Modul ini membahas tentang komponen-komponen sistem telekomunikasi seperti terminal, jaringan inti, dan jaringan akses. Juga dibahas macam-macam switching yaitu circuit switching, packet switching, dan message switching beserta kelebihan dan kekurangannya. Circuit switching membangun koneksi secara fisik, packet switching mentransmisikan data dalam bentuk paket, sedangkan message switching menyimpan pesan di setiap node sebelum diteruskan.
2. Bagan Umum Sistem Telekomunikasi
2
Core Network
Terminal (CPE)
Access
Network
CPE = Customer Premises Equipment
3. Komponen Sistem Telekomunikasi
• Terminal
– Perangkat yg memberikan layanan telekomunikasi
secara langsung kepada pengguna
– Customer Premises Equipment (CPE)
• Core network
– Bagian yang memproses aliran informasi/data
sehingga dapat sampai ke tujuan yang sesuai
• Access network
– Penghubung antara CPE dengan Core Network yg
berfungsi menyalurkan informasi/data dari CPE ke
Core Network dan sebaliknya
4. Komponen Sistem Telekomunikasi
• Pada jaringan sistem komunikasi biasa terdapat node
yang merepresentasikan terminal dan perangkat
jaringan dan link yang merepresentasikan
hubungan/koneksi antar nodes.
• Sebagai perangkat jaringan, node dapat memiliki
fungsi: Routing, Switching dan Multiplexing.
6. Switched Network
• Transmisi data/ informasi jarak jauh biasanya
dilakukan melalui beberapa switching node yang
saling terhubung sehingga membentuk suatu jaringan
switching, atau disebut switched network.
• Setiap node yang terdapat dalam jaringan switching
bekerja tanpa memperhatikan isi data/ informasi
yang ditransmisikan.
• Data ditransmisikan melalui suatu rute yang
ditentukan oleh proses switching di setiap node yang
dilalui. Koneksi node ke node lainnya biasanya
dilakukan secara multiplex.
8. Fungsi Dasar Switching
• Penyambungan (interconnection)
• Pengendalian (control)
• Deteksi adanya permintaan sambungan
• Menerima informasi
• Mengirim informasi
• Mengawasi pembicaraan
10. Circuit Switching
• Pada circuit switching dibangun ketersambungan
secara fisik antara dua pihak yang berkomunikasi
• Sebelum komunikasi dilakukan, kedua pihak
dihubungkan secara permanen (dedicated) oleh
sistem switching.
• Pada circuit switching terdapat proses membangun
koneksi, transfer data dan memutuskan koneksi. Jika
koneksi tidak tersedia maka akan terjadi blocked
(biasa diinformasikan dengan nada sibuk).
11. Circuit Switching
• Pada circuit switching tidak akan ada informasi yang hilang sepanjang sirkit
tersambung terus menerus sehingga memiliki garansi quality of service
(QoS).
• Contoh dari penyambungan sikuit adalah jaringan telepon PSTN (Public
Switched Telephone Network).
– Setiap panggilan diberi sebuah jalur yang dedicated. Contoh aplikasi
yang menggunakan circuit switching adalah telepon.
– Sumber daya yang sudah dipesan sebuah call bersifat dedicated (tidak
di-sharing).
– Kapasitas transmisi dapat dijamin.
– Memerlukan call setup.
– Kapasitas medium bisa melebihi kapasitas yang diperlukan oleh suatu
tarnsmisi sinyal. Untuk meningkatkan efisiensi bisa dilakukan teknik
multiplexing (FDMA & TDMA).
12. Circuit Switching
• Proses call setup pada circuit switching:
– Pembentukan jalur
– Transfer data
– Pemutusan jalur
13. Circuit Switching
• Propagation delay: Waktu yang diperlukan bagi bit pertama
yang dikirimkan sumber untuk sampai ke penerima.
• Transmission delay: Waktu yang diperlukan untuk
mengirimkan data pada jalur yang sudah di-reserved.
14. Circuit Switching
Keuntungan circuit switching adalah :
• Sekali koneksi terjadi jaringan transparan (seolah hanya
koneksi langsung antar stations)
• Fixed data rate tanpa adanya delay
• Sangat baik untuk komunikasi real time
Kelemahan circuit switching adalah :
• Selama koneksi berlangsung, jalurnya akan selalu
diduduki walaupun tidak ada data yang dikirim
• Delay sebelum terbentuknya hubungan (call set up delay)
15. Packet Switching
• Sistem packet switching ini dipakai untuk
transmisi data dari komputer.
• Dengan sistem packet switching ini maka
informasi/pesan dari terminal data dikirimkan
sebagian – sebagian yang merupakan paket –
paket yang berukuran kecil (< 1500 byte) dan
kemudian ditransmisikan paket demi paket ke
tujuan yang diinginkan.
16. Packet Switching
• Setiap paket terdiri dari payload (data
informasi yang akan dikirimkan), header (label
dari alamat yang dituju), kode – kode tertentu
dan sebagainya.
• Header berisi informasi tentang: source
(sender) address, destination (recipient)
address, packet size, sequence number dan
error checking information.
17. Packet Switching
• Masing-masing paket akan dikirimkan ke jaringan
secara independen.
• Tiap paket dapat dikirim melalui rute yang berbeda.
