SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
STRUKTURISASI KEBUTUHAN SISTEM:
PEMBUATAN MODEL LOGIKA
Sebelumnya, kita telah mempelajari bagaimana proses yang merubah
data menjadi informasi merupakan bagian penting dari sistem
informasi. Sebaik-baiknya diagram aliran data atau DFD
mengidentifikasi proses, DFD tidak cukup baik untuk menunjukan
logika yang ada dalam suatu proses. Bahkan, DFD pada tingkat
primitive tidak menunjukan langkah-langkah pemrosesan paling
mendasar. Apa yang terjadi dalam suatu proses ? Bagaimana data
masukan dirubah menjadi informasi keluaran ? Karena DFD dirancang
tidak untuk menunjukan logika pemrosesan secara terinci, anda harus
membuat model logika proses menggunakan teknik lain. Bahasan ini
membicarakan tentang teknik-teknik yang anda pakai untuk membuat
model logika proses.
Pertama, anda akan dikenalkan dengan Bahasa Inggris Terstruktur,
versi bahasa Inggris alami yang telah dimodifikasi yang bermanfaat
dalam merepresentasikan logika proses dalam sistem informasi. Anda
bisa memakai Bahasa Inggris Terstuktur untuk merepresentasikan tiga
pernyataan dasar yang diperlukan dalam pemrograman terstruktur,
yaitu: choice, repetition, dan sequence.
Pembuatan Model Logika
Pada bahasan sebelumnya anda telah mempelajari bagaimana
kebutuhan-kebutuhan untuk sistem informasi dikumpulkan. Analis
membuat struktur informasi kebutuhan tersebut ke dalam diagram
aliran data atau DFD yang memeragakan aliran data masuk, mengalir
dan akhirnya keluar dari suatu proses dalam sistem informasi.
Meski, DFD, merupakan teknik berguna dan baik, DFD tidak cukup
memadai untuk memperagakan semua kompleksitas dari sistem
informasi. Meski dekomposisi memungkinkan anda merepresentasi
proses sampai ke tingkat terinci, nama proses tidak itu sendiri tidak
cukup menggambarkan apa yang proses lakukan dan bagaimana
melakukannya. Dengan alasan tersebut di atas anda harus
merepresentasi logika yang ada dalam simbol-simbol proses di DFD
dengan teknik model yang lain.
Pembuatan Model Logika dengan Bahasa Inggris Terstruktur
Anda harus memahami lebih daripada sekedar aliran yang masuk,
mengalir, dan keluar dari sistem informasi. Anda juga harus
memahami apa yang dilakukan oleh setiap proses yang teridentifikasi
dan bagaimana setiap proses tersebut melakukannya.
Bahasa Inggris Terstruktur, untuk selanjutnya singkat BIT,
merupakan satu bentuk modifikasi dari Bahasa Inggris yang
dipergunakan untuk menetapkan isi dari kotak hitam proses dalam
suatu DFD. Ia berbeda dengan bahasa Inggris umumnya dalam arti
bahwa BIT memakai sebagian kosa kata bahasa Inggris untuk
menyatakan proses pada sistem informasi.
Kata kerja yang dipakai untuk nama proses dalam suatu DFD, juga
dapat dipakai dalam BIT. Kata kerja ini diantaranya, read, write, print,
sort, move, merge, add, subtract, multiply, dan devide. BIT juga
menggunakan frasa kata benda untuk mendeskripsikan struktur data
seperti nama-pelanggan dan alamat-pelanggan.
Tidak seperti bahasa Inggris alami, BIT tidak menggunakan kata sifat
dan kata keterangan. Maksud utama pemakaian BIT ialah menjelaskan
proses secara ringkas, yaitu agar pemakai dan pemrogram dapat lebih
mudah membaca dan memahaminya. Karena tidak ada versi standar
maka tiap analis menggunakan dialek BIT sendiri-sendiri.
Bit dapat merepresentasikan ketiga proses yang umumnya ada dalam
pemrograman terstruktur, yaitu: sekuen, pernyataan bersyarat, dan
perulangan. Sekuen tidak memerlukan struktur khusus tetapi
direpresentasikan dengan satu rangkaian pernyataan mengikuti
pernyataan lainnya.
Pernyataan-pernyataan bersyarat dapat direpresentasikan dengan
struktur seperti berikut:
BEGIN IF
IF Kuantitas-Stok =ªKuantitas-Pesan-Minimum
THEN GENERATE pesanan-baru
ELSE tak-lakukan-apapun
ENDIF
Tipe lain dari pernyataan bersyarat adalah pernyataan case dimana
terdapat banyak aksi berbeda yang program dapat ikuti, tetapi hanya
satu yang terpilih. Pernyataan case dapat direpresentasikan sebagai
berikut:
READ Kuantitas-Stok
SELECT CASE
CASE 1 (Kuantitas-Stok > Kuantitas-Pesan-Minimum)
DO tak-lalukan-apapun
CASE 2 (Kuantitas-Stok = Kuantitas-Pesan-Minimum)
DO tak-lakukan-apapun
CASE 3 (Kuantitas-Stok < Kuantitas-Pesan-Minimum)
GENERATE pesanan-baru
CASE 4 (Stok habis)
INITIATE rutin-pesanan-darurat
AND CASE
Repetisi dapat berbentuk Do-Until loop atau Do-While loop. Do-Until
loop bisa berbentuk seperti berikut ini:
DO
READ record Inventori
BEGIN IF
IF Kuantitas-Stok < Kuantitas-Pesan-Minimum
THEN GENERATE pesanan-baru
ELSE DO tak-lakukan-apapun
END IF
UNTIL End-of-file
Do-While loop bisa direpresentasikan sebagai berikut:
READ record-Inventori
WHILE NOT End-of-file DO
BEGIN IF
IF Kuantitas-Stok < Kuantitas-Pesan-Minimum
THEN GENERATE pesanan-baru
ELSE DO tak-lalukan-apapun
END IF
END DO
Kita lihat satu contoh bagaimana BIT akan merepresentasikan logika
dari sebagian proses yang telah diidentifikasi pada sistem kontrol
inventori dari restoran cepat saji, seperti ditunjukan dalam Gambar 9-
2 di bawah ini.
Gambar 9-2: Logika DFD Sistem Kontrol Inventori saat ini pada
Restoran Cepat Saji.
Ada empat proses diilustrasikan pada Gambar 9-2, Membarui
Ditambah Inventori, Membarui Inventori Dipakai, Membuat Pesanan,
Membuat Pembayaran. Representasi BIT dari setiap proses ditunjukan
dalam Gambar 9-3
Proses 1.0: Memperbaharui Inventori Penambahan
DO
READ rekord-Item-invoice berikutnya
FIND Rekord-inventori yang sama
ADD Kuantitas-ditambahkan dari Rekord-item-invoice ke Kuantitas-
stok pada Record-inventori
UNTIL End-of-file
Proses 2.0: Memperbaharui Inventori Terpakai
DO
READ Rekord-item-stok berikutnya
FIND Rekord-inventori yang sama
SUBTRACT Kuantitas-terpakai pada Rekord-item-stok dari Kuantitas-
stok pada Rekord-inventori
UNTIL End-of-file
Proses 3.0: Membuat Pesanan
DO
READ Rekord-inventori berikutnya
BEGIN IF
IF Kuatitas-stok kurang dari Kuantitas-pesanan-minimum
THEN GENERATE Pesanan
END IF
UNTIL End-of-file
Proses 4.0: Membuat Pembayaran
READ Tanggal-hari-ini
DO
SORT Rekord-invoice menurut Tanggal
READ record-invoice berikutnya
BEGIN IF
IF Tanggal adalah 30 hari atau lebih besar dari Tanggal-hari-ini
THEN GENERATE Payments
END IF
UNTIL End-of-file
Amati bahwa dalam versi BIT ini nama file dihubungkan tanda
penghubung “-“ serta nama file dan nama variable memakai huruf
besar. Istilah logika perbandingan, seperti lebih besar, lebih kecil, dan
semacamnya ditandai dengan symbol aritmatika tidak dengan ejaan
pengucapan.
Juga amati bagaimana pendeknya spesifikasi dalam BIT. Semua
spesifikasi di atas mendeskripsikan proses tingkat-0. Spesifikasi akhir
menjelaskan logika dalam DFD pada tingkat terendah. Dengan
membaca deskripsi proses pada Gambar 9-3, jelas bahwa diperlukan
lebih terinci lagi untuk melaksanakan proses-proses sepetti tersebut di
atas. Pembuatan proses memakai BIT dapat membantu anda
menentukan apakah suatu DFD perlu lebih lanjut dilakukan
dekomposisi.
Pembuatan Model Logika Dengan Tabel Keputusan
Bahasa Inggris Terstruktur dipakai untuk merepresentasikan logika
yang terkandung dalam proses sistem informasi. Seringkali, logika
proses dapat menjadi kompleks. Jika terdapat beberapa kondisi dan
kombinasi kondisi ini mendikte beberapa aksi yang harus dilaksanakan
maka BIT tidak cukup memadai untuk merepresentasikan logika yang
ada dalam pilihan yang kompleks tersebut. Hal ini bukan karena BIT
tidak dapat merepresentasikan logika ini tetapi BIT menjadi lebih sulit
dimengerti dan diverifikasi.
Tabel keputusan adalah suatu diagram dari logika proses dimana
