SlideShare a Scribd company logo
SKENARIO
Seorang perempuan 28 tahun, sekretaris pada sebuah perusahaan swasta, datang ke puskesmas
dengan keluhan sering nyeri kepala sejak 4 tahun yang lalu. Hilang timbul terutama pada siang
hari.

KATA KUNCI
1. Perempuan umur 28 tahun
2. Sekretaris perusahaan swasta
3. Nyeri kepala selama 4 tahun
4. Terutama pada siang hari
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan nyeri kepala ?
2. Klasifikasi nyeri kepala dan gambaran klinik
3. Anatomi yang terlibat dalam nyeri kepala
4. Patofisiologi nyeri kepala
5. Adakah hubungan nyeri kepala dengan aktifitas ?
6. Faktor pencetus nyeri kepala
7. Mengapa nyeri hilang timbul dan muncul siang hari dan selama 4 tahun ?
8. Apa Diagnosis banding kasus ini ?
9. Bagaimana Pemeriksaan fisik dan penunjangnya ?
10. Bagaimana Penatalaksanaannya ?
11. Bagaimana Komplikasinya ?
12. Bagaimana Prognosisnya ?
JAWABAN PERTANYAAN
1. Definisi Nyeri Kepala
Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang mnyerang
daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan daerah wajah.
IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri pada wajah termasuk juga dalam sakit kepala. Dalam
buku-buku teks dan jurnal banyak memakai klasifikasi 1962, dan klasifikasi terbaru adalah INS
1988 yang akan dipakai dalam ICD-WHO ke-X ada beberapa terminologi yang harus dibedakan
seperti : Pusing = vertigo, ringan kepala= like headedness, pening = dizziness, rasa ingin pingsan
= faintness, kepala berdenyut tujuh keliling dan sebagainya. Definisi menurut IASP
(International assosiation for the study of pain), nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan
kerusakan jaringan.
Klasifikasi menurut HIS 1988 :
1. Migrain
2. Nyeri kepala tension (Tension type headache)
3. Nyeri kepala cluster dan hemicrania kronik paroksismal
4. Nyeri kepala yang tidak berhubungan lesi structural
5. Nyeri kepala berhubungan dengan cedera kepala
6. Nyeri kepala berhubungan dengan gangguan vaskuler
7. Nyeri kepala berhubungan denagn gangguan intrakranial non vaskuler
8. Nyeri kepala berhubungan dengan zat-zat atau putus zat obat
9. Nyeri kepela berhubunggan dengan infeksi non cephalic
10. Nyeri kepala berhubungan dengan gangguan metabolic
11. Nyeri kepala atau nyeri wajah dengan gangguan tengkorak, leher, mata, hidung, gigi,
12. Mulut, atau struktur-struktur wajah kranium
13. Neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan nyeri deafness
14. Nyeri kepala yang terklasifikasi
Nyeri terdiri dari:
1. Nyeri perifer
2. Nyeri sentral (nyeri di aferens, nyeri konduktif)
3. Nyeri perseptif

2. Patofisiologi Nyeri kepala
Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron trigeminal sentral.
Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneus allodynia didapat pada penderita
yang mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang disangkakan sebagai refleksi
pemberatan respons dari neuron trigeminalsentral.
lnervasi sensoris pembuluh darah intrakranial sebagian besar berasal dari ganglion trigeminal
dari didalam serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptid dimana jumlah dan peranannya
adalah yang paling besar adalah CGRP(Calcitonin Gene Related Peptide), kemudian diikuti oleh
SP(substance P), NKA(Neurokinin A), pituitary adenylate cyclase activating peptide (PACAP),
nitricoxide (NO), molekul prostaglandin E2 (PGEJ2), bradikinin, serotonin(5-HT) dan adenosin
triphosphat (ATP), mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor 2. Khusus untuk nyeri kepala
klaster clan chronic paroxysmal headache ada lagi pelepasan VIP(vasoactive intestine peptide)
yang berperan dalam timbulnya gejala nasal congestion dan rhinorrhea
Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses nyeri adalah opioid dynorphin,
sensory neuron-specific sodium channel(Nav 1.8), purinergic reseptors(P2X3), isolectin B4
(IB4), neuropeptide Y, galanin dan artemin reseptor ( GFR-∝3 = GDNF Glial Cell Derived
Neourotrophic Factor family receptor-∝3). Sistem ascending dan descending pain pathway yang
berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang otak memainkan
peranan yang paling penting sebagai dalam pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai
modulator impuls tersebut. Modulasi transmisi sensoris sebagian besar berpusat di batang otak
(misalnya periaquaductal grey matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus dan reticular
formation), ia mengatur integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik yang melibatkan
konvergensi kerja dari korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate cortex, dan
struktur sistem limbik lainnya. Dengan demikian batang otak disebut juga sebagai generator dan
modulator sefalgia.
Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada periaquaduct grey (PAG)
matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti migren (migraine like
headache). Pada penelitian MRI(Magnetic Resonance Imaging) terhadap keterlibatan batang otak
pada penderita migren, CDH(Chronic Daily Headache) dan sampel kontrol yang non sefalgi,
didapat bukti adanya peninggian deposisi Fe di PAG pada penderita migren dan CDH
dibandingkan dengan kontrol.
Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas. Pada CDH justru yang paling berperan
adalah proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA (N-metil-D-Aspartat),
produksi NO dan supersensitivitas akan menaikkan produksi neuropeptide sensoris yang
bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor serebrospinal ternyata bersamaan dengan kenaikan kadar
cGMP(cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar CGRP, SP maupun NKA juga
tampak meninggi pada likuor pasien CDH.
Reseptor opioid di down regulated oleh penggunaan konsumsi opioid analgetik yang cenderung
menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren, terjadi disregulasi dari sistem opoid
endogen, akan tetapi dengan adanya analgesic overused maka terjadi desensitisasi yang berperan
dalam perubahan dari migren menjadi CDH.15
Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat substansi dari
perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin IL1 (Interleukin 1), IL6 dan TNF∝ (Tumor
Necrotizing Factor ∝) dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell melepas/mengasingkan
metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid dengan kemampuan
melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi, terjadi proses upregulasi
beberapa reseptor (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan SNS-2)dan peptides(CGRP, SP).
3. Anatomi
Walaupun merupakan keseluruhan fungsi, otak disusun menjadi beberapa daerah yang berbeda.
Bagian-bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam berbagai cara berdasarkan
perbedaan anatomis, spesialisasi fungsional, dan perkembangan evolusi. Otak terdiri dari (1)
batang otak terdiri atas otak tengah, pons, dan medulla, (2) serebelum, (3) otak depan (forebrain)
yang terdiri atas diensefalon dan serebrum. Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan talamus.
Serebrum terdiri dari nukleus basal dan korteks serebrum.
Masing-masing bagian otak memiliki fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi sebagai berikut:
(1) asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer, (2) pusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi
dan pencernaan, (3) pengaturan refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur, (4)
penerimaaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda spinalis, keadaan terjaga dan
pengaktifan korteks serebrum, (5) pusat tidur. Serebellum berfungsi untuk memelihara
keseimbangan, peningkatan tonus otot, koordinasi dan perencanaan aktivitas otot volunter yang
terlatih.
Hipotalamus berfungsi sebagai berikut: (1) mengatur banyak fungsi homeostatik, misalnya
kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan asupan makanan, (2) penghubung penting antara
sistem saraf dan endokrin, (3) sangat terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasar. Talamus
berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps, kesadaran kasar terhadap
sensasi, beberapa tingkat kesadaran, berperan dalam kontrol motorik.
Nukleus basal berfungsi untuk inhibisi tonus otot, koordinasi gerakan yang lambat dan menetap,
penekanan pola-pola gerakan yang tidak berguna. Korteks serebrum berfungsi untuk persepsi
sensorik, kontrol gerakan volunter, bahasa, sifat pribadi, proses mental canggih misalnya
berpikir, mengingat, membuat keputusan, kreativitas dan kesadaran diri.
Korteks serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus frontalis, lobus, parietalis, lobus
temporalis, dan lobus oksipitalis. Masing-masing lobus ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus trigeminoservikalis yang merupakan nosiseptif yang
penting untuk kepala, tenggorokan dan leher bagian atas. Semua aferen nosiseptif dari saraf
trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf dari C1 - 3 beramifikasi pada grey matter area
ini. Nukleus trigeminoservikalis terdiri dari tiga bagian yaitu pars oralis yang berhubungan
dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif dari regio orofasial, pars interpolaris yang
berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif seperti sakit gigi, pars kaudalis yang
berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan suhu.
Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti aferen dari C2 selain
beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu, aferen C3 juga akan beramifikasi
ke C1 dan C2. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher
bagian atas.
Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital dari kepala dan yang jarang
adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris dan mandibularis. Ini disebabkan oleh
aferen saraf tersebut tidak atau hanya sedikit yang meluas ke arah kaudal. Lain halnya dengan
saraf oftalmikus dari trigeminus. Aferen saraf ini meluas ke pars kaudal.
Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2, dan V3. V1 , oftalmikus, menginervasi daerah orbita
dan mata, sinus frontalis, duramater dari fossa kranial dan falx cerebri serta pembuluh darah
yang berhubungan dengan bagian duramater ini. V2, maksilaris, menginervasi daerah hidung,
sinus paranasal, gigi bagian atas, dan duramater bagian fossa kranial medial. V3, mandibularis,
menginervasi daerah duramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga,
sendi temporomandibular dan otot menguyah.
Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi meatus auditorius
eksterna dan membran timfani. Saraf kranial IX menginnervasi rongga telinga tengah, selain itu
saraf kranial IX dan X innervasi faring dan laring.
Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah C1, C2, dan C3. Ramus dorsalis dari C1
menginnervasi otot suboccipital triangle - obliquus superior, obliquus inferior dan rectus capitis
posterior major dan minor. Ramus dorsalis dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot
leher superfisial posterior, longissimus capitis dan splenius sedangkan cabang besarnya bagian
medial menjadi greater occipital nerve. Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dari
obliquus inferior, dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui semispinalis capitis,
yang mana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala melalui lengkungan yang dikelilingi oleh
superior nuchal line dan the aponeurosis of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung
dengan saraf lesser occipital yang mana merupakan cabang dari pleksus servikalis dan mencapai
kulit kepala melalui pinggiran posterior dari sternokleidomastoid. Ramus dorsalis dari C3
memberi cabang lateral ke longissimus capitis dan splenius. Ramus ini membentuk 2 cabang
medial. Cabang superfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang mengelilingi sendi C2-3
zygapophysial bagian lateral dan posterior.
Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu intrakranial dan
ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena korteks serebrum, arteri basal, duramater
bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior. Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan
otot dari kulit kepala, bagian dari orbita, membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal,
telinga tengah dan luar, gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri
adalah parenkim otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus.

4. Faktor –Faktor Pencetus Nyeri Kepala
- Kelelahan
Olahraga yang terlalu berat, termasuk juga hubungan seks, juga bisa menyebabkan sakit kepala.
Kegiatan fisik yang berlebihan bisa membuat pembuluh darah di kepala dan leher bengkak dan
tertekan. Sakit kepala yang disebabkan olahraga atau seks lebih mudah menyerang orang yang
sering terkena migren.
- Bau yang merangsang
Pernahkah Anda merasa pusing gara-gara mencium aroma parfum? Aroma bau yang kuat,
bahkan yang wangi, umumnya menyebabkan kepala pusing. Belum diketahui mengapa hal ini
terjadi, namun para ahli menduga bau yang memiliki aroma kuat merangsang sistem saraf. Selain
parfum, bau cat, bunga, atau debu, sering menyebabkan kepala berdenyut.
- Stress
sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan emosional ini disebut sakit kepala fungsional atau
tension headache.Penderita sakit kepala ini sering merasakan otot-otot di bagian leher belakang
kaku dan menegang. Pijatan ringan di bagian tersebut bisa mengurangi sakit kepala, namun
setelah beberapa saat keluhan akan kembali muncul.
- Beberapa jenis makanan yang mengandung tiramin / MSG
Tyramine juga bisa kita temukan dalam red wine dan minuman keras. Alkohol yang terkadung
dalam minuman itu akan meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga kepala pun terasa pusing.
Hindari mengonsumsi makanan manis, seperti cokelat. Gula dari makanan manis akan membuat
gula darah melambung untuk kemudian turun lebih rendah lagi.
- Menstruasi
Disebut juga migraine haid antara 2 hari sebelum dan hari terakhir haid.kelainan respons
neurotransmitter dalam sistem serotonin dan opioid normal terhadap perubahan siklik normal
hormon-hormon ovarium.
Perubahan kadar prostaglandin yang menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri dan peradangan
neurogenik.
- Trauma, Gangguan tidur
- Menopause, Pil kontrasepsi
- Perubahan barometer
5. Hubungan Nyeri Kepala dengan Aktivitas
Nyeri kepala saat beraktivtas disebabkan oleh malformasi vaskuler pada otak atau lesi pada
foramen magnum, misalnya pada malformasi Arnold - Chiari.
Nyeri kepala Postural, bisa merupakan tanda tekanan cairan serebrospinal (LCS) yang abnormal
(tinggi/rendah)
Nyeri kepala ini juga disebabkan karena kontraksi otot-oto leher yang berlebihan sehingga
menyebabkan vasokontriksi pemubuluh darah dan kurangnya oksigen yang menuju otak.
6. Differential Diagnosa
Migrain
Migrain atau nyeri kepala sebelah adalah salah satu penyakit yang diperkirakan diderita oleh
25% wanita dan 10% pria di seluruh dunia. Secara statistik, wanita tiga kali lebih sering terkena
migrain dibanding laki-laki dan lebih banyak diderita orang dewasa di usia 20 hingga 50 tahun.
Seiring pertambahan usia, tingkat keparahan dan frekuensinya pun ikut menurun. Migrain juga
banyak menimpa remaja dan anak-anak. Terutama mereka yang memiliki keluarga dengan
riwayat penderita migrain.
Migrain adalah nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang biasanya menyerang
di pagi hari, sehingga sangat mengganggu aktivitas. Penderita juga biasanya menjadi lebih
sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau-bauan.
Sakit kepala akibat migrain, agak sulit dibedakan dengan sakit kepala akibat sinusitis atau otot
leher tegang. Meski sering dirasakan di salah sisi kepala, namun nyerinya bisa berpindah atau
mengenai kedua sisi sekaligus.
Migrain juga dapat timbul akibat adanya penyakit lain, seperti asma dan depresi atau penyakit
berat, semisal tumor atau infeksi. Namun kejadian ini sangat jarang.
Meski belum diketahui pasti penyebabnya, migrain diperkirakan terjadi akibat adanya
hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak dan mengakibatkan
terjadinya pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (peradangan).
Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala lain, seperti mual. Semakin
berat inflamasi yang terjadi, semakin berat pula migrain yang diderita. Faktor genetik umumnya
sangat berperan pada timbulnya migrain.
Migrain terbagi dalam empat golongan, yaitu:
- Migrain Biasa
Sebagian besar penderita migrain umumnya menderita migrain golongan ini, dengan gejala
seperti nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala dengan intensitas sedang hingga berat. Bila
sudah parah, penderita tidak dapat beraktivitas karena selalu merasa mual, muntah, sensitif
terhadap cahaya, suara dan bau. Sakitnya akan hilang sendiri dalam waktu 4 hingga 72 jam.
- Migrain Klasik
Migrain golongan ini umumnya didahului dengan gejala yang dinamakan aura, yaitu gangguan
penglihatan seperti melihat garis bergelombang, cahaya terang, bintik gelap atau tidak dapat
melihat benda dengan jelas.
Gejala aura lainnya, adalah rasa geli atau kesemutan di tangan. Sebagian penderita tidak dapat
mengucapkan kata-kata dengan baik, merasa kebas di tangan, pundak, atau wajah, atau merasa
lemah pada satu sisi tubuhnya, atau merasa bingung.
Penderita dapat mengalami satu atau beberapa macam gejala, meski tidak timbul secara
bersamaan. Gejala yang umumnya timbul 30 menit sebelum rasa sakit ini, dapat hilang atau
bertahan sampai rasa sakit di kepala menyerang.
- Migrain Haid
Migrain ini umumnya timbul beberapa hari sebelum, selama atau sesudah haid. Penderita akan
tahu bahwa migrain yang ia rasakan, berhubungan dengan siklus haidnya. Rasa sakit yang
dirasakan, bisa seperti migrain biasa atau klasik.
- Migrain Komplikasi
Migrain golongan ini kerap disertai gangguan sistim saraf, seperti mati rasa pada kulit dan geli,
kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan, ketidakmampuan menggerakkan lengan atau
kaki. Gejala syaraf ini dapat tetap bertahan meski migrainnya telah sembuh.
Faktor Pencetus Migrain
- Konsumsi makanan tertentu
- Tidur berlebihan atau kurang tidur
- Tidak makan
- Perubahan cuaca atau tekanan udara
- Stres atau tekanan emosi
- Bau yang sangat menyengat atau asap rokok
- Sinar yang sangat terang atau pantulan sinar matahari.
Penderita migrain harus berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, karena ada beberapa jenis
makanan yang dapat memicu terjadinya migrain (meski tergantung dari sensitivitas masingmasing individu), misalnya:
1. Alkohol
Alkohol termasuk zat yang diuretik atau penyebab dehidrasi tubuh, sehingga dapat memicu
timbulnya migrain. Meski anggur merah memiliki fungsi ganda yang berlawanan, karena kaya
akan unsur fenolik yang sangat baik buat jantung, namun anggur merah juga bisa memicu
terjadinya migrain.
2. Kafein
Meski mengkonsumsinya membantu menghilangkan migrain, namun sebenarnya tidak
dianjurkan dilakukan bagi penderitanya. Sebab bila sudah kecanduan, kurang konsumsi kafein
malah akan memicu terjadinya migrain. Bila hanya ingin menghentikan migrain, satu gelas saja
sudah cukup.
3. Keju
Meski masih pro-kontra, namun beberapa ahli mengatakan keju adalah salah satu pemicu
migrain. Unsur asam amino tiramin yang terkandung pada keju, diperkirakan mampu memicu
timbulnya sakit kepala karena mengurangi kadar serotonin dalam otak yang mengganggu irama
aliran darah.
4. Aditif Makanan
Para penderita migrain umumnya mengatakan bahwa mereka sangat sensitif dengan makanan
yang mengandung MSG, Nitrit, aspartame (pemanis buatan), tetrazin dan sulfite (ditemukan
pada minuman alkohol dan wine).
Makanan & Minuman Yang Dianjurkan Bagi Penderita Migrain :
1. Air putih
Dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala, karena volume darah berkurang dan mempengaruhi
irama aliran darah. Pertahankan cairan tubuh dengan minum setidaknya dua setengah liter air
sehari.
2. Bubur gandum
Makanan ini melepaskan energi dengan lambat, sehingga membantu mempertahankan kadar gula
darah lebih stabil.
3. Kacang-kacangan
Seperti halnya bubur, kacang-kacangan juga melepas energi dengan lambat.
4. Jahe
Jahe mampu mengurangi rasa tidak enak di perut (mual) yang biasanya datang bersama sakit
kepala. Minuman atau biskuit jahe, dapat dikonsumsi sebagai makanan tambahan.
5. Makanan rendah lemak
Kontrol lemak darah dengan makanan rendah lemak, karena sangat berkaitan dengan migrain.
Kurangi gorengan, saus dan makanan berlemak jenuh. Penuhi kebutuhan protein dari ikan atau
daging unggas.
Tips Meredakan Nyeri Akibat Migrain :
1. Beristirahat.
Karena peka terhadap cahaya, disarankan untuk beristirahat di tempat yang gelap dan tenang.
Jauhi sumber-sumber keramaian dan tempat bercahaya terang. Tenangkan diri dan cobalah untuk
tidur.
2. Kompres kepala dengan es/air dingin.
Kompres bagian yang sakit dengan es atau air dingin, untuk membantu menyempitkan pembuluh
darah.
3. Jauhi faktor-faktor pencetus migrain.
4. Hangatkan bagian leher.
Istirahatkan tulang leher, karena leher adalah salah satu bagian tubuh yang bekerja keras
menopang kepala. Kelelahan pada leher dapat memicu rasa sakit kepala. Saat istirahat, coba
hangatkan leher atau beri sedikit pijatan lembut.
5. Minum obat pereda sakit.
Ada banyak obat pereda sakit berupa analgesik, antipiretik dan aspirin. Tapi jangan sembarang
minum obat, mintalah obat yang telah dianjurkan oleh dokter anda.
Cluster Headache
Nyeri kepala tipe klaster adalah jenis nyeri kepala yang berat, terjadi pada satu sisi, timbul dalam
serangan-serangan mendadak, sering disertai dengan rasa hidung tersumbat dan berair, keluar air
mata, kepala seperti ditusuk-tusuk di sisi nyeri, terutama di sekitar mata sehingga mata juga
tampak merah dan bengkak, muka berkeringat. Dalam klinik dikenal dua tipe yaitu tipe episodik
dan tipe kronik. Orang yang menderita tipe episodik mengalami masa serangan nyeri selama
waktu tertentu (periode klaster), kemudian diseling dengan masa bebas nyeri (remisi) yang
lamanya bervariasi. Sedangkan tipe kronik ialah bila serangan-serangan nyeri tersebut masih
tetap timbul selama sedikitnya 12 bulan.
Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi para ahli menduga ini ada hubungannya dengan saraf
trigeminal, saraf yang membawa sensasi dari kepala ke otak dan berakhir pada pembuluh darah
yang ada di sekitar otak. Beberapa ahli lain mengaitkannya dengan hipotalamus, salah satu
bagian dari otak. Umumnya serangan dimulai saat bangun tidur siang atau di malam hari,
biasanya dalam 90 menit setelah tertidur. Serangan nyeri dapat dicetuskàn oleh nitrogliserin,
histamin atau alkohol. Perokok berat sering pula mengalami sakit kepala tipe ini.
Nyeri umumnya didahului oleh rasa penuh di telinga yg kadang-kadang meluas ke seluruh
kepala, disusul beberapa menit kemudian dengan serangan-serangan mendadak berupa rasa
seperti tertusuk, biasanya terjadi pdasatu sisi kepala di daerah dekat mata atau antara mata dan
telinga. Serangan tersebut sangat hebat (excruciating) dan menetap, tidak berdenyut, hilang
timbul secara tiba-tiba dapat berpindah-pindah tempat. Serangan-serangan nyeri tersebut
membuat penderitanya gelisah, mondar-mandir dan kadang memukuli kepalanya sendiri,
beberapa penderita bahkan merasa ingin bunuh diri untuk mengakhiri nyerinya. Nyeri disertai
dengan hidung yang berair, keluar air mata dan pelebaran pembuluh darah di mata, kadang
disertai rasa bengkak di wajah dan sekitar mata di sisi nyeri, dapat disertai sindrom Horner di sisi
yang sama. Selama serangan wajah menjadi pucat, sebaliknya konjungtiva tampak kemerahan
dan berair. Nyeri dapat dirasakan di 'belakang mata', seolah-olah mendorong mata keluar.
Sifat periodisitas ini khas pada nyeri kepala klaster yaitu terdapat periode tertentu (periode
klaster) saat penderitanya mengalami serangan-serangan nyeri dan rentan terhadap pencetus
tertentu. Kemudian disusul dengan periode remisi saat penderitanya bebas nyeri sama sekali
meskipun terpapar pada hal-hal yang biasanya mencetuskan nyeri di saat periode klaster. Periode
klaster umumnya berkisar antara 24 bulan, kemudian disusul dengan masa remisi yang lamanya
antara 12 tahun pada 70% pasien. Periode klaster cenderung berulang pada selang waktu yang
teratur.
Penanganan
Pada kebanyakan pasien, ditemukan kecemasan akan timbulnya periode nyeri selanjutnya, rasa
cemas juga sering ditemukan pada periode klaster yang berkepanjangan. Serangan nyeri dapat
dihindari atau diperpendek/diperingan, meskipun lamanya periode nyeri sampai saat ini belum
dapat dipersingkat atau dihilangkan. Pasien dianjurkan untuk menghindari tidur siang, minuman
alkohol, zat mudah menguap, terutama pada periode klaster, sedangkan pengaruh diet sangat
kecil. Gangguan emosional seperti rasa marah, frustrasi ataupun aktifitas fisik yang berat dapat
mencetuskan serangan atau memulai periode nyeri. Pengaruh ketinggian juga dapat mencetuskan
serangan, sehingga harus diwaspadai bila berada di ketinggian/pegunungan atau naik pesawat
terbang. Ada yang menganjurkan penggunaan asetazolamid 2 kali sehari sebanyak 250 mg,
dimulai 2 hari sebelum bepergian untuk mencegah serangan tersebut. Perubahan siklus tidur juga
dapat mencetuskan serangan.
Serangan saat tidur dapat dicegah dengan 2 mg ergotamin tartrat 12 jam sebelum tidur.
Penggunaan ergotamin ini harus hati-hatu pada pasien-pasien dengan gangguan vaskuler,
jantung, serebral, kehamilan, adanya penyakit ginjal dan hati, infeksi dan masa pasca bedah.
Serangan di saat lain dapat diatasi dengan metisergid 3-4 kali sehari sebanyak 40 mg., verapamil
4 kali sehari sebanyak 80 mg., lithium 2 kali sehari sebanyak 300 mg. atau prednison 40 mg/hari
selama 3 minggu. Metisergid terutama efektif bila digunakan sejak awal, efektivitasnya kira-kira
65%. Obat ini mempunyai efek samping berupa gangguan pencernaan, parestesi (kehilangan rasa
pada tubuh bagian bawah) dan nyeri kaki dan kemungkinan fibrosis retroperitoneal,
endomiokardial atau pulmonal yang berbahaya. Obat ini tidak tersedia di Indonesia. Verapamil
cukup efektif untuk kebanyakan pasien, digunakan selama periode nyeri. Penggunaan lithium
harus disertai dengan pengamatan efek samping seperti tremor (gemetar). Kombinasi empat obat
di atas dapat mengatasi kira-kira 90% kasus episodik. Jika terjadi resistensi, dapat dicoba
penambahan prednison 40 mg/hari selama 5 hari, kemudian diturunkan dosisnya selama 3
minggu (tapering off). Penggunaan prednison harus hati-hati pada pasien dengan ulkus
peptikum, hipertensi atau diabetes mellitus. Pasien-pasien kronik dapat resisten terhadap
pengobatan, hal ini mungkin berkaitan dengan sifat kepribadian tertentu. Serangan-serangan
nyeri dapat diperingan atau dihindari dengan memperhatikan faktor-faktor pencetus.
Serangan klaster/cluster akut dapat diatasi dengan inhalasi oksigen untuk memperoleh manfaat
maksimum, oksigen diberikan segera di awal serangan sebanyak 7 liter selama 1 menit
menggunakan facial mask. Pasien dalam posisi duduk dan dianjurkan bemapas biasa selama 15
menit. Penatalaksanaan meliputi pencegahan faktor-faktor pencetus terutama pada periode nyeri,
pengobatan pencegahan dan pengobatan saat serangan. Alternatif lain ialah menggunakan 1
tablet (1 mg) ergotamin yang diletakkan di bawah lidah dan dapat diulang sampai dua kali
setelah 15 menit, dosis maksimum 2 mg./24 jam. Ergotamin juga dapat diberikan secara
intramuskuler dalam bentuk dihidroergotamin 1 mg. atau ergotamin tartrat 0,5 mg atau secara
inhalasi sebanyak 2 kali dgn interval 5 menit. Dosis maksimum 4 mg./24 jam. Obat simtomatik
lain ialah kokain HCI 5% atau lidokain HCI 4% intranasal.
Untuk tipe cluster, penderita sebaiknya rutin memeriksakan diri karena sakit kepala tipe cluster
ini akan selalu menjadi masalah dengan sering kambuhnya keluhan. Oleh karena itu, sebaiknya
pasien mempunyai kalender untuk nyeri kepala karena serangan ini dapat dicegah dengan
mengkonsumsi obat penahan nyeri pada waktu-waktu yang diperkirakan akan muncul serangan.
Selain itu, tipe cluster seringkali dikaitkan dengan kelainan di otak seperti adanya tumor ataupun
adanya tumor di luar otak seperti di paru dan saluran napas. Penanganan yang baik akan
mengurangi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup penderita
Tumor
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut
menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA
(DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis
jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang
ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus
dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu
terjadinya kanker. Tumor otak bisa mengenai segala.usia, tapi umumnya pada usia dewasa muda
atau pertengahan, jarang di bawah usia 10 tahun atau di atas 70 tahun. Sebagian ahli menyatakan
insidens pada laki-laki lebih banyak dibanding wanita, tapi sebagian lagi menyatakan tak ada
perbedaan insidens antara pria dan wanita. Gejala umum yang terjadi disebabkan karena
gangguan fungsi serebral akibat edema otak dan tekanan intrakranial yang meningkat. Gejala
spesifik terjadi akibat destruksi dan kompresi jaringan saraf, bisa berupa nyeri kepala, muntah,
kejang, penurunan kesadaran, gangguan mental, gangguan visual dan sebagainya. Edema papil
dan defisit neurologis lain biasanya ditemukan pada stadium yang lebih lanjut.
- Nyeri Kepala (Headache)
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya muncul pada pagi hari
setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang pergi (rekuren) dengan interval tak
teratur beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan semakin lama semakin sering dengan
interval semakin pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin
atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepaia juga bertambah berat
waktu posisi berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat
tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau serabut saraf.
Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak yang berlokasi di daerah lobus
oksipitalis.
- Muntah
Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil (menyemprot) tanpa
didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri kepala.
- Edema Papil
Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan oftalmoskop.
Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan
pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui
gambaran edema papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normal terlcbih
dahulu. Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan, tapi diduga akibat penekanan terhadap
vena sentralis retinae. Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menekan
jalan aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocepallus.
- Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks motorik. Kejang yang
sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak lainnya, sedang kejang yang
sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang
terjadi pertama kali pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya
tumor otak.
Nyeri Kepala Psikogenik
Ini merupakan sakit kepala yang paling sering dikeluhkan oleh mereka yang mengidap stress
karena menghadapi beban pekerjaan ataupun pelajaran di sekolah. Sebagaimana namanya, sakit
kepala ini dicetuskan oleh beban psikologis penderita. Gejalanya pada umumnya ringan, mulai
dari kepala terasa pusing, nyeri ringan, dan kurang nafsu makan. Jarang ditemukan mual ataupun
muntah, kecuali penderitanya juga mengidap gangguan psikologis lain seperti hypochondriasis,
bulimia nervosa, dan sebagainya.
Karena gejalanya yang tidak khas, sakit kepala psikogenik ini menjadi differential diagnosis
yang paling akhir di medical record. Keluhan yang paling umum menyertai sakit kepala ini
adalah gangguan visus, sehingga sebelum berfikir terlalu jauh mengenai sakit kepala ini, ada
baiknya memeriksakan kondisi mata terlebih dahulu. Solusi selanjutnya juga tidak begitu sulit.
Selain meminum obat pereda nyeri, maka tidur adalah solusi yang paling efektif.
Tension Type Headache
Kondisi naiknya tekanan darah bisa mencetuskan sakit kepala jenis ini. Keluhan yang sering
dijumpai adalah leher terasa kaku, tegang, disertai nyeri kepala menyeluruh, tapi tidak
terlokalisir. Penderita biasanya orang tua, berusia di atas 50 tahun namun usia dewasa muda juga
dapat menderita, umumnya pria ketimbang wanita, dan memiliki riwayat hipertensi. Beban
psikologis sangat berperan dalam mencetuskan keluhan ini.
Karena sakit kepala ini dicetuskan oleh naiknya tekanan darah, maka diharapkan penderitanya
mampu mengendalikan emosi, mengkonsumsi makanan yang sehat, dan berpantangan garam.
Jika pantangan ini dilanggar, maka bukan tidak mungkin penderitanya akan mengalami kondisi
yang lebih parah lagi, seperti stroke.
Berdasarkan skenario, maka diagnosis kelompok kami adalah Tension Type Headache
6. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan tekanan darah
- Pemeriksaan neurologik
- Pemeriksaan nyeri tekan kepala
- Gerakan kepala ke segala arah
- Palpasi arteri temporalis
- Spasme otot pericranial

