1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen strategi, termasuk definisi, tujuan, analisis lingkungan eksternal dan internal, serta penggunaan analisis SWOT dalam merumuskan strategi perusahaan.
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
- model manajemen strategi
- definisi lingkungan
- karakteristik lingkungan
- proses analisis lingkungan eksternal
- 2 macam lingkungan eksternal
- dll
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
- model manajemen strategi
- definisi lingkungan
- karakteristik lingkungan
- proses analisis lingkungan eksternal
- 2 macam lingkungan eksternal
- dll
Alfred Chandler (1962)
Penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.
Buzzel & Gale (1987)
Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122Rame Priyanto
Materi berisi penjelasan mengenai analisis SWOT sebagai salah satu alat dalam manajemen strategis dan contoh penerapannya di Politeknik Keuangan Negara STAN
Alfred Chandler (1962)
Penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.
Buzzel & Gale (1987)
Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122Rame Priyanto
Materi berisi penjelasan mengenai analisis SWOT sebagai salah satu alat dalam manajemen strategis dan contoh penerapannya di Politeknik Keuangan Negara STAN
Materi berisi penjelasan singkat mengenai scaning lingkungan dan analisisnya, lingkungan internal dan eksternal. Dilengkapi juga dengan implementasi di instansi tempat kerja
DAFTAR GACOR KETIK DI GOOGLE >> agensunda.com
SUNDABET Situs Slot Gacor dengan Maxwin Tertinggi Hari Ini telah menjadi salah satu situs judi slot online terpercaya selama 3 tahun terakhir bagi para pemain judi online di Indonesia.
SUNDABET Situs Slot Gacor dengan Maxwin Tertinggi Hari Ini telah menjadi salah satu situs judi slot online terpercaya selama 3 tahun terakhir bagi para pemain judi online di Indonesia. Tentunya memiliki berbagai jenis permainan Judi Online seperti Togel, Live Casino, Poker Online, Slot Online dan Judi Bola dalam 1 akun, sehingga membuat para member akan lebih nyaman dalam bermain.
SUNDABET » Daftar Akun VVIP Hanya Hari ini di Situs Slot Paling Gacor
SUNDABET » Situs Judi Online Terpercaya dengan Pilihan Slot Gacor dan Live Casino Terbaik
Slot gacor sampai hari ini masih menarik minat para pemain dikarenakan cara bermainnya sangat mudah bagi pemula, selain itu kesempatan untuk menang sangat besar. Tidak heran jika SUNDABET menjadi salah satu Situs Slot favorit bagi pecinta Judi Online.
Situs SUNDABET tentunya juga memiliki berbagai jenis permainan Judi Online seperti Togel, Live Casino, Poker Online, Slot Online dan Judi Bola dalam 1 akun, sehingga membuat para member akan lebih nyaman dalam bermain. Tentunya kami juga memberikan berbagai macam promo dan bonus yang dapat di claim setiap harinya seperti Bonus New Member, Garansi kekalahan, Cashback, Rollingan.
SUNDABET berkomitmen untuk mengesahkan taruhan yang bertanggung jawab seperti halnya mempromosikan kesadaran akan masalah judi dan meningkatkan pencegahan, intervensi dan pelayanan. Kebijakan Pertanggungjawaban Permainan SUNDABET menetapkan komitmennya untuk meminimalisir efek negatif dari masalah judi dan untuk mempromosikan praktek perjudian yang bertanggung jawab.
Kami percaya ini tanggung jawab kami untuk anda, pelanggan kami, untuk memastikan bahwa anda menikmati pengalaman bertaruh di situs kami, sementara tetap menyadari penuh terhadap kerugian sosial dan keuangan yang terkait dengan masalah perjudian.
Dalam rangka membantu pemain kami dalam pertanggunjawaban perjudian, kami memastikan bahwa semua staf kami memiliki kesadaran pertanggunjawaban perjudian. Silahkan menghubungi kami jika anda membutuhkan informasi atau bantuan lebih lanjut.
Bertaruh dibawah batas umur 18 tahun merupakan tindakan ilegal di SUNDABET. SUNDABET memiliki tanggung jawab yang serius untuk masalah ini. SUNDABET mempunyai hak untuk meminta bukti umur dari pelanggan manapun dan untuk melakukan pengecekan untuk memverifikasi informasi yang disediakan. Akun pelanggan mungkin akan ditutup untuk sementara dan dana akan ditahan sampai tersedia bukti yang memadai mengenai umur anda.
Untuk pelanggan kami yang menginginkan untuk membatasi dirinya dari berjudi, kami menyediakan fasilitas pengecualian diri yang memungkinkan pelanggan untuk menutup akunnya untuk minimum waktu 6 bulan sampai 5 tahun sesuai dengan permintaan. Silahkan hubungi Petugas Layanan Pelanggan melalui “Live Chat”
Forex, atau Foreign Exchange, adalah pasar global untuk perdagangan mata uang yang merupakan yang terbesar dan paling likuid di dunia, dengan volume perdagangan harian mencapai triliunan dolar. Pasar ini beroperasi 24 jam sehari melalui jaringan komputer global yang melibatkan bank, pialang, institusi, dan individu. Di forex, mata uang diperdagangkan berpasangan, seperti EUR/USD, dan nilai tukar mata uang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar bebas. Trader forex menggunakan analisis teknis dan fundamental untuk membuat keputusan perdagangan, serta berbagai strategi seperti day trading, swing trading, dan scalping untuk memaksimalkan keuntungan. Manajemen risiko, termasuk penggunaan stop-loss order dan diversifikasi, sangat penting dalam trading forex. Broker forex berperan sebagai perantara dan menawarkan berbagai platform trading seperti MetaTrader dan TradingView. Meskipun menawarkan peluang besar, trading forex juga memiliki risiko yang signifikan dan memerlukan edukasi serta disiplin yang baik.
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizAlfaiz21
Perkembangan teknologi saat ini telah memasuki segala bidang atau aspek, kita diperhadapkan dengan berbagai teknologi salah satunya pada investasi atau trading secara real-time. Salah satu bidang investasi yang cukup populer saat ini adalah perdagangan valuta asing atau Foreign Exchange (Forex). Pasar Foreign Exchange (forex) adalah inter-bank atau inter-dealer yang didirikan pada tahun 4971 ketika nilai tukar mengambang (floating rate) mulai diberlakukan. Tingginya minat dan ketertarikan masyarakat dunia terhadap dunia valuta asing atau forex (foreign exchange) meningkat cukup drastis dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat kita lihat dari data statistik yang diolah oleh BIS (Bank for International Settlement), yang mana menunjukkan data turnover foreign exchange market dari tahun 2001 yang hanya berkisar 1.239 billion menjadi 5.067 billion di tahun 2016 (Bank of International Settlement, 2016).
Forex merupakan sebuah investasi yang tergolong high risk dan high return investment program. Sebuah investasi yang memiliki risiko tinggi, tentu timbal baliknya juga profit yang tinggi, jadi kedua sisi, baik itu profit maupun risiko ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Investasi menempatkan modal pada suatu perusahaan atau aset dengan harapan menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Dalam berinvestasi, harapan utama investor adalah memperoleh keuntungan dari transaksi yang dilakukannya. Transaksi yang dilakukan di Pasar Forex adalah antara dua pihak yang sepakat untuk melakukan perdagangan melalui fasilitas telepon atau electronic network sehingga investor dan pihak perusahaan tidak harus bertemu secara langsung untuk bertransaksi kecuali ketika penyerahan modal. Dalam melakukan investasi tersebut setiap perusahaan umumnya akan berusaha agar perluasannya dapat berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya untuk kelangsungan hidup perusahaan.
ORDER https://wa.me/6282186148884 , Pelita Mas adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Beton dan Paving Block. Paving Untuk Taman, Pelita Mas Paving Block, Pengunci Paving, Pengunci Paving Block, Pinggiran Paving.
Temukan keindahan luar biasa dalam taman paving kami yang eksklusif. Dengan desain yang elegan dan tahan lama, taman paving kami menciptakan ruang luar yang memikat. Pilihlah kualitas terbaik untuk keindahan yang abadi. Jual taman paving, wujudkan taman impian Anda hari ini!
Kami melayani pengiriman ke area Kota Malang dan Kota Batu. Kami Juga melayani Berbagai Macam Pemesanan Genteng Beton dan Paving Block dalam jumlah Besar untuk keperluan Perumahan, Perkantoran, Villa, Gedung, Pembangunan Kampus, Masjid, dan lainnya.
