Laporan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menganalisis strategi peningkatan pergerakan wisatawan nusantara di lima kota besar Indonesia dengan mempelajari perilaku pasar, psikografi, dan merekomendasikan langkah-langkah perbaikan.
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng PandawaRumba .
Merupakan salah satu tugas dari mata kuliah PK5106 Kepranataan dalam Kepariwisataan Magister Perencanaan Pariwisata ITB 2019. Diupload agar dapat bermanfaat dan mendapatkan masukan apabila diperlukan.
Menggambarkan tentang potensi pariwisata Jawa Barat yang dapat diangkat di tingkat nasional dan internasional, serta fokus pengembangan pariwisata Jawa Barat berdasarkan Perda No. 15 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 - 2025.
Pergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesiaImam Nur Hakim
Munculnya era tourism 4.0, merupakan dampak dari revolusi industri 4.0 di sektor pariwisata. Era ini ditandai dengan adanya kemudahan akses atas informasi melalui media digital. Era tourism 4.0 juga menjadi penyebab munculnya fenomena pergeseran budaya siber dan visual pada wisatawan Indonesia, khususnya generasi milenial. Merespon hal tersebut, Kemenpar selaku leading sector pariwisata Indonesia, mengeluarkan dua kebijakan aplikatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjadikan kebijakan tersebut sebagai lesson learned bagaimana Kemenpar beradaptasi untuk menyesuaikan dan menjangkau wisatawan milenial. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini menjelaskan pentingnya kebijakan Kemenpar dalam menggagas GENPI sebagai komunitas milenial yang mempromosikan parwisata Indonesia dan kebijakan untuk mengembangkan destinasi wisata berkonsep “kekinian” melalui pendekatan digital.
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013Andrie Trisaksono
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 03.04.2013
oleh Drs. Ukus Kuswara, MM
SEKJEN Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
(materi ini adalah milik Kementerian Parekraf, saya upload hanya untuk membantu mensebar luaskannya saja).
PPT tentang gambaran umum kota Batam, dan juga festival- festival yang ada di Kota Batam pada tahun 2011.
sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam
http://odoritour.com/
PERMASALAHAN UMUM PARIWISATA DIY
Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia yang profesional
Kerjasama lintas sektoral birokrasi yang belum sinergis
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kegiatan pariwisata yang belum mantap
Kondisi beberapa obyek wisata yang belum mencerminkan SAPTA PESONA (Aman-Tertib-Bersih-Sejuk-Indah-Ramah-Kenangan)
PERMASALAHAN
. Internal
adanya penurunan kualitas lingkungan;
kerentanan terkikisnya nilai-nilai budaya
bangsa akibat akulturasi budaya;
minimnya pelaku pariwisata yang
professional;
lemahnya daya saing produk wisata di
Propinsi DIY.
External
Situasi keamanan di Indonesia;
Berkembangnya produk-produk wisata di
provinsi lain;
Berhasilnya promosi besar-besaran yang
telah dilakukan oleh negara-negara
tetangga seperti Malaysia, Singapore dan Thailand.
Peluang Pariwisata DIY
Kebutuhan Pariwisata sebagai tren globalisasi
Menguatnya minat berwisata dan tingginya Wisata Minat Khusus
Kedudukan dan peran Provinsi DIY sebagai destinasi unggulan wisatawan
Keanggotaan Prov. DIY pada lembaga-lembaga pariwisata dunia
Perkembangan kemapanan perekonomian negara/daerah lain
Kecenderungan wisatawan Eropa untuk ke Asia Pasifik
Tingginya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah
Kebijakan pemerintah Prov. DIY untuk menjadikan Yogyakarta sebagai Destinasi terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025
DIY pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri,tour operator di jogja,tour operator di yogya
http://odoritour.com/
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) DIY 2012),Tour operator di jogja, Tour operator di Yogya, Tour operator di jogjakarta, Tour operator di Yogyakarta,
Materi dalam Talkshow : Menata Pariwisata Berkelanjutan Ramah Anak dalam Agenda Pemulihan Sektor Travel & Tourism Pasca Pandemi Covid-19. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai refleksi upaya perlindungan anak di wilayah pariwisata yang selama ini telah dilakukan, serta agenda kedepan yang ingin dicapai oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
kebudayaan adalah sarana hasil Cipta, rasa, dan karsa masyarakat.
Izinkan juga kami memperkenalkan Paket Paintball yang ada di Jogja
Jungle Paintball Jogja adalah tempat bermain Paintball murah di Jogjakarta
Letaknya strategis di area Jl.Selokan Mataram 29 Pringgolayan - Condongcatur - Depok Sleman
Lapangan kami rancang sedemikian rupa mirip dengan area "perang" umumnya
sehingga kami punya tag Line THE REAL OF BETTLE GAME
Anda akan mendapatkan 50 peluru yang di bagi dalam 2 Sesi pertandingan ( masing masing 25 peluru)
Anda akan mendapatkan briefing sebelum pertandingan dan akan dikawal dengan seksama oleh 2 orang instruktur
Harga kami sangat kompetitif
Reservasi : 089608040199 - 085217437657-082138324241-0274486224
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng PandawaRumba .
Merupakan salah satu tugas dari mata kuliah PK5106 Kepranataan dalam Kepariwisataan Magister Perencanaan Pariwisata ITB 2019. Diupload agar dapat bermanfaat dan mendapatkan masukan apabila diperlukan.
Menggambarkan tentang potensi pariwisata Jawa Barat yang dapat diangkat di tingkat nasional dan internasional, serta fokus pengembangan pariwisata Jawa Barat berdasarkan Perda No. 15 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 - 2025.
Pergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesiaImam Nur Hakim
Munculnya era tourism 4.0, merupakan dampak dari revolusi industri 4.0 di sektor pariwisata. Era ini ditandai dengan adanya kemudahan akses atas informasi melalui media digital. Era tourism 4.0 juga menjadi penyebab munculnya fenomena pergeseran budaya siber dan visual pada wisatawan Indonesia, khususnya generasi milenial. Merespon hal tersebut, Kemenpar selaku leading sector pariwisata Indonesia, mengeluarkan dua kebijakan aplikatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjadikan kebijakan tersebut sebagai lesson learned bagaimana Kemenpar beradaptasi untuk menyesuaikan dan menjangkau wisatawan milenial. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini menjelaskan pentingnya kebijakan Kemenpar dalam menggagas GENPI sebagai komunitas milenial yang mempromosikan parwisata Indonesia dan kebijakan untuk mengembangkan destinasi wisata berkonsep “kekinian” melalui pendekatan digital.
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 2013Andrie Trisaksono
Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nasional 03.04.2013
oleh Drs. Ukus Kuswara, MM
SEKJEN Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
(materi ini adalah milik Kementerian Parekraf, saya upload hanya untuk membantu mensebar luaskannya saja).
PPT tentang gambaran umum kota Batam, dan juga festival- festival yang ada di Kota Batam pada tahun 2011.
sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam
http://odoritour.com/
PERMASALAHAN UMUM PARIWISATA DIY
Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia yang profesional
Kerjasama lintas sektoral birokrasi yang belum sinergis
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kegiatan pariwisata yang belum mantap
Kondisi beberapa obyek wisata yang belum mencerminkan SAPTA PESONA (Aman-Tertib-Bersih-Sejuk-Indah-Ramah-Kenangan)
PERMASALAHAN
. Internal
adanya penurunan kualitas lingkungan;
kerentanan terkikisnya nilai-nilai budaya
bangsa akibat akulturasi budaya;
minimnya pelaku pariwisata yang
professional;
lemahnya daya saing produk wisata di
Propinsi DIY.
External
Situasi keamanan di Indonesia;
Berkembangnya produk-produk wisata di
provinsi lain;
Berhasilnya promosi besar-besaran yang
telah dilakukan oleh negara-negara
tetangga seperti Malaysia, Singapore dan Thailand.
Peluang Pariwisata DIY
Kebutuhan Pariwisata sebagai tren globalisasi
Menguatnya minat berwisata dan tingginya Wisata Minat Khusus
Kedudukan dan peran Provinsi DIY sebagai destinasi unggulan wisatawan
Keanggotaan Prov. DIY pada lembaga-lembaga pariwisata dunia
Perkembangan kemapanan perekonomian negara/daerah lain
Kecenderungan wisatawan Eropa untuk ke Asia Pasifik
Tingginya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah
Kebijakan pemerintah Prov. DIY untuk menjadikan Yogyakarta sebagai Destinasi terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025
DIY pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri,tour operator di jogja,tour operator di yogya
http://odoritour.com/
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) DIY 2012),Tour operator di jogja, Tour operator di Yogya, Tour operator di jogjakarta, Tour operator di Yogyakarta,
Materi dalam Talkshow : Menata Pariwisata Berkelanjutan Ramah Anak dalam Agenda Pemulihan Sektor Travel & Tourism Pasca Pandemi Covid-19. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai refleksi upaya perlindungan anak di wilayah pariwisata yang selama ini telah dilakukan, serta agenda kedepan yang ingin dicapai oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
kebudayaan adalah sarana hasil Cipta, rasa, dan karsa masyarakat.
Izinkan juga kami memperkenalkan Paket Paintball yang ada di Jogja
Jungle Paintball Jogja adalah tempat bermain Paintball murah di Jogjakarta
Letaknya strategis di area Jl.Selokan Mataram 29 Pringgolayan - Condongcatur - Depok Sleman
Lapangan kami rancang sedemikian rupa mirip dengan area "perang" umumnya
sehingga kami punya tag Line THE REAL OF BETTLE GAME
Anda akan mendapatkan 50 peluru yang di bagi dalam 2 Sesi pertandingan ( masing masing 25 peluru)
Anda akan mendapatkan briefing sebelum pertandingan dan akan dikawal dengan seksama oleh 2 orang instruktur
Harga kami sangat kompetitif
Reservasi : 089608040199 - 085217437657-082138324241-0274486224
Bagaimana Transformasi Digital Membantu Pemulihan Pariwisata Nasional?Tri Widodo W. UTOMO
Bahan Diskusi Kelompok, Mata Pelatihan Digital Leadership,
PKN Tingkat I Angkatan XLVII Tahun 2020, dengan Tema “Pemulihan Pariwisata Indonesia di Era New Normal”
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Fitri Indra Wardhono
Ada banyak definisi mengenai pembangunan perdesaan. Dower, Michael dkk (2003) menyebutkan salah satu definisi yang paling mendekati :
Pembangunan Perdesaan adalah proses yang disengaja atas aspek : ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan, yang diharapkan akan berlangsung berkelanjutan, dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal di wilayah perdesaan.
Penekanan pada proses yang disengaja dan berkelanjutan: pembangunan perdesaan bukanlah urusan yang berumur pendek. Pembangunan perlu dilakukan selama bertahun-tahun dan dengan cara yang disengaja.
Pembangunan perdesaan bukan tentang melindungi status quo, melainkan tentang perubahan yang disengaja untuk membuat segalanya lebih baik.
