlemen
kompak membantu pemerintah
dan presiden untuk menguta­
makan kepentingan rakyat
dengan menge­sahkan APBN-P
2015 tepat waktu,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, upaya
peng­gem­bosan itu dilakukan
dengan memecah belah parpol
Presiden Tersandera
Para Bandar
Pecah Belah Partai,
Naikan Posisi Tawar
di Mata Jokowiyang ter­gabung dalam KMP,
yaitu Partai Golkar dan Partai
Persatuan Pemba­ngunan (PPP).
Bambang Soesatyo menge­
muka­kan, praktik politik belah
partai yang terjadi selama ini
seperti dialami Golkar dan PPP
muncul karena adanya pihak
yang ingin menaikan ’bargaining
posisition’ atau posisi tawar
mereka terhadap Presiden Joko
Widodo (Jokowi).
Selama ini, kendati telah men­
dapatkan beberapa kursi menteri
dalam kabinet dan direksi atau
komi­sarisdisejumlahperu­sa­haan
BUMN serta konsesi bisnis triliun­
an, tampaknya ada kelompok
yang belum merasa puas dan
ingin mengua­sai presiden.
Kelompoktersebutkerapgeram
dan galau karena sampai saat ini
mereka merasa sulit mengatur
presiden.
“Kondisi tersebut tampak
jelas dalam pidato Ketua Umum
PDIP Megawati Soekarnoputri
di Kongres PDIP di Bali kemarin
yang berkali-kali menekankan
bahwa para anggota DPR, penteri
termasuk presiden adalah
petugas partai dan harus tunduk
pada aturan, misi dan visi partai,”
kata Bambang.
Ia menjelaskan kelompok-
kelompok tersebut merasa sulit
menun­duk­kan presiden karena
suara mereka di parlemen
tidak terlalu kuat dibandingkan
dengan keku­atan Koalisi Merah
Putih (KMP). Apalagi hubungan
presiden dengan KMP belakangan
mulai lengket, terutama saat
pembahasan APBN-P 2015.
“Koalisi Indonesia Hebat
(KIH) ketika itu berusaha untuk
mengulur-ulur waktu. Namun
mereka akhir­nya tidak berdaya
karena KMP di parlemen kompak
mem­bantu peme­rintah dan
presiden mengu­tamakan kepen­
tingan rakyat dengan menge­sah­
kan APBN-P 2015 tepat waktu,”
ujarnya.
Dia menganalisa cara kelompok
tersebut menggembosi kekuatan
KMP di parlemen agar posisi
tawar mereka tinggi dihadapan
presiden yaitu dengan politik
pecah belah. Pertama, karena PPP
lebih dulu bermuktamar (Munas)
maka partai tua berlambang
Ka’bah inilah yang lebih dahulu
disikat dengan men­ciptakan
kepe­ngu­rusan ganda. Selan­jut­kan
dengan menciptakan kepe­ngu­
rusan ganda di tubuh Golkar.
Mereka berhasil dengan
meman­faatkan kekuasaan dan
kewe­nangan yang diberikan UU
kepada Menteri Hukum dan HAM
Yasona Laoly sebagai petugas
partai untuk memecah belah
partai Golkar.
“Jadi, sebenarnya sederhana
sekali untuk dapat mengambil
kesimpulan tentang apa yang
terjadi dari praktik ’politik belah
partai’ saat ini yakni, kerakusan
atas keinginan menguasai
’kekuasaan istana’ seluruhnya.
Termasuk menguasai presiden
dengan me­mak­sanya tetap
menjadi petugas partai. Bukan
merelakannya menjadi petugas
rakyat yang melayani rakyat dari
Sabang sampai Merauke,” tutur
anggota Komisi III DPR ini.(tgh)
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf kalla saat di arak menuju Istana negara usai pelantikan
Edisi IV/I/V - 2015P O L I T I K4 P u b l i c a P o s
Foto: Antara
Mantan Presiden RI ke - 6 Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua umum Partai Demokrat
Publicapos (Jakarta) - Pengamat
politik sekaligus Direktur
Parlemen Watch Jatim Umar
Salahudin mengi­ngatkan Wali
Kota Surabaya Tri Rismaharini
untuk mewaspadai upaya pen­je­
galan dirinya agar tidak bisa maju
lagi di Pilkada Surabaya 2015.
"Risma harus punya plan
(peren­canaan) A, B, C dan sete­
rusnya, jika saat injury time
tiba-tiba PDI-P membatalkan.
Risma perlu menjalin komunikasi
politik dengan partai-partai lain.
Berlakulah seperti politisi, bukan
birokrat," katanya kepada Antara
di Surabaya, Sabtu.
Insting politik yang ada selama
ini, jika Risma akan diberikan
rekomendasi dari PDI-P, maka
disya­ratkan harus bersedia meng­
gandeng Wisnu Sakti Buana yang
sekarang menjabat sebagai Wakil
Wali Kota Surabaya dan sekaligus
Ketua DPC PDI-P Surabaya.
Jika Risma demi rekomendasi
lantas bersedia menggandeng
Wisnu Sakti lagi perlu diper­tanya­
kan, karena selama ini Risma
tidak cocok dengan Wisnu.
"Itu namanya kawin politik
yang dipaksakan. Tapi kalau
PDIP melepas Risma risiko tinggi
karena pasti ditangkap oleh partai
lain," katanya.
Ia juga menilai jangan-jangan
Publicapos - Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) sulit ditandingi
oleh siapapun dalam pemilihan
Ketua Umum di Kongres Partai
Demokrat.
"SBY masih kuat. Kalaupun
Marzuki mau maju suaranya tidak
besar. Saat Kongres di Bandung saja
masih kalah sama dengan Anas,
apalagi lawan SBY," kata penga­
mat politik Sahirul Alem kepada
Publicapos.com,Sabtu(25/4).
Menurut Alem, sosok Marzuki
tidak pantas memimpin partai ber­
lambang bintang mercy itu karena
kharisma­nya masih kalah dengan
Kongres Partai
Demokrat: SBY Sulit
Dilawan
SBY.
"Harusnya Marzuki tahu diri
jika seluruh kader menghendaki
SBY menjadi Ketua Umum Partai
Demokrat,"ungkapAlem.
Selain itu, Alem meminta kader
Partai Demokrat untuk menjaga
kesolidan agar tidak dipecah oleh
rezimpenguasa.
"Saat ini rezim penguasa suka
meme­cah belah partai. Penguasa
selalu ber­pihak kepada seseorang
ingin mem­bawa partai tertentu ber­­
gabungkepenguasa,"pungkasAlem.
SBY juga menyatakan siap untuk
kembali mengemban tugas sebagai
KetuaUmumPartaiDemokrat.
"Saya dengar apa yang kader
sampai­­­kan agar saya bersedia me­
mim­pin kembali Partai Demokrat.
Mana­kala itu harapan dan per­
mintaan dari mayoritas kuat para
kader I­nsya Allah saya terima dan
akan saya jalankan," kata dia, Jumat
(24/4).
Deklarasi ini sekaligus menga­
mini pernyataan mayoritas elite
Demokrat yang menghendaki SBY
kembali memimpin demi mengem­
balikan kejayaan partai seperti saat
memenangkanPemilu2009.(ahn)
Siaga Satu Risma untuk Surabaya
Rismaharini diberikan angin
surga­wi seakan-akan PDI-P
Surabaya sudah diinstruksikan
oleh pusat agar tetap menjadikan
Risma sebagai calon wali kota.
"Ketika Risma merasa men­
dapat angin surgawi dan yakin
mendapat rekomendasi dari
PDI-P, kemudian Risma lalai
dalam membangun komunikasi
politik dengan partai-partai
lainnya serta menolak lamar­an
partai lainnya," katanya.
Namun, pada saat "injury time"
PDI-P memberikan rekomendasi
ke Wisnu Sakti sebagai calon wali
kota, sementara partai-partai
lain berkoalisi sudah punya
calon lain dan pendaftaran calon
independen ditutup, maka di­
pasti­kan peluang Risma maju
kembali tidak ada.
Pengajuan PDI-P diperkirakan
ada dua yang diserahkan ke pusat
yang terutama paket Risma-
Wisnu dan paket kedua adalah
Wisnu dengan calon lain.
Apalagi berdasarkan penga­
laman Pilkada Surabaya sebe­lum­
nya, calon yang semula dipastikan
dapat rekomendasi yakni Saleh
Mukadar (Ketua DPC PDI-P
Surabaya saat itu) dan Bambang
DH, namun menjelang detik-detik
akhir malah yang mendapatkan
rekomendasi Rismaharini dan
Publicapos (Jakarta) - Yusril
Ihza Mahendra akhirnya memim­
pin Partai Bulan Bintang (PBB)
karena Rhoma Irama tidak hadir
untuk menyatakan kesiapan
sebagai Ketua Umum.
"Karena Rhoma Irama tidak
datang dalam penetapan calon
Ketum PBB yang membutuhkan
pernyataan kesiapan dari yang
bersangkutan, maka pimpinan
sidang menyatakan bahwa Yusril
terpilih sebagai ketua umum,"
kata Mantan Ketua Umum PBB
MS Kaban di Jakarta, Minggu.
Sebelum menetapkan Yusril
sebagai Ketua Umum PBB, lanjut
Kaban, pimpinan sidang sudah
memberi waktu selama lima
menit untuk menunggu Rhoma
Irama di rapat sidang.
Namun hingga batas waktu
yang berikan habis, Raja
Dangdut tersebut tidak datang
untuk memberikan pernyataan
kesiapannya untuk dimajukan
sebagai calon Ketua Umum PBB.
Kaban yang kini menjabat
sebagai Ketua Majelis Syuro
menga­takan, Yusril terpilih secara
demokratis. Suara yang didapat
juga menunjukkan Yusril terpilih
menjadi Ketua Umum PBB.
"Kita sudah menunggu Bang
Rhoma untuk menyampaikan ke­
sediaannya memimpin PBB. Tapi
sudah ditunggu selama 5 menit
tidak datang juga," ujarnya.
Yusril Kembali Pimpin
PBB Terkait pencalonan Rhoma,
sambung Kaban sebelumnya juga
sudah mengadakan pertemuan
dengan pengurus PBB. Namun
sepertinya Rhoma tidak datang
saatpemungutansuara."Jadiyang
bersemangat para pendukungnya
saja," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun
Antara, jumlah suara yang didapat
Yusril untuk maju sebagai calon
Ketum PBB adalah 386 suara
sedangkan Rhoma 122 suara dan
calon lainnya kurang dari 100
sehingga tidak dapat melanjutkan
ke tahap berikutnya.
Penetapan calon tersebut ber­
dasar­kan pasal 5 ayat 3 AD/ART
PBB, setiap calon harus men­dapat
100 suara dukungan. Karena
hanya ada dua nama yang muncul
maka ditetapkan dua calon yakni
Yusril Ihza Mahendra dan Rhoma
Irama.
Namun saat perhitungan
suara usai dan para bakal calon
Ketum dimintai komitmen dan
pernyataan kesiapannnya untuk
dijadikan calon, Rhoma Irama
tidak datang.
"Saya juga tidak tahu alasannya,
yang jelas Rhoma berkali-kali
sudah menyatakan tidak maju jika
Yusril juga mencalonkan Ketum,
namun ini kan pendukungnya saja
yang dorong terus. Kami sampai
saat ini masih membuka pintu
untuk Rhoma," ujarnya.(tgh/ant)
Bambang DH.
Hal itu tentu saja bisa terulang
kembali. Apalagi saat ini sudah
beredar spanduk yang tersebar di
sejumlah titik dengan slogan "We
love Surabaya" yang disingkat WS
(Wisnu Sakti). Jika PDI-P serius
mengusung Risma, maka spanduk
yang tersebar seharusnya adalah
Risma-Wisnu, bukan WS.
Selain itu, Ketua Umum DPP
PDI-P Megawati bisa membaca
ketidaksetiaan Rismaharini ter­
hadap partai, sehingga buruk­nya
komunikasi antara Risma dengan
PDIP di Surabaya mem­buat tidak
ada kontribusi bagi PDI-P.
"Itulah politik, tidak ada kawan
yang abadi. Sulit membedakan
antara menjatuhkan teman atau
tetap merangkul teman. Seribu
langkah dilakukan dengan tujuan
yang sama yakni kekuasaan bisa
di­raih," ujarnya.
Inilah strategi jitu mengganjal
Risma maju di pentas Pilkada
Surabaya 2015. Dengan demikian
para pimpinan partai akan
mengo­cok ulang dan bertempur
secara kompetitif karena calon
yang di­anggap kuat dan sebagai
momok yang ditakuti sudah tidak
ada lagi, sehingga masing-masing
partai me­miliki peluang yang
sama.
"Dilema juga bagi seorang
Rismaharini di sisi lain karena
punya passion marketable dan
elektabilitas tinggi, di sisi lain
kelemahan Risma bukan lahir dari
kalangan politisi, tapi seorang
birokrat. Dia bukan kader politik
partai, apalagi kader ideologis,"
katanya.
Untuk itu, Rismaharini dan
timnya perlu membaca kemung­
kinan-ke­mung­kinan itu dengan
menyiapkan antisipasi atau mem­
buat opsi-opsi lain. Ia menilai
banyak orang-orang pintar di
sekitar Risma yang tahu dan bisa
membaca kemungkinan-ke­mung­
kinan seperti itu.
Jika tetap maju dengan
PDI-P tentunya harus ada
MoU yang jelas, legal dan bisa
dipertanggungjawabkan secara
hukum.Bilatidak,makasebaiknya
Risma segera berkomunikasi
dengan partai-partai lain.
Apalagi, momen penting
Kongres Partai Demokrat yang
akan digelar di Surabaya pekan
depan bisa dimanfaatkan untuk
melakukan pendekatan dengan
para elite Partai Demokrat.
Jika independen, sebaikanya
mulai saat ini sudah mem­per­
siapkan diri dengan persyaratan
sebagai calon independen.
"Setidaknya dalam politik itu
harus baca yang terburuk dan
bagaimana antisipasi yang ter­
buruk. Kalau mau aman ya maju
pakai kendaraan politik," katanya.
Terakhir, Umar berpesan
kepada Risma agar sadar bahwa
sekarang dirinya bukan sekadar
birokrat profesional tapi adalah
politisi.
"Lakukan langkah-langkah
politik yang cerdas. Dia harus
sadar bahwa dia banyak diincar
orang. Apa mau men­jatuhkan
atau menaikkan. Kalau itu naluri
harus jalan," katanya (tgh/ant)
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Bulan bintang terpilih, yusril Ihza Mahendra
5P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 H U K U M
Foto: Antara
Cilacap - Pengacara duo balinine Todung Mulya Lubis, sambil menunjukkan lukisan potret terpidana mati Myuran Sukumaran berjudul “second last day”
menjelaskan kepada wartawan, di dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (27/4).
Publicapos(Jakarta) - Indonesia
Corruption Watch (ICW) mengu­
sulkan agar Sekretariat Panitia
Seleksi Calon Pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
ber­tempat di Sekretariat Negara
untuk menghindari tekanan dan
intervensi dari kepen­tingan politik
yang anti­pemberantasan korupsi.
"Pemilihan Sekretariat Pansel
Capim KPK adalah sepenuhnya hak
prerogatif Presiden. Penga­la­man
sebelumnya, Sekretariat Pansel
pernah di Kemenkumham dan
Kemen­terian PAN RB," kata Koor­
dinator Badan Pekerja ICW Adnan
Topan Husada dihubungi di Jakarta,
Selasa.
Adnan mengatakan secara umum
menteri atau pejabat yang me­
mimpin tempat kesek­retariatan
ICW Usulkan
Sekretariat Pansel
KPK di Setneg
Pansel Capim KPK secara "ex officio"
menjadi ketua pansel. Karena itu,
harus dipilih kementerian yang
bebas dari kepentingan, terutama
terhadap KPK.
Namun, ICW mencatat, dua
kementerian yang sebelumnya
menjadi sekretariat, yaitu Kemen­
kumham dan Kementerian PAN
RB, saat ini dipimpin menteri
yang berasal dari partai politik.
"Menkumham Yasonna Laoly
berasal dari PDI Perjuangan dan
Menteri PAN RB Yudhi Crisnandi
berasaldariPartaiHanura,"tutur­nya.
Karena itu, untuk menghindari
politisasi dalam proses seleksi
calon pimpinan KPK, ICW
mengu­sulkan sekretariat pansel
ditempatkan di Setneg sekaligus
menunjuk Men­sesneg Pratikno
sebagai ketua pansel.
"KamimenilaiPratiknoadalahfigur
nonpartaiyangberintegritas,kredibel
dan memiliki komitmen terhadap
gerakanantikorupsi,"ujarnya.
Salah satu sinyal bahwa
Pratikno berkomitmen terhadap
gerakan antikorupsi adalah per­
nya­taannya ketika pencalonan
Komjen Polisi Budi Gunawan
sebagai kapolri beberapa waktu
lalu bermasalah karena pene­
tapan status tersangka oleh KPK.
"Ketikaitu,Pratiknomenya­rankan
Budi Gunawan untuk mengun­
durkan diri dari penca­lonan. Itu
menunjukkan komit­mennya dalam
gerakan anti­korupsi daripada
kebanyakan anggota DPR yang
justru menye­tujui Budi Gunawan
menjadi kapolri," katanya.(tgh)
Publicapos.com (Jakarta) -
Mantan Kepala Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat
menilai buruh migran asal
Filipina, Mary Jane hanya korban
dari sindikat narkoba.
"Saya merasa terpanggil untuk
bersurat kepada Bapak (Presiden),
karena menurut berita yang ber­
kembang dia adalah korban perda­
gangan orang yang di­manfaatkan
sindikat narkoba," kata Jumhur
dalam pernyataan kepada Publica­
pos, Senin (27/4).
Menurut Jumhur, ada puluhan
TKI yang sebagian di antaranya
juga korban perdagangan orang.
"Keluguan para TKI, menjadi
bagianyangdimanfaatkansindikat
narkoba internasional. Salah satu
modusnya, sindikat ini me­minta
TKI membawa tas yang ternyata
berisi narkoba," ungkap Jumhur.
Jumhur: Marry Jane
Hanya Korban
Jumhur mengetuk pintu hati
Bapak untuk bisa menggunakan
kekuasaan Bapak membebaskan
Mary Jane dari hukuman mati
yang fatal ini.
"Saya yakin bila Bapak menga­
bulkan permohonan ini, yang juga
disuarakan oleh banyak pihak,
maka sama sekali tidak akan
mengurangi wibawa Bapak bah­
kan sebaliknya akan men­dapat
dukungan karena Bapak dinilai
sebagai sosok yang tegas, arif dan
bijaksana," ujar Jumhur.
Jumhur mengingatkan kembali
untuk memberikan grasi bagi ter­
pidana mati.
"Memberi atau tidak memberi
grasi bagi terpidana mati adalah
ke­kuasaan penuh Presiden yang
memang harus dilakukan dengan
per­timbangan subjektif disertai
dengansegalakearifandankebijak­
sanaan seorang presiden," pungkas
Jumhur.(ahn)
Publicapos(Jakarta)-MenteriSosial
Khofifah Indar Parawansa menga­
t­akan bahwa pengedar narkoba
termasuksalahsatujenisterorisyang
mengancamjiwabangsaIndonesia.
"Pengedarnarkobajugatermasuk
teroris, karena bisa mem­­bunuh
banyak jiwa dan meru­sak moral,"
kata Khofifah ketika mengunjungi
Pondok Pesan­tren Pendidikan Al-
QuranCijantung,Ciamis,JawaBarat,
Minggu (26/4).
Ia menjelaskan narkoba seperti
Publicapos (Jakarta) - Pangdam
II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI
Iskandar M Sahil minta supaya
prajurit TNI dan Polri harus selalu
ber­­sinergi agar keamanan selalu ter­
cipta.
Sinergitas TNI dan Polri meru­
pakan modal dasar untuk men­
cipta­kan suasana kondusif, kata
Pangdam saat ber­silatu­rahim
dengan jajaran­nya ber­sama anggota
Polresta Bandar Lampung, Jumat.
Begitu juga dengan seluruh
komponen masyarakat harus
selalu kompak terutama dalam
Narkoba Sama Seperti Teroris
bom, karena bentuknya bisa di­
masuk­kan ke berbagai jenis makan­
an yang tidak diketahui pembeli­nya.
"Kasus terakhir narkoba dan
ganja bisa beredar dalam bentuk
kue,inisangatberbahaya,"ujarnya.
Ia meminta semua pihak harus
rajin dalam memberi pengawasan
terhadap putra-putrinya dalam hal
gerakan antinarkoba.
Selain itu, dalam kunjungan
tersebut, Kementerian Sosial juga
memberi bantuan kepada pondok
Sinergi TNI dan Polri
men­jaga lingkungan masing-
masing, ujar Pangdam.
Selain itu Pangdam minta
dalam menjalan tugas anggota
harus perpedoman pada Intruksi
Presiden tentang gangguan kea­
manan dan nota kesepahaman
antara TNI dan Polri pada 2013.
MoU antara TNI dan Polri itu antara
lain berisikan masalah mekanisme
permintaan tugas perbantuan.
Hal ini karena nota kese­paham­
an itu mengatur tugas antara TNI
dan Polri terutama dalam tugas
perbantuan, kata dia.
Foto: Antara
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Sarpin Rizaldi sebelum memberikan ketergangan kepada
wartawan sebelum diperiksa di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/4). Penyidik Bareskrim
Polri memanggil Sarpin Rizaldi untuk diminta keterangan sebagai saksi pelapor, terkait aduan pence-
maran nama baik dan fitnah yang diduga dilakukan Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki dan
komisioner Taufiqurrahman Syahuri.
pesantren senilai Rp20 juta.
Bantuan tersebut digunakan
untuk siswa-siswi berprestasi
sertabiayaoperasionalpesantren.
Ia berharap, melalui pendidikan
pesantren,karaktergenerasimuda
bangsa bisa dibentuk menjadi
generasi yang berakhlak mulia.
Dengan begitu, perang dalam
membasminarkobabisadimulaidari
diri sendiri dan lingkungan sekitar,
yang mendukung mental terhadap
kegiatanbelajarsiswa.(dwm/ant)
Memang, lanjut dia, TNI dan Polri
di wilayah Kota Bandar Lampung
menjadicontohbagimasyarakatluas
baik kekom­pakan, keharmonisan
dan tindak­an. Dia minta, hindari
per­­se­li­sihan yang menjurus pada
pelang­garan hukum dan bila terjadi
masalah agar diselesaikan dengan
cara-cara yang bijak, beradab dan
tuntas,
Hindari cara-cara kekerasan
dan main hakim sendiri, ujar
jenderal TNI berbintang dua itu.
Lebih lanjut dia mengatakan,
apalagi TNI dan Polri merupakan
perekatbangsadanunsurpenyangga
NKRIsehinggaharusmampumenge­
depankankete­ladanan.(tgh)
Publicapos (JAKARTA)- Koor­di­
nator Kontras Haris Azhar menye­
but, terpidana kasus narkoba
Zainal Abidin yang dieksekusi
Rabu (30/4)dinihari, ternyata
proses hukumnya belum selesai.
Berkas peninjauan kembali
(PK) Zainal diketahui terselip
sampai 10 tahun. Haris Azhar
mengaku miris akan adanya fakta
hukum tersebut.
Menurut dia, seandainya peme­
rintah mau melakukan eksekusi
mati, semua hak hukum korban
harusnya sudah terpenuhi. "Ini
kacau, mereka mau menunjukkan
ketegasan tapi di atas lumpur
yang kotor," ujarnya kepada
media di Jakarta, Kamis (30/4).
Haris menyalahkan pihak
Kejak­saan Agung karena, tidak
mene­liti secara rinci, sehingga
berkas PK Zainal pun masih ada.
"Kenapa sih Jaksa Agung ngebet
bener. Jaksa Agung haus darah,"
sebut­nya.
Menurut Haris Jaksa Agung M.
Prasetyo telah melakukan pem­
bohongan publik dengan menga­
takan upaya hukum Zainal sudah
selesai.
Terlebih, kata dia, Prasetyo
mem­fitnah sejumlah terpidana
mati yang melakukan upaya
hukum dikatakan hanya untuk
mengu­lur waktu. "Kok Jaksa
Agung meng­halangi orang cari
upaya hukum," katanya.
Berkas PK Zainal Abidin
Yang Diabaikan Hakim
Menurut Haris, Jaksa Agung
telah melakukan suatu hal yang
fatal dengan mengeksekusi ter­
pidana yang masih bisa mela­
kukan proses hukum. Dia meni­
lai, eksekusi yang dijatuhkan
kepada Zainal adalah sebuah
pem­bunuhan, bukan penegakkan
hukum. "Itu pembunuhan yang
di­sponsori negara," ucapnya.
Oleh karena itu, dia meminta
agar Jaksa Agung M. Prasetyo
segera diperiksa. "Polisi harus
panggil Jaksa Agung," ucap Haris.
Haris juga meminta Presiden
Joko Widodo segera memanggil
Mahkamah Agung, Komnas HAM,
dan Komisi Yudisial untuk meme­
riksa semua berkas ter­pidana
yang akan dieksekusi mati.
"Negara yang menerapkan
hukum­an mati harus bisa memas­
tikan hak hukum terpidana di­
penuhi," tuturnya.
Hal itu, katanya, juga berlaku
bagi terpida mati asal Filipina
Mary Jane Fiesta Veloso yang
proses hukumnya masih berjalan.
Dia meminta agar eksekusi tidak
segera dilakukan hingga proses
hukum selesai.
Sementara itu, Kontras terus
mela­kukan pendampingan hukum
bagi Mary Jane. Apalagi, se­be­
lumnya, kepolisian dan Kejak­saan
seakan tutup mata untuk mencari
gembong yang sebe­narnya. "Ini
belum selesai," ujarnya. (Wan/dio)
Edisi IV/I/V - 2015KESEJAHTERAAN & SOSIAL6 P u b l i c a P o s
Foto: Antara
Pasuruan-RibuanpelajarSMPdidampingiorangtuanyamengikutidoabersamadanistighosahmenjelangUjianNasional(UN)2015diGORUntungSuropati,Pasuruan,
JawaTimur,Jumat(24/4).AcaratersebutdigelaruntukmemohonkelancarandanmemantapkanmentalparasiswayangakanmengikutiUNpada4-7Mei2015.
Publicapos (Yogyakarta)- Komisi
PemberantasanKorupsi(KPK)mem­
berikan apresiasi kepada lima siswa
asal SMA 3 Yogyakarta. Apre­siasi
diberikankarenakebe­ranianmereka
melaporkan duga­an ter­jadinya
kebocoransoalUjianNasional.
Kelima siswa itu adalah Zar Bela
Hanifa, Khalid Umar, Daffa Abhista,
Inria Astari Zahra dan Tsaqif
Wismadi.
Sebelum pelaksanaan UN, Tsaqif
dan teman-temannya menda­patkan
tautan di sebuah situs berbagi yang
berisi soal mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Pada awalnya, mereka
mengira itu merupakan soal latihan.
Ada seba­gian yang mengunduh
untuk latihan, ada yang tidak.
Namun ternyata saat hari
Kisah Memukau
Dibalik Ujianpertama UN, Senin 13 April, Tsaqif
menyadari soal-soal dari link
tersebut sama 100 persen dengan
soal UN yang dihadapinya.
Sepulang sekolah di hari itu
juga, Tsaqif mengirimkan email
kepada Universitas Gajah Mada.
Dia mengaku emosi dan sangat
kecewa. "Saya saat itu sangat emosi
dan kecewa. Saya ingin mencari
keadilan,"ujarTsaqifdikutipDream
dari laman kpk.go.id, Kamis 23
Tsaqif mengatakan keputusan
untuk berani melaporkan terkait
bocoranUNmunculkarenater­gerak
melihat lingkungan di seki­tarnya.
"Saya lihat teman-teman sudah
belajar dengan serius untuk per­
siapan UN dan menyita waktu dan
dana orang tua maka saya putuskan
untuk mencari keadilan dengan
mela­porkannya, jadi saya berpikir
takbisadiam,"ungkapnya.
Sebagai bentuk apresiasi, KPK
diberikan dalam bentuk penye­
matan pin "Berani Jujur Hebat"
oleh Fungsional Pendidikan dan
Pelayanan Masyarakat (Dikyan­
mas) Pauline Arifin.
KPK juga memberikan peng­
hargaan bagi SMA Negeri 3 Yogya­
karta yang memberikan penga­jaran
kejujuran pada siswa­nya.
"Mereka ini berani jujur dan
menyuarakannya, sehingga harus­
nya memang menjadi role bagi
masya­rakat yang jujur namun
masih diam. KPK mengapresiasi
kebe­ranian siswa-siswa ini untuk
bersuara," kata Pauline.(tgh)
Publicapos (Jawa tengah) - Hari
itu, Selasa (21/04) tepat dihari
Kartini, ter­hitung sudah 310
hari perem­puan Rembang, Jawa
Tengah ber­tenda menolak pem­
bangunan pabrik dan penam­
bangan oleh PT. Semen Indonesia.
Panas, ke­dinginan, kehujanan dan
hembus­an angin kencang mereka
hadapi. Mereka juga diteror,
diintimidasi, dipukul dan menjadi
korban ke­kerasan.
Sukinah, warga Tegaldowo,
Rembang, memilih untuk datang
ke makan RA. Kartini. Di depan
makam, ia menabur bunga dan
ber­doa seraya memohon agar
per­juangan perempuan Kendeng
yang terus mempertahankan ke­
les­­tarian alam khususnya Pegu­
nungan Kendeng dikabulkan.
Warga Kendeng telah berjuang
sesuai saran Gubernur Jateng
yakni untuk menggugat ijin ling­
ku­ngan ke Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN), namun gugatan
kami tidak diterima.
“Sampai kapanpun kami tidak
akan mundur dan lelah. Per­
juangan kami untuk alam adalah
suatu keharusan. Sumber air
dari Pegunungan Kendeng kami
gunakan untuk lahan pertanian,
ternak dan kehidupan sehari-
hari. Kami tidak ingin itu semua
hilang karena pertambangan,”
kata Sukinah.
Sementara itu di Kabupaten Pati,
puluhan perempuan Pegu­nungan
Kendeng punya cara tersendiri
memperingati hari Kartini.
Mereka memakai baju kebaya
dan bercaping ber­tulis­kan “Tolak
Pabrik Semen” ber­bondong-
bondong ke sawah, men­ca­buti
rumput-rumput liar sembari
bernyanyi lagu Ibu Kita Kartini.
Tokoh perempuan Sedulur
Sikep Gunarti mengatakan
mereka berharap ingin hidup
sejah­tera yang tidak diukur
dengan uang, yaitu hidup tentram
dan tanpa ancaman.
Ia mengatakan negara kuat
karena kedaulatan pangan dan
tentu karena petani, sehingga per­
tanian harus tetap ada, dan para
perempuan juga bertugas men­
didik anak mereka untuk bertani
secara merdeka.
Di sawah itu, para perempuan
Pegunungan Kendeng juga mem­
bacakan surat yang mareka tulis:
Kami Kartini Pegunungan
Kendeng tak ingin tunduk kepada
pabrik semen yang akan merebut
tanah leluhur kami, yang akan
merusak persaudaraan kami.
Kami ingin bangun dan mem­
per­juangkan kemerdekaan sejati
sebagai rakyat Indonesia bebas
Perjuangan Kartini
Kendeng
dari rasa takut, bebas dari ancam­
an kelaparan dan kemis­kinan.
Kami tidak sendiri dalam
memperjuangkan apa yang kami
yakini bahwa Petani, Buruh,
Mahasiswa dan semua rakyat
Indonesia yang mencintai
Indonesia akan bersama kami.
Dan juga seluruh isi alam semesta,
hewan, tumbuhan, sungai, batu
dan gua di seluruh dunia akan
bersama kai, karena mereka juga
ingin merdeka seperti kami.
Mari kita bersatu untuk
kemerdekaan rakyat Indonesia
yang sejati. Lestari Kendengku,
Lestari Indonesiaku.
Sementara itu, Muhnur
Satyaprabu, kuasa hukum warga
Kendenga dari Walhi mengatakan
perjuangan perempuan adalah
mengambilalih kepemimpinan
atas sumberdaya lingkungan yang
semakin terancam.
Sedangkan aktivis perempuan
dan pimpinan redaksi Jurnal
Perempuan, Dewi Candraningrum
mengatakan ada hubungan
genetis Kartini dengan perempuan
Kendeng yaitu kepe­mim­pinan
perempuan dan kepe­kaan yang
dalam terhadap ke­a­dilan.
Ia menambahkan negara
banyak melanggar hak selama
perem­puan itu bertenda men­
duduki tapak pabrik semen,
antara lain hak pangan, air,
hak kesehatan repoduksi, hak
atas perlindungan dan hak atas
pertisipasi. Perempuan-perem­
puan adalah warga negara,
mereka tidak boleh ditinggalkan,
perem­puan harus diajak bicara
dan diajak memutuskan bersama.
Kawasan Pegunungan Kendeng
di Kabupaten Blora, Grobogan,
Pati dan Rembang teran­cam
rusak karena hadirnya pertam­
bangan karst. Di Pati PT Sahabat
Mulia Sakti (SMS) sebagai anak
perusahaan PT. Indocement akan
melakukan penambangan di
dua kecamatan yakni Kayen dan
Tambakromo dengan luas lahan
2025 hektar. Di Grobogan sejak
tahun 2013 dua pabrik semen
yakni PT. Vanda Prima lIsti dan
PT Semen Merah Putih (Thailand)
akan melakukan penambangan
dengan luas wilayah 5125 hektar.
Di Kabupaten Blora perusahaan
semen akan memakai wilayah
dan menambang karst seluas
5700 hektar yakni PT. Alam Blora
Lestari dan PT. Artha Parama
Indonesia yang merupakan
bagian dari Tomy Winata
Group. Sedangkan di Kabupetan
Rembang PT Semen Indonesia
akan melakukan penambangan
karst seluas 900 hektar.(tgh)
“Sampai kapanpun kami tidak akan mundur dan
lelah. Per­juangan kami untuk alam adalah suatu
keharusan. Sumber air dari Pegunungan Kendeng
kami gunakan untuk lahan pertanian, ternak dan
kehidupan sehari-hari. Kami tidak ingin itu semua
hilang karena pertambangan,” kata Sukinah.
