SlideShare a Scribd company logo
1
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404
HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
Proposal Tugas Akhir
Di ajukan kepada Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara
Oleh:
LUCKMAN ALFANUDIN
NIM.1202020
JURUSAN TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA
POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
2015
2
A. Latar Belakang
Ikan tongkol merupakan komoditas penting dalam kehidupan
masyarakat di indonesia. Hampir semua rumah tangga mengkonsumsi ikan
setiap hari sebagai pelengkap dalam hidangan keluarga.
Produk ikan yang melimpah hingga harga jatuh dan sifat ikan yang
mudah busuk jika terkena udara dan panas , maka perlu penanganan yang
tepat untuk meminimalkan kerugian yang lebih banyak pada nelayan di
indoneia. Agar hasil penangkapan hasil laut oleh nelayan tahan lama perlu
pengawetan yaitu menggunakan sistem secondary refrigerassi.
Dalam dunia globalisasi sekarang sistem refrigerasi memberikan
pengaruh yang sangat besar pada peningkatan kualitas hidup manusia.
Ketergantungan manusia terhadap sistem refrigerasi terus meningkat dari
tahun ke tahun, dari skala kecil sampai skala besar berbagai untuk bahan
pangan yang di simpan dalam sistem refrigerasi.bahkan pada sarana
transportasi telah lama menggunakan sisitem refrigerasi untuk menjaga
kenyamanan thermal orang dan bahan pokok untuk di kirim ke luar,
sehingga tidak kita sadari sistem refrigerasi sangat penting bagi kehidupan
manusia bahkan menjadi kebutuhan primer pada era globalisasi sekarang
ini.
Semakin meningkatnya kebutuhan akan sitem refrigerasi, sehingga
menjadi faktor utama untuk mengembangkan teknologi sistem refrigerasi
yang memiliki efisiensi siklus yang tinggi tetapi sederhana dalam
instalasinya yaitu sistem refrigerasi yang memiliki efek pendinginan yang
baik tetapi tidak memerlukan daya yang besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penulisan laporan tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana menghitung beban pendinginan dengan menggunakan R
404.
3
2. Bagaiman menghitung beban pendinginan menggunakan R 404
Hidrocarbon
3. Berapa kapasitas maksimum produk yang bisa di kondisikan dengan
desain Secondary refrigerasi pada penelitian ini.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini akan di batasi oleh beberapa masalah yaitu
sabagai berikut:
1. Beban pendingin ini berupa hasil nelayan di laut.
2. Dalam tahap pengambilan data beban pendingin produk dengan
menggunakan Secondary refrigerasi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui pendinginan dengan menggunakan R 404 Dan R 404
Hidrocarbon Membandingkan hasil perhitungan beban pendingin dari
R 404 dan menggunakan R 404 Hidrocarbon
2. Menganalisis hasil perhitungan.
3. Menyimpulkan hasil penelitan.
E. Manfaat Perancangan
Manfaat perancangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengalaman dalam menganalisis sistem
pendinginan.
2. Bagi Politeknik Negeri Indramayu
Sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa tentang
perancangan sistem refrigerasi pada secondary refrigerasi, serta
kedepannya dapat di gunakan sebagai alat peraga (trainer unit) untuk
praktikum mahasiswa.
3. Bagi Nelayan di Indonesia
4
Menambah pengetahuan secara teknis tentang penyimpanan ikan
setelah di tangkap.
F. Landasan Teori
1. Pengertian refrigerasi
Secara umum, refrigerasi di definisikan sebagai proses pertukaran
kalor. Lebih spesifik lagi, refrigerasi didefinisikan sebagai cabang
ilmu pengetahuan yang mempelajari proses penurunan dan pengaturan
temperature ruang atau dibawah temperatur sekitarnya dan sampai
temperatur minus.
Agar mendapakan kondisi temperatur dibawah temperatur lingkungan,
perlu adanya perpindahan kalor dari ruangan bertemperatur rendah ke
ruangan bertemperatur tinggi. Maka temperatur rendah yang diperoleh
harus dijaga dengan cara menyerap kalor secara terus menerus.
Penyerapan kalor tersebut dilakukan dengan cara penguapan (proses
evaporasi), kalor yang diserap kemudian dilepas ke lingkungan dengan
cara pengembunan (proses kondensasi).
1.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap
Sistem kompresi uap merupakan dasar sistem refrigerasi yang
banyak di gunkan di dunia ini,dengan komponen utamanya yaitu
