SlideShare a Scribd company logo
DIGITAL NE WS PA PER

PEMILU 2014

HARAP-HARAP
CEMAS
hal

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

2

| SELASA, 3 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

World Trade Organization

PENJAJAHAN
EKONOMI
SURYA Online - Indonesia kembali menjadi tuan rumah pertemuan ekonomi
internasional. Setelah sukses dalam
penyelenggaraan Asia-Pacific Economy
Cooperation (APEC), Oktober 2013, kini
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World
Trade Organization (WTO) ke-9 digelar di
Nusa Dua, Bali, 3-6 Desember 2013.

Rencananya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membuka
pertemuan tersebut didampingi
Dirjen WTO Roberto Azevedo dari
Brasil.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan
menyatakan, konferensi ini akan
dihadiri 159 Menteri Perdagangan
dari seluruh negara anggota WTO.
“Sebagai tuan rumah, tugas Indonesia
akan menjembatani kepentingan
antara negara miskin, berkembang
dan negara maju,” ujarnya, Senin,
(2/11/2013).
Menurut Gita, ada tiga hal yang
akan menjadi topik bahasan utama di
Bali. Di antaranya, paket kebijakan
untuk negara kurang berkembang
(least development countries),
pemberian fasilitas perdagangan
(trade facilitation), dan kebijakan
soal perdagangan produk pertanian
(agricultural). “Itu yang direncanakan
sebagai Bali package, semoga bisa
disetujui,” kata dia.
Dalam paket kebijakan untuk
negara berkembang, menurut Gita,
ada enam poin usulan yang pada
join facebook.com/suryaonline

dasarnya telah mendapat lampu hijau
dari semua delegasi dalam pertemuan
persiapan General Council of WTO di
Jenewa, Swiss, beberapa waktu lalu.
Keenam poin tersebut menyangkut
mekanisme pengawasan, service
waiver atau pemberian fleksibilitas
akses pasar jasa di negara berkembang dan negara maju bagi penyedia
jasa di negara kurang berkembang
dan penerapan dokumen asal barang
(rules of origin) yang lebih sederhana.
Ada juga usul perpanjangan
fleksibilitas akses pasar (extension
of temporary waiver of trades),
pemberian preferensi bebas tarif dan
kuota kepada pada negara kurang
berkembang, serta akses pasar yang
lebih luas pada produk kapas dari
negara-negara kurang berkembang di
Afrika.
Bolehlah kita berbangga dipercaya
sebagai negara penyelenggara
kebijakan ekonomi dunia, namun
yang lebih penting, Indonesia harus
bebas dari penjajahan ekonomi
baru. Masuknya barang-barang
yang merusak pasar dan ekonomi

Indonesia, Pak Gita Wiryawan harus
perjuangkan, karena itulah bentuk
penjajahan ekonomi baru. beberapa
negara ASEAN saja berani untuk
menolak masuknya barang-barang
yang dianggap tidak mengungtungkan
pasar dan produksi dalam negeri,
tetapi Pemerintah Indonesia, maaf,
seperti tidak bisa berbuat apa-apa
dengan ancaman perdagangan bebas.
Jepang dan China, bahkan lebih
berani lagi tidak memperhatikan arti
perdagangan bebas. Apalagi Amerika.
Mereka menjegal masuknya barangbarang yang tidak menguntungkan
perdagangan dalam negerinya dengan
berbagai macam aturan yang masuk
akal. Tetapi Indonesia dalam dasa
warsa ini seolah-olah tak berdaya
dengan alasan kita nanti disanksi WTO
soal perdagangan bebas. Di arena
KTM inilah misi diplomasi Indonesia
untuk lepas dari penjajahan ekonomi
harus dilakukan dan sukses. Ini tidak
lain agar petani kita bisa hidup
layak, peternak kita bisa hidup layak,
nelayan kita bisa hidup layak dan
pabrikan kita juga bisa hidup.