Produk yang kami produksi terdiri dari :
1. Genteng Beton Multiline
2. Genteng Beton Urat Batu
3. Genteng Beton Royal
4. Genteng Beton Vertical
5. Wuwung Genteng
6. Paving ukuran 20x20, 10,5x21, Diagonal
7. Kanstin dan Topi Uskup
8. Pagar Panel
9. Paving Corso 50x50
10. Paving Grass Block Lubang
Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan, hubungi :
Pabrik Genteng Beton dan Paving Pelita Mas
Jl Raya Tlogowaru No 41, Tajinan, Kedungkandang, Malang
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Lokasi Pabrik kami
https://maps.app.goo.gl/bmDrQ87yF6gQvHnf8
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
1. 1
2 TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Strategi
Definisi manajemen strategi menurut David (2006 : 6) adalah sebagai seni
dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya. Seperti tersirat dalam definisi, manajemen strategis berfokus pada
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produk/operasi,
penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi computer untuk mencapai
tujuan organisasi.
Selanjutnya Pearce dan Robinson (2008 : 5) mendefinisikan Manajemen
strategis sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi
dan impelementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu
perusahaan/organisasi.
Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktifitas manajerial setiap
organisasi. Perencanaan strategis adalah instrumen kepemimpinan dan suatu
proses. Sebagai suatu proses, ia menentukan apa yang dikehendaki suatu
organisasi dimasa depan dan bagaimana usaha mencapainya. Seperti yang
ditegaskan oleh Steiss yang disadur oleh Salusu (2006 : 500) bahwa perencanaan
strategis sebagai komponen dari manajemen strategis bertugas untuk memperjelas
tujuan dan sasaran, memilih berbagai kebijaksanaan, terutama dalam memperoleh
dan mengalokasikan sumber daya serta menciptakan suatu pedoman dalam
menerjemahkan kebijaksanaan organiasi.
Manfaat Manajemen Strategis
Perencanaan sebagai salah satu fungsi dari manajemen yang pertama
memiliki peranan yang sangat penting. Dengan perencanaan yang bagus, sebuah
organisasi akan memiliki arah dan langkah yang jelas.
Dengan menggunakan manajemen strategis sebagai suatu kerangka kerja
untuk menyelsesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi, maka para
pemimpin organisasi diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara
strategik. Ada beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan
manajemen strategis, yaitu :
1) Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju
2) Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi
3) Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4) Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam
lingkungan yang semkin beresiko
5) Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan organisasi
untuk mencegah munculnya masalah dimasa mendatang
6) Keterlibatan karyawan/anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan
lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya
7) Aktifitas tumpang tindih akan dikurangi
8) Keengganan untuk berubah dari karyawan/anggota organisasi akan dapat
dikurangi
2. 2
Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Porter yang dikutip oleh Umar (2005) Lingkungan eksternal dibagi
kedalam dua katagori yaitu lingkungan makro dan lingkungan industri. Penjelasan
kedua katagori eksternal yakni sebagai berikut :
1) Lingkungan Makro
Elemen-elemen yang ada dalam lingkungan ini memberikan pengaruh yang
tidak langsung pada perusahaan. Elemen-elemen yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
a) Elemen Perekonomian
Perekonomian berkaitan dengan bagaimana orang atau bangsa memproduksi,
mendistribusikan, dan mengonsumsi berbagai barang dan jasa. Perusahaan
perlu memperhatikan sejauh mana perekonomian dapat mempengaruhi
perusahaan/organisasi dari segi upah tenaga kerja, inflasi, perpajakan,
pengangguran, dan harga barang yang dikelola.
b) Elemen Politik dan Legal
Situasi politik, perpolitikan, dan masalah legal sangat terkait dengan
keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Situasi perpolitikan yang
kondusif memberikan kenyamanan bagi para organisasi/pelaku usaha.
c) Elemen Sosial-Budaya
Kondisi sosial yang dimaksud adalah seperti kondisi demografi, sikap,
gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang eksternal
perusahaan. Begitupula dari kondisi budaya seperti ekologis, demografis,
religious, pendidikan dan etnis.
d) Elemen Lingkungan Teknologi
Ilmu dan pengetahuan manusia terus berkembang dari waktu ke waktu. Ini
membuat teknologi juga berkembang pesat. Teknologi tidak hanya
mencakup penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi cara-
cara pelaksanaanya atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu
pekerjaan, artinya teknologi memberikan suatu gambaran yang luas
meliputi mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan.
2) Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di-
mana bisnis perusahaan berada.
a) Ancaman Pelaku Bisnis Baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah
implikasi bagi perusahaan yang sudah ada.
b) Ancaman Produk Subsitusi
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri tertentu akan bersaing
pula dengan produk pengganti.
c) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Pembeli ini biasanya bisa memaksa perusahaan untuk menurunkan harga
atau menuntut meningkatkan kualitas produk/jasa, serta mengadu
perusahaan dengan kompetitornya.
d) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Bila pemasok memiliki daya tawar yang semakin kuat, maka semakin
kurang menarik industrinya.
e) Persaingan Dalam industri
3. 3
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan
mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar.
Sedangkan pada pasar persaingan sempurna biasanya akan memaksa
perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk.
Analisis Lingkungan Internal
Secara garis besar, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yang
hendaknya diamati dapat dilihat dari beberapa pendekatan, yakni sebagai berikut :
1) Pendekatan Fungsional
Pada pendekatan ini, pegkatagorian analisis internal sering diarahkan
pada pasar dan pemasaran, kondisi keuangan dan akunting, produksi,
sumber daya manusia, dan struktur organisasi dan manajemen.
2) Pendekatan Rantai Nilai (Value Chains)
Analisis dengan pendekatan Rantai Nilai didasarkan pada serangkaian
kegiatan yang berurutan dari sekumpulan aktivitas nilai (value
activities) yang dilaksanakan untuk mendesain, memproduksi,
memasarkan, mengirimkan, serta mendukung produk dan jasa mereka
pada perusahaan yang terdiri dari satu SBU saja.
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Dalam membuat keputusan perusahaan perlu pertimbangan faktor internal
yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman.
Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu strategi perusahaan
mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan
peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisi kelemahan yang
terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang timbul dan harus
dihadapi dengan tepat.
4. 4
Diagram Analisi Swot
Sel 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Sel 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk atau pasar).
5. 5
Sel 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal.
Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik
Sel 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan.
Perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi
perusahaan atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan
memanfaatkan peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan
yang ada dalam perusahaan serta menekan berbagai ancaman yang akan
timbul.
Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam tubuh
perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga
mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam
mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara
lain:
a) Pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis SWOT
Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam tubuh
perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat
sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam
mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara
lain:
1) Kekuatan (Strenght).
Yang dimaksud dengan kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat
diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan
dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang
juga dapat diandalkan serta berbeda dengan produk lain yang mana
dapat membuatnya lebih kuat dari para pesaingnya.
Menurut Pearce. Robinson, kekuatan adalah sumber daya,
keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap
pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh
6. 6
perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan
keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat
terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan
pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain.
2) Kelemahan (Weakness).
Yang dimaksud dengan kelemahan adalah kekurangan atau
keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik
itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang bagi
kinerja organisasi.
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif
perusahaan. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas
manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat
merupakan sumber kelemahan.
3) Peluang (opportunity).
Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan situasi yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan.
Situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan,
kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan,
perubahan pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan
tekhnologi, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau
pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan.
4) Ancaman (Treats).
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan
menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa
sekarang maupun yang akan datang.
Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau
yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya
pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli
atau pemasok penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan baru
atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan
perusahaanFaktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu
7. 7
perusahaan, sedang peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor
lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika
dapat dikatakan bahwa analisis SWOT merupakan instrumen yang
ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut
terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang
sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi
kelemahan yang terdapat dalam tubuh perusahaan dan menekan
dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu analisis strategis
dan acuan logis dalam pembahasan sistematik tentang situasi
perusahaan dan alternatif-alternatif pokok yang mungkin
dipertimbangkan perusahaan.
5) Manajemen Strategi
Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila dapat
mengembangkan dan menjalankan strategi untuk mengatasi berbagai
ancaman baik internal maupun eksternal dan meraih peluang yang
ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu
disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis
adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-
kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta
pendaya gunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk
mencapai tujuan tersebut. Ada beberapa konsep yang sangat menentukan
suksesnya strategi yang disusun antara lain:
a) Distintinctive Competence menjelaskan kemampuan spesifik yaitu suatu
perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh
perusahaan pesaing yang meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan
sumber daya.
b) Competetive Adventage menjelaskan keunggulan bersaing oleh pilihan
strategi dilakukan untuk merebut peluang pasar meliputi cost leadership,
diferensiasi dan focus
8. 8
Proses manajemen strategis merupakan sebuah proses yang mencakup
perencanaan strategi, pelaksaanaan dan evaluasi seperti pada diagram
berikut ini.
