Dokumen tersebut merangkum makna delapan pasal dalam Gurindam Jawi. Pasal-pasal tersebut memberikan nasihat tentang pentingnya agama, moral, pendidikan, dan pergaulan yang baik. Dokumen ini menekankan bahwa manusia harus menjaga perilaku dan budi pekertinya serta menjauhi larangan agama.
Adab Berbakti Kepada orang Tua
Bahwa menaati perintah orang tua adalah wajib, selama bukan untuk maksiat. Bahkan perintah melakukan yang mubah, bila itu keluar dari mulut orang tua, berubah menjadi wajib hukumnya. Kita juga tahu, bahwa harta orang tua harus dijaga, tidak boleh dihamburkan secara percuma, atau bahkan untuk berbuat maksiat. Kita juga meyakini, bahwa bila orang tua kita kekurangan atau membutuhkan pertolongan, kitalah orang pertama yang wajib menolong mereka. Namun itu hanya sebatas keyakinan. Bila tidak ada ‘ikatan janji’ dengan sikap kita, semua itu hanya terwujud dalam bentuk wacana saja, tidak bisa terbentuk menjadi ‘bakti’ terhadap orang tua. Oleh sebab itu, Allah menyebut kewajiban bakti itu sebagai ‘ketetapan’, bukan sekadar ‘perintah’. Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah suatu bentuk ibadah yang di utamakan dan merupakan salah satu untuk meraih surganya Allah.
Adab Berbakti Kepada orang Tua
Bahwa menaati perintah orang tua adalah wajib, selama bukan untuk maksiat. Bahkan perintah melakukan yang mubah, bila itu keluar dari mulut orang tua, berubah menjadi wajib hukumnya. Kita juga tahu, bahwa harta orang tua harus dijaga, tidak boleh dihamburkan secara percuma, atau bahkan untuk berbuat maksiat. Kita juga meyakini, bahwa bila orang tua kita kekurangan atau membutuhkan pertolongan, kitalah orang pertama yang wajib menolong mereka. Namun itu hanya sebatas keyakinan. Bila tidak ada ‘ikatan janji’ dengan sikap kita, semua itu hanya terwujud dalam bentuk wacana saja, tidak bisa terbentuk menjadi ‘bakti’ terhadap orang tua. Oleh sebab itu, Allah menyebut kewajiban bakti itu sebagai ‘ketetapan’, bukan sekadar ‘perintah’. Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah suatu bentuk ibadah yang di utamakan dan merupakan salah satu untuk meraih surganya Allah.
Kelas 9 bab 3 Menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kpd orang tua dan...SaiyidahMuflihah
Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru
1.Hormat dan Sayang kepada Kedua Orang tua dan guru
2.Taat kepada Orang tua dan guru
Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
Kelas 9 bab 3 Menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kpd orang tua dan...SaiyidahMuflihah
Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru
1.Hormat dan Sayang kepada Kedua Orang tua dan guru
2.Taat kepada Orang tua dan guru
Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
Agama islam tentang : Hormat dan patuh kepada orang tua dan guruYogi andreansyah
materi agama islam kelas 10 yang menjelaskan tentang bagaimana kita menghormati guru dan orang tua kita beserta dalil dan hadits nya denga penjelasan secara detail dan mudah di pahami
author by yogi andreansyah
Betapa besar pengaruh teman dalam kehidupan seseorang. Teman bisa mengangkat kehormatan dan kemulian. Tapi teman dapat pula menjadi sebab kehancuran dan kehinaan
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. C.MAKNA SETIAP PASAL
Pasal Pertama (1) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Pertama
“ Memberi nasihat tentang agama (religius) ”
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
· Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat
penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah
menjalankan hidupnya.
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia harus mengenal
empat zat yang menjadikan manusia mula-mula. 4 tersebut adalah syari’at, tarikat,
hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat
dengan Allah SWT.
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya yang
paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari
kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di
dunia itu hanya sesaat
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan dimintakan
pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
Pasal Kedua (2) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua
“ menceritakan tentang orang – orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat,
dan Haji beserta akibatnya
2. Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut
akan takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita
laksanakan
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang, shalat
merupakan pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat, berarti
Allah tidak akan menjaga orang itu.
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Itupun jika di
dunia hidupnya senang apabila tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya
tidak akan terasa senang.
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan janjinya
sebagai orang Islam.
Pasal Ketiga (3) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
“ tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan
seperlunya ”
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa yang
dilarang oleh allah swt
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
3. Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hidup harus dijalani penuh semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat.
Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi
Pasal keempat (4) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat
“tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi) ”
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak di mata
orang lain
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri
sampai harus dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan justru
harta kita akan bertambah
4. Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Jagalah setiap perbuatan kita
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Jangan mengambil pekerjaan yang haram
Pasal Kelima (5) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima
“ tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar ”
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan yang
sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran dari
hidupnya di dunia
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Orang yang berakal adalah orang yang teleh mempersipkan bekal waktu hidp di dunia
ini
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang maka lihatlah saat di bergaul dengan
masyarakat
Pasal Keenam (6) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam
“ tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian
pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk ”
5. Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
sahabat yang setia dan dapat membantu kita
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.