Perjuangan diplomasi itu penting,
selain itu pembenahan ke dalam juga
penting. Artinya, jika diplomasi kita
berhasil untuk membebaskan kita
dalam tekanan perdagangan bebas,
maka harus diikuti produktifitas yang
tinggi untuk melegitimasinya. Misalnya dalam hal industri kain, indutri
mebel dan tidak kalah pentingnya
industri pertanian.
Buah-buahan kita melimpah dan
tumbuh-tumbuhan sayur mayur juga
melimpah, namun kita tertekan
dengan buah-buahan impor yang
sebenarnya tidak kalah rasa dan
kandungan vitaminnya. Begitu juga
produksi ikan laut, bayangkan dengan
kekayaan laut yang melimpah ruah
sehingga banyak dicuri nelayan-nelayan asing, hampir 90 persen restauran
yang ada di kota-kota besar, impor
ikan. Duuh Gusti.
Untuk itu Pemerintah dan rakyat Indonesia harus cancut tali wondo untuk
melepaskan diri dari kekang penjajahan
ekonomi ini menuju swasembada kehidupan yang hakiki. Selamat berjuang
Pak Gita. (wahjoe harjanto)
follow @portalsurya
2

SELASA, 3 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Pemilu 2014

HARAP-HARAP CEMAS
SURYA Online
- Pemilu
2014 jumlah
pemilih tetap
yang akan
memberikan
suara telah ditetapkan oleh
Komisi Pemilihan Umum
sebanyak
sekitar 186,6
juta orang.
Sedangkan
untuk Pemilu
Legislatif, 9
April 2014, 12
partai politik
tingkat nasional dan tiga
partai politik
tingkat lokal
di Aceh menjadi peserta
Pemilu 2014.

Ratusan peserta Pemilu perorangan juga telah ancang-ancang
supaya terpilih menjadi anggota
DPD masing-masing sebanyak
empat orang dari tiap provinsi.
Sementara untuk Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden, 9
Juli 2014, hanya bakal diikuti oleh
partai politik yang memenuhi ambang batas minimal (presidential
threshold) yang dapat mengajukan
Presiden dan Wakil Presiden.
Ketentuan ambang batas
minimal pencalonan presiden
tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden. Pasal 9 UU Nomor
42 Tahun 2008 tentang Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden
menyebutkan bahwa pasangan
calon diusulkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik
peserta Pemilu yang memenuhi
persyaratan perolehan kursi paling
sedikit 20 persen dari jumlah kursi
DPR atau memperoleh 25 persen
dari suara sah nasional dalam
Pemilu anggota DPR, sebelum
pelaksanaan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden.
UU itu menyebutkan bahwa
penyelenggaraan Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden dilaksanakan
dengan tujuan untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden yang
memperoleh dukungan kuat dari
rakyat sehingga mampu menjalankan fungsi kekuasaan pemerintahan negara dalam rangka tercapainya tujuan nasional sebagaimana
diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

join facebook.com/suryaonline

Di samping itu, pengaturan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden dalam Undang-Undang ini
juga dimaksudkan untuk menegaskan sistem presidensiil yang
kuat dan efektif, dimana Presiden
dan Wakil Presiden terpilih tidak
hanya memperoleh legitimasi yang
kuat dari rakyat, namun dalam
rangka mewujudkan efektivitas
pemerintahan juga diperlukan
basis dukungan dari DPR.

Integritas tinggi

Undang-Undang itu mengatur
mekanisme pelaksanaan pemilu
presiden dan wakil presiden untuk
menghasilkan Presiden dan Wakil
Presiden yang memiliki integritas
tinggi, menjunjung tinggi etika
dan moral, serta memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik.
Dalam konteks penyelenggaraan
sistem pemerintahan Presidensiil,
menteri yang akan dicalonkan
menjadi Presiden atau Wakil
Presiden harus mengundurkan diri
pada saat didaftarkan ke Komisi
Pemilihan Umum.
Selain para menteri, UU itu
juga mewajibkan kepada Ketua
Mahkamah Agung, Ketua Mahkamah Konstitusi, Pimpinan Badan
Pemeriksa Keuangan, Panglima
Tentara Nasional Indonesia, Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi mengundurkan
diri apabila dicalonkan menjadi
Presiden atau Wakil Presiden.
Pengunduran diri para pejabat
negara tersebut dimaksudkan
untuk kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan dan terwujudnya

