Sumber utama ajaran Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah. Tiga sumber lainnya yaitu ijtihad, qiyas, dan ijma' berperan sebagai pedoman hukum Islam bila tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah."
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan struktur hadits, serta cabang-cabang ilmu hadits seperti riwayat, dirayah, dan musthalah hadits. Juga dibahas pembagian hadits berdasarkan kualitas sanad dan kuantitas rawi, serta syarat-syarat hadits shahih.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan struktur hadits, serta cabang-cabang ilmu hadits seperti riwayat, dirayah, dan musthalah hadits. Juga dibahas pembagian hadits berdasarkan kualitas sanad dan kuantitas rawi, serta syarat-syarat hadits shahih.
Tasawuf sunni mendasarkan ajarannya pada al-Quran dan al-Hadis, sementara tasawuf falsafi memadukan pendekatan mistik dan rasional serta menggunakan terminologi filsafat. Keduanya memiliki titik temu seperti mengacu pada al-Quran dan al-Sunah serta hubungan antara Tuhan dan manusia, namun berbeda dalam pendekatan - tasawuf sunni lebih praktis sedangkan falsafi lebih teoritis.
Berikut tanggapan saya terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut:
1. Maqamat dalam tasawuf merupakan tingkatan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuan utamanya bukan menjadi seperti nabi, melainkan menjadi hamba Allah SWT yang taat dan berakhlak mulia.
2. Keseimbangan antara kewajiban dunia dan akhirat dapat dicapai dengan menjalankan ajaran-ajaran Islam secara utuh, tanpa mengabaikan salah
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Teks tersebut membahas tentang ulumul qur'an, yang merupakan ilmu yang membahas berbagai aspek terkait Al-Qur'an. Ia menjelaskan pengertian, ruang lingkup, sejarah perkembangan, dan beberapa karya kunci di bidang ulumul qur'an era modern.
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
Makalah ini membahas tentang tafsir, ta'wil dan tarjamah Al-Quran. Tafsir didefinisikan sebagai penjelasan makna Al-Quran, ta'wil adalah memindahkan makna lahir ke makna batin, sedangkan tarjamah adalah menerjemahkan Al-Quran ke bahasa lain.
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
Penulisan hadis pada masa Nabi dilakukan secara tidak resmi oleh beberapa sahabat untuk menguatkan hafalan, meski tidak diperintahkan secara resmi. Nabi menyampaikan hadis di berbagai tempat seperti masjid, pasar, dan rumah untuk didengar langsung oleh sahabat. Nabi juga mendorong penyebaran ilmu dengan memberikan motivasi berupa pahala bagi pengajar dan penuntut ilmu.
Dokumen tersebut membahas tentang Maqasid Ilmu Kalam, yaitu tujuan utama ilmu kalam yang menurut beberapa ahli adalah menguatkan aspek ma'rifatullah. Dokumen ini juga membahas mengenai fawaid (manfaat) ilmu kalam seperti menguatkan argumentasi teologi secara rasional dan melawan argumentasi agama lain. Selain itu, dibahas pula pandangan Ismail Al-Faruqi tentang perlunya merevitalisasi ilmu kalam unt
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan macam-macam dilalah. Dilalah didefinisikan sebagai proses memahami sesuatu dari sesuatu yang lain. Dilalah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu dilalah ghairu lafziyyah dan dilalah lafziyyah. Dilalah ghairu lafziyyah terbagi menjadi wadh'iyyah, 'aqliyyah, dan thab'iyyah, sedangkan dilalah lafziyyah
Tasawuf sunni mendasarkan ajarannya pada al-Quran dan al-Hadis, sementara tasawuf falsafi memadukan pendekatan mistik dan rasional serta menggunakan terminologi filsafat. Keduanya memiliki titik temu seperti mengacu pada al-Quran dan al-Sunah serta hubungan antara Tuhan dan manusia, namun berbeda dalam pendekatan - tasawuf sunni lebih praktis sedangkan falsafi lebih teoritis.
Berikut tanggapan saya terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut:
1. Maqamat dalam tasawuf merupakan tingkatan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuan utamanya bukan menjadi seperti nabi, melainkan menjadi hamba Allah SWT yang taat dan berakhlak mulia.