logikanya cukup rumit. Semua kemungkinan pilihan, kondisi dan
aturan direpresentasi dalam bentuk tabel, seperti ditunjukan dalam
Gambar 9-4.
Gambar 9-4: Tabel Keputusan untuk Sistem Penggajian
Tabel keputusan dalam Gambar 9-4 memeragakan logika sistem
penggajian. Ada tiga bagian dari table ini, yaitu: stub kondisi, stub
aksi, dan aturan. Pada Gambar 9-4 terdapat dua stub kondisi untuk
tipe pegawai dan jam bekerja. Tipe pegawai memiliki dua nilai, yaitu
“S” untuk pegawai tetap dan “H” untuk pegawai honorer. Jam bekerja
memiliki tiga nilai, yaitu kurang dari 40 jam, tepat 40 jam, dan lebih
dari 40 jam. Stub aksi berisi semua kemungkinan aksi yang
disebabkan oleh gabungan nilai dari stub kondisi. Ada empat
kemungkinan aksi dalam tanel ini, Membayar gaji pokok, Menghitung
upah per jam, Menghitung lembur, Membuat Laporan Absensi.
Untuk membaca aturan-aturan ini, mulai dengan membaca nilai
kondisi pada kolom 1. Tipe pegawai ‘S’ dan jam kerja ‘<40’. Ketika
kedua kondisi ini terjadi maka system penggajian menghitung
pembayaran gaji pokok. Kolom berikutnya, nilai ‘H’ dan ‘<40’ berarti
bahwa pegawai honorer bekerja kurang dari 40 jam. Pada keadaan ini
system penggajian menghitung upah menurut jam kerja dan membuat
laporan kehadiran. Demikain untuk kolom lainnya.
Aturan 1, 3, dan 5 memiliki aksi yang sama dan menentukan hanya
pegawai tetap. Kondisi jam bekerja tidak mempengaruhi hasil untuk
aturan 1, 3, dan 5. Untuk aturan-aturan seperti ini, jam bekerja,
dikatakan kondisi takberbeda, dalam arti nilai-nilainya tidak
mempengaruhi aksi yang dilakukan.
Karena kondisi takberbeda ini, kita dapat mengurangi jumlah aturan
dengan mengabungkan aturan 1, 3, dan 5 menjadi hanya satu aturan,
seperti ditunjukan dalam Gambar 9-5 di bawah.l
Gambar 9-5: Tabel Keputusan yang direduksi untuk Sistem Penggajian
Prosedur dasar dalam pembuatan table keputusan adalah sebagai
berikut:
1. Beri nama kondisi dan nilai-nilai yang mungkin untuk setiap
kondisi. Tentukan semua kondisi yang relevan dengan masalah
anda. Selanjutnya tentukan semua nilai yang mungkin untuk
tiap kondisi. Untuk kondisi tertentu nilainya mungkin hanya
berupa ‘ya’ atau ‘tidak’. Kondisi dengan nilai seperti ini disebut
entri terbatas. Untuk kondisi-kondisi yang lain seperti Gambar 9-
4 dan 9-4 memiliki nilai lebih banyak disebut entri diperluas.
2. Beri nama semua aksi yang mungkin. Maksud pembuatan tabel
keputusan ialah untuk menentukan satu rangkaian aksi yang
tepat dengan sekumpulan kondisi yang telah diketahui.
3. Daftar semua kemungkinan aturan. Ketika pertama kali anda
membuat satu tabel keputusan, anda harus membuat satu
kumpulan aturan yang lengkap. Setiap kombinasi kondisi yang
mungkin harus dinyatakan, meski pada akhirnya menghasilkan
sejumlah aturan yang rangkap atau tidak nalar. Hanya dengan
mendaftar setiap aturan dapat dipastikan tidak ada
kemungkinan atruran yang terlewati. Untuk menentukan jumlah
semua aturan yang mungkin kalikan jumlah nilai untuk setiap
kondisi dengan jumlah nilai setiap kondisi lainnya. Pada tabel
keputusan Gambar 9-4 kita memiliki dua kondisi masing-masing
dengan jumlah nilai 2 dan 3 sehingga jumlah aturan yang
mungkin adalah 2x3=6.
4. Tentukan aksi unutk setiap aturan. Bila semua aturan yang
mungkin telah diidentifikasi, selanjutnya anda menentukan satu
aksi untuk setiap aturan. Dalam contoh, kita telah dapat
menemukan semua aksi dan semua aksi tersebut nalar. Jika
suatu aksi tidak nalar maka anda dapat membuat satu baris ‘Tak
mungkin’ pada stub atau bagian aksi pada tabel.
5. Sederhanakan tabel keputusan. Buat tabel keputusan
sesederhana mungkin dengan menghilangkan aksi-aksi yang
tidak mungkin. Konsultasikan dengan pemakai mengenai aturan-
aturan dimana aksi sistem tidak jelas serta menentukan aksi
atau menghilangkan aturan. Cari pola-pola aturan khususnya
untuk kondisi takberbeda. Kita telah dapat mengurangi jumlah
aturan dalam contoh sistem penggajian dari enam menjadi
empat.
Selain BIT dan table keputusan masih terdapat teknik lain untuk
memperagakan logika proses, yaitu pohon keputusan.
Pembuatan Model Logika Dengan Pohon Keputusan
Pohon keputusan adalah representasi dari suatu situasi keputusan
dimana simpul-simpul terhubung secara bersama oleh busur (satu
busur untuk setiap alternative keputusan) dan berakhir pada oval-oval
(aksi dimana hasil semua keputusan dibuat sepanjang jalur yang
mengarah ke oval tersebut).
Pohon keputusan pertama kali dipakai sebagai teknik dalam sains
manajemen guna menyederhanakan suatu pilihan dimana sebagian
informasi yang diperlukan tidak diketahui secara pasti. Dengan
bergantung pada probabilitas dari kejadian-kejadian tertentu, ilmuan
sains manajemen menggunakan pohon keputusan untuk memilih aksi
yang terbaik. Disini kita memakai pohon keputusan yang dimofifikasi
(yaitu tanpa probabilitas) untuk membuat diagram situasi keputusan
yang sama dimana kita memakai tabel keputusan.
Mengapa kita perlu mempelajari teknik diagram untuk melakukan apa
yang bisa dilakukan oleh tabel keputusan ? Tabel keputusan dan
pohon keputusan keduanya merupakan alat komunikasi yang dibuat
untuk mempermudah analis berkomunikasi dengan para pemakai.
Menentukan teknik mana yang terbaik tergantung pada barbagai
faktor yang akan dibahas berikutnya, setelah anda memahami pohon
keputusan.
Ketika dipakai dalam strukturisasi kebutuhan, pohon keputusan
memiliki dua komponen: titik keputusan, yang diwakili oleh simpul,
dan aksi yang diwakili oleh oval. Gambar 9-8 menunjukan satu pohon
keputusan umum.
Gambar 9-8: Pohon Keputusan Umum
Untuk membaca pohon keputusan, anda mulai dari simpul akar yang
berada di ujung kiri. Setiap simpul diberi nomor dan setiap nomor
bersesuaian dengan suatu pilihan, pilihan ini dinyatakan pada legenda
yang menyertai diagram. Setiap jalur yang meninggalkan suatu simpul
bersesuaian dengan satu opsi untuk pilihan tersebut. Dari setiap
simpul paling tidak ada dua jalur yang mengarah ke langkah
berikutnya, yang bisa berupa titik keputusan lain atau suatu aksi. Dan
akhirnya, semua kemungkinan aksi didaftar pada ujung paling kanan
dari diagram dalam simpul akhir. Setiap aturan direpresentasikan
dengan penelusuran pada rangkaian jalur dari simpul akar, bergerak
ke satu jalur menuju simpul berikutnya, dan seterusnya, sampai satu
oval aksi dicapai.
Gambar 9-9: Pohon keputusan representasi logika keputusan dalam
table keputusan Gambar 9-4 dan 9-5 dengan hanya dua pilihan per
titik keputusan.
Kembali ke tabel keputusan yang kita buat untuk logika tabel
penggajian sebelumnya, Gambar 9-4 dan 9-5. Paling tidak ada dua
cara untuk merepresentasi informasi yang sama ini dengan pohon
keputusan. Pertama dengan Gambar 9-9. Disini semua pilihan dibatasi
hanya untuk dua keluaran, yaitu ya atau tidak. Melihat bagaimana
kondisi dinyatakan dalam tabel keputusan, anda ingat bahwa jam
bekerja memiliki tiga nilai bukan dua. Untuk menjaga keaslian logika
keputusan, anda bisa menggambarkan tabel keputusan anda seperti
ditunjukan dalam Gambar 9-10.
Gambar 9-10: Pohon keputusan representasi dari logika keputusan
dalam table keputusan Gambar 9-4 dan 9-5, dengan banyak pilihan
per titik keputusan
Menentukan Antara Bahasa Inggris Terstruktur, Tabel
Keputusan, dan Pohon Keputusan
Bagaimana kita menentukan apakah memakai BIT, tabel keputusan,
atau pohon keputusan ketika kita akan memperagakan logika proses ?
Pada satu jawabannya ialah metoda yang paling anda sukai dan
pahami. Sebagai contoh, sebagian analis dan pemakai menyukai
