Dokumen tersebut membahas pelatihan asuhan persalinan normal yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu melalui peningkatan kompetensi petugas. Pelatihan dilakukan secara terstruktur menggunakan materi dan proses yang dirancang untuk menghasilkan perbaikan kinerja dalam waktu singkat. Pelatihan diharapkan menghasilkan petugas yang terampil serta sistem pelayanan yang berkualitas dan berkelanjutan.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
Partograf digunakan untuk mencatat kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks dan penurunan kepala janin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi apakah persalinan berjalan normal, mencatat kondisi ibu dan janin, serta mengambil keputusan klinis yang tepat. Penilaian dilakukan secara berkala dan mencakup aspek-aspek seperti kontraksi, denyut jantung janin, air ketuban, serta
Dokumen tersebut menyajikan 18 penyulit yang dapat terjadi pada ibu bersalin yang membutuhkan rujukan, termasuk riwayat sesar, perdarahan, persalinan prematur, infeksi, hipertensi, dan komplikasi janin seperti presentasi tidak normal dan kehamilan ganda.
Antenatal care (ANC) merupakan program terencana oleh tenaga kesehatan untuk memantau kehamilan agar aman bagi ibu dan janin, mendidik ibu hamil tentang persalinan dan mendeteksi dini kelainan obstetri. ANC secara ideal dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium serta memberikan edukasi kesehatan kepada ibu dan keluarga. Tujuan ANC adalah memastikan kesehatan i
Dokumen ini membahas persiapan menjadi orang tua, termasuk persiapan fisik, psikologis, dan finansial. Persiapan fisik meliputi kesehatan calon ibu dan ayah, sedangkan persiapan psikologis melibatkan penerimaan dan persiapan menjadi orang tua. Persiapan finansial membutuhkan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
Partograf digunakan untuk mencatat kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks dan penurunan kepala janin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi apakah persalinan berjalan normal, mencatat kondisi ibu dan janin, serta mengambil keputusan klinis yang tepat. Penilaian dilakukan secara berkala dan mencakup aspek-aspek seperti kontraksi, denyut jantung janin, air ketuban, serta
Dokumen tersebut menyajikan 18 penyulit yang dapat terjadi pada ibu bersalin yang membutuhkan rujukan, termasuk riwayat sesar, perdarahan, persalinan prematur, infeksi, hipertensi, dan komplikasi janin seperti presentasi tidak normal dan kehamilan ganda.
Antenatal care (ANC) merupakan program terencana oleh tenaga kesehatan untuk memantau kehamilan agar aman bagi ibu dan janin, mendidik ibu hamil tentang persalinan dan mendeteksi dini kelainan obstetri. ANC secara ideal dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium serta memberikan edukasi kesehatan kepada ibu dan keluarga. Tujuan ANC adalah memastikan kesehatan i
Dokumen ini membahas persiapan menjadi orang tua, termasuk persiapan fisik, psikologis, dan finansial. Persiapan fisik meliputi kesehatan calon ibu dan ayah, sedangkan persiapan psikologis melibatkan penerimaan dan persiapan menjadi orang tua. Persiapan finansial membutuhkan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah (BBLR), termasuk definisi, pembagian berdasarkan berat dan masa kehamilan, etiologi, insiden, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, penanganan, serta peran bidan. Dokumen ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penanganan BBLR secara menyeluruh dalam beberapa kalimat singkat.
Partograf adalah lembar observasi yang digunakan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, serta tindakan medis yang diberikan untuk memantau dan membuat keputusan klinik selama persalinan. Partograf digunakan oleh tenaga kesehatan untuk memantau persalinan normal maupun komplikasi, dan berisi informasi tentang kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan kondisi ibu dan janin.
Persiapan persalinan melibatkan merencanakan tempat dan tenaga kesehatan untuk persalinan, transportasi darurat, dan pembuatan keputusan darurat. Persiapan lainnya termasuk menyiapkan barang untuk ibu dan bayi, pendonor darah, serta persiapan mental suami. Bidan juga perlu mempersiapkan rujukan darurat jika diperlukan.
Program inisiasi menyusu dini (IMD) meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibu untuk memungkinkan bayi merayap dan menemukan puting susu sendiri. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan IMD adalah kebijakan kesehatan tentang IMD, pengetahuan dan sikap tenaga medis dan ibu, serta dukungan keluarga, sementara faktor penghambatnya adalah kurangnya pengetahuan dan kepedulian terhadap man
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Pemeriksaan vulva dan perineum harus dilakukan setelah persalinan untuk mendeteksi adanya robekan. Jahitan harus dilakukan dengan benar untuk merepair luka robekan dengan mengekspos jalan lahir dan merekonstruksi jaringan yang rusak.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut membahas tentang pemasangan IUD pada model, meliputi pengertian IUD, mekanisme kerjanya, indikasi dan kontraindikasinya, serta waktu yang tepat untuk pemasangan IUD. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah praktik pemasangan IUD mulai dari konseling hingga persiapan klien dan alat serta ruangan operasi.
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas umumnya dialami walaupun persalinan berjalan normal tanpa komplikasi. Gangguan-gangguan tersebut meliputi nyeri akibat kontraksi uterus, pembengkakan payudara, luka jahitan perineum atau operasi, serta konstipasi dan hemoroid.
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir meliputi pengukuran antropometri, pemeriksaan kepala, wajah, mata, hidung, mulut, telinga, leher, tangan, dada, abdomen, genetalia, anus, tungkai, spinal dan kulit untuk memastikan kondisi normal dan mendeteksi penyimpangan. Prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati agar bayi tetap hangat dan nyaman.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi sehat yang mendapatkan imunisasi campak di Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi tahun 2016, termasuk latar belakang masalah, tujuan, manfaat, tinjauan teori mengenai pengertian imunisasi, tujuan, etiologi penyakit campak, jenis imunisasi dan vaksin serta dosis pemberian imunisasi."
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia dwirani amelia
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir membutuhkan kolaborasi dari semua sektor yang ada di tingkat pelayanan terkecil.
perlu pemikiran ulang konsep pelayanan kebidanan komunitas yang tetap berprinsip pstient safety.
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah (BBLR), termasuk definisi, pembagian berdasarkan berat dan masa kehamilan, etiologi, insiden, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, penanganan, serta peran bidan. Dokumen ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penanganan BBLR secara menyeluruh dalam beberapa kalimat singkat.
Partograf adalah lembar observasi yang digunakan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, serta tindakan medis yang diberikan untuk memantau dan membuat keputusan klinik selama persalinan. Partograf digunakan oleh tenaga kesehatan untuk memantau persalinan normal maupun komplikasi, dan berisi informasi tentang kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan kondisi ibu dan janin.
