1. Ordo : Eubacteriales
Family : Lactobacteriaceae
Tribe : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus pyogenes
Streptococcus viridans
Streptococcus haemolyticus
Streptococcus faecalis
Streptococcus pertama kali ditemukan oleh Louis Pasteur pada penderita
sepsispuerperalis yaitu infeksi pada wanita yang habis melahirkan.
Robert kock pada tahun 1983 berhasil mengisolasi kuman yang berasal dari
luka nanah.
Bentuk bakteri ini bulat atau bulat telur, gram (+) dengan pengelompokan
seperti rantai walaupun ada yang berpasangan tetapi jarang.
Streptococcus secara normal ada pada manusia yang sehat (flora normal)
terutama yang berjenis Streptococcus gamma ada pada kulit, selaput lendir,
tenggorokan. Sterptococcus juga merupakan kuman patogen penyebab infeksi
bernanah dengan sifat khasnya yaitu kecenderungan menyebar.
2. MORFOLOGI
Berbentuk Coccus, gram (+).
Susunan seperti rantai, ada yang pendek 4 – 8 sel. biasanya pada biakan padat, dan 20 –
30 sel bahkan lebih biasanya ditemukan pada biakan cair atau bahan dari pus.
Ukuran 0,5 – 1 mikron.
Tidak bergerak.
Tidak berspora.
Beberapa species membentuk kapsul.
SIFAT BIAKAN
Beberapa species bersifat aerob, dan yang lainnya hanya dapat tumbuh dalam situasi
tekanan oksigen yang dikurangi ( anerob fakultatif).
Biasanya tumbuh baik pada suhu kamar atau suhu badan ( 22o c atau 37o C).
pH optimum 7,4 – 7,6.
Tumbuh subur pada media yang mengandung protein (blood agar, ), dan tidak tumbuh
atau pertumbuhannya kerdil pada media agar sederhana.
Koloni streptococcus bening, kecil, cembung, berdiameter 0,5 – 1 mm.
Dalam media kaldu pertumbuhannya ada kecenderungan menjadi granular pada bagian
bawah atau samping tabung. Beberapa strain membentuk pertumbuhan seperti tali, ada
juga yang membentuk seperti awan yang difus.
Katalase negatif.
Tidak larut dalam empedu.
3. STRUKTUR ANTIGEN
Dengan adanya bahan – bahan antigen yang berlainan untuk beberapa jenis streptococcus
maka secara serologis dapat dipisahkan beberpa kelompok dari Streptococcus.
Beberapa bahan yang dapat dipisahkan, yaitu :
a. Antigen polisakarida C
Bahan ini terdapat dalam dinding sel, merupakan bahan pokok dalam menggolong –
golongkan Streptococcus kedalam 2o kelompok menurut Lancefield.
b. M – protein
Bahan ini dihasilkan oleh kelompok A streptococcus yang virulen. Protein M
bertindak sebagai faktor virulensi dengan penghambatan fagositosis. Protein M larut
di dalam alkohol dan dihancurkan oleh tripsin.
c. T – substan
Bahan ini tidak berkaitan dengan kevirulenan Streptococcus. Tidak tahan terhadap
asam dan pemanasan tetapi tahan terhadap tripsin.
d. P – Substan
Terdiri dari nucleoprotein yang diduga sebagai bahan yang memperbaiki tubuh sel
(cel body).
e. Antigen R
f. Antigen ini ditemukan pada Streptococcus pyogenes serta beberapa jenis kelompok B
dan C. Tak ada kaitannya dengan virulensi.
4. TOKSIN DAN ENZYM
Diproduksi oleh Streptococcus yang virulen, lebih dari
20 macam, diantaranya adalah :
a. Streptokinase (fibrinolysin)
Dihasilkan oleh Streptococcus β – hemolitik. Zat ini
bisa mengubah plasminogen serum manusia
menjadi plasmin yaitu suatu enzim proteolitik aktif
yang menghancurkan fibrin dan protein tertentu.
Proses penghancurkan bisa dihalangi oleh anti
streptokinase yang ada dalam serum. Untuk
mengetahui adanya streptokinase dilakukan skin
test. Streptokinase dapat dipakai untuk pengobatan
emboli paru – paru dan trombosa vena.