2. Keseimbangan antara kewajiban dunia dan akhirat dapat dicapai dengan menjalankan ajaran-ajaran Islam secara utuh, tanpa mengabaikan salah
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Teks tersebut membahas tentang ulumul qur'an, yang merupakan ilmu yang membahas berbagai aspek terkait Al-Qur'an. Ia menjelaskan pengertian, ruang lingkup, sejarah perkembangan, dan beberapa karya kunci di bidang ulumul qur'an era modern.
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
Makalah ini membahas tentang tafsir, ta'wil dan tarjamah Al-Quran. Tafsir didefinisikan sebagai penjelasan makna Al-Quran, ta'wil adalah memindahkan makna lahir ke makna batin, sedangkan tarjamah adalah menerjemahkan Al-Quran ke bahasa lain.
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
Penulisan hadis pada masa Nabi dilakukan secara tidak resmi oleh beberapa sahabat untuk menguatkan hafalan, meski tidak diperintahkan secara resmi. Nabi menyampaikan hadis di berbagai tempat seperti masjid, pasar, dan rumah untuk didengar langsung oleh sahabat. Nabi juga mendorong penyebaran ilmu dengan memberikan motivasi berupa pahala bagi pengajar dan penuntut ilmu.
Dokumen tersebut membahas tentang Maqasid Ilmu Kalam, yaitu tujuan utama ilmu kalam yang menurut beberapa ahli adalah menguatkan aspek ma'rifatullah. Dokumen ini juga membahas mengenai fawaid (manfaat) ilmu kalam seperti menguatkan argumentasi teologi secara rasional dan melawan argumentasi agama lain. Selain itu, dibahas pula pandangan Ismail Al-Faruqi tentang perlunya merevitalisasi ilmu kalam unt
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan macam-macam dilalah. Dilalah didefinisikan sebagai proses memahami sesuatu dari sesuatu yang lain. Dilalah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu dilalah ghairu lafziyyah dan dilalah lafziyyah. Dilalah ghairu lafziyyah terbagi menjadi wadh'iyyah, 'aqliyyah, dan thab'iyyah, sedangkan dilalah lafziyyah
Tiga sumber utama ajaran Islam adalah Al Quran, Sunnah Rasulullah, dan Ijtihad. Ijtihad dilakukan untuk menetapkan hukum-hukum yang belum diatur secara eksplisit dalam Al Quran dan Sunnah dengan menggunakan akal sekuat mungkin. Proses ijtihad dilakukan oleh ulama yang memenuhi syarat keahlian tertentu.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Al-Quran sebagai sumber ajaran Islam, meliputi definisi dalil dan Al-Quran, sejarah turunnya Al-Quran, fungsi Al-Quran, kodifikasi Al-Quran, ilmu Al-Quran, jenis-jenis tafsir Al-Quran, dan pembagian ayat Al-Quran menjadi ayat Mekkah dan Madinah.
Teks tersebut membahas tentang Al Quran dan Hadis sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Al Quran dan Hadis merupakan sumber hukum utama dalam Islam yang perlu dipelajari dan dipahami untuk menentukan hukum-hukum agama. Ijtihad diperlukan untuk memahami Al Quran dan Hadis dalam menghadapi persoalan-persoalan baru yang tidak terdapat jawabannya secara tegas.
Dokumen tersebut membahas empat jenis sunnah Nabi Muhammad SAW, yaitu:
1. Sunnah qauliyah atau ucapan Nabi, yang mencakup pengertian dan pembagian.
2. Sunnah fi'liyah atau perbuatan Nabi, yang mencakup pengertian dan contoh-contohnya.
3. Sunnah taqririyah atau ketetapan Nabi, yang juga mencakup pengertian dan contoh-contohnya.
4. Sunnah
Sumber utama hukum Islam adalah Al-Quran dan hadis. Al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman umat manusia. Hadis berisi ucapan, perbuatan, dan penjelasan sifat Nabi. Ijtihad melibatkan interpretasi ulama untuk menetapkan hukum di mana Al-Quran dan hadis tidak eksplisit.