Salah satu ciri kawasan perdesaan adalah bangkitnya gaya hidup wirausahawan, yang tertarik untuk mendirikan usaha pariwisata kecil (dan lainnya), membawa serta modal keuangan, jaringan kontak, pengetahuan pasar, dan ide-ide wirausaha dari kota-kota. Beberapa pengusaha baru datang sebagai pasangan atau mitra, beberapa sebagai keluarga, beberapa sebagai pasangan. Tidak semua keterampilan kewirausahaan baru ini telah menggerakkan ekonomi perdesaan.
Terdapat transisi masyarakat perdesaan tradisional dari menjadi anggota "masyarakat jarak pendek" menjadi "masyarakat terbuka," yakni dengan adanya perubahan dalam hal sistem kontrol, konflik, dan tingkat pemberdayaannya. Hal ini merupakan konsekuensi dari masyarakat perdesaan yang akan semakin berkembang dan dengan permasalahan yang semakin kompleks. Pariwisata perdesaan dapat berakar pada pertanian berbasis atau agrowisata, tapi berkembang menjadi jauh lebih beragam, dan terus terdiversifikasi. Pariwisata perdesaan adalah serangkaian aktivitas niche dalam aktivitas niche yang lebih besar.
Keragaman situasi ekonomi di wilayah perdesaan telah mendorong dikembangkannya sembilan jenis situasi ekonomi perdesaan, baik yang ditemukan secara terpisah, apaupun merupakan kombinasi.
Wilayah perdesaan dapat didefinisikan sebagai daerah yang ekonominya didasarkan pada industri agraria/perhutanan tradisional, atau setidaknya ekstraksi (tetapi tidak biasanya pengolahan) sumber daya alam. Penurunan peran yang berlangsung terus-menerus dalam kepentingan relatif sektor pertanian dan pertumbuhan sektor jasa pasca-industri telah menyebabkan tumbuhnya banyak industri baru, termasuk pariwisata, di kawasan perdesaan. Lebih lanjut, di banyak daerah, baik yang berkembang secara ekonomi maupun yang kurang berkembang, kegiatan industri perdesaan skala kecil telah menjadi fenomena khas.
Masyarakat perdesaan memiliki berbagai karakteristik yang, secara kolektif, dapat menyebak mereka diidentifikasi sebagai lebih tradisional daripada masyarakat perkotaan kontemporer, tetapi banyak wilayah perdesaan berada dalam keadaan perubahan yang konstan, paling tidak dalam kaitannya dengan penyerapan, atau penolakan mereka terhadap nilai-nilai, struktur dan karakteristik sosial dan spasial perkotaan.
Ini adalah kumpulan ayat Al Qur'an yang "semoga" dapat membantu untuk meruqyah diri sendiri, atau orang lain, jika diperkirakan sumber permasalahannya berupa gangguan dari luar,khususnya yang bersikap gaib. Bangguan tersebut dapat berupa kecanduan "game online", penyakit keturunan, badan yang dirasakan "tidak nyaman", dll.
Mohon maaf saya sendiri bukan peruqyah. Saya hanya mengkristalkan pengalaman berbagai peruqyah yang pernah mengunakan ayat-ayat tertentu, yang pengalaman ini cukup bertaburan di internet untuk dapat dimanfaatkan.
Pedoman RIPPDA beserta Lampiran A, B dan C berasal dari Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang berhasil penulis ‘selamatkan’, dari diubah dari format cetakan menjadi format tulisan. Karena itu pada beberapa tempat masih akan didapat kesalahan akibat proses pengubahan.
Sementara Lampiran D dan seterusnya, bersumber dari pengalaman mengerjakan berbagai kegiatan pengembangan kepariwisataan. Dari pengalaman tersebut penulis memperoleh sejumlah tulisan yang cukup berharga untuk sekedar disimpan di dalam laptop. Dengan niat untuk turut menyebar luaskan ilmu terkait kepariwisataan, maka kumpulan tulisan tersebut kami hadirkan bersama buku pedoman tersebut, sebagai Lampiran D dan seterusnya.
Tulisan pada Lampiran D dan seterusnya tersebut berasal dari berbagai sumber, yang ‘sayangnya’ sebagian besar tidak tercatat dengan baik. Karena itu, penggunaannya disarankan tidak untuk dijadikan rujukan/referensi ilmiah, di mana dalam lingkungan akademis, keabsahan rujukan/referensi merupakan suatu keharusan. Tulisan ini hanyalah sekedar penambah wawasan tentang kepariwisataan, serta membuka jalan bagi pencarian lebih lanjut rujukan/referensi dari aspek yang dibahas dalam kumpulan tulisan ini. Kepada pihak-pihak yang merupakan sumber dari tulisan tersebut, yang kebetulan tidak kami catat, kami hanya dapat berharap kiranya Allah jualah yang dapat membalas amal shalih tersebut dengan pahala yang mengalir tidak putus-putus, selama ilmu tersebut masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan beberapa pihak yang ‘kebetulan’ terekam, dan dapat kami cantumkan dalam kumpulan tulisan ini, antara lain dari UGM, selain adanya balasan dari Allah tersebut, kami juga menghaturkan banyak terima kasih.
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
Untuk menjadi peruqyah perlu dibekali ayat-ayat khusus, disamping yang umum seperti Al Fatihah, Al Baqarah, Ayat Qursy, 3 Qul. Berikut ini ditampilkan ayat-ayat tersebut, serta evaluasi kita (jika ingin menjadi peruqyah) seberapa jauh/banyak kita sudah menguasainya.
Kejawèn adalah suatu paham keagamaan campuran yang dianut orang-orang Jawa, yang merupakan ramuan di antara adat keagamaan asli Jawa yang percaya pada alam ghaib dengan pengaruh Hindu-Budha dari zaman Majapahit dan pengaruh agama Islam dari zaman Demak. Dalam perkembangannya, paham keagamaan kejawèn tersebut kadangkala lebih condong kepada Hindu-Budha, kadangkala lebih condong pada Islam, atau lebih mengutamakan kejawaannya, dan atau kemudian ada pula yang condong pada Kristen-Katolik. Kecederungan itu ada yang sifatnya sebagai pedoman hidup dan ada yang sifatnya mengejek dan mencela antara satu dengan yang lain.