9. 9
Langkah selanjutnya setelah mendefinisikan peristiwa yaitu
menentukan kriteria seleksi berupa pencantuman perusahaan dalam
penelitian. Kriteria mungkin dapat dibatasi oleh ketersediaan data seperti
NYSE atau AMEX atau dapat juga pembatasan lainnya seperti anggota dalam
industri yang lebih khusus. Tahapan ini digunakan untuk meringkas beberapa
karakteristik dari sampel data (misalnya, kapitalisasi pasar, perwakilan
industri, distribusi kejadian) dan mencatat setiap potensi bias yang mungkin
terjadi melalui pemilihan sampel.
1. Normal dan abnomal return
Penilaian dampak event tersebut dilakukan dengan pengukuran
abnormal return. Abnormal return merupakan selisih dari aktual return
saham setelah peristiwa selama event window dan normal return dari saham
perusahaan selama event window. Normal return didefinisikan sebagai return
yang diharapkan jika peristiwa tersebut tidak terjadi.
2. Prosedur estimasi
Parameter model yang menggunakan sebagian kecil dari data yang
dikenal sebagai jendela estimasi. Jendela estimasi umumnya menggunakan
periode sebelum event window. Periode peristiwa itu sendiri tidak termasuk
dalam periode estimasi untuk mencegah acara tersebut dari mempengaruhi
perkiraan model parameter normal.
3. Menguji prosedur
Melalui parameter model normal return, abnormal return dapat
dihitung. Selanjutnya diperlukan kerangka pengujian untuk abnormal return,
dan mendefinisikan hipotesis nol, serta menentukan teknik untuk
menggabungkan abnormal return dari perusahaan-perusahaan individu.
4. Hasil empiris
Presentasi hasil mengikuti perumusan desain ekonometrik. Selain
menyajikan hasil empiris dasar, penyajian uji bisa menjadi lebih produktif
terutama dengan sejumlah pengamatan peristiwa. Hasil empiris dapat
dipengaruhi oleh satu atau dua perusahaan, sehingga penting untuk mengukur
hasilnya.
5. Interpretasi dan kesimpulan
Hasil empiris akan memberikan pengetahuan mngenai mekanisme
dimana event mempengaruhi harga saham. Selain itu, analisis tambahan juga
dapat dimasukkan untuk memberikan penjelasan yang berbeda.
Event study menyajikan tes langsung efisiensi pasar dan secara sistematis
nilai abnormal return saham tidak nol yang bertahan setelah adanya peristiwa
tertentu adalah tidak konsisten dengan hipotesis bahwa harga saham
menyesuaikan dengan cepat untuk mencerminkan informasi baru secara penuh.
Abnormal return konsisten dengan efisiensi pasar, dan apabila peristiwa bisa
10. 10
diprediksi dengan pasti maka abnormal return bisa diperoleh investor (Brown dan
Warner 1980). MacKinlay (1997) juga melakukan penelitian dan menyimpulkan
bahwa metode event study bahwa event study paling banyak digunakan pada
penelitian empiris di corporate finance dan event study fokus pada abnormal
return di sekitar tanggal pengumuman.
Abnormal Return
Abnormal return untuk saham dihitung sebagai perbedaan antara return
pada saham dan normal return, dan memperkirakan abnormal return yang
dibangun menggunakan kumpulan informasi yang dipilih. Menurut Campbell
(1997) hipotesis efisiensi pasar tidak dapat diterima jika abnormal return tidak
dapat diprediksi. Harga saham diperhitungkan sebagai abnormal jika
dibandingkan dengan benchmark spesifik, sehingga perlu pengukuran normal
return terlebih dahulu sebelum mengukur abnormal return. Selanjutnya Brown
dan Warner (1985) juga menjelaskan 3 model untuk menghitung excess return
untuk data saham harian, yaitu:
1. Mean Adjusted Returns
Ai,t = Ri,t - Ri (2.1)
dimana:
A i,t = excess return saham i pada hari ke-t
R i,t = return saham i yang diamati pada hari ke-t
Ri = rata-rata return saham i selama periode estimasi
Model ini menganggap bahwa return ekspektasi yang bernilai konstan sama dengan
rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi.
2. Market Adjusted Returns
Ai,t = Ri,t – Rm (2.2)
dimana:
A i,t = excess return saham i pada hari ke-t
R i,t = return saham i yang diamati pada hari ke-t
Rm,t = return pada pasar saham yang dinilai dengan indeks untuk hari
ke-t
Model market adjusted returns menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.
Dalam penggunaan model ini, tidak diperlukan periode estimasi untuk membentuk
model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return
indeks pasar.
3. OLS (Ordinary Least Square) Market Model
Ai,t = Ri,t - iαˆ - βˆ
i Rm,t (2.3)
A i,t = excess return saham i pada hari ke-t
R i,t = return saham i yang diamati pada hari ke-t
Rm,t = return pada pasar saham yang dinilai dengan indeks untuk hari
ke-t
iαˆ , βˆ
i = nilai OLS dari periode estimasi
Perhitungan expected return dengan model pasar (market model) dilakukan dengan
dua tahap, yaitu pertama membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data
realisasi selama periode estimasi, dan kedua menggunakan model ekspektasi OLS
untuk mengestimasi expected return di periode jendela.
Dalam event study pasar saham, penjumlahan abnormal return (ARs) selama
event window digunakan untuk mengestimasi cumulative abnormal returns
11. 11
(Salinger 1992). Abnormal returns (AR) positif menunjukkan bahwa tingkat
keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dari yang diharapkan oleh investor.
Return yang diharapkan investor diperkirakan dengan market model. Apabila AR
bernilai negatif artinya bahwa harga saham sudah terlalu tinggi yang
menunjukkan bahwa efisiensi informasi pasar modal dalam bentuk setengah kuat
masih belum terpenuhi (Husnan 1998).
Campbell et al. (1997) menggunakan cumulative abnormal returs (CAR)
untuk menggambarkan seluruh kesimpulan dari suatu event. Selain CAR
digunakan dari sisi saham individu dan waktu, juga dapat digunakan untuk
melihat saham dan saham secara bersamaan. Selanjutnya Husnan (1998) juga
menjelaskan bahwa CAR yang merupakan penjumlahan AR dari periode ke
periode bermanfaat untuk melihat perkembangan abnormal return selama
beberapa periode.
Beberapa faktor ekonomi dan non ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari
aktivitas bursa saham mampu mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar
modal (Kristiana dan Suratna 2005). Menurut Zaqi (2006) bahwa peristiwa yang
mengandung informasi positif dapat mendorong kegiatan perekonomian dalam
negeri. Hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan kesejahteraan para stakeholders-nya. Sebaliknya, peristiwa yang
mengandung informasi negatif akan menghambat kegiatan perekonomian dalam
negeri sehingga perusahaan sulit berkembang dan menurunkan value perusahaan
(Zaqi 2006). Harga sekuritas dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
pengumuman, yaitu (Foster 1986):
1. Pengumuman yang berhubungan dengan laba, yaitu: (a) laporan tahunan
awal, (b) laporan tahunan detail, (c) laporan interim awal, (d) laporan interim
detail, (e) laporan perubahan metode-metode akutansi, (f) laporan auditor, (g)
lainnya.
2. Pengumuman-pengumuman mengenai peramalan oleh pejabat perusahaan,
yaitu: (a) Peramalan laba sebelum akhir tahun fiscal, (b) estimasi laba setelah
akhir tahun fiskal, (c) peramalan penjualan, (d) lainnya.
3. Pengumuman-pengumuman dividen, yaitu: (a) Distribusi kas, (b) distribusi
saham, (c) lainnya.
4. Pengumuman-pengumuman pendanaan, yaitu: (a) Pengumuman yang
berhubungan dengan ekuitas, (b) pengumuman yang berhubungan dengan
hutang, (c) pengumuman sekuritas hybrid, (d) sewa-guna, (e) persetujuan
standy credit, (f) pelemparan saham kedua, (g) pemecahan saham, (h)
pembelian kembali saham, (i) pengumuman joint venture, (j) lainnya.
5. Pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan pemerintah, yaitu: (a)
Dampak dari peraturan baru, (b) investigasi-investigasi terhadap kegiatan
perusahaan, (c) keputusan-keputusan regulator, (d) lainnya;
6. Pengumuman-pengumuman investasi, yaitu: (a) Eksplorasi, (b) usaha baru,
(c) ekspansi pabrik, (d) penutupan pabrik, (e) pengembangan R&D, (f)
lainnya.
7. Pengumuman-pengumuman ketenagakerjaan (Labor Announce-ments). (a)
Negoisasi-negosiasi, (b) kontrak-kontrak baru, (c) pemogokan, (d) lainnya.
8. Pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan hukum, yaitu: (a)
Tuntutan oleh perusahaan atau terhadap manajernya, (b) tuntutan oleh
perusahaan atau oleh manajernya, (c) lainnya.
12. 12
9. Pengumuman berkaitan dengan pemasaran-produksi-penjualan, yaitu: (a)
Pengiklanan, (b) rincian kontrak, (c) produk baru, (d) perubahan harga, (e)
penarikan produk, (f) laporan-laporan produksi, (g) laporan-laporan
keamanan produk, (h) laporan-laporan penjualan, (i) rincian jaminan, (j)
lainnya.
10. Pengumuman-pengumuman manajemen-direksi, yaitu: (a) Susunan direksi,
(b) manajemen, (c) rincian struktur organisasi, (d) lainnya.
11. Pengumuman-pengumuman merjer-ambil alih diversifikasi, yaitu: (a)
Laporan-laporan merjer, (b) laporan-laporan mengambil alih, (d) laporan-
laporan diambil alih, (e) laporan-laporan diversifikasi, (f) lainnya.
12. Pengumuman-pengumuman industri sekuritas, yaitu: (a) laporan-laporan
pertemuan tahunan, (b) perubahan-perubahan kepemilikan saham, (c) “heard
on the street”, (d) laporan-laporan “insider” trading, (e) laporan harga dan
volume perdagangan, (f) pembatasan perdagangan atau suspense, (g) lainnya.
13. Lain-lain.
Dalam penelitian ini lebih difokuskan fluktuasi harga saham yang
diakibatkan adanya informasi dari faktor non ekonomi yaitu faktor politik.
Adanya fluktuasi harga saham harian tersebut memberikan peluang bagi investor
untuk memperoleh abnormal return.
Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang
diperdagangkan di bursa pada suatu waktu tertentu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan sekuritas oleh investor, yaitu (Yadav 1992): (a)
perubahan ekspektasi individu berkaitan dengan perubahan harga; (b) penyesuaian
investor yang terkait dengan risiko, pajak, dll.; (c) asimetri informasi; (d)
pertimbangan likuiditas; (e) struktur mikro pasar. Selain itu, Yadav (1992) juga
menjelaskan bahwa motif utama dalam perdagangan di pasar keuangan adalah
likuiditas. Likuiditas perdagangan muncul atas kebutuhan di luar pasar keuangan
dan bukan karena informasi tentang hasil di masa yang akan datang. Pedagang-
pedagang likuiditas adalah lembaga keuangan yang berdagang untuk
menyeimbangkan kembali portofolionya. Harris & Gurel (1986) menggunakan
harga dan volume reaksi untuk mengetahui tekanan harga terkait dengan
perdagangan likuiditas yang besar.
Volume perdagangan saham merupakan suatu variasi dari event study dilihat
dari fungsinya (Munawarah 2009). Menurut Kim dan Verrecchia (1991)
mengatakan bahwa studi mengenai volume sebagai pengganti sebagian besar studi
mengenai return dan penggunaan volume yang berkaitan dengan return dapat
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan sistematis terkait pengetahuan para
investor atau karakteristik lain sehingga menimbulkan reaksi yang berbeda
terhadap pengumuman publik untuk semua perusahaan atau semua jenis
pengumuman. Menurut Meidawati dan Harimawan (2004) mengatakan bahwa
volume perdagangan yang sangat tinggi pada bursa saham menunjukkan bahwa
pasar akan membaik (bullish). Selain itu peningkatan volume perdagangan saham
dan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat menunjukkan kondisi
yang bullish. Investor menggunakan volume perdagangan saham untuk melihat
apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham aktif yang diperdagangkan
di pasar. Aktivitas perdagangan saham di bursa dan keputusan invetasi oleh
13. 13
investor dapat dilihat dari perubahan volume perdagangan saham yang ada di
pasar modal.
Selanjutnya Meidawati dan Harimawan (2004) juga mengatakan bahwa
volume perdagangan merupakan salah satu data yang digunakan pada analisis
teknikal. Analisis teknikal memanfaatkan data pasar itu sendiri untuk
mendapatkan permintaan dan penawaran suatu saham tertentu ataupun seluruh
pasar. Analisis tersebut juga digunakan untuk menentukan kapan akan membeli
(masuk ke pasar) atau menjual (keluar dari pasar) berdasarkan indikator-indikator
teknis ataupun analisis grafik. Dalam penelitian ini, volume perdagangan saham
dapat diukur dengan menggunakan aktivitas perdagangan saham (Trading Volume
Activity). Trading Volume Activity (TVA) menggambarkan perbandingan antara
jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam
suatu periode tertentu (Munawarah 2009).
Menurut Kurniasari (2007) bahwa untuk memprediksi return di masa yang
akan datang dapat menggunakan aktivitas perdagangan karena mengandung
informasi yang dapat dipercaya. Penting untuk meneliti aktivitas perdagangan
karena pada umumnya aktivitas perdagangan yang sangat tinggi akan diikuti oleh
return yang positif pada periode berikutnya dan sebaliknya.
Pemilihan Presiden (Pilpres)
Marwan dan Setiawan (1998) mengatakan bahwa aktivitas pasar saham
tidak dapat dipisahkan dari lingkungan non-ekonomi meskipun tidak berpengaruh
secara langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar saham. Ketidakpastian
peristiwa-peristiwa politik dan keamanan yang ditimbulkan oleh isu-isu
kepedulian terhadap lingkungan hidup, hak asasi manusia, peristiwa-peristiwa
politik dan kenegaraan serta kerusuhan-kerusuhan dapat menjadi faktor utama
pemicu fluktuasi harga saham di bursa saham.
Menurut Pantzalis (2000) bahwa peristiwa politik berpengaruh besar
terhadap pasar finansial dan pasar cenderung merespon informasi baru mengenai
keputusan politik. Hal tersebut pada akhirnya akan berdampak terhadap kebijakan
fiskal dan moneter negara. Para investor tertarik untuk mengikuti peristiwa politik
tersebut untuk ingin mengubah ekspektasinya berdasarkan hasil peristiwa
tersebut. Pemilihan politik merupakan peristiwa yang penting diperhatikan oleh
peserta pasar diantara peristiwa politik lainnya, dikarenakan (Pantzalis 2000):
1. Pemilihan
Melalui peristiwa pemilihan, investor sebagai pemilih kesempatan untuk
mempengaruhi kebijakan ekonomi jangka menengah dan panjang negara.
Pemilih juga dapat memilih kembali kandidat dan partai sebelumnya
berdasarkan penilaian sebelum pemilihan.
2. Pemilu mampu menarik perhatian media, lembaga survei, analis politik dan
keuangan sebagai pelaku yang menyaring informasi antara politisi dan publik.
Kegiatan ini juga dapat menyebarkan informasi ke pasar keuangan.
3. Setelah hasil pemilu menjadi lebih pasti, kemungkinan sebelumnya yang
telah diperkirakan pelaku pasar keuangan dapat direvisi kembali.
Kemungkinan tersebut mencakup kebijakan yang akan dilaksanakan dan
dampak ekonomi yang dihasilkan.
Pengujian Event Study
14. 14
Pengujian yang umum digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
abnormal return pada metode event study adalah dengan menggunakan uji beda.
Boehmer et al. (1991) mengatakan bahwa uji beda merupakan salah satu solusi
paling baik untuk menguji abnormal return dikarenakan metode-metode event
study lainnya seringkali menolak hipotesis untuk abnormal return yang bernilai
nol (AR=0). Suciyanti et al. (2013) mendefinisikan uji beda sebagai uji untuk
mencari perbedaan antara dua atau beberapa sampel data. Uji beda juga dapat
digunakan untuk mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
Selanjutnya dikatakan pula bahwa uji Beda Statistika terbagi menjadi dua yaitu:
1. Uji Beda Parametrik
Uji ini muncul dikarenakan salah satu bagian penting dalam ilmu
statistik adalah persoalan inferensi yaitu penarikan kesimpulan secara statistik
atau statistik inferensi. Dalam statistik inferensi dipertimbangkan dua hal
pokok yaitu penaksiran parameter populasi dan uji hipotesis. Statistik
Parametrik merupakan teknik yang banyak digunakan pada metode-metode
pengujian hipotesis dan penaksiran interval ini dikarenakan harga-harga
populasi merupakan parameter. Ditribusi populasi atau distribusi variabel
acak yang digunakan pada statistic parametrik mempunyai bentuk matematik
yang diketahui. Uji statistik parametrik berupa uji t.
