Petugas kesehatan rentan terpapar virus HIV melalui cairan tubuh pasien. Terapi profilaksis pasca paparan dengan kombinasi 2-3 obat antiretroviral seperti zidovudin dan lamivudin dapat mencegah transmisi virus. Pemantauan pasca paparan meliputi tes antibodi dan pemantauan efek samping obat.
Dokumen tersebut merupakan referat mengenai HIV pada anak. Referat ini membahas tentang definisi HIV dan AIDS, etiologi, patomekanisme, diagnosis HIV pada bayi dan anak, serta prinsip diagnosis infeksi HIV pada bayi dan anak. Diagnosis HIV pada anak dilakukan dengan uji virologis dan serologis, tergantung usia anak.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan kekebalan tubuh menurun, sehingga menimbulkan berbagai infeksi oportunistik. Diagnosis HIV dapat dilakukan melalui tes laboratorium dan gejala klinis. Upaya penanggulangan meliputi promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Dokumen tersebut membahas tentang HIV pada anak, yang meliputi:
1. HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS dan menyerang sistem kekebalan tubuh
2. Diperkirakan 1,8 juta anak di bawah 15 tahun hidup dengan infeksi HIV di seluruh dunia
3. Penularan HIV pada anak terutama dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, komplikasi, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan AIDS bila jumlah sel T CD4+ menurun di bawah 200/μL darah. Gejala AIDS bervariasi mulai dari ringan hingga parah seperti infeksi oportunistik. Diagnosis dilakukan secara klinis dan laboratorium. Penanggulangannya meliputi promosi kesehatan,
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen COVID-19 pada kehamilan. Secara umum dokumen menjelaskan bahwa COVID-19 dapat menular dari ibu ke janin meskipun jarang terjadi, dan bahwa sebagian besar ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan. Ibu hamil dengan komorbid memiliki risiko komplikasi lebih tinggi.
Dokumen tersebut membahas rekomendasi kesehatan untuk wisatawan internasional dengan fokus pada traveller's diarrhea dan Zika virus. Dokumen menjelaskan bahwa 30% wisatawan mengalami traveller's diarrhea dan jumlah kasus Zika virus pada wisatawan yang mengunjungi Amerika meningkat, sehingga edukasi risiko penyakit dan pencegahannya penting. Dokumen ini juga memberikan panduan mengenai gejala, penyebab, diagnosis, pencegahan, dan penanganan dari
Power Point ini berisi tentang penyakit AIDS, gejala, penularan, pencegahan serta pengobatan dari penyakit AIDS. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang penyakit AIDS
Selamat membaca !........
Dokumen tersebut merupakan referat mengenai HIV pada anak. Referat ini membahas tentang definisi HIV dan AIDS, etiologi, patomekanisme, diagnosis HIV pada bayi dan anak, serta prinsip diagnosis infeksi HIV pada bayi dan anak. Diagnosis HIV pada anak dilakukan dengan uji virologis dan serologis, tergantung usia anak.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan kekebalan tubuh menurun, sehingga menimbulkan berbagai infeksi oportunistik. Diagnosis HIV dapat dilakukan melalui tes laboratorium dan gejala klinis. Upaya penanggulangan meliputi promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Dokumen tersebut membahas tentang HIV pada anak, yang meliputi:
1. HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS dan menyerang sistem kekebalan tubuh
2. Diperkirakan 1,8 juta anak di bawah 15 tahun hidup dengan infeksi HIV di seluruh dunia
3. Penularan HIV pada anak terutama dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, komplikasi, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan AIDS bila jumlah sel T CD4+ menurun di bawah 200/μL darah. Gejala AIDS bervariasi mulai dari ringan hingga parah seperti infeksi oportunistik. Diagnosis dilakukan secara klinis dan laboratorium. Penanggulangannya meliputi promosi kesehatan,
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen COVID-19 pada kehamilan. Secara umum dokumen menjelaskan bahwa COVID-19 dapat menular dari ibu ke janin meskipun jarang terjadi, dan bahwa sebagian besar ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan. Ibu hamil dengan komorbid memiliki risiko komplikasi lebih tinggi.