Hadits atau Sunnah merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran. Hadits berisi perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh para sahabat dan generasi berikutnya. Hadits dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sanad, matan, dan rawi. Terdapat berbagai jenis hadits berdasarkan jumlah perawinya dan kualitas perawinya.
Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek intelektual dan akhlak yang perlu dimiliki oleh seorang Jundullah (pejuang Islam). Termasuk ilmu tentang keimanan, Al Quran, hadis, bahasa Arab, sejarah Islam, dan tantangan zaman modern. Tujuannya agar Jundullah memiliki dasar pengetahuan yang kokoh dalam memperjuangkan dan menyebarkan ajaran Islam.
Sumber hukum Islam terdiri atas 4 sumber utama yaitu Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma', dan Qiyas. Keempat sumber ini menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menetapkan hukum."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang intelektualitas dan akhlak yang dibutuhkan oleh seorang Jundullah (pejuang Islam) yang meliputi ilmu-ilmu agama, sejarah Islam, bahasa Arab, dan tantangan zaman beserta solusinya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi perundangan menurut agama dan hukum, sumber perundangan pada zaman Rasulullah SAW dan sahabat, serta perkembangan perundangan pada zaman pembukuhan dan imam mujtahid.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Al-Quran dan hadis merupakan sumber hukum utama dalam Islam yang mengatur berbagai aspek kehidupan seperti akidah, ibadah, dan akhlak.
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber hukum agama Islam yaitu Al-Quran, Al-Hadits, dan Ijtihad. Al-Quran adalah kitab suci yang berisi firman Allah, Al-Hadits berisi perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW, sedangkan Ijtihad adalah usaha untuk memahami hukum Islam berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Dokumen ini juga menjelaskan perbedaan ketiga sumber hukum tersebut.
Metode-metode Qur'ani untuk mendakwahkan Islam meliputi:
1. Menggunakan akhlaq dan metode Al-Quran dalam komunikasi untuk merubah watak manusia
2. Membuktikan kejujuran dan keandalan pendakwah untuk menghilangkan keraguan
3. Membuktikan ketidakrasionalan keyakinan non-Muslim secara ilmiah dan meyakinkan
Teks tersebut membahas perbedaan antara aqidah dan manhaj dalam dakwah Islam. Ia menjelaskan bahwa meskipun terdapat kesepakatan dalam aqidah, terdapat perbedaan dalam penerapan manhaj antara kelompok-kelompok dakwah. Teks tersebut juga membahaskan perbedaan antara istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Salafiyah, serta menekankan pentingnya mengikuti manhaj ulama salaf dalam berd
Sebahagian dari Usul 20 Imam Al Banna yang menjadi petunjuk bagi daie dlam mengharungi medan dakwah. Islam mudah di fahami dan mengelakkan perpecahan yang menjadi lumrah ummah zaman ini.
Sebahagian dari Usul 20 Imam Al Banna yang menjadi petunjuk bagi daie dlam mengharungi medan dakwah. Islam mudah di fahami dan mengelakkan perpecahan yang menjadi lumrah ummah zaman ini.
[Ringkasan]
1) Al-Quran menggalakkan budaya berfikir dan mengkaji dengan mengajak umat Islam untuk merenungi ciptaan Allah s.w.t dan mencari penjelasan saintifik di sebalih kejadian alam.
2) Para ilmuan Islam masa lampau seperti Ibnu Khaldun dan Ibnu Sina menjadikan budaya berfikir sebagai asas dalam pencarian ilmu mereka, yang membawa kepada penemuan-penemuan hebat.
3) Gagasan Al-Quran len
Aqidah Islamiyah adalah keyakinan utama dalam Islam yang meliputi tauhid (keesaan Allah), malaikat, kitab-kitab suci, nabi-nabi, hari kiamat, dan takdir Allah. Aqidah ini penting karena menjadi landasan bagi seluruh tindakan dan kehidupan umat. Penyimpangan dari aqidah ini dapat berakibat fatal bagi kehidupan seseorang di dunia dan akhirat.