Upacara pokok kejawèn adalah slametan, yaitu perjamuan kerukunan sosio-religius yang diikuti oleh para tetangga bersama dengan beberapa sanak saudara dan sahabat. Upacara ini diadakan bertepatan dengan saat-saat penting di dalam kehidupan (perkawinan, kehamilan, kelahiran anak, kematian, dll.), peristiwa-peristiwa komunal yang setiap tahun diadakan (bersih desa, pesta dusun/kampung yang setiap tahun diadakan bersama dengan upacara pembersihan atau persucian tertentu) dan segala macam kesempatan bila kesejahteraan umum dan keseimbangan digoncangkan. Pandangan religius kejawèn dipusatkan pada kesatuan hidup. Dalam ungkapan upacara-upacara simbolis, pandangan ini berpusat pada kesatuan harmonis dalam lingkungannya sendiri, entah itu keluarganya, tetangganya atau desanya. Dalam ungkapan yang mistik, agama Jawa memusatkan perhatiannya kepada hubungan langsung dan pribadi seseorang dengan “Yang Tunggal”. Kebangkitan aliran kejawèn dewasa ini tidak terlepas dari pandangannya terhadap agama-agama yang ada di Indonesia. Meskipun bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa, tidak berarti bangsa Indonesia seluruhnya beragama, karena kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bukan monopoli pemeluk agama saja, akan tetapi hak setiap orang sekalipun tidak mengikuti agama tertentu. Pengikut aliran kejawèn adalah orang yang ber-Tuhan, akan tetapi belum tentu beragama (resmi yang diakui di Indonesia). Mereka menghayati dan menyembah Tuhan dengan caranya sendiri di luar ajaran agama dan ternyata mendapatkan apa yang mereka cari. Atas dasar hal itu, selanjutnya mereka berusaha membentuk organisasi baru dan tersendiri yang serupa dengan agama. Mereka merasa lebih cocok dengan cara penghayatan yang mereka temukan daripada cara yang diajarkan agama yang mungkin pernah mereka peluk.
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung makai ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun.
9. Mengusap yang sakit dengan tangan kanan.
10. Bagi yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang
Ruqyah adalah Seni Penyembuhan dari segala macam penyakit baik fisik, psikis, gangguan makhluk halus maupun serangan sihir yang telah diajarkan oleh Rasulullah Sholallau ‘Alaihi wassalam (Seorang Nabi Utusan Tuhan Terahir di Muka Bumi ini). Selain itu Ruqyah juga merupakan seni perlawanan, perlindungan dan pembentengan diri dari segala macam mara bahaya yang bersifat fisik, maupun psikis.
Energi Ruqyah berasal dari keberkahan dan mu’jizat bacaan ayat Suci Al Qur’an dan Doa-doa Nabi Muhammad SAW.
Agar rumah tidak seram dan angker laksana kuburan. Agar rumah tidak menjadi tempat nongkrong Iblis dan syetan, supaya rumah menjadi sarang kebaikan dan keberkahan, maka hiasilah dengan sholat-sholat sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah. Beliau bersabda, “Kerjakanlah sholat kalian di rumah, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).
Yang dimaksud di sini adalah sholat sunnah, sebagaimana diterangkan dalam riwayatnya yang lain, “Wahai manusia, sholatlah di rumah kalian. Karena sesungguhnya sholat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya, kecuali sholat yang wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan dalam sabdanya yang lain, “Apabila seseorang telah melaksanakan sholatnya di masjid, maka hendaknya ia memberikan bagian dari sholatnya untuk rumahnya. Karena Allah akan menjadikan kebaikan di rumahnya karena sholat yang dilakukannya.” (HR. Muslim)
Para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan “ bersliweran ” atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “ re-positioning ” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.
Seperti halnya manusia yang merupakan bagian dari alam, maka karya manusia yang timbul itu pada hakekatnya merupakan sebagian dari alam itu juga.
Oleh karena itu suatu karya seharusnya tidak menimbulkan disharmoni dengan alam sekitarnya maupun disharmoni dengan manusia calon pemakai itu sendiri.
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara, yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dilakukan dengan cara mengintegrasikan kegiatan: antara Pemerintah-Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, antar sektor, antara Pemerintah,dunia usaha dan masyarakat, antara ekosistem daratan & lautan; dan antara ilmu pengetahuan dan manajemen.
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
Secara umum, buku ini memuat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang dan
pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan serta pedoman praktis yang dapat digunakan
di dalam penataan ruang kawasan-kawasan spesifik seperti perkotaan, perdesaan, wilayah
pariwisata di pesisir, dan di kawasan rawan bencana longsor.
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasFitri Indra Wardhono
Teori menyebutkan bahwa salah satu cara yang efektif dalam membangun
wilayah adalah melalui pengembangan kawasan, lebih khusus lagi melalui
pendekatan klaster. Dalam suatu klaster, berbagai kegiatan ekonomi dari para pelaku
usaha saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain menghasilkan barang
dan jasa yang unik. Bagaimana mengembangkan kegiatan usaha yang saling
mendukung itu merupakan kunci bagi pengembangan ekonomi suatu wilayah.