Dokumen tersebut membahas rekomendasi kesehatan untuk wisatawan internasional dengan fokus pada traveller's diarrhea dan Zika virus. Dokumen menjelaskan bahwa 30% wisatawan mengalami traveller's diarrhea dan jumlah kasus Zika virus pada wisatawan yang mengunjungi Amerika meningkat, sehingga edukasi risiko penyakit dan pencegahannya penting. Dokumen ini juga memberikan panduan mengenai gejala, penyebab, diagnosis, pencegahan, dan penanganan dari
Power Point ini berisi tentang penyakit AIDS, gejala, penularan, pencegahan serta pengobatan dari penyakit AIDS. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang penyakit AIDS
Selamat membaca !........
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pasien dengan masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi, gangguan fertilitas, dan klimakterium. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan diagnosis dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk memastikan pemulihan pasien.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, Gangguan Ferti...pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pasien dengan masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi, gangguan fertilitas, dan klimakterium. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan diagnosis dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi.
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)Indah Triayu
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS dalam kehamilan dan penatalaksanaannya. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain bahwa risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dikurangi menjadi kurang dari 5% dengan memberikan terapi antiretroviral untuk ibu hamil dan bayi baru lahir, serta menyusui dengan pengganti ASI. WHO merekomendasikan pemberian regimen TDF+3TC(FTC)+EFV untuk semua ibu hamil
Dokumen tersebut membahas tentang HIV pada kehamilan. HIV dapat menular dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. Untuk mencegah penularan, ibu hamil dengan HIV dapat menerima terapi antiretroviral sepanjang kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan sesuai pedoman WHO. Terapi ini dapat menekan virus dan mengurangi risiko penularan dari ibu ke bayi.
Penularan AIDS di Provinsi Kepri disebabkan oleh perilaku seks bebas dan meningkatnya jumlah pekerja seks komersial. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, dibutuhkan kesadaran akan bahaya virus HIV, menghindari hubungan seks tidak aman, serta meningkatkan iman dan amal shaleh.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas yang mencakup strategi untuk mencegah penularan infeksi melalui kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, teknik aseptik, penyuntikan yang aman, penanganan limbah medis dan dekontaminasi peralatan medis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
HIV dan AIDS masih menjadi penyebab utama kematian wanita usia produktif, salah satunya karena pelayanan kesehatan untuk mencegah penularan dari ibu ke anak belum memadai. Program pencegahan penularan infeksi HIV dari ibu ke anak mencakup layanan kehamilan, diagnosis, dan terapi antivirus untuk ibu serta bayi. Strategi pencegahan meliputi skrining pasangan, penggunaan kondom, dan ter
Dokumen tersebut membahas terapi ARV untuk pasien HIV/AIDS. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) alur tatalaksana HIV mulai dari diagnosis, diagnosis koinfeksi, pengobatan koinfeksi, dan pengobatan HIV dengan ARV serta monitoringnya, (2) persiapan sebelum pemberian ARV seperti edukasi, konseling, dan pastikan beberapa hal sebelum memulai ARV, (3) indikasi memulai ARV untuk semua
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi dan sejarah alami infeksi HIV. Ada beberapa poin penting yang dijelaskan dalam dokumen, yaitu: (1) HIV menyerang sel CD4 dan menggunakannya untuk bereplikasi, (2) sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang pada anak membuat progresi penyakit HIV lebih cepat, dan (3) terapi obat antiretroviral digunakan untuk mencegah resistensi terhadap virus
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, meliputi dasar hukum, tujuan, definisi, manajemen, strategi, dan kebijakan terkait kebersihan tangan, penggunaan APD, pemilahan limbah, serta pembersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi di rumah sakit.
A 71-year-old woman presented with fever, cough, and altered mental status. She was diagnosed with sepsis and acute kidney injury. She received empiric antibiotics and underwent hemodialysis to manage her organ dysfunction. Her condition improved over several days of treatment, though cultures did not identify a definite microbe.
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionSoroy Lardo
Dengue Infection and Cardiac Manifestations How Important? Certainly greatly affect the clinical course of dengue patients with viremia phase - critical phase and recovery phase. Cardiac Manifestations, as an important organ that determines stable hemodynamics. What if our heart is disturbed? of course there is influence in management and prognosis. Please refer to this power point.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pasien dengan masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi, gangguan fertilitas, dan klimakterium. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan diagnosis dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk memastikan pemulihan pasien.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, Gangguan Ferti...pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pasien dengan masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi, gangguan fertilitas, dan klimakterium. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan diagnosis dan penatalaksanaan berbagai kondisi tersebut serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi.