Publicapos (Jakarta) - Menteri
Pen­didikan dan Kebudayaan Anies
Baswedan telah menerima hasil
UjianNasional(UN)tingkatsekolah
Menengah Atas (SMA) hari ini,
Sabtu pukul 14.00 WIB diserah­kan
oleh Majelis Rektor PTN Indonesia.
"Penyerahan hasil UN sudah
sesuai dengan jadwal, ini awal
yang bagus," kata Anies Baswedan
ketika serah terima hasil nilai UN
di Kemendikbud, Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, tidak ada
masalah besar dalam pelaksanaan
Mendikbud Terima Hasil UN SMAUN tahun ini.
Sementara itu, Ketua Majelis
Rektor Perguruan Tinggi Negeri
(MRPTN) Indonesia, Hery
Suhardiyanto menga­takan, baru kali
ini penyerahan hasil ujian sesuai
dengan jadwal.
"Ini pertama kali sesuai dengan
jadwal, tidak mundur atau pun
maju," kata Hery. Nantinya, nilai
ujian tersebut akan menjadi pertim­
bangan sebagai syarat mema­suki
perguruan tinggi.
"Nilaiinisalahsatusyarat,namun
bukan nilai mutlak, semua ada
pertimbangan sendiri," kata­nya.
Ia menjelaskan, kompo­sisi nilai di
setiap sekolah bisa ber­beda-beda,
tergantung situasi dan daerah.
Menurutnya, tidak ada patokan
dalam menentukan standar nilai
yang baku, semua tergantung
pada sekolah masing-masing.
"Nilai sembilan di sekolah
A, belum tentu bobotnya sama
dengan nilai sembilan di sekolah B
yang terdapat di pelosok daerah,"
tuturnya. (tgh/ant)
Publicapos (Jakarta) - Hasil riset
yang dilakukan lembaga sosial
"Save The Children" di 10 provinsi
di Indonesia menunjukkan seba­
nyak 93 persen anak-anak pernah
mengalami tindak keke­rasan baik
di rumah maupun di sekolah.
Pendiri Yayasan Pendidikan
Indonesia Heritage Foundation
(IHF) Ratna Megawangi menga­
takan di Jakarta, Sabtu, banyak
riset terkait hal itu menunjukkan
bahwa tindak kekerasan menjadi
pen­dorong tumbuhnya emosi
negatif anak di Indonesia.
"Emosi negatif bahkan sudah
menjadi bagian hidup sebagian
besar anak Indonesia," kata Ratna
yang juga Ketua Bagian Tumbuh
Kembang Anak di Fakultas
Riset: 93 Persen Anak Alami Tindak
Kekerasan Ekologi Manusia IPB.
Bahkan ada studi lain serupa
yakni Plan Internasional di 18
provinsi pada 2005 menyim­pul­
kan sekolah bisa menjadi tempat
yang berbahaya untuk anak-anak,
karena banyak ragam bentuk
kekerasan di sekolah.
Ratna mengatakan prihatin
dengan kondisi itu mengingat
kekerasan pada anak bisa menjadi
sumber timbulnya sikap apatis,
motivasi rendah, minder, resah,
dan khawatir.
"Sekolah juga bisa menjadi
sumber bagi timbulnya sikap-
sikap itu karena berbagai sebab,"
kata­nya.
Ia mencontohkan banyak seko­
lah yang menerapkan materi ter­
lalu abstrak (menghafal, drilling,
rote learning), orientasi terlalu
akademik, orientasi nilai/ranking,
hingga terlalu banyak pekerjaan
rumah dan beban pelajaran.
"Selain itu juga banyak sekolah
menerapkan one-way teaching,
teacher centered, juga mendorong
belajar karena takut, khawatir.
Di samping banyak pula sistem
sekolah yang terlalu terstruktur,"
katanya.
Halitu,katadia,sangatmungkin
untuk menghambat potensi krea­
tivitas anak.
Oleh karena itu, ia menekankan
pentingnyamengembangkanpen­
didikan karakter secara eksplisit
dan implisit. (tgh)
7P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 E K O N O M I & B I S N I S
Publicapos (Jakarta) -
Pemerintahan Joko Widodo
dinilai tidak berpihak kepada
pelaku industri hasil tembakau
(IHT). Itu telihat dari Rencana
Peraturan Pemerintah (RPP)
tentang Rencana Induk Pem­
bangunan Industri Nasional
(RIPIN) Tahun 2015-2035.
Pelaku industri hasil tem­
bakau yang tergabung dalam
Gabungan Perserikatan Pabrik
Rokok Indonesia (Gappri) menya­
takan dalam draft draft RPP
yang disusun Kementerian Perin­
dustrian terung­kap upaya meng­
hilangkan IHT dari RPP RIPIN.
Padahal, dalam penjabaran yang
tertera di tabel 1 tentang “Sasaran
Pem­bangunan Industri Tahun
2015-2035” pemerin­tah telah
men­ja­barkan, tembakau masih
menjadi para­meter pertum­buhan
industri.
“Tidak dimasukkannya IHT ke
dalam RIPIN, berpotensi tidak
adanya perlindungan terhadap
IHT. Karena Pasal 1 ayat 2 poin
G draft RPP RIPIN menyebutkan,
salah satu fungsi RIPIN sebagai
pem­berdayaan, pengamanan
dan penyelamatan Industri,” ujar
Ketua Umum Gappri Ismanu
Soemiran dalam keterangan ter­
tulisnya yang diterima JPNN.com,
Selasa (3/3).
Tetapi anehnya kata Simanu,
pada bagian lain dalam RPP
tersebut, ada Lampiran angka
IV bagian C, menyebutkan, IHT
tidak termasuk dalam 10 industri
prioritas yang menjadi fokus
Pemerintahan Presiden Joko
Widodo dalam RIPIN 2015-2035.
Secara detil dipaparkan dalam
RIPIN2015-2035 bahwa yang
termasuk industri andalan antara
lain Industri Pangan; Industri
Farmasi, Kosmetik dan Alat
Kesehatan; Industri Tekstil, Kulit,
Ripin 2015:
Upaya sistematis
Memangkas
TembakauAlas Kaki dan Aneka; Industri
Alat Transportasi; Industri
Elektronika dan Telematika (ICT);
dan Industri Pembangkit Energi
Sedangkan yang termasuk
industripendukungyakniIndustri
Barang Modal, Komponen, dan
Bahan Penolong. Terakhir, yang
masuk dalam industri hulu, ter­
catat Industri Hulu Agro; Industri
Logam Dasar dan Bahan Galian
Bukan Logam; dan Industri Kimia
Dasar (Hulu dan Antara).
Ismanu mengaku heran
dengan kebijakan pemerintahan
saat ini. Pasalnya, kata Ismanu,
sejak pemerintahan Presiden
Soeharto hingga Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, IHT selalu
menjadi prioritas dan andal­an
bagi penerimaan negara. Apa­
lagi, RIPIN disusun sebagai pelak­
sanaan amanat Pasal 8 ayat 1 dan
mengacu pada ketentuan Pasal
9 ayat (5) UU No. 3 Tahun 2014
tentang Perindustrian.
Seperti diketahui, RIPIN 2015-
2035 ini sejalan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 dan
merupakan pedoman bagi Peme­
rintah, Pemerintah Daerah dan
pelakuIndustridalamperen­canaan
dan pembangunan Industri.
Karena itu, “Ketika IHT tidak
masuk RPP RIPIN 2015-2035
ada kesan upaya memberangus
IHT sebagai usaha rakyat. Saya
men­­duga adanya penyelundupan
program kesehatan yang begitu
kuat sebagai alasan menying­kir­
kan IHT,” ujar Ismanu.
Padahal IHT terbukti sebagai
industri yang tahan krisis, mampu
menyerap tenaga kerja dengan
jumlah yang sangat signifikan,
mulai dari petani tembakau,
petani cengkeh, pekerja pabrik
rokok, distributor hingga
pengecer.
Publicapos(Jakarta) - Wakil
Presiden Jusuf Kalla menyatakan
pelaksanaanMasyarakatEkonomi
ASEAN (MEA) pada 2016 dapat
menguntungkan Indonesia.
"Pertama pasar kita luas, punya
`resources` yang lebih baik, kita
juga punya tenaga kerja yang lebih
kompetitif," kata Jusuf Kalla usai
menghadiri"retreat"danpenutupan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN ke-26 di Kualalumpur dan
Langkawi, Malaysia, Senin malam.
Namun, lanjut Jusuf Kalla,
pelak­sanaan MEA ini juga mem­
berikan dampak negatif terhadap
perekonomian Indonesia.
Dia menegaskan Indonesia harus
membenahi sektor yang lemah
untuk menhadapi MEA 2016 dan
juga melaksanakan efesiensi.
"MEA menyebabkan persaingan
lebih ketat. Nah di sini letaknya
masalah efisiensi. Kita harus
bicara efesiensi," tegas wapres.
Dia mengatakan pelaksanaan
MEA memang tidak akan mem­
buat negara-negara ASEAN memi­
liki pergerakan yang sama karena
ada yang tidak efesien.
"MEA persiapannya sudah 10
tahun, dan ini akan membuka pasar
menjadikompetitif,"tegasJusufKalla
yang datang menggantikan Presiden
JokoWidododalamKTTASEANini.
Terkait perbedaan pertum­
buhan ekonomi antar negara
anggota ASEAN yang masih tinggi,
Jusuf Kalla mengatakan bahwa
tidak akan mudah terselesaikan
secara bersamaan.
Kontribusi IHT terhadap pen­
dapatan negara juga sangat besar
dari sisi cukai dan perpajakan
lainnya, yakni hampir 10 persen
dari total Anggaran Belanja dan
Pendapatan Negara.
Untuk cukai rokok saja, tahun
lalu industri setor ke pemerintah
mencapai Rp 112 triliun. Untuk
tahun ini cukai rokok dikerek naik
sebesar 27 persen, atau mencapai
Rp 140 triliun. Belum lagi pajak
yang disetor sebagai Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (PDRD)
yang besarannya mencapai 10
persen dari target cukai.
“Kondisi ini menunjukkan
betapa IHT jadi andalan Ditjen
Bea dan Cukai dalam memenuhi
target penerimaan kepabeanan
dan cukai senilai Rp188,9 triliun,”
ujarnya.
Melihat potensi cukai rokok yang
sangat besar tersebut, menurut
Ismanu akan lebih baik jika
pemerintah lebih memperhatikan
dan memasukkan dalam prioritas
RIPIN 2015-2035. Apalagi, tahun
ini target produksi rokok lokal
dipatok di angka 358 miliar batang,
naik dibandingkan tahun 2014
yang mencapai 345 miliar batang.
“Rokok ini porsinya sangat
besar dan tidak ada komoditi
lain yang bisa lawan. Contohnya
minuman beralkohol saja hanya
di sekitar Rp 4 triliun sampai Rp
5 triliun," tandasnya.
Karena itu, Ismanu meminta
kepada Presiden Joko Widodo
untuk lebih memperhatikan
industri hasil tembakau dengan
me­masukkan sebagai program
prioritas dalam RPP RIPIN 2015-
2035. “Jika Presiden masih cinta
bangsa ini serta peduli akan nasib
petani dan buruh tembakau,
harusnya Presiden merevisi
RIPIN 2015-2035,” tandasnya.
(wan)
Foto: Antara
Sejumlah petani tembakau melintas di pinggiran kebun tembakau miliknya. Tidak masuknya tembakau dalam RIPIN 2015 dianggagap tidak berpihak
pada petani tembakau
Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2016 Untungkan
Indonesia "Pelaksanaan MEA kan terjadi
kompetitif atau `advantage` yang
akan timbul nanti," ungkap Jusuf
Kalla.
Wapres juga mengungkapkan
bahwa dalam "retreat" KTT ASEAN
telah dibicarakan mengenai pertum­
buhan ekonomi ASEAN yang menu­
run akibat perekonomian global dan
mmilikikomoditiyanghampirsama.
Keduanya, kata Jusuf Kalla, KTT
ASEAN juga mengusulkan pem­
bentukan tim bersama dalam mem­
berikan bantuan terhadap korban
gempabumidiNepal.
Wapres juga mengungkapkan
bahwa pertemuan sembilan kepala
negaraanggotaASEANinijugamem­
bahas upaya-upaya untuk meng­
hadapiradikalismedanterorisme.
KTT ASEAN ke-26 yang
diselenggarakan pada 26-29 April
ini telah ditutup oleh Perdana
Menteri Malaysia Najib Razak di
Langkawi Convention Centre.
Dalam pidato penutupannya,
Najib Razak mengungkapkan
bahwa KTT ke-26 ini telah menye­
pakati deklarasi penguatan kerja
sama ASEAN dan upaya pengu­
atan pelaksanaan MEA 2016.
Usai menghadiri KTT ASEAN,
Jusuf Kalla juga melakukan
pertemuan dengan para Kepala
Negara/Pemerintahan dari Brunei,
Indonesia, Malaysia, Filipina East
ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA)
dan Indonesia-Malaysia-Thailand
Growth Triangle (IMT-GT) pada
Selasa. (tgh)
Publicapos (Jakarta) -
Indonesia dan Slowakia sepakat
untuk meningkatkan hubungan
bilateral, dengan berfokus merea­
lisasikan kerja sama ekonomi,
demikian menurut keterangan
pers Kementerian Luar Negeri
yang diterima di Jakarta, Selasa.
"Hubungan kerja sama politik
yangtelahberlangsungbaikantara
RI-Slowakia perlu diper­kuat
dengan tindak lanjut kerja sama
bilateral yang konkret, khusus­nya
di bidang ekonomi," kata Direktur
Jenderal Kawasan Amerika Eropa
Kemlu Dian Triansyah Djani.
Pernyataan tersebut dia
sampaikan saat bertemu
dengan Direktur bidang Politik
Kementerian Luar Negeri dan
Urusan Eropa Republik Slowakia,
ubomír Rehák, dalam Forum
Konsultasi Bilateral RI-Slowakia
ke-4 di Jakarta pada Senin (27/4).
Menurut Rehák, Slowakia
memandangIndonesiasebagaimitra
pentingdikawasanAsiaTenggara.
Olehkarenaitu,katadia,Slowakia
akan terus upayakan peningkatan
hubungan kerja sama bilateral
ekonomi dengan Indonesia di
berbagai sektor, khususnya sektor
energi, pertanian dan pertahanan.
Pada sektor pertanian, kedua
negara bekerjasama dalam pene­
litian dan pengembangan bibit
gandum tropis di Padang. Itu
merupakan contoh konkret kerja
sama bilateral yang dapat men­
dukung upaya ketahanan dan
keman­dirian pangan.
Dalampertemuantersebut,kedua
pihak sepakat memperkuat kerja
sama ekonomi melalui pening­katan
kontak antar pelaku usaha kedua
negara, serta kerja sama investasi
Slowakia di Indonesia dan juga
sebaliknya.
Selain itu, kedua pihak juga
sepa­kat meningkatkan nilai perda­
gangan bilateral RI-Slowakia.
Terkait peningkatan nilai
perdagangan, Dirjen Dian Triansyah
Djani mendorong produk-produk
Indonesia agar dapat masuk pasar
Slowakia, seperti ban dan minyak
sawit .
Nilai perdagangan bilateral
Indonesia-Slowakia pada 2014
tercatatsebesar29,91jutadolarAS,
dengan surplus di pihak Indonesia
sebesar 4,94 juta dolar AS.
Pada pertemuan itu, Dirjen
Amerop Kemlu itu menekankan
bahwa Indonesia dan Slowakia
merupakan kedua negara yang
memiliki kelebihan strategis.
Indonesia adalah pintu masuk
pasar ASEAN yang merupakan
peluang besar dengan adanya
Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Sementaraitu,Slowakiayangsedang
menduduki presidensi kelompok
negara-negara Visegrad atau V4
(Slowakia, Polandia, Hongaria dan
Ceko) adalah pintu masuk pasar
kawasan negara-negara tersebut
dan sekitarnya.(wan)
Indonesia-Slowakia
Sepakat Tingkatkan
Realisasi Kerja Sama
Ekonomi
Edisi IV/I/V - 2015MEGAPOLITAN8 P u b l i c a P o s
Publicapos (Jakarta) - Pemprov
DKI Jakrata memastikan bahwa
nilai bantuan keuangan yang
akan diberikan kepada daerah
sekitar jakarta yang menjadi
mitra Ibu Kota tidak akan di­
penuhi sesuai usulan dari
masing-masing daerah tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Kepala
Badan Pengelolaan Ke­u­ang­an dan
Aset Daerah (BPKAD), Heru Budi
Hartono.
Heru menjelaskan, pihaknya
mem­berikan rekomendasi bantu­
an keuangan ke daerah mitra
tidak seperti apa yang diusulkan
oleh mereka. "Rekomendasi itu
arti­nya nilai bantuan yang kami
beri­kan kepada mitra daerah,"
ungkapnya.
Lebih lanjut Heru menyebutkan
nilai total usulan untuk daerah
mitra ini mencapai Rp3,4 triliun.
Sementara Pemprov DKI hanya
mem­berikan rekomendasi total
sebesar Rp399,3 miliar.
Berikut rincian bantuan yang
diberikan, Kabupaten Bogor
yang sebelumnya mengusulkan
Rp100,4 miliar hanya mendapat
reko­mendasi sebesar Rp67,4
miliar; Kota Bogor dari Rp121
miliar mendapat rekomendasi
sebesar Rp13 miliar.
Kabupaten Tangerang yang
sebe­lumnya mengusulkan Rp67
juta men­dapat rekomendasi sebe­
sar Rp17,7 juta; Kota Tangerang
meng­usulkan Rp2,4 triliun
DKI Tak Bisa Penuhi
Bantuan Keuangan
Sesuai Permintaan
Mitra Daerah
Foto: Kompas.com
Gubernur DKI Jakarta saat bertemu dengan walikota Tangerang selatan, Airin Rachmi daini beberapa
waktu lalu
hanya men­dapatkan rekomen­
dasi sebesar Rp100 miliar; Kota
Tangerang Selatan yang mengu­
sulkanRp164,8miliardirekomen­
dasikan menjadi Rp74,8 miliar.
Sementara untuk Kota Bekasi
yang mengusulkan Rp200 miliar
mendapatkan rekomendasi sebe­
sar Rp98,1 miliar dan Kabu­paten
Bekasi mendapat rekomendasi
se­besar Rp18,8 miliar dari usu­
lan­nya sebesar Rp100 miliar.
Kabupaten Cianjur mengu­
sulkan Rp26,4 miliar hanya men­
da­patkan Rp9,4 miliar. "Itu sudah
di­sesuaikan dengan kebu­tuhan
prioritas daerah mitra dalam
mena­ngani banjir, macet dan
transportasi," ujar Heru.
Bantuan keuangan kepada
daerah mitra Kota Bogor, Kabu­
paten Bogor, Kota Tangerang,
Kabu­paten Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, Kota Bekasi dan
Kabupaten Bekasi akan dapat di­
cairkan sebelum Juni men­datang.
Adapun pengawasan terhadap
penggunaan dana tersebut, Heru
mengatakan bahwa telah mem­
bentuk tim pemantau selain me­
lihat hasil laporan pertanggung
jawaban dari masing-masing
daerah mitra. Apabila peng­
guna­an bantuan keuangan tidak
terserap, kata Heru, daerah
mitra bisa mengembalikannya
dengan catatan pengembalian
dan dimasukan kembali dalam
anggaran tahun depan.(adh)
Publicapos (Bekasi) – Sekitar
250 pedagang kaki lima yang
biasa berjualan di sekitar Pasar
Baru, Jalan Ir H Djuanda, Bekasi
Timut, Sabtu (02/05) ditertibkan
oleh aparat gabungan dari unsur
Polri, TNI, dan Satpol PP Kota
Bekasi.
"Penertiban ini dalam rangka
menegakan Peraturan Daerah
ter­kait kebersihan dan ketertiban
lingkungan," ujar Wakil Wali
Kota Bekasi Ahmad Syaikhu saat
memimpin penertiban.
Langkah ini diambil dengan
harapan memberikan kenya­man­
andidaerahBekasi"Pena­ta­anPKL
ini diharapkan bisa memberikan
kenyamanan dan kelancaran bagi
aktivitas ekonomi di Kota Bekasi,"
Aparat Gabungan
Tertibkan 250 PKL
Bekasi
katanya.
Penertiban ini merupakan
kegiatan yang sudah pernah
dilakukan oleh pihak Pemkot
Bekasi, namun ratusan pedagang
liar di lokasi itu terus kembali
berjualan di area badan jalan dan
trotoar hingga menghambat lalu
lintas kendaraan di lokasi itu.
Lebihlanjut Saikhumengatakan
bahwa ini sebagai langkah untuk
upaya meningkatkan program K3
serta penataan kota."Penertiban
PKL yang berjualan secara liar
sudah menjadi tanggung jawab
Pemkot Bekasi untuk mener­
tibkannya," jelasnya.
Dalam penertiban tersebut
aparat gabungan tidak hanya
mengu­sir dan membongkar lapak
Foto: Kompas.com
Sejumlah aparat gabungan Satpol PP dan Personil kepolisian membongkar lapak pedagang kaki lima
peda­gang di Jalan Ir H Djuanda,
tapi aparat juga melakukan akti­
vitas yang sama di sekitar Jalan
M Yamin yang berdekatan dengan
Pasar Baru Bekasi.
Penertiban itu sendiri berjalan
kondusif dengan disaksikan para
pemilik lapak dan juga masya­
rakat umum yang melintas di
kawasan itu.
"Totalnya di Jalan Ir H Djuanda
dan Jalan M Yamin ada 250 PKL
yang kita tertibkan," ujar salah
satu petugas Satpol PP Kota
Bekasi, Deri, di lokasi.
Untuk selanjutanya ratusan PKL
yang ditertibkan tersebut akan
relokasikeBlokIIPasarBaruBekasi,
yang dikhususkan bagi pedagang
sayur dan daging potong. (adh)
Pemprov DKI Jakrata memastikan bahwa nilai ban-
tuan keuangan yang akan diberikan kepada daerah
sekitar jakarta yang menjadi mitra Ibu Kota tidak
akan di­penuhi sesuai usulan dari masing-masing
daerah tersebut. Hal itu disampaikan oleh Kepala
Badan Pengelolaan Ke­u­ang­an dan Aset Daerah
(BPKAD), Heru Budi Hartono.
Publicapos (Jakarta) - Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
memintapihakpenge­lolaapartemen
atau rumah susun sederhana milik
(rusunami) secara rutin mela­kukan
pendataan terhadap para peng­
huninya.
Hal tersebut disampaikan Basuki
setelah mendapatkan laporan
dari Polda Metro Jaya terkait ada­
nya dugaan praktik prostitusi
di kawasan hunian apartemen
Kalibata City di Jakarta Selatan.
"Karena seharusnya pihak
pengelola bisa membatasi, siapa
saja dan orang seperti apa saja
yang bisa tinggal di apartemen
yang dikelolanya, sekaligus juga
Gubernur Minta Pengelola
Apartemen Rutin Lakukan
Pendataan
mengawasinya," kata Basuki di
Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.
Dia menuturkan pengawasan
serta pendataan tersebut dila­
kukan untuk mencegah ter­jadinya
praktik prostitusi, pere­daran
narkoba dan aksi terorisme di
lingkungan pemu­kiman warga,
terutama apartemen.
"Sebetulnya, RT dan RW juga
harus ikut aktif melakukan
penga­wasan dan pendataan para
peng­huni apartemen. Sehingga,
semua­nya terdaftar dan kita tahu
siapa saja penghuninya," tutur
Basuki.
Sementara itu, hal senada juga
disampaikan oleh Wakil Gubernur
DKI Djarot Saiful Hidayat. Menurut
dia, pengelola apartemen harus
melakukan pen­da­taan secara
menye­luruh terhadap para peng­
huni apar­temen.
"Di apartemen tidak boleh
lagi ada eksklusivitas, sehingga
seluruh penghuni harus diketahui
identitasnya. Oleh karena itu,
pihak pengelola harus rajin-rajin
melakukan pendataan," ujar Djarot.
Dia menambahkan pihak
penge­lola apartemen juga tidak
boleh tertutup dengan RT, RW
mau­pun pihak kelurahan. Seluruh
data penghuni harus diketahui,
sehingga pengawasan juga dapat
dilakukan bersama-sama.(wan)
Langkah ini diambil dengan harapan memberikan kenya­man­an di daerah
Bekasi "Pena­ta­an PKL ini diharapkan bisa memberikan kenyamanan dan
kelancaran bagi aktivitas ekonomi di Kota Bekasi," katanya.
9P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 MEGAPOLITAN
Publicapos (Surabaya)- PT
Angkasa Pura 1 (Persero) akan
membangun Terminal 3 Bandara
Internasional Juanda Surabaya,
Jawa Timur. Untuk pembangunan
tersebut dibutuhkan sekitar
2.000 hektar lahan.
Direktur Operasional PT
Angkasa Pura 1, Yushan S, saat
berkunjung di Bandara Juanda,
Jumat (1/5), mengatakan, saat ini
studi kelayakan untuk pembuatan
terminal baru tersebut sedang
diselesaikan oleh beberapa ahli.
"Saat ini, studi kelayakannya
sedang diselesaikan oleh bebe­rapa
ahli dan diperkirakan pada tahun
ini sudah diselesaikan. Rencana­
nya, terminal baru tersebut akan
Publicapos (Depok)- Walikota
Depok Nur Mahmudi Ismail di­
dampingi Kepala Badan Pem­ber­
dayaan Perempuan dan Keluarga
(BPMK) Widyati Riyandani dan
Kepala Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Disdukcapil)
Misbahul Munir mencanangkan
Pen­dataan Keluarga Kota Depok
tahun 2015.
Pencanangan dimulainya pen­
dataanditandaidenganpenjelasan
Kepala BPMK tentang tujuan
pendataan dan arahan Walikota
Depok. Sebagai permulaan, petu­
gas melakukan pen­dataan pada
keluarga Walikota. Kegiatan ini
berlangsung di kediaman Wali­
kota di Komplek Griya Tugu Asri
Cimanggis, Jumat 1 Mei 2015.
Tujuan pendataan guna menda­
patkan data keluarga yang akurat,
valid, relevan, dan dapat diper­
tanggungjawabkan. Proses­nya
meli­­puti pengumpulan, pengo­
lahan, penyajian, penyim­panan,
serta peman­­faatan data dan infor­
masi kepen­du­dukan serta keluarga.
Program tersebut meru­­pakan
program secara nasional yang digu­
lir­kan Badan Kepen­dudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN)
“Pendataan ini sama sekali
tidak terkait dengan proses
Pemilukada,” kata Kepala BPMK.
Sementara, Walikota Depok
Publicapos (Depok) - Dinas
Pendidikan (Disdik) Kota Depok
mela­kukan transformasi pen­
didikan dengan pembelajaran ber­
basis teknologi informasi. Nama­
nya E-Sabak.
E-Sabak adalah kepanjangan dari
Elektronik Sarana Anak Belajar
Aktif dan Kreatif. Program ini
diciptakan untuk pembelajaran
interaktif antara guru dan murid
dengan visualisasi. Berangkat
dari kepedulian terhadap dunia
pen­didikan, enam orang lulus­an
teknologi informatika men­cip­ta­kan
program ini. E-Sabak bercermin
dariKorea,Kanada,danInggrisyang
memulai trans­formasi pendidikan
dengan digi­talisasi buku.
“Korea melakukan hal seperti
itu sejak tahun 1997. Kanada
dan Inggris juga melakukan hal
yang sama, mereka melakukan
transformasi pendidikan selalu
bermulamendigitalisasibuku,”kata
salah seorang pembuat program,
yang tidak mau disebutkan
namanya, kepada Depoknews.com.
Dia mengatakan bahwa program
E-Sabakbukanhanyameng­gantikan
Depok Mulai
Terapkan E-Sabak
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana atau biasa disapa Haji lulung usai memenuhi panggilan Bareskrim terkait dugaan terjadinya tindak
pidana korupsi pada pengadaan UPS pada APBD DKI Jakarta TA. 2014 lalu. Sejauh ini Lulung masih sebatas sebagai saksi
Foto: Kompas.com
buku paket, namun bisa juga
membuat pembelajaran menjadi
lebih aktif, interaktif, dan efektif.
“Guru itu berfungsi sebagai
fasilitator, itu yang kita namakan
pem­belajaran menggunakan
E-Sabak.Sayatidakmauinidisebut
meng­gantikan buku,” ucapnya.
Program yang telah diriset sejak
2010 ini mempunyai banyak fungsi,
baik untuk siswa, guru, maupun
kepala sekolah. Dia menambahkan
bahwa E-Sabak memuat audio dan
videoyangbisadimanfaatkanuntuk
lebih cepat memahami konsep.
“Di sini ada buku yang kita buat
kategorinya dengan folder-folder,
jadi kalau siswa mau belajar
bukunya sudah tersedia,” jelasnya.
Dengan program ini, siswa juga
akantervisualisasibagaimanaproses
pembelahan sel dari kecil sampai
besar karena disini juga ada video
tentang pembelahan sel. Sementara,
fungsi audio dalam program ini
bisa mempermudah siswa dalam
mempelajari bahasa, seperti bahasa
Inggris atau bahasa Arab. Siswa
tinggal pakai headset langsung di­
dengarkanpercakapannya.
Selain itu, batasan antara
pemerintah dengan siswa ataupun
gurudisekolahdapatdiatasi,misalnya
dengan upacara online bersama,
doa bersama, ataupun pesan moral
dan sikap yang di­sam­paikan secara
langsung oleh para pimpinan peme­
rintahan. E-Sabak akan ter­hubung
ke semua siswa sehingga merasakan
kepe­dulian dan dukungan peme­
rintah dalam pendidikan. Ini sebagai
tero­bosan untuk melakukan pendi­
dikan karak­ter dan revolusi mental di
duniapendidikan.
“Jadi, nanti Kepala Dinas Pen­
didikan cukup say ‘hello’ dari
Tablet ke semua anak-anak. Nanti
semua anak-anak yang terkoneksi
di sistem itu akan mendengarkan
message-nya,” ungkapnya.
Saat ini Disdik Kota Depok sudah
melakukanrintisandilimasekolah
yang terdiri dari SD, SMP, SMA,
dan SMK meggunakan E-Sabak.
Program ini sudah berjalan di Kota
Depok sejak Januari 2015.
“Kami sosialisasi ke orangtua
murid di SMP 16 Depok, SMP 19
Depok, SMP 6 Depok, dan SMP 1
Depok,”tutupnya.(tgh)
Walikota Canangkan
Pendataan Keluarga
Depok 2015
mengimbaukepadaseluruhwarga
Depok agar bisa bekerjasama
dengan petugas pendata. Warga
harus memberikan semua infor­
masi yang dibutuhkan secara
jujur untuk kepentingan bersama.
“Pendataan ini akan banyak
manfaatnya, baik untuk kepen­
tingan pemerintah maupun untuk
warga yang memberikan data.
Maka,sayaberharapwargabisaikut
membantu pendataan ini dengan
memberikan data yang benar dan
lengkap,” kata Nur Mahmudi.
Sementara, Kepala Disdukcapil
mengatakan bahwa program pen­
dataan tersebut berbasis Kartu
Keluarga (KK) warga Kota Depok.
Karena itu, warga yang tinggal
di Depok namun tidak memiliki
KK Kota Depok, tidak termasuk
dalam pendataan ini.
Kegiatan pendataan di keluarga
Walikota sendiri berlangsung
hangat. Keakraban tampak dari
Wali­kota dan istri dengan petugas
pendata yang didampingi Ketua
RT dan RW setempat. Walikota
terdaftar sebagai warga RT01
RW19 Kelurahan Tugu Kecamatan
Cimanggis Kota Depok dengan
satu istri dan tiga orang anak. Usai
pendataan, Nur Mahmudi beserta
istrimenem­pelkanstikerpendataan
di pintu rumah sebagai tanda
keluarganya sudah didata. (tgh)
Terminal 3 Bandara Juanda Siap di
Bangun
dibangundisisiutaratimurterminal
yang sudah saat ini," katanya.
Dalam pembangunan tersebut,
kata dia, pihaknya akan mem­
bangun landasan pacu baru
untuk melengkapi satu landasan
pacu yang saat ini digunakan dua
terminal sebelumnya (T1 dan T2).
"Kami juga belum menentukan
kapan target penyelesaian
pembangunan karena harus
dibicarakan dengan investor
mengingat biaya yang dibutuhkan
juga tidak sedikit," katanya.
Nantinya, kata dia, terminal
baru tersebut akan dihubungkan
dengan sentra pergudangan,
tempat bermain, dan juga dengan
jaringan kereta api.
"Intinya kami akan meng­
hubung­kan dengan Kota Surabaya
supaya bisa memu­dah­kan akses
penumpang yang akan meng­
gunakan fasilitas di Bandara
Juanda," katanya.
Selain Bandara Juanda, pihaknya
saat ini sudah melakukan pem­
bangunan terminal baru bandara di
Semarang, dan juga di Banjarmasin.
"Untuk bandara di Semarang
sudah mulai melakukan pem­ba­
ngunan dengan dana investasi
seba­nyak Rp 1,1 triliun dan
untuk pembangunan terminal di
Banjarmasin rencananya akan di­
bangunpadaakhirbulaninidengan
danayangdibutuhkansebanyakRp
1,3 tiriliun," katanya.()
Publicapos (Jakarta) - Instagram,
yang dengan cepat menjadi
platform media sosial favorit para
bintang, Rabu (29/04), melun­cur­
kan saluran yang didedikasikan
khusus untuk musik.
Akun @Music – saluran konten
khusus pertama dari jenisnya
yang dijalankan oleh Instagram
- pada setiap pekannya akan
menyoroti perkembangan para
artis atau memperlihatkan kehi­
dupan di balik layar para musisi.
Akun baru tersebut akan
“dikhu­suskan untuk menjelajahi
musik di seluruh dunia, mulai dari
mereka yang menciptakannya
hingga komunitas di sekitarnya,”
tulis pendiri dan CEO Instagram,
Kevin Systrom, di blog-nya.
Instagram, yang berfokus pada
visual, terus melonjak sejak dilun­
curkan 2010 lalu. Pelonjakan itu
terjadi berkat tren selfie yang me­
wabah di seluruh dunia, kualitas
kamera smartphone yang terus
meningkat serta tema reguler
pengguna yang menarik seperti
Instagram Luncurkan
