Dokumen tersebut membahas tentang packet switching yang dirancang untuk mengelola lalu lintas suara dengan mengalokasikan sumber daya untuk panggilan tertentu dan memungkinkan konversi rate data. Paket data ditransmisikan dengan informasi kontrol seperti alamat tujuan dan disimpan serta diteruskan ke simpul berikutnya. Packet switching memiliki kelebihan seperti efisiensi jalur yang lebih besar dan fleksibilitas pengiriman paket. Terdapat dua
Kuliah Komunikasi Data ke-15: Jaringan switchingYeffry Handoko
Jaringan switching terdiri dari host akhir dan beberapa node switching perantara yang memindahkan data antar node. Node switching tidak peduli dengan isi data dan menyediakan fasilitas switching untuk memindahkan data hingga tujuan. Terdapat dua teknologi switching, yaitu circuit switching yang menggunakan jalur khusus dan packet switching yang memotong data menjadi paket.
Dokumen ini membahas perbandingan antara circuit switching dan packet switching dalam jaringan komunikasi. Circuit switching membutuhkan alokasi sumber daya untuk membuat sirkuit tetap antara sumber dan tujuan, sedangkan packet switching memecah data menjadi paket-paket kecil yang dapat mengambil jalur yang berbeda menuju tujuan. Kedua teknologi ini memiliki keunggulan tergantung pada jenis aplikasi yang diinginkan.
1. Spanning-Tree Protocol digunakan untuk menciptakan topologi logical tanpa looping pada jaringan switch dengan topologi fisik yang memiliki looping, sehingga mengamankan lalu lintas tanpa masalah looping.
Kuliah Komunikasi Data ke-15: Jaringan switchingYeffry Handoko
Jaringan switching terdiri dari host akhir dan beberapa node switching perantara yang memindahkan data antar node. Node switching tidak peduli dengan isi data dan menyediakan fasilitas switching untuk memindahkan data hingga tujuan. Terdapat dua teknologi switching, yaitu circuit switching yang menggunakan jalur khusus dan packet switching yang memotong data menjadi paket.
Dokumen ini membahas perbandingan antara circuit switching dan packet switching dalam jaringan komunikasi. Circuit switching membutuhkan alokasi sumber daya untuk membuat sirkuit tetap antara sumber dan tujuan, sedangkan packet switching memecah data menjadi paket-paket kecil yang dapat mengambil jalur yang berbeda menuju tujuan. Kedua teknologi ini memiliki keunggulan tergantung pada jenis aplikasi yang diinginkan.
1. Spanning-Tree Protocol digunakan untuk menciptakan topologi logical tanpa looping pada jaringan switch dengan topologi fisik yang memiliki looping, sehingga mengamankan lalu lintas tanpa masalah looping.
Dokumen tersebut membahas tentang protokol routing dan beberapa jenis protokol routing yang umum digunakan seperti RIP, OSPF, EIGRP, BGP. Protokol-protokol tersebut memiliki karakteristik berbeda seperti algoritma yang digunakan (distance vector, link state), cakupan area (internal/external), dan tujuan utama membangun tabel routing.
Dokumen tersebut membahas tentang Spanning Tree Protocol (STP) yang merupakan protokol yang berada di jaringan switch untuk mendeteksi dan mengelola link redundant agar dapat mencegah terjadinya looping paket data. STP bekerja dengan memilih satu switch sebagai root bridge dan membangun tree topologi jaringan berdasarkan cost terendah dari setiap switch ke root bridge serta memblokir port yang redundant."
Routing protocol adalah protokol komunikasi antar router untuk berbagi informasi tentang jaringan dan koneksi. Ada dua jenis routing protocol yaitu interior routing protocol untuk dalam satu autonomous system dan exterior routing protocol untuk antar autonomous system. Contoh interior routing protocol adalah RIP, OSPF, EIGRP, sedangkan contoh exterior routing protocol adalah BGP."
Dokumen tersebut membahas tentang static routing pada router di mana rute traffic ditentukan secara manual oleh administrator tanpa berubah kecuali diubah secara manual. Dokumen tersebut juga membahas instalasi dan konfigurasi router serta ucapan terima kasih.