kompresor, kondensor, alat expansi (“Throttling Device”) dan
evaporator. Ke empat komponen tersebut saling terhubung dan
mebentuk siklus refrigerasi kompresi uap.
5
Gamabar 1. sistem refrigerasi kompresi uap
Jika dilihat dari diagram P - h, siklus refrigerasi kompresi uap dapat
digambarkan sebgai berikut.
Gambar 2. Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Pada Diagram P-h.
1. Perhitungan Beban Pendinginan pada Sistem Refrigerasi dengan
menggunakan R 22 dan R 407.
Dalam rancang bangun sistem refrigerasi perlu dilakukan
perhitungan beban pendinginan yang harus ditangani untuk
6
menetukan kapasitas peralatan yang dibutuhkan. Dalam sistem
refrigerasi beban pendinginan bisa dikelompokan ke dalam 4 jenis
sumber beban. Beban total diperoleh dengan menjumlahkan beban
yang ada dari ke empat jenis sumber beban tersebut.
Jenis sumber beban :
1. Beban kalor melalui dinding (wall gain load)
2. Beban pertukaran udara (air change load)
3. Beban produk (product load)
4. Beban lain-lain (miscellaneous load)
1.1 Beban Kalor Melalui Dinding
Beban kalor melalui dinding adalah banyaknya kalor yang masuk
ke ruangan refrigerasi, melalui dinding, karena adanya perbedaan
temperatur antara lingkungan dengan ruangan refrigerasi tersebut.
Kalor yang masuk melalui dinding dihitung dengan persamaan:
Qd = U . A. ΔT.............................................................. (2.10)
Dengan,
Qd = Laju aliran kalor (watt)
A = Luas permukaan dinding luar (m2)
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (W/m2.K)
ΔT = Perbedaan temperatur melalui dinding (K)
Beban kalor melalui dinding termasuk beban kalor melalui lantai dan
atap.
1.1.1 Penentuan Nilai Koefisien Perpindahan Kalor Mnyeluruh
Nilai koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) tergantung pada :
7
a. Ketebalan bahan dinding
b. Jenis bahan
c. Kondisi permukaan (kecepatan udara)
Dinding ruang refrigerasi biasanya terdiri dari beberapa lapisan
(salah satu lapisan adalah insulasi termal), seperti ilustrasi gambar di
bawah:
x1 x2 x3
f0 k1 k 2 k 3 fi
Gambar 1.3 Ilustrasi konstruksi dinding ruan refrigerasi
Besarnya harga U dapat dihitung dengan persamaan:
1
𝑈
=
1
𝑓𝑖
+
𝑥1
𝑘1
+
𝑥2
𝑘2
+
𝑥3
𝑘3
+............
𝑥 𝑛
𝑘 𝑛
+
1
𝑓𝑜
……………… (2.11)
dengan:
xn = tebal lapisan (m)
kn = konduktivitas bahan (W/m.K)
fo = koefisien konveksi permukaan luar (W/ m2K)
fi = koefisien konveksi permukaan dalam (W/ m2K)
Untuk bahan yang tidak homogen biasanya diketahui nilai
konduktansinya (C), sebagai pengganti konduktivitas (k).
Hubungan C dengan k :
C =
𝑘
𝑥
..........................................................................................(2.12)
8
Untuk mengganti x/k digunakan 1/C. Nilai k, f, dan C bisa didapatkan
di Tabel.
1.1.2 Perbedaan Temperatur
Perbedaan temperature adalah selisih antara temperatur rancangan
luar dengan temperatur rancangan dalam, atau :
∆T = 𝑇𝑅𝐿– 𝑇𝑅𝐷.....................................................................(2.13)
Dengan:
𝑇𝑅𝐿 = Temperatur rancangan luar (K)
𝑇𝑅𝐷 = Temperatur rancangan dalam (K)
Temperatur rancangan luar tergantung pada posisi dari ruang
refrigerasi, apakah berhubungan dengan ruangan lain atau dengan
udara luar.
1.1.3 Beban Pertukaran Udara
Udara yang masuk ke ruang refrigerasi bisa menjadi beban bagi
ruang tersebut. Udara masuk ke ruangan bisa sebagai ventilasi
(sengaja) atau karena buka tutup pintu dan kebocoran melalui celah-
celah.
Besarnya pertukaran udara (laju infiltrasi) yang disebabkan oleh
buka tutup pintu tergantung diantaranya pada :
a. ukuran pintu
b. frekuensi buka tutup
c. lamanya pintu dibiarkan terbuka
d. posisi pintu (berhubungan dengan udara luar atau dengan udara
ruangan)
e. kondisi aliran udara melewati pintu.
Dari pengalaman frekuensi dan lamanya waktu pembukaan
tergantung volume dalam ruangan dan jenis pemakaian. Sehingga
9
untuk memudahkan, berdasarkan pengalaman, besarnya pendekatan
laju infiltrasi telah dibuat tabelnya (Tabel 10-7, Dossat).
Besarnya beban pertukaran udara bisa dihitung dengan persamaan:
𝑄 𝑃𝑢 = I.ΔH.................................................................................(2.14)
dengan,
I = Laju infiltrasi (L/s)
∆H = perubahan entalpi (kJ/L)
Pada tabel tersebut yang dicantumkan adalah untuk jenis