Saluran Musik
Foto: Antara
Bus Transjakarta- Mulai Rabu (6/5) bus Transjakarta akan menambah jam operasionalnya hingga
dini hari pukul 24.00 wib
“#ThrowbackThursday”.
Banyak musisi yang memiliki
akun Instagram. Sebagian besar
dari mereka menggunakannya
sebagai alat untuk berkomunikasi
dengan para penggemar, dengan
menawarkan berbagai hal mulai
dari foto profesional hingga
snapshot kehidupan mereka
sehari-hari.
Facebook, yang memiliki lebih
dari satu miliar pengguna dan
melihat pertumbuhannya yang
matang, membeli Instagram pada
2012 dengan nilai 1 miliar dolar
Amerika (sekitar Rp12,9 triliun).
Sementara, jejaring media
sosial besar lainnya seperti
Twitter, masih berupaya untuk
mene­mukan strategi di bidang
musik yang bisa menghasilkan
pen­dapatan.
Sunil Singhvi dari divisi Twitter
Inggris pekan ini mengatakan
bahwa ia akan datang ke markas
Twitter di AS untuk mengambil
alih bagian musik perusahaan
tersebut.(adj/AFP)
Edisi IV/I/V - 2015O P I N I10 P u b l i c a P o s
Sumber Daya Air
Pasca-Pembatalan MK
Ansel Alaman
Tenaga Ahli di Komisi Infrastruktur DPR RI
Isi Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)
Nomor 85/PUU-XI/2013 yang dibacakan
tanggal 18 Februari 2015, pertama,UU.
No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air ber­
tentangan dengan UUD 1945; kedua, UU
7/2004 tentang Sumber Daya Air tidak me­
miliki kekuatan hukum mengikat; ketiga,
UU 11/1974 tentang Pengairan berlaku
kembali. Pertanyaannya mengapa amar
putu­san MK seperti itu dan apa yang mesti
segera disikapi para pihak, khususnya DPR
RI dan Pemerintah yang berwenang mem­
buat undang-undang?
Komersialisasi
Inti dari putusan MK adalah mengenai
pengusahaan air dan hak guna air dalam
beberapa Pasal di .UU 7/2004 yang dinilai
potensial melakukan komersialisasi air dan
meng­hilangkan peran Pemerintah untuk
menga­tur. Sebab itu MK menetapkan 6
(enam) prinsip dasar pembatasan penge­
lolaan sumber daya air. Pertama, Pengu­
saha­an atas air tidak boleh mengganggu,
menge­sampingkan apalagi meniadakan hak
rakyat atas air; kedua, Negara harus meme­
nuhi hak rakyat atas air. Akses terhadap air
adalah salah satu hak asasi ter­sendiri.
Ketiga, Kelestarian lingkungan hidup
sebagai salah satu hak asasi manusia sesuai
dengan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945. Ke­
empat, Pengawasan dan pengendalian oleh
Negaraatasairsifatnyamutlak;kelima,prio­
ritas utama yang diberikan pengusahaan
atas air adalah BUMN atau BUMD; dan
keenam, Pemerintah masih dimung­kinkan
untuk mem­berikan izin kepada usaha
swasta untuk melakukan pengu­sahaan atas
air dengan syarat-syarat tertentu.
Pertanyaan kita, bagaimana bentuk
komer­sialisasi atau privatisasi air itu
selama ini? Salah satu bentuk penguasaan
air sebagai bentuk komersialisasi adalah
izin pengusahaan air mineral besar-besar­
an di seluruh Indonesia oleh swasta. Bah­
kan di beberapa tempat pengusahaan tidak
memiliki izin yang jelas. Merk produk air
kemasan beraneka ragam, seperti Aqua,
Saqua, dan lain. Lihat saja iklan-iklan di
ibukota dengan bangganya para pengu­saha
air menyebut sumber-sumber air yang di­
eksploitasi menjadi air mineral untuk kese­
hatan dan kejayaan anak-anak bangsa. Di
sisi lain perusahaan air kemasan isi ulang
di­khawatirkan bukan air yang layak di­
konsumsi.
Ada kasus lain ialah privatisasi air dan
mata air oleh warga pemilik tanah yang
di topang oleh pengusaha air mineral.
Padahal air yang terkandung di dalam
tanah itu adalah ‘barang publik” (public
goods) yang dikuasai negara dan digunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat (Pasal 33, ayat 2 UUD 1945). Masih
ada perilaku orang atau sekelompok orang
yang menutup saluran air irigasi dengan
alasan jaringan irigasi melalui kebun
mereka, padahal sudah lama mereka
sepakat itu. Akibatnya, irigasi/ bendungan
yang sudah lama berfungsi terpaksa dibuat
per­janjian ulang dengan pemilik tanah.
Masih banyak kasus lain yang meng­
in­dikasikan komersialisasi, privatisasi
dan peng­hambatan tata kelola air oleh
sekelompok pemilik modal atau masya­
rakat. Persoalannya, apakah seluruh isi UU.
7/2004 yang sudah berlaku sepuluh tahun
itu dibatalkan atau seharusnya perubahan
terbatas? Apakah UU.No. 7 Tahun 2004
tidak melakukan antisipasi terhadap peri­
laku komersialisasi itu?
Sikap DPR dan Pemerintah
Banyak kalangan mempertanyakan per­
timbangan substansi atas pembatalan UU
No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air. Kalangan DPR seperti di Komisi V
(Infrastruktur) menyesalkan, mem­per­
tanyakan bahkan mempersoalkan per­tim­
bangan Mahkamah Konsitusi. Beberapa
anggota PDI Perjuangan menyatakan ter­
kejut dan tidak mengerti bagaimana per­
tim­bangan MK sampai memutuskan pem­
batalan seperti itu. Budi Yuwono, Anggota
PDI Perjuangan dari Dapil Jatim VI (Blitar,
Tulungagung, Kediri) yang menjadi tim
Panja Pemerintah saat penyusunan UU.
No. 7/2004, dalam Rapat Gabungan antara
Komisi V dengan Kementerian PU dan
Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan
Kehutanan) tanggal 31 Maret 2015 lalu
mem­pertanyakan pasal yang dianggap
ber­peluang besar bagi komersialisasi air
menurut pertimbangan MK.
Padahal dalam UU. No. 7/2004 itu
menurut Budi, telahmemberi perhatian
besarpadaaspekpengelolaanSumberDaya
Air (SDA) dengan menekankan tiga hal
penting yakni pertama, konservasi; kedua,
pen­dayagunaan SDA; dan ketiga pengen­
dalian daya rusak air. Untuk konservasi
SDA menurut Budi Yuwono dilakukan
dengan tiga jalan yakni perindungan dan
peles­tarian sumber air, pengawetan air dan
penge­lolaan kualitas air dan pengendali­
an pencemaran air. Untuk pendayagunaan
SDAdilakukan dengan penatagunaan SDA,
penyediaan, penggunaan, pengembangan
dan pengusahaan SDA. Sedang pengendali­
an daya rusak air dengan pencegahan sebe­
lum terjadi banjir/ bencana, penanggulang­
an saat bencana dan pemulihan pasca
bencana, sebagaimana disebut juga oleh
Robert Kodoatie dan Roestam Sjarif (Tata
Ruang Air, 2010). Walau memprihatinkan
Budi memiliki harapan besar karena
keputusan MK memberi peran besar
kepada BUMN dan BUMD untuk tata kelola
dan konservasi tanpa menutup peluang
untuk memberi izin bagi swasta, sekalipun
izin khusus dan selektif.
Kader PDI Perjuangan lain yang getol
mempersoalkanPutusanMKadalahYoseph
Umarhadi, Sadarestuwati, Sukur Nababan,
Rendy Lamadjido, Sudjadi dan Lasarus.
Umarhadi yang juga tim penyusun UU
7/2004 dari kalangan DPR memper­soalkan
putusanMKyangmenyatakanbahwaUUNo.
7/2004 bertentangan dengan UUD 1945. Ia
menunjuk Pasal 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan lain jelas
menunjukkan komitmen kebangsaan yang
dinyatakan dalam kewenangan Negara
mengelola SDA, pengusahaan dan tata­
kelola ditujukan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, sesuai Pasal 33 UUD
1945. Bagi banyak kalangan sulit dipahami
kalau seluruh UU No. 7/2004 dibatalkan
sementara MK memerintahkan untuk
mem­ber­lakukan kembali UU No. 11/ 1974
tentang Pengairan 40 tahun lalu, yang
cakupan isi dan daya jangkau normanya
pun jauh dari kondisi zaman ini.
Walau demikian baik Budi Yuwono,
Umarhadi, maupun kawan-kawannya taat
pada putusan MK yang bersifat “final dan
mengikat”. Khusus proyek SDA yang me­le­
wati kawasan hutan yang kini masih ber­
operasi, anggota DPR minta pemerintah
(menteri LHK) untuk mencari jalan agar
tidak menghambat. Pemerintah, khusus­
nya Kementerian PU-PR dan Kementeri­an
Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber­janji
menjalin kerjasama khususnya menangani
proyek-proyek seperti irigasi, yang ada
dalam kawasan hutan lindung. Demikian
pula upaya-upaya menjaga ketersedia­an
air dalam bentuk perlindungan sumber-
sumber air, perlindungan daya air seperti
pem­bangkit listrik (PLTA), waduk, embung,
situ untuk ketersediaan air minum, air
baku dan sanitasi dipastikan tidak akan
ter­ganggu.
Waspadai darurat air
Jika kita kaitkan Putusan MK di atas
dengan hasil beberapa survey yang
menunjukkan ada sekitar 100 juta pen­
duduk kita belum mempunyai akses air
minum yang aman. Pada tahun 2.000 keter­
sediaan air di Jawa hanya 1.750 m3 per
kapita/ tahun dan tahun 2020 akan turun
menjadi 1.200 m3 saja. Jika di hulu hutan
masih lebat, akan dapat menyerap air
hujanantara75%sampai95%.Tetapijikadi
hulu dan ditengah sudah berubah menjadi
perkebunan, maka daya serap di lahan datar
masih 50%-70% tetapi diperbukitan hanya
menyerap sekitar 5%-25% air. Di Indonesia
masih ada 17. 010 desa (24,6% total jumlah
desa) mengalami rawan hingga darurat air,
seperti NTT, NTB, Malut.
Padahal secara potensial kita memiliki
kekayaan sumber daya air yang amat besar.
Hingga tahun 2013 kita memiliki sekitar
18 Wilayah Sungai (WS) yakni kesatuan
wilayah pengelolaan sumber daya air,
dan 700 lebih Daerah Aliran Sungai (DAS)
yakni wilayah daratan yang merupakan
satu-kesatuan dengan sungai dan anak
sungai (Kementerian PU, Buku Informasi
Statistik, 2013). Selain itu, andalan kita
ke depan juga ialah masih memiliki 1.548
danau yang dijadikan Situ (untuk air baku
dan irigasi) dengan kapasitas tampung
antara 7 juta hingga 600 juta m3. Namun
diakui, banyak danau/ situ yang harus
direvitalisasi karena dalam kondisi kritis
akibat ulah manusia, seperti Danau Toba,
Maninjau, Singkarak, Kerinci, Batur, Poso
dan Sentani. Akibat semua itu tidak hanya
banyak lahan tidak produktif, tetapi rusak
dan berakibat pada ketidakmampuan
petani meningkatkan produktivitas air.
Produktivitas dimaksud sesuai dengan
3 (tiga) tingkat pemanfaatan air, yakni
primer, sekunder dan manfaat tersier.
Air bagi kebutuhan primer digunakan
untuk air minum, irigasi pertanian serta
industri dan jasa. Sementara air berkaitan
kebutuhan sekunder adalah energi
terbarukan, untuk perikanan darat dan
hortikultura. Dan air dalam kebutuhan
tersier adalah demi kesehatan lingkungan,
keselamatan lingkungan dan kebutuhan
kepariwisataan. Dalam kurun 2004 -2012
Indonesia telah melakukan pembangunan
dan peningkatan fungsi irigasi dan
irigasi air tanah seluas 814,3 ribu Ha,
reklamasi rawa dan tambak seluas 146
ribu Ha, rehabilitasi irigasi dan irigasi air
tanah seluas 2.698,3 ribu hektar serta
rehabilitasi reklamasi rawa dan tambak
seluas 1.448,4 ribu hektar.
Memang potensi SDA kita sebagaimana
hasil kajian Bappenas (Bappenas, 2009)
sangat berlimpah dengan jumlah total
sekitar 3.900 miliar m3 per tahun, tersebar
di 7.956 sungai dan 521 danau.Dari total itu,
barusekitar14miliarm3atausekitar57m3
per kapita air baku yang baru dapat dikelola.
Sedang infrastruktur tampungan air terdiri
atas284 buah bendungan ditambah 1.063
buah embung. Jika dihitung dari konsumen
air, 65% penduduk Indonesia tinggal di
Pulau Jawa dengan kapasitas airnya hanya
4,5%, 60 dari 470 DAS yang ada di Pulau
Jawa dalam kondisi amat kritis. Sementara
di luar Jawa khusus daerah tandus seperti
NTT, NTB, Malut, Babel, dan lain menderita
bukan saja kelangkaan pasokan tetapi juga
kurang diperhatikan dalam tata kelola air
secara nasional.
Revolusi Tata Kelola SDA
‘Revolusi’ tata kelola air mulai dari
penataan kembali sumber-sumber air
berciri eco-region dengan perinsip
Integrated Water Resources Management
(IWRM). Dengan perinsip itu, tata kelola
air semacam itu akan terintegrasi antara
kebutuhan air baku untuk rumah tangga
dan untuk irigasi. Perencanaan air baku, air
industri, irigasi untuk pertanian dan lain
secara terpadu agar efektif penggunaan
sarana seperti waduk, embung dan situ.
Dengan membarui tata kelola air,
kita mampu mewujudkan ketahanan
air berbasis sungai. Modal dasar kita
ialah hingga tahun 2013 memiliki 257
bendungan yang tersebar seluruh tanah air
dengan volume sampai 2,6 juta m3. Selain
itu, ada 1.437 bendung untuk layanan
irigasi seluas 10,6 juta ha (di Bali), atau 9,4
juta ha di Jabar. Kita juga memiliki sekitar
944 Embung dengan kapasitas tampung
sampai 219,6 juta m3 seperti di Maluku.
Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum menyatakan untuk RAPBN
2015 pemerintah mengangkat isu strategis
yakni peningkatan ketahanan air, pangan
dan energi. Langkah strategisnya antara lain
peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa,
dengan sasaran untuk peningkatan kapasitas
tampungdari14milyarm3menjadi17milyar
m3, peningkatan layanan irigasi melalui
waduk dari 11% menjadi 20%, perbaikan
daerah irigasi yang rusak, peningkatan
layanan air baku dari 56 m3/detik
menjadi 109,54 m3/detik, pembangunan
waduk-waduk untuk perlindungan banjir,
pembentukan unit pengelola irigasi dan unit
pengelola bendungan, penyusunan Pedoman
Perencanaan Terintegrasi Pembangunan
Waduk atau Pembangkit Listrik Tenaga Air,
dan lain.
Persoalannya, dengan dibatalkannya
UU No. 7/2004 itu masih mungkinkah
program itu berjalan mulus? Itu persoalan
kita bersama, DPR dan Pemerintah kini
berkejaran dengan waktu untuk menata
kembali Peraturan Pemerintah (PP) yang
menjadi turunan UU 17/1974, serta
menyesuaikan PP turunan UU No.7/2004
dengahUUNo.17/1974agarbisadiperbarui
sesuai standar kebutuhan air saat ini.
Pemerintahan Jokowi-JK telah berikrar
untuk memperjuangkan kedaulatan pangan
denganmemaksimalkanperaninfrastruktur
dasar seperti irigasi, waduk, embung dan
lain. Pemerintah bertekad mencetak 10 juta
hektarsawahbaru,karenanyaharusdimulai
dari pembenahan tata kelola SDA, khusus
berkaitan dengan infrastruktur pertanian.
Program-program bagus itu harus sedikit
bersabar untuk dieksekusi, dengan tenggat
waktu setidaknya 6 (enam) bulan ke depan
DPR dan Pemerintah telah menghasilkan
Undang-Undang baru pengganti UU.72004.
Semuapersoalan itu harus mengabdi hak
setiap warga sebagai “barang publik”
(public goods) yang wajib dikelola sesuai
perintah Konstitusi seperti alinea IV
Pembukaan UUD 1945 …” melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa…” Demikian juga yang
diamanatkan Pasal 33 UUD 1945, agar
semua public goods itu dikelola bertujuan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Kita tolak privatisasi air, kita tolak
‘swastanisasi penuh’ kecuali kebijakan
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) yang
selektif dan persyaratan ketat.
Dan seeprti seperti sikap Budi Yuwono,
kita mendukung peran BUMN dan BUMD
untuk diberi tanggung jawab besar
terhadap tata kelola air seperti Perusahaan
air Minum Daerah (PDAM). Sebaliknya
perilaku rakyatpun harus berubah, sikap
permisif, tidak perduli kerusakan mataair,
sungai, danau, dan sumber air lainnya.
Apalagi kalau mudah disuap, tokoh-tokoh
adat mudah dirayu oleh pemilik modal.
Rakyat harus mengeritisi perilaku oknum
pejabat pemerintah, pejabat negara,
pejabat pemda, BUMN dan BUMD yang
memberi peluang komersialisasi air!
11P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 O P I N I
Surat dari Cinangka
Gubuk Nusantara
Kakek Pardi
60 Tahun
Hubungan RI - Tiongkok*
Awan Kurniawan
Pemerhati Sosial Budaya
Hari Senin (13/4), 65 tahun silam Republik
Indonesia (RI) dan Republik Rakyat
Tiongkok (RRT) resmi menjalin hubungan
diplomatik. Hubungan yang dijalin
Indonesia dengan Tiongkok merupakan
komitmen nyata kebijakan luar negeri
Indonesia yang bebas dan aktif, dalam
konstelasi perang dingin kala itu.
Era Soekarno menjadi tonggak penting
hubungan persahabatan Indonesia-
Tiongkok. Liu Hong, dalam China and
the Shaping of Indonesia, 1949-1965,
mengungkap pada masa itu Tiongkok
bagaikan mercusuar, penunjuk ke arah
mana dan bagaimana Indonesia harus
dibangun.
Model pembangunan ala Tiongkok
diperbincangkan para cendekiawan. Kisah-
kisah mengenai Tiongkok dimuat dalam
surat-surat kabar, dan bahkan karya-
karya sastra, sehingga menyentuh luas di
masyarakat.
Tidak berlebihan apabila masa itu
dijuluki sebagai masa bulan madu
hubungan Indonesia-Tiongkok. Interaksi
dan pertukaran bukan hanya terjadi
di tingkat elite, melainkan juga di akar
rumput.
Hubungan kedua negara terus
menunjukkan perkembangan positif,
dengan kehadiran Perdana Menteri
Tiongkok Zhou En Lai pada Konferensi Asia
Afrika (KAA) pada 18-25 April 1955.
Dalam KAA Bandung "Lima Prinsip
Hidup Berdampingan Secara Damai" yang
dikemukakan Tiongkok dan disponsori
bersama Pemerintah India dan Myanmar,
mendapat dukungan dari para peserta.
Indonesia dan Tiongkok pun sepakat
untuk mempererat hubungan yang
telah berjalan baik kala itu, ditandai
dengan ditandatanganinya perjanjian
persahabatan serta persetujuan kerja sama
kebudayaan pada 1 April 1961.
Dalam konteks hubungan luar negeri
yang lebih luas, Indonesia amat penting
bagi Tiongkok yang saat itu bukan
anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB). Tiongkok, bagi Indonesia, juga tak
kalah penting, apalagi setelah Indonesia
memutuskan untuk keluar dari PBB pada
awal 1965.
Keduanya menjalin suatu kemitraan
dalam membangun solidaritas di
antara negara-negara New Emerging
Forces (NEFO).Pola interaksi saling
menguntungkan ini terus berulang dalam
evolusi hubungan bilateral keduanya.
Namun, pada 30 Oktober 1967 kedua
negara membekukan hubungan.
Berawal dari Tokyo
22 tahun kemudian, tepatnya pada 24
Februari 1989, ketika Presiden Soeharto
bertemu Menteri Luar Negeri Tiongkok
saat itu Qian Qichen, dalam upacara
pemakaman Kaisar Hirohito di Tokyo,
dibahaslah kemungkinan normalisasi
hubungan kedua negara yang tengah
membeku.
Pembahasan dilanjutkan dalam
pertemuan Menlu Ali Alatas dan Qian
Qichen pada 4 Oktober 1989 di Tokyo.
Hasilnya, pada 3 Juli 1990 kedua menlu
menandatangani Komunike Bersama "The
Resumption of The Diplomatic between The
Two Countries" di Beijing, diikuti kunjungan
Perdana Menteri Li Peng ke Indonesia
sekaligus menyaksikan penandatanganan
nota kesepahaman Pemulihan Hubungan
Diplomatik kedua negara pada 8 Agustus
1990.
Pada era Soeharto, normalisasi hubungan
Indonesia-Tiongkok pada awal 1990-an
amat bernilai bagi Tiongkok, yang saat itu
tengah dikecam Barat setelah peristiwa
Tiananmen.
Presiden Soeharto pun melakukan
kunjungan balasan pada 14-18 November
1990, dan menyaksikan penandatanganan
pembentukan Komisi Bersama Bidang
Ekonomi, Perdagangan, dan Kerja Sama
Teknik.
Normalisasi hubungan tersebut
kemudian secara bertahap membuka
hubungan ASEAN dan Tiongkok, hingga
akhirnya pada 1996 Tiongkok menjadi
mitra dialog penuh ASEAN.
Bagi Indonesia, dalam sektor ekonomi,
hubungan dengan Tiongkok menjadi
sangat penting, terutama setelah negara ini
dihantam badai krisis finansial Asia pada
1997.
Di lain pihak, era tersebut menjadi saksi
perekonomian Tiongkok, pasca reformasi
ekonomi yang dilakukan oleh Deng
Xiaoping pada 1978, hingga tinggal landas
dengan pertumbuhan ekonomi dua digit
tiap tahun.
Interaksi positif antara kedua negara
pun dilanjutkan pada era Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di
masanya, Imlek ditetapkan sebagai hari
libur nasional, beragam atribut dan simbol
berbau Tiongkok mulai bermunculan di
Nusantara.
Gus Dur yang menetapkan Tiongkok
sebagai negara tujuan pertama lawatannya
keluarnegerisetelahdilantiksebagaiorang
nomor Indonesia, bahkan mengusulkan
pembentukan poros Jakarta-Beijing-New
Delhi.
"Tiongkok negara besar dengan potensi
kekuatan ekonomi yang besar. Jadi, kita
justru rugi jika tidak berhubungan dengan
Tiongkok," katanya, tentang kunjungannya
ke Tiongkok pada 1-3 Desember 1999.
Kunjungan Presiden Wahid ke RRT
tersebutmenandaibabakbarupeningkatan
hubungan antara kedua negara, ditandai
kesediaan Tiongkok memberi bantuan
keuangan serta fasilitas kredit termasuk
kerja sama keuangan, pariwisata, dan
imbal beli atau counter trade di bidang
energi, yaitu menukar LNG dengan produk-
produk Tiongkok.
Selanjutnya, dalam wacana publik, ikon
kedekatan hubungan Indonesia-Tiongkok
terpelihara melalui "diplomasi dansa"
Megawati.
Di era kepemimpinan Megawati kedua
sepakat membentuk forum energi yang
merupakan payung investasi Tiongkok di
Indonesia di bidang energi.
Mitra strategis
Beberapa capaian yang sudah dirintis
tersebut kemudian dikelola lebih baik oleh
Susilo Bambang Yudhoyono, dalam dua
periode kepemimpinannya.
Dalam periode itu, dua perjanjian
penting, monumen kedekatan hubungan
Indonesia-Tiongkok ditandatangani yaitu
Kemitraan Strategis pada 25 April 2005,
yang kemudian ditingkatkan menjadi
Kemitraan Strategis Komprehensif pada
Oktober 2013.
Sejak itu hubungan politik, pertahanan,
keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya
kedua negara terus meningkat.
Makin eratnya hubungan Indonesia-
Tiongkok juga ditunjukkan kedua pihak
pada forum internasional, semisal dalam
penetapan "Declaration of Conduct of
Parties in The South China Sea (DoC)" pada
2002, termasuk dalam "Guidelines for The
Implementation of DoC" pada 2011.
Indonesia dan Tiongkok juga sepakat
menandatangani protokol "Southeast Asian
Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)"
pada 2011. Keduanya juga sepakat untuk
menjadikan ASEAN sebagai the main
driving force dalam pembentukan forum
Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur.
Tiongkok senantiasa menghargai dan
mendukung setiap keputusan yang diambil
ASEAN.
"Hubungan Indonesia dan Tiongkok
yang telah berjalan enam dekade lebih,
senantiasa mengedepankan prinsip saling
menghormati, menghargai, sebagai bangsa
yang setara, yang bertanggung jawab
atas perdamaian dan stabilitas kawasan,"
kata Presiden Tiongkok Xi Jinping, saat
menerima kunjungan kenegaraan Presiden
Joko Widodo (Jokowi) di Balai Agung
Rakyat pada 25 Maret 2015.
HubunganantaraIndonesiadanTiongkok
adalah yang paling dinamis di Asia Pasifik,
katanya. Selain menyepakati delapan nota
kerja sama, pada kunjungan Presiden
Jokowi pada Maret silam, Indonesia dan
Tiongkok terus menyinergikan ide Poros
Maritim Dunia milik Indonesia dengan
Jalur Sutra Maritim milik Tiongkok.
"Kita ingin memberikan makna lebih
dalamsebagaimitrastrategiskomprehensif,
dengan rangkaian kerja sama yang lebih
nyata, memberikan manfaat nyata bagi
kemakmuran masyarakat kedua negara,"
kata Presiden Jokowi kepada mitranya
Presiden Xi Jinping.
Hubungan antarwarga
Kokohnya hubungan sebuah negara
dengan lainnya, tidak melulu didominasi
interaksi pejabat resmi yang cenderung
elitis.Meksikebijakanluarnegeriutamanya
tetap menjadi domain para birokrat, publik
termasuk pemegang saham utama yang
dapat mempengaruhi secara signifikan,
baik pembuatan maupun pelaksanaan
kebijakan luar negeri.
Maka interaksi antarwarga kedua
bangsa akan sangat menentukan dinamika
hubungan Indonesia-Tiongkok. Amat
penting mendorong warga kedua bangsa
untuk dapat lebih saling memahami,
setelah hubungan kedua negara sempat
membeku selama dua dekade lebih.
"Kami ini masih Merah Putih, meski kami
kini jauh dari Indonesia," kata Huang Hui
Lan,seorangwargaTionghoayangterpaksa
meninggalkan tempat kelahirannya di
Takengon, Aceh pada 1967, menyusul
kisruh politik di Indonesia pada 1965.
Ia bersama tujuh saudaranya, sang ibu
dan kakek, menumpang kapal yang dikirim
Tiongkok untuk membawa para warga
keturunan karena situasi politik yang
kurang bersahabat di Indonesia, kembali
ke tanah leluhurnya di Negeri Panda.
Wanita kelahiran 7 Juli 1950 itu,
mengatakan,"saatnya kedua bangsa, kedua
negara berjalan bersama menatap masa
depan lebih baik. Sejarah kelam, jadikan
pelajaran untuk lebih baik".
Karena rasa cintanya kepada Indonesia,
Huang Hui Lan membuat sanggar tari
tradisional Indonesia di Guangzhou.
Kecintaan kepada Indonesia juga kuat
melekat di hati Kenny Lai, warga keturunan
Tionghoa yang juga terpaksa meninggalkan
Jakarta pada 1966.
"Situasi saat itu memang tidak mudah
bagi kami. Di Indonesia, kami mendapat
perlakuan tidak bersahabat, saat tiba di
tanah leluhur kami di Tiongkok, kami pun
dicurigai, terlebih kala itu di Tiongkok
juga tengah mengalami revolusi budaya,"
ungkapnya.
Kini,lanjutKenny,meskihubungankedua
negara terus mengalami peningkatan
positif, tetap harus didukung hubungan
antarmasyarakat kedua bangsa yang lebih
baik.
Ketua "China Overseas Harbin" Chi Guo
Qiang mengatakan masih banyak warga
Tiongkok, khususnya Harbin, yang belum
mengenal Indonesia.
"Hubungan kedua negara telah berjalan
baik, tetapi saling pemahaman antara
masyarakat kedua bangsa juga sangat
penting. Cara pandang masyarakat
Indonesia terhadap Tiongkok, dan
sebaliknya akan sangat menentukan
dinamika hubungan kedua negara,
berdasar saling menghormati dan saling
menguntungkan di masa depan," katanya.
* Tulisan ini juga terbit dalam versi online www.Publicapos.com
Disamping kantor ada kebun yang cukup
luas. Ada 700 batang pohon jati jenis
jati emas Cordia subcordata (Cordia
sebestena) yang berderet disana. Tepat
dibawah pada bagian yang menjorok
ada beberapa rumpun bambu dari jenis
bambu tali dan bambu wulung sejenis
bambu berwarna hitam. Ada sungai
Pesanggrahan mengalir di bawah rumpun
bambu itu, airnya masih cukup jernih.
Tepat diantara tepi sungai dan rumpun
bambu ada sebuah rumah milik kakek
Pardi.
Rumah atau lebih tepatnya gubuk
milik kakek Pardi terbuat dari bambu,
peker­jaannya meraut batang bambu
men­jadikan dia mudah untuk membuat
rumah dari bambu pula. Rumah itu cukup
luas berukuran 6 X 5 meter, tepat berada
di pinggir kali Pesanggrahan, menghadap
air. Untuk mencegah banjir, kakek Pardi
membuat tanggul, masih dari batang
bambu. Batas antara beranda dan tepi
sungai di buatlah tanggul, dan ditimbun
dengan tanah.
Sejak sore, hujan turun lebat.Tapi kakek
Pardi justru bersantai saja di Mushola
Cinangka.Ia begitu yakin tanggul yang
dipasangnya di depan beranda rumahnya
akan mampu menahan banjir.Namun apa
lacur, ternyata banjir menerjang rumah
kakekPardijustrumenghanyutkanbagian
belakang rumahnya. Bagian yang selama
ini diyakini paling aman oleh kakek Pardi.
Sejenak apa yang terjadi pada kakek
Pardi seperti kondisi sekarang. Saat ini
Frekuensi Publik dipenuhi pemberitaan
yang serba heboh dan mengejutkan. Satu
hal besar menurut saya sedang terjadi di
negeri ini, entah apa.
Tapi rentetan kehebohan ini seperti
di­sengaja. Kita dibuat terlena, ikut larut
meng­hujat, mengkritik, memaki dan
geram pada kehebohan demi kehebohan
yang muncul. Sementara itu tanpa sadar
kita seperti kakek Pardi, yang mem­
bentengi beranda depan rumah, sedang
di belakang rumah kita justru erosi besar
sedang terjadi menggerogoti belakang
rumah kita dan hanyut bersama banjir.
Nalar hukum dan logika politik kita
seperti halnya tanggul yang dipasang oleh
kakek Pardi. Kita begitu yakin banjir akan
melalui beranda depan rumah, dan kita
tenang saja karena kita telah membangun
tanggul itu begitu kuat. Asyik kita terlena,
rupanya skenario banjir besar yang di­
main­kan para ‘’Perampok ‘’ negeri ini
jauh melampaui logika yang kita yakini.
Tanggul yang kita pasang diberanda tetap
kokoh, tetapi belakang rumah kita habis
digerus. Sedikit saja meme lucu, komentar
nyentrik tokoh ‘’ UPS itu USB’’, atau PSK
Online yang mati mengenaskan menjadi
alat ampuh membuat kita terlena. Di
samping gaya cengengesan pemimpin
yang kerap salah ucap yang kemudian
menjadi headline berita. Skenario banjir
‘’perampokan’’ dimainkan begitu rapih di
kemas elok didukung media.
Ah sudahlah, "banjir besar" yang mem­
buat lalai itu bisa tokoh, bisa isu peris­
tiwa, bisa juga batu akik dan hal lain
yang berserak. Dan tanggul nalar logika
kita sekuat apapun tidak akan bisa mem­
bendungnya karena kita telah di­buat
terlena.SepertikakekPardidanrumah­nya.
Sudah cukup kakek Pardi yang tergerus
rumahnya, kita boleh terusik dengan isu
yang berkembang. Tetapi pikiran dan
energi kita jangan ikut terkuras habis
mengurusi isu tersebut. Kewaspadaan dan
nalar kritis harus tetap terjaga.
Kita harus tetap bereaksi, bersikap dan
tapi jangan terlena. Banyak yang harus
dibenahi. Selamat merawat energi peduli.
Salam dari Cinangka.
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4