2. Uji Beda Non Parametrik
Penaksiran parameter populasi dan uji hipotesis membutuhkan sampel
yang memenuhi asumsi yaitu mempunyai distribusi tertentu. Namun
kebanyakan sampel yang diperoleh hanyalah sebatas mendekati distribusi
tertentu atau distribusi normal, bahkan beberapa sampel distribusinya tidak
diketahui sama sekali. Sehingga dikembangkan suatu teknik inferensi yang
tidak memerlukan asumsi-asumsi tertentu mengenai distribusi sampelnya, dan
juga tidak memerlukan uji hipotesis yang berhubungan dengan parameter-
parameter populasinya. Teknik tersebut dikenal dengan sebutan statistik non
parametrik. Uji statistic non parametric terdiri dari uji binomial dan chi-
kuadrat.
Liu (2007) dalam penelitiannya untuk melihat abnormal return yang
signifikan terdapat pada pasar saham di negara Taiwan, Korea Selatan, Singapura,
Filipina, dan Indonesia selama periode pemilihan 1996-2005 menggunakan
metode statistik parametrik dan metode statistik non parametrik. Hal ini dilakukan
karena jumlah data yang digunakan Liu (2007) berjumlah 11 sehingga digunakan
kedua jenis metode tersebut untuk menguji data dan membandingkan hasilnya.
Selanjutnya dikatakan bahwa metode statistik parametrik dibutuhkan untuk
pengamatan dengan distribusinya normal, sedangkan jika kondisi data tidak
memungkinkan untuk terdistrbusi normal maka digunakan metode non
parametrik. Pengujian sampel data yang berjumlah 30 atau lebih menggunakan
uji-t. Uji t juga mungkin dilakukan pada pengamatan dengan jumlah data sedikit,
namun peneliti yakin variabelnya terdistribusi normal. Sebaliknya, jika peneliti
tidak mengetahui variabel parameter dari populasi, maka statistik non parametrik
yang harus dilakukan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian menggunakan event study untuk mendapatkan abnormal return
dilakukan oleh Yuwono (2013) untuk menguji apakah peristiwa banjir yang
15. 15
melanda DKI Jakarta tahun 2013 mampu mempengaruhi kegiatan pasar modal
Indonesia. Periode pengamatan yang dilakukan berlangsung selama 65 hari bursa
yang terdiri dari dua periode yaitu 44 hari periode estimasi dan 21 hari periode
peristiwa yang terdiri 1 hari peristiwa, 10 hari sebelum peristiwa dan 10 hari
setelah peristiwa dijadikan periode jendela untuk mengukur reaksi. Melalui
penelitian tersebut diketahui bahwa yaitu bahwa pengumuman peristiwa bencana
banjir yang melanda DKI Jakarta tanggal 17 Januari 2013 memberikan abnormal
return bagi investor terbukti signifikan secara statistik. Hasil analisis uji
perbedaan rata-rata abnormal return sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari
setelah peristiwa juga menunjukkan bahwa secara statistik ada perbedaan yang
signifikan antara rata-rata abnormal return sepuluh hari sebelum dengan rata-rata
abnormal return sepuluh hari setelah peristiwa.
Munawarah (2009) melakukan analisis perbedaan rata-rata abnormal return
dan rata-rata trading volume activity pada saham LQ-45 sebelum dan setelah
suspend BEI dengan menggunakan event study method. Pengamatan ini dilakukan
terhadap rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity selama 3
hari sebelum, event date, dan 3 hari setelah peristiwa. Menggunakan model
market adjusted model dalam mengukur expected return, dimana untuk
mengestimasi return suatu sekuritas menggunakan return indeks pasar pada saat
tersebut. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa rata-rata abnormal return
saham selama periode peristiwa tidak signifikan terjadi sebelum dan setelah
peristiwa suspend BEI. Abnormal return yang diperoleh sebagian besar bernilai
negatif yang menunjukkan bahwa kandungan informasi dalam peristiwa tersebut
merupakan berita buruk (bad news). Namun, pada hari pertama setelah suspend
BEI terdapat abnormal return positif yang berarti adanya berita baik (good news)
dimana kebijakan pemerintah melakukan suspend BEI direspon positif oleh
investor, sehingga dapat mengurangi kepanikan investor dan mengkondusifkan
pasar.
Penelitian mengenai pengaruh pemilihan politik yaitu pemilihan presiden
terhadap pasar saham di US dilakukan sejak tahun 1980, namun pada abad ke-21
Pantzalis et al. (2000) meneliti tingkah laku pasar saham sekitar pemilihan untuk
skala internasional selama tahun 1974-1995. Penelitian tersebut menguji 33
negara disekitar waktu pemilihan dan ditemukan adanya abnormal return positif
dua minggu sebelum minggu pemilihan. Abnormal return tersebut menunjukkan
fungsi derajat politik, ekonomi, dan tekanan kebebebasan, dan fungsi waktu
pemilihan kesuksesan pemangku kekuasaan dipilih kembali.
Liu (2007) meneliti pasar saham terkait abnormal return untuk pasar saham
Taiwan, Korea Selatan, Singapura, Filipina dan Indonesia akibat pengaruh
pemilihan presiden di masing-masing negara selama periode 1996-2005. Sampel
yang digunakan adalah indeks saham untuk masing-masing negara seperti
TAIEX, KOSPI, STI, PSEALLS, dan JKSE. Metode yang digunakan adalah event
study dengan model normal returnnya adalah mean-adjusted return. Periode
pengamatan terdiri dari event windownya (-15,-1), pre-event window (-30,-16),
post-event window (+1,+15) dan estimate window (-140,-31). Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa abnormal return positif terjadi sebelum peristiwa
pemilihan presiden. Hal ini dipengaruhi oleh faktor tingkat politik negara,
ekonomi, kebebasan pers dan hasil pemilu. Selain itu juga ditemukan bahwa
kombinasi effect dari ranking kebebasan dan hasil pemilihan pada pasar saham
16. 16
lebih besar ketika pemangku kekuasaan sebelumnya mengalami kegagalan dalam
pemilihan yang diadakan dalam derajat politik yang rendah dan negara yang
menekan kebebasan.
Hung (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh pemilihan presiden
terhadap pasar saham di Taiwan. Penelitian ini menggunakan metode event study
untuk mengukur abnormal return selama 3 periode pemilihan presiden pada
tahun 2000-2008. Model pendekatan yang digunakan untuk mengitung normal
return adalah ordinary least square (OLS) dengan event period (-30,+30) dan
estimation period (-200,-31). Jumlah sampel perusahaan yang diteliti untuk tahun
2000, 2004, 2008 secara berturut-turut adalah 418, 644, 707 unit. Hasil
penelitiannya Hung (2011) menunjukkan bahwa terdapat election cycle dalam
pemilihan presiden di Taiwan, tidak adanya indikasi bull-run election selama 3
periode pemilihan dari tahun 2000-2008 dan bahwa KMT tidak mendukung
indicator TAEIX (Taiwan Stock Exchange Corporation Weighted Index) dan
CARs.
Penelitian mengenai pengaruh pemilihan presiden juga dilakukan oleh
Murekachiro (2014) yaitu menguji pengaruh presidential election terhadap
Zimbabwe Stock Exchange (ZSE) pre-election dan post-election. Desain
penelitiannya juga menggunakan event study dan fokus pada dua parameter kunci
yaitu variabilitas return saham dan volume, dimana periode pengamatan terjadi
120 hari sebelum dan 30 hari setelah pemilu 31 Juli 2013. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang kuat sebelum dan sesudah
peristiwa. Semakin mendekati event date, margin volume yang diperdagangkan
dan cumulative abnormal return sangat rendah. Untuk periode sebelum event
date, return kumulatif yang minim karena ketidakpastian hasil pemilihan presiden
sedangkan periode pasca event diwakili dengan tingginya cumulative abnormal
return.
Gul et al. (2013) menguji dampak dari peristiwa alam yang berbeda seperti:
politik, bencana alam dan terorisme pada harga saham sektor keuangan (asuransi
dan perbankan) di Pakistan. Penelitian tersebut menguji 14 perusahaan sebagai
sampel yang dipilih secara acak dari sektor yang terdaftar di indeks KSE-100
selama periode 2007-2010, dengan menggunakan metode event study. Untuk
menguji pengaruh peristiwa tersebut terhadap harga indeks menggunakan uji beda
paired samples t-test statistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa
memiliki dampak yang signifikan terhadap harga saham. Selain itu, asuransi dan
sektor perbankan menunjukkan sensitivitas tinggi dan berdampak negatif terhadap
peristiwa bencana alam dan kegiatan teroris.
Tidak semua penelitian event study yang memperoleh hasil penelitian
terdapatnya abnormal return terkait peristiwa politik. Dopke dan Pierdzioch
(2006) menyatakan bahwa tidak ditemukan stock market return yang lebih tinggi
selama pemeintahan left wing dan right wing dan tidak ditemukan bukti untuk
election cycle pada German stock market return. Menurut hasil penelitiannya,
tidak adanya pengaruh abnormal return tersebut diakibatkan oleh sistem politik
negara Jerman yang berbeda dengan sistem politik negara US. Sistem politik
Jerman berupa Federal Parliament (Bundestag) yang didominasi oleh left-wings
parties dan Federal Republic of Germany terdiri dari right-wing parties
(Bundesrat), sedangkan sistem politik di US berdasarkan aturan pemilihan
mayoritas.