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester GenapLianita Dian
Makalah ini membahas empat topik utama yaitu sumber hukum Islam, pengelolaan wakaf, dakwah Rasulullah di Mekkah, dan dakwah Rasulullah di Madinah. Sumber hukum Islam meliputi Al-Quran, hadis, ijtihad, ijma, dan qiyas. Pengelolaan wakaf membahas perkembangan wakaf di dunia Islam dan potensi wakaf uang di Indonesia. Dakwah Rasulullah di Mekkah membahas tantangan awal dakwah, sed
Dokumen tersebut membahas tentang infark miokard, yaitu nekrosis otot jantung yang disebabkan berkurangnya pasokan darah akibat penyumbatan arteri koroner. Dokumen tersebut menjelaskan etiologi, patofisiologi, komplikasi, manifestasi klinis, diagnosa, dan intervensi perawatan untuk pasien infark miokard.
Insufisiensi katup trikuspidalis adalah gangguan fungsi katup trikuspid yang menyebabkan regurgitasi darah kembali ke atrium kanan. Etiologinya termasuk penyakit jantung reumatik, endokarditis, dan hipertensi pulmonal. Gejalanya meliputi nyeri dada, dispnea, dan bengkak tungkak. Diagnosanya didukung oleh pemeriksaan EKG, ekokardiogram, dan kateterisasi jantung. Penatalaksanaannya mel
1. Sumber Ajaran Islam
Oleh :
Kelompok 2
Dian Mutiara Chairunnisa
Redha Geriawan Rezta Noraya
Lutfia Azizah
Venni Noviliyandari S
Bismi Agung Firman D
2. Sumber Hukum Islam
Segala sesuatu yang menjadi
pedoman atau dasar acuan
ajaran Islam
1. AL-QUR’AN
2. AS-SUNNAH
3. IJTIHAD
4. QIYAS
5. IJMA’
3. :” ” :
:” ” :
:”
” : :
:”
”
“Dari Muadz ibn Jabal ra bahwa Nabi Saw ketika mengutusnya ke Yaman, Nabi bertanya:
“Bagaimana kamu jika dihadapkan permasalahan hukum? Ia berkata: “Saya berhukum
dengan kitab Allah”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam kitab Allah” ?, ia berkata:
“Saya berhukum dengan sunnah Rasulullah Saw”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam
sunnah Rasul Saw” ? ia berkata: “Saya akan berijtihad dan tidak berlebih (dalam ijtihad)”.
Maka Rasul Saw memukul ke dada Muadz dan berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah
4. Al-Qur’an sebagai Sumber
Hukum Islam
Al-Qur’an adalah firman Allah s.w.t. yang di turunkan kepada
Nabi Muhammad S.A.W. secara berangsur-angsur melalui
malaikat Jibril, turun pada sekitar tanggal 17 Ramadhan tahun ke-
41 dari kelahiran nabi Muhammad s.a.w.
Al-qur’an di jaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan
firmannya:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al quran, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya. (QS. 15:9)
5. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup utama
umat Islam.
Firman Allah SWT:
.
.
“Hai orang-orang beriman, taatlah kepada Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, dan janganlah
kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).”
(QS. Al-Anfal, 8 : 20-21)
6. Kandungan Al-Qur’an
• Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan
kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir,
qodli-qodor, dan sebagainya.
• Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia
dalam hidup agar tidak salah jalan dan tetap dalam
koridor yang benar bagaimana menjalin hubungan kepada
Allah (hablun minallah, ibadah) dan (hablun minannas,
mu’amalah)
• Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik
(basyir) dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa
(nadzir)
• Kisah-kisah sejarah
• Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan
7. Fungsi dari Al-Qur’an
• Petunjuk Al-Qur’an merupakan suatu
aturan yang harus diikuti.
• Penjelas di dalam al-Qur’an sudah dijelaskan
tentang segala sesuatu yang ditanyakan oleh
manusia
• Pembeda Al-Qur’an sebagai pembeda yang
haq dan yang bathil
• Obat resep yang diberikan oleh Allah dan
sudah pasti resep tersebut tidak mungkin salah
karena Allah maha besar
8. As-Sunnah sebagai Sumber Ajaran
Islam
• Sunnah dalam bahasa berarti tradisi,
kebiasaan adat-istiadat.