More Related Content

What's hot

Makalah bpjs
Makalah bpjsMakalah bpjs
Makalah bpjs
Acun Nasrul
 
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jknAnalisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Danin Jaya
 
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journalPermensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014
BPJS Kesehatan RI
 
Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013
IdnJournal
 
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Muh Saleh
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademikasmadibeny
 
Laporan Geladi Universitas Telkom 2014/2015
Laporan Geladi Universitas Telkom 2014/2015Laporan Geladi Universitas Telkom 2014/2015
Laporan Geladi Universitas Telkom 2014/2015
dikakakaa
 
Pengertian bpjs
Pengertian bpjsPengertian bpjs
Pengertian bpjs
prayoga945
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013
IdnJournal
 
Perda perlindungan perempuan dan anak
Perda perlindungan perempuan dan anakPerda perlindungan perempuan dan anak
Perda perlindungan perempuan dan anak
Arifuddin Ali.
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011
Lintas Rakyat
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
fionarazqa
 
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisperda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
fionarazqa
 
Pkl bab 2
Pkl bab 2Pkl bab 2
Pkl bab 2
Wahyudi Sigit
 
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNUndang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Nur Fadillah
 
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalPermensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalIdnJournal
 
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Muh Saleh
 
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialPermensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialDewi Kartika
 

What's hot (20)

Makalah bpjs
Makalah bpjsMakalah bpjs
Makalah bpjs
 
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jknAnalisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
 
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journalPermensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014
 
Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013Kepmensos no. 146 tahun 2013
Kepmensos no. 146 tahun 2013
 
Bab 1 revisi
Bab 1 revisiBab 1 revisi
Bab 1 revisi
 
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademik
 
Laporan Geladi Universitas Telkom 2014/2015
Laporan Geladi Universitas Telkom 2014/2015Laporan Geladi Universitas Telkom 2014/2015
Laporan Geladi Universitas Telkom 2014/2015
 
Pengertian bpjs
Pengertian bpjsPengertian bpjs
Pengertian bpjs
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013
 
Perda perlindungan perempuan dan anak
Perda perlindungan perempuan dan anakPerda perlindungan perempuan dan anak
Perda perlindungan perempuan dan anak
 
Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011Juknis jamkesmas 2011
Juknis jamkesmas 2011
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
 
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisperda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
 
Pkl bab 2
Pkl bab 2Pkl bab 2
Pkl bab 2
 
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNUndang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
 
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalPermensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
 
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
 
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialPermensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
 

Similar to Tabloid Publica Pos Edisi 4

Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid Bnn
 
profil-partai-buruh.pdf
profil-partai-buruh.pdfprofil-partai-buruh.pdf
profil-partai-buruh.pdf
RiekyansahEriek
 
Digital surya 03 desember 2013
Digital surya 03 desember 2013Digital surya 03 desember 2013
Digital surya 03 desember 2013Portal Surya
 
Media Indonesia 21 Maret 2014
Media Indonesia 21 Maret 2014Media Indonesia 21 Maret 2014
Media Indonesia 21 Maret 2014hastapurnama
 
Final press release media briefing aman
Final press release media briefing amanFinal press release media briefing aman
Final press release media briefing aman
Panji Kharisma Jaya
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RIPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
RepublikaDigital
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdfPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
shirizkiku
 
Media Indonesia 20 Maret 2014
Media Indonesia 20 Maret 2014Media Indonesia 20 Maret 2014
Media Indonesia 20 Maret 2014hastapurnama
 
Comments from perspective of patient movements
Comments from perspective of patient movementsComments from perspective of patient movements
Comments from perspective of patient movements
Bagus Utomo
 
Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014hastapurnama
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014hastapurnama
 
E magz september Kemenkop 2019
E magz september Kemenkop 2019 E magz september Kemenkop 2019
E magz september Kemenkop 2019
kemenkop
 
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD MalangTugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
dilla1515
 
Kedaulatan Rakyat 28 Februari 2014
Kedaulatan Rakyat 28 Februari 2014Kedaulatan Rakyat 28 Februari 2014
Kedaulatan Rakyat 28 Februari 2014hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014hastapurnama
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
SeputarIlmuku
 
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganAsosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
rintoriyan19
 
Suara Merdeka 28 Februari 2014
Suara Merdeka 28 Februari 2014Suara Merdeka 28 Februari 2014
Suara Merdeka 28 Februari 2014hastapurnama
 

Similar to Tabloid Publica Pos Edisi 4 (20)

Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
Tabloid bnn Edisi 72 | Agustus - September 2014
 
profil-partai-buruh.pdf
profil-partai-buruh.pdfprofil-partai-buruh.pdf
profil-partai-buruh.pdf
 
Digital surya 03 desember 2013
Digital surya 03 desember 2013Digital surya 03 desember 2013
Digital surya 03 desember 2013
 
Media Indonesia 21 Maret 2014
Media Indonesia 21 Maret 2014Media Indonesia 21 Maret 2014
Media Indonesia 21 Maret 2014
 
Final press release media briefing aman
Final press release media briefing amanFinal press release media briefing aman
Final press release media briefing aman
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RIPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdfPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
 
Media Indonesia 20 Maret 2014
Media Indonesia 20 Maret 2014Media Indonesia 20 Maret 2014
Media Indonesia 20 Maret 2014
 
Comments from perspective of patient movements
Comments from perspective of patient movementsComments from perspective of patient movements
Comments from perspective of patient movements
 
Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014Suara Merdeka 24 Februari 2014
Suara Merdeka 24 Februari 2014
 
Majalah Detik
Majalah Detik Majalah Detik
Majalah Detik
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
 
E magz september Kemenkop 2019
E magz september Kemenkop 2019 E magz september Kemenkop 2019
E magz september Kemenkop 2019
 
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD MalangTugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
Tugas paper studi kasus penyimpangan keuangan daerah pada DPRD Malang
 
Kedaulatan Rakyat 28 Februari 2014
Kedaulatan Rakyat 28 Februari 2014Kedaulatan Rakyat 28 Februari 2014
Kedaulatan Rakyat 28 Februari 2014
 
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganAsosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
 
Suara Merdeka 28 Februari 2014
Suara Merdeka 28 Februari 2014Suara Merdeka 28 Februari 2014
Suara Merdeka 28 Februari 2014
 