1. Router bekerja pada layer 1, 2, dan 3, membuat keputusan forwarding pada layer 3 tetapi juga berperan pada proses layer 1 dan 2.
2. Router mengenkapsulasi paket IP ke dalam frame layer 2 dan meneruskannya sebagai sinyal layer 1 melalui link fisik.
3. Konfigurasi dasar router meliputi penentuan mode, identitas, password, interface, dan verifikasi.
Transport layer merupakan lapisan keempat dari model referensi jaringan OSI yang bertanggung jawab untuk pengiriman data dari sumber ke tujuan secara andal dan menyediakan layanan untuk protokol di atasnya. Dokumen ini membahas protokol TCP dan UDP yang merupakan protokol utama pada lapisan transport, serta karakteristik, keunggulan, dan kegunaan masing-masing protokol.
Static dan dynamic routing digunakan untuk menentukan jalur pengiriman data dalam jaringan. Static routing mengharuskan admin untuk secara manual mengkonfigurasi tabel routing dan merubahnya ketika terjadi perubahan jalur, sedangkan dynamic routing menggunakan protokol untuk mengkonfigurasi tabel routing secara otomatis. Dokumen ini membahas perbedaan static dan dynamic routing dalam Cisco Packet Tracer beserta contoh konfigurasinya.
Switching dan routing merupakan proses penting dalam jaringan komputer. Switching berfokus pada pengiriman frame data berdasarkan alamat MAC sedangkan routing mengarahkan paket data berdasarkan alamat IP. Switch bekerja pada layer 2 dan mencatat alamat MAC port yang terhubung, sedangkan router bekerja pada layer 3 dan menggunakan protokol routing static atau dinamik seperti RIP, OSPF, EIGRP untuk menentukan jalur terbaik antar segmen jaringan.
Router digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda. Dokumen ini menjelaskan konsep routing dan protokol routing seperti RIP dan OSPF yang digunakan router untuk berbagi informasi tentang jaringan-jaringan lain sehingga dapat memilih jalur terpendek untuk mengirim paket data.
Dokumen tersebut membahas tentang protokol routing dan beberapa jenis protokol routing yang umum digunakan seperti RIP, OSPF, EIGRP, BGP. Protokol-protokol tersebut memiliki karakteristik berbeda seperti algoritma yang digunakan (distance vector, link state), cakupan area (internal/external), dan tujuan utama membangun tabel routing.
Dokumen tersebut membahas tentang Spanning Tree Protocol (STP) yang merupakan protokol yang berada di jaringan switch untuk mendeteksi dan mengelola link redundant agar dapat mencegah terjadinya looping paket data. STP bekerja dengan memilih satu switch sebagai root bridge dan membangun tree topologi jaringan berdasarkan cost terendah dari setiap switch ke root bridge serta memblokir port yang redundant."
Routing protocol adalah protokol komunikasi antar router untuk berbagi informasi tentang jaringan dan koneksi. Ada dua jenis routing protocol yaitu interior routing protocol untuk dalam satu autonomous system dan exterior routing protocol untuk antar autonomous system. Contoh interior routing protocol adalah RIP, OSPF, EIGRP, sedangkan contoh exterior routing protocol adalah BGP."
Dokumen tersebut membahas tentang static routing pada router di mana rute traffic ditentukan secara manual oleh administrator tanpa berubah kecuali diubah secara manual. Dokumen tersebut juga membahas instalasi dan konfigurasi router serta ucapan terima kasih.
1. Router bekerja pada layer 1, 2, dan 3, membuat keputusan forwarding pada layer 3 tetapi juga berperan pada proses layer 1 dan 2.
2. Router mengenkapsulasi paket IP ke dalam frame layer 2 dan meneruskannya sebagai sinyal layer 1 melalui link fisik.
3. Konfigurasi dasar router meliputi penentuan mode, identitas, password, interface, dan verifikasi.
Transport layer merupakan lapisan keempat dari model referensi jaringan OSI yang bertanggung jawab untuk pengiriman data dari sumber ke tujuan secara andal dan menyediakan layanan untuk protokol di atasnya. Dokumen ini membahas protokol TCP dan UDP yang merupakan protokol utama pada lapisan transport, serta karakteristik, keunggulan, dan kegunaan masing-masing protokol.