Persiapan persalinan melibatkan merencanakan tempat dan tenaga kesehatan untuk persalinan, transportasi darurat, dan pembuatan keputusan darurat. Persiapan lainnya termasuk menyiapkan barang untuk ibu dan bayi, pendonor darah, serta persiapan mental suami. Bidan juga perlu mempersiapkan rujukan darurat jika diperlukan.
Program inisiasi menyusu dini (IMD) meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibu untuk memungkinkan bayi merayap dan menemukan puting susu sendiri. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan IMD adalah kebijakan kesehatan tentang IMD, pengetahuan dan sikap tenaga medis dan ibu, serta dukungan keluarga, sementara faktor penghambatnya adalah kurangnya pengetahuan dan kepedulian terhadap man
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Pemeriksaan vulva dan perineum harus dilakukan setelah persalinan untuk mendeteksi adanya robekan. Jahitan harus dilakukan dengan benar untuk merepair luka robekan dengan mengekspos jalan lahir dan merekonstruksi jaringan yang rusak.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut membahas tentang pemasangan IUD pada model, meliputi pengertian IUD, mekanisme kerjanya, indikasi dan kontraindikasinya, serta waktu yang tepat untuk pemasangan IUD. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah praktik pemasangan IUD mulai dari konseling hingga persiapan klien dan alat serta ruangan operasi.
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas umumnya dialami walaupun persalinan berjalan normal tanpa komplikasi. Gangguan-gangguan tersebut meliputi nyeri akibat kontraksi uterus, pembengkakan payudara, luka jahitan perineum atau operasi, serta konstipasi dan hemoroid.
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir meliputi pengukuran antropometri, pemeriksaan kepala, wajah, mata, hidung, mulut, telinga, leher, tangan, dada, abdomen, genetalia, anus, tungkai, spinal dan kulit untuk memastikan kondisi normal dan mendeteksi penyimpangan. Prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati agar bayi tetap hangat dan nyaman.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi sehat yang mendapatkan imunisasi campak di Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi tahun 2016, termasuk latar belakang masalah, tujuan, manfaat, tinjauan teori mengenai pengertian imunisasi, tujuan, etiologi penyakit campak, jenis imunisasi dan vaksin serta dosis pemberian imunisasi."
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia dwirani amelia
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir membutuhkan kolaborasi dari semua sektor yang ada di tingkat pelayanan terkecil.
perlu pemikiran ulang konsep pelayanan kebidanan komunitas yang tetap berprinsip pstient safety.
Modul ini membahas tentang menentukan diagnosis ibu bersalin berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif, yang terdiri dari: (1) menganalisis data subyektif dan obyektif, (2) menetapkan diagnosis, (3) menentukan masalah, dan (4) menentukan kebutuhan ibu bersalin.
Dokumen tersebut membahas standar pelayanan antenatal oleh bidan, meliputi identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan kehamilan, serta palpasi abdomen. Beberapa poin pentingnya adalah mengenali ibu hamil, memberikan layanan antenatal berkualitas seperti pemeriksaan fisik dan pemberian suplemen, serta melakukan palpasi untuk menentukan perkembangan janin.
Instrument Audit Standar Pertolongan Persalinanpie-pien
Standar mutu pelayanan kebidanan memberikan panduan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas dan aman bagi ibu dan bayi, termasuk asuhan persalinan, penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, serta standar lainnya.
1. Dokumen membahas tentang kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir, termasuk tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta pentingnya pelayanan kesehatan ibu seperti ANC.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan antenatal yang bertujuan untuk memastikan kehamilan dan persalinan yang aman. Pemeriksaan antenatal seharusnya dilakukan minimal 6 kali selama kehamilan dan mencakup pemantauan kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil beserta janinnya. Standar pelayanan antenatal meliputi penimbangan, pengukuran tekanan darah, status gizi, dan pemantauan janin.
Dokumen tersebut membahas standar-standar pelayanan kebidanan yang meliputi 24 standar yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu: standar pelayanan umum, standar pelayanan antenatal, standar pertolongan persalinan, standar pelayanan nifas, dan standar penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa standar pelayanan antenatal seperti standar identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan
Dokumen tersebut membahas tentang 4 standar pelayanan persalinan dan 3 standar pelayanan nifas, serta standar-standar pelayanan kebidanan pada era pandemi Covid-19. Standar-standar tersebut mencakup asuhan yang memadai selama proses persalinan, pertolongan persalinan yang aman, perawatan bayi baru lahir, serta pelayanan untuk ibu dan bayi selama masa nifas hingga 42 hari pasca persalinan. Dokumen juga menjelaskan
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada kehamilan dengan penyulit dan komplikasi. Modul dibagi menjadi 6 kegiatan belajar yang mencakup asuhan pada ibu dengan perdarahan hamil muda, ibu hamil anemia, preeklamsi, perdarahan hamil lanjut, infeksi malaria, dan HIV/AIDS. Tujuannya agar mahasiswa dapat memberikan asuhan berupa deteksi dini, penatalaksanaan awal, kolaborasi, dan rujukan pada i
Dokumen tersebut membahas konsep dasar masa nifas, termasuk pengertian, tahapan, tujuan, peran bidan, dan program nasional perawatan nifas yang mencakup empat kunjungan untuk mendeteksi komplikasi dan memastikan kesehatan ibu dan bayi.
6. askeb pada kehamilan penyulit komplikasipjj_kemenkes
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada kehamilan dengan penyulit dan komplikasi. Modul ini terbagi atas 6 kegiatan belajar yang mencakup asuhan pada ibu dengan perdarahan hamil muda, asuhan antenatal pada ibu hamil dengan anemia, asuhan pada ibu hamil dengan preeklamsi/eklamsi, asuhan pada ibu dengan perdarahan hamil lanjut, asuhan pada ibu hamil dengan infeksi malaria, dan asuhan
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran RUJUKAN MASA HAMIL memberikan pedoman rujukan antar fasilitas kesehatan untuk menangani kasus kehamilan berisiko dan komplikasi untuk menurunkan angka kematian ibu. Pedoman ini mencakup kriteria rujukan berdasarkan kondisi kehamilan, proses rujukan, dan kompetensi fasilitas pelayanan rujukan.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
Desain Gambar & Pelaksanaan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada internal ASN dan eskternal yang datang berkunjung di kantor Bappeda-Litbang
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024sayangkamuu240203
Hallo Selamat Datang di Situs ATRIUM GAMING, website TERBAIK dan terpercaya. Meyediakan Berbagai Macam Jenis Permainan Dari SportBook, Slot, Live Casino, Fishing, Lottry, Poker dan Berbagai Game Lainnya,
1.Bonus New Member 50%
2.Garansi Kekalahan 100%
3.Event Scatter Pojok Pracmatic Play
4.Event Scatter Pracmatic Play
5.Event Scatter PG SOFT
6.Event Bonus Perkalian Pragmatic Play.
main di mahjong ways dapat SCATTER emas hitam, wah di jamin seru pasti nya , modal recehan bisa jackpot jutaan , dan masih banyak bonus lainnya yang menguntungkan bagi new member & old member
ayo buruan daftar di Atrium Gaming, Kakak menang kita pun senang!!!