Tabloid Publica Pos Edisi 4

  • 1. PUBLICA POS Tabloid Dwi Mingguan Info Publik Terpercaya “Apapun yang dapat engkau lakukan atau impikan dapat engkau lakukan, lakukanlah itu! Keberanian itu punya kuasa, keajaiban, serta kejeniusan di dalamnya” (Friederick Ghoethe) Hal. 5... Mary Jane Hanya Korban Ir. Budi Yuwono: Dari Tulungagung untuk Indonesia Sosok Hal. 20... Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016 Untungkan Indonesia Ekonomi & Bisnis Hal. 7... Hukum Eat Republic, Tempat Kongkow Baru di Selatan Jakarta www.publicapos.com fanpage: publicapos.com @publicaposcom publicapos@gmail.com Terbit 20 Halaman Edisi IV/I/V - 2015 Politik Belah Bambu Jelang Pilkada Foto: Antara Presiden Joko Widodo (tengah) berfoto bersama para pekerja usai penyerahan Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai tanda kepesertaan Jaminan Kesehatan (JKN) untuk pekerja di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (28/4). Sebanyak 3.289 KIS dibagikan kepada pekerja beserta keluarga guna menjamin masyarakat kurang mampu untuk dapat mem- peroleh manfaat dari adanya jaminan kesehatan dari pemerintah. Publicapos - Pusat kota biasanya dimanjakan oleh berbagai fasilitas. Dari destinasi belanja sampai kuliner. Jarang sekali kita mendengar daerah pinggir kota jadi tempat nongkrong para kawula muda, seperti halnya daerah Kemang, tujuan kuliner sekaligus tempat kaum urban rehat sejenak dengan sejawatnya. Di pinggir kota Jakarta Selatan, tepatnya di kawasan Pondok Cabe, ada sebuah destinasi kuliner terbaru. Awalnya, agak sulit membayangkan di mana di daerah Pondok Cabe pusat kuliner terbesar di selatan Jakarta ini berada? Lokasinya di depan lapang­an terbang Pondok Cabe memu­dahkan orang yang ingin mencari lokasinya. Perumahan sederhana rakyat dan bisnis tingkat rumahan memadati sisi jalan. Jauh dari pembangunan gencar. Spanduk besar bergambar pakar kuliner terkenal Bondan Winarno mulai tampak di sisi jalan. Hanya wajah Pak Bondan satu- satunya penanda jelas kebe­radaan pusat kuliner ini. Tempat ini bernama Eat Republic (ER). Para pebisnis kuliner memang sering menamai produk resto­ran­nya dengan nama-nama nyeleneh yang ber­ makna besar dan hebat. Namun, untuk Eat Republic,tidaksalah nama ini diberi­ kan. “Eat Republic seperti sebuah negara makanan, yang benar-benar lengkap dengan makan­an,” kata Agus Saepudin, General Manager Eat Republic. Setidaknya ter­dapat 700 menu atau masakan, di mana 90 persen­nya merupakan masakan Nusantara. “Eat Republic men­du­kung misi meles­ta­rikan masakan tradisional Indonesia,” kata Marketing Communi­cation Wiraland Property Group, Anke Dwi Saputro, pada Kamis (23/04). Sementara itu, Bondan Winarno, penggiat kuliner Indonesia yang juga hadir dalam acara peresmian ER mengatakan, dirinya sangat senang ada usaha swasta untuk meles­tarikan gerakan pusaka kuliner Indonesia. “Mau makan makanan Betawi di Jakarta Pusat, siapa yang bisa tunjukkan? Enggak ada kan? Artinya di Jakarta Pusat makanan Betawi sudah terpinggirkan. Kita tanya lagi, di Jakarta Timur ada enggak? Ada, tapi sudah masuk pinggiran, Ragunan, Jagakarsa, Srengseng Sawah,” kata Bondan. Lelaki yang dikenal dengan jargon ‘maknyus’ itu melanjutkan, “Kita lihat, jika kita tidak ada upaya (melestarikan masakan Indonesia),masakankitaakanterpinggirkan.” Sementara itu Anke mene­gas­kan, ER adalah sebuah destinasi kuliner, bukan food court seperti yang banyak terdapat di pusat-pusat perbelanjaan. Ada hal mena­rik lain yang bisa dilakukan para pengunjung. “Dari live music, playground, jogging track sepanjang 500 meter dengan pohon- pohon trembesi yang rindang, destinasi agrowisata The Valley, dan lainnya,” kata Anke. ER diharapkan juga menjadi tempat berkumpul komunitas. “Misi­nya, South City jadi tempat nongkrong masyarakat Tangsel, Jaksel, dan Depok.” tutur anke lagi (tgh) Dok: Publicapos Eat Republik destinasi wisata kuliner baru di bilangan Pondok Cabe, Jakarta selatan
  • 2. Edisi IV/I/V - 2015S O R O T2 P u b l i c a P o s Publicapos (Jakarta) - Secara menge­jutkan Ketua DPR Setya Novanto menerbitkan Surat Kepu­ tusan (SK) rotasi Fraksi Partai Golkar yang diajukan Kubu Aburizal Bakrie. Dalam dokumen SK yang dikutip dari Kompas.com, Pimpinan DPR menyetujui rotasi anggota Fraksi GolkardariKomisiIhinggaKomisiXI. SK Pimpinan DPR itu bernomor 87/PIMP/III/2014-2015 ter­tanggal 16 April 2015 dan di­tan­da­tangani Setya Novanto. Anggota Fraksi Golkar yang di­rotasi berjumlah 33 orang yang mayoritas pendukung AgungLaksono.LoyalisAgungkeba­ nyak­an ditempatkan di Komisi VIII yang membidangi agama dan sosial serta Komisi IX yang mem­bidangi ketenagaakerjaan. Ada pun anggota Fraksi Golkar yang di ajukan rotasinya adalah: 1. Mahyudin di Komisi I yang sebelumnya di Komisi II 2. Andi Rio Idris di Komisi I yang sebelumnya di Komisi X 3. Yayat Y Biaro di Komisi I yang sebelumnya di Komisi III 4. Agati Sulie Mahyudin di Komisi II yang sebelumnya di Komisi V 5. Charles J. Mesang di Komisi II yang sebelumnya di Komisi IX 6. Saiful Bahri Ruray di Komisi III yang sebelumnya di Komisi VII 7. Setya Novanto di Komisi III yang sebelumnya di Komisi II 8. Delia Pratiwi Sitepu di Komisi V yang sebelumnya di Komisi VIII 9. Elion Numberi di Komisi V yang sebelumnya di Komisi X 10. Meutya Viada Hafid di Komisi VI yang sebelumnya di Komisi I 11. Endang Srikarti di Komisi VI yang sebelumnya di Komisi VIII 12. Agun Gunanjar di Komisi VI yang sebelumnya di Komisi I 13. Mohammad Suryo Alam di Komisi VII yang sebelumnya di Komisi VI 14. Enny Anggraeny Anwar di Komisi VII yang sebelumnya di Komisi II 15. Budi Supriyanto di Komisi VII yang sebelumnya di Komisi IX 16. Saniatul Lativa di Komisi VII yang sebelumnya di Komisi IX 17. Dave Akbar Laksono di Komisi VIII yang sebelumnya di Komisi I 18. Bowo Sidik Pangarso di Komisi VIII yang sebelumnya di Komisi VII 19. Fayakhun Andriadi di Komisi VIII yang sebelumnya di Komisi I 20. Zainudin Amali di Komisi VIII yang sebelumnya di Komisi III Publicapos - Berlarutnya Dua partai politik, Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan, ter­ancam tak bisa mengikuti pemilihan kepala daerah seren­ tak pada Desember 2015 jika tak menyelesaikan konflik dua­ lisme kepemimpinan di internal partai­nya. Panitia Kerja Komisi II DPR pun merancang mekanisme di Peraturan Komisi Pemilihan Umumyangmengaturpihakmana yang berhak untuk mengikuti pilkada. Anggota Komisi II DPR Arif Wibowo menjelaskan, PKPU menga­tur agar dua pihak yang ber­sengketa berdamai sebelum pen­daftaran calon kepala daerah dan wakil kepala daerah ditutup. Jika perdamaian tak terjadi, maka di­atur mekanisme lain untuk menen­tukan pihak yang berhak mengi­kuti pilkada. "Apabila parpol itu masih berselisih, maka harus men­dasar­ kan pada putusan penga­dilan yang berkekuatan hukum tetap," kata Arif, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/4). Jika hingga pendaftaran peserta pilkada pada 26-28 Juli berakhir dan belum ada keputusan yang ber­kekuatan tetap, maka akan Foto: Antara Bandung - Suasana acara Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4) Dua Partai Terancam Absen Pilkadadi­pakai putusan pengadilan yang sudah ada saat itu. Putusan hukum yang berkekuatan tetap baru akan digunakan pada pilkada periode selanjutnya. "Jadi bagi parpol yang sedang sengketa, siapa pun yang nanti diputuskanpengadilandanputus­ an terbit sebelum pen­daftar­ an pilkada, maka bisa dipakai," katanya. Mekanisme mengenai dualis­ me parpol yang berhak mengi­ kuti pilkada ini sempat mem­ buat pembahasan PKPU di Panja Komisi II alot. Akhirnya, pem­ bahas­an selesai pada Jumat (24/4) sore ini. Arif yakin aturan ini akan diterima oleh KPU yang sejak awal juga ikut membahas PKPU ini bersama-sama. Apalagi, keten­ tuan dalam Undang-Undang MPR, DPR, dan DPRD yang mengatur rapat antara pihak luar dan DPR bersifat mengikat. "Saya kira KPU tentu akan menyusun PKPU dengan bijak dan tidak dengan melanggar UU," katanya. Terpisah, anggota Komisi Pemi­lihan Umum Ida Budiarti, jika merujuk pada UU Partai Politik, yang dapat mengusung calon kepala daerah adalah ke­ pengurusan parpol yang telah diakui pemerintah berdasarkan keputusan Menteri Hukum dan HAM. Persoalannya, ke­putus­an Menkumham terkait kepe­ngu­ rusan kedua parpol itu tengah menjadi objek sengketa di Penga­ dilan Tata Usaha Negara (PTUN). "Dalam rapat panja minggu lalu, kami sudah sampaikan skenario apabila parpol menempuh upaya hukum di TUN, dan kejadian TUN menangguhkan pelaksanaan (keputusan) Kumham, maka kami nyatakan dalam PKPU bahwa parpol tidak dapat diterima pen­ daftarannya," kata Ida, saat di­ jumpai di Kompleks Parlemen, Kamis (16/4) malam. Ida menambahkan, parpol yang bersengketa baru dapat mengu­ sung calon kepala daerah apabila telah menempuh jalur per­damai­ an. KPU menegaskan hanya akan menerima calon kepala daerah yang diusung oleh parpol dengan satu kepengurusan. "Tugas KPU hanya mengikuti ketentuan norma UU sebagai sebuah norma untuk memberikan kepastian hukum. Selain itu juga ada sisi lain dari aspek ke­manfaat­ an dan keadilan," kata dia.(tgh) Mesin Legislasipun Bergerak 21. Endang Maria Astuti di Komisi VIII yang sebelumnya di Komisi I 22. Melchias Markus Mekeng di Komisi IX yang sebelumnya di Komisi XI 23. GDE Sumarjaya Linggih di Komisi IX yang sebelumnya di Komisi VI 24. Adies Kadir di Komisi IX yang sebelumnya di Komisi III 25. Sarmuji di Komisi IX yang sebelumnya di Komisi VI 26. Dito Ganinduto di Komisi X yang sebelumnya di Komisi VII 27. Gatot Sudjito di Komisi IX yang sebelumnya di Komisi V 28. Azhar Romli di Komisi IX yang sebelumnya di Komisi II 29. Mujib Rohmat di Komisi X yang sebelumnya di Komisi VIII 30. Idris Laena di Komisi XI yang sebelumnya di Komisi VI 31. Edison Betaubun di Komisi XI yang sebelumnya di Komisi II 32. Aditya Anugrah Moha di Komisi XI yang sebelumnya di Komisi IX 33. Neni Moerniaeni di Komisi XI yang sebelumnya di Komisi VII. Sekretaris Fraksi Golkar kubu Aburizal Bakrie, Bambang Soesatyo, mengatakan, dengan adanya rotasi ini, maka tidak ada alasan bagi loyalis Agung Laksono untuk tetap bertahan di komisi sebelumnya. "Maka selanjutnya, sesuai tatib dan UU MD3, pimpinan rapat atau komisi dapat meminta bantuan kea­ manan atau Pamdal untuk menge­ luarkan anggota yang meng­ganggu jalannya rapat," kata Bambang, saat dihubungi, Senin (20/4). Jika ada anggota Fraksi Golkar yang tidak mematuhi keputusan rotasiitu,merekabisadikeluarkan dari ruang rapat karena dianggap mengganggu. Kubu Agung tak khawatir dengan diterbitkannya surat keputusan (SK) rotasi Fraksi Partai Golkar yang diterbitkan Ketua DPR Setya Novanto. "Mohon maaf bukan balik ancam ya, justru Surat FPG dan Surat Ketua DPR itu yang potensial untuk dapat sanksi administratif, sanksi pidana dan saksi organisasi partai," kata Ketua DPP Kubu Agung Laksono, Agun Gunanjar Sudarsa, saat dihubungi, Senin (20/5). Menurut dia, SK Ketua DPR itu diterbitkan berdasarkan per­ mintaan dari pengurus DPP Golkar kubu Aburizal Bakrie. Sementara, kepengurusan Aburizal belum diakui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Hingga saat ini, masyarakat masih menunggu langkah terbaik Peme­ rintahan Jokowi untuk mencari jalan tengah konflik yang mendera dua partai. Akankah bisa, ataukah konflik itu akan dipelihara? (tgh) Publicapos (Jakarta) - Faktor eksternal diduga turut memicu konflik internal di tubuh Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sebab, perpecahan di tubuh dua parpol itu bisa menguntungkan sejumlah pihak lain. Keuntungannya bukan hanya dalam urusan pencalonan pilkada, tetapi juga dalam pembentukan peta kekuatan politik di pusat. DirekturRisetPolMarkIndonesia Eko Bambang Subiantoro mengatakan, praktik membelah partai politik memang selalu didasari kepentingan tertentu. Konflik bisa dibuat oleh pemegang kekuasaan dan dijadikan untuk memperkuat kendali mereka. "Bisa saja partai yang sedang berkuasa sengaja membuat agenda itu terjadi," tuturnya. Eko menyebut konflik yang terjadi di Golkar dan PPP dapat menguntungkan pihak-pihak atau Politik Belah Bambu Upaya Menyandera Presiden partai yang tidak berkonflik. Itu bisa dikaitkan dengan semakin dekatnya pilkada Desember men­datang. "Itu memanfaatkan konflik yang menguntungkan," ucapnya. Ada asumsi bahwa Koalisi Indonesia Hebat (KIH) punya andil dalam perpecahan parpol-parpol Koalisi Merah Putih. "Mereka tampaknya ingin menguasai presiden. Sehingga praktik politik pecah belah partai ini terjadi," ujar Eko Bambang Kegagalan KIH mengatur presiden, kata Bambang, disebabkan suara mereka di parlemen tidak terlalu kuat jika dibandingkan dengan kekuatan KMP. Apalagi"hubungan presiden dengan KMP belakangan mulai lengket, terutama saat pembahasan APBNP 2015. "KIH ketika itu berusaha mengulur- ulur waktu. Namun, mereka akhirnya tidak berdaya karena KMP di parlemen kompak membantu pemerintah dengan mengesahkan APBNP 2015 tepat waktu," katanya. UpayauntukmenggembosiKMP, lanjut Eko Bambang, dilakukan melalui politik pecah belah. PPP yang pertama menggelar muktamar dikondisikan dengan memi­liki kepengurusan ganda. Selan­jutnya, Partai Golkar menjadi sasaran dengan menge­ sahkan salah satu kubu meski putusan mahkamah partai tidak memenangkan salah satu kubu mana pun. "Jadi, sebenarnya sederhana sekali. Politik pecah belah partai ini adalah upaya menguasai presiden dengan tetap memaksanya menjadi petugas partai. Bukan merelakannya menjadi petugas untuk rakyat dari Sabang sampai Merauke," tandasnya. (tgh)
  • 3. 3P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 S O R O T Terbit sejak 15 Januari 2015, Publica Pos hadir sebagai tabloid dwi mingguan yang bertekad men­ jadi rujukan informasi publik ter­ percaya. Semua naskah yang dikirim ke Redaksi dan diterbitkan menjadi milik Publica Pos. Semua wartawan Publica Pos dibekali tanda pengenal dan tidak menerima maupun me­ mintaimbalandarisiapapun.Semua Tabloid Dwi Mingguan Publica Pos isi artikel/tulisan yang berasal dari luar, sepenuhnya tanggung jawab penulis yang bersangkutan. Dewan Redaksi: Ujianto Singgih Pr, Mohammad Mulyadi, Achmad M Fahham, Sahat Aditua Silalahi, Prianter J. Hairi, Ansel Alaman Pemimpin Umum: Achmad M Fahham Pemimpin Perusahaan: Abdul Mukhit KD, Pemimpin Redaksi: Ahmad DH Redaktur Pelaksana Tabloid: T. Kurniawan, Redaktur Pelaksana Online: Dawam Multazam Staf Redaksi: Helmi Yusuf, Fikry Rakatamala, Arik Dj, Abdul Kholik, Abu Roiz, Muhammad Ainuzzaki, Abas Firdaus Basuni Manajer Keuangan: Miftachul Chusnah Manajer Iklan dan Pemasaran: M. Arief Setiawan, Ahmad Amin Penerbit: PT Publica Media Utama Alamat Redaksi / Iklan : Ruko Taman Cinangka A-5, Cinangka, Sawangan, Depok, 16516 Telp. 021-49116822 Email Redaksi: publicapos@gmail.com PDI-P VS Jokowi Publicapos (Jakarta) - PDI-P mengakui adanya keretakan hubungandankomunikasidengan Presiden Jokowi beserta partai pendukung di Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Karena itulah, PDI-P berencana membentuk sekretariat gabungan (setgab). "Ya begitulah. Perlu koordinasi lebih efektif agar tidak terjadi kesimpangsiuran koordinasi," ungkap Wasekjen PDI-P, Ahmad Basarah, di Jakarta, Selasa (14/4). Anggota Komisi I DPR RI itu menyebut, untuk menjalin komunikasi antara KIH dan Jokowi, PDI-P segera membentuk setgab. Setgab diharapkan bisa membentuk suatu pola komunikasi yang efektif antara Jokowi dengan partai pendukung. Foto: Antara Gedung DPR/ MPR di Senayan "Selama ini belum terbentuk suatu pola koordinasi dan komunikasi yang efektif antarpartai pengusung dengan pemerintah. Karena itu, perlu dilakukan satu upaya untuk menyepakati model komunikasi dan model koordinasi yang efektif," tegasnya. Bahkan, kata dia, diskusi tentang hal ini sempat dibahas saat Kongres PDI-P di Bali pada beberapa waktu lalu. "Di Kongres PDIP kemarin pun disepakati perlu ada satu mekanisme koordinasi dan komunikasi yang efektif antara PDI-P, partai pengusung, dan pemerintah. Tindak lanjutnya bisa dalam bentuk setgab atau nama lain," simpulnya. (tgh) Publicapos (Jakarta) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kebi­jakannya banyak yang tidak berpihak kepada rakyat karena tersandera para bandar yang mem­biayainya saat kampanye Pilpres 2014. "Penyanderaandanperampasan hak prerogatif semacam itu ingin ditepis oleh Jokowi saat menjadi presiden. Karena itu Jokowi sejak awal bertekat untuk tidak menyusun kabinet transaksional dan sebaliknya ingin menbentuk kabinet kerja (zaken cabinet) dan kabinet ahli," Koordinator Forum Relawan Pemenangan Jokowi-JK, Indro Tjahyono dalam pernyataan kepada Publicapos. Menurut Indro, gembar gembor ini tentu dianggap naif karena tanpa sadar sejak menjadi wali­ kota solo, Jokowi telah dide­kati oleh para promotor jika tidak bisa di sebut bandar. "Para promotor ini tetap menempel Jokowi ketika mengi­kuti kontes pencalonan dan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Mereka yang melakukan konso­li­dasi elit saat Jokowi menca­lonkan diri sebagai presiden," ungkap Indro. Kata Indro, ara promotor terus menerus memberi fasilitas kampanye dan materi kampanye yang nyata dan bisa diukur (tangible). Mereka berusaha menu­tup segala upaya yang tidak terukur (intangible) seperti mobili­sasi dan kampanye door to door yang dilakukan para relawan. "Dengan cara demikian para promotor ini bisa menampilkan diri, misalnya dengan membentuk Rumah Transisi, seolah-olah mereka paling berjasa dalam peme­nangan dengan menun­ jukkan berapa besar uang yang telah mereka keluarkan. Lanjut Indro, dalam kondisi ini peluang relawan untuk ikut serta menjalankan amanat Trisakti dan mengimplementasikan Trisakti akan semakin kecil. "Apalagi jika Jokowi telah di­ hip­notis oleh atraksi-atraksi mereka yang seolah-olah ingin ber­peran sebagai kelompok inti (core group), tetapi dari hari ke hari posisi politik Jokowi semakin kedodoran," pungkas Indro.(Ahn) Publicapos (Jakarta) - Mulai cair­nya hubungan partai politik (parpol) yang tergabung dalam KoalisiMerahPutih(KMP)dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disinyalir mengun­dang reaksi negatif dari kelompok tertentu terhadap kondisi tersebut. Politisi Golkar, Bambang Soesatyo menyampaikan bentuk reaksi negatif itu ditunjukkan dengan upaya menggembosi partai politik (parpol) yang ter­ gabung dalam barisan KMP. Tujuan­nya, kata Bambang untuk mening­katkan posisi tawar kelom­ pok tersebut di mata Jokowi. “Bagaimana cara menggembosi kekuatan KMP di parlemen agar posisi tawar mereka tinggi dihadapan presiden? Ya dengan politik pecah belah (partai) ala Belanda dulu,” kata Bambang melalui jaringan Whats up. Dia menyebutkan salah satu indikasi cairnya hubungan Jokowi dengan KMP dalam pem­ ba­hasan APBN-P 2015. Pada kesem­patan itu, kata dia, KMP kompak mendukung pemerintah, sementara fraksi di DPR yang ter­ gabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) berusaha mengulur- ngulur waktu. “Namun, mereka akhirnya tidak berdaya karena KMP di parlemen kompak membantu pemerintah dan presiden untuk menguta­ makan kepentingan rakyat dengan menge­sahkan APBN-P 2015 tepat waktu,” ucapnya. Dia mengungkapkan, upaya peng­gem­bosan itu dilakukan dengan memecah belah parpol Presiden Tersandera Para Bandar Pecah Belah Partai, Naikan Posisi Tawar di Mata Jokowiyang ter­gabung dalam KMP, yaitu Partai Golkar dan Partai Persatuan Pemba­ngunan (PPP). Bambang Soesatyo menge­ muka­kan, praktik politik belah partai yang terjadi selama ini seperti dialami Golkar dan PPP muncul karena adanya pihak yang ingin menaikan ’bargaining posisition’ atau posisi tawar mereka terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selama ini, kendati telah men­ dapatkan beberapa kursi menteri dalam kabinet dan direksi atau komi­sarisdisejumlahperu­sa­haan BUMN serta konsesi bisnis triliun­ an, tampaknya ada kelompok yang belum merasa puas dan ingin mengua­sai presiden. Kelompoktersebutkerapgeram dan galau karena sampai saat ini mereka merasa sulit mengatur presiden. “Kondisi tersebut tampak jelas dalam pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Kongres PDIP di Bali kemarin yang berkali-kali menekankan bahwa para anggota DPR, penteri termasuk presiden adalah petugas partai dan harus tunduk pada aturan, misi dan visi partai,” kata Bambang. Ia menjelaskan kelompok- kelompok tersebut merasa sulit menun­duk­kan presiden karena suara mereka di parlemen tidak terlalu kuat dibandingkan dengan keku­atan Koalisi Merah Putih (KMP). Apalagi hubungan presiden dengan KMP belakangan mulai lengket, terutama saat pembahasan APBN-P 2015. “Koalisi Indonesia Hebat (KIH) ketika itu berusaha untuk mengulur-ulur waktu. Namun mereka akhir­nya tidak berdaya karena KMP di parlemen kompak mem­bantu peme­rintah dan presiden mengu­tamakan kepen­ tingan rakyat dengan menge­sah­ kan APBN-P 2015 tepat waktu,” ujarnya. Dia menganalisa cara kelompok tersebut menggembosi kekuatan KMP di parlemen agar posisi tawar mereka tinggi dihadapan presiden yaitu dengan politik pecah belah. Pertama, karena PPP lebih dulu bermuktamar (Munas) maka partai tua berlambang Ka’bah inilah yang lebih dahulu disikat dengan men­ciptakan kepe­ngu­rusan ganda. Selan­jut­kan dengan menciptakan kepe­ngu­ rusan ganda di tubuh Golkar. Mereka berhasil dengan meman­faatkan kekuasaan dan kewe­nangan yang diberikan UU kepada Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly sebagai petugas partai untuk memecah belah partai Golkar. “Jadi, sebenarnya sederhana sekali untuk dapat mengambil kesimpulan tentang apa yang terjadi dari praktik ’politik belah partai’ saat ini yakni, kerakusan atas keinginan menguasai ’kekuasaan istana’ seluruhnya. Termasuk menguasai presiden dengan me­mak­sanya tetap menjadi petugas partai. Bukan merelakannya menjadi petugas rakyat yang melayani rakyat dari Sabang sampai Merauke,” tutur anggota Komisi III DPR ini.(tgh) Foto: Antara Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf kalla saat di arak menuju Istana negara usai pelantikan