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)Indah Triayu
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS dalam kehamilan dan penatalaksanaannya. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain bahwa risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dikurangi menjadi kurang dari 5% dengan memberikan terapi antiretroviral untuk ibu hamil dan bayi baru lahir, serta menyusui dengan pengganti ASI. WHO merekomendasikan pemberian regimen TDF+3TC(FTC)+EFV untuk semua ibu hamil
Dokumen tersebut membahas tentang HIV pada kehamilan. HIV dapat menular dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. Untuk mencegah penularan, ibu hamil dengan HIV dapat menerima terapi antiretroviral sepanjang kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan sesuai pedoman WHO. Terapi ini dapat menekan virus dan mengurangi risiko penularan dari ibu ke bayi.
Penularan AIDS di Provinsi Kepri disebabkan oleh perilaku seks bebas dan meningkatnya jumlah pekerja seks komersial. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, dibutuhkan kesadaran akan bahaya virus HIV, menghindari hubungan seks tidak aman, serta meningkatkan iman dan amal shaleh.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas yang mencakup strategi untuk mencegah penularan infeksi melalui kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, teknik aseptik, penyuntikan yang aman, penanganan limbah medis dan dekontaminasi peralatan medis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
HIV dan AIDS masih menjadi penyebab utama kematian wanita usia produktif, salah satunya karena pelayanan kesehatan untuk mencegah penularan dari ibu ke anak belum memadai. Program pencegahan penularan infeksi HIV dari ibu ke anak mencakup layanan kehamilan, diagnosis, dan terapi antivirus untuk ibu serta bayi. Strategi pencegahan meliputi skrining pasangan, penggunaan kondom, dan ter
Dokumen tersebut membahas terapi ARV untuk pasien HIV/AIDS. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) alur tatalaksana HIV mulai dari diagnosis, diagnosis koinfeksi, pengobatan koinfeksi, dan pengobatan HIV dengan ARV serta monitoringnya, (2) persiapan sebelum pemberian ARV seperti edukasi, konseling, dan pastikan beberapa hal sebelum memulai ARV, (3) indikasi memulai ARV untuk semua
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi dan sejarah alami infeksi HIV. Ada beberapa poin penting yang dijelaskan dalam dokumen, yaitu: (1) HIV menyerang sel CD4 dan menggunakannya untuk bereplikasi, (2) sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang pada anak membuat progresi penyakit HIV lebih cepat, dan (3) terapi obat antiretroviral digunakan untuk mencegah resistensi terhadap virus
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, meliputi dasar hukum, tujuan, definisi, manajemen, strategi, dan kebijakan terkait kebersihan tangan, penggunaan APD, pemilahan limbah, serta pembersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi di rumah sakit.
A 71-year-old woman presented with fever, cough, and altered mental status. She was diagnosed with sepsis and acute kidney injury. She received empiric antibiotics and underwent hemodialysis to manage her organ dysfunction. Her condition improved over several days of treatment, though cultures did not identify a definite microbe.
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionSoroy Lardo
Dengue Infection and Cardiac Manifestations How Important? Certainly greatly affect the clinical course of dengue patients with viremia phase - critical phase and recovery phase. Cardiac Manifestations, as an important organ that determines stable hemodynamics. What if our heart is disturbed? of course there is influence in management and prognosis. Please refer to this power point.
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesSoroy Lardo
Diabetes is associated with atherosclerosis and COPD contributed to the chronic inflammation within the systemic vascular. Management of CVI with diabetes and COPD requires multi-disciplinary approach
Fungal infections can occur due to the increasing use of broad-spectrum antibiotics and patients with immunodeficiency. Some pathogens, such as Cryptococcus, Candida,and Fusarium, rarely cause serious diseases in the normal host, while other endemic fungi, such as Histoplasmosis, Coccidiodes,and Paracoccidiodes can cause disease in a normal host, but has a tendency to be aggressive on immunocompromise.
Candida species are normal flora that may be an apportunistic pathogen. Candidiasis occurs in some diseases such as gastrointestinal mucosal esophagitis, a fungal disease associated with the use of catheters and in - patients who have mucosal damage or obtain broad – spectrum antibiotics. Other candidiasis consist of skin candidiasis, funguria candidiasis, disseminated candidiasis and endocarditis candidiasis. Candidemia is the fourth most common cause of nosocomial bloodstream infections in the United States and in many of the developed country. Invasive candidiasis has a significant impact on patient outcomes, and it has been estimated that the mortality of invasive candidiasis is as high as 47%. The mortality rates are 15%-25% for adults and 10%-15% for neonates and children. Diagnostic approach to fungal infection is a priority. The knowledge of the changes in epidemiology and risk factors for fungal infections, has become the main reference to measure optimal treatment of fungal infections.