════════ ═════════════════ 💸 DEPOSIT VIA BANK & E-MONEY 💸 📥 Minimal Deposit 5.000 📥 📤 Minimal Withdraw 50.000 📤
Untuk Minimal Deposit Via Pulsa Telkomsel & XL Tanpa Potongan;
💸 IDR 10.000 / Rp 10RB 💸
══ ════════════ ═══════════ YUK BURUAN LANGSUNG JOIN DI LINK YANG ADA DI BIO KAMI YA
☎ http://wa.me/+62812-6407-2244
🌐 https://heylink.me/SlotGacorMudahMenang2024/
🌐 https://mez.ink/situsvipgacor
🌐 https://bio.site/AtriumGamingGACOR
🌐 https://bio.link/situsmudahmenang2024
🌐 https://bit.ly/m/AtriumGamingOffcial
2. Latar Belakang
● Tingginya Angka Kematian Maternal di
Indonesia
● Sebagian besar tergolong sebagai kematian
yang dapat dihindarkan
● Berkaitan dengan kesenjangan kinerja
petugas kesehatan dan masih besarnya peran
dukun/penolong tradisional
● Persepsi yang salah menyebabkan rendahnya
utilitasi fasilitas kesehatan masyarakat
● Kurangnya peran serta masyarakat
5. R2
= 0.74
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Y
Log. (Y)
% penolong terampil saat persalinan dan kelahiran
bayi
KematianIbuper100.000kelahiranhidup
Hubungan antara Penolong Terampil
dan Angka Kematian Ibu
6. Bidang Masalah
● Kebijakan di bidang kesehatan dan
koordinasi antar stakeholder yang tidak
sesuai dengan kebutuhan
● Kurangnya pemberdayaan masyarakat
dalam mengenali apa yang dibutuhkan
dan akses terhadap pelayanan yang
berkualitas
● Pihak pemberi pelayanan kesehatan
belum siap untuk pelayanan
komprehensif dan purnawaktu
7. Hasil Kajian dan Intervensi
● Elemen pemberi pelayanan
memfokuskan pada upaya perbaikan
kesenjangan kinerja
● Perbaikan dilakukan melalui pelatihan
● Diperlukan metode pelatihan yang dapat
menjamin pencapaian kompetensi teknis
dan perubahan perilaku petugas dalam
waktu yang relatif singkat
8. Asuhan Persalinan Normal
● Pelatihan klinik berbasis kompetensi, baik in-
service dan pre-service
● Materi lengkap dalam format sederhana
● Akuisisi pada model yang berlanjut pada
kompetensi pada klien
● Ketat dalam menerapkan standar tetapi luwes
dalam proses
● Fokus pada 5 benang merah (Membuat
Keputusan Klinik, Sayang Ibu dan Bayi,
Pencegahan Infeksi, Dokumentasi/Rekam
Medik, Sistem Rujukan)
9. Proses Pelatihan
● 4-5 hari di kelas dan 5 hari praktek klinik
● Latihan pada model anatomi dan praktek
pada klien
● Pelatih memfasilitasi proses belajar dan
membimbing praktek klinik
● Peserta harus proaktif agar waktu dan
proses pelatihan berjalan efektif
● Evaluasi obyektif kinerja pada akhir
pelatihan diikuti dengan proses kualifikasi
pascapelatihan
10. Topik Materi
● Lima Benang Merah Asuhan Persalinan
Normal
● Pencegahan Infeksi
● Kala I-IV Persalinan termasuk penggunaan
partograf, posisi dan pimpinan meneran,
manajemen aktif kala III
● Asuhan Bayi Baru Lahir
● Pengenalan Dini dan Penanganan Awal
Komplikasi Persalinan
11. Kualifikasi
● Dilakukan oleh Qualified Clinical Trainer
setelah mendapat masukan tentang kinerja
pengetahuan dari Classroom Preceptor dan
kinerja keterampilan dari Clinical Instructor
atau hasil evaluasi langsung QCT
● Menggunakan Performance Assessment
Tools dan Lembar Penilaian Pengamatan
Lanjut Pascapelatihan dan Lembar
Rekomendasi Pelatih
● Pengamatan langsung dan terjadwal
12. Hasil Yang Diharapkan
● Petugas pelaksana yang terampil
● Memahami dan mengaplikasikan konsep
sayang ibu dan bayi
● Patuh terhadap standar pelayanan yang
telah ditetapkan dan selalu memperbaiki
kinerjanya
● Menunjukkan profesionalisme yang tinggi
dan berperilaku baik (contoh bagi sejawat)
● Membangun partisipasi dan sahabat
masyarakat
13. Rangkuman
● Pelatihan APN merupakan media untuk
mewujudkan petugas yang handal dan
kualitas pelayanan yang tinggi
● Materi dan proses pelatihan telah
dirancang untuk menghasilkan perbaikan
kinerja petugas dalam waktu yang relatif
singkat
● Dijalankan secara berkesinambungan,
menghargai hak klien dan menghargai
peran serta masyarakat
14. LIMA BENANG MERAH
dalam
ASUHAN PERSALINAN
NORMAL
Pendekatan komprehensif merupakan
kunci keberhasilan penatalaksanaan
persalinan dan bayi baru lahir
15. 5 Benang Merah
● Membuat Keputusan Klinik
● Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
● Pencegahan infeksi
● Rekam Medik (Dokumentasi)