  • 4. Edisi IV/I/V - 2015P O L I T I K4 P u b l i c a P o s Foto: Antara Mantan Presiden RI ke - 6 Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua umum Partai Demokrat Publicapos (Jakarta) - Pengamat politik sekaligus Direktur Parlemen Watch Jatim Umar Salahudin mengi­ngatkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mewaspadai upaya pen­je­ galan dirinya agar tidak bisa maju lagi di Pilkada Surabaya 2015. "Risma harus punya plan (peren­canaan) A, B, C dan sete­ rusnya, jika saat injury time tiba-tiba PDI-P membatalkan. Risma perlu menjalin komunikasi politik dengan partai-partai lain. Berlakulah seperti politisi, bukan birokrat," katanya kepada Antara di Surabaya, Sabtu. Insting politik yang ada selama ini, jika Risma akan diberikan rekomendasi dari PDI-P, maka disya­ratkan harus bersedia meng­ gandeng Wisnu Sakti Buana yang sekarang menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surabaya dan sekaligus Ketua DPC PDI-P Surabaya. Jika Risma demi rekomendasi lantas bersedia menggandeng Wisnu Sakti lagi perlu diper­tanya­ kan, karena selama ini Risma tidak cocok dengan Wisnu. "Itu namanya kawin politik yang dipaksakan. Tapi kalau PDIP melepas Risma risiko tinggi karena pasti ditangkap oleh partai lain," katanya. Ia juga menilai jangan-jangan Publicapos - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sulit ditandingi oleh siapapun dalam pemilihan Ketua Umum di Kongres Partai Demokrat. "SBY masih kuat. Kalaupun Marzuki mau maju suaranya tidak besar. Saat Kongres di Bandung saja masih kalah sama dengan Anas, apalagi lawan SBY," kata penga­ mat politik Sahirul Alem kepada Publicapos.com,Sabtu(25/4). Menurut Alem, sosok Marzuki tidak pantas memimpin partai ber­ lambang bintang mercy itu karena kharisma­nya masih kalah dengan Kongres Partai Demokrat: SBY Sulit Dilawan SBY. "Harusnya Marzuki tahu diri jika seluruh kader menghendaki SBY menjadi Ketua Umum Partai Demokrat,"ungkapAlem. Selain itu, Alem meminta kader Partai Demokrat untuk menjaga kesolidan agar tidak dipecah oleh rezimpenguasa. "Saat ini rezim penguasa suka meme­cah belah partai. Penguasa selalu ber­pihak kepada seseorang ingin mem­bawa partai tertentu ber­­ gabungkepenguasa,"pungkasAlem. SBY juga menyatakan siap untuk kembali mengemban tugas sebagai KetuaUmumPartaiDemokrat. "Saya dengar apa yang kader sampai­­­kan agar saya bersedia me­ mim­pin kembali Partai Demokrat. Mana­kala itu harapan dan per­ mintaan dari mayoritas kuat para kader I­nsya Allah saya terima dan akan saya jalankan," kata dia, Jumat (24/4). Deklarasi ini sekaligus menga­ mini pernyataan mayoritas elite Demokrat yang menghendaki SBY kembali memimpin demi mengem­ balikan kejayaan partai seperti saat memenangkanPemilu2009.(ahn) Siaga Satu Risma untuk Surabaya Rismaharini diberikan angin surga­wi seakan-akan PDI-P Surabaya sudah diinstruksikan oleh pusat agar tetap menjadikan Risma sebagai calon wali kota. "Ketika Risma merasa men­ dapat angin surgawi dan yakin mendapat rekomendasi dari PDI-P, kemudian Risma lalai dalam membangun komunikasi politik dengan partai-partai lainnya serta menolak lamar­an partai lainnya," katanya. Namun, pada saat "injury time" PDI-P memberikan rekomendasi ke Wisnu Sakti sebagai calon wali kota, sementara partai-partai lain berkoalisi sudah punya calon lain dan pendaftaran calon independen ditutup, maka di­ pasti­kan peluang Risma maju kembali tidak ada. Pengajuan PDI-P diperkirakan ada dua yang diserahkan ke pusat yang terutama paket Risma- Wisnu dan paket kedua adalah Wisnu dengan calon lain. Apalagi berdasarkan penga­ laman Pilkada Surabaya sebe­lum­ nya, calon yang semula dipastikan dapat rekomendasi yakni Saleh Mukadar (Ketua DPC PDI-P Surabaya saat itu) dan Bambang DH, namun menjelang detik-detik akhir malah yang mendapatkan rekomendasi Rismaharini dan Publicapos (Jakarta) - Yusril Ihza Mahendra akhirnya memim­ pin Partai Bulan Bintang (PBB) karena Rhoma Irama tidak hadir untuk menyatakan kesiapan sebagai Ketua Umum. "Karena Rhoma Irama tidak datang dalam penetapan calon Ketum PBB yang membutuhkan pernyataan kesiapan dari yang bersangkutan, maka pimpinan sidang menyatakan bahwa Yusril terpilih sebagai ketua umum," kata Mantan Ketua Umum PBB MS Kaban di Jakarta, Minggu. Sebelum menetapkan Yusril sebagai Ketua Umum PBB, lanjut Kaban, pimpinan sidang sudah memberi waktu selama lima menit untuk menunggu Rhoma Irama di rapat sidang. Namun hingga batas waktu yang berikan habis, Raja Dangdut tersebut tidak datang untuk memberikan pernyataan kesiapannya untuk dimajukan sebagai calon Ketua Umum PBB. Kaban yang kini menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro menga­takan, Yusril terpilih secara demokratis. Suara yang didapat juga menunjukkan Yusril terpilih menjadi Ketua Umum PBB. "Kita sudah menunggu Bang Rhoma untuk menyampaikan ke­ sediaannya memimpin PBB. Tapi sudah ditunggu selama 5 menit tidak datang juga," ujarnya. Yusril Kembali Pimpin PBB Terkait pencalonan Rhoma, sambung Kaban sebelumnya juga sudah mengadakan pertemuan dengan pengurus PBB. Namun sepertinya Rhoma tidak datang saatpemungutansuara."Jadiyang bersemangat para pendukungnya saja," ujarnya. Dari informasi yang dihimpun Antara, jumlah suara yang didapat Yusril untuk maju sebagai calon Ketum PBB adalah 386 suara sedangkan Rhoma 122 suara dan calon lainnya kurang dari 100 sehingga tidak dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Penetapan calon tersebut ber­ dasar­kan pasal 5 ayat 3 AD/ART PBB, setiap calon harus men­dapat 100 suara dukungan. Karena hanya ada dua nama yang muncul maka ditetapkan dua calon yakni Yusril Ihza Mahendra dan Rhoma Irama. Namun saat perhitungan suara usai dan para bakal calon Ketum dimintai komitmen dan pernyataan kesiapannnya untuk dijadikan calon, Rhoma Irama tidak datang. "Saya juga tidak tahu alasannya, yang jelas Rhoma berkali-kali sudah menyatakan tidak maju jika Yusril juga mencalonkan Ketum, namun ini kan pendukungnya saja yang dorong terus. Kami sampai saat ini masih membuka pintu untuk Rhoma," ujarnya.(tgh/ant) Bambang DH. Hal itu tentu saja bisa terulang kembali. Apalagi saat ini sudah beredar spanduk yang tersebar di sejumlah titik dengan slogan "We love Surabaya" yang disingkat WS (Wisnu Sakti). Jika PDI-P serius mengusung Risma, maka spanduk yang tersebar seharusnya adalah Risma-Wisnu, bukan WS. Selain itu, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati bisa membaca ketidaksetiaan Rismaharini ter­ hadap partai, sehingga buruk­nya komunikasi antara Risma dengan PDIP di Surabaya mem­buat tidak ada kontribusi bagi PDI-P. "Itulah politik, tidak ada kawan yang abadi. Sulit membedakan antara menjatuhkan teman atau tetap merangkul teman. Seribu langkah dilakukan dengan tujuan yang sama yakni kekuasaan bisa di­raih," ujarnya. Inilah strategi jitu mengganjal Risma maju di pentas Pilkada Surabaya 2015. Dengan demikian para pimpinan partai akan mengo­cok ulang dan bertempur secara kompetitif karena calon yang di­anggap kuat dan sebagai momok yang ditakuti sudah tidak ada lagi, sehingga masing-masing partai me­miliki peluang yang sama. "Dilema juga bagi seorang Rismaharini di sisi lain karena punya passion marketable dan elektabilitas tinggi, di sisi lain kelemahan Risma bukan lahir dari kalangan politisi, tapi seorang birokrat. Dia bukan kader politik partai, apalagi kader ideologis," katanya. Untuk itu, Rismaharini dan timnya perlu membaca kemung­ kinan-ke­mung­kinan itu dengan menyiapkan antisipasi atau mem­ buat opsi-opsi lain. Ia menilai banyak orang-orang pintar di sekitar Risma yang tahu dan bisa membaca kemungkinan-ke­mung­ kinan seperti itu. Jika tetap maju dengan PDI-P tentunya harus ada MoU yang jelas, legal dan bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.Bilatidak,makasebaiknya Risma segera berkomunikasi dengan partai-partai lain. Apalagi, momen penting Kongres Partai Demokrat yang akan digelar di Surabaya pekan depan bisa dimanfaatkan untuk melakukan pendekatan dengan para elite Partai Demokrat. Jika independen, sebaikanya mulai saat ini sudah mem­per­ siapkan diri dengan persyaratan sebagai calon independen. "Setidaknya dalam politik itu harus baca yang terburuk dan bagaimana antisipasi yang ter­ buruk. Kalau mau aman ya maju pakai kendaraan politik," katanya. Terakhir, Umar berpesan kepada Risma agar sadar bahwa sekarang dirinya bukan sekadar birokrat profesional tapi adalah politisi. "Lakukan langkah-langkah politik yang cerdas. Dia harus sadar bahwa dia banyak diincar orang. Apa mau men­jatuhkan atau menaikkan. Kalau itu naluri harus jalan," katanya (tgh/ant) Foto: Antara Ketua Umum Partai Bulan bintang terpilih, yusril Ihza Mahendra
  • 5. 5P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 H U K U M Foto: Antara Cilacap - Pengacara duo balinine Todung Mulya Lubis, sambil menunjukkan lukisan potret terpidana mati Myuran Sukumaran berjudul “second last day” menjelaskan kepada wartawan, di dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (27/4). Publicapos(Jakarta) - Indonesia Corruption Watch (ICW) mengu­ sulkan agar Sekretariat Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ber­tempat di Sekretariat Negara untuk menghindari tekanan dan intervensi dari kepen­tingan politik yang anti­pemberantasan korupsi. "Pemilihan Sekretariat Pansel Capim KPK adalah sepenuhnya hak prerogatif Presiden. Penga­la­man sebelumnya, Sekretariat Pansel pernah di Kemenkumham dan Kemen­terian PAN RB," kata Koor­ dinator Badan Pekerja ICW Adnan Topan Husada dihubungi di Jakarta, Selasa. Adnan mengatakan secara umum menteri atau pejabat yang me­ mimpin tempat kesek­retariatan ICW Usulkan Sekretariat Pansel KPK di Setneg Pansel Capim KPK secara "ex officio" menjadi ketua pansel. Karena itu, harus dipilih kementerian yang bebas dari kepentingan, terutama terhadap KPK. Namun, ICW mencatat, dua kementerian yang sebelumnya menjadi sekretariat, yaitu Kemen­ kumham dan Kementerian PAN RB, saat ini dipimpin menteri yang berasal dari partai politik. "Menkumham Yasonna Laoly berasal dari PDI Perjuangan dan Menteri PAN RB Yudhi Crisnandi berasaldariPartaiHanura,"tutur­nya. Karena itu, untuk menghindari politisasi dalam proses seleksi calon pimpinan KPK, ICW mengu­sulkan sekretariat pansel ditempatkan di Setneg sekaligus menunjuk Men­sesneg Pratikno sebagai ketua pansel. "KamimenilaiPratiknoadalahfigur nonpartaiyangberintegritas,kredibel dan memiliki komitmen terhadap gerakanantikorupsi,"ujarnya. Salah satu sinyal bahwa Pratikno berkomitmen terhadap gerakan antikorupsi adalah per­ nya­taannya ketika pencalonan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai kapolri beberapa waktu lalu bermasalah karena pene­ tapan status tersangka oleh KPK. "Ketikaitu,Pratiknomenya­rankan Budi Gunawan untuk mengun­ durkan diri dari penca­lonan. Itu menunjukkan komit­mennya dalam gerakan anti­korupsi daripada kebanyakan anggota DPR yang justru menye­tujui Budi Gunawan menjadi kapolri," katanya.(tgh) Publicapos.com (Jakarta) - Mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat menilai buruh migran asal Filipina, Mary Jane hanya korban dari sindikat narkoba. "Saya merasa terpanggil untuk bersurat kepada Bapak (Presiden), karena menurut berita yang ber­ kembang dia adalah korban perda­ gangan orang yang di­manfaatkan sindikat narkoba," kata Jumhur dalam pernyataan kepada Publica­ pos, Senin (27/4). Menurut Jumhur, ada puluhan TKI yang sebagian di antaranya juga korban perdagangan orang. "Keluguan para TKI, menjadi bagianyangdimanfaatkansindikat narkoba internasional. Salah satu modusnya, sindikat ini me­minta TKI membawa tas yang ternyata berisi narkoba," ungkap Jumhur. Jumhur: Marry Jane Hanya Korban Jumhur mengetuk pintu hati Bapak untuk bisa menggunakan kekuasaan Bapak membebaskan Mary Jane dari hukuman mati yang fatal ini. "Saya yakin bila Bapak menga­ bulkan permohonan ini, yang juga disuarakan oleh banyak pihak, maka sama sekali tidak akan mengurangi wibawa Bapak bah­ kan sebaliknya akan men­dapat dukungan karena Bapak dinilai sebagai sosok yang tegas, arif dan bijaksana," ujar Jumhur. Jumhur mengingatkan kembali untuk memberikan grasi bagi ter­ pidana mati. "Memberi atau tidak memberi grasi bagi terpidana mati adalah ke­kuasaan penuh Presiden yang memang harus dilakukan dengan per­timbangan subjektif disertai dengansegalakearifandankebijak­ sanaan seorang presiden," pungkas Jumhur.(ahn) Publicapos(Jakarta)-MenteriSosial Khofifah Indar Parawansa menga­ t­akan bahwa pengedar narkoba termasuksalahsatujenisterorisyang mengancamjiwabangsaIndonesia. "Pengedarnarkobajugatermasuk teroris, karena bisa mem­­bunuh banyak jiwa dan meru­sak moral," kata Khofifah ketika mengunjungi Pondok Pesan­tren Pendidikan Al- QuranCijantung,Ciamis,JawaBarat, Minggu (26/4). Ia menjelaskan narkoba seperti Publicapos (Jakarta) - Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Iskandar M Sahil minta supaya prajurit TNI dan Polri harus selalu ber­­sinergi agar keamanan selalu ter­ cipta. Sinergitas TNI dan Polri meru­ pakan modal dasar untuk men­ cipta­kan suasana kondusif, kata Pangdam saat ber­silatu­rahim dengan jajaran­nya ber­sama anggota Polresta Bandar Lampung, Jumat. Begitu juga dengan seluruh komponen masyarakat harus selalu kompak terutama dalam Narkoba Sama Seperti Teroris bom, karena bentuknya bisa di­ masuk­kan ke berbagai jenis makan­ an yang tidak diketahui pembeli­nya. "Kasus terakhir narkoba dan ganja bisa beredar dalam bentuk kue,inisangatberbahaya,"ujarnya. Ia meminta semua pihak harus rajin dalam memberi pengawasan terhadap putra-putrinya dalam hal gerakan antinarkoba. Selain itu, dalam kunjungan tersebut, Kementerian Sosial juga memberi bantuan kepada pondok Sinergi TNI dan Polri men­jaga lingkungan masing- masing, ujar Pangdam. Selain itu Pangdam minta dalam menjalan tugas anggota harus perpedoman pada Intruksi Presiden tentang gangguan kea­ manan dan nota kesepahaman antara TNI dan Polri pada 2013. MoU antara TNI dan Polri itu antara lain berisikan masalah mekanisme permintaan tugas perbantuan. Hal ini karena nota kese­paham­ an itu mengatur tugas antara TNI dan Polri terutama dalam tugas perbantuan, kata dia. Foto: Antara Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Sarpin Rizaldi sebelum memberikan ketergangan kepada wartawan sebelum diperiksa di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/4). Penyidik Bareskrim Polri memanggil Sarpin Rizaldi untuk diminta keterangan sebagai saksi pelapor, terkait aduan pence- maran nama baik dan fitnah yang diduga dilakukan Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki dan komisioner Taufiqurrahman Syahuri. pesantren senilai Rp20 juta. Bantuan tersebut digunakan untuk siswa-siswi berprestasi sertabiayaoperasionalpesantren. Ia berharap, melalui pendidikan pesantren,karaktergenerasimuda bangsa bisa dibentuk menjadi generasi yang berakhlak mulia. Dengan begitu, perang dalam membasminarkobabisadimulaidari diri sendiri dan lingkungan sekitar, yang mendukung mental terhadap kegiatanbelajarsiswa.(dwm/ant) Memang, lanjut dia, TNI dan Polri di wilayah Kota Bandar Lampung menjadicontohbagimasyarakatluas baik kekom­pakan, keharmonisan dan tindak­an. Dia minta, hindari per­­se­li­sihan yang menjurus pada pelang­garan hukum dan bila terjadi masalah agar diselesaikan dengan cara-cara yang bijak, beradab dan tuntas, Hindari cara-cara kekerasan dan main hakim sendiri, ujar jenderal TNI berbintang dua itu. Lebih lanjut dia mengatakan, apalagi TNI dan Polri merupakan perekatbangsadanunsurpenyangga NKRIsehinggaharusmampumenge­ depankankete­ladanan.(tgh) Publicapos (JAKARTA)- Koor­di­ nator Kontras Haris Azhar menye­ but, terpidana kasus narkoba Zainal Abidin yang dieksekusi Rabu (30/4)dinihari, ternyata proses hukumnya belum selesai. Berkas peninjauan kembali (PK) Zainal diketahui terselip sampai 10 tahun. Haris Azhar mengaku miris akan adanya fakta hukum tersebut. Menurut dia, seandainya peme­ rintah mau melakukan eksekusi mati, semua hak hukum korban harusnya sudah terpenuhi. "Ini kacau, mereka mau menunjukkan ketegasan tapi di atas lumpur yang kotor," ujarnya kepada media di Jakarta, Kamis (30/4). Haris menyalahkan pihak Kejak­saan Agung karena, tidak mene­liti secara rinci, sehingga berkas PK Zainal pun masih ada. "Kenapa sih Jaksa Agung ngebet bener. Jaksa Agung haus darah," sebut­nya. Menurut Haris Jaksa Agung M. Prasetyo telah melakukan pem­ bohongan publik dengan menga­ takan upaya hukum Zainal sudah selesai. Terlebih, kata dia, Prasetyo mem­fitnah sejumlah terpidana mati yang melakukan upaya hukum dikatakan hanya untuk mengu­lur waktu. "Kok Jaksa Agung meng­halangi orang cari upaya hukum," katanya. Berkas PK Zainal Abidin Yang Diabaikan Hakim Menurut Haris, Jaksa Agung telah melakukan suatu hal yang fatal dengan mengeksekusi ter­ pidana yang masih bisa mela­ kukan proses hukum. Dia meni­ lai, eksekusi yang dijatuhkan kepada Zainal adalah sebuah pem­bunuhan, bukan penegakkan hukum. "Itu pembunuhan yang di­sponsori negara," ucapnya. Oleh karena itu, dia meminta agar Jaksa Agung M. Prasetyo segera diperiksa. "Polisi harus panggil Jaksa Agung," ucap Haris. Haris juga meminta Presiden Joko Widodo segera memanggil Mahkamah Agung, Komnas HAM, dan Komisi Yudisial untuk meme­ riksa semua berkas ter­pidana yang akan dieksekusi mati. "Negara yang menerapkan hukum­an mati harus bisa memas­ tikan hak hukum terpidana di­ penuhi," tuturnya. Hal itu, katanya, juga berlaku bagi terpida mati asal Filipina Mary Jane Fiesta Veloso yang proses hukumnya masih berjalan. Dia meminta agar eksekusi tidak segera dilakukan hingga proses hukum selesai. Sementara itu, Kontras terus mela­kukan pendampingan hukum bagi Mary Jane. Apalagi, se­be­ lumnya, kepolisian dan Kejak­saan seakan tutup mata untuk mencari gembong yang sebe­narnya. "Ini belum selesai," ujarnya. (Wan/dio)
  • 6. Edisi IV/I/V - 2015KESEJAHTERAAN & SOSIAL6 P u b l i c a P o s Foto: Antara Pasuruan-RibuanpelajarSMPdidampingiorangtuanyamengikutidoabersamadanistighosahmenjelangUjianNasional(UN)2015diGORUntungSuropati,Pasuruan, JawaTimur,Jumat(24/4).AcaratersebutdigelaruntukmemohonkelancarandanmemantapkanmentalparasiswayangakanmengikutiUNpada4-7Mei2015. Publicapos (Yogyakarta)- Komisi PemberantasanKorupsi(KPK)mem­ berikan apresiasi kepada lima siswa asal SMA 3 Yogyakarta. Apre­siasi diberikankarenakebe­ranianmereka melaporkan duga­an ter­jadinya kebocoransoalUjianNasional. Kelima siswa itu adalah Zar Bela Hanifa, Khalid Umar, Daffa Abhista, Inria Astari Zahra dan Tsaqif Wismadi. Sebelum pelaksanaan UN, Tsaqif dan teman-temannya menda­patkan tautan di sebuah situs berbagi yang berisi soal mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada awalnya, mereka mengira itu merupakan soal latihan. Ada seba­gian yang mengunduh untuk latihan, ada yang tidak. Namun ternyata saat hari Kisah Memukau Dibalik Ujianpertama UN, Senin 13 April, Tsaqif menyadari soal-soal dari link tersebut sama 100 persen dengan soal UN yang dihadapinya. Sepulang sekolah di hari itu juga, Tsaqif mengirimkan email kepada Universitas Gajah Mada. Dia mengaku emosi dan sangat kecewa. "Saya saat itu sangat emosi dan kecewa. Saya ingin mencari keadilan,"ujarTsaqifdikutipDream dari laman kpk.go.id, Kamis 23 Tsaqif mengatakan keputusan untuk berani melaporkan terkait bocoranUNmunculkarenater­gerak melihat lingkungan di seki­tarnya. "Saya lihat teman-teman sudah belajar dengan serius untuk per­ siapan UN dan menyita waktu dan dana orang tua maka saya putuskan untuk mencari keadilan dengan mela­porkannya, jadi saya berpikir takbisadiam,"ungkapnya. Sebagai bentuk apresiasi, KPK diberikan dalam bentuk penye­ matan pin "Berani Jujur Hebat" oleh Fungsional Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyan­ mas) Pauline Arifin. KPK juga memberikan peng­ hargaan bagi SMA Negeri 3 Yogya­ karta yang memberikan penga­jaran kejujuran pada siswa­nya. "Mereka ini berani jujur dan menyuarakannya, sehingga harus­ nya memang menjadi role bagi masya­rakat yang jujur namun masih diam. KPK mengapresiasi kebe­ranian siswa-siswa ini untuk bersuara," kata Pauline.(tgh) Publicapos (Jawa tengah) - Hari itu, Selasa (21/04) tepat dihari Kartini, ter­hitung sudah 310 hari perem­puan Rembang, Jawa Tengah ber­tenda menolak pem­ bangunan pabrik dan penam­ bangan oleh PT. Semen Indonesia. Panas, ke­dinginan, kehujanan dan hembus­an angin kencang mereka hadapi. Mereka juga diteror, diintimidasi, dipukul dan menjadi korban ke­kerasan. Sukinah, warga Tegaldowo, Rembang, memilih untuk datang ke makan RA. Kartini. Di depan makam, ia menabur bunga dan ber­doa seraya memohon agar per­juangan perempuan Kendeng yang terus mempertahankan ke­ les­­tarian alam khususnya Pegu­ nungan Kendeng dikabulkan. Warga Kendeng telah berjuang sesuai saran Gubernur Jateng yakni untuk menggugat ijin ling­ ku­ngan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), namun gugatan kami tidak diterima. “Sampai kapanpun kami tidak akan mundur dan lelah. Per­ juangan kami untuk alam adalah suatu keharusan. Sumber air dari Pegunungan Kendeng kami gunakan untuk lahan pertanian, ternak dan kehidupan sehari- hari. Kami tidak ingin itu semua hilang karena pertambangan,” kata Sukinah. Sementara itu di Kabupaten Pati, puluhan perempuan Pegu­nungan Kendeng punya cara tersendiri memperingati hari Kartini. Mereka memakai baju kebaya dan bercaping ber­tulis­kan “Tolak Pabrik Semen” ber­bondong- bondong ke sawah, men­ca­buti rumput-rumput liar sembari bernyanyi lagu Ibu Kita Kartini. Tokoh perempuan Sedulur Sikep Gunarti mengatakan mereka berharap ingin hidup sejah­tera yang tidak diukur dengan uang, yaitu hidup tentram dan tanpa ancaman. Ia mengatakan negara kuat karena kedaulatan pangan dan tentu karena petani, sehingga per­ tanian harus tetap ada, dan para perempuan juga bertugas men­ didik anak mereka untuk bertani secara merdeka. Di sawah itu, para perempuan Pegunungan Kendeng juga mem­ bacakan surat yang mareka tulis: Kami Kartini Pegunungan Kendeng tak ingin tunduk kepada pabrik semen yang akan merebut tanah leluhur kami, yang akan merusak persaudaraan kami. Kami ingin bangun dan mem­ per­juangkan kemerdekaan sejati sebagai rakyat Indonesia bebas Perjuangan Kartini Kendeng dari rasa takut, bebas dari ancam­ an kelaparan dan kemis­kinan. Kami tidak sendiri dalam memperjuangkan apa yang kami yakini bahwa Petani, Buruh, Mahasiswa dan semua rakyat Indonesia yang mencintai Indonesia akan bersama kami. Dan juga seluruh isi alam semesta, hewan, tumbuhan, sungai, batu dan gua di seluruh dunia akan bersama kai, karena mereka juga ingin merdeka seperti kami. Mari kita bersatu untuk kemerdekaan rakyat Indonesia yang sejati. Lestari Kendengku, Lestari Indonesiaku. Sementara itu, Muhnur Satyaprabu, kuasa hukum warga Kendenga dari Walhi mengatakan perjuangan perempuan adalah mengambilalih kepemimpinan atas sumberdaya lingkungan yang semakin terancam. Sedangkan aktivis perempuan dan pimpinan redaksi Jurnal Perempuan, Dewi Candraningrum mengatakan ada hubungan genetis Kartini dengan perempuan Kendeng yaitu kepe­mim­pinan perempuan dan kepe­kaan yang dalam terhadap ke­a­dilan. Ia menambahkan negara banyak melanggar hak selama perem­puan itu bertenda men­ duduki tapak pabrik semen, antara lain hak pangan, air, hak kesehatan repoduksi, hak atas perlindungan dan hak atas pertisipasi. Perempuan-perem­ puan adalah warga negara, mereka tidak boleh ditinggalkan, perem­puan harus diajak bicara dan diajak memutuskan bersama. Kawasan Pegunungan Kendeng di Kabupaten Blora, Grobogan, Pati dan Rembang teran­cam rusak karena hadirnya pertam­ bangan karst. Di Pati PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) sebagai anak perusahaan PT. Indocement akan melakukan penambangan di dua kecamatan yakni Kayen dan Tambakromo dengan luas lahan 2025 hektar. Di Grobogan sejak tahun 2013 dua pabrik semen yakni PT. Vanda Prima lIsti dan PT Semen Merah Putih (Thailand) akan melakukan penambangan dengan luas wilayah 5125 hektar. Di Kabupaten Blora perusahaan semen akan memakai wilayah dan menambang karst seluas 5700 hektar yakni PT. Alam Blora Lestari dan PT. Artha Parama Indonesia yang merupakan bagian dari Tomy Winata Group. Sedangkan di Kabupetan Rembang PT Semen Indonesia akan melakukan penambangan karst seluas 900 hektar.(tgh) “Sampai kapanpun kami tidak akan mundur dan lelah. Per­juangan kami untuk alam adalah suatu keharusan. Sumber air dari Pegunungan Kendeng kami gunakan untuk lahan pertanian, ternak dan kehidupan sehari-hari. Kami tidak ingin itu semua hilang karena pertambangan,” kata Sukinah. Publicapos (Jakarta) - Menteri Pen­didikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah menerima hasil UjianNasional(UN)tingkatsekolah Menengah Atas (SMA) hari ini, Sabtu pukul 14.00 WIB diserah­kan oleh Majelis Rektor PTN Indonesia. "Penyerahan hasil UN sudah sesuai dengan jadwal, ini awal yang bagus," kata Anies Baswedan ketika serah terima hasil nilai UN di Kemendikbud, Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan, tidak ada masalah besar dalam pelaksanaan Mendikbud Terima Hasil UN SMAUN tahun ini. Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Indonesia, Hery Suhardiyanto menga­takan, baru kali ini penyerahan hasil ujian sesuai dengan jadwal. "Ini pertama kali sesuai dengan jadwal, tidak mundur atau pun maju," kata Hery. Nantinya, nilai ujian tersebut akan menjadi pertim­ bangan sebagai syarat mema­suki perguruan tinggi. "Nilaiinisalahsatusyarat,namun bukan nilai mutlak, semua ada pertimbangan sendiri," kata­nya. Ia menjelaskan, kompo­sisi nilai di setiap sekolah bisa ber­beda-beda, tergantung situasi dan daerah. Menurutnya, tidak ada patokan dalam menentukan standar nilai yang baku, semua tergantung pada sekolah masing-masing. "Nilai sembilan di sekolah A, belum tentu bobotnya sama dengan nilai sembilan di sekolah B yang terdapat di pelosok daerah," tuturnya. (tgh/ant) Publicapos (Jakarta) - Hasil riset yang dilakukan lembaga sosial "Save The Children" di 10 provinsi di Indonesia menunjukkan seba­ nyak 93 persen anak-anak pernah mengalami tindak keke­rasan baik di rumah maupun di sekolah. Pendiri Yayasan Pendidikan Indonesia Heritage Foundation (IHF) Ratna Megawangi menga­ takan di Jakarta, Sabtu, banyak riset terkait hal itu menunjukkan bahwa tindak kekerasan menjadi pen­dorong tumbuhnya emosi negatif anak di Indonesia. "Emosi negatif bahkan sudah menjadi bagian hidup sebagian besar anak Indonesia," kata Ratna yang juga Ketua Bagian Tumbuh Kembang Anak di Fakultas Riset: 93 Persen Anak Alami Tindak Kekerasan Ekologi Manusia IPB. Bahkan ada studi lain serupa yakni Plan Internasional di 18 provinsi pada 2005 menyim­pul­ kan sekolah bisa menjadi tempat yang berbahaya untuk anak-anak, karena banyak ragam bentuk kekerasan di sekolah. Ratna mengatakan prihatin dengan kondisi itu mengingat kekerasan pada anak bisa menjadi sumber timbulnya sikap apatis, motivasi rendah, minder, resah, dan khawatir. "Sekolah juga bisa menjadi sumber bagi timbulnya sikap- sikap itu karena berbagai sebab," kata­nya. Ia mencontohkan banyak seko­ lah yang menerapkan materi ter­ lalu abstrak (menghafal, drilling, rote learning), orientasi terlalu akademik, orientasi nilai/ranking, hingga terlalu banyak pekerjaan rumah dan beban pelajaran. "Selain itu juga banyak sekolah menerapkan one-way teaching, teacher centered, juga mendorong belajar karena takut, khawatir. Di samping banyak pula sistem sekolah yang terlalu terstruktur," katanya. Halitu,katadia,sangatmungkin untuk menghambat potensi krea­ tivitas anak. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnyamengembangkanpen­ didikan karakter secara eksplisit dan implisit. (tgh)