Static dan dynamic routing digunakan untuk menentukan jalur pengiriman data dalam jaringan. Static routing mengharuskan admin untuk secara manual mengkonfigurasi tabel routing dan merubahnya ketika terjadi perubahan jalur, sedangkan dynamic routing menggunakan protokol untuk mengkonfigurasi tabel routing secara otomatis. Dokumen ini membahas perbedaan static dan dynamic routing dalam Cisco Packet Tracer beserta contoh konfigurasinya.
Switching dan routing merupakan proses penting dalam jaringan komputer. Switching berfokus pada pengiriman frame data berdasarkan alamat MAC sedangkan routing mengarahkan paket data berdasarkan alamat IP. Switch bekerja pada layer 2 dan mencatat alamat MAC port yang terhubung, sedangkan router bekerja pada layer 3 dan menggunakan protokol routing static atau dinamik seperti RIP, OSPF, EIGRP untuk menentukan jalur terbaik antar segmen jaringan.
Router digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda. Dokumen ini menjelaskan konsep routing dan protokol routing seperti RIP dan OSPF yang digunakan router untuk berbagi informasi tentang jaringan-jaringan lain sehingga dapat memilih jalur terpendek untuk mengirim paket data.
Dasar Telekomunikasi - Slide week 6 - SwitchingBeny Nugraha
Modul ini membahas tentang komponen-komponen sistem telekomunikasi seperti terminal, jaringan inti, dan jaringan akses. Juga dibahas macam-macam switching yaitu circuit switching, packet switching, dan message switching beserta kelebihan dan kekurangannya. Circuit switching membangun koneksi secara fisik, packet switching mentransmisikan data dalam bentuk paket, sedangkan message switching menyimpan pesan di setiap node sebelum diteruskan.
Teks tersebut membahas perbedaan antara circuit switching dan packet switching, model OSI dan TCP/IP, transmisi baseband dan broadband, teknologi auto-MDIX, serta perbedaan hub, switch, dan router. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan konsep-konsep dasar jaringan komputer.
Routing menggunakan router untuk memilih jalur terbaik untuk mengirimkan data melalui jaringan. Terdapat dua cara membangun tabel routing yaitu static dan dynamic, dimana dynamic secara otomatis membangun tabel berdasarkan pertukaran informasi antar router menggunakan protokol seperti RIP, OSPF, dan EIGRP.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis protokol routing dan karakteristiknya. Protokol routing membantu router bertukar informasi tentang topologi jaringan untuk membangun tabel routing. Terdapat tiga kelas protokol routing yaitu distance vector, link state, dan exterior gateway protocol. Beberapa protokol yang dijelaskan antara lain RIP, OSPF, EIGRP, IGRP, dan BGP.
Dokumen tersebut membahas tentang lapisan jaringan OSI (Network Layer), protokol TCP dan UDP. TCP dan UDP beroperasi pada lapisan transport OSI dan memberikan layanan terkoneksi maupun tak terkoneksi untuk aplikasi-aplikasi di atasnya. TCP bersifat andal sedangkan UDP bersifat tidak andal.
Dokumen tersebut membahas tentang routing dan internetworking. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang proses routing dimana suatu router akan memforward paket ke jaringan tujuan berdasarkan alamat IP. Selanjutnya dibahas mengenai jenis-jenis protokol routing seperti distance vector dan link-state serta perbedaan antara routing protocol dan routed protocol. Terakhir dibahas mengenai unsur-unsur penting dalam internetworking seperti router, bridge, switch, dan converter.
Routing merupakan proses dimana suatu router memindahkan paket ke jaringan tujuan berdasarkan alamat IP. Terdapat dua jenis routing yaitu statis dan dinamis, dimana statis dikonfigurasi secara manual sedangkan dinamis menggunakan protokol routing untuk berbagi informasi secara otomatis.
1. Dokumen tersebut membahas beberapa protokol routing utama termasuk Distance Vector seperti RIP dan Link State seperti OSPF beserta karakteristik dan perbandingannya. 2. Terdapat pembahasan mengenai Interior Gateway Protocol seperti IGRP, EIGRP, dan OSPF yang biasanya digunakan untuk routing internal. 3. Dokumen ini juga membedakan Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol seperti BGP yang digunakan untuk routing antar sistem otonom.