etika politik ketatanegaraan.
Sementara untuk menjaga etika
penyelenggaraan pemerintahan,
Gubernur-Wakil Gubernur, BupatiWakil Bupati, atau Wali KotaWakil Wali Kota harus meminta
izin kepada Presiden pada saat
dicalonkan menjadi Presiden atau
Wakil Presiden.
Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia terpilih adalah
pemimpin bangsa, bukan hanya
pemimpin golongan atau kelompok
tertentu. Untuk itu, dalam rangka
membangun etika pemerintahan
terdapat semangat bahwa Presiden atau Wakil Presiden terpilih
tidak merangkap jabatan sebagai
Pimpinan Partai Politik yang
pelaksanaannya diserahkan kepada
masing-masing partai politik.
Proses pencalonan Presiden dan
Wakil Presiden dilakukan melalui
kesepakatan tertulis partai politik
atau gabungan partai politik dalam
pengusulan pasangan calon yang
memiliki nuansa terwujudnya koalisi
permanen guna mendukung terciptanya efektivitas pemerintahan.
Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2008 sudah diterapkan
untuk Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden pada 2009. Hasilnya, dari
44 partai politik peserta Pemilu
2009, hanya Partai Demokrat yang
meraih lebih dari 20 persen dari
560 jumlah kursi di DPR. Partai
Demokrat meraih 150 kursi atau
20,85 persen dari 560 kursi.
Sementara partai lainnya yang
meraih kursi di DPR adalah Partai
Golkar meraih 107 kursi atau 14,45
persen dari 560 kursi. PDI Perjuangan 95 kursi atau 14,03 persen,

PKS 57 kursi atau 7,88 persen, PAN
43 kursi atau 6,01 persen, PPP 37
kursi atau 5,32 persen, PKB 27
kursi atau 4,94 persen, Gerindra
26 kursi atau 4,46 persen, dan
Partai Hanura mendapat 18 kursi
atau 3,77 persen dari 560 kursi
yang ada di DPR RI. Sedangkan 35
partai politik lainnya gagal meraih
satu kursi pun di DPR.
Realitanya, UU No 42 Tahun
2008, ternyata tidak ditepati dan
dilaksanakan sepenuhnya dengan
baik dan konsekuen, itu dibuktikan
dengan terpilihnya Susilo Bambang
Yudhoyono, Presiden RI menjadi
Ketua Umum DPP Partai Demokrat,
walaupun melalui beberapa
proses politik yang rumit. Partai
Demokrat yang didirikan 9
September 2001 dan disahkan 27
Agustus 2003, pertama diketuai
Subur Budhisantoso (2001–2005),
mengantarkan SBY menjadi
Presiden, kemudian Hadi Utomo
(2005–23 Mei 2010), mengantarkan
SBY menjadi Presiden RI untuk
periode 2, Anas Urbaningrum (23
Mei 2010 - 23 Februari 2013),
Susilo Bambang Yudhoyono (30
Maret 2013- sekarang).
Dari realita ini akhirnya kita
berharap amanat UU No 42
Tahun 2008, untuk Pemilu 2014
harus dilaksanakan dengan lebih
konsekuen, artinya Presiden
dan Wakil Presiden tidak boleh
merangkap ketua umum partai
politik agar etika bernegara kita
dapat dijalankan dengan baik dan
benar. Kejadian masa lalu adalah
pelajaran yang berharga untuk
perbaikan Bangsa dan Negara
Indonesia. (joe/ant)
follow @portalsurya

More Related Content

Similar to Digital surya 03 desember 2013

Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
Publica Pos
 
Pidato politik ahy 11 maret 2018
Pidato politik ahy 11 maret 2018Pidato politik ahy 11 maret 2018
Pidato politik ahy 11 maret 2018
Fajar Pratama
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 9 september 2015-26 oktober 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 9 september 2015-26 oktober 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 9 september 2015-26 oktober 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 9 september 2015-26 oktober 2015
ekho109
 
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Reformata.com
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
natal kristiono
 
Buku ii-bab-vi rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-vi rpjmn tahun 2010-2014Buku ii-bab-vi rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-vi rpjmn tahun 2010-2014
PA Rianto
 
Draf Aliansi Parpol Keummatan Pemilu 2019
Draf Aliansi Parpol Keummatan Pemilu 2019Draf Aliansi Parpol Keummatan Pemilu 2019
Draf Aliansi Parpol Keummatan Pemilu 2019
Ahmad Toriq
 
Teror penembakan anggota polri dan kondisi keamanan nasional (harian pelita 2...
Teror penembakan anggota polri dan kondisi keamanan nasional (harian pelita 2...Teror penembakan anggota polri dan kondisi keamanan nasional (harian pelita 2...
Teror penembakan anggota polri dan kondisi keamanan nasional (harian pelita 2...
Taruna Ikrar
 
profil-partai-buruh.pdf
profil-partai-buruh.pdfprofil-partai-buruh.pdf
profil-partai-buruh.pdf
RiekyansahEriek
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RIPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
RepublikaDigital
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdfPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
shirizkiku
 
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganAsosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
rintoriyan19
 
Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045
Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045
Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045
Nicholas Manurung
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
musniumar
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
Yuca Siahaan
 
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...musniumar
 
TUgas Design Majalah Antik
TUgas Design Majalah AntikTUgas Design Majalah Antik
TUgas Design Majalah Antik
Sigit Sarwoko
 
Monograf: Solilukui Pemilu 2014
Monograf: Solilukui Pemilu 2014Monograf: Solilukui Pemilu 2014
Monograf: Solilukui Pemilu 2014
Aulia Andri
 
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
Format politik ekonomi indonesia   copy (2)Format politik ekonomi indonesia   copy (2)
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
Muqowwil hujjaj
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi,  Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres  2014Musni Umar: Budaya Demokrasi,  Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres  2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres 2014
musniumar
 

Similar to Digital surya 03 desember 2013 (20)

Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4Tabloid Publica Pos Edisi 4
Tabloid Publica Pos Edisi 4
 
Pidato politik ahy 11 maret 2018
Pidato politik ahy 11 maret 2018Pidato politik ahy 11 maret 2018
Pidato politik ahy 11 maret 2018
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 9 september 2015-26 oktober 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 9 september 2015-26 oktober 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 9 september 2015-26 oktober 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 9 september 2015-26 oktober 2015
 
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
Tabloid reformata edisi 171 januari 2014
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Buku ii-bab-vi rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-vi rpjmn tahun 2010-2014Buku ii-bab-vi rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-vi rpjmn tahun 2010-2014
 
Draf Aliansi Parpol Keummatan Pemilu 2019
Draf Aliansi Parpol Keummatan Pemilu 2019Draf Aliansi Parpol Keummatan Pemilu 2019
Draf Aliansi Parpol Keummatan Pemilu 2019
 
Teror penembakan anggota polri dan kondisi keamanan nasional (harian pelita 2...
Teror penembakan anggota polri dan kondisi keamanan nasional (harian pelita 2...Teror penembakan anggota polri dan kondisi keamanan nasional (harian pelita 2...
Teror penembakan anggota polri dan kondisi keamanan nasional (harian pelita 2...
 
profil-partai-buruh.pdf
profil-partai-buruh.pdfprofil-partai-buruh.pdf
profil-partai-buruh.pdf
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RIPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI
 
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdfPernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
Pernyataan Sikap Bersama Fraksi Partai Parlemen DPR RI.pdf
 
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganAsosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
 
Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045
Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045
Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
 
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
Musni Umar: Pentingnya Peran Masyarakat Dalam Menciptakan Pemilu Aman dan Dam...
 
TUgas Design Majalah Antik
TUgas Design Majalah AntikTUgas Design Majalah Antik
TUgas Design Majalah Antik
 
Monograf: Solilukui Pemilu 2014
Monograf: Solilukui Pemilu 2014Monograf: Solilukui Pemilu 2014
Monograf: Solilukui Pemilu 2014
 
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
Format politik ekonomi indonesia   copy (2)Format politik ekonomi indonesia   copy (2)
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi,  Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres  2014Musni Umar: Budaya Demokrasi,  Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres  2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Kecurangan Pileg dan Harapan Pilpres 2014
 

More from Portal Surya

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Portal Surya
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
Portal Surya
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 

More from Portal Surya (20)