Buku “Penyusunan Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Untuk
Percepatan Pembangunan Daerah” ini disusun berdasarkan penelaahan literatur
dan pengamatan lapangan. Banyak kajian telah dilakukan dan banyak buku telah
ditulis mengenai berbagai aspek pengembangan kawasan, namun yang
menggabungkan semua kajian dan buku tentang pengembangan kawasan-kawasan
itu menjadi satu masih belum ada. Buku ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan
itu.
Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi
Pemerintah Daerah, baik tingkat propinsi maupun dan khususnya tingkat
kabupaten/kota, bahkan bagi tingkat kecamatan dan desa dalam menyusun
perencanaan pengembangan kawasan di wilayahnya, baik secara individual maupun
secara terpadu. Diharapkan buku ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun program, kebijakan dan rencana pengembangan kawasan.
Buku ini akan terus disempurnakan agar semakin memenuhi kebutuhan
semua pihak. Untuk itu saran perbaikan dari para pembaca dan pengguna buku ini
sangat diharapkan.
2. KESTABILAN JUMLAH
WISNUS DALAM
MELAKUKAN PERJALANAN
DIBANDINGKAN WISMAN
KEBUTUHAN DATA
PERGERAKAN
WISNUS YANG LEBIH
AKURAT
PEMERATAAN EKONOMI
MELALUI SEKTOR
SWASTA
STRATEGI PENINGKATAN PERGERAKAN
WISATAWAN NUSANTARA
LATAR BELAKANG
3. DASAR HUKUM
UU NO. 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN.
PP NO. 67 TAHUN 1996 TENTANG
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN.
KEPRES NO. 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH.
INSTRUKSI PRESIDEN RI NO. 16 TAHUN 2005 TENTANG
PEMBANGUNAN PARIWISATA SECARA
TERPADU.
4. MAKSUD DAN TUJUAN
• FREKUENSI PERGERAKAN PENGELUARAN
WISNUS
• DATA PERILAKU PASAR WISNUS
• PSYCHOGRAPHICS KECENDERUNGAN
PERGERAKAN WISNUS
• STRATEGI PENINGKATKAN PERGERAKAN
WISNUS DI 5 KOTA
5. • DOKUMEN PERGERAKAN WISNUS
• DOKUMEN PERILAKU PASAR WISNUS
• DOKUMEN DATA PSYCHOGRAPHICS
KECENDERUNGAN PERGERAKAN WISNUS
• REKOMENDASI UNTUK MENINGKATKAN
PERGERAKAN WISNUS DI 5 KOTA
SASARAN
6. LINGKUP WILAYAH:
JAKARTA, BANDUNG, YOGYAKARTA, SEMARANG DAN SURABAYA.
RUANG LINGKUP
LINGKUP SUBSTANSI:
• PERSIAPAN PENYUSUNAN BUKU
• MENYUSUN DATA DAN INFORMASI PERILAKU PASAR WISNUS 5
KOTA
• MENYUSUN DATA PSYCHOGRAPHICS KECENDERUNGAN
PERGERAKAN WISNUS
• MENYUSUN SEJUMLAH REKOMENDASI UNTUK
MENINGKATKAN PERGERAKAN WISNUS 5 KOTA
7. PRILAKU PASAR WISNUS DI KOTA
JAKARTA, BANDUNG, YOGYAKARTA,
SEMARANG, DAN SURABAYA
STRATEGI PENINGKATAN
PERGERAKAN WISNUS
KELUARAN
8.
9. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KOTA JAKARTA
BUDAYA/ SEJARAHBUDAYA/ SEJARAH
- Museum
- Bangunan (gedung
dan monumen)
bersejarah
- Kawasan bersejarah
- Pusat seni dan budaya
- Masjid
- Gereja
- Vihara
BINAANBINAAN
- Taman kota
- Taman hiburan
- Pusat
perbelanjaan
- Kebun binatang
ALAMALAM
- Pantai
- Pelabuhan
- Hutan kota
10. JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE OBYEK WISATA
UNGGULAN DI KOTA JAKARTA TAHUN 2005-2010
Sumber : 1) Jakarta Dalam Angka Tahun 2010
2) Data Kepariwisataan Tahun 2010
No Destinasi Wisata
Tahun
20051) 20061) 20071) 20081) 20091) 20102)
1 TIJA 10,121,251 10,795,273 13,377,011 13,567,630 12,920,733 12,834,890
2 TMII 601,275 2,849,823 3,808,176 4,510,679 4,822,945 5,298,719
3 Kebon Binatang Ragunan 2,050,055 2,553,087 3,392,223 3,319,186 3,545,212 3,580,024
4 Monumen Nasional 586,250 663,864 708,757 924,445 2,112,217 1,253,266
5 Museum Nasional 24,268 871,104 157,905 104,739 165,907 375,710
6 Museum Satria Mandala 59,247 138,002 48,591 77,525 53,769 63,797
7 Museum Fatahillah 43,992 69,708 75,067 119,641 245,682 724,082
8 Museum Tekstil 43,107
9 Museum Seni Rupa dan Keramik 76,716
10 Museum Bahari 6,327
11 Museum Wayang 164,696
12 Museum Joang 45 17,504
13 Taman Arkeologi P. Onrust 19,443
14 Pelabuhan Sunda Kelapa 138,784 15,976 17,217 14,648 12,677 34,112
Jumlah 13,625,122 17,956,837 21,584,947 22,638,493 23,879,142 24,492,393
No Destinasi Wisata
Tahun
20051) 20061) 20071) 20081) 20091) 20102)
1 TIJA 10,121,251 10,795,273 13,377,011 13,567,630 12,920,733 12,834,890
2 TMII 601,275 2,849,823 3,808,176 4,510,679 4,822,945 5,298,719