b. Pemeriksaan Penunjang
- Foto rontgen kepala
- EEG
- CT Scan
- MRI
- Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan psikologi (jarang dilakukan)

7. Penatalaksanaan
Non farmakologi
- istirahat total
- fisioterapi
- psikoterapi
Farmakologi
- aspirin atau asetaminofen
- paracetamol dan asam mefanamat
8. Komplikasi
Rebound headache
Nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat analgesia (aspirin, asetaminofen, dll) secara
berlebihan.
9. Prognosis
- TTH menyebabkan nyeri yang menyakitkan tetapi tidak membahayakan.
- Nyeri dapat sembuh dengan perawatan, istirahat, dan dengan menyelesaikan masalah pasien
(apabila disebabkan faktor psiskis).
- Dapat sembuh dengan terapi obat analgesia dan mudah diobati sendiri.
- Prognosis penyakit baik, dengan penatalaksanaan yang baik, maka > 90% pasien dapat
disembuhkan.
PUSING : Terkesan Biasa, Namun Bisa Membahayakan

Siapa yang belum pernah merasakan sakit kepala atau kita sering menyebutnya pusing? Rasanya
setiap orang sudah pernah sakit kepala, baik yang ringan maupun berat, dengan berbagai
penyebabnya. Tapi tahukah Anda bahwa sakit kepala ada beberapa jenis? Dan masing-masing
memerlukan pengobatan yang sesuai. Sebenarnya apa sakit kepala itu dan apa sebetulnya
obatnya? Agar Anda bisa mengerti apa yang dimaksud dengan pusing lebih jauh, simak
penelusuran WeddingAs.com sehubungan dengan pusing ini.

Sakit kepala primer dan sekunder
Sakit kepala dapat digolongkan menjadi sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala
primer artinya sakit kepala itu sendiri yang merupakan penyakit utama, sedangkan sakit kepala
sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh adanya penyakit lain, misalnya hipertensi,
cedera kepala, dan lain-lainll. Termasuk sakit kepala primer adalah :
Sakit kepala tegang otot (tension-type headache)
Migrain
Sakit kepala klaster (cluster headache)

Sakit kepala tegang otot (tension type headache)
Sakit kepala tegang otot adalah jenis yang paling banyak dijumpai, dan mungkin sering
kita alami. Sakit kepalanya ada di kedua belah sisi kepala, rasanya menekan, kadang terasa berat
dengan nyeri tumpul yang konstan. Bisa berada di sebelah depan, samping, atau bagian
belakang kepala, tapi umumnya bilateral (kedua belah sisi). Sakit kepala jenis ini disebabkan
karena adanya otot-otot sekitar kepala yang berkontraksi atau menegang. Biasanya disebabkan
karena posisi tubuh yang tidak banyak bergerak, atau berada dalam satu posisi tertentu terlalu
lama, atau terlalu banyak membaca, bekerja di depan komputer, terlalu banyak berpikir, dll.

Sakit kepala migrain
Migrain sering dikenal sebagai sakit kepala sebelah. Ya, sakit kepalanya memang
umumnya terjadi di sebelah sisi kepala saja. Jika tension-type headache melibatkan otot kepala,
migrain melibatkan pembuluh darah sekitar kepala dalam patofisiologinya, makanya rasanya
berdenyut-denyut. Pada awalnya pembuluh darah berkontraksi (vasokonstriksi), tapi kemudian
diikuti dengan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Ada tahapan-tahapan pada kejadian
migrain. Secara umum terjadi seperti berikut ini:
- fase prodrome: suatu rangkaian “peringatan” sebelum terjadi serangan, yang meliputi
perubahan mood, perubahan perasaan /sensasi (bau atau rasa), atau lelah dan ketegangan otot
- Aura, yaitu gangguan visual yang mendahului serangan sakit kepala. Tidak semua migrain
diawali dengan aura. Aura adalah gangguan penglihatan seperti melihat sinar yang berpendar,
atau warna-warna yang berbaur, dsb.
- Nyeri kepala: umumnya satu sisi, berdenyut-denyut, disertai mual, dan pada beberapa orang
mungkin bisa sampai muntah, menjadi sensitif terhadap cahaya dan suara. Sakit kepala ini terjadi
selama sekitar 4 – 72 jam.
- Berhentinya nyeri kepala: sebenarnya meskipun tidak diobati, nyeri biasanya akan menghilang
dengan sendirinya, misalnya jika dibawa tidur.
- Postdrome: tanda-tanda setelah migrain berakhir, seperti tidak bisa makan, tidak konsentrasi,
kelelahan.
Serangan migrain dapat dipicu oleh berbagai hal, antara lain adalah: panas dan cahaya
berlebihan, bau-bauan menyengat, makanan tertentu, terlalu lelah, stress pikiran, faktor
hormonal, dan lain-lain. Pemicunya bervariasi antar indivisu. Beberapa orang akan mengalami
migrain menjelang haid, misalnya, orang lain akan kena migrain jika kelelahan, dll. Migrain
sebenarnya akan reda dalam sendirinya, tetapi kadang penderita tidak cukup kuat mentoleransi
sakit kepalanya, apalagi jika harus tetap beraktivitas, maka diperlukan pengobatan.

Sakit kepala klaster
Sakit kepala jenis ini memang jarang terjadi, sehingga tidak begitu dikenal. Sama seperti
migrain, sakit kepala jenis ini tergolong sakit kepala vaskuler, yaitu melibatkan pembuluh darah
sekitar kepala. Uniknya, sakit kepala ini lebih terpusat pada sekitar salah satu mata, sampai
berair.

Bagaimana mengatasi pusing?
Untuk semua jenis sakit kepala, jika memang tidak tertahankan, bisa diredakan dengan
pereda nyeri (analgesik). Setidaknya bisa mengurangi rasa sakitnya. Macam-macam analgesik
bisa digunakan, tapi analgesik yang relatif aman dan banyak dipakai adalah parasetamol, yang
tersedia dalam berbagai nama paten (tentang pemilihan analgesik, bisa dilihat di sini). Namun
sebelum memutuskan menggunakan obat pereda nyeri, ada baiknya melakukan tindakantindakan non-obat untuk meredakan sakit kepala.
Untuk tension type headache, dapat dilakukan relaksasi otot, pemijatan, perubahan
posisi tidur atau duduk lebih sering sehingga tidak terpaku pada satu posisi saja, dan cara-cara
lain yang sesuai. Untuk migrain, adalah penting untuk mengenali pemicunya, karena setiap
penderita mungkin memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda. Jika sudah dikenali, maka hindari
agar tidak mencetuskan migrain. Jika sudah terjadi serangan migrain, hindari suara bising,
cahaya dan panas yang berlebihan, dan sebaiknya dibawa tidur saja.
Khusus untuk migrain dan sakit kepala klaster, jika pereda nyeri saja tidak cukup dan
nyerinya sangat mengganggu, memang diperlukan obat lain yang bisa mengkontraksi pembuluh
darah sekitar kepala. Jenis obatnya adalah ergotamin dan golongan triptan (sumatriptan),
yang bisa dijumpai dalam beberapa nama paten. Tetapi obat-obat ini harus diperoleh dengan
resep dokter. Jika kejadiannya cukup sering, misalnya sampai 2-3 kali sebulan, mungkin perlu
menggunakan obat untuk pencegahan migrain yang akan membantu mengontrol aliran darah dan
aktivitas sistem saraf. Obat untuk pencegahan migrain antara lain adalah golongan beta bloker
(propanolol, atenolol), antidepresan trisiklik (spt: amitriptilin, imipramin, dan lain-lain).
Namun obat-obat ini harus diperoleh dengan resep dokter.

Rebound headache
Ada yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan obat analgesik. Penggunaan yang
berlebihan justru dapat memicu sakit kepala yang disebut “rebound headache”, yang
menyebabkan kita ingin menggunakan obat lebih banyak lagi. Jadi semacam gejala “putus obat”,
ketika efek obat habis, mendorong orang untuk minum obat dan minum obat lagi. Siklus ini bisa
berkelanjutan sampai akhirnya menjadi sakit kepala kronis yang lebih berat dan lebih sering.
Penggunaan analgesik yang berlebihan akan mempengaruhi pusat otak yang mengatur
penghantaran rasa nyeri, sehingga menyebabkan nyeri kepala makin memburuk. Jadi sebelum
terlanjur, sebaiknya jangan membiasakan mudah minum obat, walaupun sekedar pereda nyeri.
Lakukan tindakan-tindakan non-obat lebih dulu. Pengatasan rebound headache adalah dengan
mengurangi frekuensi minum analgesik, dan biarkan tubuh Anda beradaptasi dengan rasa nyeri
sakit kepala.
Demikian sekilas tentang sakit kepala. Jika sakit kepala disebabkan karena adanya
penyakit lain seperti hipertensi, gangguan metabolik, sinusitis, dan lain-lain, tentu penyakit
utamanya itu harus disembuhkan dahulu. Dan kalau sakit kepalanya karena pusing kebanyakan
hutang, ya hutangnya dibayar dulu hehe…… Kalau pusing karena mikirin yang enggak-enggak,
ya sekarang mikir yang iya-iya saja. Semoga bermanfaat. (USR/dari berbagai sumber)
Bagaimana insidens pada tipe-tipe sakit kepala ?
45 % sering terjadi pada orang dewasa , kadang-kadang mereka mengalami sakit kepala yang
berat .
Apakah sakit kepala sering terjadi pada laki-laki atau wanita ?
70 % migraine sering terjadi pada wanita , 30 % pada laki-laki . Sakit kepala tipe cluster sering
terjadi pada laki-laki ( 90%) . sedangkan sakit kepala yang disebabkan karena kontraksi otot
insidensnya meningkat pada wanita , tapi dapat juga kedua-duanya .
Apakah dengan mengetahui lokasi sakit kepala , dapat menentukan tipe sakit kepalanya ?
Migrain dapat terjadi pada setengah wajah,termasuk daerah dahi , sering juga sampai daerah
mata dan pipi .
Sakit kepala tipe cluster, lokasinya didaerah sekitar mata dan pasien biasanya mengeluh nyeri di
atas dan dibelakang mata .
Sakit kepala yang disertai kontraksi otot , ditandai oleh nyeri seperti terikat didaerah sekitar
pelipis , kadang-kadang menjalar ke kepala bagian belakang dan ke daerah dahi.
Struktur kepala yang mana yang sensitive terhadap nyeri ?
Struktur kepala tertentu sensitif terhadap nyeri , sedangkan otak sendiri tidak sensitif terhadap
nyeri .
Strutur kepala tersebut adalah :
Kulit kepala
Aliran darah ke kulit kepala
Otot kepala dan leher
Pembuluh darah di rongga sinus
Pembuluh darah di daerah selaput otak
Serabut saraf otak ( saraf cranial V,IX,X )
Pembuluh darah besar di otak besar
Bagian dari selaput otak yang merupakan dasar dari otak
Kapan sakit kepala merupakan tanda gangguan saraf serius ?
Beberapa sakit kepala bisa disebabkan oleh suatu penyakit serius :
1. Sakit kepala berat yang datangnya tiba-tiba
2. Sakit kepala yang disertai oleh gangguan mental , demam , kejang atau tanda gangguan
saraf .
3. Sakit kepala yang baru diderita di usia lebih dari 50 tahun .
Penyakit-penyakit serius apa yang dapat menyebabkan sakit kepala ?
Tumor otak
Metastase Tumor otak
Abses
Hematoma subdural
Perdarahan Otak
Perdarahan subarachnoid
Meningitis
Arteritis temporalis
Hipertensi
Hidrochepalus
Glaucoma

Apa yang harus dilakukan apabila sakit kepala menyerang ?
Minum obat penghilang rasa sakit
Istirahat
Apabila ssetelah minum obat penghilang rasa sakit dan istirahat , rasa sakit tidak
berkurang bahkan makin hebat , segeralah datang ke Dokter .

- Sakit Kepala Tipe Custer

Mulai usia berapa orang dapat menderita sakit kepala tipe cluster ?
Dimulai pada usia 25 tahun dan paling telat usia 45 tahun .
Gejala apa yang dapat terjadi pada sakit kepala tipe cluster ?
Sakit kepala yang tanpa disertai aura , lokasi disekitar dan dibelakang salah satu mata . Sakitnya
sangat berat , lamanya sekitar 20-60 menit . Sakit kepala ini kadang dapat disertai hidung
mampet , hidung seperti flu dan salah satu mata merah, sakit sampai kepala .
Mengenali Tension Headache
Sabtu, 01 Oktober 2011 19:27
0
inShare

Menurut International Headache Society (Badan Sakit Kepala Internasional) tension headache
atau sakit kepala karena tegang adalah jenis sakit kepala yang paling banyak dialami
orang. Tension headache adalah sakit kepala ringan yang dapat menjadi tak tertahankan hanya
dalam beberapa jam saja. Sakit kepala ini akan membuat Anda bekerja secara tidak produktif.
Tension headache dapat menyerang semua orang, akan tetapi lebih sering terjadi pada orangorang yang berusia antara 20 hingga
50 tahun. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mengenal apa yang dimaksud
dengan tension headache sehingga kita bisa mengatasinya ketika kambuh.
Pada dasarnya, terdapat dua jenis tension headache yaitu kronisKronis: Durasi panjang dan
perkembangan lambat. Penyakit yang kronis berkembang secara perlahan seiring waktu,
dan tidak berakhir. Gejala dapat terus-menerus atau hilang timbul, namun pasien
biasanya memiliki kondisi untuk hidup. dan episodis. Perbedaan dari kedua jenis tension
headache ini adalah durasi sakit kepala ketika kambuh. Apabila tension headache episodis
kambuh, rasa sakit tidak akan berlangsung lebih dari 2 minggu dalam sebulan. Berbeda dengan
tension headache episodis, sakit kepala tension kronis berlangsung lebih dari 15 hari dan bahkan
bisa berlanjut hingga setengah tahun. Sakit kepala tension jenis inilah yang sungguh tak
tertahankan. Pasien akan merasa sangat menderita oleh rasa sakit yang bertahan hingga 4 jam.
Kami sarankan Anda mencari tahu lebih dalam mengenai tension headache dengan membaca
artikel ini dan menghubungi dokter untuk mendapatkan diagnosa akurat dan perawatan yang
sesuai.
Terdapat banyak penyebab yang dapat mengakibatkan sakit kepala tension. Berikut ini adalah
penyebab-penyebab umum dari sakit kepala tension.
Stres
Kurang tidur
Berada dalam posisi yang tidak nyaman untuk waktu yang lama
Rasa lapar (kadar
gula darahGula darah: Gula darah adalah istilah yang mengacu
kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa
serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah
sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. yang rendah)
DehidrasiDehidrasi: Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air
pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan
(misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan
keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Konsumsi kafeinKafein: Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid
xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang
psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman,
Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah "kaffein" untuk
merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Kafeina juga disebut guaranina ketika ditemukan
pada guarana, mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan pada teh.
Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama. Kafeina
dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah kola, guarana,
dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan
mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya
dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh. Kafeina
merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa
kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina, seperti kopi, teh, dan
minuman ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat psikoaktif yang paling banyak
dikonsumsi di dunia. yang terhenti (bagi orang yang terbiasa mengonsumsi kafein)
Mata yang lelah
Dokter juga memperkirakan bahwa kontraksi otot wajah, leher dan kepala sebagai penyebab
tension headache. Situasi yang mengundang stres dapat menyebabkan kontraksi berlebih pada
otot. Terdapat juga teori yang menyatakan bahwa orang yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit
lebih rentan terkena sakit kepala tension. Dokter-dokter selalu mencari tahu sumber dari sakit
kepala tension Anda. Apabila penyebabnya adalah rasa lapar atau kurang tidur, dokter akan
menyuruh Anda beristirahat dan makan makanan bergizi. Apabila sakit kepala tension Anda
disebabkan oleh stres, dokter akan menganjurkan
terapiTerapi: Terapi (dalam Yunani:
θεραπεία), atau pengobatan, adalah remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis.
Orang yang melakukan terapi disebut sebagai terapis. Dalam bidang medis, kata terapi sinonim
dengan kata pengobatan. Di antara psikolog, kata ini mengacu kepada psikoterapi. Terapi
pencegahan atau terapi Profilaksis adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk mencegah
munculnya kondisi medis.Sebagai contoh adalah banyaknya vaksin untuk mencegah infeksi
penyakit. Terapi abortive adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk menghentikan kondisi
medis dari perkembangan lebih lanjut. Pengobatan yang dilakukan pada tanda-tanda paling awal
dari munculnya penyakit, seperti gejala sakit kepala migrain, adalah sebuah terapi abortive.
Terapi supportive adalah suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang
mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien. atau meditasi untuk membantu
menangani stres. Ini berarti apabila Anda mengenal dan mengerti sakit kepala tension dengan
baik, Anda pun akan bisa menanganinya dengan lebih baik.
CHRONIC TENSION-TYPE HEADACHE
Filed under: med papers,Neuro — ningrum @ 5:37 am
Tags: neurologi

PENDAHULUAN
Sakit kepala terdiri dari berbagai macam dan jenis. Selama beberapa dekade terakhir ini berbagai
jenis sakit kepala mampu menempatkan banyak orang Amerika jatuh, baik secara aspek mental
maupun fisik. Mereka menemukan pekerjaan mereka menjadi ekstra keras dan ekstra perhatian.
Sakit kepala migrain, sakit kepala kelelahan kronis, sakit kepala stres, dan sakit kepala
ketegangan adalah beberapa jenis sakit kepala. (1)
Jenis sakit kepala terutama dapat dikategorikan dalam dua jenis. Kedua jenis itu adalah sakit
kepala yang disebabkan oleh beberapa faktor lain dan sakit kepala yang bukan disebabkan oleh
faktor lain, tetapi oleh sakit kepala itu sendiri. Jenis pertama dari sakit kepala berarti bahwa ada
beberapa alasan lain yang menyebabkan terjadinya sakit kepala. Jika sakit kepala sering terjadi
ada kemungkinan dikarenakan beberapa penyakit. Sakit kepala sinus jatuh dalam jenis ini.
Beberapa faktor lain akan menjadi sakit kepala yang disebabkan oleh beberapa pukulan di kepala
atau goresan di kepala yang akan menyebabkan beberapa kuman masuk. (1)
Jenis kedua sakit kepala diperhitungkan sebagai sakit kepala yang disebabkan oleh sakit kepala
itu sendiri. Migrain jatuh kedalam sakit kepala jenis ini. (1)
Beberapa pembagian jenis sakit kepala dapat digarisbawahi, yang semuanya akan jatuh kedalam
dua kategori utama. Diantara sakit kepala ini sakit kepala kronis dianggap sebagai yang paling
bermasalah. Sakit kepala kronis ini akan membawa rasa sakit kepala setiap hari dan terkadang
beberapa kali per hari. Banyak orang setelah melalui diagnosa sakit kepala yang memiliki efek
penyebab akan menemukan kemudahan dengan pelepasan secara bertahap rasa sakit itu. Tapi
untuk beberapa jenis sakit kepala seperti migrain, diagnosis masih tidak ada secara tepat. Hal ini
disebabkan tidak tersedianya dokter dan ilmuwan untuk memberikan hasil pengujian yang valid
untuk menentukan setiap situasi medis dari hal tersebut. (1)
TENSION TYPE HEADACHE
Sakit kepala tipe-ketegangan adalah sakit kepala spesifik, yang bukan vaskular atau migrain, dan
tidak berkaitan dengan penyakit organik. Bentuk yang paling umum pada sakit kepala, yang
mungkin terkait dengan pengetatan otot di bagian belakang leher dan/atau kulit kepala. Ada dua
klasifikasi umum, sakit kepala tipe-ketegangan: episodik dan kronis, dibedakan oleh frekuensi
dan keparahan gejala. Keduanya dicirikan sebagai sakit dan nyeri tak berdenyut tumpul, dan
mempengaruhi kedua sisi kepala. (2)
Gejala untuk kedua jenis adalah serupa dan mungkin mencakup: (2)
v

Otot antara kepala dan leher berkontraksi
v Sebuah sensasi seperti ikatan-pita di sekitar leher dan/atau kepala yang merupakan nyeri
“viselike”
v

Nyeri terutama terjadi di dahi, pelipis atau bagian belakang kepala dan/atau leher

DEFINISI
Sakit kepala tension-type biasanya digambarkan sebagai sebuah sakit kepala tekanan seperti
terikat tanpa gejala yang terkait. Internasional
Headache Society (IHS) mendefinisikan sebagai sesuatu yang bilateral dan memiliki kualitas
tekanan atau pengetatan dengan keparahan ringan sampai sedang. Bagaimanapun, lebih penting
daripada kualitas spesifik sakit kepala, adalah bahwa hal tersebut tidak disertai dengan gejalagejala yang terkait. Tidak seperti migrain, sakit kepala tension-type tidak diperparah oleh
aktivitas fisik, dan tidak pula terkait dengan muntah. Sensitivitas baik terhadap cahaya atau suara
mungkin ada, tapi tidak kedua-duanya. Sakit kepala tension-type dapat episodik atau kronis. (4,5,6)
Episodik
Sakit kepala tension-type episodik terjadi secara acak dan biasanya dipicu oleh stres sementara,
kegelisahan, kelelahan atau kemarahan. Jenis ini adalah apa yang paling kita anggap sebagai
“sakit kepala stres”. Sakitnya dapat hilang dengan penggunaan analgesik bebas, menjauhi
sumber stres atau waktu yang relatif singkat untuk relaksasi. (2)
Untuk jenis sakit kepala ini, obat bebas pilihannya adalah aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau
natrium naproxen. Kombinasi produk dengan kafein dapat meningkatkan aksi analgesik. (2)
Kronis
Sakit kepala tension-type kronik menurut definisi terjadi setidaknya 15 hari setiap bulan selama
setidaknya 6 bulan, meskipun dalam praktek klinis biasanya terjadi setiap hari atau hampir setiap
hari. Meskipun sakit kepala ini tidak disertai dengan gejala-gejala, pasien dengan sakit kepala
tension-type kronis sering memiliki keluhan somatik lainnya. Misalnya, pada sakit kepala
tension-type kronis, namun bukan sakit kepala tension-type episodik, pasien mungkin mengalami
mual. Mereka juga sering konstan melaporan sakit kepala, mialgia generalisata dan artralgia,
kesulitan tidur dan tetap terjaga, kelelahan kronis, sangat membutuhkan karbohidrat, penurunan
libido, lekas marah, dan gangguan memori dan konsentrasi. Oleh karena itu, gangguan ini mirip
dengan depresi; namun, pada sakit kepala tension-type kronik, anhedonia tidak muncul,
gangguan mood kurang diperhatikan atau bahkan mungkin absen, dan gejala utama adalah sakit
kepala nyeri. Hal ini juga mirip fibromialgia, nyeri miofasial generalisata dan gangguan tidur. (4)
GEJALA
Tanda dan gejala sakit kepala tension meliputi: (3,5,6)
v