pemakaian yang umum, untuk pemakaian yang berat nilainya harus
ditambah 50 % dari yang tercantum.
Perubahan enthalpi udara yang masuk ruangan pada temperatur luar
ruangan, RH luar ruangan, dan temperatu dalam ruangan. Untuk
menentukan perubahan enthalpi yang dialami udara yang masuk ke
ruang refrigerasi bisa digunakan tabel (Tabel 10-6, Dossat).
1.1.4 Beban Produk
Beban produk diantaranya adalah:
a. Beban penurunan temperatur produk
b. Beban laten (pembekuan atu kondensasi)
c. Beban respirasi (untuk buah-buahan dan sayuran)
d. Beban wadah.
1.1.4.1 Beban Penurunan Temperatur
Untuk menghitung besarnya beban kalor penurunan temperatur
digunakan persamaan:
𝑄 𝑝 =
𝑚 × 𝑐 𝑝 × ∆𝑇
𝑛 𝑥 3600
........................................................................(2.15)
10
dengan :
Qp = Beban kalor penurunan temperatur produk (kW)
m = Massa produk (kg)
Cp = Kalor spesifik dari produk (kJ/kg.K)
ΔT = Besarnya penurunan temperatur (K)
n = “chilling time”, waktu yang diperlukan untuk menurunkan
temperatur dari temperatur asal ke temperatur yang diinginkan (jam)
1.1.4.2 Beban Wadah
Wadah bila massanya cukup besar bisa menghasilkan beban bagi
ruangan. Beban wadah dihitung dengan persamaan:
𝑄 𝑤 =
𝑚 × 𝑐 𝑝 × ∆𝑇
𝑛 ×3600
……......................................................(2.16)
dengan :
QW = Beban dari wadah (kW)
m = Massa wadah produk (kg)
Cp = Kalor spesifik dari wadah (kJ/kg.K)
ΔT = Besarnya penurunan temperatur (K)
n = “Chilling time” (jam)
1.1.5 Beban Lain – lain
Yang termasuk ke dalam kelompok beban lain-lain adalah beban
dari peralatan dan lampu yang berada di dalam ruang refrigerasi.
1.1.5.1 Beban Lampu
Beban dari lampu penerangan dirata-ratakan untuk 24 jam, dihitung
menggunakan persamaan :
𝑄𝐿 =
𝑊 𝐿 × 𝑡𝑙
24
……………...........................................................(2.18)
dengan
11
QL = Beban kalor lampu
WL= Wattage lampu (W)
TL = Lamanya lampu menyala (jam).
1.1.6 Kapasitas Peralatan dan Penggunaan Faktor Keamanan
Untuk pemilihan peralatan, beban tersebut ditambah dengan faktor
keamanan 5% atau 10% tergantung dari ketelitian data yang
digunakan.
𝑄 𝐵= 𝑄 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 + 𝑄 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 + 𝑄 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 + 𝑄𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑖𝑛
𝑄 𝑇= 𝑄 𝐵+ Safety factor (10% dari 𝑄 𝐵)
Kapasitas peralatan yang dibutuhkan dihitung dengan persamaan :
Q = ………………………………………………..(2.19)
dengan :
Q = Kapasitas peralatan yang dibutuhkan (kW)
QB = Jumlah beban
QT = Jumlah beban ditambah faktor keamanan ( 5 % atau 10% dari
jumlah tersebut)
RT = Jam operasi peralatan (Running time)
12
METODELOGI
Gambar. Flow Chat tugas akhir.
Mulai
Studi lelatur
Perhitungan beban
Menganalisis
Hasil data
sesuai
Pengambilan data
Selesai
13
 Keterangan Flochart :
 Studi Literatur
Meliputi literature yang terkait dengan sistem refrigerasi dengan secondary
refrigerasi baik dari buku, internet, mauupun manual book dari
masing masing komponen dari sistem refrigerasi.
 Menghitung Beban Pendinginan
Dalam rancang bangun sistem refrigerasi perlu dilakukan perhitungan
beban pendinginan yang harus ditangani untuk menetukan kapasitas
peralatan yang dibutuhkan. Dalam sistem refrigerasi beban pendinginan
bisa dikelompokan ke dalam 4 jenis sumber beban. Beban total diperoleh
dengan menjumlahkan beban yang ada dari ke empat jenis sumber beban
tersebut.
 Pemilihan Komponen
Pada tahap ini penulian akan melakukan pembelian komponen-komponen
utama yang di butuhkan sepeti kompresor, kondensor, TXV, evaporator
serta kompoonen pendukung berupa aksesoris komponen pendukuung dan
komponen kelistrikan.
 Desain dan Perakitan Alat
Padda tahap ini penulisan akan mendesain dan merakit komponen-
komponen yang telah teredia.
 Pengujian Alat
Pada tahap ini punulisan akan menguji alat yang telah di rakit atau running
tes.
 Pengambilan Data
Pada tahap ini penulian akan mengambil data dari sistem refrigerasi
secondary refrigerasi dan sistem refrigerasi secara konvesional.
 Analisa dan Pengambilan data
Penulis akan menganalisa dari hasil pengambilan data dan
membandingkan efesiensinya antara sistem refrigerasi secondary
refrigerasi dan sistem refrigerasi konvesional.
 Selesai