3 Kebon Binatang Ragunan 2,050,055 2,553,087 3,392,223 3,319,186 3,545,212 3,580,024
4 Monumen Nasional 586,250 663,864 708,757 924,445 2,112,217 1,253,266
5 Museum Nasional 24,268 871,104 157,905 104,739 165,907 375,710
11. SARANA DAN PRASARANA AKSESIBILITAS PENUNJANG
PARIWISATA KOTA JAKARTA
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, 2010
JENIS PRASARANA SARANA
DALAM KOTA DARAT - JALAN RAYA
- JALAN TOL
- REL KERETA API
- TERMINAL DALAM KOTA
- STASIUN KERETA API
- HALTE
- BUS KOTA
- TRANSJAKARTA
- METROMINI
- MIKROLET
- TAXI
- BAJAJ
- BEMO
- KANCIL
- OJEK
- KERETA API LISTRIK (KRL)
DARI/KE KOTA DARAT - JALAN RAYA
- JALAN TOL
- REL KERETA API
- TERMINAL REGIONAL
- STASIUN KERETA API
- BUS AKAP
- TRAVEL
- KERETA API PENUMPANG
- TAXI
LAUT - JALUR PELAYARAN
- PELABUHAN
- DERMAGA
- KAPAL PENUMPANG
- KAPAL BARANG
- KAPAL WISATA
UDARA - BANDAR UDARA
INTERNASIONAL
- TERMINAL PENERBANGAN
- PESAWAT TUJUAN DOMESTIK
- PESAWAT TUJUAN INTERNASIONAL
- PESAWAT CARGO
12. BANYAKNYA USAHA HOTEL DAN AKOMODASI LAINNYA
DI KOTA JAKARTA MENURUT KLASIFIKASINYA TAHUN 2007-2010
Sumber : Direktori Hotel dan Akomodasi Lainnya Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009
Data Kepariwisataan Jakarta Tahun 2010
18. REKOMENDASI
• Pengembangan daya tarik wisata yang mampu
memenuhi minat wisata belanja
• Peningkatan kualitas pelayanan moda transportasi
massal seperti TransJakarta
• Penetapan tema kawasan
• Penghijauan kota
• MICE sebagai media promosi DTW kota
• Pemantapan amenitas pendukung pariwisata kota
• Pembenahan koordinasi kepariwisataan
20. POTENSI, MASALAH, DAN SEGMENTASI PARIWISATA
KOTA JAKARTA
KONDISI PARIWISATA
SEGMENTASI
POTENSI MASALAH PRODUK PASAR
Peran dan Posisi
Kota Jakarta sebagai
Ibukota Negara RI, pusat
pemerintahan, pusat
kegiatan perekonomian,
dan pusat kedatangan
wisatawan
Sebagai pusat berbagai
kegiatan, Kota Jakarta
banyak kedatangan
penduduk dari luar kota
sehingga terjadi
kepadatan penduduk,
kepadatan bangunan, dan
kepadatan lalu lintas
Produk unggulan :
Wisata hiburan (TIJA
dan TMII), wisata alam
(Pantai Ancol, Hutan
Serengseng, dan Pelabuhan
Sunda Kelapa), dan wisata
budaya/sejarah
(Kawasan Kota Tua, Museum
Nasional, dan Monumen
Nasional)
Pasar utama :
wisnus yang berasal dari Provinsi
Jawa Tengah dan DKI
Jakarta dengan usia dewasa
produktif, pendidikan SLTA - S1,
dan karyawan dengan
pendapatan menengah ke atas.
Karakteristik perjalanan wisata
utama : perencanaan sendiri,
pelaksanaan wisata dengan
kendaraan umum
(bus/travel) bersama
keluarga dengan tujuan berlibur
selama < 24 jam sehingga
tidak menginap di Kota Jakarta.
21. KONDISI PARIWISATA
SEGMENTASI
POTENSI MASALAH PRODUK PASAR
DTW yang ada sudah
menjadi ikon
pariwisata nasonal
seperti TIJA, TMII, dan
Monas
Kurangnya kegiatan-kegiatan
pengenalan Budaya
Betawi sebagai salah satu
potensi daya tarik Kota
Jakarta
Produk potensial :
Wisata belanja (Tanah
Abang, Mangga Dua) dan
wisata kuliner
Pasar utama :
wisnus yang berasal dari kota-
kota di Provinsi Banten dan Jawa
Barat dengan usia dewasa muda,
pelajar/mahasiswa dan ibu
rumah tangga dengan
pendapatan menengah ke atas.
Karakteristik perjalanan wisata
utama : perencanaan bersama
rekan/kerabat, pelaksanaan
wisata dengan kereta api
bersama rekan dengan tujuan
pendidikan atau dinas selama 2-3
hari dan menginap di rumah
keluarga/rekan.
POTENSI, MASALAH, DAN SEGMENTASI PARIWISATA KOTA JAKARTA
22. KONDISI PARIWISATA
SEGMENTASI
POTENSI MASALAH PRODUK PASAR
Sarana dan prasarana
transportasi menuju
DTW tersedia lengkap dan
bervariasi
Terdapatnya rawan
kriminalitas pada sarana
(moda) dan prasarana (halte,
terminal) trasnportasi umum
tertentu di Kota Jakarta
Produk prospektif :
Wisata religius (Masjid
Istiqlal, Gereja Katedhral) dan
wisata minat khusus (golf)
Pasar utama :
wisnus yang berasal dari kota-kota
di Pulau Sumatera dan
Provinsi Jawa lainnya dengan usia
muda dan lansia, tidak bekerja
atau wirausaha dengan
pendapatan menengah.
Karakteristik perjalanan wisata
utama : pelaksanaan wisata
dengan pesawat, bersama
komunitas dengan tujuan MICE
atau bisnis selama sampai dengan
7 hari dan menginap di hotel atau
sejenisnya.