Nyeri kepala tumpul
v

Sensasi rasa sesak atau tekanan di dahi atau di samping dan belakang kepala

v

Perih pada kulit kepala, leher dan otot bahu

v

Sesekali, kehilangan nafsu makan

Sakit kepala ketegangan bisa dialami dari 30 menit hingga satu minggu. Sakit kepala mungkin
hanya dialami kadang-kadang, atau hampir setiap saat. Jika sakit kepala terjadi 15 hari atau lebih
dalam sebulan untuk paling tidak tiga bulan, maka dianggap kronis. Jika sakit kepala yang terjadi
kurang dari 15 kali dalam sebulan, sakit kepala dianggap episodik. Namun, orang dengan sakit
kepala episodik sering berada pada risiko yang lebih tinggi menjadi sakit kepala kronis. (3)
Sakit kepala biasanya digambarkan sebagai intensitas ringan sampai sedang. Tingkat keparahan
nyeri bervariasi dari satu orang ke orang lain, dan dari satu sakit kepala ke sakit kepala lainnya
pada orang yang sama. (3)
Sakit kepala ketegangan kadang-kadang sulit dibedakan dari migrain, tetapi tidak seperti
beberapa bentuk migrain, sakit kepala ketegangan biasanya tidak terkait dengan gangguan visual
(bintik buta atau cahaya lampu), mual, muntah, sakit perut, lemah atau mati rasa pada satu sisi
tubuh, atau berbicara melantur. Dan, sementara aktivitas fisik biasanya memperparah nyeri
migrain, hal itu tidak membuat sakit kepala ketegangan bertambah parah. Peningkatan
sensitivitas terhadap cahaya atau suara dapat terjadi dengan sakit kepala ketegangan, namun ini
bukan gejala umum. (3)
PENYEBAB
Patofisiologi sakit kepala tension-type kurang dipahami, sakit kepala tension-type episodik
mungkin terutama akibat gangguan mekanisme perifer, sementara sakit kepala tension-type
kronis mencerminkan gangguan sakit di pusat. (4)
Nama sebelumnya untuk sakit kepala tension-type mencerminkan penyebab dugaannya,
termasuk sakit kepala kontraksi otot, sakit kepala psikogenik, sakit kepala stres, dan sakit kepala
harian kronis. Istilah “sakit kepala kontraksi otot” telah ditinggalkan karena bukti
elektromiografi
gagal menunjukkan perubahan yang konsisten pada tonus otot pasien yang terkena. Selanjutnya,
diusulkan mekanisme patofisiologis sakit kepala yang belum pernah terbukti. (4)
Konsep bahwa sakit kepala tension-type adalah psikogenik juga telah dipertanyakan. Pasien
dengan sakit kepala tension-type kronis, seperti halnya pasien dengan gangguan sakit kronis
lainnya, memiliki sekitar 25% kemungkinan berkembangnya depresi sekunder. Setengah dari
pasien mengalami depresi bersamaan dengan rasa sakit, sedangkan pada semester lain, depresi
berkembang lebih tersembunyi. Sakit kepala tension-type mungkin muncul pada hampir semua
gangguan kejiwaan. Namun tidak seharusnya diduga, bahwa sebagian besar sakit kepala
tension-type berhubungan dengan gangguan psikologis atau kejiwaan. (4)
Sakit kepala tension-type kronis, seperti gangguan nyeri kronis lainnya, dikaitkan dengan
hipofungsi sistem opioid pusat. Penelitian sedang berlangsung untuk menentukan kontribusi
relatif sensitisasi nociceptor perifer, sensitisasi neuronal sentral (nukleus kaudal trigeminal), dan
cacat
sistem pusat antinosiseptif pada patogenesisnya. (4)

Perubahan kimiawi otak
Para peneliti kini menduga bahwa sakit kepala tension dapat diakibatkan perubahan antara bahan
kimia otak tertentu – serotonin, endorfin dan banyak bahan kimia lainnya – yang membantu saraf
berkomunikasi. Meskipun tidak jelas mengapa tingkat kimia berfluktuasi, prosesnya diduga
mengaktifkan jalur nyeri ke otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. (3)
Pemicu
Tampaknya faktor lain mungkin juga memberikan kontribusi bagi berkembangnya sakit kepala
tension. Potensi yang mungkin memicu termasuk: (3,5)
Stres
Depresi dan kecemasan
Postur rendah
Bekerja dalam posisi canggung atau bertahan pada satu posisi untuk waktu yang panjang
Cengkeraman rahang

FAKTOR RESIKO
Faktor risiko untuk sakit kepala tension meliputi: (3)
Menjadi seorang wanita. Satu studi menemukan bahwa hampir 90 % wanita dan sekitar 70 %
pria mengalami sakit kepala tension sepanjang hidup mereka.
Menjadi setengah baya. Kejadian sakit kepala tension memuncak pada usia 40-an, meskipun
orang-orang dari segala usia dapat terkena jenis sakit kepala ini.

TES DAN DIAGNOSIS
Dokter dapat mencoba menentukan jenis dan penyebab sakit kepala menggunakan pendekatan
ini: (3)
Deskripsi sakit. Dokter dapat belajar banyak tentang sakit kepala dari deskripsi pasien akan jenis
rasa sakit, termasuk beratnya, lokasi, frekuensi dan durasi, dan tanda-tanda dan gejala lain yang
mungkin ada.
Tes pencitraan. Jika sakit kepala tidak biasa atau rumit, dokter mungkin melakukan tes untuk
menyingkirkan penyebab sakit kepala serius, seperti tumor atau aneurisma. Dua tes yang umum
digunakan untuk menggambarkan otak adalah computerized tomography (CT) dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI) scan.
Sebuah kalender sakit kepala. Salah satu hal yang paling bermanfaat yang dapat dilakukan
adalah memperhatikan kalender sakit kepala. Setiap kali mendapatkan sakit kepala, tuliskan
keterangan tentang rasa sakit, antara lain seberapa parah, di mana letaknya dan berapa lama
berlangsung. Juga perhatikan semua obat yang diminum. Sebuah kalender sakit kepala dapat
memberikan petunjuk yang berharga yang dapat membantu dokter mendiagnosis jenis khusus
sakit kepala dan menemukan mungkin pemicu sakit kepala.

PENGOBATAN PROFILAKSIS
Meskipun sakit kepala tension-type umum dan berdampak besar pada masyarakat, sangat sedikit
studi yang terkontrol-baik dari pengobatannya yang telah dilakukan. Banyak percobaan
sebelumnya termasuk pasien dengan gabungan-tipe tension dan migrain tanpa aura dan pasien
dengan sakit kepala akibat penggunaan berlebihan-pengobatan. (4)
Tidak ada obat baru yang disetujui oleh FDA khususnya untuk pengobatan sakit kepala tension.
Namun, mengingat sifat kronis gangguan ini dan risiko penggunaan berlebihan-obat-obatan sakit
kepala pada pasien dengan sakit kepala sering, terapi profilaksis tampaknya terjamin untuk
kebanyakan pasien. Sejak sakit kepala tension-type kronis adalah sebuah gangguan pengolahan
nyeri sentral, obat dengan sentral efek modulasi nyeri cenderung paling efektif. (4)
Obat antidepresan
Antidepresan trisiklik obat pilihan untuk mencegah sakit kepala tension-type kronis, dan
beberapa daripadanya juga efektif sebagai profilaksis migrain. Antidepresan diuji pada studi
double-blind, dikontrol plasebo yang mencakup amitriptyline, doxepin, dan maprotiline. (4)
Amitriptyline mengurangi jumlah sakit kepala harian atau durasi sakit kepala sekitar 50% pada
sekitar sepertiga pasien dalam beberapa studi, meskipun studi lain menemukan ini tidak lebih
baik daripada placebo. (4)
Pada anak dan pasien tua, dosis awal biasa amitriptyline (atau obat serupa) adalah 10 mg pada
waktu tidur. Pada dewasa, dosis awal biasa adalah 25 mg pada waktu tidur. Dosis dapat
ditingkatkan sampai hasil terapeutik diperoleh atau efek samping tidak dapat ditoleransi.
Antidepresan biasanya diberikan dari 4 sampai 6 minggu untuk bisa menunjukkan efek
menguntungkan. (4)
Antidepresan trisiklik lainnya mungkin juga efektif, sebagaimana disarankan oleh pengalaman
klinis, meskipun belum diteliti pada sakit kepala tension-type kronis. (4)
SSRI: fluoxetine, paroxetine, dan citalopram belum menunjukkan efikasi studi-terkontrol. Obat
ini sering digunakan, namun, karena mereka memiliki insiden efek samping lebih rendah. (4)
Relaksan otot
Cyclobenzaprine adalah relaksan otot struktural terkait dengan amitriptyline. Pada 1972 studi
double-blind, 10 dari 20 pasien menerima
cyclobenzaprine mengalami 50 % atau lebih perbaikan pada sakit kepala tension-type,
dibandingkan dengan 5 dari 20 pasien yang menerima plasebo. Dosis biasa cyclobenzaprine
adalah 10 mg pada waktu tidur. (4)
Tizanidine, sebuah penghambat alfa-adrenergik, dilaporkan efektif untuk sakit kepala tensiontype kronis pada percobaan plasebo-terkontrol tunggal. Dosis biasanya dititrasi dari 2 mg pada
waktu tidur hingga 20 mg per hari, dibagi menjadi tiga dosis. Sedasi adalah efek samping paling
umum
dari agen ini. (4)
Valproate
Valproate, antikonvulsi agonis asam gamma-aminobutyric (GABA), telah dievaluasi untuk
keberhasilannya pada migraine, dan “sakit kepala harian kronis”. Mathew dan Ali mengevaluasi
kemanjuran valproate 1.000 hingga 2.000 mg per hari pada 30 pasien dengan
sakit kepala harian kronis membandel (migrain tanpa aura dan sakit kepala tension-type kronis)
dalam percobaan open-label. Level darah dipertahankan antara 75 dan 100 mg/mL. Pada bulan
ketiga terapi, dua pertiga
pasien telah membaik secara signifikan. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah
berat bertambah, gemetaran, rambut rontok, dan mual. (4)
Obat anti-inflamasi non steroid
Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) secara luas diresepkan baik sebagai terapi tambahan
sakit kepala tension-type dan untuk profilaksis dari migraine. Tidak ada acak percobaan
terkontrol acak akan efikasi mereka
pada profilaksis sakit kepala tension-type kronis, meskipun mereka sering digunakan untuk
tujuan ini. (4)
Toksin botulinum
Suntikan toksin botulinum pada otot kepala dan leher ditemukan efektif untuk meredakan sakit
kepala tension-type kronis pada seri kecil pasien. Hasil dari uji klinis kecil telah dicampur, dan
dua uji terkontrol-plasebo besar saat ini sedang dilakukan. (4)
TERAPI AKUT
Pengobatan akut sakit kepala tension-type harian sulit.
NSAID mungkin berguna sebagai analgesik untuk sakit kepala harian dan mengurangi potensi
penyebab sakit kepala dipicu-obat. (4)
Relaksan otot seperti chlorzoxazone, orphenadrine sitrat, carisoprodol, dan metaxalone
umumnya digunakan oleh pasien dengan sakit kepala tension-type kronis, tetapi belum terbukti
efektif untuk melegakan nyeri akut. (4,6)
Sumatriptan telah dievaluasi pada beberapa studi sakit kepala tension-type. Obat ini tidak lebih
efektif daripada plasebo untuk
serangan akut pada pasien dengan sakit kepala tension-type kronis; namun, sakit kepala tensiontype episodik berat pada pasien bersama dengan migrain tampaknya merespon terhadap agen ini.
(4)

Agen untuk mencegah. Benzodiazepine, kombinasi butalbital, kombinasi kafein, dan narkotika
harus dihindari, atau gunakanlah obat-obatan tersebut dengan kontrol yang cermat, karena risiko
habituasi
dan sakit kepala diinduksi-pengobatan. (4)
PENGGUNAAN OBAT BERLEBIHAN
Sebuah kondisi yang sangat penting berkontribusi bagi berkembangnya sakit kepala dalam pola
harian kronis adalah penggunaan obat berlebihan. Ini paling mungkin terjadi pada pasien dengan
sakit kepala sering, terutama sakit kepala tension-type kronis. (4)
Obat-obatan yang paling umum dihubungkan dengan sakit kepala rebound-analgesik adalah
preparat ergotamin, kombinasi analgesik butalbital, opiat, dan kafein-mengandung kombinasi
analgesik. Analgesik sederhana seperti aspirin, asetaminofen, dan NSAID mungkin tidak
menginduksi sakit kepala rebound-analgesik. (4)
Diagnosis penggunaan berlebihan obat-obatan tergantung pada riwayat cermat konsumsi obat,
termasuk obat over-the-counter. Pengobatan efektif membutuhkan penghentian menyinggungagen. (4)
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Banyak studi klinis telah mendukung kegunaan relaksasi dan terapi biofeedback
elektromielografik pada sakit kepala tension-type kronis. (4)
Studi tidak menemukan satu pun teknik (relaksasi, biofeedback, atau kombinasi tersebut) yang
akan lebih baik daripada yang lain. Rata-rata hasil dari 37 percobaan yang menggunakan sakit
kepala harian, direkam untuk mengevaluasi relaksasi atau terapi biofeedback elektromielografik,
Holroyd menemukan bahwa setiap terapi atau kombinasinya mengurangi aktivitas sakit kepala
tension-type sekitar 50%.(4)
Manajemen stres dengan menggunakan terapi perilaku-kognitif sama efektif dengan
menggunakan relaksasi atau biofeedback dalam mengurangi sakit kepala tension-type. Terapi
kognitif bisa jadi paling mungkin untuk meningkatkan efektivitas relaksasi atau biofeedback
ketika stres kronis,
depresi, atau masalah penyesuaian memperburuk sakit kepala pasien. (4)
Kombinasi terapi non-farmakologi dengan terapi farmakologi menyediakan manfaat lebih besar
dari terapi jika terapi digunakan sendiri-sendiri. Selain itu pencitraan guided untuk terapi
farmakologis menghasilkan perbaikan yang signifikan baik dalam kualitas kesehatan yang
berhubungan dengan kehidupan dan sakit kepala yang berhubungan cacat. Dalam percobaan
placebo-terkontrol pengobatan antidepresan trisiklik dengan terapi manajemen stres, Holroyd
dkk menemukan bahwa keduanya
secara sederhana efektif dalam mengobati sakit kepala tension-type kronis, namun terapi
kombinas lebih baik dari monoterapi. (4)
Terapi non-farmakologi terutama berguna untuk pasien yang enggan untuk minum obat karena
efek samping sebelumnya dari obat-obatan, seiring masalah medis, atau ada keinginan untuk
hamil. Sementara biofeedback dan terapi manajemen stres biasanya memerlukan rujukan ke
psikolog, pencitraan guided dan terapi relaksasi dapat dipelajari dari kaset audio yang tersedia
di toko buku kebanyakan. (4)
SAKIT KEPALA TENSION (Tension Headache)

Pengobatan sakit Kepala Cupping
Apa itu Sakit Kepala Tension (Tension Headache), penyebab, gejala dan pengobatan sakit kepala ini ??
Sakit kepala Tension (Tension Headache) atau sakit kepala tegang, karena itu medis dikenal - adalah
jenis yang paling umum sakit kepala, namun penyebabnya tidak dipahami dengan baik. Sakit kepala
umumnya merupakan ketegangan menyebar, nyeri ringan sampai sedang bahwa banyak orang
menggambarkan sebagai perasaan seolah-olah ada tarikan ketat di kepala mereka.
Ini mungkin merasa seolah-olah kontraksi otot bertanggung jawab untuk nyeri kepala Anda, namun para
ahli tidak berpikir itu penyebabnya, yang mengapa jenis sakit kepala umumnya disebut sebagai
ketegangan-jenis sakit kepala.
Untungnya, pengobatan yang efektif untuk sakit kepala ketegangan yang tersedia. Mengelola sakit
kepala karena ketegangan ini biasanya keseimbangan antara mendorong kebiasaan sehat, menemukan
perawatan tanpa obat efektif dan menggunakan obat dengan tepat.
Tanda dan gejala sakit kepala tension ( Tension Headache) meliputi:
* rasa bosan, nyeri kepala
* Rasa sesak atau tekanan di dahi atau di samping dan belakang kepala
* Tekanan pada, kulit kepala leher dan otot bahu
* Kadang-kadang, kehilangan nafsu makan
Sakit kepala tegang ini dapat berlangsung dari 30 menit untuk satu minggu penuh. Anda mungkin
mengalami sakit kepala ini hanya kadang-kadang, atau hampir sepanjang waktu. Jika sakit kepala Anda
terjadi 15 hari atau lebih sebulan untuk paling sedikit tiga bulan, mereka dianggap kronis. Jika Anda
memiliki sakit kepala yang terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, sakit kepala Anda dianggap
episodik. Namun, orang dengan sakit kepala episodik sering berada pada risiko yang lebih tinggi terkena
sakit kepala kronis.
sakit kepala biasanya digambarkan sebagai ringan sampai sedang intens. Tingkat keparahan nyeri
bervariasi dari satu orang ke orang lain, dan dari satu sakit kepala ke yang lain dalam orang yang sama.
Ketegangan sakit kepala terkadang sulit untuk membedakan dari migrain, tapi tidak seperti beberapa
bentuk migrain, ketegangan sakit kepala biasanya tidak terkait dengan gangguan penglihatan (bintik
buta atau lampu berkedip), mual, muntah, sakit perut, kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh,
atau ucapan cadel. Dan, sementara aktivitas fisik biasanya memperparah nyeri migrain, hal itu tidak
membuat ketegangan sakit kepala parah. Meningkatnya kepekaan terhadap cahaya atau suara yang
dapat terjadi dengan ketegangan sakit kepala, tapi ini bukan gejala yang umum.
Pengobatan Sakit Kepala Tension (Tension Headache) :
Pengobatan paling cepat adalah dengan terapi Hijamah. Terapi yang ada sejak 2000 SM. Nabi jika sakit
kepala akan minta hijamah. Dan memang luar biasa, sejak 2003 an saya meneliti dan merasakan bahwa
obat sakit kepala paling cepat adalah Hijama/Bekam/Blood Cupping.
multipel, dan beberapa
tanpa patologi yang jelas.F.
PATOFISIOLOGINeuralgi
a Trigeminal dapat terjadi
akibat berbagai kondisi
yang melibatkan sistem
persarafan trigeminus
ipsilateral.Pada
kebanyakan kasus,
tampaknya yang menjadi
etiologi adalah adanya
kompresi oleh salah satu
arteri di dekatnyayang
mengalami pemanjangan
seiring dengan perjalanan
usia, tepat pada pangkal
tempat keluarnya saraf ini
daribatang otak. Lima
sampai delapan persen
kasus disebabkan oleh
adanya tumor benigna pada
sudut serebelopontinseperti meningioma,
tumor epidermoid, atau
neurinoma akustik. Kirakira 2-3% kasus karena
sklerosis multipel.
Adasebagian kasus yang
tidak diketahui sebabnya.
Menurut Fromm, neuralgia
Trigeminal bisa
mempunyai
penyebabperifer maupun
sentral.Sebagai contoh
dikemukakan bahwa
adanya iritasi kronis pada
saraf ini, apapun
penyebabnya, bisa
menimbulkankegagalan
pada inhibisi segmental
pada nukleus/ inti saraf ini
yang menimbulkan
produksi ectopic action
potentialpada saraf
Trigeminal. Keadaan ini,
yaitu discharge neuronal
yang berlebihan dan
pengurangan
inhibisi,mengakibatkan
jalur sensorik yang
hiperaktif. Bila tidak
terbendung akhirnya akan
menimbulkan serangan
nyeri.Aksi potensial
antidromik ini dirasakan
oleh pasien sebagai
serangan nyeri trigerminal
yang paroksismal.
Stimulusyang sederhana
pada daerah pencetus
mengakibatkan terjadinya
serangan nyeri.Efek
terapeutik yang efektif dari
obat yang diketahui bekerja
secara sentral
membuktikan adanya
mekanisme sentraldari
neuralgi. Tentang
bagaimana multipel
sklerosis bisa disertai nyeri
Trigeminal diingatkan akan
adanyademyelinating
plaques pada tempat
masuknya saraf, atau pada
nukleus sensorik utama
nervus trigeminus.Pada
nyeri Trigeminal pasca
infeksi virus, misalnya
pasca herpes, dianggap
bahwa lesi pada saraf akan
mengaktifkannociceptors
yang berakibat terjadinya
nyeri. Tentang mengapa
nyeri pasca herpes masih
bertahan sampai
waktucukup lama
dikatakan karena setelah
sembuh dan selama masa
regenerasi masih tetap
terbentuk zat pembawa
nyerihingga kurun waktu
yang berbeda. Pada orang
usia muda, waktu ini relatif
singkat. Akan tetapi, pada
usia lanjutnyeri bisa
berlangsung sangat lama.
Pemberian antiviral yang
cepat dan dalam dosis yang
adekuat akan
sangatmempersingkat
lamanya nyeri ini.Peter
Janetta menggolongkan
neuralgia glossopharyngeal
dan hemifacial spasm
dalam kelompok "
Syndromes of Cranial
Nerve Hyperactivity
". Menurut dia, semua saraf
yang digolongkan pada
sindroma ini mempunyai
satukesamaan: mereka
semuanya terletak pada
pons atau medulla
oblongata serta dikelilingi
oleh banyak arteri dan
vena.Pada genesis dari
sindroma hiperaktif ini,
terdapat dua proses yang
sebenarnya merupakan
proses penuaan
yangwajar:1. Memanjang
serta melingkarnya arteri
pada dasar otak.2. Dengan
peningkatan usia, karena
terjadinya atrofi, maka otak
akan bergeser atau jatuh ke
arah caudal di dalamfossa
posterior dengan akibat
makin besarnya kontak
neurovaskuler yang
tentunya akan
memperbesar
kemungkinanterjadinya
penekanan pada saraf yang
terkait.Ada kemungkinan
terjadi kompresi vaskuler
sebagai dasar penyebab
umum dari sindroma saraf
kranial ini.
Kompresipembuluh darah
yang berdenyut, baik dari
arteri maupun vena, adalah
penyebab utamanya. Letak
kompresiberhubungan
dengan gejala klinis yang
timbul. Misalnya, kompresi
pada bagian rostral dari
nervus trigeminus
akanmengakibatkan
neuralgia pada cabang
oftalmicus dari nervus
trigeminus, dan seterusnya.
Menurut Calvin,
sekitar90% dari neuralgia
Trigeminal penyebabnya
adalah adanya arteri "salah
tempat" yang melingkari
serabut saraf inipada usia
lanjut. Mengapa terjadi
perpanjangan dan
pembelokan pembuluh
darah, dikatakan bahwa
mungkinsebabnya terletak
pada predisposisi genetik
yang ditambah dengan
beberapa faktor pola hidup,
yaitu merokok, poladiet,
dan sebagainya. Pembuluh
darah yang menekan tidak
harus berdiameter besar.
Walaupun hanya kecil,
misalnyadengan diameter
50-100 um saja, sudah bisa
menimbulkan neuralgia,
hemifacial spasm, tinnitus,
ataupun vertigo.Bila
dilakukan microvascular
decompression secara
benar, keluhan akan
hilang.G.
DIAGNOSISKunci
diagnosis adalah riwayat.
Umumnya, pemeriksaan
dan test neurologis
(misalnya CT scan) tak
begitu jelas.Faktor riwayat
paling penting adalah
distribusi nyeri dan
terjadinya 'serangan' nyeri
dengan interval bebas nyeri
relatif lama. Nyeri mulai
pada distribusi divisi 2 atau
3 saraf kelima, akhirnya
sering menyerang
keduanya. Beberapa
kasusmulai pada divisi
1.Biasanya, serangan nyeri
timbul mendadak, sangat
hebat, durasinya pendek
(kurang dari satu menit),
dan dirasakan
pada satu bagian dari saraf
Trigeminal, misalnya
bagian rahang atau sekitar
pipi. Nyeri seringkali
terpancing bilasuatu daerah
tertentu dirangsang (
trigger area
atau
trigger zone
).
Trigger zones
sering dijumpai di sekitar
cuping hidung atau sudut
mulut. Yang unik dari
trigger zone ini
adalahrangsangannya harus
berupa sentuhan atau
tekanan pada kulit atau
rambut di daerah tersebut.
Rangsang dengancara lain,
misalnya dengan
menggunakan panas,
walaupun menyebabkan
nyeri pada tempat itu, tidak
dapatmemancing terjadinya
serangan neuralgi.
Pemeriksaan neurologik
pada neuralgi Trigeminal
hampir selalu normal.Tidak
terdapat gangguan sensorik
pada neuralgi Trigeminal
murni.Dilaporkan adanya
gangguan sensorik pada
neuralgia Trigeminal yang
menyertai multiple
sclerosis.
Sebaliknya,sekitar 1-2%
pasien dengan MS juga
menderita neuralgia
Trigeminal yang dalam hal
ini bisa bilateral.Suatu
varian neuralgia
Trigeminal yang
dinamakan
tic convulsive
ditandai dengan kontraksi
sesisih dari otot mukayang
disertai nyeri yang hebat.
Keadaan ini perlu
dibedakan dengan gerak
otot muka yang bisa
menyertai neuralgibiasa,
yang dinamakan
tic douloureux
.
Tic convulsive
yang disertai nyeri hebat
lebih sering dijumpai di
daerah sekitarmata dan
lebih sering dijumpai pada
wanita.Secara sistematis,
anamnesis dan
pemeriksaan fisik
dilakukan sebagai
berikut:Anamnesis·
Lokalisasi nyeri, untuk
menentukan cabang nervus
trigeminusyang terkena.·
Menentukan waktu
dimulainya neuralgia
Trigeminal danmekanisme
pemicunya.· Menentukan
interval bebas nyeri.·
Menentukan lama, efek
samping, dosis, dan
respons
terhadappengobatan.·
Menanyakan riwayat
penyakit
herpes.Pemeriksaan Fisik·
Menilai sensasi pada ketiga
cabang nervus trigeminus
bilateral(termasuk refleks
kornea).· Menilai fungsi
mengunyah (masseter) dan
fungsi
pterygoideus(membuka
mulut, deviasi dagu).·
Menilai EOM.Pemeriksaan
penunjang diagnostik
seperti CT-scan kepala atau
MRI dilakukan untuk
mencari etiologi primer di
daerah posterior atau sudut
serebelo-pontin.
of 10