• Pada saat kondisi idle (tidak ada paket yang dikirim),
link dapat digunakan untuk mengirim paket dari data
yang lain.
• Data dikirimkan ke jaringan dalam bentuk potongan-
potongan (“chunks”). Contoh aplikasi yang
menggunakan packet switching: Jaringan IP.
18. Packet Switching
• Struktur paket data:
• Pada setiap node, keseluruhan paket diterima, lalu
diolah (mis., routing), lalu di-forward ke node
berikutnya; dengan demikian jaringan packet-
switching disebut juga store-and-forward networks.
• Sumber daya jaringan hanya digunakan jika perlu.
Header Data Trailer
19. Packet Switching
• Ketika diperlukan, bandwidth sumber daya jaringan
digunakan secara penuh.
• Paket-paket menggunakan bersama (share) sumber
daya jaringan.
• Ada perebutan (contention) sumber daya jaringan.
Bisa terjadi kongesti: paket-paket mengantri
menunggu tersedianya link.
26. Packet Switching
Walaupun tiap paket sampai di tujuan tidak berurutan, masing-
masing menempati posisi sesuai no. urut, sehingga penerima
menerima data dengan urutan sesuai yang dikirim
3 2 1
A B
27. PR!!!!
• Diketahui:
User A akan mengirim data ke User B dan data
dibagi dalam 5 paket. Gambarkan contoh proses
pengiriman paket tersebut apabila di tengah-
tengah User A dan User B ada 4 nodes.
5 4 3 2 1
A B
28. Packet Switching
Contoh menjadikan sebuah data menjadi
beberapa paket:
Hello Bob
He ll o bBo
H He H H H Hll o Bo b
Message
Segmented
Message
Packetized
Message
Header
Paket 1 Paket 2 Paket 3 Paket 4 Paket 5
29. Packet Switching
• Keunggulan packet switching dari circuit
switching:
– Yang utama adalah faktor statistical multiplexing,
yang memungkinkan penggunaan badwidth secara
efisien.
– Simple to implement
– Sangat cocok untuk bursty data
30. Packet Switching
• Kelemahan packet switching:
– Memiliki potensi untuk timbulnya kongesti: packet
delay and high loss
– Packet header overhead
– Per-packet processing overhead
31. Packet Swithing - Connectionless
•Merupakan datagram service yang analog dengan
pengiriman surat via pos
•Setiap paket/datagram harus diberi address
•Paket dikirim dari satu node ke node berikutnya
dengan sistem store-and-forward. Setiap node
menentukan rute secara independen untuk tiap paket
(paket tidak harus dikirim melalui rute yang sama)
•Paket dapat sampai di tujuan tidak sesuai urutan,
sehingga di tempat tujuan perlu pengaturan sesuai
nomor urut paket.
32. Packet Swithing - Connectionless
• Tidak perlu session setup sebelum transfer data
• Tidak ada acknowledgement mengurangi trafik,
tapi perlu protokol dengan layer yang lebih tinggi
untuk error cheking
• Contoh:
– Internet Protocol (IP)
– Connectionless Network Protocol (CLNP)
33. Packet Swithing - Connectionless
• Keuntungan:
– Tidak ada waktu call setup
– Adaptasi yang cepat jika terjadi congestion/network
overload
– Adaptasi yang cepat jika terjadi node failure
• Kerugian:
– Kedatangan paket bisa tidak sesuai dengan urutannya
– Adanya beban pemrosesan karena setiap paket diproses di
setiap node
– Receiver tidak memiliki persiapan terhadap paket yang
datang
34. Packet Switching – Connection Oriented
• Perlu dibangun sambungan (session setup) sebelum
transfer data (disebut virtual path atau virtual circuit)
• Analog dengan sambungan percakapan telepon
• Ada acknowledgement (pemberitahuan ke pengirim
bahwa data sudah diterima) lebih reliable
• Cocok untuk trafik data yang terus menerus untuk waktu
yang lama
• Contoh:
– X-25
– Frame Relay
– Asynchronous Transfer Mode (ATM)
– Multiprotocol Label Switching (MPLS)
35. Packet Switching – Connection Oriented
• Keuntungan:
– Kedatangan paket sesuai urutannya
– Terdapat mekanisme error control
– Penetapan satu rute untuk satu koneksi
– Penerima telah bersiap untuk menerima paket yang datang
• Kerugian:
– Adanya delay saat connection setup
– Adaptasi terhadap node failure kurang baik
– Adaptasi terhadap network overload kurang baik
36. Message Switching
• Di tiap node yang dilalui pesan disimpan dalam buffer
sebelum diteruskan
• Pesan diberi header yang berisi informasi ke mana
pesan akan dikirim. Tujuan dapat lebih dari satu.
• Pesan baru akan diteruskan ke node berikutnya
apabila telah diterima seluruhnya.
• Menggunakan teknik pengiriman “store and forward”
• Contoh:
– E-mail
messageH
42. Message Switching
• Keuntungan:
– Tidak perlu segmentasi/paketisasi data
– Overhead lebih kecil
– Pesan dapat dikirim meskipun penerima sibuk:
• Disimpan di buffer sampai penerima siap
• Kerugian:
– Apabila terjadi error, terjadi pada seluruh pesan
– Delay karena proses store and forward
– Perlu buffer dengan kapasitas yang besar di setiap node