5. b. Streptodornase (Dioksiribo Nukleat)
Ialah suatu enzim yang memecah Asam Dioksiribo Nukleat
(ADN) dan Dioksiribo Nukleo Protein (DNP). Aktivitas enzym
ini dapat diukur dari penurunan viskositas ADN. Streptodornase
dipakai pengobatan untuk pencairan eksudat yang kental. Bila
Streptococcus mengandung enzim ini maka nanahnya akan
bersifat encer.
C. Hialuronidase
Enzim ini dapat memecah asam hialuronida (komponen penting
bahan dasar jaringan ikat).
Hialuronidase merupkan faktor penyebaran infeksi
mikroorganisme (spreading factor).
Enzim ini merupakan antigen spesifik untuk setiap kuman.
Enzim hialuronidase yang dimurnikan dapat digunakan untuk
terapi yaitu untuk memudahkan penyebaran dan absorbsi cairan
yang disuntikkan ke dalam tubuh.
6. d. Erytrogenik toksin
Yaitu toksin yang dapat larut dan tahan pemanasan 60o c, tetapi akan rusak
pada perebusan selama 60 menit.
Toksin ini menyebabkan bercak merah pada kulit penderita Scarlet fever
(Scarletina).
Merupakan antigen yang spesifik pula dan bila masuk ke dalam tubuh
menyebabkan terbentuknya antitoksin yang dapat menetralkan toksin.
e. Disfosfopiridin nukleotidase
Adalah enzim yang dapat membunuh lekosit.
f. Hemolisin
Adalah zat yang dapat melisiskan sel darah merah.
β-hemolisin ialah zat yang dapat menghaemolisiskan darah merah.
α-hemolisin ialah zat yang bila terjadi perusakan eritrosit tidak sempurna
dan hanya mengeluarkan warna hijau (hemodigesti).
Gamma hemolisin anhemolisa.
Hemolisin yang dihasilkan Streptococcus disebut Streptolisin.
7. Streptococcus β-hemolitik mengeluarkan 2 hemolisin, yaitu :
1. Streptolisin O, tidak tahan terhadap oksigen dan
pemanasan, antigen yang kuat, penting dalam
menentukan virulensi. Streptolisin O adalah
racun sel yang berpotensi mempengaruhi banyak
tipe sel termasuk neutrofil, platelet, dan organel
subsel. Menyebabkan respon imun dan
penemuan antibodinya. Anti streptolisin O (ASO)
bisa digunakan secara klinis untuk menegaskan
infeksi yang baru saja. Streptolisin O bersifat
meracuni jantung (kardiotoksik).
2. Streptolisin S, yaitu penyebab hemolisa pada plat agar
darah, tidak bersifat antigenik, tahan terhadap
oksigen.
8. KLASIFIKASI
Untuk klasifikasi Streptococcus ada beberapa macam
cara :
1. Klasifikasi menurut Brown & Schot Muller membagi
berdasarkan reaksinya pada agar darah, yaitu :
No. Reaksi pada agar bouillon
darah
Schot Muller Brown
1. Haemolysin Streptococcus
haemolyticus
Β-streptococcus
2. Tidak ada reaksi/
anhaemolysin atau
anhaedigesti
Streptococcus
indifferent
Gamma
Streptococcus
3. Haemodigesti Streptococcus
viridans
Α-streptococcus
9. a. Alfa streptococcus (Viridans streptococcus)
● Menghasilkan alfa hemolisin.
● Jika ditanam pada media kaldu (air daging) darah,
tidak mengadakan hemolisa, eritrositnya
mengendap dan warnanya hijau, dikelilingi tepi
transparan.
● Karena membentuk warna hijau inilah maka
disebut Streptococcus viridans.
● Warna hijau ini terjadi karena oksidasi zat warna
merah darah.
10. b. Beta Streptococcus (Streptococcus haemolitikus)
▪ Jika ditanam pada media air kaldu darah akan
melisiskan eritrosit yang ada pada dasar tabung,
sehingga warna media seluruhnya menjadi merah.
▪ Pada plat agar darah akan membentuk daerah yang
jernih tidak berwarna disekitar koloninya, akibat
dari hemolisa sempurna.
c. Gamma Streptococcus (Streptococcus indifferent)
◊ Pada media agar darah tidak mengadakan
perubahan apa – apa.
◊ Tidak terjadi hemolisa, karena tidak mampu
menghemolisa.
11. 2. Klasifikasi menurut Sherman berdasarkan
temperatur.
No. Nama Pertumbuhan pada
10o c 45o c
1.
2.
3.