melihat logika keputusan yang rumit dalam bentuk tabular, seperti
tabel keputusan, sedang lainnya lebih menyukai struktur grafis seperti
pohon keputusan.
Masalahnya lebih dari sekedar suka. Hanya karena anda mahir
menggunakan palu tidak berarti bahwa palu adalah alat terbaik untuk
mereparasi seluruh rumah. Ada saatnya obeng atau bor adalah alat
terbaik. Hal yang sama berlaku untuk teknik peragaan atau modeling
logika. Anda harus mempertimbangkan tugas yang anda laksanakan
dan kegunaan teknik tersebut guna menentukan teknik terbaik.
Kelebihan dan kekurangan dari BIT, tabel keputusan, dan pohon
keputusan untuk berbagai situasi yang berbeda ditunjukan dalam
Tabel 9-2 dan 9-3.
Tabel 9-2: Kriteria Pengunaan Bahasa Inggris Terstruktur, Tabel
Keputusan, dan Pohon Keputusan
Kriteria
Bahasa Inggris
Terstruktur
Tabel
Keputusan
Pohon
Keputusan
Penentuan kondisi dan
Aksi
Terbaik 2 Terbaik 3 Terbaik
Transformasi kondisi dan aksi ke
dalam urutan pernyataan
Terbaik Terbaik 3 Terbaik
Pemeriksaan konsistensi dan
kelengkapan
Terbaik 3 Terbaik Terbaik
Tabel 9-2 merupakan temuan hasil penelitian untuk membandingkan
ketiga teknik. Studi disimpulkan dalam tabel yang membandingkan
Bahasa Inggris Terstruktur dengan tabel keputusan dan pohon
keputusan untuk dua tugas berbeda. Tugas pertama adalah
menentukan kondisi dan aksi yang benar dari suatu deskripsi masalah,
situasi sama yang analis jumpai ketika menetapkan kondisi dan aksi
setelah mewawancarai pemakai. Studi ini menemukan bahwa pohon
keputusan merupakan teknik terbaik untuk proses ini karena pohon
keputusan secara alami memisahkan kondisi dan aksi sehingga logika
dari aturan keputusan tampak lebih jelas. Meski Bahasa Inggris
Terstruktur tidak memisahkan kondisi dan aksi, ia dianggap sebagai
teknik terbaik kedua untuk tugas ini. Tabel keputusan merupakan
teknik terburuk.
Tugas kedua adalah melakukan konversi kondisi dan aksi menjadi
rangkaian pernyataan yang berurut, mirip dengan apa yang analis
lakukan ketika mengkonversi kondisi dan aksi yang telah ditetapkan
menjadi rangkaian pseudocode atau bahasa pemrograman. Untuk
tugas ini Bahasa Inggris Trestruktur merupakan teknik terbaik, karena
ia sudah tertulis secara berurut atau sekuensial, tetapi para peneliti
menemukan juga bahwa pohon keputusan sama baiknya. Tabel
keputusan kembali menjadi yang terakhir.
Meski demikian, pohon keputusan dan dan tabel keputusan memiliki
paling tidak satu kelebihan dibanding Bahasa Inggris Terstruktur.
Dengan pohon dan tabel keputusan kita dapat memeriksa mengenai
kelengkapan, konsistensi, dan tingkat kerangkapan. Kita memeriksa
tabel keputusan mengenai kelengkapannya dengan cara memastikan
bahwa setiap tabel awal yang dibuat telah memasukan semua aturan
yang mungkin. Kita mengetahui bahwa suatu tabel itu lengkap saat
kita mengalikan jumlah nilai untuk setiap kondisi untuk mendapatkan
jumlah total aturan yang mungkin.
Mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di awal bahasan ini
juga akan membantu anda memeriksa konsistensi dari tabel
keputusan. Prosedur yang sama juga dengan mudah bisa diadopsi
untuk pohon keputusan. Sebaliknya, tidak ada cara yang mudah untuk
melakukan validasi Bahasa Inggris Terstruktur.
Kriteria
Tabel
Keputusan
Pohon
Keputusan
Peragaan logika rumit Baik Buruk
Peragaan Masalah sederhana Buruk Baik
Pembuatan keputusan Buruk Baik
Keringkasan dan kerapian Baik Buruk
Kemudahan memanipulasi Baik Buruk
Para peneliti juga telah membandingkan tabel keputusan dengan
pohon keputusan, lihat Tabel 9-3 di atas. Para pelopor Analisis dan
Desain Terstruktur menemukan bahwa tabel keputusan adalah yang
terbaik untuk menggambarkan atau memeragakan logika rumit
sementara pohon keputusan lebih baik untuk masalah sederhana.
Peneliti lain menemukan bahwa pohon keputusan lebih baik dalam
pengarahan pembuatan keputusan dalam praktis. Sebaliknya tabel
keputusan punya kelebihan dalam hal keringkasan dan kerapian.
Selain itu, dengan tabel keputuan lebih mudah bagi analis untuk
memanipulasi tabel, misalnya terdapat tambahan kondisi, aksi, dan
aturan lebih mudah diakomodasi. Jika tabel menjadi terlalu besar, ia
dapat dengan mudah dibagi ke dalan subtabel-subtabel tanpa
memakai simbol koneksi seperti halnya pohon keputusan.
Kesimpulan
Pembuatan model atau peragaan logika merupakan satu kegiatan
penting pada strukturisasi kebutuhan dalam fase analisis sistem.
Terdapat berbagai teknik yang tersedia untuk pembuatan model logika
keputusan dalam proses sistem informasi. Satu metoda, BIT, yaitu
bentuk khusus, dari bahasa inggris lisan yang biasa analis gunakan
untuk melukiskan logika proses yang tergambar dalam DFD. BIT
merupakan teknik komunikasi utama untuk analis dan pemakai. Dialek
BIT sangat bervariasi sesui yang analis pakai, tetapi BIT
merepresentasikan pernyataan berurut (sekuensial), bersyarat atau
kondisional, dan perulangan atau repetisi dalam proses sistem
informasi.
Tabel keputusan dan pohon keputusan adalah metoda grafis untuk
merepresentasikan logika pemrograman. Dalam tabel keputusan,
kondisi didaftar dalam bagian kondisi, aksi didaftar dalam bagian aksi,
dan aturan menghubungkan kondisi dengan aksi yang harus
dijalankan. Langkah pertama dalam pembuatan tabel keputusan
adalah mendaftar semua aturan yang mungkin; semua aturan ini
adalah hasil dari semua nilai kondisi yang terdaftar. Langkah
berikutnya adalah mengurangi kompleksitas tabel dengan
menghilangkan aturan-aturan yang tidak nalar dan dengan
menggabungkan aturan untuk kondisi-kondisi takberbeda.
Logika yang digambarkan dalam tabel keputusan dapat digambarkan
juga dalam pohon keputusan. Dalam pohon keputusan, kondisi
direpresentasikan oleh titik keputusan dan nilai direpresentasikan oleh
jalur antara titik keputusan dan oval yang berisi aksi.
Beberapa penelitian membandingkan BIT, tabel keputusan, dan pohon
keputusan sebagai teknik representasi logika keputusan. Banyak
penelitian menunjukan bahwa pohon keputusan merupakan metoda
terbaik untuk banyak criteria sementara tabel keputusan buruk untuk
criteria-kriteria tertentu dan terbaik untuk criteria tertentu. Karena
tidak ada teknik terbaik untuk digunakan dalam strukturisasi
kebutuhan maka analis harus menguasi ketiga teknik ini untuk
digunakan pada situasi-situasi berbeda.
Pertanyaan
1. Definisikan istilah-istilah berikut ini:
a. Bahasa Inggris Terstruktur
b. tabel keputusan
c. pohon keputusan
c. kejadian
d. keadaan
2. Apa maksud pembuatan model logika ? Teknik apa yang dipakai
untuk membuat model keputusan logika dan teknik apa yang
dipakai untuk untuk membuat model logika temporal ?
3. Apa Bahasa Inggris Terstruktur itu ? Bagaimana Bahasa Inggris
Terstruktur dapat dipakai untuk merepresentasikan sekuen,
pernyataan-pernyataan kondisional, dan repetisi dalam suatu
proses sistem informasi ?
4. Apa perbedaan Bahasa Inggris Terstruktur dengan pseudocode ?
5. Sebutkan langkah-langkah dalam pembuatan tabel keputusan ?
Bagaimana anda mengurangi besar dan kompleksitas dari suatu
tabel keputusan ?
6. Jelaskan struktur dari pohon keputusan ?
7. Bagaimana anda mengetahui kapan menggunakan Bahasa Inggris
Terstruktur, tabel keputusan, atau pohon keputusan ? Mana yang
terbaik untuk situasi apa ?
8. Kata kerja apa yang dipakai dalam Bahasa Inggris Terstruktur ?
Tipe kata-kata apa yang tidak dipakai dalam Bahasa Inggris
Terstruktur ?
9. Apa yang dimaksud dengan istilah “entri terbatas” dalam suatu
tabel keputusan ?
10. Formula apa yang dipakai untuk menghitung jumlah aturan yang
tabel keputusan harus cakup.