17. 17
Penelitian mengenai isu politik di Indonesia diteliti oleh Zaqi (2006)
mengenai pengaruh peristiwa-peristiwa ekonomi dan peristiwa-peristiwa sosial
politik dalam negeri terkait reaksi pasar modal dilakukan pada saham LQ45 di
BEJ Periode 1999-2003). Penelitian ini menggunakan metode event study namun
menggunakan indikator Varibilitas Tingkat Keuntungan (Security Return
Varibility/SRV) dikarenakan meniliti banyak peristiwa dalam waktu bersamaan.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa SRV yang signifikan di sepanjang event
period menunjukkan bahwa pasar bereaksi pada peristiwa ekonomi maupun
peristiwa sosial-politik. Akan tetapi, perbedaan rata–rata SRV yang signifikan
antara sebelum terjadinya peristiwa dengan setelah terjadinya peristiwa hanya
terdapat pada kelompok peristiwa sosial-politik. Rata–rata SRV setelah terjadinya
peristiwa ekonomi dan setelah terjadinya peristiwa sosial-politik juga berbeda
secara signifikan yang membuktikan bahwa pasar bereaksi secara berbeda
terhadap kedua kelompok peristiwa tersebut.
Selanjutnya penelitian reaksi pasar modal Indonesia terhadap Pemilu 2004
untuk studi kasus saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta diteliti oleh Asmita (2005).
Metode yang digunakan yaitu event study dengan parameter yang diukur adalah
abnormal return dan trading volume activity saham. Abnormal return dihitung
berdasarkan expected return yang diperoleh dengan menggunakan single index
market model (SIMM). Berdasarkan penelitian diketahui bahwa abnormal return
yang signifikan terjadi di sekitar Pemilu 2004. Pengujian rata-rata abnormal
return dan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa tidak
menunjukkan hasil yang signifikan. Namun, pengujian terhadap perbedaan reaksi
yang diberikan pasar melalui abnormal return yang terjadi di seputar tahapan
Pemilu 2004 memperlihatkan hasil yang sangat signifikan.
Bilada (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh extreme events
selama Januari-Mei 2010 terhadapa pergerakan harga indeks saham dan indeks
sektoral. Metode yang digunakan adalah event study dengan model OLS (ordinary
least square) dan uji t-statistic. Periode pengamatan yang diamati terdiri dari 55
hari periode estimasi dan periode observasi selama 20 hari dengan variabel yang
dianalisis adalah average abnormal return dan cumulative average abnormal
return. Salah satu extreme events yang diteliti adalah pemilihan presiden tahun
2004. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa IHSG dan beberapa indeks
sektoral diperdagangkan di pasar modal pada periode pengamatan event
pengumuman hasil presiden tahun 2004 mengalami perilaku yang abnormal
dalam return indeks. Dampak positif adanya event pengumuman hasil presiden
tahun 2004 terjadi pada indeks sektor pertanian, sektor property, sektor
manufactur, sektor industri ragam dan sektor perdagangan, sedangkan dampak
negatif terjadi pada IHSG, sektor industri dasar, sektor kontruksi dan bangunan,
sektor keuangan, sektor infrastruktur dan sektor pertambangan.
Penelitian mengenai return saham dan volume perdagangan saham LQ-45
terkait pengaruh pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2004 diteliti oleh
Meidawati dan Harimawan (2004). Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji
muatan informasi dari suatu peristiwa politik terhadap aktivitas pasar modal
khususnya di BEJ yaitu peristiwa politik Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif
Tanggal 05 April 2004. Dengan menggunakan metodologi event study dan jumlah
sampel sebanyak 42 perusahaan diketahui bahwa peristiwa Pemilu mempengaruhi
volume perdagangan saham, tetapi tidak mempengaruhi tingkat keuntungan
18. 18
saham. Sehingga hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peristiwa Pemilu
mempengaruhi investasi yang dilakukan oleh para investor, akan tetapi investor
belum mendapat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukannya
karena fluktuasi harga yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.
Selanjutnya, Nurhaeni (2009) juga melakukan penelitian mengenai dampak
pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2009 terhadap abnormal return dan
aktivitas volume perdagangan saham di BEI. Penelitian ini menggunakan event
study, dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata abnormal return dan rata-
rata aktivitas volume perdagangan saham selama 3 hari sebelum, event date, dan 3
hari setelah peristiwa pemilu Legislatif 2009. Return ekspektasi dihitung
menggunakan model disesuaikan dengan pasar (market-adjusted-model) dan
sampel yang digunakan adalah saham-saham yang termasuk dalam daftar LQ-45
di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan uji
statistik terhadap rata-rata abnormal return saham selama periode peristiwa,
ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan
sebelum dan setelah perisitiwa pemilu legislatif. Hal ini mengindikasikan bahwa
bursa saham sebelum pemilulegislatif yaitu dua hari sebelum pemilu berlangsung,
para investor ramai-ramai melakukan profit tacking (ambil untung) dan beberapa
investor beralasan menghindari situasi yang tidak menentu selama pemilu
berlangsung, dan aksi beli saham juga dilakukan oleh para investor begitu bursa
dibuka setelah libur panjang, investor asing kembali masuk bursa. Selanjutnya
dari hasil uji-beda rata-rata TVA (trading volume activity) sebelum dan setelah
peristiwa pemilu legislatif 2009, menunjukkan bahwa secara statistik terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa
pemilu legislatif.
Berbeda dengan hasil penelitian lainnya, Chandra et. al (2014) dalam
penelitiannya mengenai perbedaan average abnormal return, average trading
volume activity pada kelompok LQ-45 sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan
presiden di Indonesia tahun 2004 dan 2009 menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan average abnormal return dan average trading volume activity secara
signifikan pada kelompok LQ-45 sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan
presiden di Indonesia tahun 2004 dan 2009. Metode yang digunakan adalah
metode event study dengan uji beda pada abnormal returnnya dan TVA yaitu
compare paired sample t-test. Periode estimasi yang digunakan yaitu 90 hari dan
event window selama 10 hari yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah peristiwa
pemilihan presiden. Penelitian tersebut menyarankan untuk melakukan periode
estimasi yang lebih panjang sehingga dapat menciptakan model market model
return yang lebih baik dan disarankan juga melakukan uji beda statistic untuk
setiap sektor pada pasar modal untuk mengetahui sektor yang berpengaruh
signifikan terhadap faktor politik.
Kerangka Pemikiran Konseptual
Penelitian ini merupakan event study dengan mengambil peristiwa politik
atau non ekonomi yang dikaitkan dengan reaksi pasar saham. Kerangka pemikiran
teoritis diawali dengan rangkaian Pilpres 2004, 2009, dan 2014 yang memiliki
19. 19
kandungan informasi. Pasar saham memberikan reaksi terhadap seluruh informasi
yang diterima terkait Pilpres 2004, 2009, dan 2014. Reaksi tersebut berupa adanya
abnormal return yang terjadi di sekitar peristiwa pemilihan presiden untuk
sembilan sektor dalam pasar saham Indonesia. Variabel yang digunakan untuk
melihat abnormal return berupa rata-rata abnormal return dan rata-rata
cumulative abnormal return. Untuk mendapatkan rata-rata abnormal return dan
rata-rata cumulative abnormal return, maka diperlukan normal return yang
diperoleh menggunakan model OLS (ordinary least squares) dikarenakan
merupakan prosedur estimasi yang konsisten untuk parameter market model.
Model OLS menggunakan periode estimasi. Periode estimasi dan event window
untuk penelitian ini akan melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya yang
menggunakan periode estimasi dan event window yang berbeda satu sama lain.
Selain itu, volume perdagangan lembar saham masing-masing sektor dapat diukur
dengan menggunakan trading volume activity (TVA) sebagai indikatornya.