• Dalam terminologi Islam, sunnah berarti
perbuatan, perkataan dan keizinan Nabi
Muhammad SAW (af’al, aqwal, dan taqrir).
• As-sunnah adalah hukum kedua yang wajib
dijadikan pedoman bagi umat Islam
• As-sunnah hadist
9. Dasar Alasan Sunnah Sebagai
Sumber Hukum
• Al- Nisaa:
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia berkuasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. 4:115)
• Al-Maidah:
Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul- (Nya) dan berhati-
hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul
Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS. 5:92)
10. Macam-macam As-Sunnah
• ditinjau dari bentuknya
– Fi’li (perbuatan Nabi)
– Qauli (perkataan Nabi)
– Taqriri (persetujuan atau izin Nabi)
• ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya
– Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak
– Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai
(jumlahnya) kepada derajat mutawir
– Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.
• ditinjau dari kualitasnya
– Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah
– Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi
hafalan pembawaannya yang kurang baik.
– Dhaif, yaitu hadits yang lemah
– Maudhu’, yaitu hadits yang palsu.
• ditinjau dari segi diterima atau tidaknya
– Maqbul, yang diterima.
– Mardud, yang ditolak.
11. Hubungan Al-hadits/As-sunnah Dengan
Al-Qur’an
• As-Sunnah berfungsi sebagai penafsir, dan penjelas daripada ayat-ayat
tertentu.
• Fungsi As-Sunnah dalam hubungan dengan Al-Qur’an, sebagai berikut :
Bayan Tafsir: yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal
dan musytarak. Seperti hadits : “Shallu kamaa ro-aitumuni ushalli”
(Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah merupakan
tafsiran daripada ayat Al-Qur’an yang umum, yaitu : “Aqimush-shalah”
(Kerjakan shalat).
Bayan Taudhih: yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat Al-
Qur’an, seperti pernyataan Nabi : “Allah tidak mewajibkan zakat
melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah
dizakati”, adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat Al-Qur’an dalam surat
at-Taubah: 34, yang artinya sebagai berikut : “Dan orang-orang yang
menyimpan mas dan perak kemudian tidak membelanjakannya dijalan
Allah maka gembirakanlah mereka dengan azab yang pedih”.
13. Macam-macam Ijtihad
Secara garis besar ijtihad dibagi kedalam dua
bagian, yaitu ijtihad Fardhi dan Jami’i.
a) Ijtihad fardhi adalah : ”Setiap ijtihad yang
dilakukan oleh perseorangan atau beberapa
orang, namun tidak ada keterangan bahwa semua
mujtahid lain menyetujuinya dalam suatu
perkara” (Tasyri’ Islami: 115)
b) Ijtihad Jami’i adalah : ”Semua ijtihad dalam
suatu perkara yang disepakati oleh semua
mujtahidin.” (Ushulu Tasyri’ :116)
14. Lapangan Ijtihad
• Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah.
• Hasil ketetapan ijtihad sifatnya kondisional dan situasional, mungkin
berlaku bagi seseorang tetapi tidak berlaku bagi oranng lain.
• Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan
al-Sunnah.
• Ketetapan ijtihad tidak melahirkan keputusan yang absolute, tetapi
sifatnya relative.
• Dalam proses berijtihad harus mempertimbangkan berbagai aspek,
diantaranya aspek lingkungan, aspek manfaat dan madharat atau
akibat, aspek motivasi dan nilai-nilai yang menjadi ciri khas ajaran
Islam.
• Ijtihad mencakup bidang mu’amalah (ihwal ekonomi), jinayat
(kriminalitas), siasat (politik), ahwal syakhshiyyah (ihwal
kekeluargaan), dan da’wah (misson), kedokteran, sains dan
teknologi dan sebagainya.
15. Syarat-syarat ijtihad:
Memiliki ilmu pengetahuan yg luas tentang ayat-ayat al-Qur’an yang
berhubungan dengan masalah hokum
Memiliki pengetahuan yang luas tentang hadist-hadist yang berhubungan
dengan masalah hukum.
Menguasai seluruh masalah yang hukumnya telah ditunjukkan oleh ijma’.
Mengetahui secara mendalam tentang masalah qiyas dan dapat
mempergunakannya untuk menggali hukum.