  • 7. 7P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 E K O N O M I & B I S N I S Publicapos (Jakarta) - Pemerintahan Joko Widodo dinilai tidak berpihak kepada pelaku industri hasil tembakau (IHT). Itu telihat dari Rencana Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Rencana Induk Pem­ bangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035. Pelaku industri hasil tem­ bakau yang tergabung dalam Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) menya­ takan dalam draft draft RPP yang disusun Kementerian Perin­ dustrian terung­kap upaya meng­ hilangkan IHT dari RPP RIPIN. Padahal, dalam penjabaran yang tertera di tabel 1 tentang “Sasaran Pem­bangunan Industri Tahun 2015-2035” pemerin­tah telah men­ja­barkan, tembakau masih menjadi para­meter pertum­buhan industri. “Tidak dimasukkannya IHT ke dalam RIPIN, berpotensi tidak adanya perlindungan terhadap IHT. Karena Pasal 1 ayat 2 poin G draft RPP RIPIN menyebutkan, salah satu fungsi RIPIN sebagai pem­berdayaan, pengamanan dan penyelamatan Industri,” ujar Ketua Umum Gappri Ismanu Soemiran dalam keterangan ter­ tulisnya yang diterima JPNN.com, Selasa (3/3). Tetapi anehnya kata Simanu, pada bagian lain dalam RPP tersebut, ada Lampiran angka IV bagian C, menyebutkan, IHT tidak termasuk dalam 10 industri prioritas yang menjadi fokus Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam RIPIN 2015-2035. Secara detil dipaparkan dalam RIPIN2015-2035 bahwa yang termasuk industri andalan antara lain Industri Pangan; Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan; Industri Tekstil, Kulit, Ripin 2015: Upaya sistematis Memangkas TembakauAlas Kaki dan Aneka; Industri Alat Transportasi; Industri Elektronika dan Telematika (ICT); dan Industri Pembangkit Energi Sedangkan yang termasuk industripendukungyakniIndustri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong. Terakhir, yang masuk dalam industri hulu, ter­ catat Industri Hulu Agro; Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara). Ismanu mengaku heran dengan kebijakan pemerintahan saat ini. Pasalnya, kata Ismanu, sejak pemerintahan Presiden Soeharto hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, IHT selalu menjadi prioritas dan andal­an bagi penerimaan negara. Apa­ lagi, RIPIN disusun sebagai pelak­ sanaan amanat Pasal 8 ayat 1 dan mengacu pada ketentuan Pasal 9 ayat (5) UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Seperti diketahui, RIPIN 2015- 2035 ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan merupakan pedoman bagi Peme­ rintah, Pemerintah Daerah dan pelakuIndustridalamperen­canaan dan pembangunan Industri. Karena itu, “Ketika IHT tidak masuk RPP RIPIN 2015-2035 ada kesan upaya memberangus IHT sebagai usaha rakyat. Saya men­­duga adanya penyelundupan program kesehatan yang begitu kuat sebagai alasan menying­kir­ kan IHT,” ujar Ismanu. Padahal IHT terbukti sebagai industri yang tahan krisis, mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang sangat signifikan, mulai dari petani tembakau, petani cengkeh, pekerja pabrik rokok, distributor hingga pengecer. Publicapos(Jakarta) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pelaksanaanMasyarakatEkonomi ASEAN (MEA) pada 2016 dapat menguntungkan Indonesia. "Pertama pasar kita luas, punya `resources` yang lebih baik, kita juga punya tenaga kerja yang lebih kompetitif," kata Jusuf Kalla usai menghadiri"retreat"danpenutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-26 di Kualalumpur dan Langkawi, Malaysia, Senin malam. Namun, lanjut Jusuf Kalla, pelak­sanaan MEA ini juga mem­ berikan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Dia menegaskan Indonesia harus membenahi sektor yang lemah untuk menhadapi MEA 2016 dan juga melaksanakan efesiensi. "MEA menyebabkan persaingan lebih ketat. Nah di sini letaknya masalah efisiensi. Kita harus bicara efesiensi," tegas wapres. Dia mengatakan pelaksanaan MEA memang tidak akan mem­ buat negara-negara ASEAN memi­ liki pergerakan yang sama karena ada yang tidak efesien. "MEA persiapannya sudah 10 tahun, dan ini akan membuka pasar menjadikompetitif,"tegasJusufKalla yang datang menggantikan Presiden JokoWidododalamKTTASEANini. Terkait perbedaan pertum­ buhan ekonomi antar negara anggota ASEAN yang masih tinggi, Jusuf Kalla mengatakan bahwa tidak akan mudah terselesaikan secara bersamaan. Kontribusi IHT terhadap pen­ dapatan negara juga sangat besar dari sisi cukai dan perpajakan lainnya, yakni hampir 10 persen dari total Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara. Untuk cukai rokok saja, tahun lalu industri setor ke pemerintah mencapai Rp 112 triliun. Untuk tahun ini cukai rokok dikerek naik sebesar 27 persen, atau mencapai Rp 140 triliun. Belum lagi pajak yang disetor sebagai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) yang besarannya mencapai 10 persen dari target cukai. “Kondisi ini menunjukkan betapa IHT jadi andalan Ditjen Bea dan Cukai dalam memenuhi target penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp188,9 triliun,” ujarnya. Melihat potensi cukai rokok yang sangat besar tersebut, menurut Ismanu akan lebih baik jika pemerintah lebih memperhatikan dan memasukkan dalam prioritas RIPIN 2015-2035. Apalagi, tahun ini target produksi rokok lokal dipatok di angka 358 miliar batang, naik dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 345 miliar batang. “Rokok ini porsinya sangat besar dan tidak ada komoditi lain yang bisa lawan. Contohnya minuman beralkohol saja hanya di sekitar Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun," tandasnya. Karena itu, Ismanu meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk lebih memperhatikan industri hasil tembakau dengan me­masukkan sebagai program prioritas dalam RPP RIPIN 2015- 2035. “Jika Presiden masih cinta bangsa ini serta peduli akan nasib petani dan buruh tembakau, harusnya Presiden merevisi RIPIN 2015-2035,” tandasnya. (wan) Foto: Antara Sejumlah petani tembakau melintas di pinggiran kebun tembakau miliknya. Tidak masuknya tembakau dalam RIPIN 2015 dianggagap tidak berpihak pada petani tembakau Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016 Untungkan Indonesia "Pelaksanaan MEA kan terjadi kompetitif atau `advantage` yang akan timbul nanti," ungkap Jusuf Kalla. Wapres juga mengungkapkan bahwa dalam "retreat" KTT ASEAN telah dibicarakan mengenai pertum­ buhan ekonomi ASEAN yang menu­ run akibat perekonomian global dan mmilikikomoditiyanghampirsama. Keduanya, kata Jusuf Kalla, KTT ASEAN juga mengusulkan pem­ bentukan tim bersama dalam mem­ berikan bantuan terhadap korban gempabumidiNepal. Wapres juga mengungkapkan bahwa pertemuan sembilan kepala negaraanggotaASEANinijugamem­ bahas upaya-upaya untuk meng­ hadapiradikalismedanterorisme. KTT ASEAN ke-26 yang diselenggarakan pada 26-29 April ini telah ditutup oleh Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Langkawi Convention Centre. Dalam pidato penutupannya, Najib Razak mengungkapkan bahwa KTT ke-26 ini telah menye­ pakati deklarasi penguatan kerja sama ASEAN dan upaya pengu­ atan pelaksanaan MEA 2016. Usai menghadiri KTT ASEAN, Jusuf Kalla juga melakukan pertemuan dengan para Kepala Negara/Pemerintahan dari Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) dan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) pada Selasa. (tgh) Publicapos (Jakarta) - Indonesia dan Slowakia sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral, dengan berfokus merea­ lisasikan kerja sama ekonomi, demikian menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Selasa. "Hubungan kerja sama politik yangtelahberlangsungbaikantara RI-Slowakia perlu diper­kuat dengan tindak lanjut kerja sama bilateral yang konkret, khusus­nya di bidang ekonomi," kata Direktur Jenderal Kawasan Amerika Eropa Kemlu Dian Triansyah Djani. Pernyataan tersebut dia sampaikan saat bertemu dengan Direktur bidang Politik Kementerian Luar Negeri dan Urusan Eropa Republik Slowakia, ubomír Rehák, dalam Forum Konsultasi Bilateral RI-Slowakia ke-4 di Jakarta pada Senin (27/4). Menurut Rehák, Slowakia memandangIndonesiasebagaimitra pentingdikawasanAsiaTenggara. Olehkarenaitu,katadia,Slowakia akan terus upayakan peningkatan hubungan kerja sama bilateral ekonomi dengan Indonesia di berbagai sektor, khususnya sektor energi, pertanian dan pertahanan. Pada sektor pertanian, kedua negara bekerjasama dalam pene­ litian dan pengembangan bibit gandum tropis di Padang. Itu merupakan contoh konkret kerja sama bilateral yang dapat men­ dukung upaya ketahanan dan keman­dirian pangan. Dalampertemuantersebut,kedua pihak sepakat memperkuat kerja sama ekonomi melalui pening­katan kontak antar pelaku usaha kedua negara, serta kerja sama investasi Slowakia di Indonesia dan juga sebaliknya. Selain itu, kedua pihak juga sepa­kat meningkatkan nilai perda­ gangan bilateral RI-Slowakia. Terkait peningkatan nilai perdagangan, Dirjen Dian Triansyah Djani mendorong produk-produk Indonesia agar dapat masuk pasar Slowakia, seperti ban dan minyak sawit . Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Slowakia pada 2014 tercatatsebesar29,91jutadolarAS, dengan surplus di pihak Indonesia sebesar 4,94 juta dolar AS. Pada pertemuan itu, Dirjen Amerop Kemlu itu menekankan bahwa Indonesia dan Slowakia merupakan kedua negara yang memiliki kelebihan strategis. Indonesia adalah pintu masuk pasar ASEAN yang merupakan peluang besar dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sementaraitu,Slowakiayangsedang menduduki presidensi kelompok negara-negara Visegrad atau V4 (Slowakia, Polandia, Hongaria dan Ceko) adalah pintu masuk pasar kawasan negara-negara tersebut dan sekitarnya.(wan) Indonesia-Slowakia Sepakat Tingkatkan Realisasi Kerja Sama Ekonomi
  • 8. Edisi IV/I/V - 2015MEGAPOLITAN8 P u b l i c a P o s Publicapos (Jakarta) - Pemprov DKI Jakrata memastikan bahwa nilai bantuan keuangan yang akan diberikan kepada daerah sekitar jakarta yang menjadi mitra Ibu Kota tidak akan di­ penuhi sesuai usulan dari masing-masing daerah tersebut. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pengelolaan Ke­u­ang­an dan Aset Daerah (BPKAD), Heru Budi Hartono. Heru menjelaskan, pihaknya mem­berikan rekomendasi bantu­ an keuangan ke daerah mitra tidak seperti apa yang diusulkan oleh mereka. "Rekomendasi itu arti­nya nilai bantuan yang kami beri­kan kepada mitra daerah," ungkapnya. Lebih lanjut Heru menyebutkan nilai total usulan untuk daerah mitra ini mencapai Rp3,4 triliun. Sementara Pemprov DKI hanya mem­berikan rekomendasi total sebesar Rp399,3 miliar. Berikut rincian bantuan yang diberikan, Kabupaten Bogor yang sebelumnya mengusulkan Rp100,4 miliar hanya mendapat reko­mendasi sebesar Rp67,4 miliar; Kota Bogor dari Rp121 miliar mendapat rekomendasi sebesar Rp13 miliar. Kabupaten Tangerang yang sebe­lumnya mengusulkan Rp67 juta men­dapat rekomendasi sebe­ sar Rp17,7 juta; Kota Tangerang meng­usulkan Rp2,4 triliun DKI Tak Bisa Penuhi Bantuan Keuangan Sesuai Permintaan Mitra Daerah Foto: Kompas.com Gubernur DKI Jakarta saat bertemu dengan walikota Tangerang selatan, Airin Rachmi daini beberapa waktu lalu hanya men­dapatkan rekomen­ dasi sebesar Rp100 miliar; Kota Tangerang Selatan yang mengu­ sulkanRp164,8miliardirekomen­ dasikan menjadi Rp74,8 miliar. Sementara untuk Kota Bekasi yang mengusulkan Rp200 miliar mendapatkan rekomendasi sebe­ sar Rp98,1 miliar dan Kabu­paten Bekasi mendapat rekomendasi se­besar Rp18,8 miliar dari usu­ lan­nya sebesar Rp100 miliar. Kabupaten Cianjur mengu­ sulkan Rp26,4 miliar hanya men­ da­patkan Rp9,4 miliar. "Itu sudah di­sesuaikan dengan kebu­tuhan prioritas daerah mitra dalam mena­ngani banjir, macet dan transportasi," ujar Heru. Bantuan keuangan kepada daerah mitra Kota Bogor, Kabu­ paten Bogor, Kota Tangerang, Kabu­paten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi akan dapat di­ cairkan sebelum Juni men­datang. Adapun pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut, Heru mengatakan bahwa telah mem­ bentuk tim pemantau selain me­ lihat hasil laporan pertanggung jawaban dari masing-masing daerah mitra. Apabila peng­ guna­an bantuan keuangan tidak terserap, kata Heru, daerah mitra bisa mengembalikannya dengan catatan pengembalian dan dimasukan kembali dalam anggaran tahun depan.(adh) Publicapos (Bekasi) – Sekitar 250 pedagang kaki lima yang biasa berjualan di sekitar Pasar Baru, Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timut, Sabtu (02/05) ditertibkan oleh aparat gabungan dari unsur Polri, TNI, dan Satpol PP Kota Bekasi. "Penertiban ini dalam rangka menegakan Peraturan Daerah ter­kait kebersihan dan ketertiban lingkungan," ujar Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu saat memimpin penertiban. Langkah ini diambil dengan harapan memberikan kenya­man­ andidaerahBekasi"Pena­ta­anPKL ini diharapkan bisa memberikan kenyamanan dan kelancaran bagi aktivitas ekonomi di Kota Bekasi," Aparat Gabungan Tertibkan 250 PKL Bekasi katanya. Penertiban ini merupakan kegiatan yang sudah pernah dilakukan oleh pihak Pemkot Bekasi, namun ratusan pedagang liar di lokasi itu terus kembali berjualan di area badan jalan dan trotoar hingga menghambat lalu lintas kendaraan di lokasi itu. Lebihlanjut Saikhumengatakan bahwa ini sebagai langkah untuk upaya meningkatkan program K3 serta penataan kota."Penertiban PKL yang berjualan secara liar sudah menjadi tanggung jawab Pemkot Bekasi untuk mener­ tibkannya," jelasnya. Dalam penertiban tersebut aparat gabungan tidak hanya mengu­sir dan membongkar lapak Foto: Kompas.com Sejumlah aparat gabungan Satpol PP dan Personil kepolisian membongkar lapak pedagang kaki lima peda­gang di Jalan Ir H Djuanda, tapi aparat juga melakukan akti­ vitas yang sama di sekitar Jalan M Yamin yang berdekatan dengan Pasar Baru Bekasi. Penertiban itu sendiri berjalan kondusif dengan disaksikan para pemilik lapak dan juga masya­ rakat umum yang melintas di kawasan itu. "Totalnya di Jalan Ir H Djuanda dan Jalan M Yamin ada 250 PKL yang kita tertibkan," ujar salah satu petugas Satpol PP Kota Bekasi, Deri, di lokasi. Untuk selanjutanya ratusan PKL yang ditertibkan tersebut akan relokasikeBlokIIPasarBaruBekasi, yang dikhususkan bagi pedagang sayur dan daging potong. (adh) Pemprov DKI Jakrata memastikan bahwa nilai ban- tuan keuangan yang akan diberikan kepada daerah sekitar jakarta yang menjadi mitra Ibu Kota tidak akan di­penuhi sesuai usulan dari masing-masing daerah tersebut. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pengelolaan Ke­u­ang­an dan Aset Daerah (BPKAD), Heru Budi Hartono. Publicapos (Jakarta) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memintapihakpenge­lolaapartemen atau rumah susun sederhana milik (rusunami) secara rutin mela­kukan pendataan terhadap para peng­ huninya. Hal tersebut disampaikan Basuki setelah mendapatkan laporan dari Polda Metro Jaya terkait ada­ nya dugaan praktik prostitusi di kawasan hunian apartemen Kalibata City di Jakarta Selatan. "Karena seharusnya pihak pengelola bisa membatasi, siapa saja dan orang seperti apa saja yang bisa tinggal di apartemen yang dikelolanya, sekaligus juga Gubernur Minta Pengelola Apartemen Rutin Lakukan Pendataan mengawasinya," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa. Dia menuturkan pengawasan serta pendataan tersebut dila­ kukan untuk mencegah ter­jadinya praktik prostitusi, pere­daran narkoba dan aksi terorisme di lingkungan pemu­kiman warga, terutama apartemen. "Sebetulnya, RT dan RW juga harus ikut aktif melakukan penga­wasan dan pendataan para peng­huni apartemen. Sehingga, semua­nya terdaftar dan kita tahu siapa saja penghuninya," tutur Basuki. Sementara itu, hal senada juga disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Menurut dia, pengelola apartemen harus melakukan pen­da­taan secara menye­luruh terhadap para peng­ huni apar­temen. "Di apartemen tidak boleh lagi ada eksklusivitas, sehingga seluruh penghuni harus diketahui identitasnya. Oleh karena itu, pihak pengelola harus rajin-rajin melakukan pendataan," ujar Djarot. Dia menambahkan pihak penge­lola apartemen juga tidak boleh tertutup dengan RT, RW mau­pun pihak kelurahan. Seluruh data penghuni harus diketahui, sehingga pengawasan juga dapat dilakukan bersama-sama.(wan) Langkah ini diambil dengan harapan memberikan kenya­man­an di daerah Bekasi "Pena­ta­an PKL ini diharapkan bisa memberikan kenyamanan dan kelancaran bagi aktivitas ekonomi di Kota Bekasi," katanya.
  • 9. 9P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 MEGAPOLITAN Publicapos (Surabaya)- PT Angkasa Pura 1 (Persero) akan membangun Terminal 3 Bandara Internasional Juanda Surabaya, Jawa Timur. Untuk pembangunan tersebut dibutuhkan sekitar 2.000 hektar lahan. Direktur Operasional PT Angkasa Pura 1, Yushan S, saat berkunjung di Bandara Juanda, Jumat (1/5), mengatakan, saat ini studi kelayakan untuk pembuatan terminal baru tersebut sedang diselesaikan oleh beberapa ahli. "Saat ini, studi kelayakannya sedang diselesaikan oleh bebe­rapa ahli dan diperkirakan pada tahun ini sudah diselesaikan. Rencana­ nya, terminal baru tersebut akan Publicapos (Depok)- Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail di­ dampingi Kepala Badan Pem­ber­ dayaan Perempuan dan Keluarga (BPMK) Widyati Riyandani dan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Misbahul Munir mencanangkan Pen­dataan Keluarga Kota Depok tahun 2015. Pencanangan dimulainya pen­ dataanditandaidenganpenjelasan Kepala BPMK tentang tujuan pendataan dan arahan Walikota Depok. Sebagai permulaan, petu­ gas melakukan pen­dataan pada keluarga Walikota. Kegiatan ini berlangsung di kediaman Wali­ kota di Komplek Griya Tugu Asri Cimanggis, Jumat 1 Mei 2015. Tujuan pendataan guna menda­ patkan data keluarga yang akurat, valid, relevan, dan dapat diper­ tanggungjawabkan. Proses­nya meli­­puti pengumpulan, pengo­ lahan, penyajian, penyim­panan, serta peman­­faatan data dan infor­ masi kepen­du­dukan serta keluarga. Program tersebut meru­­pakan program secara nasional yang digu­ lir­kan Badan Kepen­dudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) “Pendataan ini sama sekali tidak terkait dengan proses Pemilukada,” kata Kepala BPMK. Sementara, Walikota Depok Publicapos (Depok) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok mela­kukan transformasi pen­ didikan dengan pembelajaran ber­ basis teknologi informasi. Nama­ nya E-Sabak. E-Sabak adalah kepanjangan dari Elektronik Sarana Anak Belajar Aktif dan Kreatif. Program ini diciptakan untuk pembelajaran interaktif antara guru dan murid dengan visualisasi. Berangkat dari kepedulian terhadap dunia pen­didikan, enam orang lulus­an teknologi informatika men­cip­ta­kan program ini. E-Sabak bercermin dariKorea,Kanada,danInggrisyang memulai trans­formasi pendidikan dengan digi­talisasi buku. “Korea melakukan hal seperti itu sejak tahun 1997. Kanada dan Inggris juga melakukan hal yang sama, mereka melakukan transformasi pendidikan selalu bermulamendigitalisasibuku,”kata salah seorang pembuat program, yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Depoknews.com. Dia mengatakan bahwa program E-Sabakbukanhanyameng­gantikan Depok Mulai Terapkan E-Sabak Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana atau biasa disapa Haji lulung usai memenuhi panggilan Bareskrim terkait dugaan terjadinya tindak pidana korupsi pada pengadaan UPS pada APBD DKI Jakarta TA. 2014 lalu. Sejauh ini Lulung masih sebatas sebagai saksi Foto: Kompas.com buku paket, namun bisa juga membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, interaktif, dan efektif. “Guru itu berfungsi sebagai fasilitator, itu yang kita namakan pem­belajaran menggunakan E-Sabak.Sayatidakmauinidisebut meng­gantikan buku,” ucapnya. Program yang telah diriset sejak 2010 ini mempunyai banyak fungsi, baik untuk siswa, guru, maupun kepala sekolah. Dia menambahkan bahwa E-Sabak memuat audio dan videoyangbisadimanfaatkanuntuk lebih cepat memahami konsep. “Di sini ada buku yang kita buat kategorinya dengan folder-folder, jadi kalau siswa mau belajar bukunya sudah tersedia,” jelasnya. Dengan program ini, siswa juga akantervisualisasibagaimanaproses pembelahan sel dari kecil sampai besar karena disini juga ada video tentang pembelahan sel. Sementara, fungsi audio dalam program ini bisa mempermudah siswa dalam mempelajari bahasa, seperti bahasa Inggris atau bahasa Arab. Siswa tinggal pakai headset langsung di­ dengarkanpercakapannya. Selain itu, batasan antara pemerintah dengan siswa ataupun gurudisekolahdapatdiatasi,misalnya dengan upacara online bersama, doa bersama, ataupun pesan moral dan sikap yang di­sam­paikan secara langsung oleh para pimpinan peme­ rintahan. E-Sabak akan ter­hubung ke semua siswa sehingga merasakan kepe­dulian dan dukungan peme­ rintah dalam pendidikan. Ini sebagai tero­bosan untuk melakukan pendi­ dikan karak­ter dan revolusi mental di duniapendidikan. “Jadi, nanti Kepala Dinas Pen­ didikan cukup say ‘hello’ dari Tablet ke semua anak-anak. Nanti semua anak-anak yang terkoneksi di sistem itu akan mendengarkan message-nya,” ungkapnya. Saat ini Disdik Kota Depok sudah melakukanrintisandilimasekolah yang terdiri dari SD, SMP, SMA, dan SMK meggunakan E-Sabak. Program ini sudah berjalan di Kota Depok sejak Januari 2015. “Kami sosialisasi ke orangtua murid di SMP 16 Depok, SMP 19 Depok, SMP 6 Depok, dan SMP 1 Depok,”tutupnya.(tgh) Walikota Canangkan Pendataan Keluarga Depok 2015 mengimbaukepadaseluruhwarga Depok agar bisa bekerjasama dengan petugas pendata. Warga harus memberikan semua infor­ masi yang dibutuhkan secara jujur untuk kepentingan bersama. “Pendataan ini akan banyak manfaatnya, baik untuk kepen­ tingan pemerintah maupun untuk warga yang memberikan data. Maka,sayaberharapwargabisaikut membantu pendataan ini dengan memberikan data yang benar dan lengkap,” kata Nur Mahmudi. Sementara, Kepala Disdukcapil mengatakan bahwa program pen­ dataan tersebut berbasis Kartu Keluarga (KK) warga Kota Depok. Karena itu, warga yang tinggal di Depok namun tidak memiliki KK Kota Depok, tidak termasuk dalam pendataan ini. Kegiatan pendataan di keluarga Walikota sendiri berlangsung hangat. Keakraban tampak dari Wali­kota dan istri dengan petugas pendata yang didampingi Ketua RT dan RW setempat. Walikota terdaftar sebagai warga RT01 RW19 Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan satu istri dan tiga orang anak. Usai pendataan, Nur Mahmudi beserta istrimenem­pelkanstikerpendataan di pintu rumah sebagai tanda keluarganya sudah didata. (tgh) Terminal 3 Bandara Juanda Siap di Bangun dibangundisisiutaratimurterminal yang sudah saat ini," katanya. Dalam pembangunan tersebut, kata dia, pihaknya akan mem­ bangun landasan pacu baru untuk melengkapi satu landasan pacu yang saat ini digunakan dua terminal sebelumnya (T1 dan T2). "Kami juga belum menentukan kapan target penyelesaian pembangunan karena harus dibicarakan dengan investor mengingat biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit," katanya. Nantinya, kata dia, terminal baru tersebut akan dihubungkan dengan sentra pergudangan, tempat bermain, dan juga dengan jaringan kereta api. "Intinya kami akan meng­ hubung­kan dengan Kota Surabaya supaya bisa memu­dah­kan akses penumpang yang akan meng­ gunakan fasilitas di Bandara Juanda," katanya. Selain Bandara Juanda, pihaknya saat ini sudah melakukan pem­ bangunan terminal baru bandara di Semarang, dan juga di Banjarmasin. "Untuk bandara di Semarang sudah mulai melakukan pem­ba­ ngunan dengan dana investasi seba­nyak Rp 1,1 triliun dan untuk pembangunan terminal di Banjarmasin rencananya akan di­ bangunpadaakhirbulaninidengan danayangdibutuhkansebanyakRp 1,3 tiriliun," katanya.() Publicapos (Jakarta) - Instagram, yang dengan cepat menjadi platform media sosial favorit para bintang, Rabu (29/04), melun­cur­ kan saluran yang didedikasikan khusus untuk musik. Akun @Music – saluran konten khusus pertama dari jenisnya yang dijalankan oleh Instagram - pada setiap pekannya akan menyoroti perkembangan para artis atau memperlihatkan kehi­ dupan di balik layar para musisi. Akun baru tersebut akan “dikhu­suskan untuk menjelajahi musik di seluruh dunia, mulai dari mereka yang menciptakannya hingga komunitas di sekitarnya,” tulis pendiri dan CEO Instagram, Kevin Systrom, di blog-nya. Instagram, yang berfokus pada visual, terus melonjak sejak dilun­ curkan 2010 lalu. Pelonjakan itu terjadi berkat tren selfie yang me­ wabah di seluruh dunia, kualitas kamera smartphone yang terus meningkat serta tema reguler pengguna yang menarik seperti Instagram Luncurkan Saluran Musik Foto: Antara Bus Transjakarta- Mulai Rabu (6/5) bus Transjakarta akan menambah jam operasionalnya hingga dini hari pukul 24.00 wib “#ThrowbackThursday”. Banyak musisi yang memiliki akun Instagram. Sebagian besar dari mereka menggunakannya sebagai alat untuk berkomunikasi dengan para penggemar, dengan menawarkan berbagai hal mulai dari foto profesional hingga snapshot kehidupan mereka sehari-hari. Facebook, yang memiliki lebih dari satu miliar pengguna dan melihat pertumbuhannya yang matang, membeli Instagram pada 2012 dengan nilai 1 miliar dolar Amerika (sekitar Rp12,9 triliun). Sementara, jejaring media sosial besar lainnya seperti Twitter, masih berupaya untuk mene­mukan strategi di bidang musik yang bisa menghasilkan pen­dapatan. Sunil Singhvi dari divisi Twitter Inggris pekan ini mengatakan bahwa ia akan datang ke markas Twitter di AS untuk mengambil alih bagian musik perusahaan tersebut.(adj/AFP)