More Related Content

What's hot

pengantar Akuntansi perpajakan
pengantar Akuntansi perpajakan pengantar Akuntansi perpajakan
pengantar Akuntansi perpajakan Asep suryadi
 
Sistem akuntansi piutang
Sistem akuntansi piutangSistem akuntansi piutang
Sistem akuntansi piutangTulus Surachman
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPNkaromah95
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanbaursulaiman
 
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiMakalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiUniversitas Muhammadiyah Gresik
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IZombie Black
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukankaromah95
 
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Jiantari Marthen
 
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikPerencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikAyuni Annisah
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendekPrass Anjar
 
Problem 4-29 Managerial Accounting
Problem 4-29 Managerial AccountingProblem 4-29 Managerial Accounting
Problem 4-29 Managerial Accountingyenikas
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 

What's hot (20)

LATIHAN SOAL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
LATIHAN SOAL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)LATIHAN SOAL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
LATIHAN SOAL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
 
pengantar Akuntansi perpajakan
pengantar Akuntansi perpajakan pengantar Akuntansi perpajakan
pengantar Akuntansi perpajakan
 
Akuntansi investasi23
Akuntansi investasi23Akuntansi investasi23
Akuntansi investasi23
 
Sistem akuntansi piutang
Sistem akuntansi piutangSistem akuntansi piutang
Sistem akuntansi piutang
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Tentang KUP
Tentang KUPTentang KUP
Tentang KUP
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikan
 
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea MateraiMakalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
Makalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan & Bea Materai
 
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNANMAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukan
 
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
 
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikPerencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendek
 
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-06052019.pptx
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-06052019.pptxPPN-CONTOH-SOAL-PPN-06052019.pptx
PPN-CONTOH-SOAL-PPN-06052019.pptx
 
Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2
 
Bab. 7 Alokasi Biaya Departemen Pendukung
Bab. 7 Alokasi Biaya Departemen PendukungBab. 7 Alokasi Biaya Departemen Pendukung
Bab. 7 Alokasi Biaya Departemen Pendukung
 
Problem 4-29 Managerial Accounting
Problem 4-29 Managerial AccountingProblem 4-29 Managerial Accounting
Problem 4-29 Managerial Accounting
 
Psak 5-segmen-operasi-
Psak 5-segmen-operasi-Psak 5-segmen-operasi-
Psak 5-segmen-operasi-
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 

Similar to Strukturisasi kebutuhan kebutuhan sistem

Diagram aliran data untuk perusahaan kecil
Diagram aliran data untuk perusahaan kecilDiagram aliran data untuk perusahaan kecil
Diagram aliran data untuk perusahaan kecilMUHAMADANGGORO1
 
Diagram aliran data untuk perusahaan kecil
Diagram aliran data untuk perusahaan kecilDiagram aliran data untuk perusahaan kecil
Diagram aliran data untuk perusahaan kecilMUHAMADANGGORO1
 
Sia diagram aliran data untuk perusahaan kecil
Sia   diagram aliran data untuk perusahaan kecilSia   diagram aliran data untuk perusahaan kecil
Sia diagram aliran data untuk perusahaan kecilTheresia Magdalena
 
Tahapan analisis dan perancangan sistem informasi
Tahapan analisis dan perancangan sistem informasiTahapan analisis dan perancangan sistem informasi
Tahapan analisis dan perancangan sistem informasiStemada Kediri
 
Materipemodelan proses2
Materipemodelan proses2Materipemodelan proses2
Materipemodelan proses2D Istigfarin
 
Materipemodelan proses2
Materipemodelan proses2Materipemodelan proses2
Materipemodelan proses2Jani Kusuma
 
Materi minggu ke 5
Materi minggu ke 5Materi minggu ke 5
Materi minggu ke 5ifunsika
 
6 sistem manajemen basis data
6 sistem manajemen basis data6 sistem manajemen basis data
6 sistem manajemen basis dataJudianto Nugroho
 
ANALISIS PERANC. SISTEM INFORM materi 9.pdf
ANALISIS PERANC. SISTEM INFORM materi 9.pdfANALISIS PERANC. SISTEM INFORM materi 9.pdf
ANALISIS PERANC. SISTEM INFORM materi 9.pdfFajar Baskoro
 
Materi Data Flow Diagram.pdf
Materi Data Flow Diagram.pdfMateri Data Flow Diagram.pdf
Materi Data Flow Diagram.pdfxdrivemagishop
 
Sia aplikasi konsep basis data relasional pada sistem produksi
Sia   aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem produksiSia   aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem produksi
Sia aplikasi konsep basis data relasional pada sistem produksiTheresia Magdalena
 
Tugas 9, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep bas...
Tugas 9, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep bas...Tugas 9, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep bas...
Tugas 9, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep bas...SeptiHendarwati
 

Similar to Strukturisasi kebutuhan kebutuhan sistem (20)

Proses-spec.pdf
Proses-spec.pdfProses-spec.pdf
Proses-spec.pdf
 
Diagram aliran data untuk perusahaan kecil
Diagram aliran data untuk perusahaan kecilDiagram aliran data untuk perusahaan kecil
Diagram aliran data untuk perusahaan kecil
 
Diagram aliran data untuk perusahaan kecil
Diagram aliran data untuk perusahaan kecilDiagram aliran data untuk perusahaan kecil
Diagram aliran data untuk perusahaan kecil
 
Sia diagram aliran data untuk perusahaan kecil
Sia   diagram aliran data untuk perusahaan kecilSia   diagram aliran data untuk perusahaan kecil
Sia diagram aliran data untuk perusahaan kecil
 