● Sistem Rujukan Efektif
16. Membuat Keputusan Klinik
● Pengumpulan data
– Subyektif
– Obyektif
● Diagnosis kerja
● Penatalaksanaan klinik
● Evaluasi hasil implementasi
tatalaksana
17. Konsep Sayang Ibu dan
Bayi
● Persalinan merupakan peristiwa alami
● Sebagian besar persalinan umumnya
akan berlangsung normal
● Penolong memfasilitasi proses
persalinan
● Tidak asing, bersahabat, rasa saling
percaya, tahu dan siap membantu
kebutuhan klien, memberi dukungan
moril, dan kerjasama semua pihak
(penolong-klien-keluarga)
18. Pencegahan Infeksi
● Kewaspadaan Standar
● Mencegah terjadinya dan transmisi
penyakit
● Proses Pencegahan Infeksi Instrumen
dan Aplikasinya dalam Pelayanan
● Barier Protektif
● Budaya Bersih dan Lingkungan yang
Aman
19. Rekam Medik
(Dokumentasi)
● Kelengkapan status klien
● Anamnesis, prosedur dan hasil pemeriksaan
fisik, laboratorium, dan uji atau penapisan
tambahan lainnya
● Partograf sebagai instrumen membuat
keputusan dan dokumentasi klien
● Kesesuaian kelaikan kondisi klien dan
prosedur klinik terpilih
● Upaya dan Tatalaksana Rujukan yang
diperlukan
20. Sistem Rujukan
● Alasan keperluan rujukan
● Jenis rujukan (darurat atau optimal)
● Tatalaksana Rujukan
● Upaya yang dilakukan selama merujuk
● Jaringan pelayanan dan pendidikan
● Menggunakan Sistem Umum atau
Sistem Internal Rujukan Kesehatan
21. Rangkuman
● Lima Benang Merah APN merupakan
aplikasi Sistem Pelayanan Komprehensif
● Tanggung-jawab bersama lebih baik dari
sistem individual atau segmentasi
● Asuhan Antenatal dan Penatalaksanaan
Persalinan akan dilakukan oleh tenaga
terampil, patuh terhadap standar
pelayanan, dan dipayungi oleh sistem
rujukan yang efektif
23. Tujuan
● Memahami batasan persalinan
● Menjelaskan batasan kala I
● Mengenali tanda-tanda inpartu
● Mengetahui langkah esensial anamnesis
● Mengenali fase-fase dalam kala I
● Memberikan Asuhan Sayang Ibu pada
kala I
● Menggunakan Partograf
● Mengambil tindakan tepat waktu dan
sasaran
24. Persalinan Normal
● Proses pengeluaran buah
kehamilan cukup bulan (bayi,
plasenta dan selaput ketuban)
presentasi kepala (posisi belakang
kepala), dari rahim ibu, melalui jalan
lahir, dengan tenaga ibu sendiri
25. Kala I Persalinan
● Dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi
yang teratur, adekuat, dan
menyebabkan perubahan pada
serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap
26. Fase Kala I Persalinan
FASE LATEN
● Dimulai dari awal
kontraksi hingga
pembukaan
mendekati 4 cm
● Kontraksi mulai
teratur tetapi
lamanya masih
diantara 20-30 detik
● Tidak terlalu mules
FASE AKTIF
● Kontraksi diatas 3
kali dalam 10 menit
● Lamanya 40 detik
atau lebih dan mules
● Pembukaan 4 cm
hingga lengkap
● Penurunan bagian
terbawah janin
27. Persiapan
● Ruang bersalin dan asuhan bayi
baru lahir
● Perlengkapan, bahan dan obat
esensial
● Rujukan (bila diperlukan)
● Asuhan Sayang Ibu dalam Kala I
● Upaya Pencegahan Infeksi yang
diperlukan
28. Asuhan Sayang Ibu
● Memberi dukungan emosional
● Mengatur posisi yang nyaman bagi
ibu
● Cukup asupan cairan dan nutrisi
● Keleluasaan untuk mobilisasi,
termasuk ke kamar kecil
● Penerapan prinsip Pencegahan
Infeksi yang sesuai
29. Yang tidak dianjurkan
● Kateterisasi rutin
● Periksa dalam berulang kali (tanpa
indikasi yang jelas)
● Melakukan lavament rutin
● Mengharuskan ibu pada posisi tertentu
dan membatasi mobilisasi
● Memberikan informasi yang tidak akurat
atau berlawanan dengan kenyataan
30. Mengosongkan kandung
kemih
● Memfasilitasi kemajuan persalinan
● Memberi rasa nyaman bagi ibu
● Mengganggu proses kontraksi
● Penyulit pada distosia bahu
● Bila dilakukan sendiri, dapat
mencegah terjadinya infeksi akibat
trauma atau iritasi
31. Anamnesis
● Identifikasi klien
● Gravida, Para, Abortus, Anak Hidup
● HPHT
● Taksiran Persalinan
● Riwayat Penyakit (sebelum dan
selama kehamilan) termasuk alergi
● Riwayat Persalinan
32. Periksa Abdomen
● Tinggi fundus uteri
● Menentukan presentasi dan letak
● Menentukan penurunan bagian
terbawah janin
● Memantau denyut jantung janin
● Menilai kontraksi uterus
33. Periksa Dalam
● Tentukan konsistensi dan pendataran
serviks (termasuk kondisi jalan lahir)