  • 10. Edisi IV/I/V - 2015O P I N I10 P u b l i c a P o s Sumber Daya Air Pasca-Pembatalan MK Ansel Alaman Tenaga Ahli di Komisi Infrastruktur DPR RI Isi Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 85/PUU-XI/2013 yang dibacakan tanggal 18 Februari 2015, pertama,UU. No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air ber­ tentangan dengan UUD 1945; kedua, UU 7/2004 tentang Sumber Daya Air tidak me­ miliki kekuatan hukum mengikat; ketiga, UU 11/1974 tentang Pengairan berlaku kembali. Pertanyaannya mengapa amar putu­san MK seperti itu dan apa yang mesti segera disikapi para pihak, khususnya DPR RI dan Pemerintah yang berwenang mem­ buat undang-undang? Komersialisasi Inti dari putusan MK adalah mengenai pengusahaan air dan hak guna air dalam beberapa Pasal di .UU 7/2004 yang dinilai potensial melakukan komersialisasi air dan meng­hilangkan peran Pemerintah untuk menga­tur. Sebab itu MK menetapkan 6 (enam) prinsip dasar pembatasan penge­ lolaan sumber daya air. Pertama, Pengu­ saha­an atas air tidak boleh mengganggu, menge­sampingkan apalagi meniadakan hak rakyat atas air; kedua, Negara harus meme­ nuhi hak rakyat atas air. Akses terhadap air adalah salah satu hak asasi ter­sendiri. Ketiga, Kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu hak asasi manusia sesuai dengan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945. Ke­ empat, Pengawasan dan pengendalian oleh Negaraatasairsifatnyamutlak;kelima,prio­ ritas utama yang diberikan pengusahaan atas air adalah BUMN atau BUMD; dan keenam, Pemerintah masih dimung­kinkan untuk mem­berikan izin kepada usaha swasta untuk melakukan pengu­sahaan atas air dengan syarat-syarat tertentu. Pertanyaan kita, bagaimana bentuk komer­sialisasi atau privatisasi air itu selama ini? Salah satu bentuk penguasaan air sebagai bentuk komersialisasi adalah izin pengusahaan air mineral besar-besar­ an di seluruh Indonesia oleh swasta. Bah­ kan di beberapa tempat pengusahaan tidak memiliki izin yang jelas. Merk produk air kemasan beraneka ragam, seperti Aqua, Saqua, dan lain. Lihat saja iklan-iklan di ibukota dengan bangganya para pengu­saha air menyebut sumber-sumber air yang di­ eksploitasi menjadi air mineral untuk kese­ hatan dan kejayaan anak-anak bangsa. Di sisi lain perusahaan air kemasan isi ulang di­khawatirkan bukan air yang layak di­ konsumsi. Ada kasus lain ialah privatisasi air dan mata air oleh warga pemilik tanah yang di topang oleh pengusaha air mineral. Padahal air yang terkandung di dalam tanah itu adalah ‘barang publik” (public goods) yang dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 33, ayat 2 UUD 1945). Masih ada perilaku orang atau sekelompok orang yang menutup saluran air irigasi dengan alasan jaringan irigasi melalui kebun mereka, padahal sudah lama mereka sepakat itu. Akibatnya, irigasi/ bendungan yang sudah lama berfungsi terpaksa dibuat per­janjian ulang dengan pemilik tanah. Masih banyak kasus lain yang meng­ in­dikasikan komersialisasi, privatisasi dan peng­hambatan tata kelola air oleh sekelompok pemilik modal atau masya­ rakat. Persoalannya, apakah seluruh isi UU. 7/2004 yang sudah berlaku sepuluh tahun itu dibatalkan atau seharusnya perubahan terbatas? Apakah UU.No. 7 Tahun 2004 tidak melakukan antisipasi terhadap peri­ laku komersialisasi itu? Sikap DPR dan Pemerintah Banyak kalangan mempertanyakan per­ timbangan substansi atas pembatalan UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Kalangan DPR seperti di Komisi V (Infrastruktur) menyesalkan, mem­per­ tanyakan bahkan mempersoalkan per­tim­ bangan Mahkamah Konsitusi. Beberapa anggota PDI Perjuangan menyatakan ter­ kejut dan tidak mengerti bagaimana per­ tim­bangan MK sampai memutuskan pem­ batalan seperti itu. Budi Yuwono, Anggota PDI Perjuangan dari Dapil Jatim VI (Blitar, Tulungagung, Kediri) yang menjadi tim Panja Pemerintah saat penyusunan UU. No. 7/2004, dalam Rapat Gabungan antara Komisi V dengan Kementerian PU dan Kementerian LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) tanggal 31 Maret 2015 lalu mem­pertanyakan pasal yang dianggap ber­peluang besar bagi komersialisasi air menurut pertimbangan MK. Padahal dalam UU. No. 7/2004 itu menurut Budi, telahmemberi perhatian besarpadaaspekpengelolaanSumberDaya Air (SDA) dengan menekankan tiga hal penting yakni pertama, konservasi; kedua, pen­dayagunaan SDA; dan ketiga pengen­ dalian daya rusak air. Untuk konservasi SDA menurut Budi Yuwono dilakukan dengan tiga jalan yakni perindungan dan peles­tarian sumber air, pengawetan air dan penge­lolaan kualitas air dan pengendali­ an pencemaran air. Untuk pendayagunaan SDAdilakukan dengan penatagunaan SDA, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan SDA. Sedang pengendali­ an daya rusak air dengan pencegahan sebe­ lum terjadi banjir/ bencana, penanggulang­ an saat bencana dan pemulihan pasca bencana, sebagaimana disebut juga oleh Robert Kodoatie dan Roestam Sjarif (Tata Ruang Air, 2010). Walau memprihatinkan Budi memiliki harapan besar karena keputusan MK memberi peran besar kepada BUMN dan BUMD untuk tata kelola dan konservasi tanpa menutup peluang untuk memberi izin bagi swasta, sekalipun izin khusus dan selektif. Kader PDI Perjuangan lain yang getol mempersoalkanPutusanMKadalahYoseph Umarhadi, Sadarestuwati, Sukur Nababan, Rendy Lamadjido, Sudjadi dan Lasarus. Umarhadi yang juga tim penyusun UU 7/2004 dari kalangan DPR memper­soalkan putusanMKyangmenyatakanbahwaUUNo. 7/2004 bertentangan dengan UUD 1945. Ia menunjuk Pasal 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan lain jelas menunjukkan komitmen kebangsaan yang dinyatakan dalam kewenangan Negara mengelola SDA, pengusahaan dan tata­ kelola ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sesuai Pasal 33 UUD 1945. Bagi banyak kalangan sulit dipahami kalau seluruh UU No. 7/2004 dibatalkan sementara MK memerintahkan untuk mem­ber­lakukan kembali UU No. 11/ 1974 tentang Pengairan 40 tahun lalu, yang cakupan isi dan daya jangkau normanya pun jauh dari kondisi zaman ini. Walau demikian baik Budi Yuwono, Umarhadi, maupun kawan-kawannya taat pada putusan MK yang bersifat “final dan mengikat”. Khusus proyek SDA yang me­le­ wati kawasan hutan yang kini masih ber­ operasi, anggota DPR minta pemerintah (menteri LHK) untuk mencari jalan agar tidak menghambat. Pemerintah, khusus­ nya Kementerian PU-PR dan Kementeri­an Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber­janji menjalin kerjasama khususnya menangani proyek-proyek seperti irigasi, yang ada dalam kawasan hutan lindung. Demikian pula upaya-upaya menjaga ketersedia­an air dalam bentuk perlindungan sumber- sumber air, perlindungan daya air seperti pem­bangkit listrik (PLTA), waduk, embung, situ untuk ketersediaan air minum, air baku dan sanitasi dipastikan tidak akan ter­ganggu. Waspadai darurat air Jika kita kaitkan Putusan MK di atas dengan hasil beberapa survey yang menunjukkan ada sekitar 100 juta pen­ duduk kita belum mempunyai akses air minum yang aman. Pada tahun 2.000 keter­ sediaan air di Jawa hanya 1.750 m3 per kapita/ tahun dan tahun 2020 akan turun menjadi 1.200 m3 saja. Jika di hulu hutan masih lebat, akan dapat menyerap air hujanantara75%sampai95%.Tetapijikadi hulu dan ditengah sudah berubah menjadi perkebunan, maka daya serap di lahan datar masih 50%-70% tetapi diperbukitan hanya menyerap sekitar 5%-25% air. Di Indonesia masih ada 17. 010 desa (24,6% total jumlah desa) mengalami rawan hingga darurat air, seperti NTT, NTB, Malut. Padahal secara potensial kita memiliki kekayaan sumber daya air yang amat besar. Hingga tahun 2013 kita memiliki sekitar 18 Wilayah Sungai (WS) yakni kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air, dan 700 lebih Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni wilayah daratan yang merupakan satu-kesatuan dengan sungai dan anak sungai (Kementerian PU, Buku Informasi Statistik, 2013). Selain itu, andalan kita ke depan juga ialah masih memiliki 1.548 danau yang dijadikan Situ (untuk air baku dan irigasi) dengan kapasitas tampung antara 7 juta hingga 600 juta m3. Namun diakui, banyak danau/ situ yang harus direvitalisasi karena dalam kondisi kritis akibat ulah manusia, seperti Danau Toba, Maninjau, Singkarak, Kerinci, Batur, Poso dan Sentani. Akibat semua itu tidak hanya banyak lahan tidak produktif, tetapi rusak dan berakibat pada ketidakmampuan petani meningkatkan produktivitas air. Produktivitas dimaksud sesuai dengan 3 (tiga) tingkat pemanfaatan air, yakni primer, sekunder dan manfaat tersier. Air bagi kebutuhan primer digunakan untuk air minum, irigasi pertanian serta industri dan jasa. Sementara air berkaitan kebutuhan sekunder adalah energi terbarukan, untuk perikanan darat dan hortikultura. Dan air dalam kebutuhan tersier adalah demi kesehatan lingkungan, keselamatan lingkungan dan kebutuhan kepariwisataan. Dalam kurun 2004 -2012 Indonesia telah melakukan pembangunan dan peningkatan fungsi irigasi dan irigasi air tanah seluas 814,3 ribu Ha, reklamasi rawa dan tambak seluas 146 ribu Ha, rehabilitasi irigasi dan irigasi air tanah seluas 2.698,3 ribu hektar serta rehabilitasi reklamasi rawa dan tambak seluas 1.448,4 ribu hektar. Memang potensi SDA kita sebagaimana hasil kajian Bappenas (Bappenas, 2009) sangat berlimpah dengan jumlah total sekitar 3.900 miliar m3 per tahun, tersebar di 7.956 sungai dan 521 danau.Dari total itu, barusekitar14miliarm3atausekitar57m3 per kapita air baku yang baru dapat dikelola. Sedang infrastruktur tampungan air terdiri atas284 buah bendungan ditambah 1.063 buah embung. Jika dihitung dari konsumen air, 65% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa dengan kapasitas airnya hanya 4,5%, 60 dari 470 DAS yang ada di Pulau Jawa dalam kondisi amat kritis. Sementara di luar Jawa khusus daerah tandus seperti NTT, NTB, Malut, Babel, dan lain menderita bukan saja kelangkaan pasokan tetapi juga kurang diperhatikan dalam tata kelola air secara nasional. Revolusi Tata Kelola SDA ‘Revolusi’ tata kelola air mulai dari penataan kembali sumber-sumber air berciri eco-region dengan perinsip Integrated Water Resources Management (IWRM). Dengan perinsip itu, tata kelola air semacam itu akan terintegrasi antara kebutuhan air baku untuk rumah tangga dan untuk irigasi. Perencanaan air baku, air industri, irigasi untuk pertanian dan lain secara terpadu agar efektif penggunaan sarana seperti waduk, embung dan situ. Dengan membarui tata kelola air, kita mampu mewujudkan ketahanan air berbasis sungai. Modal dasar kita ialah hingga tahun 2013 memiliki 257 bendungan yang tersebar seluruh tanah air dengan volume sampai 2,6 juta m3. Selain itu, ada 1.437 bendung untuk layanan irigasi seluas 10,6 juta ha (di Bali), atau 9,4 juta ha di Jabar. Kita juga memiliki sekitar 944 Embung dengan kapasitas tampung sampai 219,6 juta m3 seperti di Maluku. Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan untuk RAPBN 2015 pemerintah mengangkat isu strategis yakni peningkatan ketahanan air, pangan dan energi. Langkah strategisnya antara lain peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa, dengan sasaran untuk peningkatan kapasitas tampungdari14milyarm3menjadi17milyar m3, peningkatan layanan irigasi melalui waduk dari 11% menjadi 20%, perbaikan daerah irigasi yang rusak, peningkatan layanan air baku dari 56 m3/detik menjadi 109,54 m3/detik, pembangunan waduk-waduk untuk perlindungan banjir, pembentukan unit pengelola irigasi dan unit pengelola bendungan, penyusunan Pedoman Perencanaan Terintegrasi Pembangunan Waduk atau Pembangkit Listrik Tenaga Air, dan lain. Persoalannya, dengan dibatalkannya UU No. 7/2004 itu masih mungkinkah program itu berjalan mulus? Itu persoalan kita bersama, DPR dan Pemerintah kini berkejaran dengan waktu untuk menata kembali Peraturan Pemerintah (PP) yang menjadi turunan UU 17/1974, serta menyesuaikan PP turunan UU No.7/2004 dengahUUNo.17/1974agarbisadiperbarui sesuai standar kebutuhan air saat ini. Pemerintahan Jokowi-JK telah berikrar untuk memperjuangkan kedaulatan pangan denganmemaksimalkanperaninfrastruktur dasar seperti irigasi, waduk, embung dan lain. Pemerintah bertekad mencetak 10 juta hektarsawahbaru,karenanyaharusdimulai dari pembenahan tata kelola SDA, khusus berkaitan dengan infrastruktur pertanian. Program-program bagus itu harus sedikit bersabar untuk dieksekusi, dengan tenggat waktu setidaknya 6 (enam) bulan ke depan DPR dan Pemerintah telah menghasilkan Undang-Undang baru pengganti UU.72004. Semuapersoalan itu harus mengabdi hak setiap warga sebagai “barang publik” (public goods) yang wajib dikelola sesuai perintah Konstitusi seperti alinea IV Pembukaan UUD 1945 …” melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa…” Demikian juga yang diamanatkan Pasal 33 UUD 1945, agar semua public goods itu dikelola bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kita tolak privatisasi air, kita tolak ‘swastanisasi penuh’ kecuali kebijakan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) yang selektif dan persyaratan ketat. Dan seeprti seperti sikap Budi Yuwono, kita mendukung peran BUMN dan BUMD untuk diberi tanggung jawab besar terhadap tata kelola air seperti Perusahaan air Minum Daerah (PDAM). Sebaliknya perilaku rakyatpun harus berubah, sikap permisif, tidak perduli kerusakan mataair, sungai, danau, dan sumber air lainnya. Apalagi kalau mudah disuap, tokoh-tokoh adat mudah dirayu oleh pemilik modal. Rakyat harus mengeritisi perilaku oknum pejabat pemerintah, pejabat negara, pejabat pemda, BUMN dan BUMD yang memberi peluang komersialisasi air!
  • 11. 11P u b l i c a P o sEdisi IV/I/V - 2015 O P I N I Surat dari Cinangka Gubuk Nusantara Kakek Pardi 60 Tahun Hubungan RI - Tiongkok* Awan Kurniawan Pemerhati Sosial Budaya Hari Senin (13/4), 65 tahun silam Republik Indonesia (RI) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) resmi menjalin hubungan diplomatik. Hubungan yang dijalin Indonesia dengan Tiongkok merupakan komitmen nyata kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, dalam konstelasi perang dingin kala itu. Era Soekarno menjadi tonggak penting hubungan persahabatan Indonesia- Tiongkok. Liu Hong, dalam China and the Shaping of Indonesia, 1949-1965, mengungkap pada masa itu Tiongkok bagaikan mercusuar, penunjuk ke arah mana dan bagaimana Indonesia harus dibangun. Model pembangunan ala Tiongkok diperbincangkan para cendekiawan. Kisah- kisah mengenai Tiongkok dimuat dalam surat-surat kabar, dan bahkan karya- karya sastra, sehingga menyentuh luas di masyarakat. Tidak berlebihan apabila masa itu dijuluki sebagai masa bulan madu hubungan Indonesia-Tiongkok. Interaksi dan pertukaran bukan hanya terjadi di tingkat elite, melainkan juga di akar rumput. Hubungan kedua negara terus menunjukkan perkembangan positif, dengan kehadiran Perdana Menteri Tiongkok Zhou En Lai pada Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18-25 April 1955. Dalam KAA Bandung "Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai" yang dikemukakan Tiongkok dan disponsori bersama Pemerintah India dan Myanmar, mendapat dukungan dari para peserta. Indonesia dan Tiongkok pun sepakat untuk mempererat hubungan yang telah berjalan baik kala itu, ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian persahabatan serta persetujuan kerja sama kebudayaan pada 1 April 1961. Dalam konteks hubungan luar negeri yang lebih luas, Indonesia amat penting bagi Tiongkok yang saat itu bukan anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tiongkok, bagi Indonesia, juga tak kalah penting, apalagi setelah Indonesia memutuskan untuk keluar dari PBB pada awal 1965. Keduanya menjalin suatu kemitraan dalam membangun solidaritas di antara negara-negara New Emerging Forces (NEFO).Pola interaksi saling menguntungkan ini terus berulang dalam evolusi hubungan bilateral keduanya. Namun, pada 30 Oktober 1967 kedua negara membekukan hubungan. Berawal dari Tokyo 22 tahun kemudian, tepatnya pada 24 Februari 1989, ketika Presiden Soeharto bertemu Menteri Luar Negeri Tiongkok saat itu Qian Qichen, dalam upacara pemakaman Kaisar Hirohito di Tokyo, dibahaslah kemungkinan normalisasi hubungan kedua negara yang tengah membeku. Pembahasan dilanjutkan dalam pertemuan Menlu Ali Alatas dan Qian Qichen pada 4 Oktober 1989 di Tokyo. Hasilnya, pada 3 Juli 1990 kedua menlu menandatangani Komunike Bersama "The Resumption of The Diplomatic between The Two Countries" di Beijing, diikuti kunjungan Perdana Menteri Li Peng ke Indonesia sekaligus menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman Pemulihan Hubungan Diplomatik kedua negara pada 8 Agustus 1990. Pada era Soeharto, normalisasi hubungan Indonesia-Tiongkok pada awal 1990-an amat bernilai bagi Tiongkok, yang saat itu tengah dikecam Barat setelah peristiwa Tiananmen. Presiden Soeharto pun melakukan kunjungan balasan pada 14-18 November 1990, dan menyaksikan penandatanganan pembentukan Komisi Bersama Bidang Ekonomi, Perdagangan, dan Kerja Sama Teknik. Normalisasi hubungan tersebut kemudian secara bertahap membuka hubungan ASEAN dan Tiongkok, hingga akhirnya pada 1996 Tiongkok menjadi mitra dialog penuh ASEAN. Bagi Indonesia, dalam sektor ekonomi, hubungan dengan Tiongkok menjadi sangat penting, terutama setelah negara ini dihantam badai krisis finansial Asia pada 1997. Di lain pihak, era tersebut menjadi saksi perekonomian Tiongkok, pasca reformasi ekonomi yang dilakukan oleh Deng Xiaoping pada 1978, hingga tinggal landas dengan pertumbuhan ekonomi dua digit tiap tahun. Interaksi positif antara kedua negara pun dilanjutkan pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di masanya, Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional, beragam atribut dan simbol berbau Tiongkok mulai bermunculan di Nusantara. Gus Dur yang menetapkan Tiongkok sebagai negara tujuan pertama lawatannya keluarnegerisetelahdilantiksebagaiorang nomor Indonesia, bahkan mengusulkan pembentukan poros Jakarta-Beijing-New Delhi. "Tiongkok negara besar dengan potensi kekuatan ekonomi yang besar. Jadi, kita justru rugi jika tidak berhubungan dengan Tiongkok," katanya, tentang kunjungannya ke Tiongkok pada 1-3 Desember 1999. Kunjungan Presiden Wahid ke RRT tersebutmenandaibabakbarupeningkatan hubungan antara kedua negara, ditandai kesediaan Tiongkok memberi bantuan keuangan serta fasilitas kredit termasuk kerja sama keuangan, pariwisata, dan imbal beli atau counter trade di bidang energi, yaitu menukar LNG dengan produk- produk Tiongkok. Selanjutnya, dalam wacana publik, ikon kedekatan hubungan Indonesia-Tiongkok terpelihara melalui "diplomasi dansa" Megawati. Di era kepemimpinan Megawati kedua sepakat membentuk forum energi yang merupakan payung investasi Tiongkok di Indonesia di bidang energi. Mitra strategis Beberapa capaian yang sudah dirintis tersebut kemudian dikelola lebih baik oleh Susilo Bambang Yudhoyono, dalam dua periode kepemimpinannya. Dalam periode itu, dua perjanjian penting, monumen kedekatan hubungan Indonesia-Tiongkok ditandatangani yaitu Kemitraan Strategis pada 25 April 2005, yang kemudian ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif pada Oktober 2013. Sejak itu hubungan politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya kedua negara terus meningkat. Makin eratnya hubungan Indonesia- Tiongkok juga ditunjukkan kedua pihak pada forum internasional, semisal dalam penetapan "Declaration of Conduct of Parties in The South China Sea (DoC)" pada 2002, termasuk dalam "Guidelines for The Implementation of DoC" pada 2011. Indonesia dan Tiongkok juga sepakat menandatangani protokol "Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)" pada 2011. Keduanya juga sepakat untuk menjadikan ASEAN sebagai the main driving force dalam pembentukan forum Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur. Tiongkok senantiasa menghargai dan mendukung setiap keputusan yang diambil ASEAN. "Hubungan Indonesia dan Tiongkok yang telah berjalan enam dekade lebih, senantiasa mengedepankan prinsip saling menghormati, menghargai, sebagai bangsa yang setara, yang bertanggung jawab atas perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Presiden Tiongkok Xi Jinping, saat menerima kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Balai Agung Rakyat pada 25 Maret 2015. HubunganantaraIndonesiadanTiongkok adalah yang paling dinamis di Asia Pasifik, katanya. Selain menyepakati delapan nota kerja sama, pada kunjungan Presiden Jokowi pada Maret silam, Indonesia dan Tiongkok terus menyinergikan ide Poros Maritim Dunia milik Indonesia dengan Jalur Sutra Maritim milik Tiongkok. "Kita ingin memberikan makna lebih dalamsebagaimitrastrategiskomprehensif, dengan rangkaian kerja sama yang lebih nyata, memberikan manfaat nyata bagi kemakmuran masyarakat kedua negara," kata Presiden Jokowi kepada mitranya Presiden Xi Jinping. Hubungan antarwarga Kokohnya hubungan sebuah negara dengan lainnya, tidak melulu didominasi interaksi pejabat resmi yang cenderung elitis.Meksikebijakanluarnegeriutamanya tetap menjadi domain para birokrat, publik termasuk pemegang saham utama yang dapat mempengaruhi secara signifikan, baik pembuatan maupun pelaksanaan kebijakan luar negeri. Maka interaksi antarwarga kedua bangsa akan sangat menentukan dinamika hubungan Indonesia-Tiongkok. Amat penting mendorong warga kedua bangsa untuk dapat lebih saling memahami, setelah hubungan kedua negara sempat membeku selama dua dekade lebih. "Kami ini masih Merah Putih, meski kami kini jauh dari Indonesia," kata Huang Hui Lan,seorangwargaTionghoayangterpaksa meninggalkan tempat kelahirannya di Takengon, Aceh pada 1967, menyusul kisruh politik di Indonesia pada 1965. Ia bersama tujuh saudaranya, sang ibu dan kakek, menumpang kapal yang dikirim Tiongkok untuk membawa para warga keturunan karena situasi politik yang kurang bersahabat di Indonesia, kembali ke tanah leluhurnya di Negeri Panda. Wanita kelahiran 7 Juli 1950 itu, mengatakan,"saatnya kedua bangsa, kedua negara berjalan bersama menatap masa depan lebih baik. Sejarah kelam, jadikan pelajaran untuk lebih baik". Karena rasa cintanya kepada Indonesia, Huang Hui Lan membuat sanggar tari tradisional Indonesia di Guangzhou. Kecintaan kepada Indonesia juga kuat melekat di hati Kenny Lai, warga keturunan Tionghoa yang juga terpaksa meninggalkan Jakarta pada 1966. "Situasi saat itu memang tidak mudah bagi kami. Di Indonesia, kami mendapat perlakuan tidak bersahabat, saat tiba di tanah leluhur kami di Tiongkok, kami pun dicurigai, terlebih kala itu di Tiongkok juga tengah mengalami revolusi budaya," ungkapnya. Kini,lanjutKenny,meskihubungankedua negara terus mengalami peningkatan positif, tetap harus didukung hubungan antarmasyarakat kedua bangsa yang lebih baik. Ketua "China Overseas Harbin" Chi Guo Qiang mengatakan masih banyak warga Tiongkok, khususnya Harbin, yang belum mengenal Indonesia. "Hubungan kedua negara telah berjalan baik, tetapi saling pemahaman antara masyarakat kedua bangsa juga sangat penting. Cara pandang masyarakat Indonesia terhadap Tiongkok, dan sebaliknya akan sangat menentukan dinamika hubungan kedua negara, berdasar saling menghormati dan saling menguntungkan di masa depan," katanya. * Tulisan ini juga terbit dalam versi online www.Publicapos.com Disamping kantor ada kebun yang cukup luas. Ada 700 batang pohon jati jenis jati emas Cordia subcordata (Cordia sebestena) yang berderet disana. Tepat dibawah pada bagian yang menjorok ada beberapa rumpun bambu dari jenis bambu tali dan bambu wulung sejenis bambu berwarna hitam. Ada sungai Pesanggrahan mengalir di bawah rumpun bambu itu, airnya masih cukup jernih. Tepat diantara tepi sungai dan rumpun bambu ada sebuah rumah milik kakek Pardi. Rumah atau lebih tepatnya gubuk milik kakek Pardi terbuat dari bambu, peker­jaannya meraut batang bambu men­jadikan dia mudah untuk membuat rumah dari bambu pula. Rumah itu cukup luas berukuran 6 X 5 meter, tepat berada di pinggir kali Pesanggrahan, menghadap air. Untuk mencegah banjir, kakek Pardi membuat tanggul, masih dari batang bambu. Batas antara beranda dan tepi sungai di buatlah tanggul, dan ditimbun dengan tanah. Sejak sore, hujan turun lebat.Tapi kakek Pardi justru bersantai saja di Mushola Cinangka.Ia begitu yakin tanggul yang dipasangnya di depan beranda rumahnya akan mampu menahan banjir.Namun apa lacur, ternyata banjir menerjang rumah kakekPardijustrumenghanyutkanbagian belakang rumahnya. Bagian yang selama ini diyakini paling aman oleh kakek Pardi. Sejenak apa yang terjadi pada kakek Pardi seperti kondisi sekarang. Saat ini Frekuensi Publik dipenuhi pemberitaan yang serba heboh dan mengejutkan. Satu hal besar menurut saya sedang terjadi di negeri ini, entah apa. Tapi rentetan kehebohan ini seperti di­sengaja. Kita dibuat terlena, ikut larut meng­hujat, mengkritik, memaki dan geram pada kehebohan demi kehebohan yang muncul. Sementara itu tanpa sadar kita seperti kakek Pardi, yang mem­ bentengi beranda depan rumah, sedang di belakang rumah kita justru erosi besar sedang terjadi menggerogoti belakang rumah kita dan hanyut bersama banjir. Nalar hukum dan logika politik kita seperti halnya tanggul yang dipasang oleh kakek Pardi. Kita begitu yakin banjir akan melalui beranda depan rumah, dan kita tenang saja karena kita telah membangun tanggul itu begitu kuat. Asyik kita terlena, rupanya skenario banjir besar yang di­ main­kan para ‘’Perampok ‘’ negeri ini jauh melampaui logika yang kita yakini. Tanggul yang kita pasang diberanda tetap kokoh, tetapi belakang rumah kita habis digerus. Sedikit saja meme lucu, komentar nyentrik tokoh ‘’ UPS itu USB’’, atau PSK Online yang mati mengenaskan menjadi alat ampuh membuat kita terlena. Di samping gaya cengengesan pemimpin yang kerap salah ucap yang kemudian menjadi headline berita. Skenario banjir ‘’perampokan’’ dimainkan begitu rapih di kemas elok didukung media. Ah sudahlah, "banjir besar" yang mem­ buat lalai itu bisa tokoh, bisa isu peris­ tiwa, bisa juga batu akik dan hal lain yang berserak. Dan tanggul nalar logika kita sekuat apapun tidak akan bisa mem­ bendungnya karena kita telah di­buat terlena.SepertikakekPardidanrumah­nya. Sudah cukup kakek Pardi yang tergerus rumahnya, kita boleh terusik dengan isu yang berkembang. Tetapi pikiran dan energi kita jangan ikut terkuras habis mengurusi isu tersebut. Kewaspadaan dan nalar kritis harus tetap terjaga. Kita harus tetap bereaksi, bersikap dan tapi jangan terlena. Banyak yang harus dibenahi. Selamat merawat energi peduli. Salam dari Cinangka.