Tahapan analisis dan perancangan sistem informasi
Tahapan analisis dan perancangan sistem informasiTahapan analisis dan perancangan sistem informasi
Tahapan analisis dan perancangan sistem informasi
 
Materipemodelan proses2
Materipemodelan proses2Materipemodelan proses2
Materipemodelan proses2
 
Materipemodelan proses2
Materipemodelan proses2Materipemodelan proses2
Materipemodelan proses2
 
datadictionary.pdf
datadictionary.pdfdatadictionary.pdf
datadictionary.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
BAB V.doc
BAB V.docBAB V.doc
BAB V.doc
 
Materi minggu ke 5
Materi minggu ke 5Materi minggu ke 5
Materi minggu ke 5
 
6 sistem manajemen basis data
6 sistem manajemen basis data6 sistem manajemen basis data
6 sistem manajemen basis data
 
ANALISIS PERANC. SISTEM INFORM materi 9.pdf
ANALISIS PERANC. SISTEM INFORM materi 9.pdfANALISIS PERANC. SISTEM INFORM materi 9.pdf
ANALISIS PERANC. SISTEM INFORM materi 9.pdf
 
Materi Data Flow Diagram.pdf
Materi Data Flow Diagram.pdfMateri Data Flow Diagram.pdf
Materi Data Flow Diagram.pdf
 
Bab 7 dfd
Bab 7 dfdBab 7 dfd
Bab 7 dfd
 
Bab 7 dfd
Bab 7 dfdBab 7 dfd
Bab 7 dfd
 
Dfd
DfdDfd
Dfd
 
Bab 7 dfd
Bab 7 dfdBab 7 dfd
Bab 7 dfd
 
Sia aplikasi konsep basis data relasional pada sistem produksi
Sia   aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem produksiSia   aplikasi konsep basis data  relasional pada sistem produksi
Sia aplikasi konsep basis data relasional pada sistem produksi
 
Tugas 9, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep bas...
Tugas 9, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep bas...Tugas 9, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep bas...
Tugas 9, septi hendarwati,yananto mihadi putra, se, m.si, aplikasi konsep bas...
 

More from iimpunya3

Buku petunjuk-epupns-user
Buku petunjuk-epupns-userBuku petunjuk-epupns-user
Buku petunjuk-epupns-useriimpunya3
 
Anjab administrasiumum
Anjab administrasiumumAnjab administrasiumum
Anjab administrasiumumiimpunya3
 
Bagan terstruktur
Bagan terstrukturBagan terstruktur
Bagan terstrukturiimpunya3
 
Analisis sistem-informasix
Analisis sistem-informasixAnalisis sistem-informasix
Analisis sistem-informasixiimpunya3
 
Analisa perancangan sistem 4
Analisa perancangan sistem 4Analisa perancangan sistem 4
Analisa perancangan sistem 4iimpunya3
 
Analisa perancangan sistem 3
Analisa perancangan sistem 3Analisa perancangan sistem 3
Analisa perancangan sistem 3iimpunya3
 
Analisa perancangan sistem 1
Analisa perancangan sistem 1Analisa perancangan sistem 1
Analisa perancangan sistem 1iimpunya3
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)iimpunya3
 
matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7iimpunya3
 
Diktat sistem basis data
Diktat sistem basis dataDiktat sistem basis data
Diktat sistem basis dataiimpunya3
 
Belajar php dengan framework code igniter3
Belajar php dengan framework code igniter3Belajar php dengan framework code igniter3
Belajar php dengan framework code igniter3iimpunya3
 
Acho smsgammu
Acho smsgammuAcho smsgammu
Acho smsgammuiimpunya3
 
penyusunan instrumen
penyusunan instrumenpenyusunan instrumen
penyusunan instrumeniimpunya3
 
Web services sebagai penyedia layanan
Web services sebagai penyedia layananWeb services sebagai penyedia layanan
Web services sebagai penyedia layananiimpunya3
 
ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)
ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)
ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)iimpunya3
 
Analisis film artificial intelligence
Analisis film artificial intelligenceAnalisis film artificial intelligence
Analisis film artificial intelligenceiimpunya3
 

More from iimpunya3 (18)

Buku petunjuk-epupns-user
Buku petunjuk-epupns-userBuku petunjuk-epupns-user
Buku petunjuk-epupns-user
 
Anjab administrasiumum
Anjab administrasiumumAnjab administrasiumum
Anjab administrasiumum
 
Erd1
Erd1Erd1
Erd1
 
Erd
ErdErd
Erd
 
Bagan terstruktur
Bagan terstrukturBagan terstruktur
Bagan terstruktur
 
Analisis sistem-informasix
Analisis sistem-informasixAnalisis sistem-informasix
Analisis sistem-informasix
 
Analisa perancangan sistem 4
Analisa perancangan sistem 4Analisa perancangan sistem 4
Analisa perancangan sistem 4
 
Analisa perancangan sistem 3
Analisa perancangan sistem 3Analisa perancangan sistem 3
Analisa perancangan sistem 3
 
Analisa perancangan sistem 1
Analisa perancangan sistem 1Analisa perancangan sistem 1
Analisa perancangan sistem 1
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7
 
Diktat sistem basis data
Diktat sistem basis dataDiktat sistem basis data
Diktat sistem basis data
 
Belajar php dengan framework code igniter3
Belajar php dengan framework code igniter3Belajar php dengan framework code igniter3
Belajar php dengan framework code igniter3
 
Acho smsgammu
Acho smsgammuAcho smsgammu
Acho smsgammu
 
penyusunan instrumen
penyusunan instrumenpenyusunan instrumen
penyusunan instrumen
 
Web services sebagai penyedia layanan
Web services sebagai penyedia layananWeb services sebagai penyedia layanan
Web services sebagai penyedia layanan
 
ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)
ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)
ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)
 
Analisis film artificial intelligence
Analisis film artificial intelligenceAnalisis film artificial intelligence
Analisis film artificial intelligence
 

Recently uploaded

Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAmasqiqu340
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptxjannenapitupulu18
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfPemdes Wonoyoso
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.pptsarassasha
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptDIGGIVIO2
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FSMKTarunaJaya
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxZullaiqahNurhali2
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxAprianiMy
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorritch4
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshDosenBernard
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )masqiqu340
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...buktifisikskp23
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxAhmadArul1
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfInnesKana26
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...HelmiatulHasanah
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanaNhasrul
 

Recently uploaded (20)

Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 

Strukturisasi kebutuhan kebutuhan sistem

  • 1. STRUKTURISASI KEBUTUHAN SISTEM: PEMBUATAN MODEL LOGIKA Sebelumnya, kita telah mempelajari bagaimana proses yang merubah data menjadi informasi merupakan bagian penting dari sistem informasi. Sebaik-baiknya diagram aliran data atau DFD mengidentifikasi proses, DFD tidak cukup baik untuk menunjukan logika yang ada dalam suatu proses. Bahkan, DFD pada tingkat primitive tidak menunjukan langkah-langkah pemrosesan paling mendasar. Apa yang terjadi dalam suatu proses ? Bagaimana data masukan dirubah menjadi informasi keluaran ? Karena DFD dirancang tidak untuk menunjukan logika pemrosesan secara terinci, anda harus membuat model logika proses menggunakan teknik lain. Bahasan ini membicarakan tentang teknik-teknik yang anda pakai untuk membuat model logika proses. Pertama, anda akan dikenalkan dengan Bahasa Inggris Terstruktur, versi bahasa Inggris alami yang telah dimodifikasi yang bermanfaat dalam merepresentasikan logika proses dalam sistem informasi. Anda bisa memakai Bahasa Inggris Terstuktur untuk merepresentasikan tiga pernyataan dasar yang diperlukan dalam pemrograman terstruktur, yaitu: choice, repetition, dan sequence. Pembuatan Model Logika Pada bahasan sebelumnya anda telah mempelajari bagaimana kebutuhan-kebutuhan untuk sistem informasi dikumpulkan. Analis membuat struktur informasi kebutuhan tersebut ke dalam diagram aliran data atau DFD yang memeragakan aliran data masuk, mengalir dan akhirnya keluar dari suatu proses dalam sistem informasi. Meski, DFD, merupakan teknik berguna dan baik, DFD tidak cukup memadai untuk memperagakan semua kompleksitas dari sistem informasi. Meski dekomposisi memungkinkan anda merepresentasi proses sampai ke tingkat terinci, nama proses tidak itu sendiri tidak cukup menggambarkan apa yang proses lakukan dan bagaimana melakukannya. Dengan alasan tersebut di atas anda harus merepresentasi logika yang ada dalam simbol-simbol proses di DFD dengan teknik model yang lain. Pembuatan Model Logika dengan Bahasa Inggris Terstruktur Anda harus memahami lebih daripada sekedar aliran yang masuk, mengalir, dan keluar dari sistem informasi. Anda juga harus
  • 2. memahami apa yang dilakukan oleh setiap proses yang teridentifikasi dan bagaimana setiap proses tersebut melakukannya. Bahasa Inggris Terstruktur, untuk selanjutnya singkat BIT, merupakan satu bentuk modifikasi dari Bahasa Inggris yang dipergunakan untuk menetapkan isi dari kotak hitam proses dalam suatu DFD. Ia berbeda dengan bahasa Inggris umumnya dalam arti bahwa BIT memakai sebagian kosa kata bahasa Inggris untuk menyatakan proses pada sistem informasi. Kata kerja yang dipakai untuk nama proses dalam suatu DFD, juga dapat dipakai dalam BIT. Kata kerja ini diantaranya, read, write, print, sort, move, merge, add, subtract, multiply, dan devide. BIT juga menggunakan frasa kata benda untuk mendeskripsikan struktur data seperti nama-pelanggan dan alamat-pelanggan. Tidak seperti bahasa Inggris alami, BIT tidak menggunakan kata sifat dan kata keterangan. Maksud utama pemakaian BIT ialah menjelaskan proses secara ringkas, yaitu agar pemakai dan pemrogram dapat lebih mudah membaca dan memahaminya. Karena tidak ada versi standar maka tiap analis menggunakan dialek BIT sendiri-sendiri. Bit dapat merepresentasikan ketiga proses yang umumnya ada dalam pemrograman terstruktur, yaitu: sekuen, pernyataan bersyarat, dan perulangan. Sekuen tidak memerlukan struktur khusus tetapi direpresentasikan dengan satu rangkaian pernyataan mengikuti pernyataan lainnya. Pernyataan-pernyataan bersyarat dapat direpresentasikan dengan struktur seperti berikut: BEGIN IF IF Kuantitas-Stok =ªKuantitas-Pesan-Minimum THEN GENERATE pesanan-baru ELSE tak-lakukan-apapun ENDIF Tipe lain dari pernyataan bersyarat adalah pernyataan case dimana terdapat banyak aksi berbeda yang program dapat ikuti, tetapi hanya satu yang terpilih. Pernyataan case dapat direpresentasikan sebagai berikut: READ Kuantitas-Stok
  • 3. SELECT CASE CASE 1 (Kuantitas-Stok > Kuantitas-Pesan-Minimum) DO tak-lalukan-apapun CASE 2 (Kuantitas-Stok = Kuantitas-Pesan-Minimum) DO tak-lakukan-apapun CASE 3 (Kuantitas-Stok < Kuantitas-Pesan-Minimum) GENERATE pesanan-baru CASE 4 (Stok habis) INITIATE rutin-pesanan-darurat AND CASE Repetisi dapat berbentuk Do-Until loop atau Do-While loop. Do-Until loop bisa berbentuk seperti berikut ini: DO READ record Inventori BEGIN IF IF Kuantitas-Stok < Kuantitas-Pesan-Minimum THEN GENERATE pesanan-baru ELSE DO tak-lakukan-apapun END IF UNTIL End-of-file Do-While loop bisa direpresentasikan sebagai berikut: READ record-Inventori WHILE NOT End-of-file DO BEGIN IF IF Kuantitas-Stok < Kuantitas-Pesan-Minimum THEN GENERATE pesanan-baru ELSE DO tak-lalukan-apapun END IF END DO Kita lihat satu contoh bagaimana BIT akan merepresentasikan logika dari sebagian proses yang telah diidentifikasi pada sistem kontrol inventori dari restoran cepat saji, seperti ditunjukan dalam Gambar 9- 2 di bawah ini.
  • 4. Gambar 9-2: Logika DFD Sistem Kontrol Inventori saat ini pada Restoran Cepat Saji. Ada empat proses diilustrasikan pada Gambar 9-2, Membarui Ditambah Inventori, Membarui Inventori Dipakai, Membuat Pesanan, Membuat Pembayaran. Representasi BIT dari setiap proses ditunjukan dalam Gambar 9-3 Proses 1.0: Memperbaharui Inventori Penambahan DO READ rekord-Item-invoice berikutnya FIND Rekord-inventori yang sama ADD Kuantitas-ditambahkan dari Rekord-item-invoice ke Kuantitas- stok pada Record-inventori UNTIL End-of-file Proses 2.0: Memperbaharui Inventori Terpakai DO READ Rekord-item-stok berikutnya FIND Rekord-inventori yang sama SUBTRACT Kuantitas-terpakai pada Rekord-item-stok dari Kuantitas- stok pada Rekord-inventori
  • 5. UNTIL End-of-file Proses 3.0: Membuat Pesanan DO READ Rekord-inventori berikutnya BEGIN IF IF Kuatitas-stok kurang dari Kuantitas-pesanan-minimum THEN GENERATE Pesanan END IF UNTIL End-of-file Proses 4.0: Membuat Pembayaran READ Tanggal-hari-ini DO SORT Rekord-invoice menurut Tanggal READ record-invoice berikutnya BEGIN IF IF Tanggal adalah 30 hari atau lebih besar dari Tanggal-hari-ini THEN GENERATE Payments END IF UNTIL End-of-file Amati bahwa dalam versi BIT ini nama file dihubungkan tanda penghubung “-“ serta nama file dan nama variable memakai huruf besar. Istilah logika perbandingan, seperti lebih besar, lebih kecil, dan semacamnya ditandai dengan symbol aritmatika tidak dengan ejaan pengucapan. Juga amati bagaimana pendeknya spesifikasi dalam BIT. Semua spesifikasi di atas mendeskripsikan proses tingkat-0. Spesifikasi akhir menjelaskan logika dalam DFD pada tingkat terendah. Dengan membaca deskripsi proses pada Gambar 9-3, jelas bahwa diperlukan lebih terinci lagi untuk melaksanakan proses-proses sepetti tersebut di atas. Pembuatan proses memakai BIT dapat membantu anda menentukan apakah suatu DFD perlu lebih lanjut dilakukan dekomposisi.