4.
Streptococcus pyogenes
(betha).
Streptococcus viridans (alpha)
Streptococcus lactic
Streptococcus faecalis
(enterococcus)
-
-
+
+
-
+
-
+
12. Keterangan :
Streptococcus faecales (Enterococcus)
Terdapat sebagai flora normal pada usus (tractus
intestinalis) binatang dan manusia.
Dapat mengadakan hemolisa darah
Akan menjadi patogen bila masuk ke dalam saluran
darah, saluran kencing, dan selaput otak.
Tahan terhadap beberapa antibiotika.
Penicilin hanya menghambat pertumbuhannya tapi
tidak membunuhnya.
Contoh : Streptococcus bovis, Streptococcus
equinus.
13. Streptococcus lactic/lactat
Tidak patogen
Biasanya terdapat pada susu dan menyebabkan
terjadinya koagulasi susu (basi).
Untuk membedakan dengan enterococcus, akan
tumbuuh bila ditanam pada media empedu dengan
suhu kamar, dan tidak akan tumbuh bila suhu
dinaikkan menjadi 45o c hanya enterococcus yang
tumbuh.
14. 3. Klasifikasi menurut bergey :
▪ Golongan pyogenik
▪ Golongan viridans
▪ Golongan enterococcus
▪ Golongan laktik
4. Klasifikasi menurut Lancefield membagi berdasarkan
pada group polisakarida antigen antigen spesifik C yang
ada pada dinding selnya. Ada 20 kelompok yaitu, A, B, C
, D, sampai dengan V.
15. Group Nama Tempat
ditemukan
Patogenitas
A Str . pyogenes humanus Manusia Penyakit pada
manusia
B Str. agalatic Sapi Mastitis sapi
C 1. Str. pyogenes animalis
2. Str. equisimilis
3. Str. pyogenes
4. Str. dys. agalacticus
Pada kuda, sapi,
dan binatang
lainnya, manusia
Penyakit ingusan
pada kuda, penyakit
pada manusia
(selulitis, demam
skarlatina)
D 1. Enterococcus
2. Str. faecalis
3. Str. glyceriniaceus
4. Str. liquifaciens
5. Str. zymogen’s
6. Str. duran’s
Susu, faeces pada
manusia dan
hewan
Penyakit tractus
nitarius, Colitis,
subakut end
F, G, H,
dan O
Manusia Kuman komensan
pada tenggorok.
16. 5. Klasifikasi menurut Griffith
Membagi Streptcoccus Group A ke dalam tipe – tipe
berdasarkan protein (M,T, R) yang terdapat pada
permukaan sel. Sampai saat ini telah ditemukan lebih
dari 65 jenis Griffith Streptococcus pyogenes.
17. PATOGENITAS
Daftar penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus.
Golongan Habitat normal (manusia) penyakit
A Kulit dan mukosa membran Scarlet fever, pharyngitis, impetigo,
endocarditis, rhematic fever.
B Mukosa membran Bakterimia, sepsis puerpuralis.
C Kulit dan mukosa membran Infeksi sal. Nafas, bakterimia.
D Saluran intestinal Infeksi saluran kencing, infeksi luka,
baktemia.
F Kulit dan membran mukosa Karies gigi, menigitis, sinusitis,
pneumonia, abses.
G Kulit dan mukosa membran Sinusitis, meningitis, bakterimia.
H Pernafasan & sal. Intestinal Septikemia, endocarditis, karies gigi.
K Pernafasan & sal. Intestinal Endocarditis, sinusitis, meningitis.
M Pernafasan & sal. kemih Infeksi alat kelamin, abses.
18. DIAGNOSA LABORATORIUM
Bahan pemeriksaan : swab tenggorok, sputum, darah, pus, cairan
otak.
Pemeriksaan mikrobiologi, diwarnai gram maka akan ditemukan
gram (+), coccus, tersusun dalam bentuk rantai. Pada biakan
agar darah tumbuh koloni kecil, menunjukkan hemolisis α,β
atau gamma.
Dilakukan test katalase, Streptococcus alfa dan beta hasilnya
negatif.
Test bacitracin : Streptococcus beta sensitif terhadap bacitracin.
Test Optochin : Streptococcus alfa resisten terhadap optochin.
Test kelarutan empedu : Streptococcus alfa tidak larut dalam
empedu.
PENGOBATAN
Dengan diberikan antibiotika penicilin, eritromycin.