Rabies : approach diagnostic and prophylaxisSoroy Lardo
Dokumen tersebut membahas tentang rabies dan profilaksis pasca paparan. Rabies adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi yang menyebabkan kematian 99.9% tanpa perawatan. Profilaksis pasca paparan meliputi pembersihan luka, vaksinasi, dan imunoglobulin berdasarkan kategori paparan.
Co Infection Dengue and HIV are simultanously infection. Dengue is viral infection with short term and clearence viremia. HIV is viral persistence infection with thrombocytopenia is caused by molecular mimicry
1. The patient, a 60-year-old man, presented with pale skin and fatigue for two days and was diagnosed with aplastic anemia four months ago requiring twice weekly platelet transfusions.
2. Physical examination found anemic conjunctiva, pale nails, and purpura on the arms and legs. Laboratory tests showed decreased red blood cell counts and pancytopenia.
3. The patient was diagnosed with aplastic anemia based on his history of frequent transfusions, physical findings, and low blood cell counts on laboratory tests. He received platelet transfusions and IV fluids and was advised to follow up every two weeks.
Manifestasi atipikal pada infeksi virus dengue dapat berupa demam tak terdiferensiasi, demam dengue atau DHF. Dokumen ini membahas kasus seorang wanita 32 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan dan demam selama 11 hari yang diduga mengalami infeksi virus dengue bermanifestasi atipikal berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
MERS-CoV infection causes severe respiratory and substantial nonpulmonary organ dysfunctions and has a high mortality rate. Community acquired and health care–associated MERS-CoV infection occurs in patients with chronic comorbid conditions
The approach to sepsis certainly needs to be based on organ involement. The mysteri of the role of the heart associated with myocardial dysfunction, becomes a growing scientific challenge
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi oleh Mycobacterium selain M. tuberculosis (NTM) yang dapat menginfeksi berbagai bagian tubuh termasuk paru. NTM lebih sering menginfeksi paru, kelenjar limfe, dan jaringan lunak. Faktor host dan karakteristik organisme berpengaruh terhadap kerentanan terhadap infeksi NTM. Kulturing dan identifikasi spesies NTM diperlukan untuk diagnosis dan penentuan pengobatan.
Laki-laki 59 tahun dirawat dengan diagnosis sepsis akibat pneumonia nosokomial yang didukung oleh riwayat demam, penurunan nafsu makan, dan penurunan kesadaran sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus selama 15 tahun dan hipertensi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan procalcitonin dan kultur sputum menemukan Acinetobacter baumannii. Pasien diberikan terapi resusitasi cairan dan antibiotik berdasark
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
Laporan kasus ini membahas kasus seorang wanita usia 31 tahun dengan diagnosis Demam Berdarah Dengue (DHF) tingkat I yang dirawat selama 3 hari. Pasien mengeluh demam, nyeri sendi, nyeri kepala, dan muntah sejak 3 hari sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri di daerah epigastrik dan hasil laboratorium menunjukkan leukopenia, trombositopenia, serta tes Dengue NS1 Ag positif. Diagnosis yang
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS Soroy Lardo
1. Dokumen tersebut membahas tentang ko-infeksi HIV dan TB, dimana kedua penyakit saling mempengaruhi dan memperburuk prognosis satu sama lain. 2. HIV menurunkan kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi TB aktif, sementara replikasi HIV lebih tinggi pada lokasi infeksi TB. 3. Ko-infeksi meningkatkan replikasi kedua agen patogen dan merupitkan masalah kesehatan masyarakat yang serius.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Oleh :Togi Beeco P. (07120070032)
Referrat Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Univesitas Pelita Harapan
Pembimbing : dr. SoroyLardo Sp.PD FINASIM
Sub SMF /Divisi PenyakitTropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam
RSPAD Gatot Soebroto
2. Problem di Indonesia yang akhir-akhir ini
meningkatjumlahnya, seiring meningkatnya
pemakaian IDU (intravenous drug user).
Petugaskesehatan merupakan pekerja yang
rentan tertular virus ini oleh karena
paparandarah maupun cairaninfeksius
lainnya dari pasien yang ditangani.