Leave a Comment

Klasifikasi nyeri kepala
Klasifikasi nyeri kepala telah diterbitkan oleh International Headache Society dengan revisi pada tahun 2005. 9 Dalam
klasifikasi tersebut, jumlah diagnosis nyeri kepala mencapai puluhan macam. Klasifikasi rinci dapat dilihat pada
http://216.25.88.43/upload/CT_Clas/ICHD-IIR1final.pdf
Nyeri kepala dibedakan menjadi nyeri kepala primer yang terdiri dari migren, tension-type headache (TTH), cluster
headache dan nyeri kepala sekunder yang disebabkan penyakit lain. Di antara sekian banyak jenis nyeri kepala, yang
terpenting bagi dokter anak adalah migren, tension-type headache, dan nyeri kepala sekunder disebabkan infeksi
intrakranial, massa intrakranial dan trauma kepala.
Beberapa jenis nyeri kepala yang penting
Migren
Pada anak, migren dapat menujukkan manifestasinya dalam beberapa bentuk, yaitu migren tanpa aura (common
migraine), migren dengan aura (classic migraine), dan sindrom periodik yang merupakan prekursor migren.8 Migren pada
remaja akan menetap pada 41,8% kasus, mengalami remisi pada 38,2% kasus dan berubah menjadi TTH pada 20%
kasus.10
Migren tanpa aura
Merupakan jenis migren yang paling sering ditemukan. Ciri khasnya adalah nyeri kepala dengan adanya interval bebas
gejala. Nyeri kepala terasa berdenyut, yang kadang sulit dijelaskan oleh anak. Migren disertai gejala otonom berupa mual
dan muntah, dan diperberat oleh aktivitas fisik. Gejala mual dan muntah tersebut juga menyebabkan gangguan aktivitas
yang bermakna.
Untuk anak telah dibuat modifikasi kriteria diagnosis yaitu: lama serangan antara 1-72 jam, lokasi bilateral atau bifrontal
pada umur kurang dari 15 tahun dengan catatan apabila lokasi oksipital harus dicari kemungkinan penyebab lain, dan
adanya fotofobia serta fonofobia yang terlihat dengan perubahan perilaku, misalnya masuk ke dalam kamar yang gelap
dan sepi.9 Adanya ketentuan “tidak disebabkan hal lain” menunjukkan bahwa diagnosis banding lain harus disingkirkan.
Migren dengan aura
Gejala aura disebabkan depolarisasi neuron di satu tempat dan oligemia sesuai dengan teori cortical spreading depression.
6,8,11,12
Aura visual yang sering ditemukan adalah gangguan visus bilateral dengan skotoma (77%), distorsi atau halusinasi
(16%) dan gangguan visus monokuler atau skotoma (7%).
Sindrom periodik
Benign paroxysmal vertigo
Benign paroxysmal vertigo muncul berupa ataksia dan gangguan keseimbangan. Anak takut bergerak karena kehilangan
keseimbangan. Dapat disertai nistagmus atau anak menjadi pucat. Gejala membaik dengan tidur. Beberapa diagnosis
banding yang harus difikirkan misalnya gangguan telinga,13 tumor fosa posterior.8,14 atau sindrom Panayitopoulos.15
Cyclic vomiting
Cyclic vomiting dapat menyerupai penyakit gastrointestinal, neurologis atau metabolik. Ciri khas dari cyclic vomiting
adalah keadaan anak yang normal pada periode bebas serangan. Muntah terjadi setiap 2-4 minggu, biasanya saat bangun
tidur pagi dan berlangsung selama 1-2 hari. Umur awitan sekitar 5 tahun. Sebagian anak sembuh sendiri pada umur 10
tahun.8 Keadaan ini sering ditafsirkan sebagai penolakan untuk masuk sekolah.
Migren abdominal
Keadaan ini mungkin sering ditemukan, namun jarang didiagnosis. Dapat dianggap sebagai penolakan untuk masuk
sekolah. Kunci untuk mengenalnya adalah adanya pola berulang, dan menyingkirkan penyakit gastrointestinal dan ginjal.
Nyeri Kepala pada Anak dan Remaja
Tension-type headache (TTH)
Dahulu diduga bahwa TTH disebabkan faktor psikologis, namun ternyata dasarnya adalah neurobiologis. TTH dibagi dalam
TTH episodik jarang, TTH episodik sering dan TTH kronik. Masing2 keadaan tersebut dapat disertai atau tanpa disertai
nyeri perikranial.9,16-18
Pada anak seringkali sulit membedakan TTH dengan migren. Dalam menegakkan diagnosis TTH, beberapa kriteria migren
merupakan faktor eksklusi. TTH tidak menunjukkan nyeri yang berdenyut, tidak unilateral, tidak menjadi makin berat bila
beraktivitas, dan tidak menunjukkan gejala otonom berupa mual dan muntah.17,18
Patofisiologi TTH belum diketahui. Tipe kronik mungkin merupakan akibat mekanisme sentral sedangkan tipe episodik
merupakan akibat mekanisme perifer. Tipe episodik jarang biasanya tidak menimbulkan masalah serius, namun tipe
episodik sering dan kronik sering menyebabkan gangguan bermakna bagi anak.16
Adanya nyeri pada penekanan otot perikranial sangat membantu diagnosis. Nyeri meningkat dengan intensitas dan
frekuensi nyeri kepala. Penekanan dilakukan dengan jari telunjuk dan jari tengah, dengan gerakan memutar pada otot
frontal, temporal, masetter, pterygoideus, splenius dan trapezius.9
TTH episodik sering dan TTH kronik dapat terjadi bersamaan dengan migren tanpa aura. Kedua keadaan ini harus
dibedakan karena
pengobatannya berbeda.9 Dalam perjalanan penyakit alamiah, migren dapat berubah menjadi TTH.10
Cluster headache
Muncul sebagai nyeri unilateral di daerah orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi. Serangan berlangsung 15-180
menit dan muncul sekali dua hari sampai 8 kali per hari. Serangan disertai gejala unilateral berupa injeksi konjungtiva,
lakrimasi, kongesti hidung, rinorea, berkeringat pada dahi dan wajah, miosis, ptosis, dan edema kelopak mata.9,19Sebagian
besar penderita menunjukkan agitasi selama serangan. Cluster headache jarang ditemukan pada anak, awitan paling
sering adalah pada umur lebih dari 20 tahun.19
Nyeri kepala sekunder
Di antara berbagai penyebab nyeri kepala sekunder, yang paling penting adalah nyeri kepala disebabkan tumor otak dan
nyeri kepala disebabkan meningitis.
Nyeri kepala karena peninggian tekanan intrakranial dan/ atau hidrosefalus yang disebabkan oleh tumor otak
Berdasarkan lokasinya, tumor otak dapat terjadi supratentorial atau infratentorial. Tumor supratentorial menunjukkan
gejala nyeri kepala, kelumpuhan dan kejang, sedangkan tumor infratentorial sering disertai gejala saraf otak dan gejala
serebelum. Analisis terhadap 200 anak dengan tumor otak menunjukkan gejala sakit kepala (41%), muntah (12%),
ketidak-seimbangan (11%), gangguan visual (10%), gangguan perilaku (10%) dan kejang (9%). Pada pemeriksaan fisis
ditemukan edema papil (38%), gangguan saraf kranial (49%), gangguan serebelum (48%), kelumpuhan (27%) dan
penurunan kesadaran (12%).20
Nyeri kepala karena tumor otak biasanya tidak berdenyut, bersifat progresif yaitu makin lama makin sering dan makin
berat. Seringkali disertai muntah. Lokasinya sering menetap di satu daerah. Nyeri sering terjadi pada saat bangun tidur
pagi hari, dan diperburuk oleh manuver Valsava berupa batuk, bersin, atau mengejan. Nyeri juga diperburuk dengan
aktivitas fisik.21
Nyeri kepala karena infeksi susunan saraf pusat terutama meningitis
Pada meningitis bakterialis, nyeri kepala ditandai gejala infeksi, gejala rangsang meningeal dan gejala serebral berupa
kejang atau kelumpuhan.22
Nyeri Kepala pada Anak dan Remaja
Anak besar dengan meningitis tuberkulosa dapat menunjukkan gejala nyeri kepala berat sebelum munculnya gejala
serebral lain dan gejala rangsang meningeal.23 Berbeda dengan peninggian tekanan intrakranial lain, pada meningitis
tuberkulosa sering ditemukan atrofi papil N. II karena saraf otak ke II terkena langsung.24 Gejala abses otak mirip dengan
tumor otak ditambah gejala infeksi.
Nyeri kepala pasca trauma
Nyeri kepala pasca trauma dapat merupakan nyeri akut atau nyeri kronik. Nyeri akut dapat terjadi setelah trauma yang
menyebabkan ringan atau trauma berat.25 Trauma berat dapat menyebabkan perdarahan otak, perdarahan subdural atau
epidural. Nyeri kepala setelah trauma bisanya merupakan bagian dari sindrom pasca trauma yang meliputi dizziness,
kesulitan konsentrasi, gelisah, perubahan kepribadian dan insomnia.26
Pemeriksaan pada nyeri kepala
Anamnesis dan pemeriksaan fisis
Anamnesis merupakan hal mutlak dan paling penting dalam menegakkan diagnosis, karena sebagian besar nyeri kepala
tidak menunjukkan kelainan dalam pemeriksaan fisis dan pencitraan.27 Semua hal yang tercantum dalam kriteria diagnosis
harus ditanyakan. Anak-anak seringkali belum dapat mendeskripsikan rasa nyeri dengan baik, sehingga harus ditanyakan
kepada orang tua mengenai perubahan perilaku yang terlihat saat serangan nyeri kepala.
ID-migraine merupakan instrumen skrining migren pada orang dewasa yang mudah diaplikasi pada anak. Validitas idmigraine telah dilakukan pada orang dewasa dengan sensitivitas sebesar 70,9% dan spesifisitas sebesar 79,1%.28
Pemeriksaan fisis khusus untuk nyeri kepala misalnya penekanan pada otot-otot perikranium untuk mendeteksi TTH.16,18,29
Selain itu, pemeriksaan fisis ditujukan untuk menyingkirkan penyebab nyeri kepala sekunder, misalnya tekanan darah,
pemeriksaan gerak bola mata dan saraf kranialis, funduskopi, fungsi serebelum berupa keseimbangan dan lainnya, serta
kelumpuhan, refleks fisiologis dan refleks patologis.
Pencitraan
Kemungkinan ditemukannya kelainan susunan saraf pusat pada nyeri kepala kronk dengan pemeriksaan neurologis normal
hanya 1 di antara 815 anak (0,37%)30 Pencitraan tidak perlu dilakukan pada anak dengan nyeri kepala berulang tanpa
kelainan neurologis.7,30,31 Kemungkinan SOL harus dicurigai pada sakit kepala yang baru berlangsung kurang dari 1 bulan,
tidak adanya riwayat keluarga migren, pemeriksaan neurologis abnormal, gangguan gait, dan adanya kejang.7
Pencitraan dilakukan pada keadaan berikut:31
Nyeri kepala akut:
Nyeri kepala sangat berat yang belum pernah dialami sebelumnya
Demam dan gejala rangsang meningeal
Riwayat trauma kepala
Nyeri kepala kronik
Nyeri kepala menetap selama kurang dari 6 bulan yang tidak memberi respons terhadap pengobatan
Nyeri kepala kronis progresif, makin sering dan makin berat
Nyeri kepala disertai gejala neurologis abnormal, terutama bila disertai edema papil, nistagmus, gangguan gerak
bola mata, gangguan gait, dan gangguan motorik berupa kelumpuhan atau adanya refleks patologis
Nyeri kepala menetap tanpa adanya riwayat keluarga migren
Nyeri kepala menetap disertai episode bingung, disorientasi, atau muntah
Nyeri kepala menyebabkan anak terbangun dari tidur atau terjadi pada saat bangun tidur (dapat juga terjadi
pada migren)
Riwayat keluarga atau riwayat medis, pemeriksaan klinis atau laboratorium yang merupakan predisposisi lesi
susunan saraf pusat
Elektroensefalografi
EEG tidak direkomendasikan pada anak dengan nyeri kepala berulang, karena hasilnya tidak dapat digunakan untuk
menentukan etiologi, membantu diagnosis, atau membedakan migren dengan nyeri kepala lain. 5,31
Terapi pada nyeri kepala
Migren
Tujuan penatalaksanaan adalah penatalaksanaan menyeluruh jangka panjang untuk mengurangi frekuensi, berat dan lama
serangan; memberi terapi yang terbaik; mencegah pengobatan berlebihan; dan memperbaiki kualitas hidup dari
pasien.8,32 Untuk menilai beratnya migren dapat digunakan PedMIDAS yang dapat diunduh dari
http://www.cincinnatichildrens.org/svc/alpha/h/headache/pedmidas.htm33 dan untuk menilai dampak migren terhadap
kualitas hidup dapat digunakan Pediatric Quality of Life Inventory, yang dapat diunduh dari http://www.pedsql.org/ 32
Terapi obat pada migren dapat dibagi menjadi terapi untuk mengatasi serangan akut dan terapi profilaksis untuk
mencegah munculnya serangan. Banyak obat yang dapat digunakan pada orang dewasa belum mendapat ijin untuk
digunakan pada anak sehingga penggunaannya masih bersifat off-label. Selain itu, pada migren banyak dikenal terapi
komplementer dan alternatif, misalnya intervensi psikologis, perubahan gaya hidup, relaksasi, bio-feedback, diet dan lainlain.32
Terapi serangan migren akut
Tujuan terapi akut adalah menghilangkan nyeri dan gejala lain dengan cepat dan efektif sehingga pasien dapat beraktivitas
kembali. Obat harus diberikan pada saat pasien mulai merasa ada gejala. Bila gejala migren sudah mencapai puncaknya,
pengobatan menjadi sangat sulit. Serangan ringan hanya memerlukan satu macam analgetik sedangkan serangan berat
memerlukan terapi kombinasi.34,35
Obat yang sering digunakan bagi pengobatan migren pada remaja adalah NSAID terutama ibuprofen, asetaminofen,
triptan dan dihydroergotamine. Beberapa obat lain misalnya Ca-channel blocker, isometheprene, metoclopramide dan
prochlorphenazine.32
American Academy of Neurology
sebagai berikut :

36

telah mengeluarkan rekomendasi untuk pengobatan serangan akut migren pada anak

Ibuprofen efektif untuk mengatasi migren.
Parasetamol mungkin efektif.
Sumatriptan spray nasal efektif bagi remaja.
Triptan oral dan triptan subkutan: tidak ada data untuk menerima atau menolak penggunaannya pada anak atau
remaja.
Banyak peneliti menggunakan terapi kombinasi sejak awal. Obat yang bermanfaat bagi terapi kombinasi adalah gabungan
NSAID dan triptan.34 Suatu hal yang dikuatirkan pada terapi migren adalah penggunaan obat terapi serangan akut yang
berlebihan.
Terapi profilaksis migren
Indikasi terapi profilaksis adalah:

37-39

1.

Sering mengalami serangan akut (2-4 kali setiap bulan) yang cukup berat yang mengganggu aktivitas seharihari.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengalami serangan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam.
Mengalami gangguan fungsi walaupun sudah mendapat pengobatan akut yang adekuat.
Mengalami ko-morbiditas atau keadaan lain yang menyulitkan pengobatan akut.
Kegagalan, kontraindikasi, atau efek samping obat terapi akut
Mempunyai risiko menggunakan obat terlalu banyak
Tipe migren yang jarang dan sulit diobati, misalnya migren hemiplegik, migren basilar, migren dengan aura yang
lama, migren dengan infark, atau ada risiko kerusakan saraf permanen.

Terapi profilaksis diberikan tiap hari untuk waktu yang lama. Berapa lamanya tidak ada kesesuaian pendapat, umumnya
selama 3-6 bulan. Diperlukan waktu beberapa minggu sebelum terapi profilaksis dapat bekerja baik sehingga jangan
terlalu cepat menilai bahwa terapi profilaksis gagal. Penghentian obat harus perlahan-lahan untuk mengurangi
kemungkinan relaps dan withdrawal.
Jenis obat yang telah diteliti terbukti memberi manfaat untuk terapi profilaksis adalah:8,37,38
Antikonvulsan misalnya y ysodium valproate, topiramate
Antidepresan trisiklik misalnya yamitriptyline
Antihistamin misalnya ycyproheptadine
Ca-channel blockery y misalnya flunarizine
Antihipertensi misalnya ypropanolol
Cyclic vomiting
Terapi berupa pencegahan dehidrasi dan obat. Obat yang banyak digunakan adalah:40
Ondansetron y(0.3-0.4 mg/kg/iv atau 4-8 mg oral)
Promethaziney y (0.25-0.5 mg/kg/dosis iv atau oral)
Metoclopramide y(1–2 mg/kg sampai 10 mg, dua kali per hari iv atau oral)
Prochlorperaziney y (2.5–5 mg dua kali per hari iv)
Seringkali diperlukan sedasi dengan lorazepam 0.05–0.1 mg/kg sampai 5 mg atau diphenhydramine 0.25–1 mg/kg.
Tension-type headache
Obat terpilih untuk TTH adalah ibuprofen, disusul naproxen dan ketoprofen.16,18
Ringkasan
Diperlukan pengetahuan mengenai klasifikasi diagnosis, kemampuan anamnesis dan pemeriksaan neurologis untuk
menegakkan diagnosis nyeri kepala pada anak. Pemeriksaan penunjang pencitraan dan EEG hanya atas indikasi dan bukan
merupakan yang rutin dilakukan. Pemilihan obat harus sesuai dengan diagnosis dan indikasi, sambil memperhatikan
kemungkinan efek samping dan kemungkinan penggunaan obat berlebihan.
Daftar Pustaka

1.

Ridsdale L, Clark LV, Dowson AJ, Goldstein LH, Jenkins L, McCrone P, et al. 1. How do patients referred to
neurologists for headache differ from those managed in primary care? Br J Gen Pract. 2007;57:388-95.

2.

Kernick D, Stapley S, Hamilton W. GPs’ classification of headache: is primary 2. headache underdiagnosed? Br J
Gen Pract. 2008;58:102-4.

3.

Lewis DW, Dorbad D. The utility of neuroimaging in the evaluation of children 3. with migraine or chronic daily
headache who have normal neurological examinations. Headache. 2000;40:629-32.
4.

Evans RW, Lewis DW. Is an MRI scan indicated in a child with new-onset 4. daily headache? Headache.
2001;41:905-906.

5.

American Academy of Neurology. Practice Parameter: The 5. electroencephalogram in the evaluation of
headache. Neurology. 1995;45:1263-7.

6.

Pusponegoro HD. Migren pada anak. Dalam: Gunardi H, Oswari H, Handriastuti RS, Kurniati N, editor. Pain
management in children.Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI; 2006.

7.

Lewis DW, Ashwal S, Dahl G, Dorbad D, Hirtz D, Prensky A, et al. Practice 7. parameter: evaluation of children
and adolescents with recurrent headaches: report of the quality standards subcommittee of the american
academy of neurology and the practice committee of the child neurology society. Neurology. 2002;59:1-3.

8.
9.

Lewis DW. Pediatric migraine. Neurol Clin. 2009;27:481-501.8.
Silberstein SD, Olesen J, Bousser MG, Diener HC, Dodick D, First M, et al. The 9. International Classification of
Headache Disorders, 2nd Edition (ICHD-II). Cephalalgia. 2005;25:460-5.

10. Monastero R, Camarda C, Pipia C, Camarda R. Prognosis of migraine headaches 10. in adolescents: a 10-year
follow-up study. Neurology. 2006;67:1353.

11. Vanmolkot FH, Van Bortel LM, de Hoon JN. Altered arterial function in 11. migraine of recent onset. Neurology.
2007;68:1563-70.

12. Goadsby PJ. Pathophysiology of migraine. Neurol clin. 2009;27:335-60.12.
13. Strupp M, Brandt T. Diagnosis and treatment of vertigo and dizziness. 13. 2008;105:173-80.
14. Wilne S, Collier J, Kennedy C, Koller K, Grundy R, Walker D. Presentation 14. of childhood CNS tumours: a
systematic review and meta-analysis. Lancet Oncol. 2007;8:685-95.

15. Morin L, Smail A, Mercier J, Titomanlio L, Elkind MS. Clinical Reasoning: A 15. child with pulsatile headache and
vomiting. American Academy of Neurology. 2009;72:e69-e71.

16. Anttila P. Tension-type headache in childhood and adolescence. Lancet 16. Neurol. 2006;5:268-74.
17. Cuvellier JC, Couttenier F, Joriot-Chekaf S, Vallée L. Chronic daily headache 17. in French children and
adolescents. Pediatr Neurol. 2008;38:93-8.

18. Fumal A, Schoenen J. Tension-type headache: current research and clinical 18. management. Lancet Neurol.
2008;7:70-83.

19. Leroux E, Ducros A. Cluster headache. Orphanet J Rare Dis. 2008;3:20.19.
20. Wilne S. The presenting features of brain tumours: A review of 200 cases. 20. Arch Dis Child. 2006;91:502-6.
21. Rangel-Castilla L, Gopinath S, Robertson CS. Management of intracranial 21. hypertension. Neurol Clin.
2008;26:521-41.

22. Fitch MT, Abrahamian FM, Moran GJ, Talan DA. Emergency department 22. management of meningitis and
encephalitis. Infect Dis Clin North Am. 2008;22:33-52.

23. Moon S, Son J, Chang W. A Case of Oculomotor Nerve Palsy and Choroidal 23. Tuberculous Granuloma
Associated with Tuberculous Meningoencephalitis. Korean J Ophthalmol. 2008;22:201.

24. Pusponegoro HD. Tuberculous meningitis in children. Problems in diagnosis 24. and management. Paper
presented at the 9th Asia Oceania Association of Child Neurology Congress. Cebu, Phillipines, 2006

25. Sakellaris G, Nasis G, Kotsiou M, Tamiolaki M, Charissis G, Evangeliou A. 25. Prevention of traumatic headache,
dizziness and fatigue with creatine administration. A pilot study. Acta Paediatr. 2008;97:31-34.

26. Da Dalt L, Andreola B, Facchin P, Gregolin M, Vianello A, Battistella PA. 26. Characteristics of children with
vomiting after minor head trauma: a case-control study. J Pediatr. 2007;150:274-278.

27. McConaghy JR. Headache in primary care. Prim Care. 2007;34:83-97.27.
28. Siva A, Zarifoglu M, Ertas M, Saip S, Karli HN, Baykan B, et al. Validity of the 28. ID-Migraine screener in the
workplace. Neurology. 2008;70:1337-45.

29. Lipchik GL, Holroyd KA, France CR, Kvaal SA, Segal D, Cordingley GE, et al. 29. Central and peripheral
mechanisms in chronic tension-type headache. Pain. 1996;64:467-75.

30. Abu-Arafeh I. Serious neurological disorders in children with chronic 30. headache. Arch Dis Child. 2005;90:93740.

31. Evans RW. Diagnostic Testing for Migraine and Other Primary Headaches. 31. Neurol Clin. 2009;27:393-415.
Kabbouche M, Gilman D. Management of migraine in adolescents.

32. Neuropsychiatr Dis Treat. 2008;4:535.

Hershey AD, Powers SW, Vockell AL, LeCates SL, Segers A,

33. Kabbouche MA. 33. Development of a patient-based grading scale for PedMIDAS. Cephalalgia. 2004;24:844-9.
34. Krymchantowski AV. The use of combination therapies in the acute 34. management of migraine. Neuropsychiatr
Dis Treat. 2006;2:293-297.