Presentasi Tugas Besar 1 Komdat Kelompok 3.pptMentariKusuma2
Dokumen tersebut membahas tentang teknik switching pada jaringan telekomunikasi. Ada dua teknik switching utama yaitu circuit switching dan packet switching. Circuit switching mengalokasikan sirkuit tetap antara dua node sepanjang komunikasi berlangsung, sedangkan packet switching mengirim data dalam bentuk paket yang dirouted dari node ke node.
Jaringan komputer dapat menggunakan dua teknologi switching utama, yaitu circuit switching dan packet switching. Circuit switching membangun sirkuit virtual antara dua stasiun dan hanya stasiun itu yang dapat menggunakan sirkuit, sedangkan packet switching memotong data menjadi paket kecil yang dapat dikirim secara terpisah melalui jaringan. Kedua teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung pada aplikasi yang digun
Modul ini membahas konsep dasar switching jaringan dan segmentasi LAN. Switch digunakan untuk membagi LAN menjadi microsegmentasi untuk mengurangi domain tabrakan dan meningkatkan bandwidth. Switch bekerja pada lapisan data link dan jaringan, serta menggunakan metode penyimpanan dan pengiriman maju untuk mengirim paket secara efisien.
Hub, bridge, dan switch digunakan untuk menghubungkan dan mengisolasi segmen-segmen LAN. Hub beroperasi pada level bit dan tidak mengisolasi domain tabrakan, sementara bridge beroperasi pada level frame dan dapat mengisolasi domain tabrakan untuk meningkatkan throughput total. Algoritma spanning tree digunakan untuk membentuk topologi pohon antara bridge-bridge untuk mencegah terjadinya loop pada jaringan.
2. Prinsip-prinsip
Dirancang untuk mengendalikan lalu lintas
suara
Sumberdaya ditujukan untuk panggilan tertentu
Sebagian besar waktu koneksi data tidak terpakai
Rate data konstan
Dua perangkat yang dihubungkan saling mentransmisi dan
menerima pada rate data yang sama
3. Operasi Dasar
Data ditransmisi dalam bentuk paket pendek
Panjang paket 1000 octet (byte)
Pesan yang panjang dipecah menjadi beberapa
paket
Setiap paket berisi data pemakai dan beberapa
informasi kontrol
Informasi Kontrol
Informasi alamat
Paket diterima, disimpan dan diteruskan ke
simpul berikutnya
Simpan dan diteruskan
5. Kelebihan
Jalur efisiensi yang lebih besar
Jalur simpul ke simpul dibagi secara dinamik
beberapa paket sepanjang waktu
Paket diantrikan dan ditransmisi secepat mungkin
Konversi rate data
Setiap stasiun terhubung ke simpul lokal pada rate
data yang sesuai
Simpul penyangga data dibutuhkan untuk
menyamakan rate
Paket dapat diterima meskipun jaringan sibuk
Pengiriman dapat saja terlambat
Skala propritas dapat digunakan
6. Tehnik Switching
Stasiun memecah pesan yang panjang dalam
bentuk paket
Paket dikirim segera ke jaringan
Paket dikemas dalam 2 cara
Datagram
Sirkuit Virtual
7. Datagram
Setiap paket diperlakukan terpisah
Paket dapat menggunakan jalur yang praktis
Paket dapat saja terlambat
Paket dapat hilang
Penerima dapat meminta ulang paket
8. Sirkuit Virtual
Rute sudah direncanakan dahulu, sebelum
paket-paket dikirim
Koneksi dibangun antara permintaan dan
penerimaan
Setiap paket mempunyai identifikasi sirkuit
virtual sebagai alamat tujuan
Setiap paket dapat mencari jalurnya sendiri
9. Sirkuit Virtual v Datagram
Sirkuit Virtual
Jaringan dapat melakukan deretan dan kontrol
kesalahan
Paket diteruskan lebih cepat
Tidak perlu jalur khusus
Kurang handal
simpul mengalami kegagalan seluruh sirkuit virtual yang
melintasi simpul bisa hilang
Datagram
Panggilan untuk set up fase dapat dihindari