Rata-rata abnormal return ini akan diuji menggunakan metode statistik
parametrik yaitu uji t paired t-test untuk melihat abnormal return yang signifikan
dan TVA signifikan sebagai dampak dari pemilihan presiden. Perbedaan rata-rata
abnormal return dan rata-rata cumulative abnormal return yang terjadi sebelum
dan sesudah peristiwa Pilpres 2004, 2009, 2014 menunjukkan ekspektasi yang
berbeda dari pelaku pasar modal di sembilan sektor pasar saham Indonesia dan
memperlihatkan sektor yang sangat sensitif terpengaruh peristiwa tersebut, serta
implikasinya di masa mendatang dalam menghadapi peristiwa pemilihan presiden
periode selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran teoritis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
20. 20
Gambar 6 Kerangka Pemikiran Konseptual
Keterangan:
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diajukan pada peneliatian ini, yaitu:
1. Terdapat perbedaan average abnormal return sebelum dan setelah adanya
peristiwa pemilihan presiden
2. Terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa
pemilihan presiden
3 METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan kuantitatif dengan
uji-t statistik. Penelitian ini merupakan studi yang dilakukan untuk mengetahui
adanya abnormal return signifikan yang terjadi di semua sektor pasar saham
Indonesia akibat pengaruh pemilihan presiden tahun 2004, 2009, dan 2014.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa
data time series harian dimana terhitung lima hari dalam satu minggu untuk data
harga indeks sektoral dan indeks harga saham gabungan (IHSG). Data-data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data indeks sektoral untuk masing-masing
Ruang lingkup
Alur penelitian
21. 21
sektor pasar saham di Indonesia. Menurut Brown and Warner (1985) bahwa data
harian memiliki beberapa kelebihan yaitu: (1) dapat memperlihatkan sebagian
besar abnormal return yang tidak diamati dengan data bulanan; (2) dapat
mengurangi bias pada estimasi parameter market model menggunakan OLS; (3)
dapat mengestimasi berbagai varian dari sampel rata-rata excess return yang
penting untuk pengujian signifikansi statistik; (4) penggunaan data harian dapat
menghasilkan cara langsung untuk meringkas bagaimana berbagai masalah data
harian dapat mempengaruhi metodologi event study. Data yang digunakan untuk
menghitung trading volume activity yaitu data bulanan volume perdagangan untuk
masing-masing sektor. Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini (Tabel 1):
Tabel 1 Jenis dan sumber data
No Jenis data Satuan Sumber Data
1 Harga penutupan untuk indeks sektoral
harian (closing price)
Ribu Rupiah BEI
2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
harian
Poin BEI
3 Volume penutupan perdagangan saham
harian untuk indeks sektoral
Ribu Lembar BEI
Data harga penutupan untuk indeks sektoral digunakan untuk menghitung
aktual return selama estimation period dan event period, sedangkan indeks harga
saham gabungan (IHSG) harian digunakan untuk menghitung normal return
menggunakan market model sehingga abnormal return dapat diperoleh.
Selanjutnya volume penutupan perdagangan saham harian untuk masing-masing
indeks sektoral digunakan untuk menghitung trading volume activity selama
estimation period dan event period.
Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian yang digunakan pada penelitian event study ini ditentukan
menggunakan metode purposive sampling yaitu harga indeks sektoral sembilan
sektor, volume perdagangan masing-masing sektor, dan indeks harga saham
gabungan selama estimation period dan event period yang diperoleh dari Bursa
Efek Indonesia. Indeks sektoral yang diteliti yaitu indeks sektoral pertanian;
pertambangan; industri dasar dan kimia; aneka industri; hasil indsutri untuk
konsumsi; properti, real estate, dan konstruksi bangunan; transportasi,
infrastruktur, dan utilities; keuangan; perdagangan, jasa dan investasi.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menganalisis abnormal return dan
volume perdagangan:
22. 22
1. Abnormal return
Tahapan untuk menganalisis abnormal return, yaitu:
a. Mendefinisikan peristiwa
Langkah pertama dalam menyusun event study yaitu dengan
mendefinisikan ketertarikan event. Penelitian ini menguji pengaruh
pemilihan presiden terhadap pasar saham untuk sembilan sektornya
untuk 3 periode pemilihan, sehingga ketertarikan peristiwa adalah
pemilihan presiden untuk tiga periode.
b. Menentukan event window
Event date untuk ketiga periode pemilihan presiden di Indonesia
yang langsung dipilih oleh rakyat Indonesia adalah:
1) Periode I pada tahun 2004 dilakukan sebanyak 2 kali yaitu tanggal 5
Juli dan 20 September 2004
2) Periode II pada tahun 2009 dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2009
3) Periode III dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014
Event date sebagai hari dimana peristiwa pemilihan presiden terjadi
dilambangkan sebagai t=0. Estimation period sebagai periode dimana
harga indeks sektoral masih belum terpengaruh oleh peristiwa pemilihan
presiden dan dalam penelitian ini estimation period yaitu 150 hari
sebelum satu bulan peristiwa pemilihan presiden (-150,-31). Event
window didefinisikan sebagai periode dimana nilai terimbang dari indeks
sektoral selama 3 periode yang termasuk dalam peristiwa diamati (Liu
2007). Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan pada 4 event
window, yaitu:
1) H-30 hari sampai dengan H+30 hari
2) H-15 hari sampai dengan H+15 hari
3) H-10 hari sampai dengan H+10 hari
4) H-5 hari sampai dengan H+5 hari
Penelitian ini mengambil event window pada 4 titik dan jangka
waktu yang cukup lama didasarkan pada penelitian Asmita (2004) yang
tidak menemukan perbedaan abnormal return dan trading volume
activity sebelum dan sesudah event ketika menggunakan event window
selama 10 hari. Selain itu juga didasarkan pada penelitian Bilada (2011)
bahwa ditemukan perbedaan abnormal return pada event window selama
20 hari dengan periode estimasi selama 55 hari. Sehingga apabila event
window dan periode estimasinya diperpanjang, terdapat kemungkinan
diperoleh perbedaan abnormal return dan trading volume activity dan
dapat diketahui seberapa lama abnormal return itu bertahan.
c. Menghitung normal dan abnormal return
Sebelum melakukan perhitungan terhadap normal return dilakukan
perhitungan terhadap return aktual terlebih dahulu. Return aktual indeks
saham adalah tingkat pengembalian sesungguhnya yang diterima oleh
sekumpulan saham-saham dalam suatu indeks (Bilada 2011). Return
aktual ini dihitung secara harian selama periode estimasi dan periode
peristiwa. Rumus yang digunakan return aktual indeks adalah sebagai
berikut:
23. 23
Ri,t = (3.1)
Dimana:
Ri,t = return aktual indeks sektoral ke –i pada hari ke t
Pi,t = indeks harga sektoral ke-i pada hari ke t
Pi,t-1 = indeks harga sektoral ke-i pada hari ke t-1
Selanjutnya menentukan normal return dilakukan dengan cara
menghitung ekspektasi return indeks masing-masing indeks sektoral
sembilan sektor tersebut. Ekspektasi return dihitung dengan menggunakan
market model (model pasar). Model ekspektasi tersebut menggunakan
return realisasi saham dan return indeks pasar selama periode estimasi
Model ekspektasi tersebut dikenal sebagai model ordinary least square
(OLS). Menurut Mackinlay (1997) merupakan prosedur estimasi yang
konsisten untuk market model parameter. Persamaan model OLS ini
ditunjukkan sebagai berikut:
E(Rt) = αi + βiRm,t+ut (3.2)
dimana:
E(Rt) = ekspektasi return indeks saham ke-i pada periode t
αi = intercept saham ke-i
ut = error term
βI = beta saham ke-i
(Rm,t) = return indeks pasar pada periode t
Setelah memperoleh nilai aktual dan normal return untuk masing-
masing indeks sektoral sektor, maka nilai abnormal return bisa dihitung.
Mackinlay (1997) mendefinisikan abnormal return sebagai perbedaan
antara aktual dan normal return pada saham selama periode event window,
dan normal return adalah expected return jika peristiwa pemilihan
presiden tidak terjadi. Abnormal return dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
AR i,t = Ri,t – E (Ri,t) (3.3)
dimana:
AR i,t = Abnormal return indeks sektoral i pada hari ke-t
24. 24
Ri,t = Return aktual indeks sektoral ke-t
E(Ri,t) = Ekspektasi return indeks sektoral i pada hari ke-t
Selanjutnya, terdapat dua parameter abnormal return yang digunakan
yaitu rata-rata abnormal return (AAR) dan rata-rata cumulative return.
Average abnormal return (AAR) dihitung selama periode peristiwa
dengan rumus sebagai berikut:
(3.4)
dimana,
AARt : average abnormal return
: jumlah abnormal return selama event period
N : jumlah kejadian (number of event)
Parameter average cumulative abnormal return (ACAR) selama
periode peristiwa dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
ACARi,t= Σ AARi,t (3.5)
dimana:
ACARi,t = average cumulative abnormal return indeks pada hari ke-t
AARi,t = average abnormal return indeks saham i pada hari ke-t
2. Volume perdagangan
Perhitungan terhadap volume perdagangan saham yaitu menggunakan
indikator trading volume activity (TVA) menggunakan persamaan berikut
yaitu:
(3.6)
Langkah-langkah untuk menguji perbedaan average abnormal return dan
trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa:
1. Average abnormal return
Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat bahwa pada indeks sektoral
pasar modal memiliki perbedaan yang signifikan pada average abnormal
return sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden untuk 3 periode.