35. Tepper SJ, Spears RC.
50.
106.
156.

165. -Nyeri
kepala yang
berhubungan
dengan kelainan
intrakranial yang
sifatnya
bukanvaskuler
(no.7)
166. -

167. Nyeri kepala
yang
berhubungan
dengan suatu
substansi atau
efek
withdrawalnya(n
o.8)-Nyeri
kepala yang
berhubungan
dengan infeksi
non sefalik
(no.9)-Nyeri
kepala yang
berhubungan
dengan kelainan
metabolik
(no.10)-Nyeri
kepala atau
nyeri wajah
berhubungan
dengan kelainan
pada cranium,
leher,mata,
hidung, rongga
sinus, mulut atau
struktur di wajah
atau kranial
lainnya.Kriteria
Diagnostik NT
kronik (NTK)
168. A.
169. Selama 6
bulan atau lebih
mengalami nyeri
kepala rata-rata
15 hari atau
lebih
setiap bulannya/
180 hari atau
lebih setahun,
dan memenuhi
persyaratan BDB.Setidaktidaknya
memenuhi 2
ciri-ciri nyeri
berikut ini :
170. 1.
171. Nyeri
bersifat menekan
atau terasa
kencang.
172. 2.
173. Intensitas
ringan sampai
sedang (aktifitas
berkurang, tetapi
tidak
terhenti).3.Loka
si
bilateral4.Tidak
memberat bila
menaiki tangga
atau dengan
aktivitas
fisik.C.Tidak
disertai dengan
gejala-gejala
ikutan
:1 . M u n t a h 2.M
ual,fotofobi
atau
fonofobiD.Satu
dari persyaratan
berikut ini harus
terpenuhi
:1.Anamnesis,
pemeriksaan
fisik dan
neurologik tidak
menunjukkan
adanya
kelainan pada
kelompok 5-11
174. 2.
175. Anamnesis
atau
pemeriksaan
fisik atau
neurologik
menunjukkan
kemungkinanada
nya kelainan
organik, tetapi
hasil
pemeriksaan
penunjang yang
sesuai
tidak mendukung
nya.
176. 3.
177. Jika ada
kelainankelainan tersebut
diatas, NT
pertama kali
tidak terjadi
padawaktu yang
berkaitan dengan
kelainan
diatas.Kriteria
Diagnostik NT
yang tidak
memenuhi
kriteria diatas
178. A.
179. Memenuhi
semua kriteria
kecuali satu
kriteria untuk
satu atau lebih
bentuk NT
180. 11
181.
183.
184. B.Tidak
memenuhi
kriteria migren
tanpa
aura.Pemeriksaa
n Penunjang
:Kebanyakan
nyeri kepala tipe
tegang
didiagnosa
berdasarkan
riwayat penyakit
dahuludan
pemeriksaan
fisik yang
lengkap. Tidak
diperlukan
adanya
pemeriksaan
lanjutanuntuk
orang-orang
yang pada
pemeriksaan
saraf tidak
ditemukan
kelainan.
Sebaliknya,oran
g-orang dengan
nyeri kepala tipe
tegang kronik
walaupun tidak
memiliki
kelainan pada
pemeriksaan
saraf, harus
dilakukan
pemeriksaan CT
scan dan MRI.
Dengan pemerik
saan radiologi
tidak dapat
diketahui tipe
spesifik dari
nyeri kepala,
namun
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth
Smbungan tth

More Related Content

What's hot

Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
Annisa Ocha Pratiwi
 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
mataharitimoer MT
 
Prolaps uteri 2012
Prolaps uteri 2012Prolaps uteri 2012
Prolaps uteri 2012
fikri asyura
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
gerasimoos
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
Fadjar Miea
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
fikri asyura
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
Kampus-Sakinah
 
Modul Luka/trauma
Modul Luka/traumaModul Luka/trauma
Modul Luka/trauma
Aulia Amani
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
Dayat Dacil
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
dr. Bobby Ahmad
 
modul 2 urogenital
modul 2 urogenitalmodul 2 urogenital
modul 2 urogenital
Sabrina Qurrotaa'yun
 
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptxPemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Faradhillah Adi Suryadi
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
fikri asyura
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
Rindang Abas
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
Nur Hajriya
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
Norman Prabowo
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitis
Arief Yanto
 

What's hot (20)

Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
 
Prolaps uteri 2012
Prolaps uteri 2012Prolaps uteri 2012
Prolaps uteri 2012
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
Modul Luka/trauma
Modul Luka/traumaModul Luka/trauma
Modul Luka/trauma
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
modul 2 urogenital
modul 2 urogenitalmodul 2 urogenital
modul 2 urogenital
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptxPemeriksaan gangguan penghidu.pptx
Pemeriksaan gangguan penghidu.pptx
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitis
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 

Similar to Smbungan tth

Kelompok5_dr.Dwi Rita_210600111_Gresi Amelia.pdf
Kelompok5_dr.Dwi Rita_210600111_Gresi Amelia.pdfKelompok5_dr.Dwi Rita_210600111_Gresi Amelia.pdf
Kelompok5_dr.Dwi Rita_210600111_Gresi Amelia.pdf
21111GresiAmelia
 
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanAnatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanFedi Nurrizall
 
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaDeybi Wasida
 
Kuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALAKuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALA
iwan setiawan chozin
 
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxPPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
RirinAnggreni1
 
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (Sistem elimasi saraf)
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (Sistem elimasi saraf)KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (Sistem elimasi saraf)
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (Sistem elimasi saraf)
tita_chubie
 
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptMatriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
SriHariatiDongge
 
LBD Ilmiah Kamis R1 TAMPIL rev.pptx
LBD Ilmiah Kamis R1 TAMPIL rev.pptxLBD Ilmiah Kamis R1 TAMPIL rev.pptx
LBD Ilmiah Kamis R1 TAMPIL rev.pptx
MuhammadRezaFirdaus3
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafREISA Class
 
Brain and behavior power point of presentation
Brain and behavior power point of presentationBrain and behavior power point of presentation
Brain and behavior power point of presentation
FitryYani2
 

Similar to Smbungan tth (20)

Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Kelompok5_dr.Dwi Rita_210600111_Gresi Amelia.pdf
Kelompok5_dr.Dwi Rita_210600111_Gresi Amelia.pdfKelompok5_dr.Dwi Rita_210600111_Gresi Amelia.pdf
Kelompok5_dr.Dwi Rita_210600111_Gresi Amelia.pdf
 
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafanAnatomi dan fisiologi sistem persarafan
Anatomi dan fisiologi sistem persarafan
 
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke  AKPER PEMKAB MUNATugas eke  AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
 
Kelompok 1 9e
Kelompok 1 9eKelompok 1 9e
Kelompok 1 9e
 
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusia
 
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
 
Kuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALAKuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALA
 
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxPPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
 
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (Sistem elimasi saraf)
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (Sistem elimasi saraf)KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (Sistem elimasi saraf)
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (Sistem elimasi saraf)
 
Marny askep tth
Marny askep tthMarny askep tth
Marny askep tth
 
Endokrin
EndokrinEndokrin
Endokrin
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Askep chefalgia
Askep chefalgiaAskep chefalgia
Askep chefalgia
 
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.pptMatriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
Matriks Ibu Vita FARM.KLINIK I.ppt
 
LBD Ilmiah Kamis R1 TAMPIL rev.pptx
LBD Ilmiah Kamis R1 TAMPIL rev.pptxLBD Ilmiah Kamis R1 TAMPIL rev.pptx
LBD Ilmiah Kamis R1 TAMPIL rev.pptx
 
perkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syarafperkembangan-sistem-syaraf
perkembangan-sistem-syaraf
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
Brain and behavior power point of presentation
Brain and behavior power point of presentationBrain and behavior power point of presentation
Brain and behavior power point of presentation
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Smbungan tth