More Related Content

Similar to PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI

Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikcecepisnandarsetiawan
 
refrigerationcoolingload (1).pdf
refrigerationcoolingload (1).pdfrefrigerationcoolingload (1).pdf
refrigerationcoolingload (1).pdf
HuseinLubis5
 
Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Reandy Risky
 
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Hendra Dinata
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor suryaHelmas Tanjung
 
Pemahaman tentang sistem refrigerasi
Pemahaman tentang sistem refrigerasiPemahaman tentang sistem refrigerasi
Pemahaman tentang sistem refrigerasifanoja
 
Presentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasiPresentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasi
Putri Sasmitoningrum
 
perancangan proses kimia
perancangan proses kimiaperancangan proses kimia
perancangan proses kimia
Ika Sylvie Sepdiani
 
Sistem tataudara
Sistem tataudaraSistem tataudara
Sistem tataudara
Septiadi Nugroho
 
Mahendra (mc n 407)
Mahendra (mc n 407)Mahendra (mc n 407)
Mahendra (mc n 407)
Mahend Slaya
 
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikpendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
azizah ramadhani
 
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnot
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnotTermodinamika (13) f pompa_panas_carnot
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnot
jayamartha
 
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
Repository Ipb
 
termo
termotermo
1. tm nurhadi1 ub 2010
1. tm nurhadi1 ub 20101. tm nurhadi1 ub 2010
1. tm nurhadi1 ub 2010
abuzakanurhadi
 