● Mengukur besarnya pembukaan
● Menilai selaput ketuban
● Menentukan presentasi dan seberapa
jauh bagian terbawah telah melalui jalan
lahir
● Menentukan denominator
34. Riwayat yang harus
diperhatikan
● Pernah bedah Sesar
● Riwayat perdarahan berulang
● Prematuritas atau tidak cukup bulan
● Ketuban pecah dini
● Pewarnaan mekonium cairan ketuban
● Infeksi ante atau intrapartum
● Hipertensi
● Dwarfism atau TB dibawah 140 cm
35. Riwayat ...........
● Gawat janin
● Primipara dengan bagian terbawah
masih tinggi
● Malpresentasi atau malposisi
● Tali pusat menumbung
● KU jelek atau syok
● Inersia uteri atau fase laten memanjang
● Partus lama atau kasep
36. PARTOGRAF
● Instrumen untuk memantau
kemajuan persalinan, data untuk
membuat keputusan klinik dan
dokumentasi asuhan persalinan
yang diberikan oleh seorang
penolong persalinan
38. Catatan dan observasi
● Inpartu
● Inisiasi dan lamanya persalinan
● Perjalanan proses persalinan
● Kondisi ibu dan janin
● Asuhan dan asupan
● Dugaan adanya penyulit
● Diagnosis dan penatalaksanaan
39. Untuk siapa?
● Semua ibu dalam kala I persalinan, baik
yang kemajuan persalinannya berjalan
normal maupun abnormal
● Persalinan di institusi pelayanan
kesehatan ataupun di rumah
● Persalinan yang di tolong oleh tenaga
kesehatan (siswa, mahasiswa, bidan,
perawat terlatih ataupun dokter)
40. Catatan kondisi ibu
● Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30
menit (termasuk pemantauan denyut
jantung janin setiap 30 menit)
● Nadi setiap 30 menit
● Dilatasi serviks setiap 4 jam
● Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam
● Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap
4 jam
● Produksi urine, atau adanya aseton atau
protein dalam urine setiap 2-4 jam
41. Data dalam Partograf
● Informasi tentang ibu dan riwayat
kehamilan/persalinan
● Kondisi janin
● Kemajuan persalinan
● Jam dan waktu
● Kontraksi uterus
● Obat-obatan dan cairan yang diberikan
● Kondisi ibu
● Asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik
42. Catatan tentang air ketuban
● U: selaput ketuban utuh
● J : selaput sudah pecah, cairannya
jernih
● M: selaput pecah, cairan dgn
mekonium
● D: selaput pecah, cairan dgn darah
● K: selaput pecah, cairan tdk ada
(kering)
48. KALA II PERSALINAN
Proses pengeluaran buah kehamilan
sebagai hasil pengenalan proses dan
penatalaksanaan kala pembukaan
49. Tujuan
● Batasan dan diagnosis kala II
● Persiapan proses pengeluaran buah kehamilan
● Amniotomi dan indikasinya (termasuk risiko)
● Posisi dan cara meneran
● Menilai kemajuan kala II
● Memantau dan menilai kondisi ibu dan janin
pada kala II
● Perasat melahirkan kepala, bahu, dan tubuh
● Mengenali penyulit dan komplikasi kala II
● Kemungkinan melakukan rujukan
50. Gejala dan Tanda Kala II
● Ada rasa ingin meneran saat
kontraksi
● Ada dorongan pada rektum atau
vagina
● Perineum terlihat menonjol
● Vulva dan sfinkter ani membuka
● Peningkatan pengeluaran lendir dan
darah
51. Diagnosis
● Telah terjadi pembukaan lengkap
● Tampak bagian kepala janin melalui
bukaan introitus vagina
52. Persiapan penolong
persalinan
● Sarung tangan dan barier protektif lainnya
● Tempat bersalin
● Peralatan dan bahan yang diperlukan
● Tempat meletakkan dan lingkungan yang
nyaman bagi bayi
● Penyiapan ibu dan keluarganya (Asuhan
Sayang Ibu, bersihkan perineum dan lipat
paha, kosongkan kandung kemih,
amniotomi, dan menjelaskan peran
suami/pendamping)
53. Penatalaksanaan Kala II
● Setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk
meneran apabila timbul dorongan spontan
untuk melakukan hal itu
● Beristirahat diantara kontraksi
● Berikan posisi yang nyaman bagi ibu
● Pantau kondisi janin
● Bila ingin meneran tapi pembukaan belum
lengkap, anjurkan bernafas cepat/biasa, atur
posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran
hingga pembukaan lengkap
54. Perhatikan!
● Bila pembukaan sudah lengkap, tetapi ibu
tidak ingin meneran, anjurkan untuk mobilisasi
atau mengubah-ubah posisi hingga timbul
dorongan untuk meneran
● Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin
meneran setelah 60 menit dari sejak
pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran
saat kontraksi puncak (beri asupan yang
cukup)
● Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih
belum terjadi, rujuk ibu ke fasilitas rujukan
55. Pemantauan
penatalaksanaan Kala II
● Nadi ibu setiap 30 menit
● Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
● DJJ setelah meneran atau kontraksi
● Penurunan kepala (palpasi luar) setiap 30 menit
atau jika ada indikasi, lakukan periksa dalam
setiap 60 menit
● Kondisi selaput ketuban dan warna cairan
ketuban
● Kemungkinan adanya presentasi majemuk
● Putaran paksi luar (setelah lahirnya kepala bayi)
● Pencatatan hasil pemeriksaan dan intervensi
56. Episiotomi
● Tidak dilakukan secara rutin
● Bila tidak tepat waktu dan
prosedurnya salah, terjadi
peningkatan jumlah perdarahan,
laserasi derajat 3 atau 4 dan
kejadian hematoma
● Menyebabkan nyeri
pascapersalinan
● Meningkatkan risiko infeksi
57. Episiotomi untuk mempercepat persalinan,
dilakukan pada:
● Terjadi gawat janin dan persalinan
mungkin harus diselesaikan dengan
bantuan alat (ekstraksi cunam atau
vakum)
● Adanya penyulit (distosia bahu,
persalinan sungsang)
● Adanya parut yang menghambat
proses pengeluaran bayi
58. Pada saat pengeluaran,
perhatikan hal-hal berikut:
● Posisi ibu saat melahirkan bayi
● Cegah terjadinya laserasi atau trauma
● Proses melahirkan kepala
● Memeriksa lilitan tali pusat pada leher
bayi
● Proses melahirkan bahu
● Proses melahirkan tubuh bayi
● Mengusap muka, mengeringkan dan
rangsangan taktil pada bayi
● Memotong tali pusat