Lebih baik pada paket-paket yang sedikit
Lebih fleksibel
Jika sebuah simpul gagal paket berikutnya dapat
13. Operasi Eksternal dan Internal
Packet switchingdatagrams atau virtual circuits
Interface antara stasiun dan simpul
Orientasi koneksi
Statiun meminta koneksi logik (virtual circuit)
Semua paket diidentifikasikan sebagasi milik koneksi logik
tertentu dan diberi nomor berurutan
Jaringan mengirim paket sesuai nomor urutan
Sebagai layanan External virtual circuit
contoh. X.25
Beda dari operasi internal virtual circuit
Tanpa koneksi
Paket ditangani terpisah
Sebagai layanan External datagram
Beda dari operasi internal datagram
14. Kombinasi (1)
External virtual circuit, internal virtual circuit
Seluruh paket mengikuti rute yang sama
External virtual circuit, internal datagram
Jaringan menangani setiap paket terpisah
Paket yang berbeda dari external virtual circuit yang
sama memungkinkan memiliki rute internal yang
berbeda
Jaringan penyangga pada simpul tujuan
15. Kombinasi (2)
External datagram, internal datagram
Paket diperlakukan secara terpisah, baik secara
jaringan dan pengguna
External datagram, internal virtual circuit
Pengguna luar tidak melihat koneksi apapun
Pengguna luar mengirim paket begitu saja
Jaringan menyusun koneksi logik diantara stasiun
yang di maksud
21. Keputusan Waktu dan Tempat
Waktu
Berdasar Packet atau virtual circuit
Tempat
Distribusi
Dibuat oleh tiap simpul
Sentralisasi
Sumber
22. Sumber Informasi Jaringna dan
Pewaktuan Perbaruan
Strategi routing umumnya didasari oleh
pengetahuan topologi jaringan
Routing distribusi
Simpul menggunakan informasi lokal
Mengumulkan informasi dari simpul yang berdekatan
Mengumpulkan informasi dari seluruh simpul pada
rute yang berkepentingan
Routing sentral
Mengumpulkan informasi dari seluruh node
Pewaktuan Pembaruan
Jika tidak ada informasi yang digunakan, tidak ada
pembaruan informasi
26. Flooding
Tidak memerlukan informasi apapun
Paket dikirim dari sebuah simpul ke simpul yang
berdekatan
Paket yang datang ditransmisi ke setiap jalur
kecuali jalur datangnya paket tersebut
Setiap paket mempunyai nomor yang unik
sehingga duplikasinya dapat dibuang
Setiap simpul harus mengingat indentitas paket
yang ditransmisikan
28. Random Routing
Simpul memilih satu jalur untuk keluar untuk
mentransmisikan kembali paket yang datang
Pemilihan secara random atau round robin
Dapat memilih jalur keluar berdasarkan
perhitungan probabilitas
Tidak memerlukan informasi jaringan
Biasanya rute yang dipilih bukan rute minimum
atau rute dengan lompatan minimum
29. Adaptive Routing
Digunakan hampir pada semua jaringan paket
switching
Keputusan routing berubah bila kondisi jaringan
berubah
Membutuhkan informasi jaringan
Keputusan lebih kompleks
Beban pengolahan pada simpul meningkat
Bereaksi terlalu cepat sehingga dapat
menimbulkan kemacetan ,ketidakstabilan
31. Strategi Routing ARPANET (1)
Generasi pertama
1969
Distribsi adaptive
Estimasi penundaan sebagai kriteria kinerja
Algoritma Bellman-Ford
Simpul menukar vektor penundaan dengan vektor
terdekat
Pembaruan routing berdasarkan informasi yang
datang
Tidak mempertimbangkan kecepatan jalur, hanya
panjang antrian
32. Strategi Routing ARPANET (2)
Generation Kedua 1979
Menggunakan penundaan sebagai kriteria kinerja
Penundaan diukur langsung
Menggunakan algoritma Dijkstra’s
Baik pada muatan kecil atau sedang
33. Strategi Routing ARPANET (3)
Generasi ketiga 1987
Perubahan perhitungan biaya jalur
Perhitungan penundaan tiap 10 detik
Normalisasi berdasarkan nilai saat itu dan hasil
sebelumnya