  • 1. SKENARIO Seorang perempuan 28 tahun, sekretaris pada sebuah perusahaan swasta, datang ke puskesmas dengan keluhan sering nyeri kepala sejak 4 tahun yang lalu. Hilang timbul terutama pada siang hari. KATA KUNCI 1. Perempuan umur 28 tahun 2. Sekretaris perusahaan swasta 3. Nyeri kepala selama 4 tahun 4. Terutama pada siang hari PERTANYAAN 1. Apa yang dimaksud dengan nyeri kepala ? 2. Klasifikasi nyeri kepala dan gambaran klinik 3. Anatomi yang terlibat dalam nyeri kepala 4. Patofisiologi nyeri kepala 5. Adakah hubungan nyeri kepala dengan aktifitas ? 6. Faktor pencetus nyeri kepala 7. Mengapa nyeri hilang timbul dan muncul siang hari dan selama 4 tahun ? 8. Apa Diagnosis banding kasus ini ? 9. Bagaimana Pemeriksaan fisik dan penunjangnya ? 10. Bagaimana Penatalaksanaannya ? 11. Bagaimana Komplikasinya ? 12. Bagaimana Prognosisnya ?
  • 2. JAWABAN PERTANYAAN 1. Definisi Nyeri Kepala Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang mnyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan daerah wajah. IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri pada wajah termasuk juga dalam sakit kepala. Dalam buku-buku teks dan jurnal banyak memakai klasifikasi 1962, dan klasifikasi terbaru adalah INS 1988 yang akan dipakai dalam ICD-WHO ke-X ada beberapa terminologi yang harus dibedakan seperti : Pusing = vertigo, ringan kepala= like headedness, pening = dizziness, rasa ingin pingsan = faintness, kepala berdenyut tujuh keliling dan sebagainya. Definisi menurut IASP (International assosiation for the study of pain), nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Klasifikasi menurut HIS 1988 : 1. Migrain 2. Nyeri kepala tension (Tension type headache) 3. Nyeri kepala cluster dan hemicrania kronik paroksismal 4. Nyeri kepala yang tidak berhubungan lesi structural 5. Nyeri kepala berhubungan dengan cedera kepala 6. Nyeri kepala berhubungan dengan gangguan vaskuler 7. Nyeri kepala berhubungan denagn gangguan intrakranial non vaskuler 8. Nyeri kepala berhubungan dengan zat-zat atau putus zat obat 9. Nyeri kepela berhubunggan dengan infeksi non cephalic 10. Nyeri kepala berhubungan dengan gangguan metabolic 11. Nyeri kepala atau nyeri wajah dengan gangguan tengkorak, leher, mata, hidung, gigi, 12. Mulut, atau struktur-struktur wajah kranium 13. Neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan nyeri deafness 14. Nyeri kepala yang terklasifikasi
  • 3. Nyeri terdiri dari: 1. Nyeri perifer 2. Nyeri sentral (nyeri di aferens, nyeri konduktif) 3. Nyeri perseptif 2. Patofisiologi Nyeri kepala Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron trigeminal sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneus allodynia didapat pada penderita yang mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang disangkakan sebagai refleksi pemberatan respons dari neuron trigeminalsentral. lnervasi sensoris pembuluh darah intrakranial sebagian besar berasal dari ganglion trigeminal dari didalam serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptid dimana jumlah dan peranannya adalah yang paling besar adalah CGRP(Calcitonin Gene Related Peptide), kemudian diikuti oleh SP(substance P), NKA(Neurokinin A), pituitary adenylate cyclase activating peptide (PACAP), nitricoxide (NO), molekul prostaglandin E2 (PGEJ2), bradikinin, serotonin(5-HT) dan adenosin triphosphat (ATP), mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor 2. Khusus untuk nyeri kepala klaster clan chronic paroxysmal headache ada lagi pelepasan VIP(vasoactive intestine peptide) yang berperan dalam timbulnya gejala nasal congestion dan rhinorrhea Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses nyeri adalah opioid dynorphin, sensory neuron-specific sodium channel(Nav 1.8), purinergic reseptors(P2X3), isolectin B4 (IB4), neuropeptide Y, galanin dan artemin reseptor ( GFR-∝3 = GDNF Glial Cell Derived Neourotrophic Factor family receptor-∝3). Sistem ascending dan descending pain pathway yang berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang otak memainkan peranan yang paling penting sebagai dalam pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai modulator impuls tersebut. Modulasi transmisi sensoris sebagian besar berpusat di batang otak (misalnya periaquaductal grey matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus dan reticular formation), ia mengatur integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik yang melibatkan konvergensi kerja dari korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate cortex, dan struktur sistem limbik lainnya. Dengan demikian batang otak disebut juga sebagai generator dan modulator sefalgia. Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada periaquaduct grey (PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti migren (migraine like headache). Pada penelitian MRI(Magnetic Resonance Imaging) terhadap keterlibatan batang otak pada penderita migren, CDH(Chronic Daily Headache) dan sampel kontrol yang non sefalgi,
  • 4. didapat bukti adanya peninggian deposisi Fe di PAG pada penderita migren dan CDH dibandingkan dengan kontrol. Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas. Pada CDH justru yang paling berperan adalah proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA (N-metil-D-Aspartat), produksi NO dan supersensitivitas akan menaikkan produksi neuropeptide sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor serebrospinal ternyata bersamaan dengan kenaikan kadar cGMP(cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar CGRP, SP maupun NKA juga tampak meninggi pada likuor pasien CDH. Reseptor opioid di down regulated oleh penggunaan konsumsi opioid analgetik yang cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren, terjadi disregulasi dari sistem opoid endogen, akan tetapi dengan adanya analgesic overused maka terjadi desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari migren menjadi CDH.15 Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin IL1 (Interleukin 1), IL6 dan TNF∝ (Tumor Necrotizing Factor ∝) dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell melepas/mengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi, terjadi proses upregulasi beberapa reseptor (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan SNS-2)dan peptides(CGRP, SP). 3. Anatomi Walaupun merupakan keseluruhan fungsi, otak disusun menjadi beberapa daerah yang berbeda. Bagian-bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam berbagai cara berdasarkan perbedaan anatomis, spesialisasi fungsional, dan perkembangan evolusi. Otak terdiri dari (1) batang otak terdiri atas otak tengah, pons, dan medulla, (2) serebelum, (3) otak depan (forebrain) yang terdiri atas diensefalon dan serebrum. Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan talamus. Serebrum terdiri dari nukleus basal dan korteks serebrum. Masing-masing bagian otak memiliki fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi sebagai berikut: (1) asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer, (2) pusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi dan pencernaan, (3) pengaturan refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur, (4) penerimaaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda spinalis, keadaan terjaga dan pengaktifan korteks serebrum, (5) pusat tidur. Serebellum berfungsi untuk memelihara keseimbangan, peningkatan tonus otot, koordinasi dan perencanaan aktivitas otot volunter yang terlatih. Hipotalamus berfungsi sebagai berikut: (1) mengatur banyak fungsi homeostatik, misalnya kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan asupan makanan, (2) penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin, (3) sangat terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasar. Talamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps, kesadaran kasar terhadap sensasi, beberapa tingkat kesadaran, berperan dalam kontrol motorik.
  • 5. Nukleus basal berfungsi untuk inhibisi tonus otot, koordinasi gerakan yang lambat dan menetap, penekanan pola-pola gerakan yang tidak berguna. Korteks serebrum berfungsi untuk persepsi sensorik, kontrol gerakan volunter, bahasa, sifat pribadi, proses mental canggih misalnya berpikir, mengingat, membuat keputusan, kreativitas dan kesadaran diri. Korteks serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus frontalis, lobus, parietalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Masing-masing lobus ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus trigeminoservikalis yang merupakan nosiseptif yang penting untuk kepala, tenggorokan dan leher bagian atas. Semua aferen nosiseptif dari saraf trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf dari C1 - 3 beramifikasi pada grey matter area ini. Nukleus trigeminoservikalis terdiri dari tiga bagian yaitu pars oralis yang berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif dari regio orofasial, pars interpolaris yang berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif seperti sakit gigi, pars kaudalis yang berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan suhu. Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti aferen dari C2 selain beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu, aferen C3 juga akan beramifikasi ke C1 dan C2. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher bagian atas. Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital dari kepala dan yang jarang adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris dan mandibularis. Ini disebabkan oleh aferen saraf tersebut tidak atau hanya sedikit yang meluas ke arah kaudal. Lain halnya dengan saraf oftalmikus dari trigeminus. Aferen saraf ini meluas ke pars kaudal. Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2, dan V3. V1 , oftalmikus, menginervasi daerah orbita dan mata, sinus frontalis, duramater dari fossa kranial dan falx cerebri serta pembuluh darah yang berhubungan dengan bagian duramater ini. V2, maksilaris, menginervasi daerah hidung, sinus paranasal, gigi bagian atas, dan duramater bagian fossa kranial medial. V3, mandibularis, menginervasi daerah duramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga, sendi temporomandibular dan otot menguyah. Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi meatus auditorius eksterna dan membran timfani. Saraf kranial IX menginnervasi rongga telinga tengah, selain itu saraf kranial IX dan X innervasi faring dan laring. Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah C1, C2, dan C3. Ramus dorsalis dari C1 menginnervasi otot suboccipital triangle - obliquus superior, obliquus inferior dan rectus capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot leher superfisial posterior, longissimus capitis dan splenius sedangkan cabang besarnya bagian medial menjadi greater occipital nerve. Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dari obliquus inferior, dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui semispinalis capitis, yang mana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala melalui lengkungan yang dikelilingi oleh superior nuchal line dan the aponeurosis of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung dengan saraf lesser occipital yang mana merupakan cabang dari pleksus servikalis dan mencapai
  • 6. kulit kepala melalui pinggiran posterior dari sternokleidomastoid. Ramus dorsalis dari C3 memberi cabang lateral ke longissimus capitis dan splenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial. Cabang superfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang mengelilingi sendi C2-3 zygapophysial bagian lateral dan posterior. Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu intrakranial dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena korteks serebrum, arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior. Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian dari orbita, membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah dan luar, gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus. 4. Faktor –Faktor Pencetus Nyeri Kepala - Kelelahan Olahraga yang terlalu berat, termasuk juga hubungan seks, juga bisa menyebabkan sakit kepala. Kegiatan fisik yang berlebihan bisa membuat pembuluh darah di kepala dan leher bengkak dan tertekan. Sakit kepala yang disebabkan olahraga atau seks lebih mudah menyerang orang yang sering terkena migren. - Bau yang merangsang Pernahkah Anda merasa pusing gara-gara mencium aroma parfum? Aroma bau yang kuat, bahkan yang wangi, umumnya menyebabkan kepala pusing. Belum diketahui mengapa hal ini terjadi, namun para ahli menduga bau yang memiliki aroma kuat merangsang sistem saraf. Selain parfum, bau cat, bunga, atau debu, sering menyebabkan kepala berdenyut. - Stress sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan emosional ini disebut sakit kepala fungsional atau tension headache.Penderita sakit kepala ini sering merasakan otot-otot di bagian leher belakang kaku dan menegang. Pijatan ringan di bagian tersebut bisa mengurangi sakit kepala, namun setelah beberapa saat keluhan akan kembali muncul. - Beberapa jenis makanan yang mengandung tiramin / MSG Tyramine juga bisa kita temukan dalam red wine dan minuman keras. Alkohol yang terkadung dalam minuman itu akan meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga kepala pun terasa pusing. Hindari mengonsumsi makanan manis, seperti cokelat. Gula dari makanan manis akan membuat gula darah melambung untuk kemudian turun lebih rendah lagi. - Menstruasi
  • 7. Disebut juga migraine haid antara 2 hari sebelum dan hari terakhir haid.kelainan respons neurotransmitter dalam sistem serotonin dan opioid normal terhadap perubahan siklik normal hormon-hormon ovarium. Perubahan kadar prostaglandin yang menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri dan peradangan neurogenik. - Trauma, Gangguan tidur - Menopause, Pil kontrasepsi - Perubahan barometer 5. Hubungan Nyeri Kepala dengan Aktivitas Nyeri kepala saat beraktivtas disebabkan oleh malformasi vaskuler pada otak atau lesi pada foramen magnum, misalnya pada malformasi Arnold - Chiari. Nyeri kepala Postural, bisa merupakan tanda tekanan cairan serebrospinal (LCS) yang abnormal (tinggi/rendah) Nyeri kepala ini juga disebabkan karena kontraksi otot-oto leher yang berlebihan sehingga menyebabkan vasokontriksi pemubuluh darah dan kurangnya oksigen yang menuju otak. 6. Differential Diagnosa Migrain Migrain atau nyeri kepala sebelah adalah salah satu penyakit yang diperkirakan diderita oleh 25% wanita dan 10% pria di seluruh dunia. Secara statistik, wanita tiga kali lebih sering terkena migrain dibanding laki-laki dan lebih banyak diderita orang dewasa di usia 20 hingga 50 tahun. Seiring pertambahan usia, tingkat keparahan dan frekuensinya pun ikut menurun. Migrain juga banyak menimpa remaja dan anak-anak. Terutama mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat penderita migrain. Migrain adalah nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang biasanya menyerang di pagi hari, sehingga sangat mengganggu aktivitas. Penderita juga biasanya menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau-bauan. Sakit kepala akibat migrain, agak sulit dibedakan dengan sakit kepala akibat sinusitis atau otot leher tegang. Meski sering dirasakan di salah sisi kepala, namun nyerinya bisa berpindah atau mengenai kedua sisi sekaligus.
  • 8. Migrain juga dapat timbul akibat adanya penyakit lain, seperti asma dan depresi atau penyakit berat, semisal tumor atau infeksi. Namun kejadian ini sangat jarang. Meski belum diketahui pasti penyebabnya, migrain diperkirakan terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak dan mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (peradangan). Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala lain, seperti mual. Semakin berat inflamasi yang terjadi, semakin berat pula migrain yang diderita. Faktor genetik umumnya sangat berperan pada timbulnya migrain. Migrain terbagi dalam empat golongan, yaitu: - Migrain Biasa Sebagian besar penderita migrain umumnya menderita migrain golongan ini, dengan gejala seperti nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala dengan intensitas sedang hingga berat. Bila sudah parah, penderita tidak dapat beraktivitas karena selalu merasa mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, suara dan bau. Sakitnya akan hilang sendiri dalam waktu 4 hingga 72 jam. - Migrain Klasik Migrain golongan ini umumnya didahului dengan gejala yang dinamakan aura, yaitu gangguan penglihatan seperti melihat garis bergelombang, cahaya terang, bintik gelap atau tidak dapat melihat benda dengan jelas. Gejala aura lainnya, adalah rasa geli atau kesemutan di tangan. Sebagian penderita tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, merasa kebas di tangan, pundak, atau wajah, atau merasa lemah pada satu sisi tubuhnya, atau merasa bingung. Penderita dapat mengalami satu atau beberapa macam gejala, meski tidak timbul secara bersamaan. Gejala yang umumnya timbul 30 menit sebelum rasa sakit ini, dapat hilang atau bertahan sampai rasa sakit di kepala menyerang. - Migrain Haid Migrain ini umumnya timbul beberapa hari sebelum, selama atau sesudah haid. Penderita akan tahu bahwa migrain yang ia rasakan, berhubungan dengan siklus haidnya. Rasa sakit yang dirasakan, bisa seperti migrain biasa atau klasik. - Migrain Komplikasi Migrain golongan ini kerap disertai gangguan sistim saraf, seperti mati rasa pada kulit dan geli, kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan, ketidakmampuan menggerakkan lengan atau kaki. Gejala syaraf ini dapat tetap bertahan meski migrainnya telah sembuh.
  • 9. Faktor Pencetus Migrain - Konsumsi makanan tertentu - Tidur berlebihan atau kurang tidur - Tidak makan - Perubahan cuaca atau tekanan udara - Stres atau tekanan emosi - Bau yang sangat menyengat atau asap rokok - Sinar yang sangat terang atau pantulan sinar matahari. Penderita migrain harus berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, karena ada beberapa jenis makanan yang dapat memicu terjadinya migrain (meski tergantung dari sensitivitas masingmasing individu), misalnya: 1. Alkohol Alkohol termasuk zat yang diuretik atau penyebab dehidrasi tubuh, sehingga dapat memicu timbulnya migrain. Meski anggur merah memiliki fungsi ganda yang berlawanan, karena kaya akan unsur fenolik yang sangat baik buat jantung, namun anggur merah juga bisa memicu terjadinya migrain. 2. Kafein Meski mengkonsumsinya membantu menghilangkan migrain, namun sebenarnya tidak dianjurkan dilakukan bagi penderitanya. Sebab bila sudah kecanduan, kurang konsumsi kafein malah akan memicu terjadinya migrain. Bila hanya ingin menghentikan migrain, satu gelas saja sudah cukup. 3. Keju Meski masih pro-kontra, namun beberapa ahli mengatakan keju adalah salah satu pemicu migrain. Unsur asam amino tiramin yang terkandung pada keju, diperkirakan mampu memicu timbulnya sakit kepala karena mengurangi kadar serotonin dalam otak yang mengganggu irama aliran darah. 4. Aditif Makanan Para penderita migrain umumnya mengatakan bahwa mereka sangat sensitif dengan makanan yang mengandung MSG, Nitrit, aspartame (pemanis buatan), tetrazin dan sulfite (ditemukan pada minuman alkohol dan wine). Makanan & Minuman Yang Dianjurkan Bagi Penderita Migrain : 1. Air putih
  • 10. Dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala, karena volume darah berkurang dan mempengaruhi irama aliran darah. Pertahankan cairan tubuh dengan minum setidaknya dua setengah liter air sehari. 2. Bubur gandum Makanan ini melepaskan energi dengan lambat, sehingga membantu mempertahankan kadar gula darah lebih stabil. 3. Kacang-kacangan Seperti halnya bubur, kacang-kacangan juga melepas energi dengan lambat. 4. Jahe Jahe mampu mengurangi rasa tidak enak di perut (mual) yang biasanya datang bersama sakit kepala. Minuman atau biskuit jahe, dapat dikonsumsi sebagai makanan tambahan. 5. Makanan rendah lemak Kontrol lemak darah dengan makanan rendah lemak, karena sangat berkaitan dengan migrain. Kurangi gorengan, saus dan makanan berlemak jenuh. Penuhi kebutuhan protein dari ikan atau daging unggas. Tips Meredakan Nyeri Akibat Migrain : 1. Beristirahat. Karena peka terhadap cahaya, disarankan untuk beristirahat di tempat yang gelap dan tenang. Jauhi sumber-sumber keramaian dan tempat bercahaya terang. Tenangkan diri dan cobalah untuk tidur. 2. Kompres kepala dengan es/air dingin. Kompres bagian yang sakit dengan es atau air dingin, untuk membantu menyempitkan pembuluh darah. 3. Jauhi faktor-faktor pencetus migrain. 4. Hangatkan bagian leher. Istirahatkan tulang leher, karena leher adalah salah satu bagian tubuh yang bekerja keras menopang kepala. Kelelahan pada leher dapat memicu rasa sakit kepala. Saat istirahat, coba hangatkan leher atau beri sedikit pijatan lembut. 5. Minum obat pereda sakit. Ada banyak obat pereda sakit berupa analgesik, antipiretik dan aspirin. Tapi jangan sembarang minum obat, mintalah obat yang telah dianjurkan oleh dokter anda.
  • 11. Cluster Headache Nyeri kepala tipe klaster adalah jenis nyeri kepala yang berat, terjadi pada satu sisi, timbul dalam serangan-serangan mendadak, sering disertai dengan rasa hidung tersumbat dan berair, keluar air mata, kepala seperti ditusuk-tusuk di sisi nyeri, terutama di sekitar mata sehingga mata juga tampak merah dan bengkak, muka berkeringat. Dalam klinik dikenal dua tipe yaitu tipe episodik dan tipe kronik. Orang yang menderita tipe episodik mengalami masa serangan nyeri selama waktu tertentu (periode klaster), kemudian diseling dengan masa bebas nyeri (remisi) yang lamanya bervariasi. Sedangkan tipe kronik ialah bila serangan-serangan nyeri tersebut masih tetap timbul selama sedikitnya 12 bulan. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi para ahli menduga ini ada hubungannya dengan saraf trigeminal, saraf yang membawa sensasi dari kepala ke otak dan berakhir pada pembuluh darah yang ada di sekitar otak. Beberapa ahli lain mengaitkannya dengan hipotalamus, salah satu bagian dari otak. Umumnya serangan dimulai saat bangun tidur siang atau di malam hari, biasanya dalam 90 menit setelah tertidur. Serangan nyeri dapat dicetuskàn oleh nitrogliserin, histamin atau alkohol. Perokok berat sering pula mengalami sakit kepala tipe ini. Nyeri umumnya didahului oleh rasa penuh di telinga yg kadang-kadang meluas ke seluruh kepala, disusul beberapa menit kemudian dengan serangan-serangan mendadak berupa rasa seperti tertusuk, biasanya terjadi pdasatu sisi kepala di daerah dekat mata atau antara mata dan telinga. Serangan tersebut sangat hebat (excruciating) dan menetap, tidak berdenyut, hilang timbul secara tiba-tiba dapat berpindah-pindah tempat. Serangan-serangan nyeri tersebut membuat penderitanya gelisah, mondar-mandir dan kadang memukuli kepalanya sendiri, beberapa penderita bahkan merasa ingin bunuh diri untuk mengakhiri nyerinya. Nyeri disertai dengan hidung yang berair, keluar air mata dan pelebaran pembuluh darah di mata, kadang disertai rasa bengkak di wajah dan sekitar mata di sisi nyeri, dapat disertai sindrom Horner di sisi yang sama. Selama serangan wajah menjadi pucat, sebaliknya konjungtiva tampak kemerahan dan berair. Nyeri dapat dirasakan di 'belakang mata', seolah-olah mendorong mata keluar. Sifat periodisitas ini khas pada nyeri kepala klaster yaitu terdapat periode tertentu (periode klaster) saat penderitanya mengalami serangan-serangan nyeri dan rentan terhadap pencetus tertentu. Kemudian disusul dengan periode remisi saat penderitanya bebas nyeri sama sekali meskipun terpapar pada hal-hal yang biasanya mencetuskan nyeri di saat periode klaster. Periode klaster umumnya berkisar antara 24 bulan, kemudian disusul dengan masa remisi yang lamanya antara 12 tahun pada 70% pasien. Periode klaster cenderung berulang pada selang waktu yang teratur. Penanganan Pada kebanyakan pasien, ditemukan kecemasan akan timbulnya periode nyeri selanjutnya, rasa cemas juga sering ditemukan pada periode klaster yang berkepanjangan. Serangan nyeri dapat dihindari atau diperpendek/diperingan, meskipun lamanya periode nyeri sampai saat ini belum dapat dipersingkat atau dihilangkan. Pasien dianjurkan untuk menghindari tidur siang, minuman alkohol, zat mudah menguap, terutama pada periode klaster, sedangkan pengaruh diet sangat kecil. Gangguan emosional seperti rasa marah, frustrasi ataupun aktifitas fisik yang berat dapat
  • 12. mencetuskan serangan atau memulai periode nyeri. Pengaruh ketinggian juga dapat mencetuskan serangan, sehingga harus diwaspadai bila berada di ketinggian/pegunungan atau naik pesawat terbang. Ada yang menganjurkan penggunaan asetazolamid 2 kali sehari sebanyak 250 mg, dimulai 2 hari sebelum bepergian untuk mencegah serangan tersebut. Perubahan siklus tidur juga dapat mencetuskan serangan. Serangan saat tidur dapat dicegah dengan 2 mg ergotamin tartrat 12 jam sebelum tidur. Penggunaan ergotamin ini harus hati-hatu pada pasien-pasien dengan gangguan vaskuler, jantung, serebral, kehamilan, adanya penyakit ginjal dan hati, infeksi dan masa pasca bedah. Serangan di saat lain dapat diatasi dengan metisergid 3-4 kali sehari sebanyak 40 mg., verapamil 4 kali sehari sebanyak 80 mg., lithium 2 kali sehari sebanyak 300 mg. atau prednison 40 mg/hari selama 3 minggu. Metisergid terutama efektif bila digunakan sejak awal, efektivitasnya kira-kira 65%. Obat ini mempunyai efek samping berupa gangguan pencernaan, parestesi (kehilangan rasa pada tubuh bagian bawah) dan nyeri kaki dan kemungkinan fibrosis retroperitoneal, endomiokardial atau pulmonal yang berbahaya. Obat ini tidak tersedia di Indonesia. Verapamil cukup efektif untuk kebanyakan pasien, digunakan selama periode nyeri. Penggunaan lithium harus disertai dengan pengamatan efek samping seperti tremor (gemetar). Kombinasi empat obat di atas dapat mengatasi kira-kira 90% kasus episodik. Jika terjadi resistensi, dapat dicoba penambahan prednison 40 mg/hari selama 5 hari, kemudian diturunkan dosisnya selama 3 minggu (tapering off). Penggunaan prednison harus hati-hati pada pasien dengan ulkus peptikum, hipertensi atau diabetes mellitus. Pasien-pasien kronik dapat resisten terhadap pengobatan, hal ini mungkin berkaitan dengan sifat kepribadian tertentu. Serangan-serangan nyeri dapat diperingan atau dihindari dengan memperhatikan faktor-faktor pencetus. Serangan klaster/cluster akut dapat diatasi dengan inhalasi oksigen untuk memperoleh manfaat maksimum, oksigen diberikan segera di awal serangan sebanyak 7 liter selama 1 menit menggunakan facial mask. Pasien dalam posisi duduk dan dianjurkan bemapas biasa selama 15 menit. Penatalaksanaan meliputi pencegahan faktor-faktor pencetus terutama pada periode nyeri, pengobatan pencegahan dan pengobatan saat serangan. Alternatif lain ialah menggunakan 1 tablet (1 mg) ergotamin yang diletakkan di bawah lidah dan dapat diulang sampai dua kali setelah 15 menit, dosis maksimum 2 mg./24 jam. Ergotamin juga dapat diberikan secara intramuskuler dalam bentuk dihidroergotamin 1 mg. atau ergotamin tartrat 0,5 mg atau secara inhalasi sebanyak 2 kali dgn interval 5 menit. Dosis maksimum 4 mg./24 jam. Obat simtomatik lain ialah kokain HCI 5% atau lidokain HCI 4% intranasal. Untuk tipe cluster, penderita sebaiknya rutin memeriksakan diri karena sakit kepala tipe cluster ini akan selalu menjadi masalah dengan sering kambuhnya keluhan. Oleh karena itu, sebaiknya pasien mempunyai kalender untuk nyeri kepala karena serangan ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi obat penahan nyeri pada waktu-waktu yang diperkirakan akan muncul serangan. Selain itu, tipe cluster seringkali dikaitkan dengan kelainan di otak seperti adanya tumor ataupun adanya tumor di luar otak seperti di paru dan saluran napas. Penanganan yang baik akan mengurangi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup penderita Tumor
  • 13. Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker. Tumor otak bisa mengenai segala.usia, tapi umumnya pada usia dewasa muda atau pertengahan, jarang di bawah usia 10 tahun atau di atas 70 tahun. Sebagian ahli menyatakan insidens pada laki-laki lebih banyak dibanding wanita, tapi sebagian lagi menyatakan tak ada perbedaan insidens antara pria dan wanita. Gejala umum yang terjadi disebabkan karena gangguan fungsi serebral akibat edema otak dan tekanan intrakranial yang meningkat. Gejala spesifik terjadi akibat destruksi dan kompresi jaringan saraf, bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran, gangguan mental, gangguan visual dan sebagainya. Edema papil dan defisit neurologis lain biasanya ditemukan pada stadium yang lebih lanjut. - Nyeri Kepala (Headache) Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang pergi (rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan semakin lama semakin sering dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepaia juga bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak yang berlokasi di daerah lobus oksipitalis. - Muntah Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil (menyemprot) tanpa didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri kepala. - Edema Papil Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui gambaran edema papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normal terlcbih dahulu. Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan, tapi diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis retinae. Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menekan jalan aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocepallus. - Kejang Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor otak.
  • 14. Nyeri Kepala Psikogenik Ini merupakan sakit kepala yang paling sering dikeluhkan oleh mereka yang mengidap stress karena menghadapi beban pekerjaan ataupun pelajaran di sekolah. Sebagaimana namanya, sakit kepala ini dicetuskan oleh beban psikologis penderita. Gejalanya pada umumnya ringan, mulai dari kepala terasa pusing, nyeri ringan, dan kurang nafsu makan. Jarang ditemukan mual ataupun muntah, kecuali penderitanya juga mengidap gangguan psikologis lain seperti hypochondriasis, bulimia nervosa, dan sebagainya. Karena gejalanya yang tidak khas, sakit kepala psikogenik ini menjadi differential diagnosis yang paling akhir di medical record. Keluhan yang paling umum menyertai sakit kepala ini adalah gangguan visus, sehingga sebelum berfikir terlalu jauh mengenai sakit kepala ini, ada baiknya memeriksakan kondisi mata terlebih dahulu. Solusi selanjutnya juga tidak begitu sulit. Selain meminum obat pereda nyeri, maka tidur adalah solusi yang paling efektif. Tension Type Headache Kondisi naiknya tekanan darah bisa mencetuskan sakit kepala jenis ini. Keluhan yang sering dijumpai adalah leher terasa kaku, tegang, disertai nyeri kepala menyeluruh, tapi tidak terlokalisir. Penderita biasanya orang tua, berusia di atas 50 tahun namun usia dewasa muda juga dapat menderita, umumnya pria ketimbang wanita, dan memiliki riwayat hipertensi. Beban psikologis sangat berperan dalam mencetuskan keluhan ini. Karena sakit kepala ini dicetuskan oleh naiknya tekanan darah, maka diharapkan penderitanya mampu mengendalikan emosi, mengkonsumsi makanan yang sehat, dan berpantangan garam. Jika pantangan ini dilanggar, maka bukan tidak mungkin penderitanya akan mengalami kondisi yang lebih parah lagi, seperti stroke. Berdasarkan skenario, maka diagnosis kelompok kami adalah Tension Type Headache 6. Pemeriksaan a. Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan tekanan darah - Pemeriksaan neurologik - Pemeriksaan nyeri tekan kepala - Gerakan kepala ke segala arah - Palpasi arteri temporalis - Spasme otot pericranial b. Pemeriksaan Penunjang
  • 15. - Foto rontgen kepala - EEG - CT Scan - MRI - Pemeriksaan Laboratorium - Pemeriksaan psikologi (jarang dilakukan) 7. Penatalaksanaan Non farmakologi - istirahat total - fisioterapi - psikoterapi Farmakologi - aspirin atau asetaminofen - paracetamol dan asam mefanamat 8. Komplikasi Rebound headache Nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat analgesia (aspirin, asetaminofen, dll) secara berlebihan. 9. Prognosis - TTH menyebabkan nyeri yang menyakitkan tetapi tidak membahayakan. - Nyeri dapat sembuh dengan perawatan, istirahat, dan dengan menyelesaikan masalah pasien (apabila disebabkan faktor psiskis). - Dapat sembuh dengan terapi obat analgesia dan mudah diobati sendiri. - Prognosis penyakit baik, dengan penatalaksanaan yang baik, maka > 90% pasien dapat disembuhkan.