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 

Digital surya 03 desember 2013

  • 1. DIGITAL NE WS PA PER PEMILU 2014 HARAP-HARAP CEMAS hal Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id 2 | SELASA, 3 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi World Trade Organization PENJAJAHAN EKONOMI SURYA Online - Indonesia kembali menjadi tuan rumah pertemuan ekonomi internasional. Setelah sukses dalam penyelenggaraan Asia-Pacific Economy Cooperation (APEC), Oktober 2013, kini Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) ke-9 digelar di Nusa Dua, Bali, 3-6 Desember 2013. Rencananya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membuka pertemuan tersebut didampingi Dirjen WTO Roberto Azevedo dari Brasil. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan, konferensi ini akan dihadiri 159 Menteri Perdagangan dari seluruh negara anggota WTO. “Sebagai tuan rumah, tugas Indonesia akan menjembatani kepentingan antara negara miskin, berkembang dan negara maju,” ujarnya, Senin, (2/11/2013). Menurut Gita, ada tiga hal yang akan menjadi topik bahasan utama di Bali. Di antaranya, paket kebijakan untuk negara kurang berkembang (least development countries), pemberian fasilitas perdagangan (trade facilitation), dan kebijakan soal perdagangan produk pertanian (agricultural). “Itu yang direncanakan sebagai Bali package, semoga bisa disetujui,” kata dia. Dalam paket kebijakan untuk negara berkembang, menurut Gita, ada enam poin usulan yang pada join facebook.com/suryaonline dasarnya telah mendapat lampu hijau dari semua delegasi dalam pertemuan persiapan General Council of WTO di Jenewa, Swiss, beberapa waktu lalu. Keenam poin tersebut menyangkut mekanisme pengawasan, service waiver atau pemberian fleksibilitas akses pasar jasa di negara berkembang dan negara maju bagi penyedia jasa di negara kurang berkembang dan penerapan dokumen asal barang (rules of origin) yang lebih sederhana. Ada juga usul perpanjangan fleksibilitas akses pasar (extension of temporary waiver of trades), pemberian preferensi bebas tarif dan kuota kepada pada negara kurang berkembang, serta akses pasar yang lebih luas pada produk kapas dari negara-negara kurang berkembang di Afrika. Bolehlah kita berbangga dipercaya sebagai negara penyelenggara kebijakan ekonomi dunia, namun yang lebih penting, Indonesia harus bebas dari penjajahan ekonomi baru. Masuknya barang-barang yang merusak pasar dan ekonomi Indonesia, Pak Gita Wiryawan harus perjuangkan, karena itulah bentuk penjajahan ekonomi baru. beberapa negara ASEAN saja berani untuk menolak masuknya barang-barang yang dianggap tidak mengungtungkan pasar dan produksi dalam negeri, tetapi Pemerintah Indonesia, maaf, seperti tidak bisa berbuat apa-apa dengan ancaman perdagangan bebas. Jepang dan China, bahkan lebih berani lagi tidak memperhatikan arti perdagangan bebas. Apalagi Amerika. Mereka menjegal masuknya barangbarang yang tidak menguntungkan perdagangan dalam negerinya dengan berbagai macam aturan yang masuk akal. Tetapi Indonesia dalam dasa warsa ini seolah-olah tak berdaya dengan alasan kita nanti disanksi WTO soal perdagangan bebas. Di arena KTM inilah misi diplomasi Indonesia untuk lepas dari penjajahan ekonomi harus dilakukan dan sukses. Ini tidak lain agar petani kita bisa hidup layak, peternak kita bisa hidup layak, nelayan kita bisa hidup layak dan pabrikan kita juga bisa hidup. Perjuangan diplomasi itu penting, selain itu pembenahan ke dalam juga penting. Artinya, jika diplomasi kita berhasil untuk membebaskan kita dalam tekanan perdagangan bebas, maka harus diikuti produktifitas yang tinggi untuk melegitimasinya. Misalnya dalam hal industri kain, indutri mebel dan tidak kalah pentingnya industri pertanian. Buah-buahan kita melimpah dan tumbuh-tumbuhan sayur mayur juga melimpah, namun kita tertekan dengan buah-buahan impor yang sebenarnya tidak kalah rasa dan kandungan vitaminnya. Begitu juga produksi ikan laut, bayangkan dengan kekayaan laut yang melimpah ruah sehingga banyak dicuri nelayan-nelayan asing, hampir 90 persen restauran yang ada di kota-kota besar, impor ikan. Duuh Gusti. Untuk itu Pemerintah dan rakyat Indonesia harus cancut tali wondo untuk melepaskan diri dari kekang penjajahan ekonomi ini menuju swasembada kehidupan yang hakiki. Selamat berjuang Pak Gita. (wahjoe harjanto) follow @portalsurya