Pengujian abnormal return dilakukan dengan menggunakan uji paired sample
t-test. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
25. 25
Hipotesis 1
H0 : Abnormal return saham perusahaan tidak berbeda nyata sebelum
dan sesudah peristiwa pemilihan presiden
H1 : Abnormal return saham perusahaan berbeda nyata sebelum dan
sesudah peristiwa pemilihan presiden
2. Trading volume activity
Pengujian trading volume activity juga dilakukan dengan uji beda paired
sample t-test perbedaan TVA sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan
presiden selama 3 periode. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Hipotesis 2
DAFTAR PUSTAKA
Allivine FD, O’Neil DE.1980. Stock Market Returns and The Presidential
Election Cycle. Financial Analysts Journal. 36(5): 49-56.
Asmita M. 2005. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pemilu 2004 (Studi
Kasus Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta). [Tesis]. Semarang(ID):
Universitas Diponegoro.
Bilada A. 2011. Dampak Extreme Events Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) dan Indeks Sektoral. [Tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Boehmer E, J Musumeci, AB Poulsen. 1991. Event Study Methodology Under
Conditions of Event Induced Variance. Journal of Financial Economics. 30:
253-272.
Brown SJ. 1980. Measuring Security Price Performance. Journal of Financial
Economics. 8: 205-258.
Brown SJ. 1985. Using Daily Stock Returns: The Case of Event Studies. Jounal
of Financial Economics. 14: 3-31.
Campbell JY, Andrew WL, AC MacKinlay. 1997. The Econometrics of Financial
Markets. New Jersey: Princeton University Press.
Chan SH, Martin JD, Kensinger JW. 1990. Corporate Research and Development
Expenditures and Share Value. Journal of Financial Economics. 26(2):225-
276.
Chan Y, Wei KCJ. 1996. Political Risk and Stock Price Volatility: The Case of
Hong Kong. Pasific Basin Finance Journal. 4 (1996): 259-275.
Chien WW, RW Mayer, and Z Wang. 2014. Stock Market, Economic
Performance and Presidential Election. Journal of Business and Economic
Research. 12(2):159-170.
Chandra CH, N Anastasia, G Memarista. 2014. Perbedaan Average Abnormal
Return, Average Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pemilu di
Indonesia. Finesta. 2(1): 114-118.
H0 : Rata-rata volume perdagangan harian tidak berbeda nyata
sebelum dan setelah peristiwa pemilihan presiden
H1 : Rata-rata volume perdagangan berbeda nyata sebelum dan
setelah peristiwa pemilihan presiden
26. 26
Detik Finance. 2014. BEI: Siapapun Presidennya, IHSG Pasti Naik Setelah
Pemilu. http://finance.detik.com/read/2014/04/08/113901/2548759/6/bei-
siapapun-presidennya-ihsg-pasti-naik-setelah-pemilu [diakses pada tanggal
6 Juni 2014].
Dopke J, Pierdzioch C. 2006. Politics and The Stock Market: Evidence From
Germany. European Journal of Political Economy. 22: 925-943.
Doukas J, Switzer L. 1992. The Stock Market;s Valuation of R&D Spending and
Market Concentration. Journal of Economics and Business. 44(2): 95-114.
Fama EF. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical
Work. The Journal of Finance. 25(2): 383-417
Foster G. Financial Statement Analysis 2nd
Ed. Englewood Cliffs. New Jersey:
Prentice Hall.
Gul S, MT Khan, N Saif, SU Rehman, Roohullah. 2013. Stock Market Reaction
to Political Events (Evidence from Pakistan). Journal of Economics and
Sustainable Development. 4(1): 165-174
Harris L, Gurrel E. 1986. Price and Volume Associated with Changes in The S&P
500 List New Evidence For The Existence of Price Pressure. Journal of
Finance. 41: 815-829.
Huang RD. 1985. Common Stock Returns and Presidential Elections. Financial
Analysts Journal. 41(2): 58-61.
Hung LC. 2011. The Presidential Election and The Stock Market in Taiwan.
Journal of Business and Policy Research. 6(2): 36-48.
Husnan S. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Ketiga.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Jones CP. 2004. Investments Analysis and Management 9th
Ed. New York: John
Wiley & Son, Inc.
Kabela K, T Hidayat. 2009. Pengaruh Peristiwa Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden 8 Juli 2009 di Indonesia terhadap Abnormal Return di Bursa
Efek Indonesia. Prestasi. 5(2): 57-66.
Kelm KM, Narayanan VK, Pinches GE. 1995. Shareholder Value Creation During
R&D Innovation and Commercialization Stages. The Academy of
Management Journal. 38(3):770-786.
Kim O and RE Verrecchia. 1991. Trading Volume and Price Reactions to Public
Announcements. Journal of Accounting Research 29(2): 302-321.
Kristiana I, Sri Suratna. 2005. Reaksi Pasar Modal Terhadap Pemilu Legislatif
dan Peristiwa Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2004 (Event
Study Peristiwa Pemilu 5 April 2004 dan Pemilu 20 September 2004)”.
Jurnal Akutansi dan Bisnis. 5(2): 122-136.
Kurniasari W. 2007. The High-Volume Return Premium. Jurnal Akutansi dan
Keuangan. 9(1): 29-34.
Lin CT, Wang YH. 2005. An Analysis of Political Changes on Nikkei 225 Stock
Returns and Volatilities. Annals of Economics and Finance. 6:169-183.
Liu LF. 2007. An Empirical Study of the Presidential Elections Effect on Stock
Market in Taiwan, South Korea, Singapore, Philippine, and Indonesia.
[Dissertation]. Nottingham (UK):The University of Nottingham.
27. 27
MacKinlay C. 1997. Event Studies in Economics and Finance. Journal of
Economic Literature. 35(1997) 13-39.
Marwan A, FA Setiawan. 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap
Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996).
Kelola. 18(7):137-153.
Meidawati N, M Harimawan. 2004. Pengaruh Pemilihan Umum Legislatif
Indonesia Tahun 2004 Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan
Saham LQ-45 di PT Bursa Efek Jakarta. Sinergi Kajian Bisnis dan
Manajemen. 7(1):89-101.
Munawarah. 2009. Analisis Perbandingan Abnormal Return dan Trading Volume
Activity Sebelum dan Setelah Suspend BEI (Studi Kasus Pada Saham LQ-
45 di BEI Periode 6-15 Oktober 2008). [Tesis]. Semarang (ID): Universitas
Diponegoro.
Murekachiro D. 2014. Opinion Polls and The Stock Market: Evidence From The
2013 Zimbabwe Presidential Elections. Researchjournali’s Journal of
Finance. 2(4):1-9.
Nimkhunthod W. 2007. An Impact of Political Events on The Stock Exchange of
Thailand. [Thesis]. Bangkok (TH): Thammsat University.
Nurhaeni N. 2009. Dampak Pemilihan Umum Legislatf Indonesia Tahun 2009
Terhadap Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham di
BEI (Studi Kasus Pada Saham yang Terdaftar Dalam Kelompok Perusahaan
LQ-45). [Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Pantzalis C, DA Stangeland, HJ Turtle. 2000. Political Elections and The
Resolution of Uncertainty: The International Evidence. Journal of Banking
and Finance. 24(2000) 1575-1604.
Salinger M. 1992. Standard Errors in Event Studies. The Journal of Financial and
Quantitative Analysis. 27(1): 39-53.
Suciyanti U et al. 2013. Uji Beda. http://statistikapendidikan.com [diakses pada
tanggal 7 Juli 2014].
Yadav PK. 1992. Event Studies Based on Volatility of Returns and Trading
Volume: A Review. British Accounting Review. 24(1992): 157-184.
Yuwono A. 2013. Reaksi Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia Terhadap
Pengumuman Peristiwa Bencana Banjir Yang Melanda Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta Tahun 2013. Jurnal Nominal. 2(2): 135-150.
Zaqi M. 2006. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa-Peristiwa
Ekonomi dan Peristiwa-Peristiwa Sosial-Politik Dalam Negeri (Studi Pada
Saham LQ45 di BEJ Periode 1999-2003). [Tesis]. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro.
Chien WW, RW Mayer, Z Wang. 2014. Stock Market, Economic Performance,
and Presidential Elections. Journal of Business and Economic Research.
12(2): 159-170.
Wisniewski TP, Lightfoot G, Lilley S. 2012. Speculating on Presidential Success:
Exploring The Link Between the Price-Earnings Ratio and Approval
Ratings. Journal of Economics and Finance. 36(1), 106-122.