  • 16. PUSING : Terkesan Biasa, Namun Bisa Membahayakan Siapa yang belum pernah merasakan sakit kepala atau kita sering menyebutnya pusing? Rasanya setiap orang sudah pernah sakit kepala, baik yang ringan maupun berat, dengan berbagai penyebabnya. Tapi tahukah Anda bahwa sakit kepala ada beberapa jenis? Dan masing-masing memerlukan pengobatan yang sesuai. Sebenarnya apa sakit kepala itu dan apa sebetulnya obatnya? Agar Anda bisa mengerti apa yang dimaksud dengan pusing lebih jauh, simak penelusuran WeddingAs.com sehubungan dengan pusing ini. Sakit kepala primer dan sekunder Sakit kepala dapat digolongkan menjadi sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala primer artinya sakit kepala itu sendiri yang merupakan penyakit utama, sedangkan sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh adanya penyakit lain, misalnya hipertensi, cedera kepala, dan lain-lainll. Termasuk sakit kepala primer adalah : Sakit kepala tegang otot (tension-type headache) Migrain Sakit kepala klaster (cluster headache) Sakit kepala tegang otot (tension type headache) Sakit kepala tegang otot adalah jenis yang paling banyak dijumpai, dan mungkin sering kita alami. Sakit kepalanya ada di kedua belah sisi kepala, rasanya menekan, kadang terasa berat dengan nyeri tumpul yang konstan. Bisa berada di sebelah depan, samping, atau bagian belakang kepala, tapi umumnya bilateral (kedua belah sisi). Sakit kepala jenis ini disebabkan karena adanya otot-otot sekitar kepala yang berkontraksi atau menegang. Biasanya disebabkan karena posisi tubuh yang tidak banyak bergerak, atau berada dalam satu posisi tertentu terlalu lama, atau terlalu banyak membaca, bekerja di depan komputer, terlalu banyak berpikir, dll. Sakit kepala migrain Migrain sering dikenal sebagai sakit kepala sebelah. Ya, sakit kepalanya memang umumnya terjadi di sebelah sisi kepala saja. Jika tension-type headache melibatkan otot kepala, migrain melibatkan pembuluh darah sekitar kepala dalam patofisiologinya, makanya rasanya berdenyut-denyut. Pada awalnya pembuluh darah berkontraksi (vasokonstriksi), tapi kemudian diikuti dengan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Ada tahapan-tahapan pada kejadian migrain. Secara umum terjadi seperti berikut ini:
  • 17. - fase prodrome: suatu rangkaian “peringatan” sebelum terjadi serangan, yang meliputi perubahan mood, perubahan perasaan /sensasi (bau atau rasa), atau lelah dan ketegangan otot - Aura, yaitu gangguan visual yang mendahului serangan sakit kepala. Tidak semua migrain diawali dengan aura. Aura adalah gangguan penglihatan seperti melihat sinar yang berpendar, atau warna-warna yang berbaur, dsb. - Nyeri kepala: umumnya satu sisi, berdenyut-denyut, disertai mual, dan pada beberapa orang mungkin bisa sampai muntah, menjadi sensitif terhadap cahaya dan suara. Sakit kepala ini terjadi selama sekitar 4 – 72 jam. - Berhentinya nyeri kepala: sebenarnya meskipun tidak diobati, nyeri biasanya akan menghilang dengan sendirinya, misalnya jika dibawa tidur. - Postdrome: tanda-tanda setelah migrain berakhir, seperti tidak bisa makan, tidak konsentrasi, kelelahan. Serangan migrain dapat dipicu oleh berbagai hal, antara lain adalah: panas dan cahaya berlebihan, bau-bauan menyengat, makanan tertentu, terlalu lelah, stress pikiran, faktor hormonal, dan lain-lain. Pemicunya bervariasi antar indivisu. Beberapa orang akan mengalami migrain menjelang haid, misalnya, orang lain akan kena migrain jika kelelahan, dll. Migrain sebenarnya akan reda dalam sendirinya, tetapi kadang penderita tidak cukup kuat mentoleransi sakit kepalanya, apalagi jika harus tetap beraktivitas, maka diperlukan pengobatan. Sakit kepala klaster Sakit kepala jenis ini memang jarang terjadi, sehingga tidak begitu dikenal. Sama seperti migrain, sakit kepala jenis ini tergolong sakit kepala vaskuler, yaitu melibatkan pembuluh darah sekitar kepala. Uniknya, sakit kepala ini lebih terpusat pada sekitar salah satu mata, sampai berair. Bagaimana mengatasi pusing? Untuk semua jenis sakit kepala, jika memang tidak tertahankan, bisa diredakan dengan pereda nyeri (analgesik). Setidaknya bisa mengurangi rasa sakitnya. Macam-macam analgesik bisa digunakan, tapi analgesik yang relatif aman dan banyak dipakai adalah parasetamol, yang tersedia dalam berbagai nama paten (tentang pemilihan analgesik, bisa dilihat di sini). Namun sebelum memutuskan menggunakan obat pereda nyeri, ada baiknya melakukan tindakantindakan non-obat untuk meredakan sakit kepala. Untuk tension type headache, dapat dilakukan relaksasi otot, pemijatan, perubahan posisi tidur atau duduk lebih sering sehingga tidak terpaku pada satu posisi saja, dan cara-cara
  • 18. lain yang sesuai. Untuk migrain, adalah penting untuk mengenali pemicunya, karena setiap penderita mungkin memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda. Jika sudah dikenali, maka hindari agar tidak mencetuskan migrain. Jika sudah terjadi serangan migrain, hindari suara bising, cahaya dan panas yang berlebihan, dan sebaiknya dibawa tidur saja. Khusus untuk migrain dan sakit kepala klaster, jika pereda nyeri saja tidak cukup dan nyerinya sangat mengganggu, memang diperlukan obat lain yang bisa mengkontraksi pembuluh darah sekitar kepala. Jenis obatnya adalah ergotamin dan golongan triptan (sumatriptan), yang bisa dijumpai dalam beberapa nama paten. Tetapi obat-obat ini harus diperoleh dengan resep dokter. Jika kejadiannya cukup sering, misalnya sampai 2-3 kali sebulan, mungkin perlu menggunakan obat untuk pencegahan migrain yang akan membantu mengontrol aliran darah dan aktivitas sistem saraf. Obat untuk pencegahan migrain antara lain adalah golongan beta bloker (propanolol, atenolol), antidepresan trisiklik (spt: amitriptilin, imipramin, dan lain-lain). Namun obat-obat ini harus diperoleh dengan resep dokter. Rebound headache Ada yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan obat analgesik. Penggunaan yang berlebihan justru dapat memicu sakit kepala yang disebut “rebound headache”, yang menyebabkan kita ingin menggunakan obat lebih banyak lagi. Jadi semacam gejala “putus obat”, ketika efek obat habis, mendorong orang untuk minum obat dan minum obat lagi. Siklus ini bisa berkelanjutan sampai akhirnya menjadi sakit kepala kronis yang lebih berat dan lebih sering. Penggunaan analgesik yang berlebihan akan mempengaruhi pusat otak yang mengatur penghantaran rasa nyeri, sehingga menyebabkan nyeri kepala makin memburuk. Jadi sebelum terlanjur, sebaiknya jangan membiasakan mudah minum obat, walaupun sekedar pereda nyeri. Lakukan tindakan-tindakan non-obat lebih dulu. Pengatasan rebound headache adalah dengan mengurangi frekuensi minum analgesik, dan biarkan tubuh Anda beradaptasi dengan rasa nyeri sakit kepala. Demikian sekilas tentang sakit kepala. Jika sakit kepala disebabkan karena adanya penyakit lain seperti hipertensi, gangguan metabolik, sinusitis, dan lain-lain, tentu penyakit utamanya itu harus disembuhkan dahulu. Dan kalau sakit kepalanya karena pusing kebanyakan hutang, ya hutangnya dibayar dulu hehe…… Kalau pusing karena mikirin yang enggak-enggak, ya sekarang mikir yang iya-iya saja. Semoga bermanfaat. (USR/dari berbagai sumber)
  • 19. Bagaimana insidens pada tipe-tipe sakit kepala ? 45 % sering terjadi pada orang dewasa , kadang-kadang mereka mengalami sakit kepala yang berat . Apakah sakit kepala sering terjadi pada laki-laki atau wanita ? 70 % migraine sering terjadi pada wanita , 30 % pada laki-laki . Sakit kepala tipe cluster sering terjadi pada laki-laki ( 90%) . sedangkan sakit kepala yang disebabkan karena kontraksi otot insidensnya meningkat pada wanita , tapi dapat juga kedua-duanya . Apakah dengan mengetahui lokasi sakit kepala , dapat menentukan tipe sakit kepalanya ? Migrain dapat terjadi pada setengah wajah,termasuk daerah dahi , sering juga sampai daerah mata dan pipi . Sakit kepala tipe cluster, lokasinya didaerah sekitar mata dan pasien biasanya mengeluh nyeri di atas dan dibelakang mata . Sakit kepala yang disertai kontraksi otot , ditandai oleh nyeri seperti terikat didaerah sekitar pelipis , kadang-kadang menjalar ke kepala bagian belakang dan ke daerah dahi. Struktur kepala yang mana yang sensitive terhadap nyeri ? Struktur kepala tertentu sensitif terhadap nyeri , sedangkan otak sendiri tidak sensitif terhadap nyeri . Strutur kepala tersebut adalah : Kulit kepala Aliran darah ke kulit kepala Otot kepala dan leher Pembuluh darah di rongga sinus Pembuluh darah di daerah selaput otak Serabut saraf otak ( saraf cranial V,IX,X ) Pembuluh darah besar di otak besar Bagian dari selaput otak yang merupakan dasar dari otak Kapan sakit kepala merupakan tanda gangguan saraf serius ? Beberapa sakit kepala bisa disebabkan oleh suatu penyakit serius : 1. Sakit kepala berat yang datangnya tiba-tiba 2. Sakit kepala yang disertai oleh gangguan mental , demam , kejang atau tanda gangguan saraf . 3. Sakit kepala yang baru diderita di usia lebih dari 50 tahun . Penyakit-penyakit serius apa yang dapat menyebabkan sakit kepala ?
  • 20. Tumor otak Metastase Tumor otak Abses Hematoma subdural Perdarahan Otak Perdarahan subarachnoid Meningitis Arteritis temporalis Hipertensi Hidrochepalus Glaucoma Apa yang harus dilakukan apabila sakit kepala menyerang ? Minum obat penghilang rasa sakit Istirahat Apabila ssetelah minum obat penghilang rasa sakit dan istirahat , rasa sakit tidak berkurang bahkan makin hebat , segeralah datang ke Dokter . - Sakit Kepala Tipe Custer Mulai usia berapa orang dapat menderita sakit kepala tipe cluster ? Dimulai pada usia 25 tahun dan paling telat usia 45 tahun . Gejala apa yang dapat terjadi pada sakit kepala tipe cluster ? Sakit kepala yang tanpa disertai aura , lokasi disekitar dan dibelakang salah satu mata . Sakitnya sangat berat , lamanya sekitar 20-60 menit . Sakit kepala ini kadang dapat disertai hidung mampet , hidung seperti flu dan salah satu mata merah, sakit sampai kepala .
  • 21. Mengenali Tension Headache Sabtu, 01 Oktober 2011 19:27 0 inShare Menurut International Headache Society (Badan Sakit Kepala Internasional) tension headache atau sakit kepala karena tegang adalah jenis sakit kepala yang paling banyak dialami orang. Tension headache adalah sakit kepala ringan yang dapat menjadi tak tertahankan hanya dalam beberapa jam saja. Sakit kepala ini akan membuat Anda bekerja secara tidak produktif. Tension headache dapat menyerang semua orang, akan tetapi lebih sering terjadi pada orangorang yang berusia antara 20 hingga 50 tahun. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mengenal apa yang dimaksud dengan tension headache sehingga kita bisa mengatasinya ketika kambuh. Pada dasarnya, terdapat dua jenis tension headache yaitu kronisKronis: Durasi panjang dan perkembangan lambat. Penyakit yang kronis berkembang secara perlahan seiring waktu, dan tidak berakhir. Gejala dapat terus-menerus atau hilang timbul, namun pasien biasanya memiliki kondisi untuk hidup. dan episodis. Perbedaan dari kedua jenis tension headache ini adalah durasi sakit kepala ketika kambuh. Apabila tension headache episodis
  • 22. kambuh, rasa sakit tidak akan berlangsung lebih dari 2 minggu dalam sebulan. Berbeda dengan tension headache episodis, sakit kepala tension kronis berlangsung lebih dari 15 hari dan bahkan bisa berlanjut hingga setengah tahun. Sakit kepala tension jenis inilah yang sungguh tak tertahankan. Pasien akan merasa sangat menderita oleh rasa sakit yang bertahan hingga 4 jam. Kami sarankan Anda mencari tahu lebih dalam mengenai tension headache dengan membaca artikel ini dan menghubungi dokter untuk mendapatkan diagnosa akurat dan perawatan yang sesuai. Terdapat banyak penyebab yang dapat mengakibatkan sakit kepala tension. Berikut ini adalah penyebab-penyebab umum dari sakit kepala tension. Stres Kurang tidur Berada dalam posisi yang tidak nyaman untuk waktu yang lama Rasa lapar (kadar gula darahGula darah: Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. yang rendah) DehidrasiDehidrasi: Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Konsumsi kafeinKafein: Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Kafeina juga disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama. Kafeina dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah kola, guarana, dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh. Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina, seperti kopi, teh, dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. yang terhenti (bagi orang yang terbiasa mengonsumsi kafein) Mata yang lelah Dokter juga memperkirakan bahwa kontraksi otot wajah, leher dan kepala sebagai penyebab tension headache. Situasi yang mengundang stres dapat menyebabkan kontraksi berlebih pada otot. Terdapat juga teori yang menyatakan bahwa orang yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit lebih rentan terkena sakit kepala tension. Dokter-dokter selalu mencari tahu sumber dari sakit kepala tension Anda. Apabila penyebabnya adalah rasa lapar atau kurang tidur, dokter akan menyuruh Anda beristirahat dan makan makanan bergizi. Apabila sakit kepala tension Anda disebabkan oleh stres, dokter akan menganjurkan terapiTerapi: Terapi (dalam Yunani:
  • 23. θεραπεία), atau pengobatan, adalah remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis. Orang yang melakukan terapi disebut sebagai terapis. Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan kata pengobatan. Di antara psikolog, kata ini mengacu kepada psikoterapi. Terapi pencegahan atau terapi Profilaksis adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk mencegah munculnya kondisi medis.Sebagai contoh adalah banyaknya vaksin untuk mencegah infeksi penyakit. Terapi abortive adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk menghentikan kondisi medis dari perkembangan lebih lanjut. Pengobatan yang dilakukan pada tanda-tanda paling awal dari munculnya penyakit, seperti gejala sakit kepala migrain, adalah sebuah terapi abortive. Terapi supportive adalah suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien. atau meditasi untuk membantu menangani stres. Ini berarti apabila Anda mengenal dan mengerti sakit kepala tension dengan baik, Anda pun akan bisa menanganinya dengan lebih baik.
  • 24. CHRONIC TENSION-TYPE HEADACHE Filed under: med papers,Neuro — ningrum @ 5:37 am Tags: neurologi PENDAHULUAN Sakit kepala terdiri dari berbagai macam dan jenis. Selama beberapa dekade terakhir ini berbagai jenis sakit kepala mampu menempatkan banyak orang Amerika jatuh, baik secara aspek mental maupun fisik. Mereka menemukan pekerjaan mereka menjadi ekstra keras dan ekstra perhatian. Sakit kepala migrain, sakit kepala kelelahan kronis, sakit kepala stres, dan sakit kepala ketegangan adalah beberapa jenis sakit kepala. (1) Jenis sakit kepala terutama dapat dikategorikan dalam dua jenis. Kedua jenis itu adalah sakit kepala yang disebabkan oleh beberapa faktor lain dan sakit kepala yang bukan disebabkan oleh faktor lain, tetapi oleh sakit kepala itu sendiri. Jenis pertama dari sakit kepala berarti bahwa ada beberapa alasan lain yang menyebabkan terjadinya sakit kepala. Jika sakit kepala sering terjadi ada kemungkinan dikarenakan beberapa penyakit. Sakit kepala sinus jatuh dalam jenis ini. Beberapa faktor lain akan menjadi sakit kepala yang disebabkan oleh beberapa pukulan di kepala atau goresan di kepala yang akan menyebabkan beberapa kuman masuk. (1) Jenis kedua sakit kepala diperhitungkan sebagai sakit kepala yang disebabkan oleh sakit kepala itu sendiri. Migrain jatuh kedalam sakit kepala jenis ini. (1) Beberapa pembagian jenis sakit kepala dapat digarisbawahi, yang semuanya akan jatuh kedalam dua kategori utama. Diantara sakit kepala ini sakit kepala kronis dianggap sebagai yang paling bermasalah. Sakit kepala kronis ini akan membawa rasa sakit kepala setiap hari dan terkadang beberapa kali per hari. Banyak orang setelah melalui diagnosa sakit kepala yang memiliki efek penyebab akan menemukan kemudahan dengan pelepasan secara bertahap rasa sakit itu. Tapi untuk beberapa jenis sakit kepala seperti migrain, diagnosis masih tidak ada secara tepat. Hal ini disebabkan tidak tersedianya dokter dan ilmuwan untuk memberikan hasil pengujian yang valid untuk menentukan setiap situasi medis dari hal tersebut. (1) TENSION TYPE HEADACHE Sakit kepala tipe-ketegangan adalah sakit kepala spesifik, yang bukan vaskular atau migrain, dan tidak berkaitan dengan penyakit organik. Bentuk yang paling umum pada sakit kepala, yang mungkin terkait dengan pengetatan otot di bagian belakang leher dan/atau kulit kepala. Ada dua klasifikasi umum, sakit kepala tipe-ketegangan: episodik dan kronis, dibedakan oleh frekuensi dan keparahan gejala. Keduanya dicirikan sebagai sakit dan nyeri tak berdenyut tumpul, dan mempengaruhi kedua sisi kepala. (2) Gejala untuk kedua jenis adalah serupa dan mungkin mencakup: (2) v Otot antara kepala dan leher berkontraksi
  • 25. v Sebuah sensasi seperti ikatan-pita di sekitar leher dan/atau kepala yang merupakan nyeri “viselike” v Nyeri terutama terjadi di dahi, pelipis atau bagian belakang kepala dan/atau leher DEFINISI Sakit kepala tension-type biasanya digambarkan sebagai sebuah sakit kepala tekanan seperti terikat tanpa gejala yang terkait. Internasional Headache Society (IHS) mendefinisikan sebagai sesuatu yang bilateral dan memiliki kualitas tekanan atau pengetatan dengan keparahan ringan sampai sedang. Bagaimanapun, lebih penting daripada kualitas spesifik sakit kepala, adalah bahwa hal tersebut tidak disertai dengan gejalagejala yang terkait. Tidak seperti migrain, sakit kepala tension-type tidak diperparah oleh aktivitas fisik, dan tidak pula terkait dengan muntah. Sensitivitas baik terhadap cahaya atau suara mungkin ada, tapi tidak kedua-duanya. Sakit kepala tension-type dapat episodik atau kronis. (4,5,6) Episodik Sakit kepala tension-type episodik terjadi secara acak dan biasanya dipicu oleh stres sementara, kegelisahan, kelelahan atau kemarahan. Jenis ini adalah apa yang paling kita anggap sebagai “sakit kepala stres”. Sakitnya dapat hilang dengan penggunaan analgesik bebas, menjauhi sumber stres atau waktu yang relatif singkat untuk relaksasi. (2) Untuk jenis sakit kepala ini, obat bebas pilihannya adalah aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau natrium naproxen. Kombinasi produk dengan kafein dapat meningkatkan aksi analgesik. (2) Kronis Sakit kepala tension-type kronik menurut definisi terjadi setidaknya 15 hari setiap bulan selama setidaknya 6 bulan, meskipun dalam praktek klinis biasanya terjadi setiap hari atau hampir setiap hari. Meskipun sakit kepala ini tidak disertai dengan gejala-gejala, pasien dengan sakit kepala tension-type kronis sering memiliki keluhan somatik lainnya. Misalnya, pada sakit kepala tension-type kronis, namun bukan sakit kepala tension-type episodik, pasien mungkin mengalami mual. Mereka juga sering konstan melaporan sakit kepala, mialgia generalisata dan artralgia, kesulitan tidur dan tetap terjaga, kelelahan kronis, sangat membutuhkan karbohidrat, penurunan libido, lekas marah, dan gangguan memori dan konsentrasi. Oleh karena itu, gangguan ini mirip dengan depresi; namun, pada sakit kepala tension-type kronik, anhedonia tidak muncul, gangguan mood kurang diperhatikan atau bahkan mungkin absen, dan gejala utama adalah sakit kepala nyeri. Hal ini juga mirip fibromialgia, nyeri miofasial generalisata dan gangguan tidur. (4) GEJALA Tanda dan gejala sakit kepala tension meliputi: (3,5,6) v Nyeri kepala tumpul
  • 26. v Sensasi rasa sesak atau tekanan di dahi atau di samping dan belakang kepala v Perih pada kulit kepala, leher dan otot bahu v Sesekali, kehilangan nafsu makan Sakit kepala ketegangan bisa dialami dari 30 menit hingga satu minggu. Sakit kepala mungkin hanya dialami kadang-kadang, atau hampir setiap saat. Jika sakit kepala terjadi 15 hari atau lebih dalam sebulan untuk paling tidak tiga bulan, maka dianggap kronis. Jika sakit kepala yang terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, sakit kepala dianggap episodik. Namun, orang dengan sakit kepala episodik sering berada pada risiko yang lebih tinggi menjadi sakit kepala kronis. (3) Sakit kepala biasanya digambarkan sebagai intensitas ringan sampai sedang. Tingkat keparahan nyeri bervariasi dari satu orang ke orang lain, dan dari satu sakit kepala ke sakit kepala lainnya pada orang yang sama. (3) Sakit kepala ketegangan kadang-kadang sulit dibedakan dari migrain, tetapi tidak seperti beberapa bentuk migrain, sakit kepala ketegangan biasanya tidak terkait dengan gangguan visual (bintik buta atau cahaya lampu), mual, muntah, sakit perut, lemah atau mati rasa pada satu sisi tubuh, atau berbicara melantur. Dan, sementara aktivitas fisik biasanya memperparah nyeri migrain, hal itu tidak membuat sakit kepala ketegangan bertambah parah. Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya atau suara dapat terjadi dengan sakit kepala ketegangan, namun ini bukan gejala umum. (3) PENYEBAB Patofisiologi sakit kepala tension-type kurang dipahami, sakit kepala tension-type episodik mungkin terutama akibat gangguan mekanisme perifer, sementara sakit kepala tension-type kronis mencerminkan gangguan sakit di pusat. (4)
  • 27. Nama sebelumnya untuk sakit kepala tension-type mencerminkan penyebab dugaannya, termasuk sakit kepala kontraksi otot, sakit kepala psikogenik, sakit kepala stres, dan sakit kepala harian kronis. Istilah “sakit kepala kontraksi otot” telah ditinggalkan karena bukti elektromiografi gagal menunjukkan perubahan yang konsisten pada tonus otot pasien yang terkena. Selanjutnya, diusulkan mekanisme patofisiologis sakit kepala yang belum pernah terbukti. (4) Konsep bahwa sakit kepala tension-type adalah psikogenik juga telah dipertanyakan. Pasien dengan sakit kepala tension-type kronis, seperti halnya pasien dengan gangguan sakit kronis lainnya, memiliki sekitar 25% kemungkinan berkembangnya depresi sekunder. Setengah dari pasien mengalami depresi bersamaan dengan rasa sakit, sedangkan pada semester lain, depresi berkembang lebih tersembunyi. Sakit kepala tension-type mungkin muncul pada hampir semua gangguan kejiwaan. Namun tidak seharusnya diduga, bahwa sebagian besar sakit kepala tension-type berhubungan dengan gangguan psikologis atau kejiwaan. (4) Sakit kepala tension-type kronis, seperti gangguan nyeri kronis lainnya, dikaitkan dengan hipofungsi sistem opioid pusat. Penelitian sedang berlangsung untuk menentukan kontribusi relatif sensitisasi nociceptor perifer, sensitisasi neuronal sentral (nukleus kaudal trigeminal), dan cacat sistem pusat antinosiseptif pada patogenesisnya. (4) Perubahan kimiawi otak Para peneliti kini menduga bahwa sakit kepala tension dapat diakibatkan perubahan antara bahan kimia otak tertentu – serotonin, endorfin dan banyak bahan kimia lainnya – yang membantu saraf berkomunikasi. Meskipun tidak jelas mengapa tingkat kimia berfluktuasi, prosesnya diduga mengaktifkan jalur nyeri ke otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. (3) Pemicu
  • 28. Tampaknya faktor lain mungkin juga memberikan kontribusi bagi berkembangnya sakit kepala tension. Potensi yang mungkin memicu termasuk: (3,5) Stres Depresi dan kecemasan Postur rendah Bekerja dalam posisi canggung atau bertahan pada satu posisi untuk waktu yang panjang Cengkeraman rahang FAKTOR RESIKO Faktor risiko untuk sakit kepala tension meliputi: (3) Menjadi seorang wanita. Satu studi menemukan bahwa hampir 90 % wanita dan sekitar 70 % pria mengalami sakit kepala tension sepanjang hidup mereka. Menjadi setengah baya. Kejadian sakit kepala tension memuncak pada usia 40-an, meskipun orang-orang dari segala usia dapat terkena jenis sakit kepala ini. TES DAN DIAGNOSIS Dokter dapat mencoba menentukan jenis dan penyebab sakit kepala menggunakan pendekatan ini: (3) Deskripsi sakit. Dokter dapat belajar banyak tentang sakit kepala dari deskripsi pasien akan jenis rasa sakit, termasuk beratnya, lokasi, frekuensi dan durasi, dan tanda-tanda dan gejala lain yang mungkin ada. Tes pencitraan. Jika sakit kepala tidak biasa atau rumit, dokter mungkin melakukan tes untuk menyingkirkan penyebab sakit kepala serius, seperti tumor atau aneurisma. Dua tes yang umum digunakan untuk menggambarkan otak adalah computerized tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) scan. Sebuah kalender sakit kepala. Salah satu hal yang paling bermanfaat yang dapat dilakukan adalah memperhatikan kalender sakit kepala. Setiap kali mendapatkan sakit kepala, tuliskan keterangan tentang rasa sakit, antara lain seberapa parah, di mana letaknya dan berapa lama berlangsung. Juga perhatikan semua obat yang diminum. Sebuah kalender sakit kepala dapat memberikan petunjuk yang berharga yang dapat membantu dokter mendiagnosis jenis khusus sakit kepala dan menemukan mungkin pemicu sakit kepala. PENGOBATAN PROFILAKSIS Meskipun sakit kepala tension-type umum dan berdampak besar pada masyarakat, sangat sedikit studi yang terkontrol-baik dari pengobatannya yang telah dilakukan. Banyak percobaan sebelumnya termasuk pasien dengan gabungan-tipe tension dan migrain tanpa aura dan pasien dengan sakit kepala akibat penggunaan berlebihan-pengobatan. (4) Tidak ada obat baru yang disetujui oleh FDA khususnya untuk pengobatan sakit kepala tension. Namun, mengingat sifat kronis gangguan ini dan risiko penggunaan berlebihan-obat-obatan sakit kepala pada pasien dengan sakit kepala sering, terapi profilaksis tampaknya terjamin untuk
  • 29. kebanyakan pasien. Sejak sakit kepala tension-type kronis adalah sebuah gangguan pengolahan nyeri sentral, obat dengan sentral efek modulasi nyeri cenderung paling efektif. (4) Obat antidepresan Antidepresan trisiklik obat pilihan untuk mencegah sakit kepala tension-type kronis, dan beberapa daripadanya juga efektif sebagai profilaksis migrain. Antidepresan diuji pada studi double-blind, dikontrol plasebo yang mencakup amitriptyline, doxepin, dan maprotiline. (4) Amitriptyline mengurangi jumlah sakit kepala harian atau durasi sakit kepala sekitar 50% pada sekitar sepertiga pasien dalam beberapa studi, meskipun studi lain menemukan ini tidak lebih baik daripada placebo. (4) Pada anak dan pasien tua, dosis awal biasa amitriptyline (atau obat serupa) adalah 10 mg pada waktu tidur. Pada dewasa, dosis awal biasa adalah 25 mg pada waktu tidur. Dosis dapat ditingkatkan sampai hasil terapeutik diperoleh atau efek samping tidak dapat ditoleransi. Antidepresan biasanya diberikan dari 4 sampai 6 minggu untuk bisa menunjukkan efek menguntungkan. (4) Antidepresan trisiklik lainnya mungkin juga efektif, sebagaimana disarankan oleh pengalaman klinis, meskipun belum diteliti pada sakit kepala tension-type kronis. (4) SSRI: fluoxetine, paroxetine, dan citalopram belum menunjukkan efikasi studi-terkontrol. Obat ini sering digunakan, namun, karena mereka memiliki insiden efek samping lebih rendah. (4) Relaksan otot Cyclobenzaprine adalah relaksan otot struktural terkait dengan amitriptyline. Pada 1972 studi double-blind, 10 dari 20 pasien menerima cyclobenzaprine mengalami 50 % atau lebih perbaikan pada sakit kepala tension-type, dibandingkan dengan 5 dari 20 pasien yang menerima plasebo. Dosis biasa cyclobenzaprine adalah 10 mg pada waktu tidur. (4) Tizanidine, sebuah penghambat alfa-adrenergik, dilaporkan efektif untuk sakit kepala tensiontype kronis pada percobaan plasebo-terkontrol tunggal. Dosis biasanya dititrasi dari 2 mg pada waktu tidur hingga 20 mg per hari, dibagi menjadi tiga dosis. Sedasi adalah efek samping paling umum dari agen ini. (4) Valproate Valproate, antikonvulsi agonis asam gamma-aminobutyric (GABA), telah dievaluasi untuk keberhasilannya pada migraine, dan “sakit kepala harian kronis”. Mathew dan Ali mengevaluasi kemanjuran valproate 1.000 hingga 2.000 mg per hari pada 30 pasien dengan sakit kepala harian kronis membandel (migrain tanpa aura dan sakit kepala tension-type kronis) dalam percobaan open-label. Level darah dipertahankan antara 75 dan 100 mg/mL. Pada bulan
  • 30. ketiga terapi, dua pertiga pasien telah membaik secara signifikan. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah berat bertambah, gemetaran, rambut rontok, dan mual. (4) Obat anti-inflamasi non steroid Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) secara luas diresepkan baik sebagai terapi tambahan sakit kepala tension-type dan untuk profilaksis dari migraine. Tidak ada acak percobaan terkontrol acak akan efikasi mereka pada profilaksis sakit kepala tension-type kronis, meskipun mereka sering digunakan untuk tujuan ini. (4) Toksin botulinum Suntikan toksin botulinum pada otot kepala dan leher ditemukan efektif untuk meredakan sakit kepala tension-type kronis pada seri kecil pasien. Hasil dari uji klinis kecil telah dicampur, dan dua uji terkontrol-plasebo besar saat ini sedang dilakukan. (4) TERAPI AKUT Pengobatan akut sakit kepala tension-type harian sulit. NSAID mungkin berguna sebagai analgesik untuk sakit kepala harian dan mengurangi potensi penyebab sakit kepala dipicu-obat. (4) Relaksan otot seperti chlorzoxazone, orphenadrine sitrat, carisoprodol, dan metaxalone umumnya digunakan oleh pasien dengan sakit kepala tension-type kronis, tetapi belum terbukti efektif untuk melegakan nyeri akut. (4,6) Sumatriptan telah dievaluasi pada beberapa studi sakit kepala tension-type. Obat ini tidak lebih efektif daripada plasebo untuk serangan akut pada pasien dengan sakit kepala tension-type kronis; namun, sakit kepala tensiontype episodik berat pada pasien bersama dengan migrain tampaknya merespon terhadap agen ini. (4) Agen untuk mencegah. Benzodiazepine, kombinasi butalbital, kombinasi kafein, dan narkotika harus dihindari, atau gunakanlah obat-obatan tersebut dengan kontrol yang cermat, karena risiko habituasi dan sakit kepala diinduksi-pengobatan. (4) PENGGUNAAN OBAT BERLEBIHAN Sebuah kondisi yang sangat penting berkontribusi bagi berkembangnya sakit kepala dalam pola harian kronis adalah penggunaan obat berlebihan. Ini paling mungkin terjadi pada pasien dengan sakit kepala sering, terutama sakit kepala tension-type kronis. (4)
  • 31. Obat-obatan yang paling umum dihubungkan dengan sakit kepala rebound-analgesik adalah preparat ergotamin, kombinasi analgesik butalbital, opiat, dan kafein-mengandung kombinasi analgesik. Analgesik sederhana seperti aspirin, asetaminofen, dan NSAID mungkin tidak menginduksi sakit kepala rebound-analgesik. (4) Diagnosis penggunaan berlebihan obat-obatan tergantung pada riwayat cermat konsumsi obat, termasuk obat over-the-counter. Pengobatan efektif membutuhkan penghentian menyinggungagen. (4) TERAPI NON FARMAKOLOGI Banyak studi klinis telah mendukung kegunaan relaksasi dan terapi biofeedback elektromielografik pada sakit kepala tension-type kronis. (4) Studi tidak menemukan satu pun teknik (relaksasi, biofeedback, atau kombinasi tersebut) yang akan lebih baik daripada yang lain. Rata-rata hasil dari 37 percobaan yang menggunakan sakit kepala harian, direkam untuk mengevaluasi relaksasi atau terapi biofeedback elektromielografik, Holroyd menemukan bahwa setiap terapi atau kombinasinya mengurangi aktivitas sakit kepala tension-type sekitar 50%.(4) Manajemen stres dengan menggunakan terapi perilaku-kognitif sama efektif dengan menggunakan relaksasi atau biofeedback dalam mengurangi sakit kepala tension-type. Terapi kognitif bisa jadi paling mungkin untuk meningkatkan efektivitas relaksasi atau biofeedback ketika stres kronis, depresi, atau masalah penyesuaian memperburuk sakit kepala pasien. (4) Kombinasi terapi non-farmakologi dengan terapi farmakologi menyediakan manfaat lebih besar dari terapi jika terapi digunakan sendiri-sendiri. Selain itu pencitraan guided untuk terapi farmakologis menghasilkan perbaikan yang signifikan baik dalam kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan dan sakit kepala yang berhubungan cacat. Dalam percobaan placebo-terkontrol pengobatan antidepresan trisiklik dengan terapi manajemen stres, Holroyd dkk menemukan bahwa keduanya secara sederhana efektif dalam mengobati sakit kepala tension-type kronis, namun terapi kombinas lebih baik dari monoterapi. (4) Terapi non-farmakologi terutama berguna untuk pasien yang enggan untuk minum obat karena efek samping sebelumnya dari obat-obatan, seiring masalah medis, atau ada keinginan untuk hamil. Sementara biofeedback dan terapi manajemen stres biasanya memerlukan rujukan ke psikolog, pencitraan guided dan terapi relaksasi dapat dipelajari dari kaset audio yang tersedia di toko buku kebanyakan. (4)
