Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
El hematoma subdural es una forma de daño cerebral traumática, esta patología es el resultado de una hemorragia por causa de un rompimiento de un vaso sanguíneo ( vena) que pasa sobre el espacio subdural de las meninges (duramadre y aracnoides), a continuación causa un aumento el presión intracraneal y se da el daño al tejido cerebral , mientras el hematoma epidural se da por el rompimiento de una arteria
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
El hematoma subdural es una forma de daño cerebral traumática, esta patología es el resultado de una hemorragia por causa de un rompimiento de un vaso sanguíneo ( vena) que pasa sobre el espacio subdural de las meninges (duramadre y aracnoides), a continuación causa un aumento el presión intracraneal y se da el daño al tejido cerebral , mientras el hematoma epidural se da por el rompimiento de una arteria
Co Infection Dengue and HIV are simultanously infection. Dengue is viral infection with short term and clearence viremia. HIV is viral persistence infection with thrombocytopenia is caused by molecular mimicry
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
2. Data Pasien
Nama : An. Nizar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 5 tahun
Med. Record : 15060262
MRS : 15 Maret 2015
Sub. Div. : Trauma
DPJP : DR. dr. M.Z. Arifin Sp.BS(K)
3. Anamnesis
KU : Penurunan Kesadaran
AK :
± 9 jam SMRS, ketika pasien sedang menyebrang jalan di daerah
Ciamis, tiba-tiba pasien ditabrak oleh sepeda motor dari arah kiri.
Pasien kemudian terpental dengan kepala membentur jalan aspal
ketika terjatuh. Riwayat pingsan (+), muntah (+), perdarahan dari
telinga(-), perdarahan hidung dan mulut (+).
Karena keluhannya pasien kemudian dibawa ke RS Ciamis,
kemudian pasien langsung di rujuk ke IGD RSHS.
4. Pemeriksaan Fisik
Survey Primer
A : Clear dengan C-Spine Control
B : R : 24 x/menit, bentuk dan gerak simetris,
VBS : kiri = kanan
C : T : 130/80 mmHg, N : 100 x/menit
D : GCS : E2M5V2 = 9
Pupil : bulat; isokor; ø : 5 mm/3mm ODS,
RC : ↓/+ ODS
Motorik : parese (-)
9. CT-Scan Kepala Tanpa Kontras
o Pembengkakan jaringan lunak di
temporoparietooccipital kanan
o Diskontinuitas tulang di occipital kanan
o Sylvian fissure terkompresi
o Sulkus dan girus terkompresi
o Sisterna dan ventrikel terkompresi
o Bayangan hiperdens berbentuk bulan sabit di
temporoparietal kanan, ketebalan > 1 cm
o Gambaran salt n pepper di occipital kanan
o Midline shift > 5 mm ke arah kiri
10. Diagnosis Kerja
DK/ : Cedera kepala sedang + Fraktur linier a.r occipital
kanan + SDH a.r temporoparietal kanan + kontusio
serebri a.r occipital kanan
Th/ : Kraniektomi dekompresi
11. Intra Operatif
• Ditemukan fraktur linier 7 cm,
fraktur diastasis sutura
squamosa
• Ditemukan EDH bekuan 10
cc, sumber perdarahan :
fraktur tulang
• Ditemukan duramater
kebiruan, intak, tegang
• Ditemukan SDH bekuan 5 cc,
lisis 10 cc, sumber
perdarahan kontusio serebri
• Defek tulang : 12 x 10 cm
• Interval Operasi11 jam
• GCS post OP: E1M4Vt= 5T
13. Pendahuluan
Definisi :
Akumulasi darah atau bekuan
darah diantara duramater dan
arakhnoidea
Pembagian :
Onset
Akut
Subakut
Kronis
Jenis
o Simpel
o Komplikata
14. Subdural Hematoma Akut
Epidemiologi
Terjadi 5-25% pada pasien dengan trauma
kepala berat
Pria > wanita dengan rasio 3 : 1
Etiologi
Perdarahan
Trauma
Non-Trauma (Aneurisma Cerebral, Malformasi
Arteriovenosus, Tumor)
Koagulopati atau penggunaan anti koagulan
Hipotensi intrakranial
Post Operasi (Kraniotomi, CSF shunting)
Spontan atau idiopatik
Faktor resiko
Penggunaan anti koagulan
Riwayat jatuh berulang
Riwayat konsumsi alkohol
Riwayat cedera kepala
Terlalu muda atau terlalu tua
15. Subdural Hematoma Akut
Patofisiologi :
Trauma kecepatan tinggi akselerasi dan deselerasi otak
robekan pada bridging vein atau pemb. darah kortikal
perdarahan akumulasi darah memisahkan duramater dan
arakhnoidea
Cedera otak primer biasanya lebih ringan
Nyeri kepala
Dapat disertai “Lucid Interval”
16. Subdural Hematoma Akut
Patofisiologi :
Laserasi parenkim otak perdarahan (tekanan rendah)
akumulasi darah (frontal/temporal) memisahkan duramater dan
arakhnoidea
Cedera otak primer lebih berat
Penurunan kesadaran
Tidak disertai “Lucid Interval” penurunan kesadaran secara cepat
17. Pemeriksaan Klinis
Anamnesis
• Onset
• Mekanisme trauma
• Adanya tanda tanda ↑ TTIK
• Adanya Lucid Interval
Pemeriksaan Fisik
• Survey Primer
• Adanya kelainan ekstra
kranial
• Penilaian GCS, tanda
latelarisasi, ↑ TTIK
• Survey sekunder
18. Pemeriksaan Tambahan
Foto Polos Kepala
o Adanya fraktur
o Adanya cedera penyerta
CT - Scan
o Gambaran bulan sabit (cressentic
mass)
o Seringkali disertai edema
o Sulcus dan girus dapat terkompresi
o Dapat disertai midline shift
o Densitas dapat berubah sesuai waktu
• Akut (1-3 hari) hiperdens
• Sub-Akut (4-14/21 hari) isodense
• Kronis (1-2 bulan) konkaf, densitas >
CSF, < darah
20. Tatalaksana
Indikasi Operasi
• Ketebalan > 10 mm, Midline shift >
5 mm
• Ketebalan < 10 mm, midline shift <
5 mm, dengan :
• ↓ GCS ≥ 2 poin
• dan/atau pupil asimetris atau terfiksasi
dan dilatasi
• dan/atau TIK > 20 mmHg
• Monitoring TIK pada semua pasien
dengan ASDH dan GCS < 9
Waktu Operasi
• Harus dievakuasi secepat
mungkin bila memenuhi indikasi
operasi
Metode Operasi
• Kraniotomi dengan atau tanpa
bone flap removal dan duraplasti
22. Morbiditas dan Mortalitas
“Four hour rule”
1. Operasi ≤ 4 jam sejak kejadian 30%
mortalitas; operasi > 4 jam sejak kejadian
90% mortalitas
2. Operasi ≤ 4 jam sejak kejadian 65%
GOS ≥ 4
3. Faktor lain yang mempengaruhi outcome :
• TIK post OP; 79% functional recovery bila
TIK ≤ 20 mmHg dan 30% meninggal
bila TIK < 20 mmHg
• Pemeriksaan neurologis awal
• Usia bukan faktor yang memperberat
Mortalitas
Antara 50-90%
60% pada pasien dengan usia tua
90-100% pada pasien dengan riwayat
penggunaan antikoagullan