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Fauzan Syahri
 
32294 modul praktikum otk i cooling tower
32294 modul praktikum otk i   cooling tower32294 modul praktikum otk i   cooling tower
32294 modul praktikum otk i cooling tower
Angginadyaa
 

Similar to PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI (20)

Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
 
refrigerationcoolingload (1).pdf
refrigerationcoolingload (1).pdfrefrigerationcoolingload (1).pdf
refrigerationcoolingload (1).pdf
 
Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi
 
MAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin PendinginMAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin Pendingin
 
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor surya
 
condensor
condensorcondensor
condensor
 
Mesin 3 R
Mesin 3 RMesin 3 R
Mesin 3 R
 
Pemahaman tentang sistem refrigerasi
Pemahaman tentang sistem refrigerasiPemahaman tentang sistem refrigerasi
Pemahaman tentang sistem refrigerasi
 
Presentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasiPresentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasi
 
perancangan proses kimia
perancangan proses kimiaperancangan proses kimia
perancangan proses kimia
 
Sistem tataudara
Sistem tataudaraSistem tataudara
Sistem tataudara
 
Mahendra (mc n 407)
Mahendra (mc n 407)Mahendra (mc n 407)
Mahendra (mc n 407)
 
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenikpendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
pendinginan dengan-menggunakan-sistem-kriogenik
 
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnot
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnotTermodinamika (13) f pompa_panas_carnot
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnot
 
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
 
termo
termotermo
termo
 
1. tm nurhadi1 ub 2010
1. tm nurhadi1 ub 20101. tm nurhadi1 ub 2010
1. tm nurhadi1 ub 2010
 
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
 
32294 modul praktikum otk i cooling tower
32294 modul praktikum otk i   cooling tower32294 modul praktikum otk i   cooling tower
32294 modul praktikum otk i cooling tower
 

Recently uploaded

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 

Recently uploaded (11)