59. Gejala dan Tanda Distosia
Bahu
● “Turtle Sign” : kepala terdorong keluar
tetapi kembali ke dalam vagina setelah
kontraksi atau ibu berhenti meneran
● Tidak terjadi putaran paksi luar apabila
kepala telah lahir
● Kepala tetap pada posisinya (dalam
vagina) walau ibu meneran sekuat
mungkin
60. Kondisi yang harus diatasi
sebelum menatalaksana Kala
II
● Syok
● Dehidrasi
● Infeksi
● Pre-eklampsia/Eklampsia
● Inersia Uteri
● Gawat janin
● Penurunan kepala terhenti
● Adanya gejala dan tanda distosia bahu
● Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
● Kehamilan ganda/kembar
● Tali pusat menumbung atau lilitan tali pusat
66. Tujuan
● Mampu melakukan penilaian awal dan
langkah esensial asuhan bayi baru lahir
● Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
● Menjaga temperatur dan mencegah
kehilangan panas tubuh
● Memahami manfaat kontak dini (termasuk
asupan dini ASI) dan rawat gabung ibu-bayi
● Menjelaskan cara yang benar dalam
pemberian ASI atau laktasi
67. Tujuan
● Menjelaskan cara yang benar dalam pemberian
ASI atau laktasi
● Melakukan perawatan dan mencegah gangguan
pada payudara
● Melakukan profilaksis gangguan pada mata
● Melakukan inisiasi pernafasan pada asfiksia
● Mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir
yang memerlukan pelayanan rujukan/tindakan
lanjutan
● Penatalaksanaan bayi dengan pewarnaan
mekoneum pada cairan ketuban
68. Penatalaksanaan Awal BBL
● Penilaian awal
● Mencegah kehilangan panas tubuh
● Rangsangan taktil
● Merawat tali pusat
● Memulai pemberian ASI
● Pencegahan Infeksi, termasuk
profilaksis gangguan pada mata
69. Pencegahan Infeksi
● Cuci tangan sebelum dan setelah kontak
dengan bayi
● Gunakan sarung tangan bersih saat menangani
bayi yang belum dimandikan
● Semua peralatan sudah di DTT dan jangan
menggunakan alat dari bayi yang satu dengan
lainnya sebelum di proses dengan benar
● Pastikan handuk, pakaian, selimut, kain dsb
dalam keadaan bersih sebelum dipakaikan pada
bayi, termasuk penggunaan timbangan, pita
pengukur, stetoskop dan peralatan lainnya
70. Penilaian Awal
● Menangis kuat atau bernafas tanpa
kesulitan
● Warna kulit bayi (merah muda,
pucat, atau kebiruan)
● Gerakan, posisi ekstremitas atau
tonus otot bayi
71. Mekanisme kehilangan panas
tubuh
● Tubuh bayi baru lahir belum mampu
untuk melakukan regulasi temperatur
tubuh sehingga apabila penanganan
pencegahan kehilangan panas tubuh dan
lingkungan sekitar tidak disiapkan
dengan baik, bayi tersebut dapat
mengalami hipotermia yang dapat
mengakibatkan bayi menjadi sakit atau
mengalami gangguan fatal
72. Mekanisme kehilangan panas
tubuh
● Evaporasi (penguapan cairan pada
permukaan tubuh bayi)
● Konduksi (tubuh bayi bersentuhan dengan
permukaan yang temperaturnya lebih
rendah)
● Konveksi (tubuh bayi terpapar udara atau
lingkungan bertemperatur dingin)
● Radiasi (pelepasan panas akibat adanya
benda yang lebih dingin di dekat tubuh bayi)
73. Mencegah kehilangan panas
tubuh
● Keringkan tubuh bayi dengan handuk
bersih, kering dan hangat
● Selimuti
● Tutup bagian kepala bayi
● Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi dan
segera menyusukan bayinya
● Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
● Jangan segera menimbang (tanpa penutup
tubuh) dan memandikan bayi
74. Rekomendasi untuk
memandikan bayi
● Tunggu (minimal) 6 jam sebelum memandikan
bayi (tunggu lebih lama untuk bayi asfiksia atau
hipotermia)
● Lakukan setelah stabilnya temperatur tubuh bayi
(36.5-37.5 °C)
● Mandikan dalam ruangan yang hangat dan tidak
banyak hembusan angin
● Mandikan secara cepat dengan menggunakan air
hangat, segera keringkan tubuhnya dan segera
kenakan pakaiannya
● Tempatkan di dekat ibunya dan beri ASI sedini
mungkin
75. Merawat tali pusat
● Sementara menggunakan sarung tangan, bersihkan
cemaran atau darah dalam larutan klorin 0.5 %
● Bilas dengan air matang atau DTT kemudian
keringkan dengan handuk
● Ikat (dengan simpul kunci) tali pusat pada 1 cm dari
pusat bayi (dengan tali atau penjepit)
● Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan
dalam klorin 0.5 %
● Jangan kompres atau membungkus tali pusat
(pengolesan alkohol atau povidone iodine pada
puntung tali pusat masih dibolehkan selama tidak
menyebabkan tali pusat basah/lembab)
76. Nasehat bagi ibu atau keluarganya untuk
merawat tali pusat
● Lipat popok dibawah puntung tali pusat
● Jika puntungnya kotor, bersihkan dengan
air matang/DTT kemudian keringkan
kembali secara seksama
● Warna kemerahan atau timbulnya nanah
pada pusar atau puntung tali pusat
adalah tanda abnormal (bayi tersebut
harus dirujuk untuk penanganan lebih
lanjut)
77. Memulai pemberian ASI
● Pastikan pemberian ASI dimulai dalam 1
jam setelah bayi lahir
● Anjurkan ibu memeluk dan menyusukan
bayinya setelah tali pusat dipotong
● Lanjutkan pemberian ASI setelah
plasenta lahir dan tindakan lain yang
diperlukan, telah selesai dilaksanakan
● Minta anggota keluarganya membantu
ibu menyusukan bayinya
78. Pedoman Umum Menyusui
● Mulai dalam 1 jam setelah bayi lahir
● Jangan berikan makanan atau
minuman lain selain ASI
● Pastikan ASI diberikan hingga 6
bulan pertama kehidupan bayi
● Berikan ASI setiap saat (siang dan
malam) bila bayi membutuhkannya
79. Pemberian ASI secara dini
● Merangsang produksi ASI
● Memperkuat refleks isap bayi
● Promosi keterikatan ibu-bayi
● Memberi kekebalan pasif melalui
kolostrum
● Merangsang kontraksi uterus (untuk
involusi)
80. Cara menyusui
● Peluk tubuh bayi dan hadapkan mukanya ke
payudara ibu sehingga hidungnya berada di
depan puting susu
● Dekatkan mulut bayi ke payudara bila tampak
tanda-tanda siap menyusu
● Cara menempelkan mulut pada payudara:
– Sentuhkan dagu bayi pada payudara
– Tempelkan mulutnya (yang terbuka lebar) pada puting susu
sehingga melingkupi semua areola mama (bibir bawahnya
melingkupi puting susu)
● Perhatikan gerakan menghisap dan jaga agar
hidung bayi tidak tertutup oleh payudara
81. Perawatan payudara
● Pastikan puting susu dan areola mamae selalu
dalam keadaan bersih
● Gunakan kain bersih untuk menyeka puting
susu dan gunakan sedikit ASI sebagai
pelembab
● Lecet dan retak bukan alasan untuk
menghentikan pemberian ASI, ajarkan cara
menyusukan yang benar untuk menghindarkan
lecet/retak dan kurangnya asupan untuk bayi
● Ajarkan cara untuk mengenali dan mencari
pertolongan bila terjadi bendungan ASI atau
mastitis
82. Tetes Mata Profilaksis
● Gunakan tetes mata perak nitrat 1 %,
salep Tetrasiklin 1 % atau salep
Eritromisin 0.5 %
● Berikan dalam 1 jam pertama kelahiran
● Setelah pemberian tetes mata profilaksis,
kembalikan bayi pada ibunya untuk
disusukan dan bergabung kembali
83. Mekoneum pada Cairan
Ketuban
● Berkaitan dengan adanya gangguan
intrauterin kesejahteraan bayi terutama
bila konsistensinya kental atau jumlahnya
berlebihan
● Menimbulkan masalah apabila terjadi
aspirasi ke dalam saluran nafas bayi
baru lahir
● Walaupun bayi tampak bugar, tetap
lakukan pemantauan terhadap
kemungkinan terjadinya penyulit
84. Kondisi yang memerlukan
rujukan
● Bayi dengan kelainan bawaan
(hidrosefalus, mikrosefalus, megakolon,
langit-langit terbelah, bibir sumbing)
● Bayi dengan gejala dan tanda infeksi,
tidak dapat menyusui atau keadaan
umumnya jelek
● Asfiksia dan tidak memberi respons yang
baik terhadap tindakan resusitasi
86. Asfiksia
● Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan
untuk memulai dan melanjutkan
pernafasan pada bayi baru lahir
● Asfiksia primer bila bayi tidak bernafas
sejak dilahirkan
● Asfiksia sekunder bila terjadi kesulitan
bernafas setelah sebelumnya dapat
bernafas pada saat dilahirkan
87. Gejala dan tanda
● Tidak bernafas atau sulit bernafas (< 30
/menit)
● Pernafasan tidak teratur, terdapat
dengkuran atau retraksi dinding dada
● Tangisan lemah atau merintih
● Warna kulit pucat atau biru
● Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai
● Tidak ada denyut jantung atau perlahan (<
100 /menit)
88. Penatalaksanaan
● Cegah kehilangan panas (keringkan
dan selimuti tubuh bayi)
● Posisikan dengan benar dan
bersihkan jalan nafas, kemudian
lakukan upaya inisiasi atau
perbaikan pernafasan
● Lakukan rangsangan taktil
89. Bentuk rangsangan taktil yang
tidak dianjurkan
RISIKO BENTUK RANGSANGAN
Trauma Menepuk bokong
Fraktur, pneumotoraks, gawat
nafas, kematian
Meremas atau memompa rongga
dada
Ruptura hati atau limpa,
perdarahan dalam
Menekankan kedua paha ke perut
bayi
Sfinkter ani robek Mendilatasi sfinkter ani
Hipotermia, hipertermia, luka
bakar
Kompres atau merendam di air
panas dan dingin
Kerusakan otak Menguncang-guncang tubuh bayi
Hipotermia Meniupkan oksigen atau udara
dingin ke tubuh bayi
90. Pembersihan Jalan Nafas
● Bila air ketuban jernih, hisap lendir di
mulut, kemudian lendir di hidung
● Bila ada pewarnaan mekoneum, lakukan
pengisapan lendir dari mulut dan hidung
saat kepala lahir dan bila setelah lahir
bayi menangis dengan kuat, lakukan
asuhan BBL seperti biasa. Bila tidak,
lakukan pembersihan jalan nafas
ulangan.
92. Temuan dan tindakan
● Bila bayi menangis, bernafas teratur
dan kulit kemerahan maka lakukan
asuhan BBL normal
● Bila tidak menangis, kulit pucat atau
kebiruan dan denyut jantung <
100 /menit, lakukan tindakan
resusitasi
93. Memposisikan Bayi
● Baringkan telentang atau sedikit miring
dengan posisi kepala sedikit ekstensi
● Pastikan tali pusat telah dipotong agar
pengaturan posisi menjadi leluasa
● Hisap lendir di mulut dan hidung yang
mungkin dapat menyumbat jalan nafas
● Jangan menghisap terlalu dalam karena
dapat terjadi reaksi vaso-vagal
94. Rangsangan taktil dan upaya
bernafas
● Gosok dengan lembut punggung, tubuh,
kaki atau tangan bayi atau tepuk/sentil
telapak kaki bayi
● Pengeringan tubuh, mengisap lendir dan
rangsangan taktil sebaiknya tidak
melebihi dari 30-60 detik
● Jika setelah waktu tersebut bayi masih
sulit bernafas, lakukan bantuan
pernafasan dengan ventilasi positif
95. Langkah Resusitasi
● Pastikan balon dan sungkup berfungsi
baik
● Telah mencuci tangan dan memakai
sarung tangan
● Selimuti bayi dengan kain kering dan
hangat (kecuali muka dan dada) letakkan
di lingkungan yang hangat
● Posisikan tubuh dan kepala bayi dengan
benar
96. Langkah..........
● Pasang sungkup melingkupi dagu, mulut
dan hidung
● Tekan balon dengan dua jari atau
seluruh jari (tergantung ukuran yang
tersedia)
● Periksa pertautan sungkup dengan bayi
dan gerakan dada dengan 2 kali ventilasi
● Bila semuanya baik, lakukan ventilasi
dengan oksigen atau udara ruangan
97. Langkah..........
● Kecepatan ventilasi sekitar 40 kali
per 30 detik dan perhatikan gerakan
dinding dada
● Bila dada tidak bergerak naik-turun,
periksa kembali pertautan sungkup-
bayi atau fungsi balon
98. Setelah ventilasi 30 detik, lakukan penilaian
pernafasan, warna kulit dan denyut
jantung
● Bila bayi bernafas normal, lakukan asuhan BBL
seperti biasa
● Bila belum normal, ulangi ventilasi positif selama
30 detik kedua dan nilai kembali
● Bila masih megap-megap dan terdapat retraksi
dinding dada, ulangi kembali ventilasi positif
dengan oksigen murni
● Bila setelah 20 menit bayi masih kesulitan
bernafas, pasang pipa nasogastrik untuk
mengurangi atau mengosongkan udara dalam
lambung, kemudian rujuk ke fasilitas rujukan
99. Langkah ........
● Bila setelah 20 menit ventilasi positif
ternyata bayi tetap tidak bernafas, maka
resusitasi dihentikan.