3. Penderita HIV mengalami saat asimtomatis
yang cukup lama (5-10 tahun) yang
mempersulitidentifikasi dari penampilan fisik
luar saja.
Pasien HIV + infeksioportunistik yang tidak
berbeda klinis dengan infeksioportunistik itu
sendiri.
4. Paparancairaninfeksius ini tidak saja
membawa virus HIV tapi juga virus hepatitis
(Hepatitis B maupun C).
Pencegahanpenularan melalui berbagai
tindakan (Universal precaution) dan
pengobatan pasca paparan tidak saja
ditujukan pada virus HIV tapi juga virus lain.
5. CDC (Centers of Disease Control)
pemerintahAmerikaSerikat pada tahun 2002
mendapat laporan 57 kasuspenularan HIV
pada petugas kesehatan (serokonversi) yang
disebabkan oleh paparancairaninfeksius di
tempat kerja.
Selain itu terdapat 138 petugas kesehatan
yang terinfeksi HIV yang masih diperkirakan
tertular dari tempat kerja.
6. Transmisi HIV karena pekerjaan merupakan
problem yang rumit, mengingat belum
adanya vaksin maupun terapi yang efektif
terhadap HIV/AIDS, juga terapi pasca
paparan yang optimal.
Perlukaanperkutaneus merupakan
kecelakaan kerja tersering dan biasanya
disebabkan oleh jarum yang berlubang
(hollow-bore needle)
7. Selain status infeksi seseorang, hal lain yang
mempengaruhi penularan adalah :
Jumlah dan jenis cairan yang mengenai
Dalamnya tusukan/luka
Tempat perlukaan/paparan
8. Penganganan pasca paparan baik merupakan
hal penting yang harus diperhatikan untuk
mengurangi terjadinya transmisi.
Penangananpasca paparan meliputi :
Penganganantempat paparan/luka
Pelaporanterjadinya paparan
Evaluasi risikotransmisi
Konseling
Pertimbanganpemakaian terapi profilaksis pasca
paparan
Pemantauan(follow-up)
9.
10. Virus RNA
Matioleh pemanasan 56C selama 20 menit,
alkohol, hidrogenperoksida, hipoklorid,
parafolmadehid, lisol, pH yang tinggi atau
rendah dan pengeringan.
Tercatat 859.000 kasus HIV/AIDS di CDC
AmerikaSerikat dan menurut P2MPLP
DepKes RI (September 2004) kira-kira 5700
orang menderita HIV/AIDS di Indonesia.
11. CDC mencatat 57 pekerja kesehatan menderita
HIV setelah paparan di tempat kerja (tahun
2002) mempunyai pekerjaan sebagai berikut :
24 orang perawat,
16 orang ptugaslaboratorium,
6 orang dokter,
3 orang teknisilaboratorium,
2 orang petugaskebersihan,
teknisi/bedah 2 orang,
lain-lain 4 orang.
12. Cara penularan:
48 orang melalui kulit (tusukan/irisan)
5 orang mukokutaneus (membranmukosa/kulit).
2 orang melalui kulit dan mukokutan,
2 orang tidak diketahui rutepenularannya.
13. Luka dan kulit tempat paparan (darah dan
cairan tubuh lain) dicuci dengan sabun dan air
mengalir, apabila mengenai
membranmukosa cukup dibilas dengan air.
14. Tidak ada bukti manfaat melakukan
pemerasan (pengurutan) atau penggunaan
antiseptik sebagai cara untuk
mengurangirisikopenularan. Demikian pula
pemberianinjeksiantiseptik, causatic agents
(pemutih, desinfektan pada tempat
luka/paparan sangat tidak dianjurkan.
15. Pelaporankasus pasca paparanberisikan
1. Jam dan tanggal kejadian
2. Kejadianrinci meliputi dimana dan bagaimana
paparan tersebut terjadi, apakah alat tersebut
tajam, tipe dan merkalat
3. Rincian dari paparan: jumlah dan macam cairan
atau material yang mengenai, beratnyapaparan
(perkutan , dalamnya tusukan/irisan,
mukokutan, kondisi kulit; intact, tergores, dll)
16. 4. Rincian dari sumber paparan : apakah
mengandung HBV, HCV, HIV. Bila mengandung
HIV, saat ini pasien tersebut dalam stage apa,
adakah riwayat pengobatan ART (anti retroviral
terapi), viral load, dan tes resistensi
antiretroviral bila ada
5. Rincian tentang yang terpapar (korban),
mengenai vaksinasinasi hepatitis B
6. Rincian tentang konseling, managemen pasca
paparan, follow-up
17. Risiko transmisi setelah paparanperkutaneus
dengan sumber penderita HIV(+):
tusukandalam 13%,
adanya darah pada alat 4,5%,
prosedur yang memakai jarum pada arteri dan
vena 3,6%,
pasien merupakan kasus terminal 8,5%,
pasca paparan menggunakan zidovudine 0,14%.