Memiliki infrastruktur
jaringan jalan
terlengkap di Pulau Jawa
Ketidaknyamanan seperti kotor
atau tidak terawatnya
sarana (moda) dan prasarana
(halte, terminal) trasnportasi
umum tertentu di Kota Jakarta
POTENSI, MASALAH, DAN SEGMENTASI PARIWISATA KOTA JAKARTA
23. KONDISI PARIWISATA
SEGMENTASI
POTENSI MASALAH PRODUK PASAR
Ketetapan Jakarta untuk menjadi
kota destinasi penyelenggaraan
kegiatan MICE dengan
didukung sarana dan prasaran
serta event tertentu yang menarik
Kemacetan lalu-lintas pada titik-titik
lokasi atau gerbang masuk Kota
Jakarta dari daerah hinterlandnya
merupakan masalah aksesibilitas kota
dari tahun ke tahun
Masalah kebersihan dan bencana
banjir yang dapat mengganggu
kenyamanan dalam mobilitas sehingga
dapat menjadi faktor penyebab tidak
berkunjungnya wisatawan ke Kota
Jakarta
Semakin berkurangnya RTH di Kota
Jakarta menjadikan suhu kota yang
kurang nyaman untuk melakukan
kegiatan wisata
Kota Jakarta sebagai kota dengan
jumlah tenaga kerja jasa perjalanan
wisata terbanyak (data 2006) tidak
diimbangi dengan banyaknya
penggunaan biro perjalanan
wisata di Kota Jakarta
POTENSI, MASALAH, DAN SEGMENTASI PARIWISATA KOTA JAKARTA
24. ARAHAN STRATEGI PENINGKATAN PERGERAKAN
WISNUS KOTA JAKARTA
Arahan
Targetting Positioning
Promotion strategy
Keterangan Pengembangan Produk Marketing
Mempertahankan
keunggulan DTW
hiburan agar selalu
menarik minat wisatawan
untuk berkunjung ke Kota
Jakarta
Kreativitas dan Inovasi
atraksi pada produk wisata
unggulan misalnya :
penambahan wahana yang
sesuai dengan karakteristik
pasar utama di TIJA atau TMII,
pelaksanaan kegiatan maritim di
Pelabuhan Sunda Kelapa,
pengadaan kompetisi budaya/
sejarah Kota Jakarta,
pertunjukan budaya/sejarah
pada waktu liburan, paket wisata
retail khusus seperti belajar
Kebudayaan Betawi
Secara image Jakarta
sudah unggul, tetapi yang
menjadi dispromoted untuk
Jakarta adalah situasi lain
di luar kepariwisataan yaitu
banjir dan masalah
kemacetan. Menangani
hal ini dengan serius adalah
bagian dari memperbaiki
strategi marketing Jakarta
disamping lebih
mensosialisasikan lagi
secara luas agenda-agenda
kegiatan pariwisata Jakarta
seperti Jakarta Great Sale,
dll.
Tidak langsung;
internet, media elektronik,
media cetak, dan promosi
langsung pada event-event
nasional dan internasional
yang digelar di Jakarta
25. ARAHAN
TARGETTING POSITIONING
PROMOTION STRATEGY
KETERANGAN PENGEMBANGAN PRODUK MARKETING
Terdapat lokasi khusus
wisata kuliner Kota
Jakarta
Penyediaan dan
pengorganisiran
pengusaha kerajinan
cinderamata khas Kota
Jakarta dan pengusaha kuliner
khas Kota Jakarta atau
nusantara di DTW unggulan
dan potensial
Mendukung terciptanya
lingkungan yang 'Hijau'
akan menjadi poin plus
bagi marketing pariwisata
Tidak langsung;
internet, media elektronik,
media cetak, dan promosi
langsung pada event-event
nasional dan internasional
yang digelar di Jakarta
Pendataan dan
penjaringan
komunitas tertentu
Pengembangan tempat-tempat
menarik yang selama ini
belum di'sentuh'
menjadi tempat yang memiliki
keunikan, aman dan nyaman
untuk dikunjungi.
Identifikasi tempat-tempat
menarik, baik itu tempat
belanja barang unik atau
tempat-tempat makan
yang unik yang belum
dikenal luas, kemudian
dikemas dengan lebih baik
dan disosialisaikan pada
event-event pariwisata lain
yang diadakan.
ARAHAN STRATEGI PENINGKATAN PERGERAKAN WISNUS KOTA JAKARTA
26. ASPEK
PROGRAM
PASAR
(TARGET PASAR)
PROGRAM PEMASARAN
PERBAIKAN PRODUK
PENGEMBANGAN
PRODUK BARU
Pariwisata Pelaksanaan festival
musik baik indoor
maupun outdoor yang
tertib dan aman.
Lomba Sepeda Hias
atau Lomba
Kreativitas Motor dan
Jeep di Monas.
Remaja
Dewasa produktif
Poster / baliho
TV / radio
Website
Majalah hobi
Majalah otomotif
Majalah remaja
Harga menengah ke atas
Pemasaran di caturwulan I
Penambahan atraksi/
event/ modifikasi
atraksi yang sudah ada
di TIJA, TMII, KB
Ragunan, dsb dengan
cara pemasaran yang
berbeda dan lebih
menarik.
Festival Layangan
yang dapat berlokasi
di Pantai Ancol atau
TMII.
Remaja
Dewasa produktif
Keluarga
Brosur
TV / radio
Website, jejaring sosial
Koran
Majalah remaja
Harga menengah
Pemasaran menjelang libur
sekolah
Peningkatan
kebersihan fasilitas dan
kenyamanan
(penambahan pohon
peneduhan) di DTW
binaan Kota Jakarta.