● Bayi dinyatakan meninggal dan
beritahukan pada keluarga bahwa upaya
penyelamatan gagal dan beri dukungan
emosional kepada mereka
100. Pemasangan Pipa
Lambung
● Untuk mengeluarkan udara yang masuk
ke dalam lambung saat dilakukan
bantuan pernafasan dengan ventilasi
positif
● Timbunan udara di lambung dapat
menekan diafragma dan menghalangi
upaya bernafas atau pengembangan
paru
● Dapat menyebabkan muntah dan terjadi
aspirasi isi lambung ke dalam paru-paru
101. Asuhan Pascaresusitasi
● Jaga temperatur tubuh bayi, baik dengan
selimut ataupun didekap oleh ibunya
● Minta ibu untuk segera menyusukan bayinya
● Cegah infeksi ikutan atau paparan bahan tidak
sehat
● Pantau kondisi kesehatan bayi secara berkala,
termasuk kemampuan menghisap ASI
● Rujuk bila terdapat tanda-tanda gawatdarurat
(demam tinggi, ikterus, lemah, tidak dapat
menghisap ASI, kejang-kejang)
102. Kala III dan IV
Pengeluaran plasenta, pemantauan
kondisi ibu dan kemungkinan
komplikasi pascapersalinan
103. Tujuan
● Identifikasi kala III dan IV
● Tanda-tanda pelepasan plasenta
● Manajemen aktif kala III
● Memelihara kontraksi uterus melalui rangsangan
taktil pada korpus uteri
● Permasalahan dan penatalaksanaan Atonia Uteri
● Permasalahan laserasi perineum dan
penatalaksanaannya
● Kompresi bimanual dan aorta
● Menentukan jumlah perdarahan dan pemantauan
pascapersalinan
104. Batasan
● Kala III
Masa setelah lahirnya bayi dan
berlangsungnya proses pengeluaran
plasenta
● Kala IV
Masa setelah plasenta lahir hingga 2 jam
setelah itu
105. Fisiologi Kala III
● Tempat implantasi plasenta
mengalami pengerutan akibat
pengosongan kavum uteri dan
kontraksi lanjutan sehingga
plasenta dilepaskan dari
perlekatannya dan pengumpulan
darah pada ruang utero-plasenter
akan mendorong plasenta ke luar
106. Tanda-tanda lepasnya
plasenta
● Terjadi perubahan bentuk uterus
dan tinggi fundus uteri
● Tali pusat memanjang atau terjulur
keluar melalui vagina/vulva
● Adanya semburan darah secara
tiba-tiba
107. Perdarahan pada Atonia
Uteri
● Ujung pembuluh darah di tempat implantasi
akan terbuka sesaat setelah plasenta
dilepaskan
● Sekitar 350-500 ml darah per menit akan
keluar melalui ujung pembuluh darah tersebut
● Penghentian perdarahan dari bekas tempat
implantasi plasenta hanya dapat terjadi jika
anyaman miometrium menjepit pembuluh
darah yang berjalan diantara anyaman tsb
● Atonia atau hipotonia membuat mekanisme
penjepitan tersebut gagal berfungsi
108. Atonia Uteri berkaitan
dengan:
● Kapasitas uterus jauh lebih besar dari
normal (polihidramnion, hamil kembar,
makrosomia)
● Kala I atau II yang memanjang
● Partus presipitatus
● Induksi atau akselerasi persalinan
● Infeksi intrapartum
● Grande multipara
● Penggunaan tokolitik (mis. MgSO4) atau
narkose (mis. Ether)
109. Ingat!
● Sekitar 60% dari perdarahan
pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa
risiko yang dapat dikenali sebelumnya
● Senantiasa siap untuk menghadapi
atonia uteri/perdarahan pascapersalinan
● Manajemen aktif kala III merupakan
upaya profilaksis komplikasi perdarahan
110. Manajemen Aktif Kala III
● Mengupayakan kontraksi yang
adekuat dari uterus dan
mempersingkat waktu kala III
● Mengurangi jumlah kehilangan
darah
● Menurunkan angka kejadian
retensio plasenta
111. Tiga langkah utama Manajemen
Aktif Kala III
● Pemberian oksitosin/uterotonika
sesegera mungkin
● Melakukan penegangan tali pusat
terkendali (PTT)
● Masase fundus setelah plasenta
lahir (rangsangan taktil pada
dinding uterus atau fundus uteri)
112. Penegangan Tali Pusat
Terkendali
● Berdiri disamping ibu
● Pindahkan jepitan semula tali pusat ke titik 5-
20 cm dari vulva dan pegang klem penjepit tsb
● Letakkan telapak tangan (alas dengan kain)
yang lain, pada segmen bawah rahim atau
dinding uterus di suprasimfisis
● Pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali
pusat sambil tekan uterus ke dorsokranial
● Ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum
dapat dilahirkan (jangan lakukan pemaksaan)
113. Perhatikan!
● Bila setelah 15 menit berlalu ternyata
plasenta belum lahir, berikan oksitosin 10 IU
dosis kedua
● Kosongkan kandung kemih bila penuh
● Lakukan PTT ulangan
● Bila waktu 30 menit telah terlampaui (jangan
mencoba cara lain untuk melahirkan
plasenta walaupun tidak terjadi perdarahan)
segera rujuk ibu ke fasilitas kesehatan
rujukan
114. Rangsangan taktil pada
dinding uterus
● Minta ibu untuk meletakkan telapak
tangannya pada dinding uterus
● Instruksikan untuk mengusap dinding uterus
dengan gerakan sirkuler
● Beritahukan bahwa mungkin timbul rasa
kencang atau tidak nyaman
● Uterus yang mengencang menunjukkan
respons adekuat terhadap rangsangan
● Teruskan rangsangan taktil bila uterus
masih belum berkontraksi
115. Bila 15 detik rangsangan taktil
telah usai dan uterus tetap tidak
berkontraksi, maka lakukan:
● Kompresi Bimanual Internal
● Kompresi Bimanual Eksternal
● Kompresi Aorta Abdominalis
122. Asuhan Kala IV
● Lanjutkan rangsangan taktil pada dinding
uterus
● Evaluasi hasilnya dengan mengukur
kekenyalan dinding dan tinggi fundus uteri
● Lakukan perkiraan kehilangan darah
● Periksa perineum dan jalan lahir
● Nilai keadaan umum ibu
● Dokumentasikan asuhan dan temuan pada
kala IV di halaman belakang partograf
123. Memperkirakan jumlah
perdarahan
● Belum ada metode yang akurat
● Meletakkan penampung darah di bawah
bokong ibu, selain tidak nyaman juga
tidak menjamin pengukuran yang tepat
● Pengukuran dengan gelas ukur dapat
terganggu dengan tambahan cairan lain
atau jumlah yang hilang akibat material
penyerap (kain, kasa, pakaian, dsb)
124. Estimasi Simtomatik
● Bila perdarahan menyebabkan
terjadinya perubahan tanda vital
(hipotensi) maka jumlah darah yang
keluar telah mencapai 1,000 - 1,200
ml
● Bila terjadi syok hipovolemik maka
jumlah perdarahan telah mencapai
2,000 – 2,500 ml
126. Pemantauan Kala IV
● Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua
● Nilai kontraksi uterus dan jumlah
perdarahan
● Ajarkan ibu dan keluarganya untuk
melakukan rangsangan taktil, menilai
kontraksi uterus, dan estimasi perdarahan
● Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI
● Berikan asuhan esensial BBL
127. Ingat!
● Jangan tinggalkan ibu dalam 2 jam pertama
pascapersalinan
● Pastikan tanda vital dalam batas normal
● Berikan asuhan esensial BBL, termasuk
pemberian ASI dalam 1 jam pertama
● Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil uterus dan menilai kontraksi
atau perdarahan
● Pastikan ibu dan keluarganya mengetahui
tanda-tanda bahaya atau komplikasi berat