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 

PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI

  • 1. 1 PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI Proposal Tugas Akhir Di ajukan kepada Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara Oleh: LUCKMAN ALFANUDIN NIM.1202020 JURUSAN TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU 2015
  • 2. 2 A. Latar Belakang Ikan tongkol merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di indonesia. Hampir semua rumah tangga mengkonsumsi ikan setiap hari sebagai pelengkap dalam hidangan keluarga. Produk ikan yang melimpah hingga harga jatuh dan sifat ikan yang mudah busuk jika terkena udara dan panas , maka perlu penanganan yang tepat untuk meminimalkan kerugian yang lebih banyak pada nelayan di indoneia. Agar hasil penangkapan hasil laut oleh nelayan tahan lama perlu pengawetan yaitu menggunakan sistem secondary refrigerassi. Dalam dunia globalisasi sekarang sistem refrigerasi memberikan pengaruh yang sangat besar pada peningkatan kualitas hidup manusia. Ketergantungan manusia terhadap sistem refrigerasi terus meningkat dari tahun ke tahun, dari skala kecil sampai skala besar berbagai untuk bahan pangan yang di simpan dalam sistem refrigerasi.bahkan pada sarana transportasi telah lama menggunakan sisitem refrigerasi untuk menjaga kenyamanan thermal orang dan bahan pokok untuk di kirim ke luar, sehingga tidak kita sadari sistem refrigerasi sangat penting bagi kehidupan manusia bahkan menjadi kebutuhan primer pada era globalisasi sekarang ini. Semakin meningkatnya kebutuhan akan sitem refrigerasi, sehingga menjadi faktor utama untuk mengembangkan teknologi sistem refrigerasi yang memiliki efisiensi siklus yang tinggi tetapi sederhana dalam instalasinya yaitu sistem refrigerasi yang memiliki efek pendinginan yang baik tetapi tidak memerlukan daya yang besar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penulisan laporan tugas akhir ini adalah: 1. Bagaimana menghitung beban pendinginan dengan menggunakan R 404.
  • 3. 3 2. Bagaiman menghitung beban pendinginan menggunakan R 404 Hidrocarbon 3. Berapa kapasitas maksimum produk yang bisa di kondisikan dengan desain Secondary refrigerasi pada penelitian ini. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini akan di batasi oleh beberapa masalah yaitu sabagai berikut: 1. Beban pendingin ini berupa hasil nelayan di laut. 2. Dalam tahap pengambilan data beban pendingin produk dengan menggunakan Secondary refrigerasi. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui pendinginan dengan menggunakan R 404 Dan R 404 Hidrocarbon Membandingkan hasil perhitungan beban pendingin dari R 404 dan menggunakan R 404 Hidrocarbon 2. Menganalisis hasil perhitungan. 3. Menyimpulkan hasil penelitan. E. Manfaat Perancangan Manfaat perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengalaman dalam menganalisis sistem pendinginan. 2. Bagi Politeknik Negeri Indramayu Sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa tentang perancangan sistem refrigerasi pada secondary refrigerasi, serta kedepannya dapat di gunakan sebagai alat peraga (trainer unit) untuk praktikum mahasiswa. 3. Bagi Nelayan di Indonesia
  • 4. 4 Menambah pengetahuan secara teknis tentang penyimpanan ikan setelah di tangkap. F. Landasan Teori 1. Pengertian refrigerasi Secara umum, refrigerasi di definisikan sebagai proses pertukaran kalor. Lebih spesifik lagi, refrigerasi didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari proses penurunan dan pengaturan temperature ruang atau dibawah temperatur sekitarnya dan sampai temperatur minus. Agar mendapakan kondisi temperatur dibawah temperatur lingkungan, perlu adanya perpindahan kalor dari ruangan bertemperatur rendah ke ruangan bertemperatur tinggi. Maka temperatur rendah yang diperoleh harus dijaga dengan cara menyerap kalor secara terus menerus. Penyerapan kalor tersebut dilakukan dengan cara penguapan (proses evaporasi), kalor yang diserap kemudian dilepas ke lingkungan dengan cara pengembunan (proses kondensasi). 1.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Sistem kompresi uap merupakan dasar sistem refrigerasi yang banyak di gunkan di dunia ini,dengan komponen utamanya yaitu kompresor, kondensor, alat expansi (“Throttling Device”) dan evaporator. Ke empat komponen tersebut saling terhubung dan mebentuk siklus refrigerasi kompresi uap.