  • 2. 2 SELASA, 3 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Pemilu 2014 HARAP-HARAP CEMAS SURYA Online - Pemilu 2014 jumlah pemilih tetap yang akan memberikan suara telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum sebanyak sekitar 186,6 juta orang. Sedangkan untuk Pemilu Legislatif, 9 April 2014, 12 partai politik tingkat nasional dan tiga partai politik tingkat lokal di Aceh menjadi peserta Pemilu 2014. Ratusan peserta Pemilu perorangan juga telah ancang-ancang supaya terpilih menjadi anggota DPD masing-masing sebanyak empat orang dari tiap provinsi. Sementara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, 9 Juli 2014, hanya bakal diikuti oleh partai politik yang memenuhi ambang batas minimal (presidential threshold) yang dapat mengajukan Presiden dan Wakil Presiden. Ketentuan ambang batas minimal pencalonan presiden tertuang dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 9 UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden menyebutkan bahwa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. UU itu menyebutkan bahwa penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan dengan tujuan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang memperoleh dukungan kuat dari rakyat sehingga mampu menjalankan fungsi kekuasaan pemerintahan negara dalam rangka tercapainya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. join facebook.com/suryaonline Di samping itu, pengaturan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dalam Undang-Undang ini juga dimaksudkan untuk menegaskan sistem presidensiil yang kuat dan efektif, dimana Presiden dan Wakil Presiden terpilih tidak hanya memperoleh legitimasi yang kuat dari rakyat, namun dalam rangka mewujudkan efektivitas pemerintahan juga diperlukan basis dukungan dari DPR. Integritas tinggi Undang-Undang itu mengatur mekanisme pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden untuk menghasilkan Presiden dan Wakil Presiden yang memiliki integritas tinggi, menjunjung tinggi etika dan moral, serta memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik. Dalam konteks penyelenggaraan sistem pemerintahan Presidensiil, menteri yang akan dicalonkan menjadi Presiden atau Wakil Presiden harus mengundurkan diri pada saat didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum. Selain para menteri, UU itu juga mewajibkan kepada Ketua Mahkamah Agung, Ketua Mahkamah Konstitusi, Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi mengundurkan diri apabila dicalonkan menjadi Presiden atau Wakil Presiden. Pengunduran diri para pejabat negara tersebut dimaksudkan untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan terwujudnya etika politik ketatanegaraan. Sementara untuk menjaga etika penyelenggaraan pemerintahan, Gubernur-Wakil Gubernur, BupatiWakil Bupati, atau Wali KotaWakil Wali Kota harus meminta izin kepada Presiden pada saat dicalonkan menjadi Presiden atau Wakil Presiden. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih adalah pemimpin bangsa, bukan hanya pemimpin golongan atau kelompok tertentu. Untuk itu, dalam rangka membangun etika pemerintahan terdapat semangat bahwa Presiden atau Wakil Presiden terpilih tidak merangkap jabatan sebagai Pimpinan Partai Politik yang pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing partai politik. Proses pencalonan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan melalui kesepakatan tertulis partai politik atau gabungan partai politik dalam pengusulan pasangan calon yang memiliki nuansa terwujudnya koalisi permanen guna mendukung terciptanya efektivitas pemerintahan. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 sudah diterapkan untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada 2009. Hasilnya, dari 44 partai politik peserta Pemilu 2009, hanya Partai Demokrat yang meraih lebih dari 20 persen dari 560 jumlah kursi di DPR. Partai Demokrat meraih 150 kursi atau 20,85 persen dari 560 kursi. Sementara partai lainnya yang meraih kursi di DPR adalah Partai Golkar meraih 107 kursi atau 14,45 persen dari 560 kursi. PDI Perjuangan 95 kursi atau 14,03 persen, PKS 57 kursi atau 7,88 persen, PAN 43 kursi atau 6,01 persen, PPP 37 kursi atau 5,32 persen, PKB 27 kursi atau 4,94 persen, Gerindra 26 kursi atau 4,46 persen, dan Partai Hanura mendapat 18 kursi atau 3,77 persen dari 560 kursi yang ada di DPR RI. Sedangkan 35 partai politik lainnya gagal meraih satu kursi pun di DPR. Realitanya, UU No 42 Tahun 2008, ternyata tidak ditepati dan dilaksanakan sepenuhnya dengan baik dan konsekuen, itu dibuktikan dengan terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat, walaupun melalui beberapa proses politik yang rumit. Partai Demokrat yang didirikan 9 September 2001 dan disahkan 27 Agustus 2003, pertama diketuai Subur Budhisantoso (2001–2005), mengantarkan SBY menjadi Presiden, kemudian Hadi Utomo (2005–23 Mei 2010), mengantarkan SBY menjadi Presiden RI untuk periode 2, Anas Urbaningrum (23 Mei 2010 - 23 Februari 2013), Susilo Bambang Yudhoyono (30 Maret 2013- sekarang). Dari realita ini akhirnya kita berharap amanat UU No 42 Tahun 2008, untuk Pemilu 2014 harus dilaksanakan dengan lebih konsekuen, artinya Presiden dan Wakil Presiden tidak boleh merangkap ketua umum partai politik agar etika bernegara kita dapat dijalankan dengan baik dan benar. Kejadian masa lalu adalah pelajaran yang berharga untuk perbaikan Bangsa dan Negara Indonesia. (joe/ant) follow @portalsurya