  • 6. Pembuatan Model Logika Dengan Tabel Keputusan Bahasa Inggris Terstruktur dipakai untuk merepresentasikan logika yang terkandung dalam proses sistem informasi. Seringkali, logika proses dapat menjadi kompleks. Jika terdapat beberapa kondisi dan kombinasi kondisi ini mendikte beberapa aksi yang harus dilaksanakan maka BIT tidak cukup memadai untuk merepresentasikan logika yang ada dalam pilihan yang kompleks tersebut. Hal ini bukan karena BIT tidak dapat merepresentasikan logika ini tetapi BIT menjadi lebih sulit dimengerti dan diverifikasi. Tabel keputusan adalah suatu diagram dari logika proses dimana logikanya cukup rumit. Semua kemungkinan pilihan, kondisi dan aturan direpresentasi dalam bentuk tabel, seperti ditunjukan dalam Gambar 9-4. Gambar 9-4: Tabel Keputusan untuk Sistem Penggajian Tabel keputusan dalam Gambar 9-4 memeragakan logika sistem penggajian. Ada tiga bagian dari table ini, yaitu: stub kondisi, stub aksi, dan aturan. Pada Gambar 9-4 terdapat dua stub kondisi untuk tipe pegawai dan jam bekerja. Tipe pegawai memiliki dua nilai, yaitu “S” untuk pegawai tetap dan “H” untuk pegawai honorer. Jam bekerja memiliki tiga nilai, yaitu kurang dari 40 jam, tepat 40 jam, dan lebih dari 40 jam. Stub aksi berisi semua kemungkinan aksi yang disebabkan oleh gabungan nilai dari stub kondisi. Ada empat kemungkinan aksi dalam tanel ini, Membayar gaji pokok, Menghitung upah per jam, Menghitung lembur, Membuat Laporan Absensi. Untuk membaca aturan-aturan ini, mulai dengan membaca nilai kondisi pada kolom 1. Tipe pegawai ‘S’ dan jam kerja ‘<40’. Ketika kedua kondisi ini terjadi maka system penggajian menghitung pembayaran gaji pokok. Kolom berikutnya, nilai ‘H’ dan ‘<40’ berarti
  • 7. bahwa pegawai honorer bekerja kurang dari 40 jam. Pada keadaan ini system penggajian menghitung upah menurut jam kerja dan membuat laporan kehadiran. Demikain untuk kolom lainnya. Aturan 1, 3, dan 5 memiliki aksi yang sama dan menentukan hanya pegawai tetap. Kondisi jam bekerja tidak mempengaruhi hasil untuk aturan 1, 3, dan 5. Untuk aturan-aturan seperti ini, jam bekerja, dikatakan kondisi takberbeda, dalam arti nilai-nilainya tidak mempengaruhi aksi yang dilakukan. Karena kondisi takberbeda ini, kita dapat mengurangi jumlah aturan dengan mengabungkan aturan 1, 3, dan 5 menjadi hanya satu aturan, seperti ditunjukan dalam Gambar 9-5 di bawah.l Gambar 9-5: Tabel Keputusan yang direduksi untuk Sistem Penggajian Prosedur dasar dalam pembuatan table keputusan adalah sebagai berikut: 1. Beri nama kondisi dan nilai-nilai yang mungkin untuk setiap kondisi. Tentukan semua kondisi yang relevan dengan masalah anda. Selanjutnya tentukan semua nilai yang mungkin untuk tiap kondisi. Untuk kondisi tertentu nilainya mungkin hanya berupa ‘ya’ atau ‘tidak’. Kondisi dengan nilai seperti ini disebut entri terbatas. Untuk kondisi-kondisi yang lain seperti Gambar 9- 4 dan 9-4 memiliki nilai lebih banyak disebut entri diperluas. 2. Beri nama semua aksi yang mungkin. Maksud pembuatan tabel keputusan ialah untuk menentukan satu rangkaian aksi yang tepat dengan sekumpulan kondisi yang telah diketahui.
  • 8. 3. Daftar semua kemungkinan aturan. Ketika pertama kali anda membuat satu tabel keputusan, anda harus membuat satu kumpulan aturan yang lengkap. Setiap kombinasi kondisi yang mungkin harus dinyatakan, meski pada akhirnya menghasilkan sejumlah aturan yang rangkap atau tidak nalar. Hanya dengan mendaftar setiap aturan dapat dipastikan tidak ada kemungkinan atruran yang terlewati. Untuk menentukan jumlah semua aturan yang mungkin kalikan jumlah nilai untuk setiap kondisi dengan jumlah nilai setiap kondisi lainnya. Pada tabel keputusan Gambar 9-4 kita memiliki dua kondisi masing-masing dengan jumlah nilai 2 dan 3 sehingga jumlah aturan yang mungkin adalah 2x3=6. 4. Tentukan aksi unutk setiap aturan. Bila semua aturan yang mungkin telah diidentifikasi, selanjutnya anda menentukan satu aksi untuk setiap aturan. Dalam contoh, kita telah dapat menemukan semua aksi dan semua aksi tersebut nalar. Jika suatu aksi tidak nalar maka anda dapat membuat satu baris ‘Tak mungkin’ pada stub atau bagian aksi pada tabel. 5. Sederhanakan tabel keputusan. Buat tabel keputusan sesederhana mungkin dengan menghilangkan aksi-aksi yang tidak mungkin. Konsultasikan dengan pemakai mengenai aturan- aturan dimana aksi sistem tidak jelas serta menentukan aksi atau menghilangkan aturan. Cari pola-pola aturan khususnya untuk kondisi takberbeda. Kita telah dapat mengurangi jumlah aturan dalam contoh sistem penggajian dari enam menjadi empat. Selain BIT dan table keputusan masih terdapat teknik lain untuk memperagakan logika proses, yaitu pohon keputusan. Pembuatan Model Logika Dengan Pohon Keputusan Pohon keputusan adalah representasi dari suatu situasi keputusan dimana simpul-simpul terhubung secara bersama oleh busur (satu busur untuk setiap alternative keputusan) dan berakhir pada oval-oval (aksi dimana hasil semua keputusan dibuat sepanjang jalur yang mengarah ke oval tersebut). Pohon keputusan pertama kali dipakai sebagai teknik dalam sains manajemen guna menyederhanakan suatu pilihan dimana sebagian informasi yang diperlukan tidak diketahui secara pasti. Dengan
  • 9. bergantung pada probabilitas dari kejadian-kejadian tertentu, ilmuan sains manajemen menggunakan pohon keputusan untuk memilih aksi yang terbaik. Disini kita memakai pohon keputusan yang dimofifikasi (yaitu tanpa probabilitas) untuk membuat diagram situasi keputusan yang sama dimana kita memakai tabel keputusan. Mengapa kita perlu mempelajari teknik diagram untuk melakukan apa yang bisa dilakukan oleh tabel keputusan ? Tabel keputusan dan pohon keputusan keduanya merupakan alat komunikasi yang dibuat untuk mempermudah analis berkomunikasi dengan para pemakai. Menentukan teknik mana yang terbaik tergantung pada barbagai faktor yang akan dibahas berikutnya, setelah anda memahami pohon keputusan. Ketika dipakai dalam strukturisasi kebutuhan, pohon keputusan memiliki dua komponen: titik keputusan, yang diwakili oleh simpul, dan aksi yang diwakili oleh oval. Gambar 9-8 menunjukan satu pohon keputusan umum. Gambar 9-8: Pohon Keputusan Umum Untuk membaca pohon keputusan, anda mulai dari simpul akar yang berada di ujung kiri. Setiap simpul diberi nomor dan setiap nomor bersesuaian dengan suatu pilihan, pilihan ini dinyatakan pada legenda yang menyertai diagram. Setiap jalur yang meninggalkan suatu simpul bersesuaian dengan satu opsi untuk pilihan tersebut. Dari setiap
  • 10. simpul paling tidak ada dua jalur yang mengarah ke langkah berikutnya, yang bisa berupa titik keputusan lain atau suatu aksi. Dan akhirnya, semua kemungkinan aksi didaftar pada ujung paling kanan dari diagram dalam simpul akhir. Setiap aturan direpresentasikan dengan penelusuran pada rangkaian jalur dari simpul akar, bergerak ke satu jalur menuju simpul berikutnya, dan seterusnya, sampai satu oval aksi dicapai. Gambar 9-9: Pohon keputusan representasi logika keputusan dalam table keputusan Gambar 9-4 dan 9-5 dengan hanya dua pilihan per titik keputusan. Kembali ke tabel keputusan yang kita buat untuk logika tabel penggajian sebelumnya, Gambar 9-4 dan 9-5. Paling tidak ada dua cara untuk merepresentasi informasi yang sama ini dengan pohon keputusan. Pertama dengan Gambar 9-9. Disini semua pilihan dibatasi hanya untuk dua keluaran, yaitu ya atau tidak. Melihat bagaimana kondisi dinyatakan dalam tabel keputusan, anda ingat bahwa jam bekerja memiliki tiga nilai bukan dua. Untuk menjaga keaslian logika keputusan, anda bisa menggambarkan tabel keputusan anda seperti ditunjukan dalam Gambar 9-10.