  • 5. 5 Gamabar 1. sistem refrigerasi kompresi uap Jika dilihat dari diagram P - h, siklus refrigerasi kompresi uap dapat digambarkan sebgai berikut. Gambar 2. Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Pada Diagram P-h. 1. Perhitungan Beban Pendinginan pada Sistem Refrigerasi dengan menggunakan R 22 dan R 407. Dalam rancang bangun sistem refrigerasi perlu dilakukan perhitungan beban pendinginan yang harus ditangani untuk
  • 6. 6 menetukan kapasitas peralatan yang dibutuhkan. Dalam sistem refrigerasi beban pendinginan bisa dikelompokan ke dalam 4 jenis sumber beban. Beban total diperoleh dengan menjumlahkan beban yang ada dari ke empat jenis sumber beban tersebut. Jenis sumber beban : 1. Beban kalor melalui dinding (wall gain load) 2. Beban pertukaran udara (air change load) 3. Beban produk (product load) 4. Beban lain-lain (miscellaneous load) 1.1 Beban Kalor Melalui Dinding Beban kalor melalui dinding adalah banyaknya kalor yang masuk ke ruangan refrigerasi, melalui dinding, karena adanya perbedaan temperatur antara lingkungan dengan ruangan refrigerasi tersebut. Kalor yang masuk melalui dinding dihitung dengan persamaan: Qd = U . A. ΔT.............................................................. (2.10) Dengan, Qd = Laju aliran kalor (watt) A = Luas permukaan dinding luar (m2) U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (W/m2.K) ΔT = Perbedaan temperatur melalui dinding (K) Beban kalor melalui dinding termasuk beban kalor melalui lantai dan atap. 1.1.1 Penentuan Nilai Koefisien Perpindahan Kalor Mnyeluruh Nilai koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) tergantung pada :
  • 7. 7 a. Ketebalan bahan dinding b. Jenis bahan c. Kondisi permukaan (kecepatan udara) Dinding ruang refrigerasi biasanya terdiri dari beberapa lapisan (salah satu lapisan adalah insulasi termal), seperti ilustrasi gambar di bawah: x1 x2 x3 f0 k1 k 2 k 3 fi Gambar 1.3 Ilustrasi konstruksi dinding ruan refrigerasi Besarnya harga U dapat dihitung dengan persamaan: 1 𝑈 = 1 𝑓𝑖 + 𝑥1 𝑘1 + 𝑥2 𝑘2 + 𝑥3 𝑘3 +............ 𝑥 𝑛 𝑘 𝑛 + 1 𝑓𝑜 ……………… (2.11) dengan: xn = tebal lapisan (m) kn = konduktivitas bahan (W/m.K) fo = koefisien konveksi permukaan luar (W/ m2K) fi = koefisien konveksi permukaan dalam (W/ m2K) Untuk bahan yang tidak homogen biasanya diketahui nilai konduktansinya (C), sebagai pengganti konduktivitas (k). Hubungan C dengan k : C = 𝑘 𝑥 ..........................................................................................(2.12)
  • 8. 8 Untuk mengganti x/k digunakan 1/C. Nilai k, f, dan C bisa didapatkan di Tabel. 1.1.2 Perbedaan Temperatur Perbedaan temperature adalah selisih antara temperatur rancangan luar dengan temperatur rancangan dalam, atau : ∆T = 𝑇𝑅𝐿– 𝑇𝑅𝐷.....................................................................(2.13) Dengan: 𝑇𝑅𝐿 = Temperatur rancangan luar (K) 𝑇𝑅𝐷 = Temperatur rancangan dalam (K) Temperatur rancangan luar tergantung pada posisi dari ruang refrigerasi, apakah berhubungan dengan ruangan lain atau dengan udara luar. 1.1.3 Beban Pertukaran Udara Udara yang masuk ke ruang refrigerasi bisa menjadi beban bagi ruang tersebut. Udara masuk ke ruangan bisa sebagai ventilasi (sengaja) atau karena buka tutup pintu dan kebocoran melalui celah- celah. Besarnya pertukaran udara (laju infiltrasi) yang disebabkan oleh buka tutup pintu tergantung diantaranya pada : a. ukuran pintu b. frekuensi buka tutup c. lamanya pintu dibiarkan terbuka d. posisi pintu (berhubungan dengan udara luar atau dengan udara ruangan) e. kondisi aliran udara melewati pintu. Dari pengalaman frekuensi dan lamanya waktu pembukaan tergantung volume dalam ruangan dan jenis pemakaian. Sehingga