18. Cairan tubuh yang dapat menularkan HIV
adalah : darah, cairantubuh yang
mengandungdarah, cairan otak, cairan
pleura, cairan semen dan vagina, cairansendi,
cairan peritoneal, cairanperikardial, cairan
amnion, gigitan penderita.
Cairanyang tidak potensial menularkan: tinja,
keringat, ingus, airmata, saliva, urin, sputum,
muntahan.
19. Konseling diberikan karena infeksi HIV lewat
paparan akibat kerja selain jarang terjadi, infeksi
virus ini dapat menimbulkan gangguan
emosional bagi yang terpapar.
Isi dari konseling meliputi :
Risiko transmisi
Pencegahan transmisi sekunder (tidak berhubungan
seks, hubungan seks memakai kondom) terutama
pada 6-12 minggu pertama atau selama periode
pemantauan (follow-up)
Tidak bolehhamil
20. Tidak diperbolehkan donor darah maupun organ
Bila sedang menyusui stop menyusui karena HIV
dapat menular lewat air susu
Setiap ada keluhan infeksi akut harus kontrol ke
klinik terutama bila terjadi klinis demam, mialgia,
kemerahan, kelemahan (malaise), limfadenopati,
yang merupakan klinis sindrom akut retrovirus
(HIV) atau reaksi obat atau kondisi medis lain
Kepatuhan dalam minumART
Efek samping ART
Tidak ada pembatasan kerja
21. PenggunaanART dilakukan sesegera
mungkin setelah terpaparcairan atau bahan
yang mengandung HIV dengan
mempertimbangkan risiko (drug toxicity) dan
manfaat pemakaianART tersebut.
PengobatanART dimulai tidak lebih dari 48-
72 jam setelah terpapar.
22. Waktu ini sesuai dengan percobaan pada
binatang (hasil proteksi terbaik) dan
diperkirakan HIV belum mencapai
kelenjarlimfoid untuk bereplikasi setelah
terjadinya viremia (HIV mencapai
kelenjarlimfoidmembutuhkan waktu
beberapa hari)
23. Keberhasilanprofilaksis (ART) menggunakan
zidovudin saja, dapat menurunkanpenularan sebesar
81% dan mendapat efektivitas maksimal
Beberapa hal di bawah ini dipakai sebagai panduan
penggunaan profilaksis pasca pajanan:
Jika ada infeksi, mulai terapi profilaksis pasca
paparansesegera mungkin
Reevaluasi terhadap yang terpapar (korban) paling lama 72
jam setelah terpapar, terutama informasi tentang paparan
yang terjadi dan bila mungkin tentang sumber paparan
Terapi profilaksis diberikan dalam waktu 4 minggu (jika
toleran)
Jika sumber penularan ternyata HIV negatif, maka terapi
profilaksis harus dihentikan
24. MacamART yang digunakan :Saat ini tidak
lagi dianjurkan penggunaanART tunggal,
minimal digunakan 2 ART dan dapat
digunakan 3 ART, bila diperimbangkan
keadaan penularanmeningkat (tinggi)
25.
26.
27. 2 ART yang dianjurkan :
Zidovudin(ZDV) + Lamifudin (3TC) : Duviral
Stavudin(d4T) + Lamifudin (3TC)
Stavudin(d4T + Didanosin (ddL)
3 ART : 2 ART diatas ditambah salah satu di
bawah ini :
Indinavir
Nelvinafir
Afvavirenz
Abacavir
28. Tes antibodi dilakukan pada minggu ke-6,
minggu ke-12 dan bulan ke-6, dapat
diperpanjang sampai bulan ke-12.
Selain antibodi pemeriksaan kesehatan juga
dilakukan terutama mendeteksi gejala klinis
sindrom akut retroviral (HIV) dan reaksi
intoleransi/efek samping obat apabila
diberikan profilaksis obat ART.