Pentas sejarah Sunda
Kelapa yang
kemudian dilanjutkan
dengan perlombaan
pengetahuan sejarah
antar pengunjung.
Remaja
Keluarga
Poster
TV / radio
Website, jejaring sosial
Media cetak internal
sekolah / kampus
Harga menengah
Pemasaran di sekolah /
perguruan tinggi
27. ASPEK
PROGRAM
PASAR
(TARGET PASAR)
PROGRAM PEMASARAN
PERBAIKAN PRODUK
PENGEMBANGAN
PRODUK BARU
Pariwisata Mengidentifikasi kawasan
penjualan untuk hobi tertentu
seperti barang-barang antik,
otomotif, satwa, tanaman, dll.
Festival Kuliner
Betawi
Remaja
Dewasa
produktif
Keluarga
TV / radio
Website, jejaring sosial
Media cetak kuliner
Media cetak fashion
Peta wisata kuliner
Kerjasama stakeholder
Potongan harga di DTW
saat HUT DKI Jakarta
Kemudahan bagi wisnus untuk
melakukan transaksi
pembayaran dengan
menyediakan ATM di DTW atau
fasilitas pembayaran non-cash di
DTW / pusat-pusat
pembelanjaan.
Fashion on the road
“Si Pitung”
Pariwisata Identifikasi jenis kegiatan yang
dikembangkan masyarakat yang
unik dan memiliki nilai jual untuk
dikunjungi wisatawan.
Dibina supaya layak
dikunjungi oleh
wisatawan
Semua umur Media elektronik/ radio
Website
Majalah fotografi
Koran
Festival fotografi untuk
kalangan atasFestival fotografi
“Enjoy Jakarta”
Dewasa
produktif
28. ASPEK
PROGRAM
PERBAIKAN PRODUK PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Transportasi/Aksebilitas Kota Peningkatan kebersihan, keamanan,
ketertiban, serta keindahan di simpul
dan moda transportasi publik Kota
Jakarta.
Pemutakhiran data trayek-trayek travel
mengenai lokasi pull, harga tiket, cara
pemesanan, dsb.
Mengarahkan perijinan lokasi-lokasi
travel agar terjadi pemerataan
pelayanan pada wilayah-wilayah kota
yang strategis.
Keamanan dan Kenyamanan
Kota
Pemeliharaan keamanan dan
kenyamanan fasilitasi publik Kota
Jakarta sehingga dapat difungsikan
secara optimal oleh wisnus.
Jaminan keamanan bagi penumpang
taksi.
Peningkatan pelayanan Kota Jakarta
dalam memenuhi kebutuhan
penunjang kegiatan wisata.
Penyediaan fasilitas public charger dan
Wifi gratis di DTW, restoran, simpul
transportasi, dan lobi hotel.
Lomba “Inovasi Peningkatan Hari
Udara Bersih Kota Jakarta”
29.
30. OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KOTA BANDUNG
BUDAYA/SEJARAH :BUDAYA/SEJARAH :
- Museum
- Bangunan (gedung
dan monumen)
bersejarah
- Kawasan
bersejarah
- Pusat seni dan
budaya
BINAAN :BINAAN :
- Taman kota
- Taman hiburan
- Pusat
perbelanjaan
- Kebun
binatang
ALAM :ALAM :
- Hutan kota
31. JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE OBYEK WISATA
UNGGULAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2007-2009
Sumber : Bandung Dalam Angka Tahun 2010
*) Data Tidak Tersedia
No ODTW 2007 2008 2009
1 Kebun Binatang Bandung 483469 729885 791719
2 Taman Lalu Lintas AISN 213191 206467 208890
3 Karang Setra 110829 95279 126269
4 Museum Zoologi (Kebun Binatang) 290081 90952 *
5 Museum Geologi 289337 263013 323536
6 Museum Pos Indonesia 19334 12357 21520
7 Museum Konferensi Asia Afrika 51806 104107 173204
8 Museum Mandala Wangsit Siliwangi 5731 4199 9229
9 Museum Sri Baduga 110120 60186 57376
10 Saung Angklung Ijo 39349 58370 81669
11 Wisata Rohani Daarut Tauhid 12605 * 5145
Jumlah 1625852 1624815 1798556
Kebun Binatang Bandung
Taman Lalu Lintas AISN
Karang Setra
Museum Zoologi (Kebun Binatang)
Museum Geologi
32. SARANA DAN PRASARANA AKSESIBILITAS PENUNJANG
PARIWISATA KOTA BANDUNG
Sumber : Survei Primer, 2011
JENIS PRASARANA SARANA
DALAM
KOTA
DARAT - JALAN RAYA
- REL KA
- TERMINAL DALAM KOTA
- STASIUN KA
- HALTE
- BUS DAMRI
- TRANS METRO BANDUNG
- MIKROLET
- TAXI
- OJEK
- BECAK
- KERETA API LISTRIK (KRL)
DARI/KE
KOTA
DARAT - JALAN RAYA
- REL KA
- TERMINAL REGIONAL
- STASIUN KA
- BUS AKAP
- TRAVEL
- KERETA API PENUMPANG
- TAXI
UDARA - BANDAR UDARA
INTERNASIONAL
- TERMINAL PENERBANGAN
- PESAWAT TUJUAN DOMESTIK
- PESAWAT TUJUAN
INTERNASIONAL
33. Banyaknya Usaha Hotel dan Akomodasi Lainnya
di Kota Bandung Menurut Klasifikasinya Tahun 2007-2010
Sumber : Bandung Dalam Angka Tahun 2009
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
0
50
100
150
200
2008 2009 2010
Hotel Bintang 70 75 79
Hotel Melati 182 183 185
JumlahAkomodasi