  • 32. SAKIT KEPALA TENSION (Tension Headache) Pengobatan sakit Kepala Cupping Apa itu Sakit Kepala Tension (Tension Headache), penyebab, gejala dan pengobatan sakit kepala ini ?? Sakit kepala Tension (Tension Headache) atau sakit kepala tegang, karena itu medis dikenal - adalah jenis yang paling umum sakit kepala, namun penyebabnya tidak dipahami dengan baik. Sakit kepala umumnya merupakan ketegangan menyebar, nyeri ringan sampai sedang bahwa banyak orang menggambarkan sebagai perasaan seolah-olah ada tarikan ketat di kepala mereka. Ini mungkin merasa seolah-olah kontraksi otot bertanggung jawab untuk nyeri kepala Anda, namun para ahli tidak berpikir itu penyebabnya, yang mengapa jenis sakit kepala umumnya disebut sebagai ketegangan-jenis sakit kepala. Untungnya, pengobatan yang efektif untuk sakit kepala ketegangan yang tersedia. Mengelola sakit kepala karena ketegangan ini biasanya keseimbangan antara mendorong kebiasaan sehat, menemukan perawatan tanpa obat efektif dan menggunakan obat dengan tepat. Tanda dan gejala sakit kepala tension ( Tension Headache) meliputi: * rasa bosan, nyeri kepala * Rasa sesak atau tekanan di dahi atau di samping dan belakang kepala * Tekanan pada, kulit kepala leher dan otot bahu * Kadang-kadang, kehilangan nafsu makan Sakit kepala tegang ini dapat berlangsung dari 30 menit untuk satu minggu penuh. Anda mungkin mengalami sakit kepala ini hanya kadang-kadang, atau hampir sepanjang waktu. Jika sakit kepala Anda terjadi 15 hari atau lebih sebulan untuk paling sedikit tiga bulan, mereka dianggap kronis. Jika Anda memiliki sakit kepala yang terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, sakit kepala Anda dianggap episodik. Namun, orang dengan sakit kepala episodik sering berada pada risiko yang lebih tinggi terkena sakit kepala kronis. sakit kepala biasanya digambarkan sebagai ringan sampai sedang intens. Tingkat keparahan nyeri bervariasi dari satu orang ke orang lain, dan dari satu sakit kepala ke yang lain dalam orang yang sama.
  • 33. Ketegangan sakit kepala terkadang sulit untuk membedakan dari migrain, tapi tidak seperti beberapa bentuk migrain, ketegangan sakit kepala biasanya tidak terkait dengan gangguan penglihatan (bintik buta atau lampu berkedip), mual, muntah, sakit perut, kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh, atau ucapan cadel. Dan, sementara aktivitas fisik biasanya memperparah nyeri migrain, hal itu tidak membuat ketegangan sakit kepala parah. Meningkatnya kepekaan terhadap cahaya atau suara yang dapat terjadi dengan ketegangan sakit kepala, tapi ini bukan gejala yang umum. Pengobatan Sakit Kepala Tension (Tension Headache) : Pengobatan paling cepat adalah dengan terapi Hijamah. Terapi yang ada sejak 2000 SM. Nabi jika sakit kepala akan minta hijamah. Dan memang luar biasa, sejak 2003 an saya meneliti dan merasakan bahwa obat sakit kepala paling cepat adalah Hijama/Bekam/Blood Cupping.
  • 34. multipel, dan beberapa tanpa patologi yang jelas.F. PATOFISIOLOGINeuralgi a Trigeminal dapat terjadi akibat berbagai kondisi yang melibatkan sistem persarafan trigeminus ipsilateral.Pada kebanyakan kasus, tampaknya yang menjadi etiologi adalah adanya kompresi oleh salah satu arteri di dekatnyayang
  • 35. mengalami pemanjangan seiring dengan perjalanan usia, tepat pada pangkal tempat keluarnya saraf ini daribatang otak. Lima sampai delapan persen kasus disebabkan oleh adanya tumor benigna pada sudut serebelopontinseperti meningioma, tumor epidermoid, atau neurinoma akustik. Kirakira 2-3% kasus karena
  • 36. sklerosis multipel. Adasebagian kasus yang tidak diketahui sebabnya. Menurut Fromm, neuralgia Trigeminal bisa mempunyai penyebabperifer maupun sentral.Sebagai contoh dikemukakan bahwa adanya iritasi kronis pada saraf ini, apapun penyebabnya, bisa menimbulkankegagalan
  • 37. pada inhibisi segmental pada nukleus/ inti saraf ini yang menimbulkan produksi ectopic action potentialpada saraf Trigeminal. Keadaan ini, yaitu discharge neuronal yang berlebihan dan pengurangan inhibisi,mengakibatkan jalur sensorik yang hiperaktif. Bila tidak terbendung akhirnya akan
  • 38. menimbulkan serangan nyeri.Aksi potensial antidromik ini dirasakan oleh pasien sebagai serangan nyeri trigerminal yang paroksismal. Stimulusyang sederhana pada daerah pencetus mengakibatkan terjadinya serangan nyeri.Efek terapeutik yang efektif dari obat yang diketahui bekerja secara sentral
  • 39. membuktikan adanya mekanisme sentraldari neuralgi. Tentang bagaimana multipel sklerosis bisa disertai nyeri Trigeminal diingatkan akan adanyademyelinating plaques pada tempat masuknya saraf, atau pada nukleus sensorik utama nervus trigeminus.Pada nyeri Trigeminal pasca infeksi virus, misalnya
  • 40. pasca herpes, dianggap bahwa lesi pada saraf akan mengaktifkannociceptors yang berakibat terjadinya nyeri. Tentang mengapa nyeri pasca herpes masih bertahan sampai waktucukup lama dikatakan karena setelah sembuh dan selama masa regenerasi masih tetap terbentuk zat pembawa nyerihingga kurun waktu
  • 41. yang berbeda. Pada orang usia muda, waktu ini relatif singkat. Akan tetapi, pada usia lanjutnyeri bisa berlangsung sangat lama. Pemberian antiviral yang cepat dan dalam dosis yang adekuat akan sangatmempersingkat lamanya nyeri ini.Peter Janetta menggolongkan neuralgia glossopharyngeal
  • 42. dan hemifacial spasm dalam kelompok " Syndromes of Cranial Nerve Hyperactivity ". Menurut dia, semua saraf yang digolongkan pada sindroma ini mempunyai satukesamaan: mereka semuanya terletak pada pons atau medulla oblongata serta dikelilingi oleh banyak arteri dan vena.Pada genesis dari
  • 43. sindroma hiperaktif ini, terdapat dua proses yang sebenarnya merupakan proses penuaan yangwajar:1. Memanjang serta melingkarnya arteri pada dasar otak.2. Dengan peningkatan usia, karena terjadinya atrofi, maka otak akan bergeser atau jatuh ke arah caudal di dalamfossa posterior dengan akibat makin besarnya kontak
  • 44. neurovaskuler yang tentunya akan memperbesar kemungkinanterjadinya penekanan pada saraf yang terkait.Ada kemungkinan terjadi kompresi vaskuler sebagai dasar penyebab umum dari sindroma saraf kranial ini. Kompresipembuluh darah yang berdenyut, baik dari arteri maupun vena, adalah
  • 45. penyebab utamanya. Letak kompresiberhubungan dengan gejala klinis yang timbul. Misalnya, kompresi pada bagian rostral dari nervus trigeminus akanmengakibatkan neuralgia pada cabang oftalmicus dari nervus trigeminus, dan seterusnya. Menurut Calvin, sekitar90% dari neuralgia Trigeminal penyebabnya
  • 46. adalah adanya arteri "salah tempat" yang melingkari serabut saraf inipada usia lanjut. Mengapa terjadi perpanjangan dan pembelokan pembuluh darah, dikatakan bahwa mungkinsebabnya terletak pada predisposisi genetik yang ditambah dengan beberapa faktor pola hidup, yaitu merokok, poladiet, dan sebagainya. Pembuluh
  • 47. darah yang menekan tidak harus berdiameter besar. Walaupun hanya kecil, misalnyadengan diameter 50-100 um saja, sudah bisa menimbulkan neuralgia, hemifacial spasm, tinnitus, ataupun vertigo.Bila dilakukan microvascular decompression secara benar, keluhan akan hilang.G. DIAGNOSISKunci
  • 48. diagnosis adalah riwayat. Umumnya, pemeriksaan dan test neurologis (misalnya CT scan) tak begitu jelas.Faktor riwayat paling penting adalah distribusi nyeri dan terjadinya 'serangan' nyeri dengan interval bebas nyeri relatif lama. Nyeri mulai pada distribusi divisi 2 atau 3 saraf kelima, akhirnya sering menyerang
  • 49. keduanya. Beberapa kasusmulai pada divisi 1.Biasanya, serangan nyeri timbul mendadak, sangat hebat, durasinya pendek (kurang dari satu menit), dan dirasakan pada satu bagian dari saraf Trigeminal, misalnya bagian rahang atau sekitar pipi. Nyeri seringkali terpancing bilasuatu daerah tertentu dirangsang (
  • 50. trigger area atau trigger zone ). Trigger zones sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. Yang unik dari trigger zone ini adalahrangsangannya harus berupa sentuhan atau tekanan pada kulit atau rambut di daerah tersebut.
  • 51. Rangsang dengancara lain, misalnya dengan menggunakan panas, walaupun menyebabkan nyeri pada tempat itu, tidak dapatmemancing terjadinya serangan neuralgi. Pemeriksaan neurologik pada neuralgi Trigeminal hampir selalu normal.Tidak terdapat gangguan sensorik pada neuralgi Trigeminal murni.Dilaporkan adanya
  • 52. gangguan sensorik pada neuralgia Trigeminal yang menyertai multiple sclerosis. Sebaliknya,sekitar 1-2% pasien dengan MS juga menderita neuralgia Trigeminal yang dalam hal ini bisa bilateral.Suatu varian neuralgia Trigeminal yang dinamakan tic convulsive
  • 53. ditandai dengan kontraksi sesisih dari otot mukayang disertai nyeri yang hebat. Keadaan ini perlu dibedakan dengan gerak otot muka yang bisa menyertai neuralgibiasa, yang dinamakan tic douloureux . Tic convulsive yang disertai nyeri hebat lebih sering dijumpai di
  • 54. daerah sekitarmata dan lebih sering dijumpai pada wanita.Secara sistematis, anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan sebagai berikut:Anamnesis· Lokalisasi nyeri, untuk menentukan cabang nervus trigeminusyang terkena.· Menentukan waktu dimulainya neuralgia Trigeminal danmekanisme
  • 55. pemicunya.· Menentukan interval bebas nyeri.· Menentukan lama, efek samping, dosis, dan respons terhadappengobatan.· Menanyakan riwayat penyakit herpes.Pemeriksaan Fisik· Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral(termasuk refleks kornea).· Menilai fungsi
  • 56. mengunyah (masseter) dan fungsi pterygoideus(membuka mulut, deviasi dagu).· Menilai EOM.Pemeriksaan penunjang diagnostik seperti CT-scan kepala atau MRI dilakukan untuk mencari etiologi primer di daerah posterior atau sudut serebelo-pontin.
  • 57. of 10 Leave a Comment Klasifikasi nyeri kepala Klasifikasi nyeri kepala telah diterbitkan oleh International Headache Society dengan revisi pada tahun 2005. 9 Dalam klasifikasi tersebut, jumlah diagnosis nyeri kepala mencapai puluhan macam. Klasifikasi rinci dapat dilihat pada http://216.25.88.43/upload/CT_Clas/ICHD-IIR1final.pdf Nyeri kepala dibedakan menjadi nyeri kepala primer yang terdiri dari migren, tension-type headache (TTH), cluster headache dan nyeri kepala sekunder yang disebabkan penyakit lain. Di antara sekian banyak jenis nyeri kepala, yang terpenting bagi dokter anak adalah migren, tension-type headache, dan nyeri kepala sekunder disebabkan infeksi intrakranial, massa intrakranial dan trauma kepala. Beberapa jenis nyeri kepala yang penting Migren
  • 58. Pada anak, migren dapat menujukkan manifestasinya dalam beberapa bentuk, yaitu migren tanpa aura (common migraine), migren dengan aura (classic migraine), dan sindrom periodik yang merupakan prekursor migren.8 Migren pada remaja akan menetap pada 41,8% kasus, mengalami remisi pada 38,2% kasus dan berubah menjadi TTH pada 20% kasus.10 Migren tanpa aura Merupakan jenis migren yang paling sering ditemukan. Ciri khasnya adalah nyeri kepala dengan adanya interval bebas gejala. Nyeri kepala terasa berdenyut, yang kadang sulit dijelaskan oleh anak. Migren disertai gejala otonom berupa mual dan muntah, dan diperberat oleh aktivitas fisik. Gejala mual dan muntah tersebut juga menyebabkan gangguan aktivitas yang bermakna. Untuk anak telah dibuat modifikasi kriteria diagnosis yaitu: lama serangan antara 1-72 jam, lokasi bilateral atau bifrontal pada umur kurang dari 15 tahun dengan catatan apabila lokasi oksipital harus dicari kemungkinan penyebab lain, dan adanya fotofobia serta fonofobia yang terlihat dengan perubahan perilaku, misalnya masuk ke dalam kamar yang gelap dan sepi.9 Adanya ketentuan “tidak disebabkan hal lain” menunjukkan bahwa diagnosis banding lain harus disingkirkan. Migren dengan aura Gejala aura disebabkan depolarisasi neuron di satu tempat dan oligemia sesuai dengan teori cortical spreading depression. 6,8,11,12 Aura visual yang sering ditemukan adalah gangguan visus bilateral dengan skotoma (77%), distorsi atau halusinasi (16%) dan gangguan visus monokuler atau skotoma (7%). Sindrom periodik Benign paroxysmal vertigo Benign paroxysmal vertigo muncul berupa ataksia dan gangguan keseimbangan. Anak takut bergerak karena kehilangan keseimbangan. Dapat disertai nistagmus atau anak menjadi pucat. Gejala membaik dengan tidur. Beberapa diagnosis banding yang harus difikirkan misalnya gangguan telinga,13 tumor fosa posterior.8,14 atau sindrom Panayitopoulos.15 Cyclic vomiting Cyclic vomiting dapat menyerupai penyakit gastrointestinal, neurologis atau metabolik. Ciri khas dari cyclic vomiting adalah keadaan anak yang normal pada periode bebas serangan. Muntah terjadi setiap 2-4 minggu, biasanya saat bangun tidur pagi dan berlangsung selama 1-2 hari. Umur awitan sekitar 5 tahun. Sebagian anak sembuh sendiri pada umur 10 tahun.8 Keadaan ini sering ditafsirkan sebagai penolakan untuk masuk sekolah. Migren abdominal Keadaan ini mungkin sering ditemukan, namun jarang didiagnosis. Dapat dianggap sebagai penolakan untuk masuk sekolah. Kunci untuk mengenalnya adalah adanya pola berulang, dan menyingkirkan penyakit gastrointestinal dan ginjal. Nyeri Kepala pada Anak dan Remaja Tension-type headache (TTH) Dahulu diduga bahwa TTH disebabkan faktor psikologis, namun ternyata dasarnya adalah neurobiologis. TTH dibagi dalam TTH episodik jarang, TTH episodik sering dan TTH kronik. Masing2 keadaan tersebut dapat disertai atau tanpa disertai nyeri perikranial.9,16-18 Pada anak seringkali sulit membedakan TTH dengan migren. Dalam menegakkan diagnosis TTH, beberapa kriteria migren merupakan faktor eksklusi. TTH tidak menunjukkan nyeri yang berdenyut, tidak unilateral, tidak menjadi makin berat bila beraktivitas, dan tidak menunjukkan gejala otonom berupa mual dan muntah.17,18 Patofisiologi TTH belum diketahui. Tipe kronik mungkin merupakan akibat mekanisme sentral sedangkan tipe episodik merupakan akibat mekanisme perifer. Tipe episodik jarang biasanya tidak menimbulkan masalah serius, namun tipe episodik sering dan kronik sering menyebabkan gangguan bermakna bagi anak.16 Adanya nyeri pada penekanan otot perikranial sangat membantu diagnosis. Nyeri meningkat dengan intensitas dan frekuensi nyeri kepala. Penekanan dilakukan dengan jari telunjuk dan jari tengah, dengan gerakan memutar pada otot frontal, temporal, masetter, pterygoideus, splenius dan trapezius.9
  • 59. TTH episodik sering dan TTH kronik dapat terjadi bersamaan dengan migren tanpa aura. Kedua keadaan ini harus dibedakan karena pengobatannya berbeda.9 Dalam perjalanan penyakit alamiah, migren dapat berubah menjadi TTH.10 Cluster headache Muncul sebagai nyeri unilateral di daerah orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi. Serangan berlangsung 15-180 menit dan muncul sekali dua hari sampai 8 kali per hari. Serangan disertai gejala unilateral berupa injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti hidung, rinorea, berkeringat pada dahi dan wajah, miosis, ptosis, dan edema kelopak mata.9,19Sebagian besar penderita menunjukkan agitasi selama serangan. Cluster headache jarang ditemukan pada anak, awitan paling sering adalah pada umur lebih dari 20 tahun.19 Nyeri kepala sekunder Di antara berbagai penyebab nyeri kepala sekunder, yang paling penting adalah nyeri kepala disebabkan tumor otak dan nyeri kepala disebabkan meningitis. Nyeri kepala karena peninggian tekanan intrakranial dan/ atau hidrosefalus yang disebabkan oleh tumor otak Berdasarkan lokasinya, tumor otak dapat terjadi supratentorial atau infratentorial. Tumor supratentorial menunjukkan gejala nyeri kepala, kelumpuhan dan kejang, sedangkan tumor infratentorial sering disertai gejala saraf otak dan gejala serebelum. Analisis terhadap 200 anak dengan tumor otak menunjukkan gejala sakit kepala (41%), muntah (12%), ketidak-seimbangan (11%), gangguan visual (10%), gangguan perilaku (10%) dan kejang (9%). Pada pemeriksaan fisis ditemukan edema papil (38%), gangguan saraf kranial (49%), gangguan serebelum (48%), kelumpuhan (27%) dan penurunan kesadaran (12%).20 Nyeri kepala karena tumor otak biasanya tidak berdenyut, bersifat progresif yaitu makin lama makin sering dan makin berat. Seringkali disertai muntah. Lokasinya sering menetap di satu daerah. Nyeri sering terjadi pada saat bangun tidur pagi hari, dan diperburuk oleh manuver Valsava berupa batuk, bersin, atau mengejan. Nyeri juga diperburuk dengan aktivitas fisik.21 Nyeri kepala karena infeksi susunan saraf pusat terutama meningitis Pada meningitis bakterialis, nyeri kepala ditandai gejala infeksi, gejala rangsang meningeal dan gejala serebral berupa kejang atau kelumpuhan.22 Nyeri Kepala pada Anak dan Remaja Anak besar dengan meningitis tuberkulosa dapat menunjukkan gejala nyeri kepala berat sebelum munculnya gejala serebral lain dan gejala rangsang meningeal.23 Berbeda dengan peninggian tekanan intrakranial lain, pada meningitis tuberkulosa sering ditemukan atrofi papil N. II karena saraf otak ke II terkena langsung.24 Gejala abses otak mirip dengan tumor otak ditambah gejala infeksi. Nyeri kepala pasca trauma Nyeri kepala pasca trauma dapat merupakan nyeri akut atau nyeri kronik. Nyeri akut dapat terjadi setelah trauma yang menyebabkan ringan atau trauma berat.25 Trauma berat dapat menyebabkan perdarahan otak, perdarahan subdural atau epidural. Nyeri kepala setelah trauma bisanya merupakan bagian dari sindrom pasca trauma yang meliputi dizziness, kesulitan konsentrasi, gelisah, perubahan kepribadian dan insomnia.26 Pemeriksaan pada nyeri kepala Anamnesis dan pemeriksaan fisis Anamnesis merupakan hal mutlak dan paling penting dalam menegakkan diagnosis, karena sebagian besar nyeri kepala tidak menunjukkan kelainan dalam pemeriksaan fisis dan pencitraan.27 Semua hal yang tercantum dalam kriteria diagnosis harus ditanyakan. Anak-anak seringkali belum dapat mendeskripsikan rasa nyeri dengan baik, sehingga harus ditanyakan kepada orang tua mengenai perubahan perilaku yang terlihat saat serangan nyeri kepala. ID-migraine merupakan instrumen skrining migren pada orang dewasa yang mudah diaplikasi pada anak. Validitas idmigraine telah dilakukan pada orang dewasa dengan sensitivitas sebesar 70,9% dan spesifisitas sebesar 79,1%.28 Pemeriksaan fisis khusus untuk nyeri kepala misalnya penekanan pada otot-otot perikranium untuk mendeteksi TTH.16,18,29 Selain itu, pemeriksaan fisis ditujukan untuk menyingkirkan penyebab nyeri kepala sekunder, misalnya tekanan darah, pemeriksaan gerak bola mata dan saraf kranialis, funduskopi, fungsi serebelum berupa keseimbangan dan lainnya, serta kelumpuhan, refleks fisiologis dan refleks patologis. Pencitraan Kemungkinan ditemukannya kelainan susunan saraf pusat pada nyeri kepala kronk dengan pemeriksaan neurologis normal hanya 1 di antara 815 anak (0,37%)30 Pencitraan tidak perlu dilakukan pada anak dengan nyeri kepala berulang tanpa kelainan neurologis.7,30,31 Kemungkinan SOL harus dicurigai pada sakit kepala yang baru berlangsung kurang dari 1 bulan, tidak adanya riwayat keluarga migren, pemeriksaan neurologis abnormal, gangguan gait, dan adanya kejang.7
  • 60. Pencitraan dilakukan pada keadaan berikut:31 Nyeri kepala akut: Nyeri kepala sangat berat yang belum pernah dialami sebelumnya Demam dan gejala rangsang meningeal Riwayat trauma kepala Nyeri kepala kronik Nyeri kepala menetap selama kurang dari 6 bulan yang tidak memberi respons terhadap pengobatan Nyeri kepala kronis progresif, makin sering dan makin berat Nyeri kepala disertai gejala neurologis abnormal, terutama bila disertai edema papil, nistagmus, gangguan gerak bola mata, gangguan gait, dan gangguan motorik berupa kelumpuhan atau adanya refleks patologis Nyeri kepala menetap tanpa adanya riwayat keluarga migren Nyeri kepala menetap disertai episode bingung, disorientasi, atau muntah Nyeri kepala menyebabkan anak terbangun dari tidur atau terjadi pada saat bangun tidur (dapat juga terjadi pada migren) Riwayat keluarga atau riwayat medis, pemeriksaan klinis atau laboratorium yang merupakan predisposisi lesi susunan saraf pusat Elektroensefalografi EEG tidak direkomendasikan pada anak dengan nyeri kepala berulang, karena hasilnya tidak dapat digunakan untuk menentukan etiologi, membantu diagnosis, atau membedakan migren dengan nyeri kepala lain. 5,31 Terapi pada nyeri kepala Migren Tujuan penatalaksanaan adalah penatalaksanaan menyeluruh jangka panjang untuk mengurangi frekuensi, berat dan lama serangan; memberi terapi yang terbaik; mencegah pengobatan berlebihan; dan memperbaiki kualitas hidup dari pasien.8,32 Untuk menilai beratnya migren dapat digunakan PedMIDAS yang dapat diunduh dari http://www.cincinnatichildrens.org/svc/alpha/h/headache/pedmidas.htm33 dan untuk menilai dampak migren terhadap kualitas hidup dapat digunakan Pediatric Quality of Life Inventory, yang dapat diunduh dari http://www.pedsql.org/ 32 Terapi obat pada migren dapat dibagi menjadi terapi untuk mengatasi serangan akut dan terapi profilaksis untuk mencegah munculnya serangan. Banyak obat yang dapat digunakan pada orang dewasa belum mendapat ijin untuk digunakan pada anak sehingga penggunaannya masih bersifat off-label. Selain itu, pada migren banyak dikenal terapi komplementer dan alternatif, misalnya intervensi psikologis, perubahan gaya hidup, relaksasi, bio-feedback, diet dan lainlain.32 Terapi serangan migren akut Tujuan terapi akut adalah menghilangkan nyeri dan gejala lain dengan cepat dan efektif sehingga pasien dapat beraktivitas kembali. Obat harus diberikan pada saat pasien mulai merasa ada gejala. Bila gejala migren sudah mencapai puncaknya, pengobatan menjadi sangat sulit. Serangan ringan hanya memerlukan satu macam analgetik sedangkan serangan berat memerlukan terapi kombinasi.34,35 Obat yang sering digunakan bagi pengobatan migren pada remaja adalah NSAID terutama ibuprofen, asetaminofen, triptan dan dihydroergotamine. Beberapa obat lain misalnya Ca-channel blocker, isometheprene, metoclopramide dan prochlorphenazine.32 American Academy of Neurology sebagai berikut : 36 telah mengeluarkan rekomendasi untuk pengobatan serangan akut migren pada anak Ibuprofen efektif untuk mengatasi migren. Parasetamol mungkin efektif. Sumatriptan spray nasal efektif bagi remaja. Triptan oral dan triptan subkutan: tidak ada data untuk menerima atau menolak penggunaannya pada anak atau remaja.
  • 61. Banyak peneliti menggunakan terapi kombinasi sejak awal. Obat yang bermanfaat bagi terapi kombinasi adalah gabungan NSAID dan triptan.34 Suatu hal yang dikuatirkan pada terapi migren adalah penggunaan obat terapi serangan akut yang berlebihan. Terapi profilaksis migren Indikasi terapi profilaksis adalah: 37-39 1. Sering mengalami serangan akut (2-4 kali setiap bulan) yang cukup berat yang mengganggu aktivitas seharihari. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengalami serangan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam. Mengalami gangguan fungsi walaupun sudah mendapat pengobatan akut yang adekuat. Mengalami ko-morbiditas atau keadaan lain yang menyulitkan pengobatan akut. Kegagalan, kontraindikasi, atau efek samping obat terapi akut Mempunyai risiko menggunakan obat terlalu banyak Tipe migren yang jarang dan sulit diobati, misalnya migren hemiplegik, migren basilar, migren dengan aura yang lama, migren dengan infark, atau ada risiko kerusakan saraf permanen. Terapi profilaksis diberikan tiap hari untuk waktu yang lama. Berapa lamanya tidak ada kesesuaian pendapat, umumnya selama 3-6 bulan. Diperlukan waktu beberapa minggu sebelum terapi profilaksis dapat bekerja baik sehingga jangan terlalu cepat menilai bahwa terapi profilaksis gagal. Penghentian obat harus perlahan-lahan untuk mengurangi kemungkinan relaps dan withdrawal. Jenis obat yang telah diteliti terbukti memberi manfaat untuk terapi profilaksis adalah:8,37,38 Antikonvulsan misalnya y ysodium valproate, topiramate Antidepresan trisiklik misalnya yamitriptyline Antihistamin misalnya ycyproheptadine Ca-channel blockery y misalnya flunarizine Antihipertensi misalnya ypropanolol Cyclic vomiting Terapi berupa pencegahan dehidrasi dan obat. Obat yang banyak digunakan adalah:40 Ondansetron y(0.3-0.4 mg/kg/iv atau 4-8 mg oral) Promethaziney y (0.25-0.5 mg/kg/dosis iv atau oral) Metoclopramide y(1–2 mg/kg sampai 10 mg, dua kali per hari iv atau oral) Prochlorperaziney y (2.5–5 mg dua kali per hari iv) Seringkali diperlukan sedasi dengan lorazepam 0.05–0.1 mg/kg sampai 5 mg atau diphenhydramine 0.25–1 mg/kg. Tension-type headache Obat terpilih untuk TTH adalah ibuprofen, disusul naproxen dan ketoprofen.16,18 Ringkasan Diperlukan pengetahuan mengenai klasifikasi diagnosis, kemampuan anamnesis dan pemeriksaan neurologis untuk menegakkan diagnosis nyeri kepala pada anak. Pemeriksaan penunjang pencitraan dan EEG hanya atas indikasi dan bukan merupakan yang rutin dilakukan. Pemilihan obat harus sesuai dengan diagnosis dan indikasi, sambil memperhatikan kemungkinan efek samping dan kemungkinan penggunaan obat berlebihan. Daftar Pustaka 1. Ridsdale L, Clark LV, Dowson AJ, Goldstein LH, Jenkins L, McCrone P, et al. 1. How do patients referred to neurologists for headache differ from those managed in primary care? Br J Gen Pract. 2007;57:388-95. 2. Kernick D, Stapley S, Hamilton W. GPs’ classification of headache: is primary 2. headache underdiagnosed? Br J Gen Pract. 2008;58:102-4. 3. Lewis DW, Dorbad D. The utility of neuroimaging in the evaluation of children 3. with migraine or chronic daily headache who have normal neurological examinations. Headache. 2000;40:629-32.
  • 62. 4. Evans RW, Lewis DW. Is an MRI scan indicated in a child with new-onset 4. daily headache? Headache. 2001;41:905-906. 5. American Academy of Neurology. Practice Parameter: The 5. electroencephalogram in the evaluation of headache. Neurology. 1995;45:1263-7. 6. Pusponegoro HD. Migren pada anak. Dalam: Gunardi H, Oswari H, Handriastuti RS, Kurniati N, editor. Pain management in children.Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI; 2006. 7. Lewis DW, Ashwal S, Dahl G, Dorbad D, Hirtz D, Prensky A, et al. Practice 7. parameter: evaluation of children and adolescents with recurrent headaches: report of the quality standards subcommittee of the american academy of neurology and the practice committee of the child neurology society. Neurology. 2002;59:1-3. 8. 9. Lewis DW. Pediatric migraine. Neurol Clin. 2009;27:481-501.8. Silberstein SD, Olesen J, Bousser MG, Diener HC, Dodick D, First M, et al. The 9. International Classification of Headache Disorders, 2nd Edition (ICHD-II). Cephalalgia. 2005;25:460-5. 10. Monastero R, Camarda C, Pipia C, Camarda R. Prognosis of migraine headaches 10. in adolescents: a 10-year follow-up study. Neurology. 2006;67:1353. 11. Vanmolkot FH, Van Bortel LM, de Hoon JN. Altered arterial function in 11. migraine of recent onset. Neurology. 2007;68:1563-70. 12. Goadsby PJ. Pathophysiology of migraine. Neurol clin. 2009;27:335-60.12. 13. Strupp M, Brandt T. Diagnosis and treatment of vertigo and dizziness. 13. 2008;105:173-80. 14. Wilne S, Collier J, Kennedy C, Koller K, Grundy R, Walker D. Presentation 14. of childhood CNS tumours: a systematic review and meta-analysis. Lancet Oncol. 2007;8:685-95. 15. Morin L, Smail A, Mercier J, Titomanlio L, Elkind MS. Clinical Reasoning: A 15. child with pulsatile headache and vomiting. American Academy of Neurology. 2009;72:e69-e71. 16. Anttila P. Tension-type headache in childhood and adolescence. Lancet 16. Neurol. 2006;5:268-74. 17. Cuvellier JC, Couttenier F, Joriot-Chekaf S, Vallée L. Chronic daily headache 17. in French children and adolescents. Pediatr Neurol. 2008;38:93-8. 18. Fumal A, Schoenen J. Tension-type headache: current research and clinical 18. management. Lancet Neurol. 2008;7:70-83. 19. Leroux E, Ducros A. Cluster headache. Orphanet J Rare Dis. 2008;3:20.19. 20. Wilne S. The presenting features of brain tumours: A review of 200 cases. 20. Arch Dis Child. 2006;91:502-6. 21. Rangel-Castilla L, Gopinath S, Robertson CS. Management of intracranial 21. hypertension. Neurol Clin. 2008;26:521-41. 22. Fitch MT, Abrahamian FM, Moran GJ, Talan DA. Emergency department 22. management of meningitis and encephalitis. Infect Dis Clin North Am. 2008;22:33-52. 23. Moon S, Son J, Chang W. A Case of Oculomotor Nerve Palsy and Choroidal 23. Tuberculous Granuloma Associated with Tuberculous Meningoencephalitis. Korean J Ophthalmol. 2008;22:201. 24. Pusponegoro HD. Tuberculous meningitis in children. Problems in diagnosis 24. and management. Paper presented at the 9th Asia Oceania Association of Child Neurology Congress. Cebu, Phillipines, 2006 25. Sakellaris G, Nasis G, Kotsiou M, Tamiolaki M, Charissis G, Evangeliou A. 25. Prevention of traumatic headache, dizziness and fatigue with creatine administration. A pilot study. Acta Paediatr. 2008;97:31-34. 26. Da Dalt L, Andreola B, Facchin P, Gregolin M, Vianello A, Battistella PA. 26. Characteristics of children with vomiting after minor head trauma: a case-control study. J Pediatr. 2007;150:274-278. 27. McConaghy JR. Headache in primary care. Prim Care. 2007;34:83-97.27. 28. Siva A, Zarifoglu M, Ertas M, Saip S, Karli HN, Baykan B, et al. Validity of the 28. ID-Migraine screener in the workplace. Neurology. 2008;70:1337-45. 29. Lipchik GL, Holroyd KA, France CR, Kvaal SA, Segal D, Cordingley GE, et al. 29. Central and peripheral mechanisms in chronic tension-type headache. Pain. 1996;64:467-75. 30. Abu-Arafeh I. Serious neurological disorders in children with chronic 30. headache. Arch Dis Child. 2005;90:93740. 31. Evans RW. Diagnostic Testing for Migraine and Other Primary Headaches. 31. Neurol Clin. 2009;27:393-415. Kabbouche M, Gilman D. Management of migraine in adolescents. 32. Neuropsychiatr Dis Treat. 2008;4:535. Hershey AD, Powers SW, Vockell AL, LeCates SL, Segers A, 33. Kabbouche MA. 33. Development of a patient-based grading scale for PedMIDAS. Cephalalgia. 2004;24:844-9. 34. Krymchantowski AV. The use of combination therapies in the acute 34. management of migraine. Neuropsychiatr Dis Treat. 2006;2:293-297. 35. Tepper SJ, Spears RC.
  • 63. 50.
  • 66. dengan suatu substansi atau efek withdrawalnya(n o.8)-Nyeri kepala yang berhubungan dengan infeksi non sefalik
  • 68. dengan kelainan pada cranium, leher,mata, hidung, rongga sinus, mulut atau struktur di wajah atau kranial lainnya.Kriteria
  • 69. Diagnostik NT kronik (NTK) 168. A. 169. Selama 6 bulan atau lebih mengalami nyeri kepala rata-rata 15 hari atau lebih
  • 70. setiap bulannya/ 180 hari atau lebih setahun, dan memenuhi persyaratan BDB.Setidaktidaknya memenuhi 2
  • 71. ciri-ciri nyeri berikut ini : 170. 1. 171. Nyeri bersifat menekan atau terasa kencang. 172. 2.
  • 72. 173. Intensitas ringan sampai sedang (aktifitas berkurang, tetapi tidak terhenti).3.Loka si bilateral4.Tidak memberat bila
  • 73. menaiki tangga atau dengan aktivitas fisik.C.Tidak disertai dengan gejala-gejala ikutan :1 . M u n t a h 2.M ual,fotofobi
  • 74. atau fonofobiD.Satu dari persyaratan berikut ini harus terpenuhi :1.Anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak
  • 75. menunjukkan adanya kelainan pada kelompok 5-11 174. 2. 175. Anamnesis atau pemeriksaan fisik atau
  • 77. tidak mendukung nya. 176. 3. 177. Jika ada kelainankelainan tersebut diatas, NT pertama kali tidak terjadi
  • 78. padawaktu yang berkaitan dengan kelainan diatas.Kriteria Diagnostik NT yang tidak memenuhi kriteria diatas 178. A.
  • 79. 179. Memenuhi semua kriteria kecuali satu kriteria untuk satu atau lebih bentuk NT 180. 11 181. 183.
  • 80. 184. B.Tidak memenuhi kriteria migren tanpa aura.Pemeriksaa n Penunjang :Kebanyakan nyeri kepala tipe tegang
  • 83. g-orang dengan nyeri kepala tipe tegang kronik walaupun tidak memiliki kelainan pada pemeriksaan saraf, harus dilakukan
  • 84. pemeriksaan CT scan dan MRI. Dengan pemerik saan radiologi tidak dapat diketahui tipe spesifik dari nyeri kepala, namun