29. Pemeriksaan langsung terhadap virus
(antigen p24 atau HIV RNA) tidak dianjurkan
sebagai pemeriksaan rutin (follow-up
program).
PemantauantoksisitasART dapat dilakukan
dengan pemeriksaan anamnesis maupun fisik
dan laboratorium setelah 2 minggu
pemberianART.
30. Laboratoriumstandar adalah darahperifer (Hb,
leukosit, trombosit, hitung jenis, Ht, LED),
SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, dan guladarah
apabila memakai obat ART golongan Protease
Inhibitor (PI)
Beberapa keluhan efek samping obat
menyebabkan 50% petugas kesehatan yang
menerima terapi profilaksisberniat tidak
menajutkan terapi seperti mual, diare, sakit
kepala, malaise, tidak nafsu makan, dan pada
akhirnya sebanyak 33% tidak melanjutkan terapi
karena keluhan yang terjadi sangat berat.
31. Oleh sebab itu mengatasi efek samping
dengan obat simtomatik dan dukungan moril
untuk melanjutkan terapi profilaksis sangat
penting.
32. Pemakaian ART saat kehamilan harus dilakukan
penyesuaian, tidak diperbolehkan
menggunakan efaviren karena bersifat
teratogenik.
Hati-hati dalam menggunakan indinavir karena
dapat mengakibatkan hiperbilirubinemia pada
bayi baru lahir.
Asidosislaktat fatal pernah dilaporkan pada
penggunaan ddL + d4T pada wanita hamil.
Pertimbanganmanfaat dan risiko sebelum
menggunakan kombinasi ini.
33. Petugas kesehatan rawan terhadap
paparancairan tubuh dari pasiennya, yang
dapatmenularkan berbagai virus misalnya HIV,
HBV, dan HCV
Cairantubuh yang dapat menularkan HIV adalah
: darah, cairan tubuh yang mengandungdarah,
cairan otak, cairan pleura, cairan semen dan
vagina, cairansendi, cairan peritoneal,
cairanperikardial, cairan amnion, gigitan
penderita.
Cairanyang tidak potensial menularkan: tinja,
keringat, ingus, airmata, saliva, urin, sputum,
muntahan.
34. Dengan mengenal cara penularan virus
tersebut, petugas kesehatan dapat lebih
berhati-hati (universal precaution).
Terapi profilaksis pasca paparan sebagai
usaha mencegah terjadinya transmisi virus
(HIV), harus digunakan dengan tepat.
35. 2 ART yang dianjurkan :
Zidovudin(ZDV) + Lamifudin (3TC) : Duviral
Stavudin(d4T) + Lamifudin (3TC)
Stavudin(d4T + Didanosin (ddL)
3 ART : 2 ART diatas ditambah salah satu di
bawah ini :
Indinavir
Nelvinafir
Afvavirenz
Abacavir
36. Tes antibodi dilakukan pada minggu ke-6,
minggu ke-12 dan bulan ke-6, dapat
diperpanjang sampai bulan ke-12.
Pemantauantoksisitas ART dapat dilakukan
dengan pemeriksaan anamnesis maupun fisik
dan laboratorium setelah 2 minggu pemberian
ART.
Laboratoriumstandar adalah darahperifer (Hb,
leukosit, trombosit, hitung jenis, Ht, LED),
SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, dan guladarah
apabila memakai obat ART golongan Protease
Inhibitor (PI)
37. PemakaianART saat kehamilan harus
dilakukan penyesuaian, tidak diperbolehkan
menggunakan efaviren karena bersifat
teratogenik.
Hati-hati dalam menggunakan indinavir
karena dapat mengakibatkan
hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
Asidosislaktat fatal pernah dilaporkan pada
penggunaan ddL + d4T pada wanita hamil.
Pertimbanganmanfaat dan risiko sebelum
menggunakan kombinasi ini.
Editor's Notes
Seperti yang kita ketahui bahwa penderita HIV mengalami saat asimtomatis yang cukup lama (5-10 tahun) yang mempersulitidentifikasi dari penampilan fisik luar saja demikian pula dengan pasien AIDS yang telah mendapat ARV.
Hal lain pasien HIV + infeksioportunistik yang tidak berbeda klinis dengan infeksioportunistik itu sendiri.
oleh karena itu pencegahanpenularan melalui berbagai tindakan (Universal precaution) dan pengobatan pasca paparan tidak saja ditujukan pada virus HIV tapi juga virus lain.