Menguasai bahasa arab secara mendalam.
Mengetahui secara mendalam tentang nasikh-mansukh.
Mengetahui tentang latar belakang turunnya ayat-ayat al-Qur’an dan hadist.
Ijtihad memiliki peranan penting dalam pembinaan hukum Islam;
diantaranya :
Agar hukum Islam dapat ditetapkan secara fleksibel sehingga tidak kaku.
Agar dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman
Dapat memudahkan penerapan ajaran Islam menurut situasi dan kondisi
yang ada.
Dapat mengembangkan intelektualitas umat Islam sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
16. Qiyas Sebagai Sumber Hukum Islam
• Qiyas menurut ulama ushul adalah menerangkan
sesuatu yang tidak ada nashnya dalam Al Qur’an dan
hadits dengan cara membandingkan dengan sesuatu
yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash.
• Pandangan ulama mengenai qiyas ini terbagi menjadi
tiga kelompok:
1. Kelompok jumhur, mereka menggunakan qiyas
sebagai dasar hukum pada hal-hal yang tidak jelas
nashnya baik dalam Al Qur’an, hadits, pendapat
sahabat maupun ijma ulama.
2. Mazhab Zhahiriyah dan Syiah Imamiyah, mereka
sama sekali tidak menggunakan qiyas.
3. Kelompok yang lebih memperluas pemakaian qiyas,
yang berusaha berbagai hal karena persamaan illat .
17. AYAT AL QUR’AN YANG DIJADIKAN DALIL
DASAR HUKUM QIYAS ADALAH FIRMAN ALLAH
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-
kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa
mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng- benteng mereka dapat
mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka
(hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan
ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan
mereka sendiri dan tangan orang- orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk
menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” (Qs.59:2)
18. Rukun Qiyas
1. Asal (pokok), yaitu apa yang terdapat dalam
hukum nashnya. Disebut dengan al-maqis alaihi.
2. Fara’ (cabang), yaitu sesuatu yang belum
terdapat nash hukumnya, disebut pula al-maqîs .
3. Hukmu al-asal , yaitu hukum syar’i yang terdapat
dalam nash dalam hukum asalnya. Yang
kemudian menjadi ketetapan hukum untuk fara’.
4. Illat, adalah sifat yang didasarkan atas hukum
asal atau dasar qiyas yang dibangun atasnya.
19. Ijma’ sebagai sumber hukum Islam
Definisi Ijma’
Secara Etimologi (Bahasa) Ijma’ berasal dari kata
“ajma’a”,“yujmi’u”,“ijma'an” dengan isim maf’ul mujma yang
memiliki dua makna :
Ijma' secara etimologi bisa bermakna tekad yang kuat
“…Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah)
sekutu-sekutumu (untuk membinsakanku)…” (QS. Yunus : 71)
Ijma’ secara etimologi juga memiliki makna sepakat.
“Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat
memasukkannya ke dasar sumur” (QS. Yusuf : 15)
20. Hakikat Ijma’
• Ijma’ merupakan dasar agama yang sah dan
menjadi sumber hukum ketiga agama Islam
setelah Al-Qur’an dan Sunnah. Tidak terdapat
ketetapan Ijma’ yang menentang kebenaran,
kecuali tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan
Sunnah. Maka suatu keutamaan bagi para
ulama ahli ijtihad untuk berijma’ berdasarkan
Al-Qur’an dan Sunnah.
21. Ijma’ bisa dikatakan sebagai salah satu landsan
hukum islam selain Al-Qur’an dan Sunnah.
Namun isi dari Ijma’ itu tersendiri harus
didasari pada dalil-dalil syar’i, karena
hakekatnya sebaik-baiknya pedoman kita di
akhir zaman seperti ini adalah Al-Qur’an dan
Sunnah.
22. Kesimpulan
• Sumber ajaran Islam ada 5,yaitu: Al-Qur’an,
As-sunnah/Al-Hadits, Ijtihad, Qiyas dan Ijma’.
• Kelima sumber tersebut adalah pedoman
hidup yang harus tetap dipegang teguh umat
Islam selama hidupnya agar tidak tersesat.