  • 9. 9 untuk memudahkan, berdasarkan pengalaman, besarnya pendekatan laju infiltrasi telah dibuat tabelnya (Tabel 10-7, Dossat). Besarnya beban pertukaran udara bisa dihitung dengan persamaan: 𝑄 𝑃𝑢 = I.ΔH.................................................................................(2.14) dengan, I = Laju infiltrasi (L/s) ∆H = perubahan entalpi (kJ/L) Pada tabel tersebut yang dicantumkan adalah untuk jenis pemakaian yang umum, untuk pemakaian yang berat nilainya harus ditambah 50 % dari yang tercantum. Perubahan enthalpi udara yang masuk ruangan pada temperatur luar ruangan, RH luar ruangan, dan temperatu dalam ruangan. Untuk menentukan perubahan enthalpi yang dialami udara yang masuk ke ruang refrigerasi bisa digunakan tabel (Tabel 10-6, Dossat). 1.1.4 Beban Produk Beban produk diantaranya adalah: a. Beban penurunan temperatur produk b. Beban laten (pembekuan atu kondensasi) c. Beban respirasi (untuk buah-buahan dan sayuran) d. Beban wadah. 1.1.4.1 Beban Penurunan Temperatur Untuk menghitung besarnya beban kalor penurunan temperatur digunakan persamaan: 𝑄 𝑝 = 𝑚 × 𝑐 𝑝 × ∆𝑇 𝑛 𝑥 3600 ........................................................................(2.15)
  • 10. 10 dengan : Qp = Beban kalor penurunan temperatur produk (kW) m = Massa produk (kg) Cp = Kalor spesifik dari produk (kJ/kg.K) ΔT = Besarnya penurunan temperatur (K) n = “chilling time”, waktu yang diperlukan untuk menurunkan temperatur dari temperatur asal ke temperatur yang diinginkan (jam) 1.1.4.2 Beban Wadah Wadah bila massanya cukup besar bisa menghasilkan beban bagi ruangan. Beban wadah dihitung dengan persamaan: 𝑄 𝑤 = 𝑚 × 𝑐 𝑝 × ∆𝑇 𝑛 ×3600 ……......................................................(2.16) dengan : QW = Beban dari wadah (kW) m = Massa wadah produk (kg) Cp = Kalor spesifik dari wadah (kJ/kg.K) ΔT = Besarnya penurunan temperatur (K) n = “Chilling time” (jam) 1.1.5 Beban Lain – lain Yang termasuk ke dalam kelompok beban lain-lain adalah beban dari peralatan dan lampu yang berada di dalam ruang refrigerasi. 1.1.5.1 Beban Lampu Beban dari lampu penerangan dirata-ratakan untuk 24 jam, dihitung menggunakan persamaan : 𝑄𝐿 = 𝑊 𝐿 × 𝑡𝑙 24 ……………...........................................................(2.18) dengan
  • 11. 11 QL = Beban kalor lampu WL= Wattage lampu (W) TL = Lamanya lampu menyala (jam). 1.1.6 Kapasitas Peralatan dan Penggunaan Faktor Keamanan Untuk pemilihan peralatan, beban tersebut ditambah dengan faktor keamanan 5% atau 10% tergantung dari ketelitian data yang digunakan. 𝑄 𝐵= 𝑄 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 + 𝑄 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 + 𝑄 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 + 𝑄𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑄 𝑇= 𝑄 𝐵+ Safety factor (10% dari 𝑄 𝐵) Kapasitas peralatan yang dibutuhkan dihitung dengan persamaan : Q = ………………………………………………..(2.19) dengan : Q = Kapasitas peralatan yang dibutuhkan (kW) QB = Jumlah beban QT = Jumlah beban ditambah faktor keamanan ( 5 % atau 10% dari jumlah tersebut) RT = Jam operasi peralatan (Running time)
  • 12. 12 METODELOGI Gambar. Flow Chat tugas akhir. Mulai Studi lelatur Perhitungan beban Menganalisis Hasil data sesuai Pengambilan data Selesai
  • 13. 13  Keterangan Flochart :  Studi Literatur Meliputi literature yang terkait dengan sistem refrigerasi dengan secondary refrigerasi baik dari buku, internet, mauupun manual book dari masing masing komponen dari sistem refrigerasi.  Menghitung Beban Pendinginan Dalam rancang bangun sistem refrigerasi perlu dilakukan perhitungan beban pendinginan yang harus ditangani untuk menetukan kapasitas peralatan yang dibutuhkan. Dalam sistem refrigerasi beban pendinginan bisa dikelompokan ke dalam 4 jenis sumber beban. Beban total diperoleh dengan menjumlahkan beban yang ada dari ke empat jenis sumber beban tersebut.  Pemilihan Komponen Pada tahap ini penulian akan melakukan pembelian komponen-komponen utama yang di butuhkan sepeti kompresor, kondensor, TXV, evaporator serta kompoonen pendukung berupa aksesoris komponen pendukuung dan komponen kelistrikan.  Desain dan Perakitan Alat Padda tahap ini penulisan akan mendesain dan merakit komponen- komponen yang telah teredia.  Pengujian Alat Pada tahap ini punulisan akan menguji alat yang telah di rakit atau running tes.  Pengambilan Data Pada tahap ini penulian akan mengambil data dari sistem refrigerasi secondary refrigerasi dan sistem refrigerasi secara konvesional.  Analisa dan Pengambilan data Penulis akan menganalisa dari hasil pengambilan data dan membandingkan efesiensinya antara sistem refrigerasi secondary refrigerasi dan sistem refrigerasi konvesional.  Selesai