  • 11. Gambar 9-10: Pohon keputusan representasi dari logika keputusan dalam table keputusan Gambar 9-4 dan 9-5, dengan banyak pilihan per titik keputusan Menentukan Antara Bahasa Inggris Terstruktur, Tabel Keputusan, dan Pohon Keputusan Bagaimana kita menentukan apakah memakai BIT, tabel keputusan, atau pohon keputusan ketika kita akan memperagakan logika proses ? Pada satu jawabannya ialah metoda yang paling anda sukai dan pahami. Sebagai contoh, sebagian analis dan pemakai menyukai melihat logika keputusan yang rumit dalam bentuk tabular, seperti tabel keputusan, sedang lainnya lebih menyukai struktur grafis seperti pohon keputusan. Masalahnya lebih dari sekedar suka. Hanya karena anda mahir menggunakan palu tidak berarti bahwa palu adalah alat terbaik untuk mereparasi seluruh rumah. Ada saatnya obeng atau bor adalah alat terbaik. Hal yang sama berlaku untuk teknik peragaan atau modeling logika. Anda harus mempertimbangkan tugas yang anda laksanakan dan kegunaan teknik tersebut guna menentukan teknik terbaik. Kelebihan dan kekurangan dari BIT, tabel keputusan, dan pohon keputusan untuk berbagai situasi yang berbeda ditunjukan dalam Tabel 9-2 dan 9-3. Tabel 9-2: Kriteria Pengunaan Bahasa Inggris Terstruktur, Tabel Keputusan, dan Pohon Keputusan Kriteria Bahasa Inggris Terstruktur Tabel Keputusan Pohon Keputusan Penentuan kondisi dan Aksi Terbaik 2 Terbaik 3 Terbaik
  • 12. Transformasi kondisi dan aksi ke dalam urutan pernyataan Terbaik Terbaik 3 Terbaik Pemeriksaan konsistensi dan kelengkapan Terbaik 3 Terbaik Terbaik Tabel 9-2 merupakan temuan hasil penelitian untuk membandingkan ketiga teknik. Studi disimpulkan dalam tabel yang membandingkan Bahasa Inggris Terstruktur dengan tabel keputusan dan pohon keputusan untuk dua tugas berbeda. Tugas pertama adalah menentukan kondisi dan aksi yang benar dari suatu deskripsi masalah, situasi sama yang analis jumpai ketika menetapkan kondisi dan aksi setelah mewawancarai pemakai. Studi ini menemukan bahwa pohon keputusan merupakan teknik terbaik untuk proses ini karena pohon keputusan secara alami memisahkan kondisi dan aksi sehingga logika dari aturan keputusan tampak lebih jelas. Meski Bahasa Inggris Terstruktur tidak memisahkan kondisi dan aksi, ia dianggap sebagai teknik terbaik kedua untuk tugas ini. Tabel keputusan merupakan teknik terburuk. Tugas kedua adalah melakukan konversi kondisi dan aksi menjadi rangkaian pernyataan yang berurut, mirip dengan apa yang analis lakukan ketika mengkonversi kondisi dan aksi yang telah ditetapkan menjadi rangkaian pseudocode atau bahasa pemrograman. Untuk tugas ini Bahasa Inggris Trestruktur merupakan teknik terbaik, karena ia sudah tertulis secara berurut atau sekuensial, tetapi para peneliti menemukan juga bahwa pohon keputusan sama baiknya. Tabel keputusan kembali menjadi yang terakhir. Meski demikian, pohon keputusan dan dan tabel keputusan memiliki paling tidak satu kelebihan dibanding Bahasa Inggris Terstruktur. Dengan pohon dan tabel keputusan kita dapat memeriksa mengenai kelengkapan, konsistensi, dan tingkat kerangkapan. Kita memeriksa tabel keputusan mengenai kelengkapannya dengan cara memastikan bahwa setiap tabel awal yang dibuat telah memasukan semua aturan yang mungkin. Kita mengetahui bahwa suatu tabel itu lengkap saat kita mengalikan jumlah nilai untuk setiap kondisi untuk mendapatkan jumlah total aturan yang mungkin. Mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di awal bahasan ini juga akan membantu anda memeriksa konsistensi dari tabel keputusan. Prosedur yang sama juga dengan mudah bisa diadopsi untuk pohon keputusan. Sebaliknya, tidak ada cara yang mudah untuk melakukan validasi Bahasa Inggris Terstruktur.
  • 13. Kriteria Tabel Keputusan Pohon Keputusan Peragaan logika rumit Baik Buruk Peragaan Masalah sederhana Buruk Baik Pembuatan keputusan Buruk Baik Keringkasan dan kerapian Baik Buruk Kemudahan memanipulasi Baik Buruk Para peneliti juga telah membandingkan tabel keputusan dengan pohon keputusan, lihat Tabel 9-3 di atas. Para pelopor Analisis dan Desain Terstruktur menemukan bahwa tabel keputusan adalah yang terbaik untuk menggambarkan atau memeragakan logika rumit sementara pohon keputusan lebih baik untuk masalah sederhana. Peneliti lain menemukan bahwa pohon keputusan lebih baik dalam pengarahan pembuatan keputusan dalam praktis. Sebaliknya tabel keputusan punya kelebihan dalam hal keringkasan dan kerapian. Selain itu, dengan tabel keputuan lebih mudah bagi analis untuk memanipulasi tabel, misalnya terdapat tambahan kondisi, aksi, dan aturan lebih mudah diakomodasi. Jika tabel menjadi terlalu besar, ia dapat dengan mudah dibagi ke dalan subtabel-subtabel tanpa memakai simbol koneksi seperti halnya pohon keputusan. Kesimpulan Pembuatan model atau peragaan logika merupakan satu kegiatan penting pada strukturisasi kebutuhan dalam fase analisis sistem. Terdapat berbagai teknik yang tersedia untuk pembuatan model logika keputusan dalam proses sistem informasi. Satu metoda, BIT, yaitu bentuk khusus, dari bahasa inggris lisan yang biasa analis gunakan untuk melukiskan logika proses yang tergambar dalam DFD. BIT merupakan teknik komunikasi utama untuk analis dan pemakai. Dialek BIT sangat bervariasi sesui yang analis pakai, tetapi BIT merepresentasikan pernyataan berurut (sekuensial), bersyarat atau kondisional, dan perulangan atau repetisi dalam proses sistem informasi. Tabel keputusan dan pohon keputusan adalah metoda grafis untuk merepresentasikan logika pemrograman. Dalam tabel keputusan, kondisi didaftar dalam bagian kondisi, aksi didaftar dalam bagian aksi, dan aturan menghubungkan kondisi dengan aksi yang harus dijalankan. Langkah pertama dalam pembuatan tabel keputusan adalah mendaftar semua aturan yang mungkin; semua aturan ini adalah hasil dari semua nilai kondisi yang terdaftar. Langkah
  • 14. berikutnya adalah mengurangi kompleksitas tabel dengan menghilangkan aturan-aturan yang tidak nalar dan dengan menggabungkan aturan untuk kondisi-kondisi takberbeda. Logika yang digambarkan dalam tabel keputusan dapat digambarkan juga dalam pohon keputusan. Dalam pohon keputusan, kondisi direpresentasikan oleh titik keputusan dan nilai direpresentasikan oleh jalur antara titik keputusan dan oval yang berisi aksi. Beberapa penelitian membandingkan BIT, tabel keputusan, dan pohon keputusan sebagai teknik representasi logika keputusan. Banyak penelitian menunjukan bahwa pohon keputusan merupakan metoda terbaik untuk banyak criteria sementara tabel keputusan buruk untuk criteria-kriteria tertentu dan terbaik untuk criteria tertentu. Karena tidak ada teknik terbaik untuk digunakan dalam strukturisasi kebutuhan maka analis harus menguasi ketiga teknik ini untuk digunakan pada situasi-situasi berbeda. Pertanyaan 1. Definisikan istilah-istilah berikut ini: a. Bahasa Inggris Terstruktur b. tabel keputusan c. pohon keputusan c. kejadian d. keadaan 2. Apa maksud pembuatan model logika ? Teknik apa yang dipakai untuk membuat model keputusan logika dan teknik apa yang dipakai untuk untuk membuat model logika temporal ? 3. Apa Bahasa Inggris Terstruktur itu ? Bagaimana Bahasa Inggris Terstruktur dapat dipakai untuk merepresentasikan sekuen, pernyataan-pernyataan kondisional, dan repetisi dalam suatu proses sistem informasi ? 4. Apa perbedaan Bahasa Inggris Terstruktur dengan pseudocode ? 5. Sebutkan langkah-langkah dalam pembuatan tabel keputusan ? Bagaimana anda mengurangi besar dan kompleksitas dari suatu tabel keputusan ?
  • 15. 6. Jelaskan struktur dari pohon keputusan ? 7. Bagaimana anda mengetahui kapan menggunakan Bahasa Inggris Terstruktur, tabel keputusan, atau pohon keputusan ? Mana yang terbaik untuk situasi apa ? 8. Kata kerja apa yang dipakai dalam Bahasa Inggris Terstruktur ? Tipe kata-kata apa yang tidak dipakai dalam Bahasa Inggris Terstruktur ? 9. Apa yang dimaksud dengan istilah “entri terbatas” dalam suatu tabel keputusan ? 10. Formula apa yang dipakai untuk menghitung jumlah aturan yang tabel keputusan harus cakup.