Pasal Ketujuh (7) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
“ berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya
sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri”
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat
sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Setiap pekerjaan harus ada persiapannya
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah
tumbuh dewasa akan membangkan orang tua
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
Jangan suka menghina orang lain
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
6. Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus
sabar dan menerima dengan lapang dada
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang
kasar
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).
P asal Kedelapan (8) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan
“ berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka
buruk terhadap seseorang ”
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat
7. Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan
yang telah kita perbuat
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus
disadar
Pasal ke Sembilan (9) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
“ berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan.
Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang
selalu rajin beribadah agar kuat imannya ”
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka
manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan berada
untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah di
jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.
Pasal ke Sepuluh (10) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh
8. “ berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati
orang tuanya ”
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Jangan durharka terhadap bapa
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu
dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
Bersikap adilah sesama teman
Pasal ke-11 (sebelas) Gurindam 12
Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama
“Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa”
Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa
bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali
untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang
muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya,
tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya).
Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan
mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang
muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya
ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang
muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat.” (HR.
Muslim).
Untuk makna dari bait kedua gurindam pasal kesebelas
“Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela”
Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan
akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat
yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang
9. pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang
tercela, “Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya
(bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang
bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap
keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah
pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan bertanggungjawab
terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan
bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah
pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka
kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap
rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya)” (HR. Bukhari)
Kemudian bait yang ketiga
Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat
Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana
dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang
mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang
menipumu” (HR. Turmudzi)
Untuk bait yang keempat
Hendak marah dahulukan hajat
Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan
kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan
memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud)
Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak
baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam,
rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri
nikmat yang telah
Allah berikan kepada manusia.
Bait yang kelima
Hendak dimulai jangan melalui
10. Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai
Bait keenam
Hendak ramai, muliakan perangai
Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin
mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka
salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak
ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat)
kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud)
Makna yang trkandung dalam Pasal sebelas
“ berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela,
berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat ”
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita punya
sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa
Hendak jadi kepala
Buang perangai yang cela
Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap tercela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat
Semoga bermanfaat, :D
UPDATE Gurindam 12 Pasal 12
Saya tidak tahu berapa banyak komentar yang menanyakan mengenai pasal 12 nya
yang hilang namun tenang saja, kini sudah muncul pasal 12 nya, walaupun ini hanya
sementara..
Pasal ke Duabelas (12) Gurindam 12
Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
• Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan harus
bekerjasama
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
11. • Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil
terhadap rakyatnya
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
• Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
• Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
• Hormatilah setiap manusia
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
• Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta
• . Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.
Pidato sama dengan Khotbah, kuliah, ceramah, kultum, santiaji, briefing, dan sejenisnya.
1. Khotbah adalah cara untuk menyampaikan suatu pesan
2. Ceramah adalah sebuah pidato yang bertujuan untuk memberi nasehat ataupun petunjuk kepada
para pendengar
3. Kultum adalah sebuah cara untuk memberi pesan, pengetahuan, ataupun informasi kepada para
pendengar selama kurang lebih tujuh menit
4. Santiaji adalah Ceramah yang isinya membahas tentang moral
5. Briefing adalah pidato singkat dari seorang pemimpin pasukan kepada pasukannya
B. Macam-macam metode pidato:
In promtu adalah pidato tanpa melakukan persiapan sebelumnya ( serta merta ). ( Kelebihan :
Siap ketika dilakukan secara mendadak. Kekurangan : Kurang persiapan, bagi yang tidak
terbiasa akan bicara seadanya/ ngawur )
Menghafal adalah metode dengan cara menghafalkan seluruh isi teks
Naskah adalah metode yang dilakukan dengan cara membaca naskah seluruh teks. ( Kelebihan :
Baik ketika membaca dengan rinci. Kekurangan : Monoton, ada gangguan teknis antara
pembaca pidato dengan audience )
12. Ekstemporan adalah metode pidato yang dilakukan dengan mencatat teks pidato hanya garis
besarnya saja
Definisi / Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.
Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit
semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato
tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk
mencapai jenjang karir yang baik.
B. Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas
dengan ucapan yang kita sampaikan.
C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa
tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan
sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
D. Metode Pidato
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan
pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik
serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan
umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
13. 2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sa
Perbedaan antara Slogan dan Poster
Slogan lebih mengarah/menekankan pada kata-kata/kalimat,sedangkan Poster lebih menekankan
informasinya dalam suatu gambar/ilustrasi.
Slogan berisi mengenai tujuan ideology suatu organisasi, golongan,
dll, sedangkan Poster berisi mengenai himbauan, ajakan, upaya pendidikan, dan penyaluran
aspirasi tertentu.